Professional Documents
Culture Documents
550 2207 1 PB
550 2207 1 PB
550 2207 1 PB
6 (2014)
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the impact on the promotion strategy which consists of advertising,
personal selling, and public relations, to the decisions of foreign tourists in visiting the House of Sampoerna. The
population is 100 foreign tourists who visit the House of Sampoerna Museum Surabaya. Meanwhile, the
analysis technique uses multiple linear regressions. The test result shows simultaneously the advertising, public
relations and personal selling have significant impact on the decision to visit the House of Sampoerna Museum
Surabaya. This condition supported by the acquisition of multiple regression coefficients obtained is 60.3%
which shows the close relationship between the independent variables to the decision to visit the House of
Sampoerna Museum Surabaya. The result of partial test on the concrete level is 5% shows that the variable as
the research model partially has significant impact on the decision to visit the House of Sampoerna Museum
Surabaya. Advertising variable has dominant impact on the decision to visit the House of Sampoerna Museum
Surabaya.
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini mengetahui pengaruh strategi promosi yang terdiri dari advertising,
personal selling, dan public relation, terhadap keputusan wisatawan mancanegara berkunjung ke House
of Sampoerna. Populasi penelitian ini adalah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Museum
House of Sampoerna Surabaya yang berjumlah 100 orang. Sedangkan teknik analisis yang digunakan
adalah dengan menggunakan regresi linier berganda.Hasil pengujian menunjukkan pengaruh
advertising, public relation dan personal selling secara bersama-sama terhadap keputusan berkunjung ke
Museum House of Sampoerna Surabaya adalah signifikan. Kondisi ini juga didukung dengan
perolehan koefisien regresi berganda yang dihasilkan sebesar 60,3 % yang menunjukkan hubungan
antara variabel bebas tersebut terhadap keputusan berkunjung ke Museum House of Sampoerna
Surabaya memiliki hubungan yang erat.Hasil pengujian secara parsial pada tingkat nyata 5%
menunjukkan bahwa variabel yang digunakan dalam model penelitian tersebut masing-masing
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan berkunjung ke Museum House of Sampoerna
Surabaya. Variabel advertising merupakan variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap
keputusan berkunjung ke Museum House of Sampoerna Surabaya.
PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan suatu kebutuhan yang tidak akan mungkin ditolak oleh manusia
pada umumnya. Pariwisata melibatkan banyak aspek dalam pelaksanaannya seperti
ekonomi, kebudayaan, sosial, keagamaan, dan masih banyak aspek lainnya. Dan salah satu
aspek yang paling berpengaruh dalam pembangunan nasional khususnya di sektor
pariwisata adalah aspek ekonomi.
Selain itu, kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata
di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di
antaranya tidak dihuni serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni
Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di
dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan
berbagai taman nasional di Sumatera merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)
Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya yang
mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa
daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan tersebut. Candi Prambanan dan Borobudur,
Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali merupakan contoh tujuan wisata budaya di
Indonesia.
Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO yang
masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Sementara itu, empat wakil lain juga ditetapkan
UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia yaitu wayang,
keris, batik dan angklung. Maka dari itu, pariwisata adalah salah satu pendapatan yang
dapat diandalkan pemerintah dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi migas serta
minyak kelapa sawit.
Pariwisata berperan sebagai sumber perolehan devisa dan juga memberikan banyak
bantuan atau sumbangan terhadap bidang-bidang lainnya dalam pembangunan nasional di
Indonesia. Yang mana diantaranya adalah meningkatkan pendapatan banyak pihak seperti
pemerintahan dan masyarakat yang ada, mendorong pelestarian lingkungan hidup dan
menjaga kebudayaan bangsa, menciptakan dan menambah lapangan pekerjaan bagi banyak
orang dan lain sebagainya.
Berdasarkan data tahun 2012, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke
Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya,
dan menyumbangkan devisa bagi Negara sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat.
Mengingat begitu pentingnya peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi dunia
sehingga pariwisata sering dijuluki sebagai passport to development, maka tidak berlebihan
bila hampir semua negara saat ini saling berkompetisi menjual keindahan alamnya,
keunikan budayanya, dan keramah-tamahan penduduknya keberbagai negara yang menjadi
pasar potensialnya.
Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi kawasan tujuan wisata dunia,
karena mempunyai tiga unsur pokok yang membedakan Indonesia bila dibandingkan
dengan negara-negara ASEAN lainnya. Ketiga unsur tersebut adalah masyarakat (people).
Masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahannya dan bisa bersahabat dengan bangsa
manapun. Potensi kedua adalah alam (nature heritage). Indonesia mempunyai alam yang
indah, yang tidak dipunyai negara-negara lain, misalnya pegunungan yang ada di setiap
pulau, pantai yang indah, goa, serta hamparan sawah yang luas. Potensi yang ketiga adalah
budaya (cultural haritage). Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan budaya
yang beragam. Setiap suku, kota, dan pulau mempunyai ciri khas, baik dari segi logat, baju,
bangunan rumah, musik, maupun upacara-upacara adat. Semuanya menjadi ciri khas
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kaya budaya. Hal itu merupakan daya tarik
wisatawan untuk mengunjungi Indonesia karena rasa keingintahuannya. Ketiga unsur
tersebut yang akan mendukung pesatnya kemajuan kepariwisataan Indonesia di masa yang
akan datang.
Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabayasebetulnya memiliki potensi sebagai
salah satu tempat tujuan wisata. Akan tetapi kondisi saat ini menunjukkan bahwa Surabaya
masih kurang maksimal dalam mengembangkan sektor pariwisatanya. Hal ini dapat dilihat
dari komentar beberapa orang Surabaya di dalam media massa yang menilai negatif untuk
beberapa obyek wisata Surabaya. Bisa juga dilihat dari transportasi, makanan, dan
sebagainya.
Dengan adanya museum House of Sampoerna, beberapa tempat wisata di Surabaya yang
sebenarnya telah banyak dikenal seperti, Kya-Kya, Jembatan Merah, Museum Tugu
Pahlawan dan sebagainya dapat diperkenalkan kepada wisatawan nusantara dan
mancanegara melalui program City Tour Heritage. Walaupun ada jadwal atraksi kebudayaan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)
dihasilkan pada saat ada permintaan akan jasa tersebut dan permintaan ini tidak dapat
ditunda.
Industri Pariwisata
Dalam dunia pariwisata produk yang dihasilkan adalah layanan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan-perusahaan jasa, dimana jasa tersebut sangat diperlukan oleh wisatawan
selama dalam perjalanannya. Menurut Yoeti dan Oka (2007:56) Industri pariwisata ialah
semua jasa-jasa (services) yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan
tempat kediamannya, sampai ia kembali ke rumah dimana ia tinggal. Jasa-jasa yang
dibutuhkan wisatawan tersebut tidak hanya dihasilkan oleh satu perusahaan saja, tetapi oleh
banyak dan macam-macam perusahaan. Menurut Marpaung dan Bahar (2008:89) yang
termasuk dalam industri pariwisata adalah industri yang terkait dengan penyelenggaraan
kegiatan wisata untuk melayani wisatawan sejak keberangkatan dari tempat asal hingga tiba
di tempat tujuan, seperti: biro perjalanan wisata, transportasi, hotel, toko cinderamata dan
lain-lain. Industri pariwisata bukanlah suatu industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan
industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan/organisasi yang menghasilkan jasa atau
produk yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang
dihasilkan, tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi tempat kedudukan, letak
geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode atau cara pemasarannya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa industri pariwisata bersifat sangat kompleks. Wahab
(2007:91) menyatakan bahwa kegiatan pariwisata akan mensitimulus kegiatan ekonomi lain
seperti industri penginapan (hotel, motel, home stay dan sarana akomodasi lainnya), industri
katering (restoran, kedai kopi dan lain-lain), usaha perjalanan (agen perjalanan, tour operator
dan sejenisnya), industri transportasi (maskapai penerbangan, angkutan laut, darat,
penyewaan mobil dan lain-lain), pramuwisata, cinderamata, kerajinan tangan dan sektor
hiburan. Melihat kepada batasan-batasan maka produk industri pariwisata adalah semua
bentuk pelayanan yang diminati wisatawan, semenjak ia meninggalkan tempat dimana ia
berdiam, selama berada di daerah tujuan wisata yang dikunjungi, sampai ia kembali pulang
ketempat asalnya semula.
Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya memiliki peranan penting dalam
pariwisata RI, khususnya menyambut Visit Indonesia. Upaya promosi di dalam dan luar
negeri maupun perhelatan even dan atraksi pariwisata secara regular mulai gencar
diadakan, terutama sejak terbentuknya Surabaya Tourism Promotion Board (STPB) akhir 2005.
Namun, beberapa obyek wisata masih tampak kotor, tidak terawat dan melakukan promosi
asal-asalan. Memang setiap akhir pekan ataupun liburan, tempat-tempat wisata
seperti Kenjeran, Kebun Binatang Surabaya, THR ataupun Monkasel dipenuhi banyak
pengunjung. Namun kebanyakan dari mereka adalah wisatawan domestik (wisdom). Jarang
dijumpai wisatawan mancanegara (wisman) ada di tempat-tempat tersebut. Warga Surabaya
sendiri jarang menjumpai wisatawan asing berjalan-jalan di jalan protokol di kota Surabaya,
seperti halnya yang terjadi di Bali atau Yogya.
Sejauh ini, di Surabaya sudah ada banyak pengusaha yang bergerak di sektor
pariwisata. Namun kebanyakan bergerak di bidang biro perjalanan wisata (BPW), travel
agent, hotel dan restauran. Eksistensi mereka hanya berfokus untuk melayani keperluan
wisatawan yang datang, wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, dan tidak
menciptakan atraksi baru. Dampaknya, keberadaan wisatawan di Surabaya hanya dinikmati
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)
oleh sekelompok golongan tertentu. Masyarakat Surabaya secara umum tidak bisa
merasakan dampak ekonomi secara langsung.
Penyebabnya antara lain, pertama, kurangnya variasi produk. Dengan kondisi potensi
wisata alam dan budaya yang selama ini dimiliki Surabaya, tidak banyak pelaku pariwisata
yang mampu membuat paket-paket tour yang menjual aset wisata Kota Surabaya. Paket city
tour yang seringkali dijual oleh BPW hanyalah mengunjungi tempat-tempat wisata di
Surabaya tanpa memberi makna lebih di balik perjalanan itu, misalnya dengan memakai
tema-tema dalam paketnya.
Sebagai perbandingan Kota Melbourne, Australia, misalnya. Kota yang luasnya lebih
kecil dari Surabaya itu, di dalamnya ada banyak paket wisata yang menjual kota dengan
menggunakan tema yang beragam, seperti shopping tour, ghost tour (wisata hantu-hantu di
malam hari), heritage tour (mengunjungi bangunan-bangunan tua), culinary tour (berkunjung
ke tempat-tempat makan favorit), night life tour (melihat kota di malam hari) seperti
berkunjung di Kebun Binatang atau Museum di malam hari, river tour (wisata
sungai), museum tour, suburban tour (wisata ke kawasan-kawasan hunian yang unik), dan
masih banyak paket tour lainnya. Uniknya satu tema tour bisa dilayani lebih dari 1 tour
operator, sehingga kualitas layanan bisa bersaing dan mutunya terjamin.
Di Surabaya, ada banyak hal yang bisa digali untuk membuat paket city tour. Surabaya
utara dengan kekhasan bangunan tua, Pecinan, kampung Bubutan dan kampung Arab, bisa
dijual dengan paket wisata budaya. Surabaya utara juga memiliki potensi khas dengan
adanya pelabuhan tradisional Kalimas. Pengemasan Sungai Kalimas sebagai aset wisata
Kota Surabaya juga menjadi agenda yang mendesak. Sementara itu, keberadaan pusat-pusat
perbelanjaan modern, menjadi pendukung paket wisata belanja. Berdasarkan pengamatan,
selama ini kebanyakan paket yang dijual BPW adalah golf dan MICE (meeting, incentive,
convention, exhibition). Memang tidak ada salahnya dengan wisata golf dan MICE. Namun
dampak secara langsung bagi masyarakat umum sangatlah kecil, bahkan mungkin tidak
ada.
Kedua, lemahnya manajemen di kawasan wisata di Surabaya, khususnya masalah
kebersihan dan keamanan. Sebagian besar tempat wisata di Surabaya dikelolah oleh Pemkot
melalui UPTD. Kesadaran akan kualitas tempat wisata, baik dari segi tampilan, penataan
ruang, kebersihan toilet maupun keamanan, kerap diabaikan. Sementara, 3 hal sangat
dibutuhkan oleh wisatawan, yaitu kebersihan, keamanan dan keakuratan informasi.
Dari segi nilai historis, atraksi dan makna budaya, keberadaan Tugu Pahlawan,
Monkasel, Kebun Binatang, Patung Joko Dolog, Grahadi, Pantai Kenjeran dan pelabuhan
tradisional Kalimas memiliki potensi untuk menarik wisatawan. Sayangnya, lemahnya
manajemen di tempat-tempat tersebut membuat banyak wisatawan, asing khususnya,
enggan berkunjung ke sana,
Ketiga, kurang adanya fasilitas pendukung wisatawan di dalam kota. Fasilitas
pendukung bertujuan untuk mempermudah wisatawan, asing khususnya, bergerak dari
satu tempat ke tempat lain secara mandiri tanpa bantuan dari travel agent. Untuk itu, yang
dibutuhkan adalah informasi akurat tentang tempat-tempat yang menarik di Surabaya yang
bisa diakses dengan mudah. Semacam Tourist Information Center.
Akan tetapi beberapa masalah tersebut telah diatasi dengan adanya wisata heritage yang
disediakan oleh Museum House of Sampoerna Surabaya. Museum House of Sampoerna dapat
menarik minat baik dari wisatawan nusantara juga wisatawan mancanegara dengan
program-program yang diadakannya seperti adanya pameran museum, pameran kesenian
yang selalu berubah, adanya wisata heritage tour yang telah disebutkan diatas, adanya cafe,
serta pelayanan yang baik dari para pegawainya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)
Hipotesis
H1:Advertising berpengaruh positif terhadap keputusan wisatawan mancanegara berkunjung
ke Museum House of Sampoerna Surabaya.
H2:Personal sellingberpengaruh positif terhadap keputusan wisatawan mancanegara
berkunjung ke Museum House of Sampoerna Surabaya.
H3:Public relation berpengaruh positif terhadap keputusan wisatawan mancanegara
berkunjung ke Museum House of Sampoerna Surabaya.
H4:Advertising, merupakan variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap
keputusan wisatawan mancanegara berkunjung ke Museum House of Sampoerna Surabaya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)
10
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono(2009:27)Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berkenaan dengan itu, maka
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
Museum House of Sampoerna Surabaya dengan ketentuan yang telah ditetapkan, Seperti
umur responden > 17 tahun dan minimal telah 1 kali kunjungan ke museum. Adapun teknik
pengambilan sampel yang digunakan dengan purposive sampling, dimana kuisioner
dibagikan kepada responden (wisatawan mancanegara) yang sedang berkunjung ke
Museum House of Sampoerna Surabaya sebanyak 100 responden.
Variabel
Menurut Sugiyono (2009:63)Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
vaiabel bebas berkaitan dengan advertising (AD), Publuc Ralation (PR) dan Personal Selling (PS)
sedangkan variabel terikat adalah keputusan berkunjung (KB).
11
skor 1 untuk nilai sangat tidak setuju, skor 2 untuk nilai tidak setuju, skor 3 untuk nilai ragu-
ragu, skor 4 untuk nilai setuju, skor 5 untuk nilai sangat setuju.
12
varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heterokedastisitas.
Model Penelitian
Ghozali(2011:96) mengemukakan bahwa model yang digunakan dalam penelitian kai
ini adalah analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variable atau
lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variable dependen dengan variable
independen. Dalam upaya menjawab permasalhan dalam penelitian ini maka digunakan
analisis regresi linier berganda (Multiple Regression). Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen (advertising, direct
marketin, sales promotion, public relation) tethadap variabel dependen yaitu meningkatkan
kunjungan wisatawan. Rumus matematis dari regresi linier berganda yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
KB = a + b1AD + b2PR + b3PS +e
Keterangan:
KB = Keputusan berkunjung
AD = Advertising
PR = Public Relation
PS = Personal Selling
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
a = Konstanta
e = Standar Error
13
sebanyak 26 orang dengan prosentase 26%. Ketiga adalah mereka yang berasal dari
Jepangsebanyak 11 orang dengan prosentase 11%. Keempat adalah mereka yang berasal dari
Inggris sebanyak 9 orang dengan prosentase 9%. Kelima adalah mereka yang berasal dari
Amerika Serikat sebanyak 6 orang dengan prosentase 6%. Keenam adalah mereka yang
berasal dari Kanada sebanyak 4 orang dengan presentase 4%. Dan yang terkecil berasal dari
Korea Selatan, Italia dan Spanyol masing-masing sebesar 2%
Tanggapan Responden
Tanggapan responden berkaitan dengan advertising, public relation, personal selling
serta keputusan mereka untuk berkunjung ke Museum House of Sampoerna Surabayatampak
tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1
Tanggapan Responden
Dari tabel 4 diatas terlihat sebagian besar rata-rata tanggapan responden menyatakan setuju
berkaitan dengan dalam memberikan tanggapan mereka berkaitan dengan advertising, public
relation, personal selling serta keputusan mereka untuk berkunjung ke Museum House of
Sampoerna Surabaya. Hasil ini diindikasikan dengan nilai rata-rata tanggapan responden
Dalam interval kelas termasuk dalam kategori 3,40 < x 4,20, yang menunjukkan
responden memberi nilai setuju atas atribut produk, motif hedonic dan keputusan
melakukan pembelian.
14
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka hal ini berarti dalam persamaan
regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bisa disebut juga
dengan bebas dari Multikolinieritas, sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam
penelitian.
Tabel. 3
Hasil Uji Multikolinieritas
15
Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut; 1)nilai konstanta yang
didapat sebesar 3,098 menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang terdiri dari advertising,
public relation dan personal selling = 0, maka keputusan berkunjung ke Museum House of
Sampoerna Surabaya akan sebesar 3,098, 2) variabel advertising, public relation dan personal
selling menunjukkan hubungan positif dengan keputusan wisatawan mancanegara
berkunjung ke Museum House of Sampoerna Surabaya, hal ini menunjukkan semakin baik
advertising, public relation dan personal selling dilakukan akan semakin menarik minat
wasatawan berkunjung ke Museum House of Sampoerna Surabaya.
Pembahasan
Dari hasil analisis di atas diketahui pengaruh advertising, public relation dan personal
selling secara bersama-sama terhadap keputusan berkunjung ke Museum House of Sampoerna
Surabaya adalah signifikan. Dengan demikian model yang digunakan dalam penelitian
layak dan dapat dipergunakan analisis berikutnya. Kondisi ini mengindikasikan bahwa naik
turunnya keputusan wisatawan mancanegara berkunjung ke Museum House of Sampoerna
Surabaya ditentukan oleh seberapa baik advertising, public relation dan personal selling yang
dilakukan kepada wisatawan mancanegara. Besarnya pengaruh variabel tersebut dapat
dilihat dari tingkat koefisien regresi berganda (R) sebesar 60,3% yang menunjukkan bahwa
korelasi atau hubungan antara variabel bebas tersebut secara bersama-sama terhadap
keputusan berkunjung ke Museum House of Sampoerna Surabaya memiliki hubungan yang
erat.
Iklan merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya.
Iklan dapat menjangkau begitu banyak pembeli yang tersebar diberbagai tempat dengan
biaya tayang yang rendah. Dengan membaca atau melihat iklan yang telah dibuat
diharapkan para konsumen atau calon konsumen akan terpengaruh lalu tertarik untuk
membeli produk yang diiklankan tersebut. Oleh karena itu maka iklan tersebut haruslah
dibuat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian pembacanya.
Pengujian secara parsial menunjukkan pengaruh advertising terhadap keputusan
wisatawan berkunjung ke Museum House of Sampoerna Surabaya adalah signifikan dan
positif. Kondisi ini menunjukkan semakin baik advertising dilakuan oleh sebuah instansi atau
perusahaan seperti; pembuatan iklan yang dapat memberikan informasi yang dapat
dipercayai sehingga mudah dipahami wisatawan disamping itu penempatan iklan yang
tepat akan menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Museum House of
Sampoerna Surabaya.
Public relation merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimanaperusahaan tidak
harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan penyalur,tetapi ia juga harus
berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebihbesar. Hasil pengujian
menunjukkan public relation erpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan
wisatawan berkunjung ke Museum House of Sampoerna Surabaya. Kondisi ini mencerminkan
bahwa semakin baik public relation tersebut dilaksanakan dapat mendukung aktifitas
komunikasi yang terjalin berkaitan dengan daerah wisata lainnya. Petugas yang
berkemampuan dalam memberikan informasi kepada mereka dapat membangun image
wisatawan mancanegara tentang Kota Surabaya khususnya pada Museum House of
Sampoerna Surabaya. Hasil ini sejalan dengan pendapat Kotler dan Keller (2009) yang
mengungkapkan bahwa kegiatan public relation meliputi berbagai program yang dirancang
untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. Jelas
bahwa komunikasi dengan masyarakat luas melalui hubungan masyarakat ini dapat
mempengaruhi kesan terhadap sebuah perusahaan atau organisasi maupun produk atau
jasa yang ditawarkan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)
16
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa, yang telah penulis lakukan dan setelah
diambil simpulan, maka saran-saran yang dapat penulis berikan; 1)Hendaknya instansi atau
perusahaan melaksanakan perbaikan dalam periklanan dengan memilih media yang tepat
agar isi iklan tepat pada sasaran, misalnya menggunakan media cetak seperti koran dan
majalah-majalah yang beroplah besar dan mempunyai jangkauan yang luas atau melalui
internet mengingat variabel ini memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan wisatawan,
2) Sebaiknya instansi perusahaan menjaga dan meningkatkan motivasi dan kemampuan
petugas personal selling, misalnya dengan meningkatkan ketrampilan dan kecakapan dalam
penguasaan bahasa asing, pengetahuan yang luas tentang tempat pariwisata. Hal ini
dilakkukan agar informasi yang diberika dapat ditangkap dengan jelas oleh para
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 (2014)
17
DAFTAR PUSTAKA
Brierley, J. A. 2006. Applications of Costs In Make-Or-Buy Decisions An Analysis. Journal
Management.
Correia, A. dan G. I. Crouch. 2008. A Study of Decision Processes. Andi. Yogyakarta.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19.Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Gilbert, D. 2011. Retail Marketing Management. Edisi Kedua. Prentice Hall. New Jersey.
Ginting, P. 2005.Pemasaran Pariwisata: Studi Empiris Tentang Kepuasan dan Kunjungan
Berkelanjutan Pariwisata Sumatera Utara. USU Press
Gujarati, D. 2009. Dasar-Dasar Ekonometrika.Erlangga.Jakarta.
Kotler, P dan K.Keller. 2009. Manajemen Pemasaran.Jilid dua. Erlangga.Jakarta.
, P dan G. Armstrong. 2009. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid Satu. Erlangga. Jakarta.
Marpaung, H. dan H. Bahar. 2008. Pengantar Pariwisata. Alfabeta. Bandung.
Morrison, A. 2008. Hospitality and Travel Marketing. Edisi Kelima. Ahli Bahasa Sulistiyani.
Salemba Empat. Jakarta.
Pitana, I G. 2010. Sosiologi Pariwisata. Andi Offset. Yogyakarta.
Rangkuti, F. 2008. The Power of Brands. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Setiadi, N. J. 2008. Perilaku Konsumen:Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penilitian
Pemasaran. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.
.2009. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta.Bandung.
Swarbrooke, J. dan S. Horner. 2007. Customer Behaviour in Tourism. Edisi Kedua. Elsevier, Ltd.
Swastha, B. dan Irawan. 2009. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta.
Yoeti, A. dan A. Oka. 2007. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Pradnya Paramitha.
Jakarta.
Wahab, S. 2007. Manajemen Kepariwisataan. Pradnya Paramitha. Jakarta.