Professional Documents
Culture Documents
Publikasi 09.11.2676
Publikasi 09.11.2676
Nask
kah Publik
kasi
diajukan oleh
h
Agung
g Setya Nug
graha
0
09.11.2676
kepada
SEKOLA
AH TINGGI MANAJEM RMATIKA DAN KOMPUTER
MEN INFOR
AMIKOM
M YOGYAK
KARTA
YO
OGYAKART
TA
2014
ii
STOP MOTION ANIMATION MOVIE MAKING
CATCH THE PAWERS
ABSTRACT
Animation is the art of making the illusion of motion. One of the techniques of
making animation is stop motion. In the technique of stop motion, objects continuously
moved and photographed by the camera, the picture is then compiled into a movie.
With the development of computer software processing animation, visual effects
can be applied to make the scene more interesting. With visual effects character and
enviroment created can be portrayed better.
"Catch The Pawers" is a stop motion animated film that combined with several
visual effects. Stop motion techniques used to animate the character, while the
background and visual effects created with Adobe After Effects CS4 software.
iii
1. Pendahuluan
Animasi banyak dipakai di dalam dunia film, baik sebagai suatu kesatuan yang
utuh, bagian dari suatu film, maupun bersatu dengan film Live action. Untuk membuat
animasi diperlukan kemampuan animator dalam memvisualisasikan dan merangkai suatu
objek sehingga mempunyai alur yang mudah dimengerti.
Salah satu teknik pembuatan animasi adalah stop motion. Membuat animasi
stop motion tidak mudah, karena dalam pembuatannya diperlukan ketelitian dalam
menggerakan objek yang akan dianimasikan. Untuk menghasilkan gerakan yang halus,
objek harus digerakan secara perlahan.
Dengan semakin berkembangnya software komputer pengolah animasi, untuk
membuat suatu adegan lebih menarik digunakanlah visual effect. Karena suatu film
animasi dilihat bukan hanya dari jalan cerita yang menarik atau karakter yang ada pada
film, tetapi juga pada kerealistisan penggambaran karakter dan environtment.
2. Landasan Teori
Film adalah merekam gambar yang bergerak.1 Seni film mencakup seluruh seni
yang pernah ada, ditambah dengan sarana publikasi dan teknologi, khususnya fotografi.
1
Lubis, Nisrina. 2009. Kamus Istilah Film Populer. Yogyakarta : Media Pressindo, hal.40
2
Yudistira; Adjie, Bayu. 2007. Buku Latihan 3d Studio Max 9. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo, hal.143
3
Susrini , Ni Ketut. 2009. Pixar. Yogyakarta : Penerbit B First, hal.5
4
Lester, Paul Martin. 2012. Visual Communication: Images with Messages, 6th ed.
California: Cengage Learning, hal.262
5
Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital - Dasar Teori dan Pengembangannya.
Yogyakarta: Penerbit Andi, hal.223
6
Gumelar, M S. 2004. Memproduksi Animasi TV, Solusi Murah and Cepat. MS Gumelar.
7
Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital-Dasar Teori dan Pengembangannya.
Yogyakarta : Penerbit Andi, hal.225
8
Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran. Yogyakarta
: Penerbit Andi, hal.202
9
Suprana, J. 2009. Naskah-Naskah Kompas Jaya Suprana. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, hal.12
10
Island Script. 2007. Teknik Mudah Membuat Animasi Fantastis. Jakarta : Mediakita,
hal.2
11
Suyanto, M.; Yuniawan, Aryanto.2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia.
Yogyakarta : Penerbit Andi, hal.67
Untuk membuat animasi diperlukan ide dan sebuah cerita. Ide merupakan hal
yang mendasar untuk mengembangkan sebuah film animasi. Cerita yang bagus harus
mempunyai struktur yang jelas, yaitu harus memiliki awalan, nilai tengah dan akhir cerita
yang sering disebut babak.12
Sebuah cerita dimainkan oleh karakter. Bentuk tidaklah menjadi masalah, yang
paling penting karakter harus baku. Pembuatan karakter harus sesuai dengan sifat dan
peran karakter dari sebuah film. Semua karakter yang muncul dalam film animasi dibuat
dalam Character Model Sheet.14
2.2.1.3 Storyboard
12
Suyanto, M.; Yuniawan, Aryanto. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia.
Yogyakarta : Penerbit Andi, hal.15
13
Wahana Komputer, 2008. Video Editing dan Video Production. Jakarta : PT.Elex Media
Komputindo, hal.105
14
Suyanto, M.; Yuniawan, Aryanto. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia.
Yogyakarta : Penerbit Andi, hal.33
15
Susrini , Ni Ketut. 2009. Pixar. Yogyakarta : Penerbit B First, hal.143
2.2.2 Produksi
2.2.2.1 Modeling
2.2.2.2 Shooting
Pengambilan gambar atau shooting adalah proses terekamnya objek-objek oleh
kamera video, baik analog maupun digital.18 Pengambilan gambar dilakukan untuk
mendapatkan footage. Shooting dimulai saat tombol shutter ditekan, berakhir saat tombol
dilepaskan.
Dalam pembuatan sebuah film kartun baik 2D maupun 3D, compositing dan
editing adalah hal yang sangat utama. Secara sederhana compositing adalah proses
merangkai atau merekontruksi kembali scene yang terpisah menjadi satu kesatuan.19
Editing video adalah proses menyusun potongan-potongan klip video, menambahkan
efek, transisi, teks, memotong video, menggabungkan, menambahkan musik atau narasi
dan sebagainya agar menjadi satu kesatuan.20
2.2.3.2 Rendering
16
Awaluddin ,Teddy. 2005. Seri Penuntun Praktis : Lightwave 3d Versi 8.0. Jakarta :
PT.Elex Media Komputindo, hal.37
17
Sulianta, Feri; Variant, Johan. 2010. Papercraft: Dari Desain Kreatif Hingga Bisnis.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo, hal.2
18
Juju, Dominikus. 2006. Membuat Video Klip dengan Ulead VideoStudio 8 & Ulead Cool
3D. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
19
Juju, Dominikus. 2006. Membuat Video Klip dengan Ulead VideoStudio 8 & Ulead Cool
3D. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
20
Priyanto, Duwi. 2010. Create Your Film. Yogyakarta: Galangpress Multicom.
21
Susrini , Ni Ketut. 2009. Pixar. Yogyakarta : Penerbit B First, hal.149
3.1.1 Hardware
Kebutuhan hardware atau perangkat keras yang dimaksud adalah komputer
yang digunakan dalam pembuatan film animasi stopmotion ini.
3.1.2 Software
Software atau perangkat lunak yang dimaksud adalah semua software
dibutuhkan untuk pembuatan film animasi stopmotion ini, antara lain:
1. Adobe Photoshop CS4
2. Adobe Flash CS4
3. Adobe After Effect CS4
4. CorelDRAW X4
5. Nikon Camera Control Pro v2.5
6. Vegas 4.0
7. Any Video Converter
3.1.3 Brainware
Brainware merupakan sistem yang menghubungkan antara perangkat lunak
dan perangkat keras. Dalam hal ini, brainware ialah SDM (Sumber Daya Manusia) atau
dengan kata lain adalah animator.
3.2.2 Tema
Tema pada sebuah film biasanya mengerucut pada satu kata. Film animasi
stop motion Catch The Pawers mengambil tema petualangan.
3.2.3 Logline
Logline merupakan inti cerita yang dituangkan dalam sedikit kata. Logline film
animasi stop motion Catch The Pawers adalah Bagaimana jika robot RF28 mencoba
mendapatkan sumber energi dan kemudian sumber energi itu terlalu besar untuknya.
3.2.4 Sinopsis
Sinopsis merupakan gambaran kasar dari keseluruhan cerita. Sinopsis film
animasi stop motion Catch The Pawers adalah sebagai berikut:
3
3.2.5 Diagram Scene
gram scene secara umum terdiri darri 3 (tiga) ba
Diag abak, yaitu awal
a (25%),
t
tengah (50%)) dan akhir ce
erita (25%).
3
3.2.6 Charracter Develo
opment
Seccara keseluru ng dimunculkkan dalam film animasi
uhan ada 2 karakter yan
3
3.2.7 Ske
enario
Berrikut ini merupakan cuplikan skenario dari film anim
masi stop mo
otion Catch
T Pawers :
The
3
3.2.8 Sto
oryboard
Berrikut ini merup
pakan cuplika
an storyboard
d dari film animasi stop mo
otion Catch
t Pawers:
the
6
3.3 Rancangan Visual Effect
Ada 6 visual effect yang akan dibuat pada film animasi stop motion Catch the
Pawers, yaitu :
1. bola energi
2. 3d camera projection
3. ledakan energi
4. head up display
5. teleportasi
6. kehancuran
Rancangan film animasi yang telah dibuat pada tahap pra produksi kemudian
diimplemetasikan pada tahap produksi dan pasca produksi.
4.1 Produksi
4.1.1 Modeling
Pada film animasi stop motion Catch The Pawers, proses modeling dilakukan
dengan membuat papercraft. Model/boneka karakter RF28 dan background dibuat
dengan kertas.
4.1.2 Shooting
Model karakter dan background yang sudah dibuat kemudian diambil
gambarnya secara terpisah menggunakan teknik green screen. Untuk setiap satu detik
adegan dalam storyboard, diperlukan sekitar 15 kali pengambilan gambar perubahan
posisi boneka RF28.
4.1.3 Timesheeting
Foto-foto karakter hasil proses shooting kemudian ditata pada sebuah timeline
di Adobe Flash CS4. Document properties diatur dengan ukuran 1000 x 650 px dan
frame rate 15 fps. Dari proses timesheeting ini, diperoleh animasi pergerakan RF28
dengan format swf.
4.2.1 Editing
Proses editing dikerjakan menggunakan Adobe After Effects CS4. Langkah
pertama dengan mengabungkan animasi RF28 hasil timesheeting dengan background
hasil shooting. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan visual efek sesuai dengan
storyboard yang telah dibuat sebelumnya.
4.2.1.5 Teleportasi
Efek menghilang dimulai dengan membuat RF28 perlahan menghilang,
kemudian membuat kilatan cahaya saat RF28 menghilang. Untuk efek kemunculannya,
urutannya saja yang dibalik. Dimulai kilatan cahaya dahulu, dilanjutkan RF28 muncul
secara perlahan.
4.2.1.5 Kehancuran
Dimulai dengan membuat transisi menghilangnya RF28, dilanjutkan dengan
membuat kepulan asap dan diakhiri dengan membuat api.
4.2.2 Compositing
Beberapa scene hasil editing yang masih terpisah-pisah tadi digabung sesuai
urutannya. Pada tahap ini dimasukan juga audio yang dibuat menggunakan Vegas 4.0.
4.2.3 Rendering
Setelah penggabungan selesai dikerjakan, kemudian film di-render dengan
format avi uncompressed, 1280X720 px dengan frame rate 24fps. File video dengan
format avi memiliki kualitas yang baik, namun memiliki ukuran file relatif yang besar.
Maka file dikonversi ke format mp4 dengan menggunakan Any Video Converter.
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembuatan film animasi stop motion "Catch the Pawers"
adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan film animasi stop motion "Catch the Pawers" terdiri dari 3 tahap,
yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi.
2. Film animasi stop motion "Catch the Pawers" menggabungkan teknik stop
motion dengan beberapa visual effect.
3. Teknik stop motion hanya digunakan untuk menganimasikan pergerakan
RF28.
4. Terdapat 6 macam visual efek dalam film animasi "Catch the Pawers", yaitu
bola energi, 3d camera projection, ledakan energi, HUD, teleportasi dan
kehancuran.
5.2 Saran
Saran agar film animasi stop motion "Catch the Pawers dapat dikembangkan
menjadi lebih baik, antara lain:
1. Menambah jumlah karakter untuk menambah jumlah visual efek yang
digunakan.
2. Menyesuaikan audio yang digunakan agar mendukung kesempurnaan dan
penyampaian dari visual efek yang dibuat.
3. Memperbanyak melihat film dan membaca buku yang berkaitan dengan
visual efek sebagai tambahan referensi.
Daftar Pustaka
Awaluddin ,Teddy. 2005. Seri Penuntun Praktis : Lightwave 3d Versi 8.0. Jakarta :
PT.Elex Media Komputindo
Gumelar, M S. 2004. Memproduksi Animasi TV, Solusi Murah and Cepat. MS Gumelar
Island Script. 2007. Teknik Mudah Membuat Animasi Fantastis. Jakarta : Mediakita
Juju, Dominikus. 2006. Membuat Video Klip dengan Ulead VideoStudio 8 & Ulead Cool
3D. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Lester, Paul Martin. 2012. Visual Communication: Images with Messages, 6th ed.
California: Cengage Learning
Lubis, Nisrina. 2009. Kamus Istilah Film Populer. Yogyakarta : Media Pressindo
Sulianta, Feri; Variant, Johan. 2010. Papercraft: Dari Desain Kreatif Hingga Bisnis.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran. Yogyakarta :
Penerbit Andi
Suyanto, M.; Yuniawan, Aryanto. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta
: Penerbit Andi
Yudistira; Adjie, Bayu. 2007. Buku Latihan 3d Studio Max 9. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo
Wahana Komputer, 2008. Video Editing dan Video Production. Jakarta : PT.Elex Media
Komputindo
10