Professional Documents
Culture Documents
6695 13091 1 SM
6695 13091 1 SM
Ishak S. Husen
090816007
ABSTRACT
The community fishers are just people living in parts of the coast and
suspending their lives at sea, that problems concerning the community
fishermen is a problem that is multidimensional. Hence, to be known to
the root cause of the issues of poverty in fishermen. There are several
aspects of that to be poor fishermen or the coastal communities, of
them; there is no attention a government that consider the fishermen.
The low of human resources and equipment that is used by fishermen
influential on how to catch fish, to restrictions in technology
understanding make quality and quantity of catch not been improved.
Government programs that are impartial the community fishermen, in
which many policies on poverty reduction for the fishermen are top
down and always make the community fishermen as an object and not a
subject. Several programs that relating to the community fishermen
absolutely necessary, namely a social policy prosper the community and
fisherman
's life.
Increasing poverty fishermen in mafututu very associated with various
other obstacles between the absence of policy development and
application of coastal areas and the community fishermen who
integrated or integrated among the development agents, the lack of
consistency production quantity ( catch ) results. Besides that the lack
of capital or investment will certainly complicate fishermen in
increasing the economic activities of fisheries, and finally very
influential on the level of the income of the fishermen. Low income
fishermen would directly impact on the level of social welfare affects
fishermen so that their social mobility in the various access
development.
1 1
Keywords: fisherman, human resources, governmente
Latar Belakang beberapa pekan nelayan tidak
Masyarakat nelayan adalah melaut oleh karena musim yang
masyarakat yang tinggal di
pesisir pantai dan menggantung
hidup mereka di laut, Masalah
yang terjadi pada masyarakat
nelayan merupakan masalah
yang bersifat multidimensi
sehingga untuk
menyelesaikannya diperlukan
solusi yang menyeluruh, dan
bukan solusi secara parsial
(Suharto,
2005).Oleh karena itu, harus
diketahui akar masalah yang
menjadi penyebab terjadinya
kemiskinan pada nelayan.
Terdapat beberapa aspek yang
menyebabkan kemiskinan
nelayan atau masyarakat pesisir,
diantaranya; tidak adanya
perhatian pemerintah yang
memihak pada masyarakat
nelayan, banyak program terkait
masyarakat nelayan masih
bersifat top down dan selalu
menjadikan masyarakat nelayan
sebagai objek, bukan subjek.
Kondisi alam sangat berpengaruh
pada tingkat kesejahteraan
nelayan, karena terkadang
2 2
tidak menentu. Rendahnya hidup nelayan yang selalu
Sumber Daya Manusia (SDM) bekerja keras. kendalanya adalah
dan peralatan yang digunakan pola hidup konsumtif, dimana
nelayan berpengaruh pada cara pada saat penghasilan banyak,
menangkap ikan, keterbatasan tidak ditabung untuk persiapan
dalam pemahaman teknologi paceklik, melainkan dijadikan
menjadikan kualitas dan kesempatan untuk membeli
kuantitas tangkapan tidak kebutuhan sekunder. Namun
mengalami perbaikan. ketika terjadi masa paceklik,
pada akhirnya mereka berhutang,
Kondisi lain yang turut
termasuk kepada lintah darat,
memperburuk tingkat
yang justru semakin
kesejahteraan nelayan adalah
memperberat kondisi mereka.
mengenai kebiasaan atau pola
Deskripsi diatas merupakan
hidup. Tidak sepantasnya jika
pusaran masalah yang terjadi
mengatakan nelayan pemalas,
pada masyarakat nelayan
karena jika dilihat dari daur
umumnya di Indonesia 2. Tingkat pendidikan nelayan.
(Suharto,2005). Nelayan yang miskin
Dari berbagai permasalahan umumnya belum banyak
yang dihadapi oleh masyarakat tersentuh teknologi modern,
nelayan menurut kualitas sumberdaya manusia
rendah dan tingkat produktivitas
Kusnadi (2008) terdapat lima
tangkapannya juga sangat
masalah pokok antara lain :
rendah.
1. Kondisi Alam.
3. Pola kehidupan nelayan.
Kompleksnya permasalahan
Pola hidup konsumtif
pada masyarakat nelayan terjadi
disebabkan masyarakat nelayan menjadi masalah laten pada
hidup dalam suasana alam yang masyarakat nelayan, dimana
keras yang selalu diliputi pada saat penghasilan banyak,
ketidakpastian dalam tidak ditabung untuk
menjalankan usahanya. persiapan
3 3
paceklik, melainkan dijadikan
Perubahan sosial merupakan
kesempatan untuk membeli
ciri khas masyarakat dan
kebutuhan sekunder.
kebudayaan, baik itu masyarakat
4. Pemasaran hasil tangkapan. tradisional maupun masyarakat
Tidak semua daerah pesisir modern. Dalam masyarakat
memiliki Tempat Pelelangan modern perubahan itu sangat
Ikan (TPI). Hal tersebut membuat cepat, sedang dalam masyarakat
para nelayan terpaksa untuk tradisional sangat lambat.
menjual hasil tangkapan mereka (Simandjuntak, 2007: 1).
kepada tengkulak dengan harga Berbicara tentang perubahan
di bawah harga pasar, sosial, kita membayangkan
5. Program pemerintah yang sesuatu yang terjadi setelah
belum memihak pada jangka waktu tertentu, kita
masyarakat nelayan. berurusan dengan perbedaan
keadaan yang diamati antara
Konsep Perubahan Sosial
sebelum dan sesudah jangka sederhana, tidak hanya
waktu tertentu. Konsep dasar berdimensi tunggal, tetapi
perubahan sosial mencakup tiga muncul dari kombinasi atau
gagasan (1) perbedaan (2) pada gabungan keadaan berbagai
waktu yang berbeda (3) diantara komponen seperti berikut :
keadaan sistem sosial yang sama.
1. Unsur-unsur pokok (misalnya,
Contoh perubahan sosial yang
jumlah dan jenis individu,
dikemukakan oleh Hawley,
serta tindakan mereka),
(dalam Sztompka,2010)
2. Hubungan
Perubahan sosial dapat
(misalnya,
dibedakan menjadi beberapa
loyalitas, ketergantungan,
jenis, tergan- tung pada sudut
hubungan antar individu,
pengamatan, apakah dari sudut
integrasi),
aspek, fragmen atau dimensi
sistem sosialnya. Ini disebabkan 3. Berfungsinya unsur-
keadaan sosial itu tidak unsur didalam sistem
4 4
(misalnya : peran dimainkan oleh individu atau
pekerjaan yang diperlukannya tindakan
tertentu untuk melestarikan
ketertiban sosial),
6. Lingkungan (misalnya :
keadaan alam, atau lokasi
geopolitik).
5 5
dengan proses pembangunan pinggir pantai, sebuah
yang sedang berlangsung. lingkungan pemukiman yang
Susanto (1992) Dalam teori dekat dengan lokasi kegiatannya
perubahan sosial terdapat (Imron, 2003) Secara geografis,
berbagai dinamika yang turut masyarakat nelayan adalah
mempengaruhinya antara lain masyarakat yang hidup, tumbuh
perubahan adalah sebagai suatu dan berkembang di kawasan
fakta, perubahan masyarakat pesisir, yakni suatu kawasan
dapat berarti kemunduran transisi antara wilayah darat dan
(Regress) dan perubahan laut (Kusnadi, 2009).Nelayan
masyarakat menjadi kemajuan adalah orang yang hidup dari
(progress). Perubahan sosial mata pencaharian hasil laut. Di
sebagai fakta dapat dilihat dan Indonesia para nelayan biasanya
dirasakan dimana-mana bermukin di daerah pinggir
perubahan masyarakat adalah pantai atau pesisir laut.
suatu kenyataan yang dibuktikan Komunitas nelayan adalah
oleh gejala-gejala seperti de- kelompok orang yang bermata
personalisasi, adanya frustrasi pencaharian hasil laut dan tinggal
dan apatis (kelumpuhan mental), didesa-desa atau pesisir
pertentangan dan perbedaan (Sastrawidjaya. 2002). Ciri
pendapat. komunitas nelayan dapat dilihat
Konsep Masyarakat Nelayan dari berbagai segi. Sebagai
berikut :
1. Pengertian Masyarakat
Nelayan a. Dari segi mata pencaharian.
Nelayan adalah suatu Nelayan adalah mereka yang
kelompok masyarakat yang segala aktivitasnya berkaitan
kehidupannya tergantung dengan lingkungan laut dan
langsung pada hasil laut, baik pesisir. Atau mereka yang
dengan cara melakukan menjadikan perikanan sebagai
penangkapan ataupun budi daya. mata pencaharian.
Mereka pada umumnya tinggal
b. Dari segi cara hidup.
di
6 6
Komunitas nelayan adalah Dalam satu kelompok nelayan
komunitas gotong royong, sering juga ditemukan perbedaan
kebutuhan gotong royong dan kohesi internal, dalam pengertian
tolong menolong terasa sangat hubungan sesama nelayan
penting pada saat untuk maupun hubungan
mengatasi keadaan yang bermasyarakat Townsley
menuntut pengeluaran biaya (dalam Widodo, 2006).
besar dan pengerahan tenaga
Charles (dalam Widodo
yang banyak. Seperti saat
2006) membagi kelompok
berlayar. Membangun rumah
nelayan dalam empat kelompok
atau tanggul penahan gelombang
yaitu:
di sekitar desa.
a. Nelayan subsisten (subsistence
c. Dari segi keterampilan.
fishers), yaitu nelayan yang
Meskipun pekerjaan nelayan menangkap ikan hanya untuk
adalah pekerjaan berat namun memenuhi kebutuhan sendiri.
pada umumnya mereka hanya
b. Nelayan asli
memiliki ketrampilan sederhana.
(native/indigenous/aboriginal
Kebanyakan mereka bekerja
fishers), yaitu nelayan yang
sebagai nelayan adalah profesi
sedikit banyak memiliki
yang diturunkan oleh orang tua.
karakter yang sama dengan
Bukan yang dipelajari secara
kelompok pertama, namun
professional.
memiliki juga hak untuk
2. Penggolongan Masyarakat melakukan aktivitas secara
Nelayan komersial walaupun dalam
Pada dasarnya kelompok skala yang sangat kecil.
masyarakat nelayan memiliki
c. Nelayan rekreasi
beberapa perbedaan dalam
(recreational/sport fishers),
karakteristik sosial. Perbedaan
yaitu orang-orang yang secara
tersebut dapat dilihat pada
prinsip melakukan kegiatan
kelompok umur, pendidikan,
penangkapan hanya sekedar
status sosial dan kepercayaan.
7 7
untuk kesenangan atau karamba), pembudidaya
berolahraga, dan rumput laut/mutiara, dan
d. Nelayan komersial petambak.
(commercial fishers), yaitu b. Pengolah hasil ikan atau hasil
mereka yang menangkap ikan laut lainnya, seperti
untuk tujuan komersial atau pemindang, pengering ikan,
dipasarkan baik untuk pasar pengasap, pengusaha
domestik maupun pasar terasi/krupuk ikan/tepung
ekspor. Kelompok nelayan ini ikan, dan sebagainya;
dibagi dua, yaitu nelayan
c. Penunjang kegiatan ekonomi
skala kecil dan skala besar.
perikanan, seperti pemilik
3. Posisi Nelayan dalam toko atau warung, pemilik
Masyarakat Pesisir bengkel (montir dan las),
Menurut Kusnadi (2009), pengusaha angkutan, tukang
dalam perspektif stratifikasi perahu dan buruh kasar
sosial ekonomi, masyarakat (manol).
pesisir bukanlah masyarakat
Tingkat keragaman
yang homogen. Masyarakat
(heterogenitas) kelompok-
pesisir terbentuk oleh kelompok-
kelompok sosial yang ada
kelompok sosial yang beragam
dipengaruhi oleh tingkat
dilihat dari aspek interaksi
perkembangan desa-desa
masyarakat dengan sumberdaya
pesisir. Desa-desa pesisir atau
ekonomi yang tersedia di
desa-desa nelayan yang sudah
kawasan pesisir, masyarakat
berkembang lebih maju dan
pesisir terkelompok sebagai
memungkinkan terjadinya
berikut :
diversifikasi kegiatan
a. Pemanfaat langsung ekonomi, tingkat keragaman
sumberdaya lingkungan, kelompok-kelompok
seperti nelayan, pembudidaya sosialnya lebih kompleks
ikan di perairan pantai daripada desa-desa pesisir
(dengan jaring apung atau yang belum berkembang atau
8 8
yang terisolasi secara Berdasarkan data dari
geografis. Di desa-desa pesisir Meteorologi dan Geofisika maka
yang sudah berkembang Kelurahan Mafututu mempunyai
biasanya dinamika sosial curah hujan 2100-2900 mm
berlangsung secara intensif. pertahun, temperatur rata-rata
4. Pentingnya Pembangunan 25C - 33C. Musim kemarau
Perikanan bagi masyarakat pada bulan April sampai
Nelayan November dan musim penghujan
Pembangunan perikanan dari bulan Desember sampai
pada dasarnya merupakan bagian Maret. Topografi Kelurahan
integral dari pembangunan Mafututu adalah tanah dataran
nasional yang dilaksanakan yang rata dan memiliki kawasan
dalam rangka pembangunan dengan tanah alluvial.
manusia Indonesia seutuhnya, Adapun batas-batas wilayah
dalam hal ini diperlukan Kelurahan Mafututu adalah
modernisasi untuk mengubah sebagai berikut :
sikap mental para nelayan untuk
- Sebelah Utara berbatasan
membuka diri terhadap dengan Lautan Pasifik
perkembangan ilmu pengetahuan - Sebelah Selatan berbatasan
dan teknologi. dengan Kelurahan Rum
Kecamatan Tidore Utara
Gambaran Umum Lokasi - Sebelah Barat berbatasan
Penelitian dengan Kelurahan Jiko Cobo
Kecamatan Tidore Timur
1. Keadaan Geografis - Sebelah Timur berbatasan
Kelurahan Mafututu secara dengan Kelurahan Tosa
Administratif berada dalam Kecamatan Tidore Timur
2. Orbitasi
wilayah Kecamatan Tidore
Timur Kota Tidore Kepulauan Jarak dari Kelurahan
memiliki luas wilayah sebesar Mafututu ke Ibu Kota Kecamatan
1.400 hektar. Secara geografis 3 Km dan jarak ke Ibu Kota Kota
Desa ini terletak antara 12619 - Tidore 7 Km dapat ditempuh
12428 BT dan 123 - 128 LU. dengan kendaraan bermotor
9 9
selama 30 menit. Jarak ke Ibu Tabel 1
Kota Propinsi adalah 10
Jumlah Penduduk dan
Mil/laut dan dapat ditempuh Kepala Keluarga Serta
selama 2 Jam dengan kapal Kepadatan Penduduk
penyeberangan.
Uraian
Jarak dari Ibu Kota Laki Laki
Perempuan
Kelurahan ke Pantai sejauh 25
Jumlah Total
meter, Untuk berbelanja ke Jumlah Kepala
pasar jaraknya 9 Km, Untuk Keluarga
Kepadatan
Terminal bus jaraknya 9,5 Km
Penduduk
dan jarak Pelabuhan kapal dari Sumber : Monografi Kelurahan
Kelurahan Mafututu adalah 8 Mafututu 2012
Km serta jarak ke Kantor
4. Keadaan Sosial dan Budaya
Kepolisian Resort 8,5
K
m a. Pendidikan.
10 10
Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Tingkat Pendidikan
URAIAN
Usia 3- 6 Tahun Belum Masuk TK/paud
Usia 3 - 6 Tahun Sedang TK/paud
Usia 27 - 15 Tahun
Tabel
Masih Sekolah
Usia 7-Dan
Jumlah 15 Tahun
Jenis Sekolah Di
Tidak Sekolah
Kelurahan Mafututu
Usia 18 - 56 Tahun Tidak Pernah Sekolah
URAIAN
Usia 18 - 56 TahunJUMLAH
TK/PAUD
Tidak Tamat SD 2 Unit
SD/Sederajat
Tamat SD/Sederajat 2 Unit
SMP/Sederajat 1 Unit
Tidak Tamat SMP/Sederajat
SMA/Sederajat 1 Unit
Tidak Tamat SMA/Sederajat
Tempat
Tamat Kursus
SMP 1 Unit
Sanggar Belajar
Tamat SMA 1 Unit
Sumber :
Tamat D-1 Monografi Kelurahan
Mafututu
Tamat D-2 2012
Tamat D-3
Tamat S-1
Tamat S-2
Tamat S-3
Sumber : Monografi Kelurahan Mafututu 2012
pemerintah dalam menangani Gambaran umum tentang
permasalahan pendidikan. keadaan pendidikan di Kelurahan
Fasilitas pendidikan sudah Mafututu, dapat dilihat pada tabel
cukup memadai karena terdapat berikut ini.
sarana pendidikan b. Agama
SD, SMP/sederajat dan Bagi masyarakat yang ada di
SMA/sederajat, tetapi Kelurahan Mafututu, agama
keterbatasan fasilitas pendidikan adalah merupakan salah satu
juga mempengaruhi peningkatan faktor yang cukup dominan,
kualitas pendidikan. pemeluk agama yang terbesar di
Kelurahan Mafututu adalah Kehidupan dan kerukunan
agama Islam. antar umat beragama dapat
dikatakan cukup baik walaupun
secara umum di daerah ini kesehatan juga akan sangat
pernah terjadi konflik agama di mempengaruhi kualitas
Kelurahan ini dapat dikatakan kesehatan masyarakat. Bila
masih aman dan terkendali. masyarakat sakit maka mereka
Gambaran keadaan penduduk akan pergi ke dukun atau tua-tua
menurut golongan agama, maka adat untuk mengobatinya.
akan dapat dirinci pada tabel
pemerintah telah mengupa-
berikut ini.
yakan program Keluarga
Tabel : 3 Berencana sebagai salah satu
tujuan untuk mengurangi
pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan.
Walaupun pemerintah berupaya
No
1
2
3
4
Jumlah
Sumber : Monografi Desa Mafututu 2012.
c. Kesehatan untuk melaksanakan program
Keluarga Berencana, namun
Gambaran kesehatan dalam
belum ditunjang oleh partisipasi
wilayah Kelurahan Mafututu
masyarakat khususnya partisipasi
dapat dikatakan masih kurang
ibu dalam pelaksanaan program
memadai hal ini didasarkan
keluarga berencana. Hasil
kesadaran masyarakat tentang
pemantauan menunjukan bahwa
pentingnya masalah kesehatan.
kesadaran para ibu akseptor
Keterbatasan akan fasilitas
dalam pelaksanaan program KB kesadaran masyarakat akan
masih belum merata hal ini
disebabkan karena kurangnya
pentingnya arti KB sebagai salah URAIAN
Jumlah nelayan di kelurahan
satu upaya untuk pengendalian Nelayan
mafututu berdasarkan kelompok
subsisten
penduduk dan tingkat kelahiran. Nelayan Asli
Tabel 5
Nelayan
Komersial
Tabel 4 Sumber : Monografi Desa
Mafututu 2012.
Prasarana dan Sarana
Jumlah nelayan di kelurahan
Kesehatan Kelurahan Mafututu
Untuk merinci
keseluruhan sumberdaya
Tabel 6
manusia atau tenaga kerja
yang ada di Kelurahan
Mafutu rincian pada table berikut ini 493 ibu rumah-tangga, 101
tu : jiwa Balita dan 11 jiwa cacat
berdasa fisik dan mental.
rkan
1. Dinamika
usia Kelompok Nelayan
dapat Dalam Aktivitas Usaha
dilihat a. Karakteristik
Sosial
Budaya
Masyarakat
bekerja karena
Sumberdaya Manusia/Tenaga Kerja
masih sekolah,
URAIAN dan ada
605 jiwa yang
Usia 15 - 35 Tahun
bukan tenaga
Usia 36 55 Tahun Yang
Bekerja Kerja Produktif
Usia 15 -56 Tahun Ibu yang terdiri atas
Rumah Tangga dan Balita
Usia Diatas 15 Tahun Cacat Hingga Tid