You are on page 1of 24

DINAMIKA PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN

DALAM MENINGKATKAN TARAF HIDUP DI KELURAHAN


MAFUTUTU KOTA TIDORE KEPULAUAN.

Ishak S. Husen
090816007

ABSTRACT
The community fishers are just people living in parts of the coast and
suspending their lives at sea, that problems concerning the community
fishermen is a problem that is multidimensional. Hence, to be known to
the root cause of the issues of poverty in fishermen. There are several
aspects of that to be poor fishermen or the coastal communities, of
them; there is no attention a government that consider the fishermen.
The low of human resources and equipment that is used by fishermen
influential on how to catch fish, to restrictions in technology
understanding make quality and quantity of catch not been improved.
Government programs that are impartial the community fishermen, in
which many policies on poverty reduction for the fishermen are top
down and always make the community fishermen as an object and not a
subject. Several programs that relating to the community fishermen
absolutely necessary, namely a social policy prosper the community and
fisherman
's life.
Increasing poverty fishermen in mafututu very associated with various
other obstacles between the absence of policy development and
application of coastal areas and the community fishermen who
integrated or integrated among the development agents, the lack of
consistency production quantity ( catch ) results. Besides that the lack
of capital or investment will certainly complicate fishermen in
increasing the economic activities of fisheries, and finally very
influential on the level of the income of the fishermen. Low income
fishermen would directly impact on the level of social welfare affects
fishermen so that their social mobility in the various access
development.

1 1
Keywords: fisherman, human resources, governmente
Latar Belakang beberapa pekan nelayan tidak
Masyarakat nelayan adalah melaut oleh karena musim yang
masyarakat yang tinggal di
pesisir pantai dan menggantung
hidup mereka di laut, Masalah
yang terjadi pada masyarakat
nelayan merupakan masalah
yang bersifat multidimensi
sehingga untuk
menyelesaikannya diperlukan
solusi yang menyeluruh, dan
bukan solusi secara parsial
(Suharto,
2005).Oleh karena itu, harus
diketahui akar masalah yang
menjadi penyebab terjadinya
kemiskinan pada nelayan.
Terdapat beberapa aspek yang
menyebabkan kemiskinan
nelayan atau masyarakat pesisir,
diantaranya; tidak adanya
perhatian pemerintah yang
memihak pada masyarakat
nelayan, banyak program terkait
masyarakat nelayan masih
bersifat top down dan selalu
menjadikan masyarakat nelayan
sebagai objek, bukan subjek.
Kondisi alam sangat berpengaruh
pada tingkat kesejahteraan
nelayan, karena terkadang

2 2
tidak menentu. Rendahnya hidup nelayan yang selalu
Sumber Daya Manusia (SDM) bekerja keras. kendalanya adalah
dan peralatan yang digunakan pola hidup konsumtif, dimana
nelayan berpengaruh pada cara pada saat penghasilan banyak,
menangkap ikan, keterbatasan tidak ditabung untuk persiapan
dalam pemahaman teknologi paceklik, melainkan dijadikan
menjadikan kualitas dan kesempatan untuk membeli
kuantitas tangkapan tidak kebutuhan sekunder. Namun
mengalami perbaikan. ketika terjadi masa paceklik,
pada akhirnya mereka berhutang,
Kondisi lain yang turut
termasuk kepada lintah darat,
memperburuk tingkat
yang justru semakin
kesejahteraan nelayan adalah
memperberat kondisi mereka.
mengenai kebiasaan atau pola
Deskripsi diatas merupakan
hidup. Tidak sepantasnya jika
pusaran masalah yang terjadi
mengatakan nelayan pemalas,
pada masyarakat nelayan
karena jika dilihat dari daur
umumnya di Indonesia 2. Tingkat pendidikan nelayan.
(Suharto,2005). Nelayan yang miskin
Dari berbagai permasalahan umumnya belum banyak
yang dihadapi oleh masyarakat tersentuh teknologi modern,
nelayan menurut kualitas sumberdaya manusia
rendah dan tingkat produktivitas
Kusnadi (2008) terdapat lima
tangkapannya juga sangat
masalah pokok antara lain :
rendah.
1. Kondisi Alam.
3. Pola kehidupan nelayan.
Kompleksnya permasalahan
Pola hidup konsumtif
pada masyarakat nelayan terjadi
disebabkan masyarakat nelayan menjadi masalah laten pada
hidup dalam suasana alam yang masyarakat nelayan, dimana
keras yang selalu diliputi pada saat penghasilan banyak,
ketidakpastian dalam tidak ditabung untuk
menjalankan usahanya. persiapan

3 3
paceklik, melainkan dijadikan
Perubahan sosial merupakan
kesempatan untuk membeli
ciri khas masyarakat dan
kebutuhan sekunder.
kebudayaan, baik itu masyarakat
4. Pemasaran hasil tangkapan. tradisional maupun masyarakat
Tidak semua daerah pesisir modern. Dalam masyarakat
memiliki Tempat Pelelangan modern perubahan itu sangat
Ikan (TPI). Hal tersebut membuat cepat, sedang dalam masyarakat
para nelayan terpaksa untuk tradisional sangat lambat.
menjual hasil tangkapan mereka (Simandjuntak, 2007: 1).
kepada tengkulak dengan harga Berbicara tentang perubahan
di bawah harga pasar, sosial, kita membayangkan
5. Program pemerintah yang sesuatu yang terjadi setelah
belum memihak pada jangka waktu tertentu, kita
masyarakat nelayan. berurusan dengan perbedaan
keadaan yang diamati antara
Konsep Perubahan Sosial
sebelum dan sesudah jangka sederhana, tidak hanya
waktu tertentu. Konsep dasar berdimensi tunggal, tetapi
perubahan sosial mencakup tiga muncul dari kombinasi atau
gagasan (1) perbedaan (2) pada gabungan keadaan berbagai
waktu yang berbeda (3) diantara komponen seperti berikut :
keadaan sistem sosial yang sama.
1. Unsur-unsur pokok (misalnya,
Contoh perubahan sosial yang
jumlah dan jenis individu,
dikemukakan oleh Hawley,
serta tindakan mereka),
(dalam Sztompka,2010)
2. Hubungan
Perubahan sosial dapat
(misalnya,
dibedakan menjadi beberapa
loyalitas, ketergantungan,
jenis, tergan- tung pada sudut
hubungan antar individu,
pengamatan, apakah dari sudut
integrasi),
aspek, fragmen atau dimensi
sistem sosialnya. Ini disebabkan 3. Berfungsinya unsur-
keadaan sosial itu tidak unsur didalam sistem

4 4
(misalnya : peran dimainkan oleh individu atau
pekerjaan yang diperlukannya tindakan
tertentu untuk melestarikan
ketertiban sosial),

4. Pemeliharaan batas (misalnya


: kriteria untuk menentukan
siapa saja yang termasuk
anggota sistem, syarat untuk
menentukan siapa saja yang
termasuk anggota sistem,
syarat penerimaan individu
dalam kelompok, prinsip
rekrutmen dalam organisasi
dan sebagainya).

5. Sub sistem (misalnya : jumlah


dan jenis bagian, segmen atau
divisi khusus yang dapat
dibedakan),

6. Lingkungan (misalnya :
keadaan alam, atau lokasi
geopolitik).

Menurut Sztompka (2010:3)


bahwa berbagai jenis perubahan
dapat dilihat dalam berbagai
bagian seperti :

Dinamika Perubahan Sosial.


Soekanto, (2003) Dinamika
perubahan sosial yaitu maju atau
mundurnya kehidupan
masyarakat dalam kaitannya

5 5
dengan proses pembangunan pinggir pantai, sebuah
yang sedang berlangsung. lingkungan pemukiman yang
Susanto (1992) Dalam teori dekat dengan lokasi kegiatannya
perubahan sosial terdapat (Imron, 2003) Secara geografis,
berbagai dinamika yang turut masyarakat nelayan adalah
mempengaruhinya antara lain masyarakat yang hidup, tumbuh
perubahan adalah sebagai suatu dan berkembang di kawasan
fakta, perubahan masyarakat pesisir, yakni suatu kawasan
dapat berarti kemunduran transisi antara wilayah darat dan
(Regress) dan perubahan laut (Kusnadi, 2009).Nelayan
masyarakat menjadi kemajuan adalah orang yang hidup dari
(progress). Perubahan sosial mata pencaharian hasil laut. Di
sebagai fakta dapat dilihat dan Indonesia para nelayan biasanya
dirasakan dimana-mana bermukin di daerah pinggir
perubahan masyarakat adalah pantai atau pesisir laut.
suatu kenyataan yang dibuktikan Komunitas nelayan adalah
oleh gejala-gejala seperti de- kelompok orang yang bermata
personalisasi, adanya frustrasi pencaharian hasil laut dan tinggal
dan apatis (kelumpuhan mental), didesa-desa atau pesisir
pertentangan dan perbedaan (Sastrawidjaya. 2002). Ciri
pendapat. komunitas nelayan dapat dilihat
Konsep Masyarakat Nelayan dari berbagai segi. Sebagai
berikut :
1. Pengertian Masyarakat
Nelayan a. Dari segi mata pencaharian.
Nelayan adalah suatu Nelayan adalah mereka yang
kelompok masyarakat yang segala aktivitasnya berkaitan
kehidupannya tergantung dengan lingkungan laut dan
langsung pada hasil laut, baik pesisir. Atau mereka yang
dengan cara melakukan menjadikan perikanan sebagai
penangkapan ataupun budi daya. mata pencaharian.
Mereka pada umumnya tinggal
b. Dari segi cara hidup.
di

6 6
Komunitas nelayan adalah Dalam satu kelompok nelayan
komunitas gotong royong, sering juga ditemukan perbedaan
kebutuhan gotong royong dan kohesi internal, dalam pengertian
tolong menolong terasa sangat hubungan sesama nelayan
penting pada saat untuk maupun hubungan
mengatasi keadaan yang bermasyarakat Townsley
menuntut pengeluaran biaya (dalam Widodo, 2006).
besar dan pengerahan tenaga
Charles (dalam Widodo
yang banyak. Seperti saat
2006) membagi kelompok
berlayar. Membangun rumah
nelayan dalam empat kelompok
atau tanggul penahan gelombang
yaitu:
di sekitar desa.
a. Nelayan subsisten (subsistence
c. Dari segi keterampilan.
fishers), yaitu nelayan yang
Meskipun pekerjaan nelayan menangkap ikan hanya untuk
adalah pekerjaan berat namun memenuhi kebutuhan sendiri.
pada umumnya mereka hanya
b. Nelayan asli
memiliki ketrampilan sederhana.
(native/indigenous/aboriginal
Kebanyakan mereka bekerja
fishers), yaitu nelayan yang
sebagai nelayan adalah profesi
sedikit banyak memiliki
yang diturunkan oleh orang tua.
karakter yang sama dengan
Bukan yang dipelajari secara
kelompok pertama, namun
professional.
memiliki juga hak untuk
2. Penggolongan Masyarakat melakukan aktivitas secara
Nelayan komersial walaupun dalam
Pada dasarnya kelompok skala yang sangat kecil.
masyarakat nelayan memiliki
c. Nelayan rekreasi
beberapa perbedaan dalam
(recreational/sport fishers),
karakteristik sosial. Perbedaan
yaitu orang-orang yang secara
tersebut dapat dilihat pada
prinsip melakukan kegiatan
kelompok umur, pendidikan,
penangkapan hanya sekedar
status sosial dan kepercayaan.

7 7
untuk kesenangan atau karamba), pembudidaya
berolahraga, dan rumput laut/mutiara, dan
d. Nelayan komersial petambak.
(commercial fishers), yaitu b. Pengolah hasil ikan atau hasil
mereka yang menangkap ikan laut lainnya, seperti
untuk tujuan komersial atau pemindang, pengering ikan,
dipasarkan baik untuk pasar pengasap, pengusaha
domestik maupun pasar terasi/krupuk ikan/tepung
ekspor. Kelompok nelayan ini ikan, dan sebagainya;
dibagi dua, yaitu nelayan
c. Penunjang kegiatan ekonomi
skala kecil dan skala besar.
perikanan, seperti pemilik
3. Posisi Nelayan dalam toko atau warung, pemilik
Masyarakat Pesisir bengkel (montir dan las),
Menurut Kusnadi (2009), pengusaha angkutan, tukang
dalam perspektif stratifikasi perahu dan buruh kasar
sosial ekonomi, masyarakat (manol).
pesisir bukanlah masyarakat
Tingkat keragaman
yang homogen. Masyarakat
(heterogenitas) kelompok-
pesisir terbentuk oleh kelompok-
kelompok sosial yang ada
kelompok sosial yang beragam
dipengaruhi oleh tingkat
dilihat dari aspek interaksi
perkembangan desa-desa
masyarakat dengan sumberdaya
pesisir. Desa-desa pesisir atau
ekonomi yang tersedia di
desa-desa nelayan yang sudah
kawasan pesisir, masyarakat
berkembang lebih maju dan
pesisir terkelompok sebagai
memungkinkan terjadinya
berikut :
diversifikasi kegiatan
a. Pemanfaat langsung ekonomi, tingkat keragaman
sumberdaya lingkungan, kelompok-kelompok
seperti nelayan, pembudidaya sosialnya lebih kompleks
ikan di perairan pantai daripada desa-desa pesisir
(dengan jaring apung atau yang belum berkembang atau

8 8
yang terisolasi secara Berdasarkan data dari
geografis. Di desa-desa pesisir Meteorologi dan Geofisika maka
yang sudah berkembang Kelurahan Mafututu mempunyai
biasanya dinamika sosial curah hujan 2100-2900 mm
berlangsung secara intensif. pertahun, temperatur rata-rata
4. Pentingnya Pembangunan 25C - 33C. Musim kemarau
Perikanan bagi masyarakat pada bulan April sampai
Nelayan November dan musim penghujan
Pembangunan perikanan dari bulan Desember sampai
pada dasarnya merupakan bagian Maret. Topografi Kelurahan
integral dari pembangunan Mafututu adalah tanah dataran
nasional yang dilaksanakan yang rata dan memiliki kawasan
dalam rangka pembangunan dengan tanah alluvial.
manusia Indonesia seutuhnya, Adapun batas-batas wilayah
dalam hal ini diperlukan Kelurahan Mafututu adalah
modernisasi untuk mengubah sebagai berikut :
sikap mental para nelayan untuk
- Sebelah Utara berbatasan
membuka diri terhadap dengan Lautan Pasifik
perkembangan ilmu pengetahuan - Sebelah Selatan berbatasan
dan teknologi. dengan Kelurahan Rum
Kecamatan Tidore Utara
Gambaran Umum Lokasi - Sebelah Barat berbatasan
Penelitian dengan Kelurahan Jiko Cobo
Kecamatan Tidore Timur
1. Keadaan Geografis - Sebelah Timur berbatasan
Kelurahan Mafututu secara dengan Kelurahan Tosa
Administratif berada dalam Kecamatan Tidore Timur
2. Orbitasi
wilayah Kecamatan Tidore
Timur Kota Tidore Kepulauan Jarak dari Kelurahan
memiliki luas wilayah sebesar Mafututu ke Ibu Kota Kecamatan
1.400 hektar. Secara geografis 3 Km dan jarak ke Ibu Kota Kota
Desa ini terletak antara 12619 - Tidore 7 Km dapat ditempuh
12428 BT dan 123 - 128 LU. dengan kendaraan bermotor

9 9
selama 30 menit. Jarak ke Ibu Tabel 1
Kota Propinsi adalah 10
Jumlah Penduduk dan
Mil/laut dan dapat ditempuh Kepala Keluarga Serta
selama 2 Jam dengan kapal Kepadatan Penduduk
penyeberangan.
Uraian
Jarak dari Ibu Kota Laki Laki
Perempuan
Kelurahan ke Pantai sejauh 25
Jumlah Total
meter, Untuk berbelanja ke Jumlah Kepala
pasar jaraknya 9 Km, Untuk Keluarga
Kepadatan
Terminal bus jaraknya 9,5 Km
Penduduk
dan jarak Pelabuhan kapal dari Sumber : Monografi Kelurahan
Kelurahan Mafututu adalah 8 Mafututu 2012
Km serta jarak ke Kantor
4. Keadaan Sosial dan Budaya
Kepolisian Resort 8,5
K
m a. Pendidikan.

3. Keadaan Pendidikan merupakan salah


Penduduk satu faktor penting dalam
Jumlah penduduk yang kehidupan bangsa, karena
mendiami Kelurahan Mafututu pendidikan sebagai salah satu
adalah sebanyak 2663 jiwa faktor yang menyebabkan
dengan perincian laki-laki 1352 terjadinya perubahan sosial di
dalam masyarakat. Begitu pula
jiwa dan 1311 jiwa
dengan masyarakat Kelurahan
perempuan dengan jumlah
Mafututu, faktor pendidikan
kepala keluarga sebanyak 618
masih tetap menjadi
KK. Data tentang keadaan
permasalahan bagi masyarakat.
jumlah penduduk di Kelurahan Di kelurahan ini juga masih
Mafututu, maka dapat dirinci terdapat penduduk buta huruf
sebagai berikut ini. sehingga memerlukan
perhatian

10 10
Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Tingkat Pendidikan
URAIAN
Usia 3- 6 Tahun Belum Masuk TK/paud
Usia 3 - 6 Tahun Sedang TK/paud
Usia 27 - 15 Tahun
Tabel
Masih Sekolah
Usia 7-Dan
Jumlah 15 Tahun
Jenis Sekolah Di
Tidak Sekolah
Kelurahan Mafututu
Usia 18 - 56 Tahun Tidak Pernah Sekolah
URAIAN
Usia 18 - 56 TahunJUMLAH
TK/PAUD
Tidak Tamat SD 2 Unit
SD/Sederajat
Tamat SD/Sederajat 2 Unit
SMP/Sederajat 1 Unit
Tidak Tamat SMP/Sederajat
SMA/Sederajat 1 Unit
Tidak Tamat SMA/Sederajat
Tempat
Tamat Kursus
SMP 1 Unit
Sanggar Belajar
Tamat SMA 1 Unit
Sumber :
Tamat D-1 Monografi Kelurahan
Mafututu
Tamat D-2 2012
Tamat D-3
Tamat S-1
Tamat S-2
Tamat S-3
Sumber : Monografi Kelurahan Mafututu 2012
pemerintah dalam menangani Gambaran umum tentang
permasalahan pendidikan. keadaan pendidikan di Kelurahan
Fasilitas pendidikan sudah Mafututu, dapat dilihat pada tabel
cukup memadai karena terdapat berikut ini.
sarana pendidikan b. Agama
SD, SMP/sederajat dan Bagi masyarakat yang ada di
SMA/sederajat, tetapi Kelurahan Mafututu, agama
keterbatasan fasilitas pendidikan adalah merupakan salah satu
juga mempengaruhi peningkatan faktor yang cukup dominan,
kualitas pendidikan. pemeluk agama yang terbesar di
Kelurahan Mafututu adalah Kehidupan dan kerukunan
agama Islam. antar umat beragama dapat
dikatakan cukup baik walaupun
secara umum di daerah ini kesehatan juga akan sangat
pernah terjadi konflik agama di mempengaruhi kualitas
Kelurahan ini dapat dikatakan kesehatan masyarakat. Bila
masih aman dan terkendali. masyarakat sakit maka mereka
Gambaran keadaan penduduk akan pergi ke dukun atau tua-tua
menurut golongan agama, maka adat untuk mengobatinya.
akan dapat dirinci pada tabel
pemerintah telah mengupa-
berikut ini.
yakan program Keluarga
Tabel : 3 Berencana sebagai salah satu
tujuan untuk mengurangi
pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan.
Walaupun pemerintah berupaya

Masyarakat Menurut Golongan agama di Desa Mafututu.

No

1
2
3
4
Jumlah
Sumber : Monografi Desa Mafututu 2012.
c. Kesehatan untuk melaksanakan program
Keluarga Berencana, namun
Gambaran kesehatan dalam
belum ditunjang oleh partisipasi
wilayah Kelurahan Mafututu
masyarakat khususnya partisipasi
dapat dikatakan masih kurang
ibu dalam pelaksanaan program
memadai hal ini didasarkan
keluarga berencana. Hasil
kesadaran masyarakat tentang
pemantauan menunjukan bahwa
pentingnya masalah kesehatan.
kesadaran para ibu akseptor
Keterbatasan akan fasilitas
dalam pelaksanaan program KB kesadaran masyarakat akan
masih belum merata hal ini
disebabkan karena kurangnya
pentingnya arti KB sebagai salah URAIAN
Jumlah nelayan di kelurahan
satu upaya untuk pengendalian Nelayan
mafututu berdasarkan kelompok
subsisten
penduduk dan tingkat kelahiran. Nelayan Asli
Tabel 5
Nelayan
Komersial
Tabel 4 Sumber : Monografi Desa
Mafututu 2012.
Prasarana dan Sarana
Jumlah nelayan di kelurahan
Kesehatan Kelurahan Mafututu

URAIAN JUMLAH para nelayan di bagi atas 3


Puskesmas kelompok,berdasarkan hasil
Pembantu 1 Unit
penelitian jumlah kelompok
Posyandu 4 Unit
Bidan nelayan terbanyak yaiyu nelayan
Kelurahan 2 Orang asli sebanyak192 jiwa,dan yang
Dukun Bersalin 6 Orang paling rendah yaitu nelayan
d. Mata Pencaharian dan Tenaga
Kader Posyandu 20 Orang
Kerja subsistem yang jumlahnya 23
jiwa.
Kelurahan Mafututu yang
terletak di daerah pesisir laut
pasifik, sebagian besar dari
masyarakatnya menggantungkan
hidupnya dari hasil laut. Selain
menggantungkan hidup dari hasil
laut,ada yang berprofesi sabagai
sopir mobil penumpang
sebanyak
6 orang dan Wiraswastawan
sebanyak 123 orang, data
lengkapnya bisa dilihat pada
table berikut ini :

Untuk merinci
keseluruhan sumberdaya
Tabel 6
manusia atau tenaga kerja
yang ada di Kelurahan
Mafutu rincian pada table berikut ini 493 ibu rumah-tangga, 101
tu : jiwa Balita dan 11 jiwa cacat
berdasa fisik dan mental.
rkan
1. Dinamika
usia Kelompok Nelayan
dapat Dalam Aktivitas Usaha
dilihat a. Karakteristik
Sosial
Budaya
Masyarakat
bekerja karena
Sumberdaya Manusia/Tenaga Kerja
masih sekolah,
URAIAN dan ada
605 jiwa yang
Usia 15 - 35 Tahun
bukan tenaga
Usia 36 55 Tahun Yang
Bekerja Kerja Produktif
Usia 15 -56 Tahun Ibu yang terdiri atas
Rumah Tangga dan Balita
Usia Diatas 15 Tahun Cacat Hingga Tid

Sumber : Monografi Desa Mafututu


2012.

Ternyata dari data


tenaga kerja terdapat 2058
jiwa tenaga kerja produktif
yaitu usia 15 tahun sampai
dengan 35 tahun dan usia
36 tahun sampai usia 55
tahun. Dari 2058 tenaga
kerja yang produktif baru
705 jiwa yang telah
bekerja sehingga masih
ada sekitaran 1353 jiwa
belum bekerja atau tidak
Nelayan Mafututu Kategori
yaitu :

Dalam perspektif stratifikasi sosial 1) Masyarakat nelayan


ekonomi, masyarakat nelayan di yang sepenuhnya
daerah pesisir. menggantungkan
hidupnya dilaut. secara
Masyarakat pesisir terbentuk oleh
umum didominasi oleh
kelompok-kelompok sosial yang
kaum laki-laki yang
sangat beragam. Hasil penelitian
menyandang predikat
kategori karakteristik sosial budaya
sebagai kepala rumah
dalam kaitan dengan dinamika proses
tangga, namun ada pula
sumberdaya ekonomi, maka
beberapa wanita karena
masyarakat nelayan di Kelurahan
dengan kehilangan suami
Mafututu dapat dibagi atas 3
(meninggal)
terpaksa merangkap menjadi untuk dijual di
kepala rumahtangga dan warung maupun toko.
sebagai pemberi nafkah untuk
3) Masyarakat yang
keluarga sehingga mereka
menggan- tungkan
menggantungkan hidupnya di
aktivitas usahanya
laut.
dengan menyediakan
2) Masyarakat nelayan yang bentuk peralatan
terbentuk dalam aktivitas seperti kail, pancing,
kelompok yang melaksana- bahkan pemberi
kan aktivitas usahanya yang modal usaha, pemilik
merupakan kelanjutan dari toko/warung, bahkan
usaha yang didapat dari tengkulak, serta
hasil melaut, mereka adalah bentuk aktivitas sosial
para tibo-tibo, penjaja ikan, lainnya seperti
pengolah ikan dengan Koperasi,
pengasapan dan ikan asin,
bahkan membuat hasil
olahan ikan untuk dijual
dalam bentuk ikan masak
Arisan ibu-ibu nelayan, arisan pendapatan keluarga. Untuk
PKK dan aktivitas lainnya yang kelompok pada point (2)
menunjang kegiatan nelayan. merupakan bentuk paduan
Karakteristik sosial budaya dari nelayan penuh dan
tersebut diatas telah melahirkan masyarakat biasa,
bentuk stratifikasi sosial yang sedangkan untuk point (3)
permanen. Kategori sosial dapat dikatego- rikan
kelompok nelayan tersebut sebagai masyarakat yang
adalah nelayan yang secara utuh turut memberikan andil
(nelayan penuh) mencari nafkah terhadap aktivitas dibidang
baik siang maupun malam di laut, perikanan untuk
mereka dikatakan sebagai menyediakan peralatan,
kelompok dan penunjang utama memberikan modal, sebagai
produksi dibidang perikanan kelompok elit di kelurahan
sekaligus pe- nyumbang
yang mampu menggerakan utama dalam pengembangan
perekonomian masyarakat. usaha mencari nafkah untuk
keperluan keluarganya. dari
b. Pola Dan Tradisi Serta
tradisi serta pola, masyarakat
Kepercayaan
dalam melaksanakan aktivitas
Sesuai dengan hasil dibidang perikanan masih
penelitian secara sosial pola dan menggunakan alat-alat
tradisi serta bentuk kepercayaan tradisional bila mereka melaut.
yang secara permanen pada
Aktivitas Usaha Nelayan dalam
masyarakat Kelurahan Mafututu
Proses Produksi
merupakan bentuk endapan
sosial yang diwariskan oleh Kompleksnya permasalahan
nenek moyang secara turun- yang terjadi pada masyarakat
temurun yang sampai saat ini nelayan
masih tetap dipertahankan dan
dipercayai dari generasi ke
generasi terutama dalam
kehidupan melaut. Laut dan
wilayah pesisir menjadi modal
disebabkan masyarakat nelayan akan terlepas dari pemilikan alat
hidup dalam suasana alam yang tangkap. Karena dengan
keras yang selalu diliputi tersedianya alat tangkap yang
ketidakpastian (uncertainty) memadai tentu akan berpengaruh
dalam menjalankan usahanya. terhadap tingkat produktivitas.
Musim paceklik yang selalu Masyarakat nelayan dalam
datang tiap tahunnya dan melaksanakan aktivitasnya
lamanya pun tidak dapat terutama dalam hal melaut masih
dipastikan semakin membuat ada yang menggunakan alat
masyarakat nelayan harus tangkap secara tradisional yang
menghadapi berbagai macam diwariskan oleh nenek moyang
permasalahan yang kompleks. mereka sejak turun temurun. Hal
ini ditandai dengan alat
Usaha untuk meningkatkan
transportasi dengan
produksi dibidang perikanan bagi
menggunakan perahu londe
masyarakat nelayan tentu tidak
dengan bantuan alat dayung, kail
yang digunakan untuk seperti pamo, pelang yang
memancing sangat minim, serta memakai motor tempel.
masih mempertahankan tradisi
2. Pentingnya Pemberdayaan
dalam menangkap ikan.
Kelompok Nelayan Dalam
Keterbatasan peralatan yang
Meningkatkan Taraf Hidup
sangat sederhana tersebut
Masyarakat Nelayan
membuat nelayan memperoleh
Masyarakat nelayan secara
hasil tangkapan sangat sedikit
umum termasuk dalam kategori
bahkan seringkali tidak cukup
masyarakat miskin yang berada
memenuhi kebutuhan keluarga.
pada level paling bawah yang
Dari hasil penelitian menyatakan
paling sering mengalami
bahwa sistem peralatan yang
penderitaan sebagai akibat dari
dimiliki oleh masyarakat nelayan
ketidakberdayaan dan
sebagian masih menggunakan
kerentanannya. Berbagai kajian
dayung dan perahu londe serta
ada sebagian nelayan yang sudah
mulai menggunakan perahu besar
yang telah dilakukan kehidupan sosial ekonomi pada
menemukan, bahwa para nelayan masyarakat nelayan berada pada
(tradisional) bukan saja harus posisi yang sangat lemah bahkan
berhadapan dengan sebagian besar dari mereka masih
ketidakpastian pendapatan dan tergolong sebagai nelayan buruh
tekanan musim paceklik ikan atau nelayan-nelayan kecil yang
yang panjang, tetapi lebih dari itu hidup dalam lingkaran
mereka juga sering harus kemiskinan.
berhadapan dengan berbagai
Mengembangkan Teknologi
tekanan dan bentuk eksploitasi
Tangkap
yang muncul bersamaan dengan
berkembangnya proses Teknologi tangkapan menjadi
modernisasi di sektor perikanan kunci bagi keberhasilan nelayan
(Suyanto dkk., 2005). Berbagai dalam berusaha, bagi masyarakat
kajian oleh beberapa pakar nelayan yang terpenting adalah
mengindikasikan bahwa mendapatkan hasil tangkapan
sebanyak mungkin, tetapi kondisi kecil hanya bisa digunakan
yang didapat selama ini bahwa antara 1 sampai dua orang.
tingkat produktivitas bagi Keterbatasan teknologi
masyarakat nelayan khususnya tangkapan tersebut cukup
dibidang perikanan masih berpengaruh terhadap besar
sangat rendah, rendahnya tingkat kecilnya hasil tangkapan.
produktivitas tersebut
Kesimpu
dipengaruhi oleh rendahnya
lan
penguasaan akan teknologi.
1. Masyarakat nelayan
Teknologi tangkapan merupa- kan salah satu
masyarakat nelayan Kelurahan bagian masyarakat
Mafututu masih ada yang Indonesia yang hidup
menggunakan teknologi dengan
tradisional seperti alat pancing, mengelola potensi
alat transportasi masih sumberdaya
menggunakan dayung, bahkan peri- kanan. Sebagai
perahu yang digunakan adalah masyarakat
perahu londe dengan ukuran
yang tinggal dikawasan pesisir, tradisi serta kepercayaan
masyarakat nelayan mempunyai dalam kaitan dengan usaha
karakteristik sosial tersendiri dibidang perikanan kelompok
yang berbeda dengan masyarakat nelayan masih mempercayai
yang tinggal diwilayah daratan. berbagai kebiasaan cara
Dari segi kerakteristik melaut, menangkap ikan yang
masyarakat nelayan Kelurahan diwariskan dari masa kemasa
Mafututu yakni terdiri atas dua yang menjadi pedoman dan
bagian yakni pegangan hidup. Aktifitas
1). Masyarakat nelayan yang usaha bidang perikanan
sepenuhnya menggantungkan kelompok nelayan masih ada
yanghidupnya
menggunakan teknologi
sederhana atau teknologi
Masyarakat
sederhana dan bersahaja serta tradisional seperti sistem
terbuka. Dan dari segi pola, dayung, menggunakan perahu
londe, cara memancing
menggunakan kail, dan ada buruh dan majikan
sebagian yang sudah yang memiliki kesepakatan
menggunakan peralatan mesin ber- sama dalam sistem
seperti ketinting dan motor usaha bagi hasil antara lain
tempel. Dengan ini maka berkaitan dengan hak dan
Masyarakat Kelurahan Mafu- kewajiban dalam usaha
tutu mencoba membuka usaha untuk memenuhi
baru dibidang perikanan kebutuhan. Hasil penelitian
dengan cara budidaya ikan menunjukan bahwa
dengan memakai jaring apung Dinamika kelompok
dan budidaya rumput laut nelayan dalam kaitan
untuk meningkatkan per- dengan mata penca- harian,
ekonomian keluarga. sistem bagi hasil dapat

2. Dalam usaha kerja-sama ada


kontrak sosial yakni antara
pemilik kapal dengan buruh
nelayan atau yang disebut
dengan hubungan antara
dilakukan dengan baik, namun sering menga- lami
usaha tersebut belum mampu penderitaan sebagai akibat
meningkatan taraf hidup dari ketidak berdayaan mereka
kelompok nelayan. Usaha- usaha yang tergolong sebagai
pemberdayaan bagi kelompok masyrakat miskin yang
nelayan belum dilakukan secara dimana hasil tangkapan
efektif terutama berkaitan mereka lebih sedikit Untuk
dengan teknologi tangkap karena memenuhi kebutuhan hidup
dari segi modal kelompok sehari-hari terutama dalam
nelayan belum mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar
bantuan dari pemerintah,adapun masih sangat terbatas.
ken- dala yang terjadi dalam Keterbatasan tersebut di-
kehidupan masyarakat nelayan pengaruhi oleh rendahnya
di kelurahan Mafu- tutu, mereka pendapatan sebagian besar
kelompok
disebabkan
produksi perikanan/hasil wilayah Kecamatan ataupun
tangkapan yang sedikit, hanya mengandalkan pasar
kemudian dari aspek teknologi lokal. Kondisi tersebut secara
masih ada yang menggunakan langsung akan mempengaruhi
teknologi tradisional, seperti peningkatan taraf hidup bagi
alat pancing, menggunakan masyarakat nelayan...
DAFTAR PUSTAKA

Bottomore 1972, Sosiology, Edisi Keenam, Pradnya Paramita Jakarta.


Farley, 1990, Perubahan Sosial Masyarakat Petani, PT Bina Aksara
Jakarta.
Hans Ever Dieter, 1999, Kebutuhan Pokok bagi rakyat Miskin Penerbit
Rineka Cipta Jakarta.
Hawley 1978, Sosiologi dan Perubahan Sosial, PT Ersco bandung.
Hendra Esmara, 2004, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok Penebit CV
Rajawali Jakarta.
Imron, 2003, Pengembangan Ekonomi Nelayan dan Sistem Sosial
Budaya Penerbit PT Gramedia Jakarta.
Koentjaraningrat, 2003, Kebudayaan dan Mentalitas Pembangunan,
PT
Gramedia Jakarta.
Kusnadi 2004, Mengatasi Kemiskinan nelayan Jawa Timur,
pendekatan terintegrasi, Yokyakarta
Pembaharuan,
Kusnadi Edi 2004, Akar Kemiskinan Nelayan. Yogyakarta.LKIS.
Macionis 1987, Mengenal Sosiologi, Pradnya Paramita Jakarta.
Moleong Lexy. J, 2004 Metodologi Penelitian Kualitatif penerbit
Rosdakarya Bandung.
Persell 1987, Dinamika Kelompok, Penerbit Bumi Aksara Jakarta.
Polak.J.B.A.F. 1987, Sosiologi suatu Pengantar Ringkas CV Rajawali
Jakarta.
Ritzer, et.al 1987 ,Sosiologi Ilmu Pengetahuan Penerbit . PT. Pustaka
Sidesindo
Sastrawidjaya. 2002, Nelayan dan Kemiskinan, Penerbit Pradnya
Paramita Jakarta.
Selo Soemardjan, 1991, Pengantar Sosiologi, CV Rajawali Press
Jakarta. Sherraden, Michael, M. 2005, Aset Orang Miskin, Penerbit
Pradnya
Paramita Jakarta.
Simandjuntak. B. 2007, Sosiologi Pembangunan Penerbit Bina Ilmu
Jakarta.
Singarimbun Masri 2006 , Cara Pemenuhan Kebutuhan Pokok bagi
rakyat Miskin Penerbit CV Rajawali Jakarta.
Soebroto, Adi. 1986, Strategi Pemenuhan kebutuhan pokok bagi
kelompok Nelayan, Penerbit Yayasan Dian
Desa.
Soekanto Soerjono 2003 ,Pengantar Sosiologi, Penerbit Haji Masagung
Solihin, Akhmad. Musim Paceklik Nelayan dan Jaminan Sosial. CV
Sinar Karya Jakarta.
Sugiyono, 2002, Penelitian Sosial, Afbeta Bandung.
Suharto Edi, 2005, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,
Kajian Strategis Kesejahteraan Sosial dan
Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama.
2005.
Suparyogo, 2001, Metodologi Penelitian
Kualitatif, Pradnya Paramita.
Sudarwati, Membangkitkan Kekuatan Ekonomi Nelayan. Suara
Merdeka, 13 Desember 2007.
Susanto Phil Astrid, 1992, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial
Penerbit, Bina Cipta.
Syaifuddin Asep, 2003, Penanggulangan kemiskinan, CV Sinar karya
Jakarta.
Syamsudin, Ali, 2008, Analisis Perubahan Sosial, Penerbit Pradnya
Paramita Jakarta
Sztompka 2010, Sosiologi Perubahan Sosial, Penerbit Bina Ilmu
Jakarta.
Townsley 1998, Analisis Pengentasan Kemiskinan bagi masyarakat
nelayan,di wilayah Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan.
Van Peursen 1985, Strategi kebudayaan, Penerbit Usaha Nasional.
Wardoyo Poespowardojo 1993, Kesejahteraan Sosial bagi rakyat
miskin, Penerbit PT Gramedia Jakarta.
Widodo ,J dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut,
Gadjah Mada University Press
W.J.S.Poerwadarminta ,1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Penerbit Balai Pustaka Nasional.
--------------- 2006 ,Jaminan Sosial Nelayan, Penerbit LKIS,
Yokyakarta.
--------------- 2008, Nelayan dan Konflik Sosial, PT Gramedia Jakarta.
--------------- 2009 Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Nelayan
Penerbit PT Gramedia Jakarta.
--------------- 2007, Kebijakan Sosial sebagai kebijakan public,
Alfabeta, Bandung
--------------- 2006, Separuh Penduduk Masih Rentan Menjadi
Miskin, Kompas, 8 Desember.

You might also like