You are on page 1of 51

PENATA LAKSANAAN

MENINGITIS AND ENCEPHALITIS

Sunartini
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fak. Kedokteran Universitas Gadjah Mada
RSUP Dr. Sardjito
OTAK MANUSIA
MENINGITIS DAN ENCEPHALITIS

Infeksi intrakranial : dua kelompok besar


Meningitis infeksi primer di meninges
Ensefalitis infeksi primer di parenkhim otak
Kematian dan disabilitas
Vaksinasi
Antibiotik , baik tepat adekuat penting
MENINGITIS BAKTERIAL

Neonatus 300/100.000 anak per tahun.


Bayi&Balita23kasus/100.000anak
Usiasekolah&remaja 1kasus/100.000
anak
ETIOLOGI
Etiologi :
9 1982- 2001 : bacterial the
study in Public Health
Laboratory Service (PHLS)
Neisseria meningitidis.
9 3 type of bacterial cause of
acute bacterial meningitis ,
are Streptococcus
pneumoniae, Neisseria
meningitidis, and
Haemophilus influenza b
(Hib).
ORGANISME PENYEBAB
MENINGITIS BAKTERIAL

Acute Meningitis Chronic Meningitis


Streptococ. pneumoniae Mycobact. tuberculosis
Haemophilus influenzae Treponema pallidum
Neisseria meningitidis Borrelia burgdorferi
Escherichia coli
Other gram-negatif
bacilli
Listeria monocytogenes
Salmonella species
Leptospira species
Staphylococcus aureus
Group B streptococci
MENINGITIS PADA ANAK
The Age distribution of 4 important types of acute bacterial
meningitis in a tropical African Country where meningococcal
meningitis is prevalent at a later age than in developed countries

E. coli

S. pneumoniae

H. influenzae

N. meningitis

0 1 12 5 10 20 40 60 or >
MONTHS YEARS
AGE
Patofisiology

Infection Hematogenic Entrance


(ENT)) spreadout tpCNS

Multiplication Immunesystem
ofbacteria notgood

SevereHeadacge
Inflamation Neckstiffness
Edema Photophobia
CNSDysfunction Convulsion
(classicsymptom)
Gambaran Klinis
Inflamasi meningen :sakit kepala, nausea dan
muntah, demam, fotofobia, mental confusion
dan letargi, atau iritabilitas yang berlebihan.
Pada bayi,tidur yang berlebihan / sulit makan.
Disfungsi SSP : kejang, tanda nerologis fokal
(hemisfer, quadriparessi, palsi saraf cranial,
defek lapang pandang), dan ataksia
kemungkinan meningitis
Kejang: 20-30% pada meningitis bakterialis.
Tidak ada satupun yang patognomonik.
Tanda dan gejala meningitis sangat beragam
tergantung usia pasien, durasi penyakit, dan
respons pejamu terhadap infeksi.
KRITERIA DIAGNOSIS MENINGITIS BAKTERIAL
Tanda kardinal
demam tinggi sampai hiperpireksia, mual /
muntah . kejang, sakit kepala, penurunan
kesadaran, adanya meningeal sign dan fotofobi.

Tanda dan gejala spesifik


Petechiae dan purpura khas : pada
meningococcemia dan Hemophilus influenzae.
Perdarahan masif : pada meningococcemia.
Rash/ruam : pada Streptococcus Pneumonie Nyeri
sendi : pada meningococcemia dan hemophllus
influenzae
UUB masih terbuka UUB menonjol tegang dan
berdenyut (bulging)
Gejala Klinis Meningitis TB

Gambaran klasik tipikal :


permulaan penyakit dan gejala berkembang
selama lebih dari 2 atau 3 minggu.
demam subfebril, sakit kepala progresif,
leher kaku, perubahan status mental
peningkatan rasa kantuk dan lethargi.
tanda kenaikan tekanan intrakranial,
edema papil dan penurunan denyut nadi.
Meningitis TBC

Meningitis TBC ada tiga tahapan penyakit


* Tahap 1,
status mental atau iritabilitas masih normal.
Tahap 2
pasien letargi atau ada perubahan perilaku
Meningeal Sign positif dan mungkin sudah
ada paresis saraf kranial.
Tahap 3
pasien stupor atau koma
Meningeal Sign
Infeksi SSP
tanda iritasi
meningeal
kaku kuduk
tanda Kernig
Brudzinski I & II.
Biasa didapat
M. Bakterial pada
anak > 13 bulan,
jarang pada anak
< 6 bulan.
Lumbal pungsi
Analisis cairan serebro spinal
Tabel 2 : Analisis cairan serebro spinal pada meningitis
Tabel 2 : Gambaran cairan serebro spinal khas pada
meningitis
Pemeriksaan Penunjang
Punksi Lumbal :
Analisis dan kultur cairan serebrospinal (CSS)
merupakan metode utama mendiagnosa meningitis
Interpretasi dari cairan Serebrospinal
Appendiks berikut mencakup nilai normal dari sel darah putih, protein
dan glukosa CSS.
Etiologi WBC Sitologi Glukosa Protein Gram Kultur
Bacterial 200 - 5000 Polymorphs Low High + +
Partly treated 200 - 5000 Mostly PMN Low High

Tuberculous 100 - 500 Lymphocytes1 Low 2 High - +
(late)
Aseptic 100 - 700 Lymphocytes 1 Normal 2 Slightly high - -

1. Meningitis virus dan Tb polimormonuklear dapat predominasi pada tahap awal penyakit.
Pada meningoensepalitis HSV CSS seringkali mengandung banyak sel darah merah.
2. Pada meningitis virus, gula kemungkinan rendah pada sekitar 20% pasien. Pada Tb,
biasanya , 50% glukosa darah, namun bisa juga normal pada sekitar 10% pasien.
D Lennon et al.,2008
TREATMENT

1. Nursing Care
2. In critical period ---> PICU
3. treatment
a. Homeostasis ivfd
b. Convulsion / st. convulsivus
9 Stop seizure immediately
9 Adequate Oxygenation
9 Airway
c. Corticosteroids for Bacterial M-is
d. Antibiotics
PRINSIP PEMBERIAN ANTIBIOTIK

1.PILIH Antibiotik yang tepat


2.Pertahankan kadar antibiotik di CSS
3.Gunakan antibiotik yang dapat tembus BBB
4.Perhatikan ratio AB dalam darah dan CSS:
Kloramfenikol 9 : 1 Cefaloridin 1 : 70
Cefalotin 1 : 7 Ampisilin 1 : 56
BBB dipengaruhi oleh
9 Inflamation of meninges
9 Protein bound
BLOOD BRAIN BARRIER
ANTIBIOTIC ARE GIVEN IN 2 FASE
I.v min 5 DAYS (fever free), continued oral
I. Result of culture : not yet ------> EMPIRIC
II. Result of culture positif : --> drugs sensitive

Culture (+) Drugs

Neonates and babies: -(1) Ampisilin 200 400 mg/kg BB


Combination of (1) - + Kloramfenikol 100 mg/lg BB
or -(2) Ampisilin 200 400 mg/kg BB
-+ Sefurokxim 100 200 mg/kg BB
Neonates -Ampisilin 200 400 mg/kg BB
-+ Gentamycin 6 mg/kg BB
II. Antibiotic for Bacterial Meningitis

Bacteriae Drugs
N. Influensa - Kloramfenikol, ampisilin
- Seftriakson, Sefotaksim
S. Pneumonia - Penisilin, Kloramfenikol
- Sefuroksim, Seftriakson
- Vankomisin
N. Meningitis - Penisilin, Kloramfenikol
- Sefuroksim, Seftriakson
Gram Negatif - Sebutaksim, Septazidin
- Seftriakson, Amikasin
- Gentamysin, netilmisin
Staphylococus - Nafsilin, Vankomisin
- Rifampisin
TABEL 4
Pengobatan yang direkomendasikan untuk
meningitis aseptik
Etiologi Pengobatan

Cytomegalovirus Ganciclovir (Cytovene) (clinical


research trial)
Enterovirus Immune globulin (possibly
pleconaril)
Herpes simplex virus Acyclovir (Zovirax)
Hu man Multidrug antiretroviral
immunodeficiency virus regimens
Lyme disease Ceftriaxone (Rocephin)
Syphilis High - dose penicillin
Toxoplasmosis Pyrimethamine (Daraprim) and
sulfadiazine
Tuberculosis Multidrug anti mycobacterial
regimens
Terapi Antibiotik Empiris untuk Meningitis
Prognosis

Prognosis tergantung
jenis infeksi, patogenitas mikroba spesifik,
perlangsungan penyakit ,
Kecepatan & ketepatan terapi,
asuhan perawatan.
Meningitis virus prognosis baik , sekuele (-)
Pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat
turunkan kematian dari 50% menjadi 10%
(Tureen,2008)
Prognosis
Neningitis bakterial sekuele neurologi 30%
pasien hidup kerusakan kognitif ringan sampai
retardasi psikomotor global.
Hidrosefalus obstruktif 10% pasien hidup, dan
palsi serebral spastik .
Kelainan neurologis gangguan pendengaran
15% - 20% pasien hidup.

Meningitis TB : tahap 1 tahan hidup 90%;


tahap 2 75% ; tahap 3 hanya 20%. Gejala
sisa neurologis pada meningitis TBC mencapai
angka 80%
ENSEFALITIS
Ensefalitis pada bayi baru lahir
cytomegalovirus (CMV) intrauterin
paparan virus herpes simpleks (HSV) perinatal.
Pada bayi dan anak :
infeksi viral dari komunitas, vaksinasi
Japanese Ensefalitis (JE).Gigitan binatang dapat
neularkan rabies, dan kontak dengan kelelawar
dapat tertular ensefalitis virus Nipah atau Hendra
.
EPIDEMIOLOGI

Insidensi di USA dilaporkan 2.000 atau lebih


kasus viral ensefalitis per tahun, atau kira-kira
0,5 kasus per 100.000 penduduk
ENCEPHALITIS
Ensefalitis Herpes Simplex (1)
Insidensi infeksi HSV pada neonatus
bervariasi dari 1/4000 bayi lahir hidup
sampai 1/10000 bayi lahir hidup
Biasanya infeksi perinatal dan pada waktu
lahir.
Faktor risiko terutama bila terjadi pecahnya
membran ketuban. Risiko sangat tinggi
pada vulvovaginitis
Bisa terjadi transmisi dari stomatitis atau
penularan dari perawat di kamar bayi
Neonatal Herpes (4)

Sebagian besar neonatus yang terkena


ensefalitis HSV disabilitas.
Acyclovir harus segera diberikan pada
neonatus yang alami infeksi HSV .
Prefensi yang penting Kelahiran dengan
SC.
Disseminated herpes simplex dapat terjadi
pada bayi & anak immuno compromized.
Diagnosis (1)

Detektsi langsung
Dengan mikroskop elektron periksa cairan
vesikel hasil cepat tapi tidak bisa bedakan
antara HSV dan VZV
Immunofluorescence usapan kulit- dapat
bedakan antara infeksi HSV dan VZV
PCR sekarang digunakan untuk diagnosis
ensefalitis HSV
Isolation Virus HSV-1 dan HSV-2 paling mudah
diidolasi. It hanya 1 - 5 hari hasil dapat diperoleh
Serology perlu waktu setelah 1-2 minggu
sesudah infeksi akut
Cytopathic Effect of HSV in cell culture: Positive immunofluorescence test
Note the ballooning of cells.(Linda for HSV antigen in epithelial cell.
(Virology Laboratory, New-Yale
Stannard,University of Cape Town, S.A.) Haven Hospital)
JAPANESE ENCEPHALITIS
THE MAP OF SPREADING OUT
OF THE DISEASE
JAPANESE B ENCEPHALITIS

NIPAH VIRUS
babi

Vector :
Cx. tritaeniorhynchus
Cx.gelidus Nyamuk Nyamuk Dead-end host
Cx. pseudovishnui
Cx. fuscocephalus
Cx.wishnui
Cx.annulirostris
Human
etc

Transmisi berlanjut
babi

Nyamuk lain
aedes sp.
Temperatur zone

Bird migration Bird


Spring Black crowned night heron Fall
Local winter reservoir
Transporarial transmission
in mosquitos
Snake, birts bats
GAMBARAN KLINIS

Manifestasi klinis viral ensefalitis :


demam, sakit kepala, muntah,
perubahan status mental,
kejang, baik parsial maupun umum.
Kejang parsial + defisit neurologis fokal
indikasikan HSV-1.
Pemeriksaan neurologis
hiperrefleksia, ataksia, gangguan kognitif,
defisit neurologi fokal,
aphasia dan hemiparesis.
GAMBARAN KLINIS

Ensefalitis pada bayi dan anak muda


non-spesifik inaktifitas, asupan makanan
kurang, iritabilitas, rewel, dan menangis
dengan nada tinggi.
Campak measles meninggoensefalitis (MME) :
0,74 per 1000 kases pada tahap penyembuhan.
Campak Subacute Sclerosing Pan
Encephailitis (SSPE)
demensia, kejang mioclonik, epilepsi, ataksia
dan penurunan fungsi motorik.
GAMBARAN KLINIS

SSPE berlangsung dalam 4 tahap


IA). Perubahan perilaku, kognitif dan kepribadian
IB). Spasme mioklonik
IIA).Gangguan mental,spasme mioklonik periodik,
frekuen dan menyebabkan drop spells
IIB). Apraksia, agnosia, kesulitan bicara,
kekakuan,berjalan,dengan bantuan.
IIA).Bicara sedikit, gangguan penglihatan, spasme
mioklonik frekuen, kejang.
(Sahu, 2009)
GAMBARAN KLINIS

SSPE berlangsung dalam 4 tahap (lanjutan..)

IIIB).Tidak bisa bicara spontan , koordinasi


tidak baik, kebutaan, spasme mioklonik ,
jalan tanpa arah, disphagia, EEG latar
belakang gelombang delta dan khorea.
IV). Tidak ada mioklonus, EEG voltage rendah
tanpa periode tahap slow wave complexes
vegetative.
SSPE hampir selalu simptomatis.
(Sahu, 2009)
PENATALAKSANAAN
Acyclovir secara empiris
Diagnosis konfirmasi / sangat dicurigai HSV,
lanjutkan selama tiga minggu.
Dosis acyclovir adalah 60 mg/kg/hari dibagi
menjadi 3 dosis untuk neonatus dan anak-
anak sampai usia 12 tahun.
Remaja & dewasa, 30 mg/k/hari dibagi 3 dosis.
Gancyclovir diberikan CMV encephalitis : dosis
7-10 mg/kg BB/kali
Pemberian kortikosteroid tidak dianjurkan pada
ensefalitis viral.
Pemberian Imunoglobulin
PENATALAKSANAAN

Pengobatan spesifik JE belum ada obatnya,


Pengobatan simptomatis dan tindakan suportif.
Perawatan umum bersifat suportif,
Bantuan dan pembebasan jalan nafas,
Mengontrol tekanan intrakranial,
Mengatasi kejang secepatnya,
Keseimbangan cairan tubuh,
Pencegahan dan penanganan Infeksi saluran
kemih.
PROGNOSIS

Kematian dan disabilitas masih sangat tinggi


Fisioterapi dan rehabilitasi harus dilakukan
segera untuk menghindari komplikasi lebih
lanjut.
Pengumpulan cairan serebrospinal

You might also like