Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
Mutiara Qori Akbar
NIM: 1110103000057
1. Penelitian ini merupakan hasil karya asli penyusun yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli penyusun
atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, penyusun bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Laporan penelitian
Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Oleh:
MUTIARA QORI AKBAR
NIM: 1110103000057
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin segenap puji dan syukur saya haturkan kehadirat Ilahi
Rabbi Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan kepada saya serta atas izin
dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya
yang berjudul STUDI DESKRIPTIF PERKEMBANGAN BICARA DAN
BAHASA PADA KELOMPOK BAYI USIA 012 BULAN YANG DIBERI ASI
EKSKLUSIF DAN NON EKSKLUSIF DI RS SYARIF HIDAYATULLAH,
CIPUTAT, TANGERANG SELATAN TAHUN 2013. Saya sadar bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, mungkin akan terasa berat dan sulit
dalam menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islma Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Witri Ardini Sp.GK M.Gizi selaku Kepala Program Studi Program Studi
Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Semua dosen saya yang telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada
saya untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di Program
Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. dr. Riva Auda, Sp.A, M.Kes selaku dosen pembimbing I dan Silvia Fitrina
Nasution M. Biomed selaku pembimbing II yang telah senantiasa meluangkan
waktu, mengorbankan tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan serta
bimbingan dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian ini.
5. dr. Yanti Susianti, Sp.A dan dr. Taufik Zain Sp.OG (K) selaku dewan penguji.
6. Direktur Rumah Sakit Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan dr. H.
Erwin Hermawan, MARS, yang telah memberikan izin kepada saya untuk
melakukan penelitian di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah ini.
v
7. Tenaga Medis, Keperawatan, SDM Rumah Sakit Syarif Hidayatullah, Ciputat,
Tangerang Selatan yang telah membantu dalam kelancaran penelitian ini.
8. Pemerintah Sumatera Selatan atas kerjasamanya dengan Dinas Pendidikan
Sumatera Selatan dan Universitas Islam Negeri Jakarta yang menjembatani saya
dalam program beasiswa Santri Jadi Dokter sehingga saya dapat menimba ilmu
kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Kepada orang tua saya, dr. H. Gandhi Zaihan, Sp.A, MARS dan dr. Hj. Aini
Gandhi, M.Kes. Kasih sayang sepanjang masa, pengorbanan tanpa pamrih,
harapan yang bergelimang doa, serta ridho kalian untuk anakmu ini.
Terimakasih banyak atas cinta, kasih sayang serta pendidikan yang telah
diberikan, sehingga mutiaramu ini telah menjadi dewasa. Mutiaramu selalu
mencintaimu sampai kapanpun.
10. Kepada kakak-kakak yang tercinta Mutiara Inggat, Alm. Mutiara Budi, S.Sos;
Alm. Mutiara Alba, SE; dr. Mutiara Sari Purbani, Mutiara Rafflesia Zakia, Alm.
Mutiara Rindang Sari, Mutiara Kencana Dewi, Am.Keb; serta Adik-adik yang
tercinta Mutiara Bagus Niti, Mutiara Aji Oe Abdillah dan Mutiara Riski
Abdullah. Terimakasih banyak atas dukungan, semangat dan doanya, sehingga
tugas ini dapat diselesaikan.
11. Teman-teman seperjuangan dalam kelompok penelitian yang selalu senantiasa
untuk saling bekerjasama dalam menyelesaikan penelitian ini.
12. Amelia Nurfajrina yang selalu menjadi nafas semangat dalam penyelesaian
penelitian ini.
13. Keluarga besar PSPD 2010 teman-teman seperjuangan dan sejawat yang telah
berjalan beriringan meniti hari dan merajut mimpi bersama diruang 401.
Semoga Allah SWT akan membalas segala kebaikan dari semua pihak yang
membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat
memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu khususnya bidang kedokteran.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
vi
ABSTRAK
ASI eksklusif sangat berperan penting dalam perkembangan bicara dan bahasa anak.
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif pada usia 4-6 bulan jarang mengalami
keterlambatan atau gangguan dalam perkembangan bicara dan bahasa. Perkembangan
bicara dan bahasa dapat dinilai sejak usia 0-3 bulan. Data penelitian mengenai hal ini
sangat terbatas, terutama di wilayah Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana gambaran perkembangan bicara dan bahasa yang
dihubungkan dengan riwayat pemberian ASI pada bayi usia 012 bulan di RS Syarif
Hidayatullah Jakarta. Desain penelitian ini bersifat deskriptif observatif dengan
metode cross sectional (potong lintang). Sampel diambil secara consecutive sampling
dengan menggunakan kuesioner dan wawancara pada ibu yang membawa bayi usia
012 bulan ke poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah sampel yang
memenuhi kriteria penelitian adalah 125 responden. Pengolahan data secara statistik
didapatkan bahwa distribusi data bersifat homogen (homogenitas 76,8%), sehingga
tidak dapat dilakukan analisis hipotesisnya. Hasil penelitian dari seluruh sampel
didapatkan sebagian besar responden (55.2%) adalah kelompok dengan ASI
eksklusif, dan (96.0%) perkembangan bicara dan bahasa normal. Pada penelitian ini
didapatkan pemberian ASI eksklusif dan non-eksklusif tidak menunjukkan
perbedaan bermakna terhadap perkembangan bicara dan bahasanya.
Kata Kunci : Perkembangan Bicara dan Bahasa, ASI Eksklusif, Bayi usia 0-12 bulan
vii
ABSTRACT
ASI Exclusive plays an important role in speaking and language development. Babies
of age 4-6 months given an ASI exclusive was reported under less frequent of
retardation in speaking and language skill. The development of speaking and
language has showed earlier under 0-3 month age. However, the data of it has been
less reported, particularly from study conducted in South Tangerang district area.
This study has conducted to provide data of the speaking and language development
in babies of age 0-12 month given ASI exclusive and non exclusive at RS Syarif
Hidayatullah Jakarta. The study is a descriptive observative with cross-sectional
method. Consecutive sampling was conducted by questioner and interview to mothers
whom visiting the pediatric session with her babies ages 0-12 month at RS Syarif
Hidayatullah. Number of collected samples as the subject of the study is 125.
Descriptively, distribution of the data showed homogeny of 76,8%, which has no
reason to continue for hypothesis analyze. The result found most of the respondent
(55.2%) is the group of ASI exclusive, and 96% with normal condition of speaking
and language. Descriptively, it was showed no significant difference between the
group of ASI exclusive and non exclusive in development of speaking and language.
Keywords : development of speaking and language, ASI exclusive and non exclusive,
babies of age 0-12 month
viii
DAFTAR ISI
ix
3.3.3.1. Kriteria Inklusi .........................................................................20
3.3.3.2. Kritera Eksklusi ........................................................................20
3.4. Alur Penelitian ...................................................................................................21
3.5. Managemen Data ...............................................................................................21
3.6. Etik Penelitian ....................................................................................................22
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2.3. Crosstabs Variabel Terhadap Perkembangan Bicara dan Bahasa ........25
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR SINGKATAN
RS : Rumah Sakit
IQ : Intellegence Quotient
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Informed Consent .. 34
Kuesioner .............. 35
Lampiran 2.
Lampiran 3.
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan yang merupakan sumber nutrisi terbaik
untuk bayi, yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral
dalam jumlah seimbang bagi bayi. World Health Organization (WHO)/ United
Nation Emergency Childrens Fund (UNICEF) di dalam Global Stategy for Infant
and Young Child Feeding, merekomendasikan hanya pemberian ASI eksklusif
sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan. ASI eksklusif adalah pemberian hanya air
susu ibu saja tanpa campuran makanan atau minuman lain kecuali obat, vitamin
dan mineral sampai bayi berusia 6 bulan. 1,2
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), praktik
pemberian ASI oleh ibu kepada bayinya di Indonesia cenderung menurun. Pada
tahun 2002 cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 0 sampai 5 bulan
adalah sebesar 40,2%, pada tahun 2007 turun menjadi 32,0% dan tahun 2010
menjadi 15,3%. Cakupan pemberian ASI eksklusif secara keseluruhan pada usia 0
sampai 1 bulan, usia 2 sampai 3 bulan, dan usia 4 sampai 5 bulan berturut-turut
adalah sebesar 45,4%, 38, %, dan 31,0%. Data terakhir cakupan pemberian ASI
eksklusif (0 sampai 6 bulan) di Provinsi Banten adalah sebesar 52,7%.3,4
ASI eksklusif sangat berperan penting pada perkembangan anak baik dari
perkembangan motorik kasar dan halus, kemampuan bicara, dan juga kemampuan
bersosialisasi serta kemandirian anak.5,6 Pada bayi yang mendapatkan asupan ASI
eksklusif sampai usia 4-6 bulan jarang mengalami keterlambatan atau gangguan
dalam perkembangan motorik dan bahasa. Kemampuan bicara dan bahasa
merupakan indikator perkembangan seluruh anak, karena kemampuan bicara dan
bahasa dapat mempengaruhi perkembangan anak kedepannya.6, 7, 8
Banyak yang berpendapat, bahwa perkembangan bicara dan bahasa pada
anak belum dimulai sampai anak berusia 12 bulan dan sebagai orang tua tidak
perlu cemas akan adanya keterlambatan bicara dan bahasa sampai anak berusia 24
bulan. Semestinya tidak demikian, karena perkembangan bicara dan bahasa pada
1
2
anak dapat dilihat sejak anak berusia 0-3 bulan.5,7 Untuk itu, penelitian ini
dilakukan untuk memberikan data mengenai status perkembangan bicara dan
bahasa pada bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah.
ASI eksklusif sangat berperan penting pada perkembangan anak, baik dari
perkembangan motorik kasar dan halus yang salah satu indikatornya adalah
kemampuan bicara dan bahasa. Bagaimana gambaran kasus gangguan
perkembangan bicara dan bahasa tersebut yang dihubungkan dengan riwayat
pemberian ASI pada bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah Jakarta
Ciputat Tangerang Selatan tahun 2013?
4
5
kandungan laktosa (intoleransi laktosa). Kandungan laktosa pada ASI juga 2 kali
lebih banyak dibanding laktosa yang terkandung dalam susu sapi atau susu
formula. Pada masa menyusui kadar karbohidrat pada kolostrum (cairan kental
kekuningan) tidak terlalu tinggi, tetapi kadar karbohidrat mengalami peningkatan
pada ASI transisi sekitar 7-14 hari setelah melahirkan. Setelah melalui masa
menyusui ASI transisi, maka kadar karbohidrat dalam ASI akan relatif stabil. 12, 13,
14
Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi yang terdiri dari protein whey
dan casein. Namun protein whey yang sifatnya lebih mudah diserap oleh usus bayi
jumlahnya dalam ASI kandungannya lebih banyak dibanding protein casein. Jika
di bandingkan dengan protein susu sapi, ASI jauh memiliki kualitas yang lebih
baik dan cocok untuk bayi, karena kandungan protein susu sapi lebih banyak
mengandung protein casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Selain itu,
fraksi dari protein whey yaitu beta laktoglobulin yang dapat menyebabkan
timbulnya alergi tidak terdapat pada ASI, namun banyak terkandung dalam
protein susu sapi. Yang menjadikan kualitas protein ASI lebih baik dari protein
susu sapi juga dapat dilihat dari profil asam aminonya yang merupakan unit
penyusun yang membentuk protein. Asam amino yang dimiliki ASI jauh lebih
lengkap dibandingkan susu sapi. Dapat kita ambil contoh misalnya asam amino
taurin yang sangat bermanfaat untuk perkembangan otak, karena di dalam otak
yang sedang berkembang didapatkan jumlah taurin yang cukup tinggi. Selain itu
taurin juga sangat diperlukan oleh bayi yang lahir prematur, karena pada bayi
prematur memiliki kemampuan yang rendah untuk membentuk protein ini.
Nukleotida yang merupakan kelompok berbagai senyawa organik yang tersusun
dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat juga kaya dalam
kandungan ASI. Peran nukleotida adalah dapat meningkatkan pertumbuhan dan
kematangan usus bayi, dapat merangsang pertumbuhan bakteri baik yang
bermanfaat di dalam usus dan dapat memaksimalkan penyerapan besi dan sebagai
daya tahan tubuh. 12, 13, 14, 15, 16
ASI memiliki jumlah kadar lemak yang tinggi yang bermanfaat dalam
membantu pertumbuhan otak yang cepat saat masih bayi. Dalam ASI banyak
6
didapatkan lemak omega 3 dan omega 6, selain itu ASI juga mengandung banyak
asam lemak rantai panjang misalnya asam dokosaheksanoik (DHA) dan juga asam
arakidonat (ARA) yang sangat bermanfaat dalam perkembangan persyarafan
jaringan otak sehingga kemampuan penglihatan mata dan fungsi kognitif bayi
berkembang lebih cepat. Namun jika dibandingkan dengan susu sapi, ASI jauh
lebih baik dibandingkan dengan susu sapi, karena susu sapi tidak mengandung
kedua komponen tersebut. Begitu juga dalam susu formula, meski di dalamnya
sudah ditambahkan kandungan DHA dan ARA tetap tidak sebaik kandungan pada
ASI. Selain itu juga ASI mengandung lemak jenuh dan tidak jenuh yang
seimbang, berbeda dengan susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak
jenuh yang tidak baik bagi tubuh karena dapat mengganggu kesehatan jantung dan
pembuluh darah. 12, 13, 14, 15, 16
Mineral yang terkandung di dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik
dibanding mineral yang terkandung dalam susu sapi dengan sifatnya yang mudah
diserap oleh usus bayi. Berbeda dengan susu sapi yang tingkat penyerapannya
lebih kecil, sehingga kasus kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih
banyak ditemui pada bayi yang mendapat susu formula disbanding ASI. Selain
itu, mineral yang terkandung di dalam ASI tidak dipengaruhi oleh makanan yang
7
dikonsumsi oleh ibu dan status gizi ibu. Mineral yang terkandung di dalam ASI
seperti kalsium, zat besi, zink, dan selenium. Kalsium merupakan mineral utama
yang terkandung di dalam ASI yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan
jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Zat besi
yang terkandung dalam ASI jumlahnya sedikit, namun pada bayi yang lahir cukup
bulan simpanan besi ASI cukup untuk sampai usia 6 bulan pertama. Bayi yang
mengkonsumsi ASI mempunyai risiko yang lebih kecil mengalami kekurangan
zat besi dibanding dengan bayi yang mengkonsumsi susu formula. Mineral zink
merupakan mineral yang bermanfaat untuk membantu metabolisme dalam tubuh.
Kadar zink dalam ASI tidak sebanyak kandungan zink yang ada pada susu
formula, tetapi memiliki tingkat penyerapan yang lebih baik dibanding zink susu
formula. Kadar zink dalam ASI akan mengalami penurunan dalam hitungan waktu
3 bulam masa menyusui. 12, 13, 14, 15, 16
Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi saja, namun juga sangat
bermanfaat bagi ibu, karena keberhasilan menyusui itu merupakan suatu prestasi
dalam kasih sayang seorang ibu kepada bayinya.12, 13
Selain itu, manfaat
pemberian ASI bagi ibu adalah dapat mengurangi perdarahan pasca persalinan
karena bayi yang menghisap puting susu dapat merangsang produksi hormon
oksitosin yang dapat membuat rahim berkontraksi dan menghambat perdarahan
serta dapat mengurangi kehilangan darah pada saat haid. Mempercepat penurunan
berat badan yang meningkat selama kehamilan, karena di dalam tubuh akan
terjadi pembakaran kalori saat terjadi pembentukan ASI.4 Pada bayi yang lahir
secara prematur dengan berat lahir 2000 gram atau lebih, dengan pemberian ASI
maka pertumbuhan bayi akan tetap subur, tetapi jika berat lahir kurang dari 2000
gram diperkirakan bayi mengalami percepatan dalam pertumbuhan sehingga
pemberian ASI saja tidak mencukupi kebutuhan nutrien untuk pertumbuhan
normal. Bayi yang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) biasanya terlalu lemah
untuk menghisap ASI dari payudara sehingga tidak mencapai keberhasilan dalam
memenuhi nutrien sampai bayi mencapai usia matur. Namun dapat ditangani
sementara dengan pemberian susu botol dari ASI yang diperas, tetapi pada bayi
yang lebih kecil dapat dilakukan dengan pemberian makan melalui sonde yang
dipasang melalui hidung sampai kedalam lambung (nasogastrik) dengan ukuran
diameter interna 0,05 cm.12, 13
Perut/ dada bayi menempel pada perut/ dada ibu (chin to chest)
Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu sehingga telinga bayi
membentuk garis lurus dengan lengan dan leher bayi
Seluruh badan bayi tersanggah dengan baik menggunakan lengan ibu
Lebih baik lagi dengan adanya kontak mata antara ibu dengan bayi
Ibu harus memegang bahu belakang bayi bukan bagian kepala bayi
Posisi kepala bayi yang benar terletak di lengan ibu bukan di daerah siku
ibu
Jika keterampilan dan posisi ibu benar dalam memberikan ASI kepada bayi, maka
bayi akan dapat menghisap ASI secara efektif.
memberikan naluri keibuan yang mampu memberikan cinta dan kehangatan yang
sesungguhnya kepada anak, sehingga anak akan merasa tenang dan aman.
adalah ayah untuk memberi (para ibu) sandang dan pangan. Menurut kadar
kesanggupannya maksudnya adalah setiap diri itu tidak dibebani kecuali menurut
kadar kemampuannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena
anaknya maksudnya adalah dengan contoh seorang ibu yang dipaksa untuk
menyusui anaknya namun merasa keberatan. Selanjutnya, apabila kedua nya
ingin dengan maksud kepada ibu dan ayahnya, menyapih sebelum masa dua
tahun dan timbul dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan atau
persetujuan keduanya untuk kemaslahatan bagi bayi.
Perkembangan bicara dan bahasa pada bayi usia 012 bulan adalah sebagai
berikut: 5,21
Usia 0 sampai 3 bulan :
Menangis
Bereaksi terhadap suara atau bunyi
14
Keterangan :
2.7.Definisi Operasional
Skala
Cara Peng-
No Variabel Definisi Alat Ukur Peng-
Ukuran
Ukuran
Usia Bayi yang berusia 0-12 Kuesioner Wawancara Kategorik
Bayi bulan dibagi dalam 2 Skala
1 kategori usia, yaitu : usia
0-6 bulan dan usia 7-12
bulan
ASI 1. ASI eksklusif, dimana Kuesioner Wawancara Kategorik
seorang ibu harus ordinal
menyusui bayi tanpa
pendamping ASI
dalam jangka waktu 0
2 sampai 6 bulan.
2. ASI non-eksklusif
adalah bayi yang
diberi makanan selain
ASI sejak usia 0-6
bulan.
17
3.2.1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di RS Syarif Hidayatullah Jakarta,
Ciputat, Tangerang Selatan.
18
19
( )
( )
20
Observasi/
survey
lapangan
Pembuatan
Proposal
Distribusi dan
wawancara Kuesioner
Kemudian data diolah lebih lanjut dan dilakukan analitik data uji Chi Square dan
kemudian data disajikan dalam bentuk teks, grafik, dan tabel.
22
3. Usia
0-6 bulan 72 57.6
7-12 bulan 53 42.4
4. Status Pekerjaan Ibu
Kerja 68 54,4
Tidak Kerja 57 45,6
5. Status perkembangan
bicara dan bahasa
Normal 120 96.0
Tidak normal 5 4.0
23
24
2. Jenis Kelamin
Laki-Laki 57 2 59
Perempuan 63 3 66
3. Usia
0-6 bulan 71 1 72
7-12 bulan 49 4 53
Dari hasil tabel 4.2.3 diatas, didapatkan bahwa sebagian besar 52,8%
subjek penelitian/ responden adalah kelompok ASI eksklusif, 52,5% subjek
perempuan, 59,1% subjek dari kelompok usia 0-6 bulan, dan 54,1% subjek dari
ibu yang bekerja, menunjukkan status perkembangan bicara dan bahasa normal.
Menurut laporan IDAI dalam buku Bedah ASI Kajian dari Berbagai Sudut
Pandang Ilmiah tahun 2008, Pada bayi yang mendapatkan asupan ASI eksklusif
sampai usia 4-6 bulan jarang mengalami keterlambatan atau gangguan dalam
perkembangan motorik dan bahasa.12 Karena kandungan ASI yang sangat
bermanfaat dalam perkembangan persyarafan otak. Berdasarkan jenis kelamin,
perempuan dengan status perkembangan bicara dan bahasa normal lebih tinggi
dibanding laki-laki, hal ini sesuai dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa
pasien Keterlambatan Perkembangan Umum (KPU) adalah laki-laki dan diperkuat
dengan adanya riwayat keterlambatan dalam keluarga.8, 21
Berdasarkan usia
26
perkembangan bicara dan bahasa normal mayoritas pada usia 0-6 bulan, hal ini
tidak sesuai dengan penelitian National Institute of Child Health and Human
Development yang menyatakan anak berusia di atas 6 bulan memiliki
perkembangan kognitif dan bahasa yang lebih baik. Berdasarkan status pekerjaan
ibu yang bekerja mayoritas perkembangan bicara dan bahasa adalah normal. Pada
ibu yang bekerja umumnya tidak memiliki banyak waktu untuk bermain dengan
anaknya dan minimnya perhatian orang tua. Kurangnya stimulasi orang tua untuk
mendorong perkembangan bicara dan bahasa anak cenderung meningkatkan
kemungkinan terjadinya keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa
anak.21 Namun, dalam jurnal Sari Pediatri tahun 2011 menyatakan, dengan
penghasilan keluarga yang tinggi orang tua dapat menyewa pengasuh di Tempat
Penitipan Anak (TPA), sehingga perkembangan bicara dan bahasa anak normal
dan cenderung lebih baik dibandingkan perkembangan teman-teman sebayanya
yang tidak di TPA.29
5.1. Simpulan
Subjek penelitian yang diberi ASI eksklusif sebanyak 55,2%.
Subjek penelitian yang mengalami gangguan perkembangan bicara dan
bahasa sebanyak 4,0%.
Subjek penelitian yang diberi ASI eksklusif dan mengalami gangguan
bicara dan bahasa sebanyak 4,34%, dan sebagian besar normal.
Subjek penelitian yang mengalami gangguan bicara dan bahasa
berdasarkan kelompok/ kategori jenis kelamin yang terbanyak adalah
perempuan sebanyak 4,5%.
Subjek penelitian yang mengalami gangguan bicara dan bahasa
berdasarkan kelompok/ kategori usia yang terbanyak adalah 7-12 bulan
sebanyak 7,55%.
Subjek penelitian yang mengalami gangguan bicara dan bahasa
berdasarkan kelompok/ kategori status pekerjaan ibu didominasi pada bayi
dengan status ibu bekerja sebanyak 4,41%.
5.2. Saran
1. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi informasi tambahan buat penelitian
berikutnya untuk dikembangkan lagi.
2. Untuk mendapatkan sampel yang lebih variatif dan menghindari
homogenitas data, maka hendaknya dilakukan pengambilan sampel
dengan jumlah lebih besar pada lokasi yang berbeda dan mengembangkan
kriteria inklusi sampelnya.
3. Hendaknya dilakukan metode penelitian secara kohort yang didukung
dengan data rekam medik.
27
DAFTAR PUSTAKA
10. LINKAGES. Pemberian ASI Ekslusif atau ASI saja: Satu-Satunya Sumber
Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini. Lembar Tanya Jawab; Oktober
2002.
11. Birth, Initiation of Breastfeeding, and the First Seven Days After Birth.
2002.
12. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang DKI Jakarta. Bedah ASI
Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta; Balai Penerbit FKUI;
2008. h. 45-55.
28
29
13. Kleighman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting.
Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2007.
14. Walker WA, Watkins JB, Duggan C. Nutrition in pediatrics. Basic science
and clinical applications. BC Decker. London; 2003.
16. Baker SS, Baker DR, Davis AM. Pediatric nutrition supports. Jones &
Bartlett. Boston; 2007.
19. Widodo, Yekti. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif. Gizi Indonesia; 2011.
20. Recommended Practices to Improve Infant Nutrition During the First Six
Month; 2001.
21. UKK Neurology IDAI dan Ikatan Anak Indonesia cabang DKI Jakarta. A
Journey to Child Neurodevelopment: Aplication in daily practice. Jakarta;
18-19 Juli 2010
22. Macias MM, wegner LM. Speech and Language Development and
Disorders. Dalam: Maria BL, penyunting. Current Management in Child
Neurology. Edisi ke-4. Shelton: Peoples Medical Publishing House; 2009.
26. Delgado CEF, Vagi SJ, Scott K. Identification of early risk factors for
developmental delay. Exceptionality; 2007.
27. Analisis dan evaluasi hasil survey penduduk antar sensus tahun 2005.
Diunduh dari: http: www. Bbkbn.go.id./ webs/ upload/ infoprogram/
narasi_SUPAS2005.pdf. Diakses pada 18 Agustus 2013.
29. Sari Pediatri. Gambaran Perkembangan Bicara dan Bahasa Anak Usia 0-3
Tahun. Vol. 13, No. 1, Juni 2011.
31
Lampiran I
32
33
NIM : 1110103000057
Mengetahui, Jakarta,
Dosen pembimbing I/ II Ketua Prodi PSPD,
INFORMED CONSENT
Untuk terlaksananya penelitian ini Saya mengharapkan kepada Ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam
kuesioner dengan jujur dan sesuai perilaku pemberian ASI pada anak ibu.
Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Data-data ini hanya akan
dipergunakan untuk kepentingan dalam penelitian ini.
Atas bantuan dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.
Ciputat,..., 2013
Responden Peneliti
KUESIONER
Identitas responden :
1. Nama anak :
2. Jenis kelamin :
3. Usia : _____ Bulan
4. Anak ke_____ dari ____ saudara
5. Nama Ayah :
6. Nama Ibu :
7. Pekerjaan Ayah :
8. Pekerjaan Ibu :
9. Usia Ibu :
10. Alamat :
11. No Telp/Ibu :
12. Penghasilan / bulan : a. <1.000.000
b. 1.000.000-3.000.000
c. > 3.000.000
36
KETERANGAN PENGISIAN :
No
YA TIDAK
3 bulan
6 bulan
9 bulan
12 bulan
Lampiran 2
Data Variabel
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
usia_anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Perempuan Count 63 3 66
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,36.
Breslow-Day .000 0 .
Tarone's .000 0 .
Cases
usia_anak * Perkembangan
125 100.0% 0 .0% 125 100.0%
bicara dan bahasa bayi
41
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,12.
Kerja atau tidak kerja * Perkembangan bicara dan bahasa bayi Crosstabulation
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,28.
Breslow-Day .000 0 .
Tarone's .000 0 .
43
Cases
ASI Eksklusif atau tidak * Perkembangan bicara dan bahasa bayi Crosstabulation
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,24.
Laki-laki
Perempuan
Usia Bayi
0-6 bulan
7-12 bulan
Pekerjaan Ibu
Kerja
Tidak Kerja
45
Pemberian ASI
ASI Eksklusif
ASI Non-Eksklusif
Perkembangan Bicara
Normal
Tidak Normal
46
Lampiran 3
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sukamulya Raya No. 493c, Rt. 40/ 06, Kelurahan
Sukabangun, Kecamatan Sukarami, Palembang.
Email : Qoriakbar91@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN