Professional Documents
Culture Documents
UNIVERSITAS INDONESIA
SKRIPSI
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2012
SKRIPSI
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
KEKHUSUSAN KEUANGAN
DEPOK
JULI 2012
NPM : 1006813840
TandaTangan
Tanggal :02luli20l2
ll
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
skripsi ini.
2. Papa, Mama, Lady, Ogen, dan semua keluarga besar saya yang telah
memberikan bantuan dukungan material maupun moril.
3. Dimas Aditya Ndut, Group Wanita-Wanita Ciamik (morien, meita, rani,
maria, ana, itin, meta, tasya, dini, chris lentina) dan semua teman-teman
tersayang yang tidak dapat disebut satu per satu yang telah banyak
memberikan dukungan dan semangat selama saya menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Catur Sasongko, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran didalam mengarahkan penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Ibu Irni Yusnita, Ibu Arwiyani Taslimatun, dan pihak perusahaan yang telah
sangat banyak membantu dalam memberikan data dan menjelaskan secara
detail mengenai data tersebut.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan saudara-saudara semua. Dan semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Depok, 02 Juli 2012
Penulis
iv
NPM 1006813840
Program Studi Ekstensi Akuntansi
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Jenis Karya Skripsi
Dibuatdi: Depok
Pada Tanggal;02 Juli 2012
Skripsi ini membahas pengelolaan dana investasi syariah dan konvensional serta
perlakuannya terhadap hasil investasi yang diperoleh pada PT Asuransi Jiwa XYZ
periode 2010 dan 2011. Kegiatan pengelolaan dana investasi yang dibahas
meliputi jenis dana pada asuransi syariah dan skema pengelolaan dana asuransi
konvensional, alokasi dana investasi, dan mekanisme hasil investasi. Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa pengelolaan portofolio investasi PT Asuransi Jiwa XYZ
periode 2010 dan 2011, khususnya reksadana unit syariah sempat melebihi batas
maksimum dan juga belum berinvestasi pada saham syariah. Oleh karena itu,
penulis menyarankan agar unit syariah dapat meningkatkan pengawasan pada
pengelolaan investasi dan mencoba berinvestasi pada saham syariah yang dapat
menghasilkan return lebih besar.
Kata kunci:
Pengelolaan, dana investasi, hasil investasi
Universitas Indonesia
The focus of this study is discusses the management of conventional and Islamic
investment funds as well as its treatment of investment returns earned on the PT
XYZ Life Insurance period 2010 and 2011. Investment fund management
activities include types of funds in the Takaful and fund management schemes of
conventional insurance, investment allocation, and investment return mechanisms.
The study was a descriptive qualitative research design. The study concluded that
the PT XYZs management of investment portfolios period 2010 and 2011,
especially the sharia unit for mutual fund had exceed the maximum limit and also
not invest in shares of sharia yet. Therefore, the authors suggested that sharia unit
to improve oversight in the management of investments and try investing in sharia
stocks that could result a greater return.
Key words:
Management, investment funds, investment returns
Universitas Indonesia
2. LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Asuransi ... 11
2.1.1. Pengertian Asuransi Syariah . 11
2.1.2. Pengertian Asuransi Konvensional ... 12
2.2. Premi dan Klaim . 14
2.2.1. Premi dan Klaim Asuransi Syariah ... 14
2.2.2. Premi dan Klaim Asuransi Konvensional . 15
2.3. Dewan Syariah Nasional (DSN) . 15
2.4. Dewan Pengawas Syariah (DPS) 17
2.5. Investasi .. 18
2.5.1. Investasi Asuransi Syariah 18
2.5.2. Investasi Asuransi Konvensional .. 22
2.6. Instrumen Investasi . 24
2.6.1. Pasar Modal ... 24
2.6.2. Saham 26
2.6.3. Obligasi/Sukuk ... 27
2.6.4. Reksadana . 30
2.7. Return dan Risiko 31
2.8. Perlakuan Terhadap Hasil Investasi 33
2.8.1. Perlakuan Terhadap Hasil Investasi Syariah . 33
2.8.2. Perlakuan Terhadap Hasil Investasi Konvensional ... 34
DAFTAR REFERENSI 75
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
ISTILAH PENGERTIAN
Al-qilah Sejumlah denda
Al-quran Kitab suci agama Islam
Alaqil Orang yang membayar denda
Asy-syirkah Berserikat, kemitrausahaan
Bai Jual-beli
Bai al-madum Melakukan penjualan atas barang yang belum
dimiliki
Bai al-musawamah Tawar-menawar
Fadhl Transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak
memenuhi persyaratan kesamaan kualitas,
kuantitas, dan waktu penyerahannya
Gharar Transaksi bisnis yang mengandung ketidakjelasan
dalam modal, proses pengelolaan, produk, maupun
keuntungannya
Ijma Kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu
hukum dalam agama berdasarkan Al-Quran dan
Hadits dalam suatu perkara yang terjadi
Ikhtikar Melakukan pembelian atau pengumpulan efek
syariah agar terjadi perubahan harga
Maslahah Bermanfaat bagi masyarakat
Maysir Mendapatkan sesuatu tanpa perlu bekerja keras
Muawadhah Akad jual-beli dalam asuransi konvensional
Mudharabah Bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di
mana pemilik modal (shahibul amal)
mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola
(mudharib) dengan suatu perjanjian di awal
Mudharabah Musytarakah Bentuk akad Mudharabah di mana pengelola
(mudharib) menyertakan modalnya dalam
kerjasama investasi tersebut
Mudharib Pengelola dana
Musahamah Kontribusi
Musyarakah Partnership, kemitraan
Muwakkil Pihak yang memberi kuasa
Najasy Merekayasa jual-beli palsu
Nasiah Utang-piutang yang tidak memenuhi kriteria
keuntungan sesuai dengan risiko dan hasil usaha
sesuai dengan biaya
Nisbah Ketentuan besaran bagi hasil antara pemilik modal
dengan pengelola dana
1 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gambar 1-1
Mekanisme Asuransi Jiwa
Risiko :
x Kematian karena usia atau
sakit
x Cacat
x Sakit
x Biaya pendidikan yang terus
meningkat
x Kehilangan penghasilan
Membayar Premi
Peserta A Perusahaan
Peserta B Asuransi Jiwa
Peserta C Kontrak
Mengajukan Klaim
Memberikan Dana
Kompensasi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
3. Penulis
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memahami peraturan
mengenai asuransi syariah, melakukan analisa tentang perbedaan
pengelolaan dana investasi asuransi jiwa syariah dan konvensional,
mengetahui instrumen investasi yang memiliki prospek yang baik, dan
menambah pengetahuan mengenai istilah-istilah dalam asuransi dan
syariah.
4. Pembaca
Untuk mengetahui dan menambah pengetahuan mengenai istilah-istilah
dalam asuransi dan syariah, mengetahui bagaimana perusahaan asuransi
jiwa syariah dan konvensional melakukan pengelolaan dana atas
investasinya, dan dapat memberi advice mengenai cara berasuransi secara
syariah.
Universitas Indonesia
x Bab 1 Pendahuluan
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
dilakukannya penilitian, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat/kontribusi utama dalam penelitian, batasan penelitian, dan
sistematika penulisan.
x Bab 2 Landasan Teori
Dalam bab ini menggambarkan secara umum mengenai teori asuransi jiwa
syariah dan konvensional, baik pengertian maupun fungsinya.
x Bab 3 Gambaran Umum dan Metodologi Penelitian
Bab ini membahas mengenai profil singkat mengenai perusahaan, metode
penelitian, dan data apa saja yang dilakukan peneliti untuk melakukan
studi kasus.
x Bab 4 Analisa dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan hasil dari studi kasus yang telah dilakukan dan
analisis peniliti atas hasil tersebut.
x Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan
saran-saran yang berakaitan dengan penelitian sejenis dimasa yang akan
datang.
Universitas Indonesia
11 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Akad yang diterapkan dalam asuransi jiwa syariah pada awal penerimaan
premi menerapkan dua bentuk akad yaitu akad tabungan investasi dan akad
kontribusi. Untuk akad tabungan investasi berdasarkan prinsip Al-Mudharabah
dan untuk akad kontribusi menerapkan prinsip hibah. Hibah dilakukan secara
berjamaah yang mengandung efek saling menanggung. Besarnya hibah 5%-10%
dari total premi dan selebihnya sebesar 95%-90% akan masuk ke dalam tabungan
investasi peserta/nasabah. Sistem dana kepesertaan terbagi dua yaitu:
1. Sistem yang mengandung unsur tabungan
Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang secara teratur kepada
perusahaan. Besar premi yang akan dibayarkan bergantung kepada
kemampuan peserta, akan tetapi perusahaan menetapkan jumlah minimum
premi yang dapat dibayarkan. Setiap premi yang dibayar oleh peserta akan
dipisah oleh perusahaan asuransi dalam dua rekening yang berbeda, yaitu:
a. Rekening Tabungan, yaitu kumpulan dana yang merupakan milik
peserta, yang dibayarkan bila:
x Perjanjian berakhir
x Peserta mengundurkan diri
x Peserta meninggal dunia
b. Rekening Tabarru, yaitu kumpulan dana yang diniatkan oleh
peserta sebagai iuran kebajikan untuk tujuan saling tolong
menolong dan saling membantu, yang dibayarkan bila:
x Peserta meninggal dunia
x Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.5. Investasi
2.5.1. Investasi Asuransi Syariah
Menurut Wiku Suryomurti (2011), dalam perspektif islam, investasi
adalah kegiatan yang sangat dianjurkan karena dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi yang ditandai dengan meningkatnya transaksi jual-beli, simpan-pinjam,
sewa-menyewa, gadai, dan kegiatan ekonomi lainnya.
Islam memberikan prinsip-prinsip muamalah yang harus diperhatikan oleh
para pelaku investasi syariah. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Tidak mencari rezeki secara haram, baik haram dari sisi bendanya, cara
mendapatkannya, maupun cara menggunakannya
2. Tidak mendzalimi dan tidak pula didzalimi
3. Distribusi kesejahteraan yang adil
4. Transaksi dilakukan atas dasar saling rela (an taradhin)
5. Tidak ada unsur riba, maysir (judi), dan gharar (ketidakjelasan)
Universitas Indonesia
Gambar 2-1
Flowchart Investasi Syariah
Universitas Indonesia
1. Prinsip Rabbani
Prinsip Rabbani dalam berinvestasi dalam islam berarti seorang investor
berniat dengan meyakini bahwa dirinya, modal yang diinvestasikannya,
keuntungan yang diperoleh dan kerugian yang dialami, serta berbagai
pihak yang terlibat didalamnya adalah kepunyaan Allah.
2. Prinsip Halal
Halal diartikan sebagai kegiatan yang terhindar dari syubhat dan haram
untuk setiap investasi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi syariah.
3. Prinsip Maslahah (bermanfaat bagi masyarakat)
Asas manfaat/Maslahah merupakan hal yang esensial dalam muamalah
secara islam. Para pihak yang terlibat dalam investasi, masing-masing
harus dapat memperoleh manfaat sesuai dengan porsinya. Di mana
manfaat itu harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
x Manfaat harus dirasakan oleh pihak yang bertransaksi
x Manfaat harus dapat dirasakan oleh masyarakat pada umumnya
Salah satu seruan yang sangat prinsipil dalam ekonomi Islam adalah
penghindaran terhadap riba, gharar, dan maysir. Di bawah ini akan dijelaskan arti
masing-masing istilah tersebut.
Universitas Indonesia
1. Riba
Riba adalah suatu tambahan dalam transaksi tanpa adanya transaksi lain
yang menyertainya (underlying transaction). Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah mendefinisikan riba sebagai
penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam
transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas,
dan waktu penyerahannya (fadhl) atau dalam transaksi pinjam-meminjam
yang mempersyaratkan nasabah pengguna fasilitas mengembalikan dana
yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu
(nasiah).
Ada bermacam jenis riba yang harus dihindari, yaitu:
a. Riba Fadhl
Riba Fadhl disebut juga dengan riba buyu, yaitu riba yang muncul
akibat pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi persyaratan
kesamaan kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahannya.
b. Riba Nasiah
Riba Nasiah disebut juga dengan riba duyun, yaitu riba yang
muncul akibat utang-piutang yang tidak memenuhi kriteria
keuntungan sesuai dengan risiko dan hasil usaha sesuai dengan
biaya.
c. Riba Jahiliyah
Riba Jahiliyah adalah utang yang dibayar melebihi jumlah uang
pinjaman karena si peminjam tidak mampu mengembalikan uang
tersebut pada waktu yang telah ditentukan.
2. Gharar
Gharar adalah transaksi bisnis yang mengandung ketidakjelasan dalam
modal, proses pengelolaan, produk, maupun keuntungannya.
Ketidakpastian itu mungkin juga ada dalam jumlah barang, kualitas, harga,
waktu pengelolaan, dan lain sebagainya. Ketidakpastian dalam sebuah
transaksi bisnis cenderung menimbulkan kerugian bagi salah satu atau
kedua belah pihak.
Universitas Indonesia
3. Maysir
Maysir secara harfiah berarti mendapatkan sesuatu tanpa perlu bekerja
keras. Prinsip dalam kegiatan maysir adalah spekulasi atau untung-
untungan. Islam melarang investasi yang spekulatif karena dapat
merugikan salah satu atau kedua belah pihak.
Masyir (judi) dapat mengakibatkan ekonomi tidak bergerak positif karena
para investor hanya melakukan transaksi yang bersifat untung-untungan.
Universitas Indonesia
2. Investasi sektor non-riil, yaitu investasi yang berupa aset non-fisik, seperti
produk-produk di sektor keuangan atau Pasar Modal.
Universitas Indonesia
3. Risiko Investasi
Semakin tinggi risiko sebuah investasi, semakin besar keuntungan yang
dijanjikan, tidak ada investasi tanpa risiko.
4. Tingkat Inflasi
Kegiatan investasi kaitannya dengan nilai waktu uang (time value of
money) harus memperhitungkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi disebabkan
karena adanya hukum permintaan dan penawaran serta kenaikan biaya
produksi, selain itu juga disebabkan karena faktor inefisiensi (high cost)
dan produktifitas perekonomian yang menurun.
5. Jangka Waktu Pengembalian (Payback Period)
Semakin cepat sebuah investasi kembali hasilnya akan semakin baik.
Jangka waktu pengembalian investasi juga ditentukan oleh tujuan investasi
itu sendiri, yaitu jangka pendek atau jangka panjang.
6. Likuiditas
Semakin likuid tingkat likuiditas investasi maka semakin baik, likuiditas
merupakan sarana pengamanan investasi terhadap risiko yang timbul.
7. Teori Portofolio
Prinsip portofolio investasi selain untuk
menghindari/mengurangi/meminimalisasi risiko, juga untuk
mengoptimalkan hasil investasi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.6.2. Saham
Menurut Eduardus Tandelilin (2001), saham merupakan surat bukti bahwa
kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki
saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap
pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran
semua kewajiban perusahaan.
Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa. Saham
preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari
obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan
yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti
pada saham biasa. Perbedaan dengan saham biasa adalah bahwa saham preferen
tidak memberikan hak suara kepada pemegangnya untuk memilih direksi ataupun
manajemen perusahaan, seperti layaknya saham biasa.
Sedangkan saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa
pemegang saham mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Oleh
karena itu, pemegang saham mempunyai hak suara (voting rights) untuk memilih
direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan
keputusan penting perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dalam syariah, istilah saham berasal dari bahasa Arab sahmun yang
artinya andil atau peran serta dalam berserikat. Sementara menurut istilah,
saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen keuangan
yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan.
Dengan menerbitkan saham, perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
dana jangka panjang bisa menjual sahamnya itu dengan imbalan uang tunai. Ini
adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan
obligasi. Saham dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder
(secondary market).
Kriteria pemilihan saham syariah didasarkan pada Peraturan Bapepam-LK
Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, pasal 1.b.7.
Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa efek berupa saham, termasuk waran
syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
Universitas Indonesia
Sementara itu, perusahaan yang harus memenuhi enam kriteria di atas juga
harus memenuhi persyaratan rasio keuangan perusahaan, dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Total uang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82% (delapan puluh dua persen),
2. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak
lebih dari 10% (sepuluh persen).
2.6.3. Obligasi/Sukuk
Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah
tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat
mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya
secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par pada saat jatuh tempo.
Meskipun demikian, obligasi bukan tanpa risiko, karena bisa saja obligasi tersebut
Universitas Indonesia
Sukuk yang pertama kali dicatatkan di BEI adalah sukuk PT Indosat Tbk.
pada September 2002 dengan menggunakan akad mudharabah. Landasan fatwa
yang digunakan untuk menerbitkan obligasi mudharabah pada saat itu adalah
Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah dan Fatwa
No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah. Selanjutya,
pada tahun 2004 terbit obligasi syariah dengan menggunakan akad ijarah dengan
berdasarkan kepada Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah
Ijarah.
Berdasarkan peraturan Bapepam-LK No IX.A.14 tentang Akad-akad Yang
Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal, yang dimaksud
dengan:
1. Akad Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) dimana pihak yang
menyediakan dana (shahib al-mal) berjanji kepada pengelola usaha
(mudharib) untuk menyerahkan modal dan pengelola (mudharib) berjanji
untuk mengelola modal tersebut.
Universitas Indonesia
2. Akad Ijarah adalah perjanjian (akad) dimana pihak yang memiliki barang
atau jasa (pemberi sewa atau pemberi jasa) berjanji kepada penyewa atau
pengguna jasa untuk menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas
suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimiliki pemberi sewa atau
pemberi jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan atau
upah (ujrah), tanpa diikuti dengan beralihnya hak atas pemilikan barang
yang menjadi objek ijarah.
Universitas Indonesia
2.6.4. Reksadana
Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh
Manajer Investasi. Jadi, reksadana merupakan kumpulan produk investasi yang
bermacam-macam, yang mana setiap produk memiliki tingkat risiko yang
berbeda-beda. Produk investasi atau Portofolio Efek tersebut bisa berupa saham,
obligasi, instrumen pasar uang, atau kombinasi dari produk investasi tersebut.
Kelebihan-kelebihan yang bisa kita dapatkan dari investasi reksadana
antara lain adalah:
1. Dikelola oleh manajer yang profesional,
2. Risiko dan portofolio sudah terdiversifikasi,
3. Modal awal yang relatif ringan,
4. Tingkat likuiditas yang tinggi,
5. Bebas pajak.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Semakin besar return yang diperoleh, maka semakin besar pula risiko
yang akan dihadapi. Jika investor ingin memperoleh return yang tinggi, maka
investor dapat memilih instrumen investasi seperti saham, obligasi, reksadana,
dan lain-lain. Tetapi para investor juga harus siap dengan risiko-risiko yang
terdapat didalamnya. Selain instrumen tersebut, terdapat pula jenis investasi yang
memiliki risiko rendah bahkan tidak mempunyai risiko, yaitu Surat Utang Nergara
(SUN) atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dalam syariah. Karena surat
tersebut telah dijamin oleh negara sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU APBN, dimana setiap bulan
pemerintah wajib membayar imbalan serta membayar pokok pada saat SBSN
Universitas Indonesia
tersebut jatuh tempo. Tetapi tentu saja return yang diberikan tidak sama tinggi
dengan instrumen investasi lainnya.
Universitas Indonesia
35 Universitas Indonesia
Misi:
1. Melaksanakan bisnis asuransi jiwa secara profesional di Indonesia.
2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah dan pemegang saham
melalui jaringan kerja yang luas.
3. Memberikan keuntungan kepada pemegang saham dan meningkatkan
kesejahteraan pegawai.
Universitas Indonesia
4. Kemitraan
Kami profesionalisme asuransi sebagai bagian dari perusahaan selalu
mengembangkan sikap kerjasama dan kemitraan yang menciptakan sinergi
untuk kepentingan kemajuan perusahaan.
5. Kualitas Sumber Daya Manusia
Kami menghargai sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan,
karena itu kami selalu merekrut, mengembangkan dan mempertahankan
sumber daya manusia yang berkualitas serta berusaha menjadi teladan.
2. Izin Usaha
x SK Menteri Keuangan Republik Indonesia
x No. Kep. 181/KM.13/1988 tanggal 10 Oktober 1988
3. Modal
x Modal Dasar : Rp 300.000.000.000,- (Tiga Ratus Milyar Rupiah)
x Modal Disetor : Rp 220.000.000.000,- (Dua Ratus Dua Puluh
Milyar Rupiah)
5. Reasuransi
x PT. (Persero) Reasuransi Umum Indonesia, Tbk
x PT. Maskapai Reasuransi Indonesia
6. Struktur Organisasi
Gambar 3-1
Struktur Organisasi PT Asuransi Jiwa XYZ
Universitas Indonesia
Tabel 3-1
Tahapan Dana Pendidikan Syariah
x Ketentuan
- Akad dari produk Danasiswa Syariah adalah akad Tabarru
dan Wakalah bil Ujrah
- Dipasarkan dalam mata uang rupiah
- Minimum usia peserta adalah 17 tahun dan maksimum 55
tahun
Universitas Indonesia
x Manfaat utama
1. Apabila peserta utama (ayah atau ibu) mengalami musibah
meninggal dunia dalam masa asuransi, maka:
- Secara otomatis polis menjadi bebas kontribusi dan
Tahapan Dana Pendidikan tetap dibayarkan sesuai dengan
jenjang pendidikan anak di masa mendatang hingga masa
perjanjian asuransi berakhir.
- Jika meninggal dunia bukan akibat kecelakaan, maka
penerima manfaat akan menerima santunan duka sebesar
50% dari Rencana Dana Pendidikan sebagai Dana
Kebajikan.
- Apabila meninggal dunia akibat kecelakaan, maka
termaslahat (ahli waris) akan menerima santunan duka
sebesar 100% dari Rencana Dana Pendidikan sebagai
Dana Kebajikan.
2. Apabila peserta anak (putra/putri) mengalami musibah
meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka termaslahat
(ahli waris) akan menerima Dana Kebajikan sebesar Rp.
15.000.000 (lima belas juta rupiah) ditambah nilai tunai polis
dan selanjutnya polis akan berakhir (terminated).
3. Jika pemegang polis peserta mengundurkan diri dalam masa
perjanjian, maka penerima manfaat akan menerima nilai tunai
pada saat mengundurkan diri.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel 3-2
Tahapan Dana Pendidikan Konvensional
x Ketentuan
1. Minimum masa kontrak asuransi adalah 5 (lima) tahun.
2. Minimum masa pembayaran premi regular adalah 2 (dua)
tahun.
3. Dipasarkan dalam mata uang rupiah.
4. Pembayaran premi dapat dilakukan secara tunggal atau
regular (tahunan/semesteran/triwulanan/bulanan).
x Manfaat utama
1. Jika tertanggung (ayah atau ibu) mengalami musibah
meninggal dalam masa asuransi, maka:
o Secara otomatis polis menjadi bebas premi dan
Tahapan Dana Pendidikan tetap dibayarkan sesuai
dengan jenjang pendidikan anak di masa mendatang
hingga masa asuransi berakhir.
o Apabila tertanggung meninggal bukan akibat
kecelakaan, maka penerima manfaat akan menerima
santunan duka sebesar 50% dari Rencana Dana
Pendidikan sebagai jumlah uang pertanggungan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan
di PT Asuransi Jiwa XYZ. Analisis penelitian akan terbagi menjadi beberapa
bagian, yaitu:
1. Arahan investasi untuk unit kerja syariah PT Asuransi Jiwa Syariah XYZ
dan PT Asuransi Jiwa Konvensional XYZ yang telah ditentukan dalam
Surat Keputusan (SK) oleh Dewan Komisaris dan secara umum telah
ditentukan oleh Peraturan Menteri Keuangan dalam PMK No.
11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan
Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah dan Keputusan Menteri
Keuangan No. 424/KMK/06/2003 tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan No.
135/PMK.06/2005 dan No. 158/PMK.010/2008.
2. Akad yang digunakan PT Asuransi Jiwa Syariah XYZ untuk setiap produk
asuransi syariah. Selain mendalami akad apa saja yang digunakan
perusahaan, penelitian ini juga akan menganalisis perbedaan perlakuan
terhadap akad/perjanjian/polis dan dana peserta didalam unit syariah dan
konvensional.
3. Alokasi dan pengelolaan dana investasi dari peserta asuransi selama
periode 2010 dan 2011. Analisis yang dilakukan berfokus pada jenis dana
pada asuransi syariah, pengalokasian dana investasi, dan kesesuaian
portofolio investasi terhadap PMK No. 11/PMK.010/2011 dan PMK No.
135/PMK.06/2005 serta Arahan Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ baik unit
syariah maupun konvensional.
4. Mekanisme pembagian hasil investasi yang dilakukan antara perusahaan
dengan peserta asuransi dengan nisbah yang telah ditetapkan dalam polis
atau akad.
48 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
proteksi, tabungan, dan investasi dalam satu produk. Dana peserta PT Asuransi
Jiwa Syariah XYZ juga belum ditempatkan ke dalam unit link seperti asuransi
syariah lainnya. Penempatan investasi dana peserta dilakukan dalam bentuk
deposito pada bank syariah, reksadana syariah, dan sukuk.
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001
tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, akad yang dapat dilakukan antara
peserta dengan perusahaan asuransi adalah akad tijarah dan/atau akad tabarru,
termasuk akad mudharabah musytarakah dan akad wakalah bil ujrah.
Semua produk syariah milik PT Asuransi Jiwa Syariah XYZ, yaitu
Danasiswa Syariah, Dwiguna Syariah, Investama Syariah, dan Purnadana Syariah,
menggunakan akad tabarru dan wakalah bil ujrah saat akad dimulai sampai
masa asuransi berakhir. Akad-akad tersebut akan mempengaruhi perlakuan
terhadap tujuan penggunaan dana kontribusi peserta dan hasil investasi yang
diperoleh dari kegiatan investasi perusahaan.
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 53/DSN-MUI/III/2006
tentang Akad Tabarru Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah, dalam akad
tabarru, peserta memberikan dana hibah yang akan digunakan untuk menolong
peserta atau peserta lain yang tertimpa musibah. Perusahaan bertindak sebagai
pengelola dana hibah, atas dasar wakalah dari para peserta. Mengenai
pembukuan, dana tabarru harus terpisah dari dana lainnya. Begitu juga dengan
hasil investasi dari dana tabarru yang menjadi hak kolektif peserta akan
dibukukan dalam akun tabarru. Dari hasil investasi tersebut, perusahaan dapat
memperoleh bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau mudharabah
musytarakah, atau memperoleh ujrah (fee) berdasarkan akad wakalah bil ujrah.
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 52/DSN-MUI/III/2006
tentang Akad Wakalah Bil Ujrah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah, dalam
akad ini, perusahaan bertindak sebagai wakil (yang mendapat kuasa) untuk
mengelola dana, sedangkan peserta sebagai muwakkil (pemberi kuasa). Akad
wakalah adalah bersifat amanah (yad amanah) dan bukan tanggungan (yad
dhaman). Sehingga wakil tidak menanggung risiko terhadap kerugian investasi
dengan mengurangi fee yang diterimanya, kecuali karena kecerobohan atau
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Wakalah
Ujrah
Peserta Perusahaan
Premi Dana
Tabarru Surplus
Hibah
Klaim
(Hibah)
Cad.
Tabarru
Gambar 4-1 diatas menggambarkan skema dari alur dana tabarru yang
dilakukan perusahaan-perusahaan asuransi syariah, termasuk PT Asuransi Jiwa
Syariah XYZ. Penjelasan dari setiap keterangan pada bagan diatas adalah sebagai
berikut:
x Akad Wakalah antara peserta dan perusahaan asuransi sebagaimana Fatwa
DSN NO. 52/DSN-MUI/III/2006.
Universitas Indonesia
x Dana Tabarru adalah kumpulan premi yang telah disetorkan oleh peserta
yang nantinya akan dihibahkan untuk saling tanggung-menanggung
sesama peserta.
x Surplus adalah sisa dana tabarru setelah digunakan untuk membayar
klaim (hibah), biaya-biaya wakalah dan cadangan-cadangan pada setiap
akhir periode.
x Ujrah adalah remunerasi untuk perusahaan asuransi atas jasa pengelolaan
dana tabarru sehingga dapat menghasilkan surplus.
x Cadangan tabarru adalah sebagian surplus yang dihibahkan oleh peserta
setelah habis kontrak asuransi.
x Pengembalian surplus adalah hak peserta yang telah habis kontrak atas
surplus yang terjadi setelah sebagiannya dihibahkan ke dalam cadangan
tabarru.
Universitas Indonesia
Skema atas pengelolaan dana akad wakalah bil ujrah memiliki perbedaan
dengan skema pada akad tabarru karena dalam akad wakalah, perusahaan
sebagai pemegang amanah wajib menginvestasikan dana yang terkumpul ke
dalam investasi yang sesuai dengan syariah.
Gambar 4-2
Skema Pengelolaan Dana Akad Wakalah
Ujrah Insentif
Ujrah
Reasuransi
Unearned Hasil Inv
Kontribusi
Bruto Surplus
Surplus Dibagikan
Kontribusi
Retensi
Sendiri Klaim Surplus
Alokasi
Beban
Akuisisi
Universitas Indonesia
Tabel 4-1
Jenis dan Batasan Investasi Syariah
Tabarru Dana Perusahaan Dana Investasi
Instrumen Investasi yang
Diperkenankan Arahan Arahan Arahan
PMK PMK
Investasi PMK Investasi Investasi
a Deposito pada Bank 20% 20% - 20% 20% 20%
b Saham Syariah 10% 10% - 10% 10% 10%
c Sukuk atau Obligasi Syariah 20% 20% - 20% 20% 20%
d Surat Berharga Syariah Negara - - - - - -
Surat Berharga yang
e diterbitkan oleh Bank - - - - - -
Indonesia
Surat Berharga Syariah yang
f diterbitkan oleh negara selain 10% 10% - 10% 10% 10%
Negara Republik Indonesia
Surat Berharga Syariah yang
diterbitkan oleh lembaga
multinasional yang Negara
g 20% 20% - 20% 20% 20%
Republik Indonesia menjadi
salah satu anggota atau
pemegang sahamnya
h Reksadana Syariah 10% 10% - 10% 10% 10%
Efek beragun aset syariah yang
diterbitkan berdasarkan kontrak
i 10% 10% - 10% 10% 10%
investasi kolektif efek beragun
aset syariah
Pembiayaan melalui
mekanisme kerjasama dengan
j pihak lain dalam bentuk 10% 10% - 10% 10% 10%
pembelian pembiayaan
(refinancing) syariah
k Emas murni - 20% - 20% - 20%
Penempatan investasi butir
l - 20% - 20% - 20%
b,c,f,g, dan h di luar negeri
Penempatan satu pihak, kecuali
m - 20% - 20% - 20%
butir d dan e
Sumber: Arahan Investasi PT Asuransi Jiwa Syariah XYZ dan PMK No. 11 Tahun 2011
Universitas Indonesia
Dari Tabel 4-1 diatas dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki tiga
klasifikasi saku dana, yaitu Dana Tabarru (DT), Dana Perusahaan (DP), dan
Dana Investasi (DI). Hasil pengujian diatas menjelaskan bahwa kegiatan investasi
PT Asuransi Jiwa Syariah XYZ telah memenuhi ketentuan-ketentuan dalam PMK
No. 11/PMK.010/2011. Selain itu, setiap jenis instrumen investasi perusahaan
juga telah sesuai dengan ketentuan syariah dan tidak mengikutsertakan instrumen
investasi konvensional yang mengandung kegiatan yang diharamkan, seperti
gharar, maysir, dan riba. Untuk melihat perbedaan jumlah investasi dengan
batasan investasi secara kuantitatif, akan dijelaskan pada subbab berikutnya, yaitu
kuantitatif portofolio investasi.
Tabel 4-2
Batasan Investasi Untuk Total Keseluruhan Investasi Syariah
Tabarru Dana Perusahaan Dana Investasi
Jenis Investasi Arahan Arahan Arahan
Investasi PMK Investasi PMK Investasi PMK
a Deposito pada Bank 75% - 75% - 75% -
b Saham Syariah 40% 40% 40% 40% 40% 40%
c Sukuk atau Obligasi Syariah 40% 40% 40% 40% 40% 40%
d Surat Berharga Syariah Negara 75% - 75% - 75% -
e
Surat Berharga yang diterbitkan
oleh Bank Indonesia 75% - 75% - 75% -
f
Surat Berharga Syariah yang
diterbitkan oleh negara selain
Negara Republik Indonesia 10% - - - 10% -
Universitas Indonesia
Dari Tabel 4-2 diatas, dapat diketahui bahwa penetapan batas maksimum
investasi PT Asuransi Jiwa Syariah XYZ dalam Arahan investasi oleh Dewan
Komisaris telah sesuai dengan ketentuan atas batas maksimum per jenis investasi
dari total keseluruhan investasi yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Keuangan
No. 11/PMK.010/2011. Karena ada beberapa batas maksimum yang tidak
dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan, seperti deposito, surat berharga
syariah negara, surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, surat
berharga syariah yang diterbitkan oleh negara selain Negara Republik Indonesia,
surat berharga syariah yang diterbitkan oleh lembaga multinasional yang Negara
Republik Indonesia menjadi anggota atau pemegang sahamnya, maka perusahaan
telah membuat kebijakan/aturan tersendiri dengan alasan demi menjaga kestabilan
dan keefektifan jumlah investasi dalam portofolio.
Pengujian kuantitatif data investasi secara kesuluruhan milik perusahaan
periode 31 Desember 2010 dan 2011 perlu dilakukan untuk menentukan berapa
jumlah investasi yang dapat diakui berdasarkan ketentuan batas maksimum yang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
tahun 2011 menjadi 53,03% dan mengurangi jumlah sukuk menjadi 9,98%.
Sedangkan untuk saku dana investasi PT Asuransi Jiwa Syariah XYZ memiliki
kelebihan komposisi pada reksadana, yaitu sebesar 49,60% , di mana yang dapat
diakui/diperkenankan hanya sebesar 40% dari total investasi. Sehingga
perusahaan juga melakukan koreksi atas kelebihan komposisi tersebut ke dalam
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) menjadi 30,24% pada tahun 2011.
Untuk hasil pengujian secara keseluruhan terhadap investasi perusahaan
pada periode 31 Desember 2010 dan 2011 yang terlihat pada Tabel 4-6, dapat
disimpulkan bahwa jumlah investasi perusahaan telah sesuai dengan batas
maksimum yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Keuangan No.
11/PMK.010/2011 dan Arahan Investasi dalam SK perusahaan, sehingga PT
Asuransi Jiwa Syariah XYZ dapat mengakui seluruh investasinya, kecuali untuk
beberapa instrumen investasi yang perlu untuk dikoreksi atas kelebihan
komposisinya. Perusahaan melakukan koreksi atas kelebihan komposisi instrumen
investasi ke dalam Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) karena instrumen
tersebut dapat diakui/diperkenankan sampai dengan 75%. Alasan lain perusahaan
memilih untuk memiliki jumlah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) lebih
tinggi pada tahun 2011 adalah untuk mengurangi risiko yang dapat diterima oleh
perusahaan maupun peserta asuransi, mengingat bahwa SBSN memiliki risiko
yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis investasi lainnya.
Universitas Indonesia
Tabel 4-3
Analisis Data Kuantitatif Investasi Dana Tabarru (DT)
2010 2011
Jenis Investasi
Rp (%) Rp (%)
Deposito 5,000,000 0.04 6,758,449,500 34.44
Saham Syariah - - - -
Sukuk atau Obligasi Syariah 11,030,230,000 84.60 1,959,230,000 9.98
Surat Berharga Syariah Negara 2,002,550,261 15.36 10,407,598,000 53.03
Surat Berharga yang diterbitkan
oleh Bank Indonesia - - - -
Surat Berharga Syariah yang
diterbitkan oleh selain Negara
Republik Indonesia - - - -
Surat Berharga Syariah yang
Diterbitkan oleh Lembaga
Multinasional - - - -
Reksadana Syariah - - 499,501,488 2.55
Efek Beragun Aset Syariah - - - -
Pembiayaan melalui kerjasama
dengan pihak lain - - - -
Emas murni - - - -
Investasi lain - - - -
Jumlah Investasi 13,037,780,261 100 19,624,778,988 100
Sumber: Pengolahan Data Neraca Dana Tabarru (DT)
Universitas Indonesia
Tabel 4-4
Analisis Data Kuantitatif Investasi Dana Perusahaan (DP)
2010 2011
Jenis Investasi
Rp (%) Rp (%)
Deposito 4,498,000,000 18.36 6,399,875,000 20.28
Saham Syariah - - - -
Sukuk atau Obligasi Syariah 9,000,000,000 36.74 9,000,000,000 28.52
Surat Berharga Syariah Negara 11,000,000,000 44.90 16,153,365,784 51.19
Surat Berharga yang diterbitkan
oleh Bank Indonesia - - - -
Surat Berharga Syariah yang
diterbitkan oleh selain Negara
Republik Indonesia - - - -
Surat Berharga Syariah yang
Diterbitkan oleh Lembaga
Multinasional - - - -
Reksadana Syariah - - - -
Efek Beragun Aset Syariah - - - -
Pembiayaan melalui kerjasama
dengan pihak lain - - - -
Emas murni - - - -
Investasi lain - - - -
Jumlah Investasi 24,498,000,000 100 31,553,240,784 100
Sumber: Pengolahan Data Neraca Dana Perusahaan (DP)
Universitas Indonesia
Tabel 4-5
Analisis Data Kuantitatif Investasi Dana Investasi (DI)
2010 2011
Jenis Investasi
Rp (%) Rp (%)
Deposito 12,570,713,720 22.95 10,824,250,000 26.25
Saham Syariah - - -
Sukuk atau Obligasi Syariah 13,030,230,000 23.79 10,071,000,000 24.42
Surat Berharga Syariah Negara - - 12,470,750,000 30.24
Surat Berharga yang
diterbitkan oleh Bank
Indonesia - - - -
Surat Berharga Syariah yang
diterbitkan oleh selain Negara
Republik Indonesia - - - -
Surat Berharga Syariah yang
Diterbitkan oleh Lembaga
Multinasional - - - -
Reksadana Syariah 27,165,919,446 49.60 7,873,403,766 19.09
Efek Beragun Aset Syariah - - - -
Pembiayaan melalui kerjasama
dengan pihak lain - - - -
Emas murni - - - -
Investasi lain - - - -
Jumlah Investasi 52,766,863,166 100 41,239,403,766 100
Sumber: Pengolahan Data Neraca Dana Investasi (DI)
Universitas Indonesia
Tabel 4-6
Analisis Data Kuantitatif Investasi Syariah
Per 31 Desember 2010 dan 2011
2010 2011
Jenis Investasi Neraca Maks Neraca Maks
Rp (%) (%) Rp (%) (%)
Deposito 17,073,713,720 18.50 75 23,982,574,500 23.91 75
Saham Syariah - - 40 - - 40
Sukuk atau Obligasi
Syariah 33,060,460,000 35.82 40 21,030,230,000 20.97 40
Surat Berharga Syariah
Negara 15,005,100,522 16.26 75 39,031,713,784 38.92 75
Surat Berharga yang
diterbitkan oleh Bank
Indonesia - - 75 - - 75
Surat Berharga Syariah
yang diterbitkan oleh
selain Negara Republik
Indonesia - - 10 - - 10
Surat Berharga Syariah
yang Diterbitkan oleh
Lembaga Multinasional - - 10 - - 10
Reksadana Syariah 27,165,919,446 29.43 40 16,246,309,020 16.20 40
Efek Beragun Aset
Syariah - - 20 - - 20
Pembiayaan melalui
kerjasama dengan pihak
lain - - 20 - - 20
Emas murni - - 20 - - 20
Investasi lain - - 20 - - 20
Jumlah Investasi 92,305,193,688 100 - 100,290,827,304 100 -
Sumber: Pengolahan Data Laporan Posisi Keuangan Syariah Per 31 Des 2010 dan 2011
Universitas Indonesia
Gambar 4-3
Skema Arus Dana Asuransi Konvensional
Dividen
Hasil Investasi
Modal
Pemegang Saham
Klaim
Sumber: Diolah Dari Berbagai Sumber
Universitas Indonesia
c. Obligasi dan Medium Term Notes dengan peringkat paling rendah A atau
yang setara pada saat penempatan.
d. Surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah atau Bank Indonesia.
e. Unit penyertaan reksadana.
f. Penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek).
g. Bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan
untuk investasi.
h. Pinjaman hipotik.
i. Pinjaman polis.
Universitas Indonesia
Tabel 4-7
Jenis dan Batasan Investasi Konvensional
Dalam Negeri
No Jenis Investasi
Emiten/Penerbit/MI PMK
Universitas Indonesia
Dalam Negeri
No Jenis Investasi
Emiten/Penerbit/MI PMK
13 Emas murni -
14 Pinjaman hipotik - 20%
15 Pinjaman polis 80% 80%
16 Penempatan satu pihak diluar penyertaan
langsung, kecuali butir 5 dan 6 - -
17 Penempatan pada bukan afiliasi - -
Sumber: Arahan Investasi PT Asuransi Jiwa Syariah XYZ dan PMK No. 135 Tahun 2005
Dari Tabel 4-7 diatas dapat diketahui bahwa Arahan Investasi perusahaan
tentang jenis investasi yang dimiliki sampai 31 Desember 2011 telah memenuhi
ketentuan yang ditetapkan Menteri Keuangan. Hasil pengujian diatas menjelaskan
bahwa kegiatan investasi PT Asuransi Jiwa XYZ secara keseluruhan termasuk
batas maksimum untuk setiap emiten/penerbit/manajer investasi telah memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam PMK No. 135/PMK.06/2005.
Universitas Indonesia
Tabel 4-8
Analisis Data Kuantitatif Investasi
Per 31 Desember 2010 dan 2011
2010 2011
No Jenis Investasi Neraca Maks Neraca Maks
Rp (%) (%) Rp (%) (%)
1 Deposito berjangka dan
Sertifikat Deposito 431,518,713,720 21.65 75 377,432,574,500 16.30 75
2 Sertifikat Bank Indonesia 75 75
3 Saham tercatat di bursa
efek 39,378,871,933 1.98 40 39,378,871,933 1.70 40
4 Surat Utang Korporasi dan
Sukuk Korporasi 406,625,372,516 20.40 50 574,064,491,314 24.80 50
5 Surat Utang Sukuk
Korporasi yang emitennya
adalah badan hukum
Indonesia berdasarkan
pada:
a. Aset tertentu (asset
based) - - 50 - - 50
b. Proyek tertentu (project
based) - - 50 - - 50
6 Surat berharga yang
diterbitkan oleh lembaga
keuangan internasional dan
negara Republik Indonesia
menjadi salah satu anggota
dan/atau pemegang saham
yang berdominasi rupiah - - 50 - - 50
7 Surat berharga yang
diterbitkan atau dijamin
oleh pemerintah 971,976,000,000 48.76 75 1,202,968,000,000 51.96 75
8 Unit penyertaan Reksadana 72,534,664,054 3.64 40 61,922,409,967 2.67 40
Unit penyertaan reksadana
yang berbentuk:
1. Kontrak Investasi
Kolektif Penawaran Umum
yang pernyataan
pendaftarannya telah
mendapat pernyataan
efektif dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan - - - -
2. Kontrak Investasi
Kolektif Penyertaan
Terbatas yang telah
dicatatkan pada Badan
Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan - - - -
Universitas Indonesia
2010 2011
No Jenis Investasi Neraca Maks Neraca Maks
Rp (%) (%) Rp (%) (%)
3. Kontrak Investasi
Kolektif yang unit
penyertaannya
diperdagangkan di
bursa efek di Indonesia
yang pernyataan
pendaftarannya telah
mendapat pernyataan
efektif dari Badan
Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga
Keuangan - - - -
9 Efek Beragunan Aset - - 20 - - 20
10 Unit Penyertaan Dana
Investasi Real Estate - - 20 - - 20
11 Penyertaan Langsung
(saham yang tidak
tercatat di busa efek) 25,246,621,310 1.27 5 25,109,571,561 1.08 5
12 Bangunan dengan hak
strata atau tanah dengan
bangunan 20,324,949,621 1.02 10 8,514,585,516 0.37 10
13 Emas murni - - 10 - - 10
14 Pinjaman hipotik - - 10 - - 10
15 Pinjaman polis 586,373,758 0.03 50 569,670,685 0.02 50
16 Penempatan satu pihak
diluar penyertaan
langsung, kecuali butir
5 dan 6 - - 10 - - 10
17 Penempatan pada
bukan afiliasi - - 20 - - 20
Jumlah Investasi 1,993,438,190,232 100 - 2,315,069,749,048 100 -
Sumber: Pengolahan Data Laporan Posisi Keuangan Per 31 Des 2010 dan 2011
Universitas Indonesia
yang dapat diakui perusahaan hanya terbatas pada batas maksimum dalam Arahan
Investasi perusahaan dan Peraturan Menteri Keuangan.
Tabel 4-9
Besaran Ujrah Dari Kontribusi
Tahun 1 50%
Tahun 2 22,50%
Tahun 3 12,50%
Tahun 4 dst. 2,50%
Universitas Indonesia
5.1. Kesimpulan
Studi kasus ini dilakukan atas PT Asuransi Jiwa XYZ. Kegiatan
pengelolaan dana investasi yang diteliti adalah perbedaan asuransi syariah dan
konvensional dalam akad yang digunakan dalam produk asuransi,
penempatan/alokasi dana investasi, pengujian jumlah investasi secara kuantitatif,
dan mekanisme hasil investasi.
PT Asuransi Jiwa Syariah XYZ menggunakan akad wakalah bil ujrah
dalam melakukan perjanjian awal sampai masa asuransi berakhir dengan peserta
asuransi. Sedangkan PT Asuransi Jiwa Konvensional menggunakan akad
muawadhah.
Pada dasarnya perusahaan melakukan investasi pada instrumen investasi
yang aman dan dapat memberikan hasil yang menjanjikan. Perbedaannya, pada
investasi syariah, perusahaan diwajibkan untuk melakukan investasi yang sesuai
dengan aturan syariah, seperti investasi yang tidak mengandung gharar, maysir,
dan riba. Perbedaan pengelolaan dana investasi antara PT Asuransi Jiwa Syariah
XYZ dengan PT Asuransi Jiwa Konvensional XYZ terletak pada akad yang
digunakan dalam memperlakukan premi/kontribusi, sumber dan penempatan dana
investasi, dan mekanisme perlakuan terhadap hasil investasi perusahaan.
Berdasarkan analisa, penempatan portofolio investasi dan penerimaan
hasil investasi di kedua unit usaha telah dilakukan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Menteri Keuangan. Dalam Unit Kerja Syariah, PT Asuransi Jiwa XYZ
telah menempatkan dana investasi ke dalam instrumen investasi yang sesuai
dengan ketentuan syariah. Hasil investasi yang diperoleh perusahaan juga telah
dibagikan kepada peserta sesuai dengan akad wakalah bil ujrah, yaitu sebesar
100%.
Permasalahan yang dihadapi PT Asuransi Jiwa Syariah XYZ terdapat pada
jumlah investasi sukuk dan reksadana pada saku dana tabarru dan dana investasi
yang melebihi batas maksimum pada tahun 2010. Sehingga perusahaan
73 Universitas Indonesia
memutuskan untuk mengurangi jumlah investasi dalam sukuk dan reksadana dan
mengalihkannya ke Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada periode 2011.
Alasannya karena SBSN memiliki risiko yang lebih rendah dari pada instrumen
investasi lainnya, khususnya untuk dana tabarru yang merupakan dana milik
peserta yang digunakan untuk saling menolong antar peserta melalui pembayaran
klaim peserta, maka perusahaan wajib untuk mengamankan dana tabarru ke
dalam investasi yang tidak memiliki risiko tinggi
5.2. Saran
Universitas Indonesia
Amrin, Abdullah. Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah. Jakarta: Alex Media
Komputindo, 2011.
75 Universitas Indonesia
Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional. Jakarta: Gema Insani, 2004.
www.asuransisyariah.net
76 Universitas Indonesia