You are on page 1of 32

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, tuhan semesta alam, yang telah
memberikan kita rahmat, taufiq, hidayah dan anugerahnya sehingga kami berhasil menyusun
makalah ini dengan judul HYPERTIROID. Hanya kepada-Nya kami memohon
pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing kita pada jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan


kesadaran serta membuka pemikiran para mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Riau
akan pentingnya memahami tentang limfoma. Makalah ini disusun dengan urutan penyajian
sedemikian rupa sehingga kita akan merasa senang untuk mendalaminya.

Tiada Manusia Yang Sempurna begitu pula dengan kami yang telah
mempersembahkan makalah ini yang telah kami susun sebaik mungkin. Akan tetapi, segala
kritik dan saran demi perbaikkan isi makalah ini akan kami sambut dengan senang hati.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan turut andil dalam merncerdaskan
para calon perawat indonesia, dan menjadikan para perawat Indonesia menjadi perawat yang
professional.

Pekanbaru, 17 Februari 2016


Penyusun

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2

SKENARIO............................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................. 4

1.2 TUJUAN PENULISAN........................................................................... 4

1.3 MANFAAT PENULISAN....................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 6

2.1 STEP I...................................................................................................... 6

2.2 STEP II.................................................................................................... 8

2.3 STEP III................................................................................................... 8

2.4 STEP IV................................................................................................... 9

2.5 STEP V.................................................................................................... 10

2.6 STEP VI................................................................................................... 10

2.7 STEP VII................................................................................................. 11

BAB III PENUTUP....................................................................................................31

3.1 KESIMPULAN......................................................................................... 31

3.2 SARAN...................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 32

2
SKENARIO

Apa Yang Terjadi Padaku???

Seorang ibu datang ke poli penyakit dalam berusia 37 tahun, memiliki 2 orang anak
perempuan dengan usia anak paling kecil 4 bulan dan masih minum ASI. Ibu tersebut
mengeluh sering pusing, denyut jantung cepat dan sering mengalami angina. Emosi labil juga
sering dialami ibu serta tangan lebih sering tremor dan diaporeshis saat bekerja. Nafsu makan
meningkat dan siklus haid tidak teratur. Pada waktu dilakukan pemriksaan fisik ternyata Ibu
mengalami tachicardi, hasil pemeriksaan tekanan darah ibu mengalami hipertensi grade 2,
terdapat bunyi jantung murmur dan terdapat tanda Rosenbagh pada mata. Ibu juga mengeluh
insomnia. Dilakukan pemeriksaan EKG terjadi fibrilasi atrium. Dokter menyarankan untuk
pemeriksaan indeks Wayne dan New Castle. Hasil laboratorium TSH meningkat dan
Triolobulin juga T3 dan T4 tetapi TRH menurun. Hasil elektrolit terjadi hiponatremi dan
hipokalsemi. Dokter menyarankan untuk dilakukan rawat inap dan memberi PTU 100 mg x
3.

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertiroid adalah kondisi berlebihnya jumlah hormon tiroid. Hipertiroid bisa
menyebabkan segala sesuatu yang ada didalam tubuh bekerja dengan terlalu cepat
(mempercepat metabolisme tubuh), misalnya, berat badan turun dengan cepat, jantung
berdetak kencang, banyak berkeringat, gugup. Kelenjar tiroid terletak di bagian depan
leher dan berfungsi untuk mengontrol metabolisme tubuh, mengolah makanan menjadi
energi. Metabolisme juga mempengaruhi kerja jantung, tulang, otot dan kolestrol. Tiroid
memproduksi 2 hormon utama, yaitu tiroksin (T-4) dan triodotironin (T-3), hormon yang
mengatur penggunaan lemak dan karbohidrat, mengatur suhu tubuh, kecepatan jantung
dan produksi protein. Tiroid juga memproduksi kalsitonin, hormon yang mengatur kadar
kalsium dalam darah. Jika tidak segera diobati, hipertiroid akan sangat berbahaya bagi
jantung, tulang dan dapat mengakibatkan thyroid storm.
Hipertiroid disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh alami yang menyerang kelenjar
tiroid dan kelenjar tersebut melawan kembali dengan menproduksi banyak tiroid.
Seperti penyakit tiroid lainnya, umumnya hipertiroid adalah penyakit turunan.
Hipertiroid juga dapat disebabkan oleh pembengkakan kelenjar tiroid atau tumbuh
membesar dan toxic adenoma (tumor).
Pada penyakit hipertiroidisme atau hipertiroid memerlukan asuhan keperawatan yang
komprehensif karena disamping faktor efek penyakit itu sendiri biasanya terdapat pula
kondisi stress psikologi.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai konsep teori penyakit hypertiroid
dan konsep asuhan keperawatan pada hypertiroid.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Hypertiroid?
2. Apa etiologi dari Hypertiroid?
3. Apa klasifikasi dari Hypertiroid?
4. Apa manifestasi klinis dari Hypertiroid?
5. Apa patofisiologi dari Hypertiroid?
6. Apa Komplikasi dari Hypertiroid?

4
7. Apa saja pemeriksaan penunjang pada Hypertiroid?
8. Apa penatalaksanaan dari Hypertiroid?
9. Apa asuhan keperawatan dari Hypertiroid?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa mampu mengetahui yang dimaksud dengan Hypertiroid.
2. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari Hypertiroid.
3. Mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi dari Hypertiroid.
4. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis dari Hypertiroid.
5. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi dari Hypertiroid.
6. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi dari Hypertiroid.
7. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang pada Hypertiroid.
8. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan dari Hypertiroid.
9. Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan dari Hypertiroid.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 STEP 1
Menentukan kata-kata sulit
1. Indeks wayne dan new castle
2. Hiponatremi
3. Fibrilasi atrium
4. Hipertensi grade 2
5. Diaporesis
6. Tanda Rosenbagh
7. Hipokalsemia
8. Angina
9. Tachicardia
10. PTU
11. Insomnia
12. TSH
13. TRH
14. Tremor
15. Mur mur
16. T3 dan T4

Pengertian :
1. Indeks wayne dan new castle
- Pemeriksaan produksi hormon tiroid yang berlebihan.
- Terbuat seperti tabel yang memiliki score, untuk pemeriksaan pasti tiroid.
2. Hiponatremi
- Kadar nutrisi Na kurang dari normal (< 8,8).
- Disebabkan oleh kelebihan cairan.
3. Fibrilasi atrium
- Ketidakteraturan denyut jantung /aritmia dan darah tidak terpompa semuanya.
- Tidak bekerja sepenuhnya.

6
- Menyebabkan ventrikel berkontraksi lebih cepat.
- Atrium berdenyut sangat cepat.
- Gangguan penyebaran rangsang otot jantung.
4. Hipertensi grade 2
Hipertensi sedang sistolik 160-179 mmHg diastolik 100-109 mmHg
5. Diaporesis
- Keringat yang berlebihan yang tidak wajar.
- Mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan berlebihan dalam tubuh dengan
berkeringat.
6. Tanda rosenbagh
Tremor vertebra (kelopak mata) jika mata menutup.
7. Hipokalsemia
- Keadaan menurun kadar kalsium serum.
- Rendahnya kadar kalsium dalam darah gejalanya itu keram otot.
8. Angina
- Nyeri dada.
- Rasa nyeri yang terdapat dalam tenggorokkan.
- Disebabkan karena ketidakcepatan darah dalam atrium.
9. Tachicardia
- Frekuensi jantung cepat (> 100 x/menit pada orang dewasa).
- Gangguan denyut jantung yang lebih cepat dari normal.
10. PTU
- Propitiourasil
- Obat yang digunakan memperlambat sistem tiroid dengan mengurangi hormon
tiroid oleh kelenjar.
11. Insomnia
- Gangguan tidur.
- Gangguan yang tidak tercukupi.
12. TSH
- Tiroid stimulating hormon, untuk pertumbuhan dan perkembangan kelenjar
tiroid.
- Fungsi untuk mengahsilkan T4, T3, dan kalsitonin.
- Merangsang tiroid untuk mengahsilkan tiroid.
13. TRH

7
- Hormon pelepasan triotropin.
- Digunakan untuk mengirimkan perintah TSH ke hormon tiroid.
14. Tremor
- Gerakan ritmis, bolak balik dari bagian 1 tubuh dan lainnya.
- Gemetar/ gerakan halus.
- Menggigil secara tidak sadar.
- Getar yang involunter.
15. Mur-mur
- Suara abnormal pada auskultasi pada penyakit tertentu.
- Suara periodik yang singkat berasal dari jantung/ pembuluh darah.
- Karena meningkat laju darah yang melewati jantung.
16. T3 & T4
T3 = triodotironin
T4 = tiropsin

2.2 STEP II
1. Apa yang menyebabkan ibu pusing, denyut jantung cepat dan angina?
2. Apa yang menyebabkan tremor dan diaporesis pada ibu?
3. Apa yang menyebabkan ibu emosi labil?
4. Apa yang meyebabkan nafsu meningkat dan siklus haid tidak teratur?
5. Pada apakah kelenjar/hormon yang terganggu pada ibu tersebut?
6. Apa hubungan rosenbagh dan hipertensi?
7. Apa yang terjadi insomnia pada ibu tresebut?
8. Apa indikasi diberikannya PTU?
9. Apa yang harus dilakukan perawat pada ibu?

2.3 STEP III


1. - Pusing dan denyut jantung diakibatkan oleh angin, yang dimana kurangnya oksigen
dalam darah.
- Terjadi penyempitan pembuluh darah dan oksigen menyebabkan angina.
2. - Karena denyut jantung yang meningkat menyebabkan diaporesis dan menyebabkan
tremor.
- TSH meningkat memetebolisme juga keringat yang diiringi oleh keringat.

8
3. Karena bekerja punya anak dan disertai angina.
4. - Karena emosi labil, nafsu makan meningkat diakrenakan ibu menyusui dan
metabolisme meningkat.
- Karena ada hormon yang kurang dari normal.
- Hipertiroid mempengaruhi kelenjar adrenal.
5. Kelenjar tiroid dan adrenal.
6. Karena rasenbagh tremor kelopak mata dikarenakan hipertensi.
7. Dikarenakan pusing dan jantung cepat serta gangguan psikologi.
8. Hipertiroid.
9. Menjelaskan apa itu hiponatremi, menjelaskan medikasi pengobatan.

2.4 STEP IV
(Skema)

TSH meningkat

Diaphoresis
Metabolisme meningkat
Nafsu makan
meningkat
Hipertensi grade 2

tachicardi Tanda Fibrilasi Pusing


rosenbagh atrium

Peran perawat: - EKG.


- Kolaborasi PTU 100 - Indeks wayne dan
mg x 3. new castle.
- Edukasi. - Laboraturium
- Memperhatikan diit Elektrolit (Na+ dan
pasien. Ca+

2.5 STEP V
Hipertiroid :

9
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Klasifikasi
E. Manifestasi klinis
F. Komplikasi
G. Penatalaksanaan
H. Askep

2.6 STEP VI
MANDIRI TUTORIAL

2.7STEP VII
A. Defenisi
- Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi
hormone tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. (NANDA,
2015)
- Hipertiroidisme adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh
metabolik hormone tiroid yang berlebihan. (Sylvia & Lorraine, 2005)

B. Etiologi

10
Hipertiroidisme terdiri atas penyakit yang sangat jelas secara keseluruhan,
dengan penyebab umum penyakit graves. Keluaran hormon tiroid yang berlebihan di
duga akibat stimulasi abnormal dari kelenjar tiroid oleh imunoglobulin yang
bersikulasi. Stimulasi tiroid jangka panjang ditemukan dalam konsentrasi yang
signifikan dalam serum dari banyak pasien dengan penyakit ini. Kelainan ini
menyerang wanita lima kali lebih banyak dari pria yang memepunyai insiden puncak
pada usia tiga puluh dan empat puluh tahun. Penyakit ini mungkin tampak setelah
suatu syok emosional, stress atau infeksi, tetapi signifikan yang pasti dari hubungan
ini tidak dimengerti. Penyebab lain yang juga umum termasuk tiroiditis dan
menggunakan hormon tiroid yang berlebihan (Boughman, 2000).
Hiperfungsi kelenjar tiroid (hipertiroidisme) ditandai oleh jumlah hormon
tiroid T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroksin) yang meningkat atau oleh peningkatan
kadar TSH (thyroid stimulating hormone). Pada orang dewasa, hipertirodisme terjadi
dengan insiden 3 untuk 10.000 kasus pertahun dengan rasio wanita:pria 5:1. Penyakit
ini jarang terjadi pada anak, kasus pada anak terjadi pada usia 10 14 tahun.
Kelainan yang paling sering disebabkan hipertiroidisme adalah gaves disease.
Etiologi pasti dari proses ini tidak jelas ,tetapi tampaknya berhubungan dengan
pembentukan stimulator tiroid yang abnormal yaitu LATS (Long Acting Thyroid
Stimulator) yang secara kimiawi dan fungsi berbeda dengan TSH. LATS bekerja
dengan cara yang sama dengan TSH, tetapi dengan jangka waktu yang lebih lama.
Bahan LATS adalah igG yang di produksi oleh sel limfosit B yang mampu
menginduksi hiperplasia tiroid dan meningkatkan pengambilan iodin oleh tiroid,
bebas dari setiap pengaruh kerja hipofisis (Sudiono, 2009).
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH
yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan. Beberapa penyakit yang menyebabkan
Hipertiroid yaitu :

1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.

11
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating. Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies
(TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres,
merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar,
terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double
vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi
rendahnya hormon tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan
rasa sakit, serta berkeringat banyak. Beberapa pasien tampak terjadi pembesaran
kelenjar thiroid (goiter) pada leher.
Penyebab umum yang paling banyak (>70%) adalah produksi berlebihan
hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Kondisi ini juga disebut penyakit Graves. Graves
disebabkan oleh antibodi dalam darah yang ada pada tiroid menyebabkan banyak
sekresi hormon tiroid, dipengaruhi oleh riwayat keluarga dan sering terjadi pada
wanita.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol
oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.

3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan


Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke
dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang
yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek
samping.

4. Produksi TSH yang Abnormal


Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)


Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian
keluar gejala hpotiroid.

6. Konsumsi Yoidum Berlebihan

12
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya
timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.

C. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika.
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga
kali dari ukuran normal,disertai dengan banyak hyperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel
folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Selain itu kecepatan metabolisme
meningkat 5-15 kali lebih cepat.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu
yang menyerupai TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin
yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan
reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP
(cyclic AMP or 3'-5'-cyclic adenosine monophosphate) dalam sel, dengan hasil
akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi
TSI meningkat. TSI mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar
tiroid,yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu
jam.Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga
menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Peningkatan produksi T3 dan T4 juga mengakibatkan aktivitas simpatis
berlebih, adanya peningkatan aktivitas medula spinalis yang akan menyebabkan
gangguan pengeluaran tonus otot sehingga menimbulkan tremor halus. Peningkatan
kecepatan serebrasi mengakibatkan gelisah, apatis, paranoid, dan ansietas.
Selain itu dapat mengakibatkan hipermetabolisme yang berpengaruh pada
peningkatan sekresi getah pencernaan dan peningkatan peristaltik saluran cerna
dimana salah satunya akan ada peningkatan nafsu makan dan juga timbulnya diare.
Bila terjadi peningkatan metabolisme kelenjar hipofise dan lemak mengakibatkan
proses oksidasi dalam tubuh meningkat yang akan meningkatkan produksi panas
ditandai dengan berkeringat dan tidak tahan panas dan penurunan cadangan energi
mengakibatkan kelelahan dan penurunan berat badan. Karena hipermetabolisme
sehingga penggunaan O2 lebih cepat dari normal dan adanya peningkatan CO2
menyebabkan peningkatan kecepatan nafas sehingga terjadi sesak nafas.

Gangguan fungsi 13
hipotalamus atau hipofisis
Gangguan Kelenjar Tiroid

Produksi TSH meningkat

D. Produksi hormon tiroid


E. meningkat
Proses glikogenesis Metabolisme tubuh
F. meningkat meningkat

G.
H.Proses pembakaran Produksi kalor meningkat Aktivitas Gastro
lemak Intestinal
I.
Peningkatan suhu
Suplai nutrisi tidak Nafsu makan
tubuh
adekuat meningkat

Berat Badan menurun Gangguan rasa nyaman Perubahan pola


karena panas nutrisi

Gangguan body image


Perubahan pola kerja
D. Klasifikasi jantung dan paru-
paru
1. Penyakit Graves
Penyakit Graves biasanya terjadi pada usia sekitar tiga puluh dan empat puluh dan
Gangguan pola
lebih sering ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki.Emosi tidak stabil
2. Goiter Nodular Toksik kognitif
Goiter Nodular Toksik paling sering ditemukan pada pasien lanjut usia sebagai
komplikasi goiter nodular kronik. (Sylvia & Lorraine, 2005)

E. Manifestasi Klinis
1. Penyakit Graves
Pada penyakit Graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan
ekstratiroidal. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid, dan
hipertiroidisme akibat sekresi hormone tiroid yang berlebihan. Gejala-gejala
hipertiroidisme berupa manifestasi hipermetabolisme dan aktivitas simpatis yang
berlebihan. Pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin
banyak setelah panas, kulit lembab; berat badan menurun, sering disertai nafsu
makan meningkat; palpitasi dan takikardia; diare; dan kelemahan serta atrofi otot.
Manifestasi ekstratiroidal berupa oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang

14
biasanya terbatas pada tungkai bawah. Oftalmopati yang ditemukan pada 50%
sampai 80% pasien ditandai dengan mata melotot, fisura palpebra melebar,
kedipan berkurang, lid lag (keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan
mata), dan kegagalan konvergensi.
2. Goiter Nodular Toksik
Pada pasien-pasien ini, hipertiroidisme timbul secara lambat dan manifestasi
klinisnya lebih ringan daripada penyakit Graves. Pasien mungkin mengalami
aritmia dan gagal jantung yang resisten terhadap terapi digitalis. Pasien dapat pula
memperlihatkan bukti-bukti penurunan berat badan, lemah dan pengecilan otot.
Pasien goiter nodular toksik mungkin memperlihatkan tanda-tanda mata (melotot,
pelebaran fisura palpebra, kedipan mata berkurang) akibat aktivitas simpatis yang
berlebihan; meskipun demikian, tidak ada manifestasi dramatis oftalmopati
infiltrative seperti yang terlihat pada penyakit Graves.
(Sylvia & Lorraine, 2005)
Kelebihan hormon tiroid menyebabkan proses metabolik dalam
tubuh berlangsung lebih cepat. Gejala dan tanda hipertiroid adalah
sebagai berikut.

Organ Gejala dan Tanda


Susunan Labil/emosional, menangis tanpa alasan yang jelas
saraf (iritabel), psikosis, tremor, nervositas, sulit tidur, sulit
konsentrasi
Mata Pandangan ganda (diplopia), melotot
Kelenjar Pembesaran tiroid
tiroid
Jantung Sesak nafas (dispnoe), hipertensi, aritmia, berdebar-
dan paru debar, gagal jantung, tekanan nadi meningkat (takikardi)
Saluran Sering buang air besar, lapar, banyak makan, haus,
cerna muntah, berat badan turun cepat, toleransi obat
Sistem Tingkat kesuburan menurun, menstruasi berkurang,
reproduk tidak haid, libido menurun
si
Darah- Limfositosis, anemia, pembesaran limpa, pembesaran
limfatik kelenjar limfe leher
Tulang Osteoporosis, epifisis cepat menutup, nyeri tulang
Otot Lemah badan (thyrotoxic periodic paralysis), refleks
meningkat, hiperkenesis, capai, tangan gemetar
Kulit Berkeringat tidak wajar (berlebihan) di beberapa tempat

15
F. Komplikasi
1. Krisis tirotoksik
Komplikasi ini dapat mengancam jiwa, hal ini dapat berkembang secara spontan
pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, pembedahan, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis, akibatnya pelepasan HT dalam jumlah
yang sangat besar yang menyebabkan tachicardi, agitasi, tremor dan hipertermia,
2. Oftalmopati graves
Terjadi akibat infiltrasi lomfosit pada otot-otot ekstraokuler disertai dengan reaksi
inflamasi akut pada rongga mata yang di batasi oleh tulang-tulang orbita sehingga

16
pembengkakan otot-otot mata dengan pergerakan otot-otot bola mata sehingga
dapat terjadi diploma
3. Badai tiroid
Merupakan komplikasi utama hipertiroidisme persisten. Hal ini didefenisikan
sebagai respon tubuh terhadap tirotosikosis dipertahankan. Badai tiroid biasanya
dinyatakan sebagai ekstrim iritabilitas dan delirium, suhu yang lebih tinggi dari
41 C, tachikardi, hipotensi, muntah dan diare, Badai tiroid adalah tubuh
menanggapi tirotoksitosis di pertahakan, ini adalah umum dinegara-negara pasca
operasi pada pasine yang memiliki hipertiroidisme yang tidak terkontrol atau
tidak terdiagnosis. Hal ini juga dapat di picu oleh bedah keadaan darurat, sepsis
dan trauma.
4. Berhubungan dengan kardiovaskular

- Gagal Jantung Kongestif


- Fibrilasi Atrial
5. Berhubungan dengan tulang
- Osteoporosis
6. Berhubungan dengan mata
- Ophthalmopathy / Eksoftalmos
7. Berhubungan dengan kulit
- Graves Dermopathy

G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis toxic
adenoma adalah:
1. Pemeriksaan TSH
Pemeriksaan TSH merupakan pemeriksaan awal yang harus dilakukan untuk
mengevaluasi fungsi kelenjar tiroid, karena perubahan kecil pada hormone tiroid
akan menyebabkan perubahan pada kadar serum TSH. Pada kasus hipertiroidisme,
serum TSH akan sangat rendah bahkan tidak terdeteksi (<0,01 mu/l). kadar TSH
plasma dapat diukur dengan peneraan radioimun, nilai normal berkisar antara 0,5-
5,0 /ml.
(Bahn et el, 2011).
2. Tiroksin dan triyodotironin serum

17
Kadar serum Tiroksin dan triyodotironin dapat diukur dengan peneraan
radioligand. Kadar normal tiroksin 4-11 ug/100ml; tryodotoronin 80-160 ug/100
ml.
3. Kadar hormon tiroid (T4 dan T3)
pada pasien hipertiroidisme akibat Graves Disease dan toxic nodular goiter rasio
total T3 dan T4 >20 karena lebih banyak T3 yang disintesis pada kelenjar tiroid
hiperaktif dibanding T4 sehingga rasio T3 lebih besar. Sedangkan pada pasien
painless thyroiditis dan post-partum thyroitis rasio total T3 dan T4 <20.
4. Indeks Tiroksin Beban (ITB)
Indeks Tiroksin Beban (ITB) merupakan hasil perkalian antara T4 serum dan
pengambilan T3 resin.
5. Ultrasonography
Ultrasonography merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara
frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambar dan bentuk kelenjar tiroid.
Dengan pemeriksaan ini dapat diidentifikasi bentuk dan ukuran kelenjar tiroid
pasien.
6. Fine-needle aspiration (FNA).
Pemeriksaan dengan fine-needle aspiration digunakan untuk mengambil
sampel sel di kelenjar tiroid atau biopsi. Pengambilan sempel sel kelenjar tiroid
(biopsi) dengan menggunakan jarum sangat tipis. Dari hasil biopsi dengan FNA
dapat diketahui apakah nodul pada pasien bersifat benign (non kanker) atau
malignant (kanker). Keuntungan dari FNA ini adalah praktis dan tidak
mengganggu aktivitas setelahnya. Hasil biopsy akan dianalisis di laboraturium.
(Gharib et al, 2010).
7. Pemeriksaan Radioactive Iodine Uptake
Iodine radioaktif merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui berapa
banyak kadar Iodine yang digunakan dan diambil melalui transporter Na+ / I-
dikelenjar tiroid. Pada metode ini pasien diminta menelan kapsul atau cairan yang
berisi Iodine radioaktif dan hasilnya diukur setyelah periode tertentu, biasanya 6
atau 24 jam. Pemeriksaan ini di kontra indikasikan bagi pasien wanita yang hamil
atau menyusui (Beastall et al, 2006).)
8. Scintiscanning
Menggunakan unsure radioaktif. Unsur yang digunakan adalah radioiodine dan
technetium. Kelebihan technetium karena harganya yang lebih murah dan
pemeriksaan dapat dilakukan lebih cepat. Kekurangannya risiko terjadi false-
positive lebih tinggi dan kualitas gambar kurang baik dibanding radioiodine.
9. Ultrasound scanning

18
Menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan
gambaran bentuk dan ukuran kelenjar tiroid. Kelebihannya mudah dilakukan,
noninvasive serta akurat, dapat menentukan nodus secara akurat. Indikasinya pada
pasien dengan nodus tiroid teraba, dan pada pasien dengan resiko kangker tiroid.
10. Tes ambilan yodium radioaktif
Dapat mengukur kemampuan kelenjar tiroid untuk menangkap yodium. Pasien
menerima dosis kecil yang ditangkap oleh tiroid dan dikonsentrasikan dalam
waktu 24 jam. Dalam keadaan normal jumlah 10-35% dari jumlah radioaktif yang
diberikan. (Price, 2005).

H. Penatalaksanaan
1. Medis
Ada tiga macam obat yang dipakai untuk hipertiroidisme, yaitu antitiroid atau
Thiomides yang bisa menekan sintesis hormon tiroid, iodides untuk menghindari
keluarnya hormon tiroid, dan antagonis tiroid. Antagonis tiroid adalah penyekat beta-
adrenergik (propanol) dan antagonis kalsium yang menghalangi efek hormon tiroid
dalam sel tubuh.
Thioamides profiltiourasil (PTU) dan metimasol (Tapazole) adalah obat
antitiroid yang paling sering di pakai. Efek obat ini, lambat, sekitar 2-4 minggu baru
tampak ada perbaikan. Hal ini terjadi karena efek obat ini menyekat sintesis tiroid,
bukan sekresi atau keluarnya hormon.Obat ini diberikan selama 6-18 bulan.
Pasien dengan goiter yang mengecil dengan obat ini dan bisa mempertahankan
keadaan eutiroid diharapkan akan mendapat remisi. Pasien memerlukan pemeriksaan
medis yang teratur supaya bisa cepat diketahui bila mengalami eksaserbasi.
Efek samping obat ini antara lain demam, sakit tenggorok, dan bintik-bintik
pada kulit (erupsikulit dan granulositosis). Penyekat beta-adrenergik seperti
propanolol dipakai untuk menangani gejala akibat peningkatan stimulasi simpatis,
misalnya takikardia,disritmia, dan angina. Penyekat ini cepat mengurangi gejala
karena obat dapat menghalangi resptor-beta. Oleh karena itu, walaupun katekolamin
ada, reseptor tidak dapat di stimulasi oleh katekolamin tersebut. Penyekat beta-
adrenergik dapat pula memperbaiki tremor, kegelisahan dan cemas. (Baradero,
2009).

- Konservatif

19
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total).
Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :

a) Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada
pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b) Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c) Persiapan tiroidektomi
d) Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e) Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat Dosis awal Pemeriksaan
(mg/hari) (mg/hari)
- Karbimatol 30 60 5 20
- Metimazol 30 60 5 20
- Propiltiourasil 300 600 50 200

Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 24 bulan. Pada pasien hamil


biasanya diberikan propil tiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari
atau lebih lagi. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit
sekali yang keluar dari air susu ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.

- Surgical:

1. Pengobatan dengan yodium radioaktif


Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :

a) Pasien umur 35 tahun atau lebih


b) Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c) Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d) Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e) Adenoma toksik, goiter multinodular toksik

2. Operasi

20
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi
adalah:

a) Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b) Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c) Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d) Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e) Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai
eutiroid kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-
14 tetes/ hari selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada
kelenjar tiroid.

3. Pengobatan tambahan
a. Sekat -adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis diberikan
40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
b. Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan
yodium radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300
mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti
krisis tiroid kerja padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer,
mengurangi sintesis hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
d. Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya
dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis
tiroid alergi terhadap yodium.

2. Keperawatan
Menurut (Baradero, 2009), penatalaksanaan keperawatan pada pasien hipertiroid
meliputi:
a) Diet

21
Ciri khas hipertiroidisme adalah berat badan menurun walaupun nafsu makan
meningkat. Karena kebutuhan makanan meningkat, asupan nutrisi dan kalori perlu
ditingkatkan. Bertambahnya atau kembalinya berat badan pada ukuran semula dapat
menunjukan keadaan eutiroid.
b) Aktivitas
Pasien dengan hipertiroidismecepat merasa lelah. Selama tidak ada
takikardia,fibrilasiatrial,atau gangguan kardiovaskular,pasien bisa mengatur
kegiatannya. Misalnya, kegiatan diselingi dengan istirahat. Perlu diingat bahwa
pasien ini mengalami insomnia sehingga istirahat diperlukan pada siang hari.

I. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian

1. Aktivitas atau istirahat


Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan koordinasi,
kelelahan berat

Tanda : Atrofi otot

2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)

Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan


darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps,
syok (krisis tirotoksikosis)

3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare,
urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria
jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus
lemah dan menurun, hiperaktif (diare).

4. Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.

Tanda : Ansietas peka rangsang


22
5. Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid)

Tanda :Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan


kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau
manis, bau buah (napas aseton)

6. Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia,
gangguan penglihatan.

Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut),


gangguan memori baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD
menurun;koma), aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA).

7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.

8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi atau tidak)

Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernapasan meningkat

9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit

Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan (jika
kadar kalium menurun dengan cukup tajam)

10. Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.

23
Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma positif
secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme
adalah sebagai berikut :

1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid


tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan).
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur.

C. Intervensi keperawatan

1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan


hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,peningkatan beban kerja
jantung

Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :

Nadi perifer dapat teraba normal


Vital sign dalam batas normal.

24
Pengisian kapiler normal
Status mental baik
Tidak ada disritmia
Intervensi :

1) Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan.
Perhatikan besarnya tekanan nadi
Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari
vasodilatas perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi

2) Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan


pasien.
Rasional : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh
otot jantung atau iskemia

3) Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti
krekels)
Rasional : Murmur yang menonjol berhubungan dengan curah
jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik

4) Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan
volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung

5) Catat masukan dan keluaran


Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan
dehidrasi berat

2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan


kebutuhan
energy.
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energy.

Intervensi :

25
1) Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardia mungkin
ditemukan

2) Ciptakan lingkungan yang tenang


Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan
agitasi, hiperaktif dan insomnia

3) Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas


Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism

4) Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massase


Rasional : Meningkatkan relaksasi

3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan)

Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :

Nafsu makan baik.


Berat badan normal
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :

1) Catat adanya anoreksia, mual dan muntah


Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan
sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia

2) Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan
kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid

3) Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-
zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai.

26
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus

Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas


dari ulkus

Intervensi :

1) Observasi adanya edema periorbital


Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan

2) Evaluasi ketajaman mata


Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita

3) Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap


Rasional : Melindungi kerusakan kornea

4) Bagian kepala tempat tidur ditinggikan


Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi

5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik

Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
dengan kriteria : Pasien tampak rileks

Intervensi :

1) Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas


Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan
insomnia

2) Bicara singkat dengan kata yang sederhana


Rasional : Rentang perhatian mungkin menjadi pendek, konsentrasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi

3) Jelaskan prosedur tindakan

27
Rasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan
kesalahan interpretasi

4) Kurangi stimulasi dari luar


Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik

6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan


pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi

Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria :


Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya

Intervensi :

1) Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan


Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan pilihan
berdasarkan informasi

2) Berikan informasi yang tepat


Rasional : Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang
muncul akan menentukan tindakan pengobatan

3) Identifikasi sumber stress


Rasional : Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam
memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini

4) Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat


Rasional : Mencegah munculnya kelelahan

5) Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid


Rasional : Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan
mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5
tahun kedepan

28
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan
fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan
pola tidur

Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan


dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.

Intervensi :

1) Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap
tempat, waktu dan orang
Rasional : Menentukan adanya kelainan pada proses sensori

2) Catat adanya perubahan tingkah laku


Rasional : Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas
meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang
sesungguhnya

3) Kaji tingkat ansietas


Rasional : Ansietas dapat merubah proses pikir

4) Ciptakan lingkungan yang tenang,turunkan stimulasi lingkungan


Rasional : menurunan stimulasi eksternal dapat menurunkan
hiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinasi pendengaran

5) Orientasikan pasien pada tempat dan waktu


Rasional : Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran
pada realita/lingkungan

6) Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.


Rasional : Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien.

7) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer, atau


obat anti psikotik.
Rasional : Meningkatkan relaksasi,menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi
untuk meningkatkan proses pikir.

29
D. Implementasi

Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana


tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.

E. Evaluasi

Hasil yang diharapkan adalah :

1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh

2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi

3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil

4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas


dari ulkus

5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

6. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya

7. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam


berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.

30
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormone
tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. (NANDA, 2015).
Hipertiroidisme terdiri atas penyakit yang sangat jelas secara keseluruhan, dengan
penyebab umum penyakit graves. Keluaran hormon tiroid yang berlebihan di duga akibat
stimulasi abnormal dari kelenjar tiroid oleh imunoglobulin yang bersikulasi. Stimulasi
tiroid jangka panjang ditemukan dalam konsentrasi yang signifikan dalam serum dari
banyak pasien dengan penyakit ini. Kelainan ini menyerang wanita lima kali lebih banyak
dari pria yang memepunyai insiden puncak pada usia tiga puluh dan empat puluh tahun.
Penyakit ini mungkin tampak setelah suatu syok emosional, stress atau infeksi, tetapi
signifikan yang pasti dari hubungan ini tidak dimengerti. Penyebab lain yang juga umum
termasuk tiroiditis dan menggunakan hormon tiroid yang berlebihan (Boughman, 2000).

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca agar
menambah wawasan kita dalam mengetahui apa itu Hypertiroid, serta kita dapat
mencegah dan melakukan pemeriksaan secara dini dan dapat mengobatinya.

31
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. & Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC

Price, Sylvia Anderson. (2005). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta:
EGC
Bare & Suzanne. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2 ed 8. Jakarta:
EGC
Santosa, Budi. (2006). Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal

Carpenito, Linda Juall. (2008). Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Closkey, Mc, et all. (2007). Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis

Carpenito. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan ed 2. Jakarta: EGC


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
tiroid.pdf

32

You might also like