You are on page 1of 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ABNORMAL UTERINE BLEEDING

Topik : Abnormal Uterine Bleeding


Sub Topik : Penanganan Abnormal Uterine Bleeding
Hari/tanggal : Kamis, 25 Januari 2017
Waktu : 25 menit
Sasaran : Pasien diruang ginekologi (Ruang 10)
Tempat : Ruang 10
Oleh : Mahasiswa Stikes Mataram

A. Analisa Situasi
1. Peserta
Pasien diruang ginekologi (Ruang 10)
2. Kelas/ Ruang / Tempat
a. Tempat yang digunakan IRNA III ruang
ginekologi yaitu ruang 10
B. Fasilitas yang tersedia yaitu ada Leaflet
C. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, klien dapat memahami
tentang Abnormal Uterine Bleeding
D. Tujuan Instruksional Khusus
1. Klien memahami tentang pengertian Abnormal Uterine
Bleeding
2. Klien memahami tentang penyebab Abnormal Uterine
Bleeding
3. Klien menyebutkan tanda dan gejala Abnormal
Uterine Bleeding
4. Klien dapat mengetahui komplikasi dari Abnormal
Uterine Bleeding
5. Klien dapat menjelaskan cara penatalaksanaan
Abnormal Uterine Bleeding
E. Materi
1. Pengertian Abnormal Uterine Bleeding
2. Penyebab Abnormal Uterine Bleeding
3. Tanda dan gejala Abnormal Uterine Bleeding
4. Komplikasi Abnormal Uterine Bleeding
5. Penatalaksanaan Abnormal Uterine Bleeding

F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab

G. Media
1. Leaflet Abnormal Uterine Bleeding

H. Kegiatan Penyuluhan
No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 3 menit Pembukaan :
Membuka kegiatan Menjawab salam
dengan mengucapkan
salam.
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan Memperhatikan
dari penyuluhan
Menyebutkan materi Memperhatikan
yang akan diberikan
2. 10 Pelaksanaan :
Menit - Menjelaskan tentang Memperhatikan
Abnormal Uterine
Bleeding Memperhatikan
- Menyebutkan
pengertian Abnormal Memperhatikan
Uterine Bleeding
- Menyebutkan penyebab
Abnormal Uterine Memperhatikan
Bleeding
- Menyebutkan tanda
dan gejala Abnormal Memperhatikan
Uterine Bleeding
- Menyebutkan tanda
dan gejala Abnormal Memperhatikan
Uterine Bleeding
- Menjelaskan
penatalaksanaan
Abnormal Uterine
Bleeding
3. 10 Evaluasi :
menit Menanyakan kepada Menjawab
peserta tentang pertanyaan
materi yang telah
diberikan, dan
reinforcement kepada
klien yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan terima - Mendengarkan
kasih.
Mengucapkan salam - Menjawab salam
penutup

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Klien hadir dan ikut dalam kegiatan penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah
Ruang 10
c. Pengorganisasian penyuluhan dilakukan pada
hari sebelumnya.

2. Evaluasi proses
a. Klien antusias terhadap materi penyuluhan
b. Klien tidak meninggalkan tempat sebelum
kegiatan selesai
c. Klien terlibat aktif dalam kegiatan
penyuluhan.
3. Evaluasi hasil
Klien dapat menjelaskan kembali dengan
bahasa sederhana tentang apa pengertian, tanda
dan gejala, penyebab, komplikasi dan
penatalaksanaan Abnormal Uterine Bleeding
MATERI
ABNORMAL UTERINE BLEEDING
A. Pengertian/ Batasan Secara Umum
Abnormal Uterine Bleeding atau Perdarahan Uterus
Abnormal meruapakan perdarahan yang terjadi diluar
siklus menstruasi yang dianggap normal.
AUB ada dua macam, yaitu
1. AUB organik
2. AUB nonorganik.
Perdarahan Uterus Abnormal dapat disebabkan
oleh faktor hormonal, berbagai komplikasi
kehamilan, penyakit sistemik, kelainan endometrium
(polip), masalah-masalah serviks atau uterus
(leiomioma) atau kanker. Namun pola perdarahan
abnormal seringkali sangat membantu dalam
menegakkan diagnosa secara individual. (Ralph. C
Benson, 2009)

Batasan Perdarahan Uterus Abnormal


Pola Anbormalitas
Batasan
Perdarahan
Perdarahan uterus yang
terjadi dengan interval >
Oligomenorea 35 hari dan disebabkan
oleh fase folikuler yang
memanjang.
Perdarahan uterus yang
terjadi dengan interval <
Polimenorea
21 hari dan disebabkan
oleh defek fase luteal.
Perdarahan uterus yang
terjadi dengan interval
Menoragia normal ( 21 35 hari)
namun jumlah darah haid >
80 ml atau > 7 hari.
Menometroragia Perdarahan uterus yang
tidak teratur, interval
non-siklik dan dengan
darah yang berlebihan (>80
ml) dan atau dengan durasi
yang panjang ( > 7 hari).
Perdarahan uterus yang
tidak teratur diantara
siklus ovulatoir dengan
penyebab a.l penyakit
Metroragia atau perdarahan
servik, AKDR,
antara haid
endometritis, polip, mioma
submukosa, hiperplasia
endometrium, dan
keganasan.
Bercak perdarahan yang
terjadi sesaat sebelum
Bercak intermenstrual ovulasi yang umumnya
disebabkan oleh penurunan
kadar estrogen.
Perdarahan uterus yang
terjadi pada wanita
menopause yang sekurang-
Perdarahan pasca menopause
kurangnya sudah tidak
mendapatkan haid selama 12
bulan.
Perdarahan uterus yang
ditandai dengan hilangnya
Perdarahan uterus abnormal darah yang sangat banyak
akut dan menyebabkan gangguan
hemostasisis (hipotensi ,
takikardia atau renjatan).
Perdarahan uterus yang
bersifat ovulatoir atau
anovulatoir yang tidak
berkaitan dengan
Perdarahan uterus
kehamilan, pengobatan,
disfungsi
penyebab iatrogenik,
patologi traktus genitalis
yang nyata dan atau
gangguan kondisi sistemik.
Batasan Pola Anbormalitas
Perdarahan

1) PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL ORGANIC (AUB Organik)

AUB organikm adalah perdarahan diluar siklus


menstruasi yang diakibatkan oleh factor-faktor
organic,seperti kelainan fisik, kehamilan, penyakit
sistemik, trauma maupun peradangan.AUB organik
merupakan jenis perdarahan uterus yang tidak
disebabkan oleh gangguan pada poros hipotalamus-
hipofise-ovarium yang mengakibatkan terjadinya
perdarahan uterus.

Etiologi :

1. Komplikasi kehamilan
1. Perdarahan implantasi
2. Abortus
3. Kehamilan ektopik
4. Kehamilan mola, penyakit trofoblastik
5. Komplikasi plasenta
6. Vasa previa
7. Hasil konsepsi yang tertahan
8. Subinvolusi uterus setelah kehamilan
2. Infeksi dan Inflamasi
1. Vulvitis
2. Vaginitis
3. Servitis
4. Endometritis
5. Salpingo-oophoritis
3. Hiperplasia dan Neoplasia
1. Vagina: karsinoma, penyakit trofoblastik
metastatic, sarcoma botryoides.
2. Serviks: polip, papiloma, karsinoma.
3. Endometrium: hyperplasia, polip, karsinoma,
sarcoma, penyakit trofoblastik.
4. Miometrium: leiomoima, leiomiosarkoma, miosis
stroma endolimfatik (hemangioperisitoma).
5. Ovarium : tumor-tumor sel teka granulose yang
menghasilkan estrogen; tumor-tumor lain atau
kista dapat merangsang hormone stromaovarium.
6. Tuba falopii: karsinoma.
4. Trauma
1. Perdarahan post operatif
2. Laserasi Obstetrik
3. Benda asing dalam vagina
4. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
5. Endometriosis
6. Adenomiosis
7. Aneurisma sirsiod- fistula arteriovenosa
8. Kelainan hematologik atau sistemik
1. Trombositopenia
2. Penyakit Von Willebrand
3. Terapi antikoagulan
4. Koagulasi intravascular diseminata
5. Hipertensi
6. Hipotiroidi (lebih banyak terjadi pada
hipotiroidi daripada hipertiroidi)
7. Leukemia
8. Penyakit hepar
B. Gejala AUB
Gejala Saat Ini Kesan
Perdarahan Pervaginam Komplikasi kehamilan, hiperplasia endometrium,
1. Kuantitas polip, kanker, polip fibroid (PUD)
1. Penyemburan Abortus imminens, kehamilan ektopik, kontrasepsi
1. Spotting (diluar menstruasi) oral
1. Durasi Siklus ovulasi yang terkomplikasi oleh
1. Menorrhagia (Hipermenorrhoe) Leiomyomata, Adenomiosis, Hypotiroidi >>
1. Spotting (antar menstruasi, Hypertiroidi, Diskarsia.
postmenstruasi, post menopause) Polip endometrium
1. Warna Komplikasi kehamilan, Laserasi akut
1. Merah segar Darah tercampur oleh sekresi serviks atau vagina
2. Noda cokelat
1. Interval Ovulatoar
1. Siklik Ovulasi tidak teratur, anovulasi, kondisi
2. Non siklik patologis pelviks yang spesifik.
1. setelah amenorrhoe Kompliksi kehamilan (persisten dengan volume
1. perdarahan antar menstruasi yang kurang normal : kehamilan ektopik, abortus
(misalnya setelah koitus atau imminens, implantasi).
pembilasan) Adenomiosis , Leiomyomata, Polip, Hyperplasia,
dan Karsinoma Uterus.
Eversi, Ektropion, Erosi, Polip, Keganasan
serviks
Gejala Penyerta Infeksi pelvis
1. Demam dan nyeri Kelainan gestasional
2. Kram uterus dan kehamilan Kelainan koagulasi
3. Petekiae dan Epitaksis
Riwayat penyakit dahulu Kemungkinan besar tidak hamil, kehamilan
1. Kontrasepsi oral ektopik.
1. AKDR Infeksi pelvis, kehamilan ektopik.
C. Tanda AUB

Tanda AUB dapat dilakukan dengan cara melakukan


pemeriksaam

1. Pemeriksaaan Fisik

Pemeriksaan umum :

a. Suhu meningkat menandakan infeksi pelvis

b. Takikardi dan hipotensi nenandakan hipovolemia


(pendarahan eksta peritoneal atau
intraperitoneal),sepsis.

c. Petekiae atau ekimosis menandakan kelainan


koagulasi.

2. Pemeriksaan abdomen dan pelvis

Inspeksi dan palpasi misalnya menunjukan kehamilan


atau iritasi peritoneum. Uterus yang membesar
menandakan adanya kehamilan ektopuik
maupun missed abortion, uterus yang lebih besar
(dari ukuran kehamilan bila dilihat darimHPHT)
kemungkuinan menandakan kehamilan mola, kehamilan
ganda ataupun kehamilan dalam suatu uterus
fibroid.

3. Spekulum digunakan untuk memeriksa kuantitas darah


dan sumber perdarahan, laserasi vagina, lesi
servik, perdarahan ostium uteri, benda asing.

4. Bimanual digunakan untuk pemeriksaan patologis

5. Tes laboratorium dan ultrasonografi(USG/TVS)

6. Data diagnostik tambahan


7. Biopsy endometrium atau kuretase yang dapat
memberikan suatu diagnosis hitologi spesifik.

8. Biopsy vulva, vagina atau serviks, lesi harus


dibiopsi kecuali jika lesi khas untuk penyakit
trofoblastik metastatic dan dapat berdarah hebat
bila dibiopsi. Cairan serviks dikirim untuk
pewarnaan gram terutama jika dicurigai adanya
infeksi.

9. Tes kehamilan terhadap hCG. Tes positif kuat


mengesankan adanya jaringan trofoblastik baik
intra maupun ekstrauterin.

10. Diterminasi serangkaian hematocrit.

11. Tes koagulasi dapat dilakukan bila dicurigai


adanya kelainan koagulasi.

12. Tes fungsi tiroid dapat diindikasikan sewaktu


evaluasi lanjutan.

D. Penatalaksanaan PUA

Pengobatan harus diarahkan kepada diagnosis


yang spesifik. Keperluan untuk segera dirawat
dirumah sakit tergantung pada kuantitas kehilangan
darah dan adanya anemia atau hipivolemia. Apabila
perdarahan pervaginam hebat, penanganan daruratnya
meliputi cairan intravena, transfuse darah, dan
diagnosis etiologik segera.

Tindakan spesifik yang dapat diindikasikan meliputi :

1. Kuretase endometrium terhadap produk-produk


konsepsi yang tertahan .
2. Antibiotika untuk infeksi pelvis.
3. Penamponan vagina atau serviks untuk lesi-
lesi serviks maligna.
4. Laporan untuk kehamilan ektopik.
5. Penjahitan laserasi vagina.
6. Radiasi untuk lesi-lesi kegnasan.
7. Pengeluaran AKDR .
8. Histerektomi untuk leiomiomata.
Penatalaksanaan pembedahan pada perdarahan uterus
abnormal.

Tindakan Alasan

Abnormalitas struktur intra


Histeroskopi operatif
uteri.

Mimektomi (abdominal,
Laparoskopik, Mioma uteri.
histeroskopik)

Reseksi endometrial Terapi menoragia atau


transervikal menometrogia resisten.

Terapi Menoragia atau


menometroragia resisten dalam
Ablasi endometrium (thermal
rangka penatalaksanaan
ballon/roller ball)
pendarahan uterus akut yang
resisten

Embolisasi ateri uterine Mioma uteri.

Hiperplasia atipikal,
Histerektomi
karsinoma endometrium.

You might also like