Professional Documents
Culture Documents
A. PENGERTIAN
Cedera kepala adalah suatu cedera yang menimbulkan kerusakan atau
perlukaan pada kulit kepala, tulang tengkorak, dan jaringan otak yang disertai
atau tanpa disertai perdarahan. (Lukman, Joan, 1993)
Cedera kepala dapat dibagi menurut berat ringannya:
1. Cedera kepala ringan
Jika (SKG) Skala Koma Glasgow antara 13-15, dapat terjadi kehilangan
kesadaran kurang dari 30 menit, tidak ada penyerta seperti fraktur
tengkorak, kontusio atau hematom, dan tidak terjadi gangguan
Neurologis.
2. Cedera kepala sedang
Jika SKG antara 9-12, hilang kesadaran antara 30 menit sampai 24 jam,
dapat mengalami fraktur tengkorak, disorientasi ringan (bingung).
3. Cedera kepala berat
Jika SKG antara 3-8, hilang kesadaran lebih 24 jam, meliputi kontusio
serebal, laserasi, hematoma dan edema serebal.
B. PENYEBAB
Hal-hal yang dapat menyebabkan cedera kepala adalah:
1. Terjatuh dari ketinggian, benturan dan pukulan
2. Kecelakaan kerja di lingkungan industri
3. Kecelakaan lalu lintas
4. Kecelakaan saat olah raga seperti sepak bola, menyelam, tinju, dll
5. Trauma kelahiran
C. PATOFISIOLOGI
Cedera kepala diakibatkan karena adanya benturan kuat yang
mengakibatkan struktur intrakranial (otak, darah, cairan cerebrospinal) menjadi
rusak, sehingga sukar diabsorbsi oleh musculoligamentum (yang menjada
kepala). Tulang tengkorak yang elastis pada anak-anak mengabsorbsi energi
126
E. PENGKAJIAN
Data Subyektif Data Obyektif Test Diagnostik
1. Perubahan 1. Postur 1. RoTengkorak (Skedel)
1) Rigiditas dekortikasi Untuk mengetahui
tingkat
2) Kekakuan seluruh tubuh
perubahan struktur
kesadaran 3) Gerakan sensoris/motorik
2. Sakit kepala tengkorak
ekstremitas: unilateral,
3. Pusing, vertigo 2. CT Scan kepala
bilateral Untuk mengetahui
4) Kelemahan, paresis,
perubahan struktur
paralisis, gangguan
tengkorak
rangsangan respons. 3. Angiography Serebral
2. Perubahan mental Untuk mengetahui
1) Peka rangsang
hematoma cerebal
2) Gelisah
4. EEG
3) Kacau mental
Untuk mengatahui
4) Delirium
5) Stupor pergeseran susunan
6) Koma
garis tengah tengkorak
3. Respon pupil
5. Laboratorium
1) Ukuran, kesamaan, dan
Pemeriksaan darah, Hb
repons terhadap cahaya
dan lekosit
2) Reflek kornea
4. Integritas batang otak
1) Gerakan bola mata, reflek
menelan
1. Keefektifan jalan nafas
2. Pupil tidak sama dan
gerakan mata yang
tidak terkoordinasi
128
3. Edema periokular
ekimosis
4. Aktifitas kejang
5. Hematemesis
6. Muntah yang
menyembur
7. Laserasi dan aberasi di
sekitar kepala dan
wajah
8. Drainase dari telinga
dan hidung
9. Peningkatan suhu
tubuh
10. Peningkatan atau
penurunan tekanan
darah
11. Peningkatan kelemahan
12. Paresis atau paralisis
13. Asimetri faisal
14. Afasia
15. Kekakuan nukhal (kaku
kuduk)
16. Dehidrasi
17. Poliuria
18. Memar diatas arteri
karotis
F. PENATALAKSANAAN MEDIK
a. Konservatif
1. Istirahat berbaring di tempat tidur
2. Analgetik untuk mengurangi rasa sakit
3. Pemberian obat penenang
4. Pemberian obat golongan osmotik diuretik (seperti Manitol) untuk
mengatasi edema serebral
5. Setelah keluhan-keluhan hilang, maka mobilisasi dapat dilakukan secara
bertahap, dimulai dengan duduk di tempat tidur, berdiri lalu jalan.
b. Operatif
Operasi hanya dapat dilakukan pada kasus tertentu seperti pada perdarahan
epidural dan perdarahan subdural dengan maksud menghentikan
129
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa
Hasil yang diharapkan Rencana tindakan
. Keperawatan
1. Perubahan perfusi 1. Tidak menjadi 1. Periksa respon membuka
jaringan serebal perubahan perfusi mata, respon verbal, dan
berhubungan dengan jaringan serebal kemampuan mengikuti
2. Tanda-tanda vital
adanya edema, perintah-perintah
seperti tekanan darah
hematom, dan sederhana
dalam batas normal 2. Monitor tanda-tanda vital
perdarahan.
seperti tekanan darah,
pernafasan, nadi
3. Evaluasi ukuran pupil,
130
H. IMPLIKASI KEPERAWATAN
a. Pemeriksaan Diagnostik
No Pemeriksaan
Diagnosa keperawatan Implikasi keperawatan
. diagnostik
1. Foto Tengkorak 1. Resiko tinggi cedera 1. Jelaskan tujuan dan
(Skedel) berhubungan dengan prosedur foto kepala
2. Jelaskan kepada klien
perubahan struktur
bahwa pemeriksaan sinar
dan jaringan
X memerlukan waktu 10-
15 menit
3. Jelaskan pada klien
bahwa mungkin dilakukan
beberapa kali sinar X
dengan posisi kepala yang
berbeda. Klien dianjurkan
menunggu di runag
tunggu sekitar 10-15 menit
setelah dilakukan
pemeriksaan sinar X untuk
memastikan sinar X dapat
dibaca.
2. CT Scan Kepala 1. Kurang pengetahuan 1. Jelaskan kepada klien
berhubungan dengan bahwa tidak akan terjadi
prosedur CT shock listrik dari mesin
2. Resiko tinggi cedera
EEG
133
b. Pemeriksaan Laboratorium
No Pemeriksaan Diagnosa
Implikasi Keperawatan
. Laboratorium Keperawatan
1. Lekosit 1. Resiko tinggi infeksi 1. Observasi tanda vital dan
sehubungan dengan tanda, serta gejala dari
proses penyakt peradangan dan infeksi
2. Informasikan kepada
infeksi
2. Resiko tinggi cedera dokter tentang perubahan
sehubungan dengan kondisi klien seperti
infeksi akut dan demam, peningkatan
nekrosis jaringan denyut nadi dan
lekositosis
2. Hemoglobin 1. Gangguan integritas 1. Observasi tanda-tanda
jaringan sehubungan dan gejala anemia
2. Observasi tanda dan
dengan hemoglobin
gejala dehidrasi
yang rendah dan
3. Berikan makanan yang
nutrisi tidak adekuat
adekuat
134
c. Obat-obatan
1. Anti Infeksi
Pemakaian umum
Untuk pengobatan dan pencegahan berbagai infeksi oleh bakteri
Cara kerja
Anti infeksi membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang tentang (bakteriostatik). Tidak menghambat aktifitas
virus/jamur.
Kontra indikasi
Individu yang telah diketahui sangat sensitif terhadap antibiotik
Perhatian
Perlu dilakukan modifikasi dosis untuk klien yang menderita
insufisiensi ginjal dan hepar. Penggunaan anti infeksi spektrum luas
dalam waktu lama dapat menyebabkan jamur menjadi ganas dan
resisten.
Implikasi keperawatan
Pengkajian
1. Kaji jenis, lokasi dan intensitas nyeri sebelum pemberian
obat
2. Kaji tensi, nadi, pernafasan sebelum dan selama
pemberian
3. Penggunaan yang lama dapat menyebabkan ketagihan.
Penggunaan dosis tinggi sering diperlukan untuk
membebaskan nyeri pada terapi lama
4. Kaji fungsi defekasi secara teratur
5. Tingkatkan pemasukan cairan, pemakaian laksansia
untuk mengurangi efek konstipasi
6. Pantau pemasukan dan pengeluaran cairan, kaji retensi
urine yang dapat terjadi
135
I. PENYULUHAN
Klien dan keluarga dapat menjelaskan dan mendemostrasikan:
- Kondisi dan perawatan klien
- Diet
- Obat-obatan dan terapi
- Aktivitas dan perawatan diri
1. Kondisi dan Perawatan
Selama dalam perawatan, klein dianjurkan untuk istirahat baring di tempat
tidur sampai semua keluhan hilang. Jika ada perdarahan di kepala mungkin
diperlukan operasi.
2. Diet
Untuk penyembuhan luka akibat cedera kepala, perlu pemberian makanan
yang adekuat atau bergizi.
3. Obat-obatan dan Terapi
Menjelaskan tentang obat yang diberikan, jam, cara pemberian, kegunaan
dan efek samping yang akan timbul. Pemberian obat analgetik diberikan
untuk mengurangi sakit.
4. Aktivitas/Perawatan diri
Mobilisasi dan aktivitas klien dilakukan secara bertahap, dimulai dengan
duduk ditempat tidur dan dilanjutkan dengan berdiri lalu berjalan jika tidak
ada keluhan. Di rumah tidak beraktifitas terlalu berat dan harus banyak
istirahat. Kontrol kembali 1 minggu setelah pulang dari RS.
Jika anak jangan sampai terkena benturan dan pukulan keras serta terjatuh
dari ketinggian. Menjelaskan kepada keluarga dan klien kemungkinan
adanya pusing, sakit kepala dan kehilangan memori, mungkin masih terjadi
selama 3-4 minggu setelah pulang dari RS.