Professional Documents
Culture Documents
NIM :1261050293
ACNE VULGARIS
DEFINISI
Acne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun (inflamatif kronik) folikel
pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri.
PATOGENESIS
Pathogenesis acne meliputi 4 faktor :
1. hiperproliferasi epidermis folikular sehingga terjadi sumbatan folikel
2. produksi sebum berlebihan
3. inflamasi
4. aktivitas propionibacterium acnes (P. acnes)
Acne mulai terjadi saat adrenarke (saat kelenjar adrenal aktif menghasilkan
dehiroepiandrosteron sulfat, precursor testosterone). Penderita acne memiliki kadar
androgen serum dan kadar sebum lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal,
meskipun kadar androgen serum penderita acne masih dalam batas normal. Androgen
akan meningkatkan ukuran kelenjar sebasea dan merangsang produksi sebum, selain
itu juga merangsang proliferasi keratinosit pada duktus seboglandularis dan
akroinfundibulum.
Hiperproliferasi epidermis folikular juga diduga akibat penurunan asam
linoleat kulit dan peningkatan aktivitas interleukin 1 alfa. Epitel folikel rambut bagian
atas, yaitu infundibulum, menjadi hiperkeratotik dan kohesi keratinosit bertambah,
sehingga terjadi sumbatan pada muara folikel rambut.
Selanjutnya di dalam folikel rambut tersebut terjadi akumulasi sebum,
keratin, dan bakteri, dan menyebabkan dilatasi folikel rambut bagian atas, membentuk
mikrokomedo. Mikrokomedo yang berisi keratin, sebum, dan bakteri, akan membesar
dan ruptur. Selanjutnya, isi mikrokomedo yang keluar akan menimbulkan respons
inflamasi. Akan tetapi, terdapat bukti bahwa inflamasi dermis telah terjadi
mendahului pembentukan komedo.
Faktor keempat terjadinya acne adalah P. acnes, bakteri positif gram dan
anaerob yang merupakan flora normal kelenjar pilosebasea. Remaja dengan acne
memiliki konsentrasi P. acnes lebih tinggi dibandingkan remaja tanpa dibandingkan
remaja tanpa acne, tetapi tidak terdapat korelasi antara jumlah P. acnes dengan berat
acne.
Peranan P. acnes pada patogenesis acne adalah memecah trigliserida, salah
satu komponen sebum, menjadi asam lemak bebas sehingga terjadi kolonisasi P.
acnes yang memicu infamasi. Selain itu, antibodi terhadap antigen dinding sel P.
acnes meningkatkan respons infamasi melalui aktivasi komplemen.
Enzim 5-alfa reduktase, enzim yang mengubah testosteron menjadi
dihidrotestosteron (DHT), memiliki aktivitas tinggi pada kulit yang mudah
berjerawat, misalnya pada wajah, dada, dan punggung. Pada hiperandrogenisme,
selain jerawat, sering disertai oleh seborea, alopesia, hirsutisme, gangguan haid dan
disfungsi ovulasi dengan infertilitas dan sindrom metabolik, gangguan psikologis, dan
virilisasi.
Meskipun demikian, sebagian besar acne pada perempuan dewasa tidak
berkaitan dengan gangguan endokrin. Penyebab utama acne pada kelompok ini adalah
perubahan respons reseptor androgen kulit terhadap perubahan hormon fisiologis
siklus haid. Sebagian besar perempuan mengalami peningkatan jumlah acne pada
masa premenstrual atau sebelum haid.
KLASIFIKASI
(bag. Ilmu kulit dan kelamin FKUI)
1. Ringan, bila :
a. Beberapa lesi tidak beradang pada 1 predileksi
b. Sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi
c. Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi
2. Sedang, bila :
a. Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi
b. Beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi
c. Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi
d. Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi
3. Berat, bila :
a. Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi
b. Banyak lebih beradang pada 1 atau lebih predileksi
Catatan :
Sedikit <5, beberapa 5-10, banyak >10 lesi
Tak beradang : komedo putih, komedo hitam, papul
Beradang : pustul, nodus, kista
(Kalbemed)
TERAPI SESUAI GRADE
Prinsip memperbaiki keratinisasi folikel, menurunkan aktivitas kelenjar sebasea,
menurunkan populasi bakteri P. acnes, dan menekan inflamasi