You are on page 1of 10

PEMIKIRAN HADIS KH. M.

HASYIM ASYARI DAN


KONTRIBUSINYA TERHADAP KAJIAN HADIS DI INDONESIA
Afriadi Putra
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Jl. Marsda Adisucipto, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, Indonesia
Alumni Pondok Pesantren Darun Nahdhah Thawalib Bangkinang Riau
E-mail: adismart89@gmail.com
__________________________

Abstract
This article describes the opinion of KH. M. Hasyim Asyari, one of the Indonesian Hadith scholars, and his
contribution to the study of Hadith in Indonesia. This study is important to understand the dynamic of Hadith study
in Indonesia that experienced stagnancy for certain period. The twentieth century marked as the rising of Hadith
study in Indonesia by the emergence of many Hadith books of Arabic languages, their translations and the scholars
opinion related to Hadith. The book of risa>lah ahlu al-sunnah wa al-jama>ah is among those books that was written
in the beginning of the twentieth century. This book played a significant role at that time as a guidance for Muslim
society in facing modernity. The content of this book provides basic themes related to religious experiences of the
community. This book is also represented the opinion of KH. M. Hasyim Asyari related to Hadith, as an Indonesian
Muslim scholar who received isna>d H{adith (the chain of Hadith transmission) from his teacher Syeikh Mahfudz
Termas.

Keywords:
Hasyim Asyari; risa>lah; Hadith study; Indonesia.
__________________________

Abstrak
Tulisan ini membahas pemikiran tokoh ahli hadis, yaitu KH. M. Hasyim Asyari dan kontribusinya terhadap kajian
hadis di Indonesia. Kajian ini penting untuk melihat dinamika studi hadis di Indonesia yang sempat mengalami masa
vakum. Abad ke-20 menjadi titik bangkitnya kajian hadis yang ditandai dengan munculnya kitab-kitab hadis
berbahasa Arab, terjemahan dan hasil pemikiran dari tokoh ahli hadis. Kitab risa>lah ahlu al-sunnah wa al-jama>ah
merupakan salah satu kitab yang ditulis pada awal abad ke-20. Kitab ini memainkan peranan yang cukup penting
ketika itu sebagai pedoman bagi umat Islam menghadapi benturan modernitas. Isi kandungannya membahas tema-
tema pokok yang berkaitan langsung dengan keberagamaan masyarakat. Kitab ini juga menjadi representasi dari
pemikiran hadis KH. M. Hasyim Asyari sebagai ulama hadis Indonesia yang mendapat isna>d (mata rantai) hadis
dari gurunya, Syeikh Mahfudz Termas.
Kata Kunci:
Hasyim Asyari; risa>lah; studi Hadis; Indonesia.
__________________________
DOI: http://dx.doi.org/10.15575/jw.v39i1.577
Received: January 2015 ; Accepted: December 2015 ; Published: February 2016

A. PENDAHULUAN H{adi>s Arbai>n (empat puluh hadis karya al-


Kajian hadis di Indonesia sudah dimulai Nawawi>) dan kitab al-Mawaid} al-Badi>ah,
pada abad ke-17 Masehi, ditandai dengan sebuah koleksi hadis qudsi yang ditulis oleh
munculnya kitab Hida>yah al-H{abi>b fi> Targhi>b Abd Rauf al-Sinkili2. Perkembangan selanjut-
wa al-Tarhi>b yang ditulis oleh Nuruddin al-
Raniri.1 Dilanjutkan dengan munculnya kitab Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad
XVII & XVIII; Akar Pembaruan Islam di Indonesia
(Jakarta: Kencana, 2013), 210.
1
Nama lengkapnya adalah Nu>r al-di>n Muh}ammad 2
Beliau adalah Abd al-Rauf bin Ali> al-Ja>wi> al-
bin Ali bin Hasanji al-Hami>d al-Syafii> al-Aydarushi> Fansuri> al-Sinkili>, sebagaimana terlihat dari namanya,
al-Raniri>. Dilahirkan di Ranir (sekarang Randir, ia adalah seorang Melayu dari Fansur, Sinkil (sekarang
Gujarat) pada akhir abad ke-16 dari ibu seorang Melayu Singkel, Nangroe Aceh Darussalam). Menurut D. A.
dan ayah keluarga imigran Hadhrami. Ia datang ke Rinkes sebagaimana yang dikutip oleh Azra, Al-Sinkili
Aceh tahun 1637 dan ditunjuk sebagai Syekh al-Islam dilahirkan sekitar tahun 1024 H/1615 M2. Al-Sinkili
oleh Kesultanan Aceh. Lihat Azyumardi Azra, Jaringan meninggal dunia pada tahun 1105 H/1693 M pada usia
Afriadi Putra Pemikiran Hadis KH. M. Hasyim Asyari dan
Kontribusinya terhadap Kajian Hadis di Indonesia

nya kajian hadis di Indonesia memasuki masa Kitab ini muncul sebagai respons dari kondisi
vakum, hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi keberagamaan masyarakat ketika itu.
bangsa Indonesia yang dijajah oleh Belanda. Menurut hemat penulis, ada dua alasan
Sikap agresif dan intimidatif Belanda sangat yang menjadi dasar pentingnya pembahasan
berdampak pada perkembangan ilmu penge- tentang pemikiran KH. M. Hasyim Asyari ini
tahuan. Barulah pada akhir abad ke-19 atau yaitu, Pertama, ia dipandang sebagai ulama
memasuki abad ke-20 ditemukan kitab hadis berpengaruh dan seorang ahli hadis yang
yang disusun oleh ulama Indonesia, yaitu KH. mendapat isna>d (mata rantai) transmisi hadis
Mahfudh Termas3 dengan kitabnya yang dari gurunya Mahfudh Termas, sehingga ia
berjudul; Manha>j Dhawi al-Naz}ar yang ia tulis sangat berkompeten menulis karya dalam
ketika ia berada di Mekkah.4 Barulah mulai bidang hadis. Kedua, kitab Risa>lah Ahlu al-
abad ke-20 kajian hadis di Indonesia mulai Sunnah wa al-Jama>ah yang ia tulis sangat
memperlihatkan kemajuan yang cukup signi- berpengaruh dan menjadi rujukan utama
fikan. dalam kajian hadis ketika itu, kitab ini juga
Secara umum, kajian hadis di Indonesia berperan sebagai filtrasi terhadap fenomena-
seperti halnya kajian hadis kalangan muta- fenomena keberagamaan yang berkembang di
qaddimi>n terdiri dari dua fokus besar, yaitu: kalangan masyarakat menghadapi tantangan
hadis dan ulumul hadis. Adapun bentuknya modernitas. Tulisan ini akan membahas
ada yang berupa terjemahan dari kitab tentang pemikiran Hasyim Asyari dalam
berbahasa Arab dan ada juga yang merupakan bidang hadis yang dapat dilacak dari kitab
karangan pemikiran sendiri seorang tokoh. yang dikarangnya, disamping itu penulis juga
Kitab hadis yang ditulis dijadikan sebagai akan menganalisis kontribusi Hasyim Asyari
pedoman untuk melakukan ritual ibadah, bagi kajian hadis di Indonesia ketika itu dan
namun ada juga kitab hadis yang ditulis untuk era selanjutnya.
merespons keadaan tertentu di kalangan
masyarakat, misalkan kitab Risa>lah Ahlu al- B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sunnah wa al-Jama>ah yang ditulis oleh 1. Latar Historis KH. M. Hasyim Asyari
seorang ulama yang berpengaruh dan ahli di a. Ulama Modernis yang Ahli Hadis
bidang hadis, yaitu: KH. M. Hasyim Asyari. Ulama yang dikenal sebagai pribadi
sederhana ini bernama Muh}ammad Hashi>m
78 tahun dan dimakamkan di Kuala Aceh. Lihat Azra, Ashari> ibn Abd al-Wah}i>d ibn Abd al-
Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan H{ali>m, selanjutnya disebut Hasyim Asyari.
Nusantara Abad XVII & XVIII; Akar Pembaruan Islam Beliau dilahirkan di Desa Gedang, Jombang,
di Indonesia, 239.
3
Jawa Timur, tanggal 24 Dhulqaidah 1287 H
Beliau adalah ulama sekaligus ahli hadis asal
(14 Februari 1871 M.). Ayahnya, Asyari
Indonesia, nama lengkapnya Muh}ammad Mah}fud} ibn
Abdullah ibn Abd al-Mannan al-T{irmashi>. Ia adalah pendiri Pesantren Keras, 8 KM dari
dilahirkan tahun 1842 M di desa Termas, Arjosari, Jombang. Sementara kakeknya Kyai Usman,
Pacitan, Jawa Timur. Sejak kecil ia diutus ayahnya adalah Kyai terkenal dan pendiri Pesantren
untuk belajar di Mekkah, di sana ia mendalami bidang Gedang di Jombang yang didirikan tahun
hadis dan fikih sehingga ia mendapatkan isnad (mata
1850-an5. Sedangkan dari pihak ibu, masih
rantai) yang sah dalam transmisi intelektual
penyampaian hadis Bukhari urutan ke-23 yang keturunan Raja Brawijaya, seorang raja di
mendapat ijazah dari gurunya. Meskipun ia menolak Pulau Jawa. Dipercaya bahwa ia keturunan
pulang ke Indonesia, namun kontribusinya sangat besar Raja Muslim Jawa, Jaka Tingkir, dan Raja
dengan menjadi guru dari sejumlah tokoh di Indonesia Hindu Majapahit, Barawijaya VI. Jadi,
seperti; Hasyim Asyari, Wahab Hasbullah, Mas
Mansur dan lain sebagainya. Lihat M. Bibit Suprapto,
Ensiklopedi Ulama Nusantara (Jakarta: Gelegar Media
Indonesia, 2009), 464-466.
4 5
Muh}ammad Mah}fud} Ibn 'Abdullah al-T{irmashi>, Abuddin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan
Manhaj Dhawi al-Naz}ar (Surabaya: Ahmad Ibn Saad Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo
Ibn Nabhan, 1974), 1. Persada, 2005), 113.

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 46-55 47
Afriadi Putra Pemikiran Hadis KH. M. Hasyim Asyari dan
Kontribusinya terhadap Kajian Hadis di Indonesia

Hasyim Asyari juga dipercaya merupakan santren karena masing-masing pesantren


keturunan bangsawan.6 mempunyai spesialisasi dalam pengajaran
Hasyim Asyari dibesarkan di tengah- ilmu agama seperti yang juga dilakukan oleh
tengah keluarga yang sangat memegang teguh KH. Wahab Hasbullah.7
ajaran Islam dengan tradisi pesantren yang Pada tahun 1893 M. Hasyim Asyari kemu-
sangat kuat. Untuk memudahkan memahami dian melanjutkan pendidikan di Mekah selama
perjalanan hidup beliau, penulis akan memeta- 7 tahun di bawah bimbingan Syaikh Mahfudh
kannya ke dalam beberapa periode sebagai dari Termas, ulama Indonesia yang pertama
berikut; mengajar Shahih Bukhari di Mekkah8. Syaikh
Periode Pertama, masa anak-anak sampai Mahfudh adalah seorang yang ahli dalam ilmu
remaja. Pada masa ini beliau dididik dan hadis, darinya Hasyim Asyari mendapatkan
dibesarkan di bawah bimbingan orang tua dan ijazah mengajar Shahih Bukhari yang
kakeknya di pesantren Gedang. Ia mendapat merupakan pewaris terakhir dari pertalian
pelajaran dasar-dasar tauhid, fikih, tafsir dan penerima (isna>d) hadis dari 23 generasi
hadis. Selanjutnya ketika ia berumur lima penerima karya ini. Syaikh Mahfudh juga
tahun ayahnya mendirikan pesantren Keras, membuat Hasyim Asyari sangat tertarik
sebelah selatan kota Jombang. Selama di dengan ilmu ini sehingga setelah kembali ke
pesantren ini Hasyim Asyari sudah memper- Indonesia, ia mendirikan pesantren yang
lihatkan bakat kecerdasannya dengan menjadi terkenal dalam pengajaran hadis. Hasyim
guru pengganti (badal) dengan mengajar Asyari juga belajar tarekat Qadariyah dan
murid-murid yang tidak jarang lebih tua dari Naqsabandiyah, ilmu yang diterima dari
umur beliau sendiri. Pendidikan beliau tidak Syaikh Mahfudh dan Nawawi.
hanya di pesantren Gedang, tercatat beliau Hasyim Asyari juga belajar fikih mazhab
juga mengembara ke beberapa pesantren di Syafii di bawah bimbingan Ahmad Khatib
Jawa dan Madura, seperti Pesantren Wono- yang juga ahli dalam bidang astronomi dan
koyo (Probolinggo), Pesantren Langitan (Tu- ilmu falak. Selain itu, pada akhir abad ke-19
ban), Pesantren Trenggalis dan Kademangan M. perkembangan Islam di Timur Tengah me-
(Bangkalan, Madura) dan pesantren lainnya. nimbulkan adanya gerakan menuju kebang-
Pada masa muda Hasyim Asyari, ada dua kitan dunia Islam di bawah komando Jama-
sistem pendidikan bagi penduduk pribumi luddin al-Afgani dan Mohammad Abduh yang
Indonesia. Pertama sistem pendidikan pesan- bertujuan mewujudkan semangat pembaha-
tren, bagi para santri muslim dengan fokus ruan, menanamkan jiwa anti imperialisme dan
pengajaran ilmu agama. Kedua sistem pendidi- kolonialisme serta reformasi menentang
kan Barat pemerintah kolonial Belanda, de- kezaliman penjajah serta mengharapkan kebe-
ngan tujuan menyiapkan para siswa untuk basan Islam di masa yang akan datang.
menempati posisi-posisi administrasi pemerin- Di Hijaz, Hasyim Asyari juga mendapat
tah baik tingkat rendah maupun tingkat pengaruh dan perkembangan politik lokal
menengah. Namun sekolah ini sangat terbatas seperti sentimen anti-kolonial, nasionalisme
sehingga mayoritas penduduk pribumi yang Arab dan pan-Islamisme sebagai reaksi terha-
sebagian besar muslim tidak mendapat kesem- dap invasi Barat pada abad ke-19 oleh Kristen
patan. Eropa. Anjuran pan-Islamisme adalah agar
Setelah mendapatkan pendidikan di pesan- umat Islam bersatu dalam menghadapi eks-
tren di bawah bimbingan orang tua dan kakek- pansi Eropa. Seruan persatuan ini nampaknya
nya sampai remaja, Hasyim Asyari juga sangat berpengaruh pada Hasyim Asyari dan
mengembara ke berbagai pesantren di Jawa
dan Madura, mengingat ketika itu sudah lazim 7
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi
para santri mengikuti pelajaran di berbagai pe- Tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta: LP3ES,
1994), 50.
6 8
Latiful Khuluq, Kebangunan Ulama Biografi KH. Badiatul Roziqin, 101 Jejak Tokoh Islam Indonesia
Hasyim Asyari (Yogyakarta: LKiS, 2000), 17. (Yogyakarta: e-Nusantara, 2009), 247.

48 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 46-55
Afriadi Putra Pemikiran Hadis KH. M. Hasyim Asyari dan
Kontribusinya terhadap Kajian Hadis di Indonesia

mengilhaminya untuk mewujudkan persatuan Muhammad Yakub. Perkawinan dengan


umat Islam dengan membebaskan tanah air Nafiqah ini merupakan yang terakhir bagi
dari kolonialisme.9 beliau hingga akhir hayatnya.10
Setelah cukup lama menuntut ilmu di Menurut berbagai sumber, Hasyim Asyari
Mekkah, Hasyim Asyari memutuskan kem- meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 1947
bali ke tanah air. Di Indonesia beliau mendiri- akibat penyakit darah tinggi atau stroke
kan pesantren Tebuireng pada tahun 1899 M. setelah menerima kabar tentang kondisi
Tidak hanya melalui pendidikan dan pesan- Republik Indonesia saat itu. Sebelumnya, pada
tren, Hasyim Asyari juga mendirikan tanggal 2 Juli 1947, datang utusan Bung Tomo
organisasi masa (Ormas) Islam yang dikenal dan Jenderal Sudirman untuk menyampaikan
dengan Nahdhatul Ulama (NU), didirikan pada kabar perihal agresi Militer Belanda I. Dari
tanggal 31 Januari 1926. Hasyim Asyari juga keduanya, diperoleh kabar bahwa pasukan
berjasa dalam menyatukan organisasi Islam Belanda yang membonceng Sekutu pimpinan
yang sebelumnya berseteru ke dalam satu Jenderal SH. Poor telah berhasil mengalahkan
wadah organisasi. Ia menyerukan persatuan tentara Republik Indonesia dan menguasai
dan kesatuan umat Islam sebagai cara mengha- wilayah Singosari (Malang). Tidak hanya itu,
dapi taktik pecah belah oleh Belanda. pasukan Belanda juga menjadikan warga sipil
Periode Kedua, masa berkeluarga sampai sebagai korban, sehingga banyak di antara
akhir hayat. Semasa hidup, Hasyim Asyari mereka meninggal dunia.
tercatat menikah sebanyak 7 kali. Di usianya
yang menginjak 21 tahun beliau menikah b. Karya-karya KH. M. Hasyim Asyari
dengan Nafisah putri Kyai Yakub dari Hasyim Asyari termasuk seorang penulis
Pesantren Siwalan Panji (Sidoarjo) dan melak- yang produktif. Sebagian besar ia menulis da-
sanakan ibadah haji dengan istri dan mertua- lam Bahasa Arab dalam berbagai bidang ilmu
nya. Tujuh bulan di Mekah, istri beliau seperti tasawuf, fikih dan hadis. Sampai
meninggal dan setahun setelahnya beliau me- sekarang sebagian kitab ini masih dipelajari di
mutuskan untuk kembali ke Indonesia. Di berbagai pesantren. Adapun karya-karya
Indonesia, kemudian beliau menikah lagi Hasyim Asyari yang cukup terkenal dan
dengan Khadijah dari Karangkates (Kediri). berkaitan dengan kajian ini antara lain:
Pernikahan kedua ini tidak berlansung lama, 1. Adab al-A<lim wa al-Mutaallim, yaitu
karena istrinya meninggal dunia. Selanjutnya kitab yang berisi tentang akhlak guru dan
ia menikah dengan Nafiqah dari Sewulan murid
(Madiun). Dari hasil perkawinannya dengan 2. Risa>lah Ahl al-Sunnah wa al-Jama>ah fi>
Nafiqah Hasyim Asyari mendapatkan sepuluh H{adi>th al Mawta wa Ashrat al-Saah wa
orang anak, yaitu: Hannah, Khoiriyah, Asiyah, Bayan Mafhu>m al-Sunnah wa al-Bidah,
Azzah, Abdul Wahid (yang lebih dikenal (Risalah ahlus sunnah wal jamaah:
dengan Wahid Hasyim), Abdul Hakim (Abdul mengenai hadis-hadis tentang kematian dan
Kholik), Abdul Karim, Ubaidillah, Mashuroh, tanda-tanda hari kiamat serta penjelasan
dan Muhammad Yusuf. Perkawinan Hasyim mengenai sunnah dan bidah)
Asyari juga berhenti di tengah jalan, karena 3. Ziyadah al-Taliqat ala Manzuma>t al-
Nafiqah meninggal dunia pada tahun 1920 M. Shaikh Abd Allah ibn Yasin al-Fasuruani.
Sepeninggal Nafiqah, Hasyim Asyari Catatan tambahan mengenai syair Syaikh
menikah lagi dengan Masrurah dari Kapurejo, Abdullah bin Yasin Pasuruan, berisi
Pagu (Kediri). Dari hasil perkawinan keempat- bantahan Hasyim Asyari terhadap kritikan
nya ini, Hasyim Asyari memiliki empat orang Syaikh Abdullah bin Yasin Pasuruan
anak: Abdul Qadir, Fatimah, Khodijah, dan terhadap Nahdlatul Ulama
9 10
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam; Achmad Muhibbin Zuhri, Pemikiran KH. Hasyim
Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan Asyari tentang Ahl Al- Sunnah Wa Al Jamaah
Bintang, 2003), 43. (Surabaya: Khalista, 2010), 74-75.

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 46-55 49
Afriadi Putra Pemikiran Hadis KH. M. Hasyim Asyari dan
Kontribusinya terhadap Kajian Hadis di Indonesia

4. Al- Tanbih}at al-Wajibah, nasihat penting a. Latar Belakang Penyusunan


bagi orang yang merayakan kelahiran Nabi Berdasarkan penelusuran penulis, Hasyim
Muhammad dengan menjalankan hal-hal Asyari tidak menyebutkan alasan spesifik
yang dilarang agama yang melatarbelakangi penulisan kitab ini.
5. Al-Risalah fi> al-Aqa>id, (Risalah tentang Namun, jika dikaitkan dengan konteks bangsa
keimanan) Indonesia ketika itu jelas terlihat adanya hubu-
6. Al-H{adi>th al-Mawt wa Ashrah al-Saah. ngan ditulisnya kitab ini dengan kondisi
Hadis mengenai kematian dan kiamat. Dan keberagamaan umat Islam Indonesia. Sejarah
banyak lagi karya-karya yang lainnya.11 mencatat, pada awal abad ke-20 umat Islam di
Selain itu, pidato-pidato Hasyim Asyari Indonesia mulai menunjukkan perjuangan
diterbitkan dalam berbagai surat kabar seperti yang gigih untuk mendapatkan kemerdekaan
Soeara Nahdhatul Ulama, Soeara MIAI; dan dari penjajah Belanda. Hal ini dilatarbelakangi
Soeara Moeslimin Indonesia yang diterbitkan oleh pemikiran-pemikiran pembaharuan yang
Masyumi. Dan masih banyak lagi karya beliau mulai didengung-dengungkan oleh tokoh-
yang sampai saat ini masih dipelajari di tokoh modernis Timur Tengah seperti Jama-
berbagai pesantren di Indonesia. luddin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid
Ridha dan lain sebagainya.
2. Kitab Risalah Ahl Al-Sunnah Wal Al- Pemikiran pembaharuan yang dipelopori
Jamaah: Kontribusi Hasyim Asyari oleh tokoh-tokoh di atas tentu sangat mempe-
Terhadap Kajian Hadis Indonesia ngaruhi pemikiran umat Islam di Indonesia.
Pemikiran Hasyim Asyari tidak bisa lepas Akan tetapi, tidak semua pemikiran tokoh-
dari bidang keilmuan yang ditekuninya selama tokoh tersebut sesuai dengan kondisi masya-
menuntut ilmu di Mekkah, di mana selama rakat. Salah satu dampak yang dapat dilihat
berada di Tanah Suci beliau berguru kepada yaitu, banyaknya di antara kepercayaan dan
seorang ahli hadis yang sangat masyhur ketika amalan Muslim tradisional dianggap sebagai
itu, Syaikh Mahfud Termas. Gurunya itu bidah. Amalan-amalan yang sudah mengakar
menjadi sosok inspiratif dan mempengaruhi di kalangan masyarakat seperti tahlilan,
pola pemikirannya. Karya-karya yang ditulis slametan13, talqin14, dan ziarah dianggap
Hasyim Asyari cukup banyak seputar hadis, sesuatu yang telah menyimpang dari ajaran
tasawuf dan fikih. Kitab hadis karya beliau Islam yang sesungguhnya. Tidak hanya itu
yang cukup terkenal adalah Risa>lah Ahl al- pengetahuan dan posisi kyai sebagai ruju-
Sunnah wa al-Jama>ah, kitab ini ditulis antara kan dalam praktik keberagamaan juga
tahun 1920 1930-an.12 dikritik, karena itu adalah taqlid buta.
Kitab ini menjadi kitab kunci untuk Berdasarkan konteks keberagamaan seperti
mempelajari pemikiran hadis Hasyim Asyari. itu, Hasyim Asyari sebagai salah seorang
Secara lebih detail penulis akan membahas tokoh modernis dari kalangan dalam merasa
pemikiran hadis Hasyim Asyari yang berkisar bertanggungjawab memberikan pencerahan
tentang sunnah dan bidah.
13
Slametan yaitu upacara ritual komunal yang telah
mentradisi di kalangan masyarakat Islam Jawa yang
dilaksanakan untuk peristiwa penting dalam kehidupan
seseorang, seperti; kelahiran, kkematian, pernikahan,
11
Samsul Nizar dan Ramayulis, Ensiklopedi Tokoh membangun rumah dan lain sebagainya. Lihat Ahmad
Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Khalil, Islam Jawa, Sufisme dalam Etika dan Tradisi
Pustaka, 2005), 217. Jawa (Malang: UIN Malang Press, 2008), 278.
12
Nama lengkap kitab ini adalah; Risalah ahl al- 14
Talqin berarti mengajarkan kepada orang lain
Sunnah wa al-Jama>ah fi> H{adi>th al Mawta wa Ashrat kalimat syahadat dengan cara membisikkan atau
al-Saah wa Bayan Mafhu>m al-Sunnah wa al-Bidah. mengingatkan kalimat tauhid La ila>ha illa Allah kepada
Dicetak di Jombang, Jawa Timur oleh penerbit orang yang sedang sakaratul maut. Lihat Harun
Maktabah al-Turath al-Islami, edisi baru kitab ini Nasution, Ensiklopedi Islam di Indonesia (Jakarta:
dicetak tahun 1996. Departemen Agama Republik Indonesia, 1993), 1186.

50 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 46-55
Afriadi Putra Pemikiran Hadis KH. M. Hasyim Asyari dan
Kontribusinya terhadap Kajian Hadis di Indonesia

terhadap persoalan-persoalan yang sedang pembahasan tentang pembahasan orang yang


dihadapi oleh masyarakat. Kapasitasnya seba- sudah meninggal. Gambaran umum isi kitab
gai ulama ahli hadis mendorongnya untuk ini adalah sebagai berikut:
merespon keadaan tersebut dengan menulis Juml
kitab Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jama>ah. No Bab ah
Hadis
b. Sistematika dan Metode Penulisan 1 Penjelasan sunnah dan bidah 2
Dalam penyusunan kitab hadis, dikenal ada
Masyarakat Jawa dan Ahl
empat macam sistematika, yaitu: pertama,
sistematika s}ah}i>h} dan sunan, yaitu kitab hadis
Sunnah wa al-Jama>ah, awal
muncul dan penyebaran
yang disusun berdasarkan kitab-kitab tertentu, 2 1
bidah di Jawa, macam-
setiap kitab terdiri dari beberapa bab,
macam bentuk bidah yang
sistematika ini juga dikenal dengan istilah
ada sekarang
sistematika fiqhiyah. Misalnya ditulis dalam
Penjelasan ulama salaf
kitab-kitab t}aharah, salat dan sebagainya,
setiap kitab-kitab tersebut terdiri dari beberapa tentang al-asa>wad al-azam
bab. Kedua, sistematika musnad, yaitu kitab 3 (golongan paling besar), serta 1
hadis yang ditulis berdasarkan nama periwayat pentingnya berpegang terha-
pertama yang menerima dari Nabi. Ketiga, dap imam yang empat
sistematika kamus, yaitu kitab hadis yang Penjelasan tentang kebolehan
ditulis berdasarkan huruf abjad hijaiyah. 4 taqlid bagi orang yang tidak 0
Keempat, kitab hadis yang disusun berdasar- mampu berijtihad
kan lima bagian-bagian tertentu seperti perin- Urgensi kehati-hatian dalam
tah, larangan, kabar, ibadah dan afa>l secara 5 berpedoman terhadap agama 5
umum.15 dan ilmu
Adapun metode penulisan kitab ini Penjelasan hadis tentang
dengan menggunakan metode sharh}, yaitu tanda-tanda hari kiamat dan
6 9
mengutip suatu hadis kemudian menjelaskan- hilangnya ilmu dan
nya secara panjang lebar. Lebih rinci, dalam menjamurnya kebodohan
metode ini biasanya pengarang akan menem- Balasan bagi orang-orang
puh langkah-langkah sebagai berikut: Per- yang mengajak kepada
7 5
tama, mengutip hadis dengan menyebutkan kesesatan dan contoh yang
rawi pertama dan mukharrij-nya. Kedua, buruk
mengutip hadis dengan menuliskan matannya Penjelasan hadis tentang
8 2
saja. Ketiga, mengutip hadis dengan menye- firqah
butkan perawi pertama saja. Penjelasan tentang tanda-
9 33
Sistematika yang dipakai kitab hadis tanda datangnya hari kiamat
Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jama>ah 10
Penjelasan tentang kematian
4
mengikuti sistematika s}ah}i>h} dan sunan. Dalam dan alam sesudahnya
sistematika ini, Hasyim Asyari membagi Total Hadis 62
kepada beberapa bab dan setiap bab diberi Setelah melakukan langkah-langkah di
judulnya masing-masing. Bagian awal dileng- atas, pengarang selanjutnya merujuk kepada
kapi dengan muqaddimah, setelah itu barulah kitab-kitab sharh hadis seperti kitab fath} al-
bagian isi. Kitab ini terbagi kepada sepuluh bari> karya Ibn Hajar al-Asqalani. Merujuk
bab yang diawali oleh bab tentang akidah kepada pendapat ulama dan terakhir merujuk
(sunnah dan bidah) dan ditutup dengan kepada madzhab yang empat (Hanafi, Maliki,
Syafii dan Hanbali).
15
M. Hasybi Ash-Shiddieqi, Sejarah dan Pengantar
Ilmu Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), 116-117.

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 46-55 51
Afriadi Putra Pemikiran Hadis KH. M. Hasyim Asyari dan
Kontribusinya terhadap Kajian Hadis di Indonesia

c. Ahlus Sunnah wal Jamaah dan Bidah Kalian harus berpegang pada tradisiku dan
Pasca kepulangannya ke tanah air, Hasyim tradisi penggantiku.
Asyari melihat berbagai pemikiran dan Menurut adat kebiasaan, sunnah adalah
praktik keagamaan Muslim Indonesia sesuatu yang dipraktikkan secara kontinu
khususnya Jawa telah bergeser. Sebelumnya, (terus-menerus) oleh sosok yang menjadi
Muslim Jawa dikenal sebagai penganut agama panutan baik seorang Nabi atau wali.16
yang taat terhadap mazhab Imam Syafii da- Secara sekilas, pandangan Hasyim Asyari
lam bidang fikih. Sementara dalam bidang tentang Ahl al-Sunnah wa al-Jama>ah
teologi mengikuti mazhab Imam Abu H{asan mencerminkan corak metodologi konven-
al-Ashari>, serta Imam Ghazali dan Abu al- sional yang digunakan oleh para teolog (muta-
H{asan al-Shadhali> dalam bidang tasawuf. kallimi>n) Muslim era klasik. Dengan meng-
Disamping itu, Hasyim Asyari juga banyak gunakan identifikasi yang dilakukan oleh
melihat fenomena-fenomena di masyarakat Fazlurrahman, corak metodologi dimaksud
yang sudah menyimpang dan tidak sesuai lagi bercirikan hal-hal sebagai berikut: (1) bertu-
dengan ajaran Islam, seperti menyebarnya juan menetapkan akidah aliran yang selamat
aliran Syiah yang dianggap sebagai aliran (al-firqah al-najiyyah) melawan aliran sesat;
sesat, zindiq bahkan kufr, munculnya faham (2) menjelaskan perbedaan di antara berbagai
al-ibahiyu>n (liberalisme dan hedonisme) dan aliran; (3) menjelaskan pendapat orang-orang
lain-lain. Islam dan perbedaan di antara mereka yang
Berdasarkan realitas umat Islam ketika itu, salat; (4) menyajikan akidah berbagai aliran
maka Hasyim Asyari merasa perlu untuk kaum Muslimin dan orang-orang musyrik; (5)
meluruskan kembali pemahaman umat Islam mengikuti kaidah-kaidah golongan salaf seca-
yang mulai menyimpang dari keberagamaan ra konsisten; mengutamakan al-itba (kepengi-
yang semestinya. Kitab Risa>lah Ahl al-Sunnah kutan terhadap pendahulu) tanpa pengem-
wa al-Jama>ah yang ditulisnya merupakan bangan (al-ibda); dan (6) menghimpun kan-
sebuah respon dari keadaan ketika itu. Hasyim dungan buku-buku klasik yang berserakan.17
Asyari perlu memberikan penjelasan kepada Bagi Hasyim Asyari, mengajukan rumu-
umat Islam tentang pentingnya memegang san naratif Ahl al-Sunnah wa al-Jama>ah
teguh ajaran agama Islam yang bersumber dari menjadi penting dilakukan. Dalam kitab
Alquran dan Hadis dan menjauhkan dari Risa>lah ahl Sunnah wa al-Jama>ah, Hasyim
perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan Asyari mengutip hadis riwayat Abu Dawud
sumber ajaran Islam di atas. sebagai landasan teologis pendapatnya ini:
Secara etimologis, kata al-ahl berfungsi
sebagai badal nisbah, karena dikaitkan dengan

kata al-sunnah yang berarti orang-orang yang : :
berpaham Sunni (al-sunniyyu>n). Kata al-
sunnah disamping memiliki arti al-h}adith,
juga bersinonim dengan kata al-sirah, al-
t}ari>qah, al-t}abi>ah dan al-shari>ah. Menurut ,
Hasyim Asyari, sunnah secara bahasa berarti
jalan, meskipun jalan itu tidak disukai. Semen-
,
tara menurut istilah sunnah adalah sebutan : , ,
bagi jalan yang disukai dan dijalani dalam
agama sebagaimana dipraktikkan oleh Rasu-
lullah SAW atau Sahabat. Pengertian ini 16
M. Hasyim Asy-Ari, Risalah Ahl Al-Sunnah Wa
didasarkan pada hadis Nabi SAW yang ber- Al-Jama>ah Fi> H{adi>th Al Mawta Wa Ashrat Al- Saah
bunyi: Wa Bayan Mafhum Al-Sunnah Wa Al-Bidah
.. (Jombang: Maktabah al-Turath Al-Islami, n.d.).
17
Zuhri, Pemikiran KH. Hasyim Asyari tentang Ahl
Al- Sunnah Wa Al Jamaah, 142.

52 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 46-55
Afriadi Putra Pemikiran Hadis KH. M. Hasyim Asyari dan
Kontribusinya terhadap Kajian Hadis di Indonesia

20

18
. Barangsiapa yang memunculkan perkara
baru dalam urusan kami (agama) yang ti-
Abu> Dawud a1-T{irmidhi> dan lbn Majah dak merupakan bagian dari agama itu,
meriwayatkan dari Abu> Hurairah RA maka perkara tersebut ditolak.
bahwasanya Rasulullah saw bersabda Berbeda dengan kalangan yang
bersabda: umat Yahudi akan terpecah menganggap bahwa, seluruh perkara baru
menjadi 71 golongan, umat Nasrani akan adalah bidah dan sekaligus sesat tanpa
terpecah menjadi 73 golongan, semua terkecuali, bagi Hasyim Asyari tidak semua
golongan akan masuk neraka kecuali satu. muh}adathat berstatus bidah. Dalam bahasa
Kemudian para sahabat bertanya siapakah berbeda dapat dinyatakan, tidak semua
mereka Ya Rasulullah, Rasulullah menja- muh}adathat adalah bidah, meskipun tidak
wab mereka adalah golonganku dan para terdapat dalil yang jelas (s}arih}), namun bisa
sahabatku yang ada di dalamnya. jadi tetap bersandar pada syariat. Sandaran
Teks hadis di atas memang tidak secara dimaksud dapat dengan menggunakan ber-
eksplisit menyebut kata ahl al-Sunnah wa al- bagai pendekatan metodologis yang ada,
Jama>ah. Namun, dengan merujuk pendapat misalnya melalu mekanisme penganalogian
Shihab al-Hafaji, Hasyim Asyari menegaskan (qiyas}). Hal ini berarti, penerjemahan terhadap
bahwa firqah al-najiyyah yang dimaksud teks-teks otoritatif (hadis) tentang bidah harus
dalam teks hadis adalah, ahl al-Sunnah wa menggunakan pendekatan yang lebih menye-
al-Jama>ah. luruh atau tidak hanya tekstual semata.
Persoalan lain yang menjadi sorotan Ha- Mengutip pandangan Syaikh Zaruq,
syim Asyari adalah bidah. Mengenai bidah Hasyim Asyari menjelaskan bahwa bidah
ini merupakan lawan dari kata sunnah, dengan ada tiga macam: Pertama, bidah s}arih} (yang
merujuk pendapat Syaikh Zaruq dalam kitab jelas dan terang). Yaitu bidah sesuatu yang
Uddah al-Muri>d, Hasyim Asyari menjelaskan ditetapkan tanpa memiliki landasan syariat,
bahwa bidah adalah munculnya perkara baru baik yang wajib, yang sunnah maupun lain-
dalam agama yang kemudian mirip dengan nya. Kedua, bidah iz}a>fiyyah (relasional),
bagian agama, padahal sebenarnya bukan, baik yaitu bidah yang disandarkan pada suatu hal
secara formal maupun hakikat. jika ia dapat selamat dari penyandaran ini,
Menurut KH Hasyim, bidah dapat maka tidak dianggap sah memperdebatkannya.
diartikan sebagai: 19 Ketiga, bidah khila>fiyyah (yang diper-
Mendatangkan atau menciptakan suatu selisihkan), yaitu perdebatan sudut pandang
perkara baru di dalam agama, dan meya- perbedaan argument (dalil). Salah satu pihak
kininya sebagai bagian dari ajaran agama, akan mengatakannya sebagai bidah, sedang-
padahal perkara tersebut sebenarnya tidak kan yang lainnya mengatakan sebagai sunnah.
menjadi bagian dan ajaran agama, baik dari Kemudian mengutip pandangan Ibn Abd
sisi bentuk maupun hakikatnya. al-Salam membagi bidah menjadi enam
hukum. Pertama, bidah, yaitu melakukan
sesuatu yang tidak dikenal pada masa nabi.
Setiap perkara yang baru adalah bidah
Kedua, wajib, seperti belajar ilmu Nahwu dan
kata-kata asing dalam Alquran dan sunnah.
18
Ketiga, haram, seperti aliran Qadariyah,
Abu Dawud, Aun Al-Mabud Syarh Sunan Abi Jabariyah dan Mujassimah. Keempat, mandub,
Dawud (Tt.: Dar al-Fikr, n.d.). No. 3980, 195, dalam
CD-ROM Mausuah al-Hadis al-Syarif al-Kutub al-
seperti membangun sekolah. Kelima, makruh,
Tisah, Global Islamic Software, 1997.
19
Asy-Ari, Risalah Ahl Al-Sunnah Wa Al-Jama>ah 20
Imam Muslim, S{ahih} Muslim, Kitab Al-Aqdiyah,
Fi> Hadi>th Al Mawta Wa Ashrat Al- Saah Wa Bayan Bab Naqd}lu Al-Ahkam Al-Bat}ilah (Global Islamic
Mafhum Al-Sunnah Wa Al-Bidah, 6. Software, 1997).

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 46-55 53
Afriadi Putra Pemikiran Hadis KH. M. Hasyim Asyari dan
Kontribusinya terhadap Kajian Hadis di Indonesia

seperti menghias masjid dan mushaf. Keenam, pesta-pesta pertunjukan serta perjudian sema-
mubah, seperti berjabat tangan setelah salat cam bola ketangkasan dan lain-lain adalah
asar dan subuh. bidah yang buruk. Sedangkan perkara-
Bila dicermati pembagian bidah, Hasyim perkara seperti penggunaan tasbih, melafazkan
Asyari memaknai pengertian bidah secara niat, tahlilan atau mendoakan orang yang me-
umum, yakni segala hal yang baru yang diada- ninggal tanpa suatu apapun yang mengha-
adakan sesudah Nabi, baik dalam urusan iba- langi, termasuk ziarah kubur, bukanlah per-
dah maupun adat. Selanjutnya dan pengertian kara bidah.22
umum ini bidah diseleksi dan diklasifikasi
tingkatan hukumnya. C. SIMPULAN
Dalam menentukan apakah sebuah perkara Pemikiran Hasyim Asyari dalam bidang
agama itu bidah atau tidak, Hasyim Asyari hadis memberikan pengaruh yang cukup besar
tidak memukul rata, akan tetapi memberikan di masanya. Di mana ketika itu, kajian hadis
aturan atau norma-norma tertentu sehingga di Indonesia belum begitu banyak, bahkan
suatu perkara dikatakan bidah atau tidak. bisa dikatakan melalui kitabnya Risa>lah ahl
Adapun norma-norma untuk menilai perkara al-Sunnah wa al-Jama>ah fi> H{adi>th al Mawta
itu bidah atau tidak adalah sebagai berikut: wa Ashrat al- Saah wa Bayan Mafhum al-
pertama, mempertimbangkan perkara baru Sunnah wa al-Bidah beliau telah berhasil
tersebut. Jika perkara baru tersebut sebagian meletakkan dasar-dasar kajian hadis dan solusi
besar didukung oleh dalil-dalil syari yang teologis bagi persoalan yang sedang dihadapi
kuat, maka perkara tersebut tidak dapat dinilai masyarakat. Hal ini dilatarbelakangi oleh
bidah. Tetapi apabila perkara baru tersebut kondisi sosial ketika itu yang mengundang
tidak didukung sama sekali oleh dalil syara' kekhawatirannya, sehingga kapasitasnya seba-
maka perkara tersebut dianggap sesat dan gai seorang ahli hadis merasa memiliki tang-
batil. gungjawab untuk menyelesaikan masalah ini.
Kedua, mempertimbangkan legalitas Melalui kitabnya di atas, Hasyim Asyari juga
kaidah-kaidah para imam dan ulama salaf telah berhasil memperkenalkan kajian hadis
yang mempraktikkan sunnah. Perkara baru kepada umat Islam di Indonesia yang diambil
yang bertentangan dengan kaidah tersebut lansung dari kitab-kitab hadis primer meski-
akan ditolak dalam segala aspeknya. Jika suatu pun tidak semuanya.
perkara tersebut ada dasarya tetapi tidak ada Hasyim Asyari memang bukanlah seorang
informasi yang menyatakan praktik para ulama hadis metodologis yang mengkaji hadis
ulama salaf. Ketiga, norma perbedaan (klasifi- dari aspek kualitas dan kuantitasnya. Kajian
kasi) berdasarkan bukti-bukti hukum. Norma hadis Hasyim Asyari sebagai seorang ulama
ini terbagi menjadi enam, yaitu sunnah, haram, dan ahli dalam bidang hadis hanya sebatas
makruh, menyalahi keutamaan (khilaf al- upaya menyelesaikan persoalan-persoalan
awla) dan mubah. Setiap perkara yang terkait yang sedang dihadapi oleh masyarakat ketika
dengan hukum asal tersebut dengan dasar yang itu. Hadis-hadis yang ia tulis di dalam kitab-
benar dan jelas, maka perkara tersebut diikut- nya tidak diberi penjelasan tentang kualitas-
kan pada hukum itu. Jika tidak demikian, nya. Hal ini sangatlah wajar, mengingat ketika
maka dikatakan sebagal bidah.21 itu ulumul hadis belum berkembang di Indo-
Contoh perkara bidah yang ada di nesia. Sebagai perkenalan terhadap kajian
masyarakat menurut Hasyim Asyari yaitu, hadis, upaya yang telah dilakukan oleh Ha-
mencuri atau merampas harta rakyat melalui syim Asyari ketika itu adalah yang terbaik di
bujukan rayuan konsumerisme, wisata belanja masanya.
atau keberanian semisal pasar malam dan
21
Didik Wahyudi, Tafsir Bidah dan 22
Asy-Ari, Risalah Ahl Al-Sunnah Wa Al-Jama>ah
Implementasinya dalam Ibadah (Yogyakarta: UIN Fi> H{adi>th Al Mawta Wa Ashrat Al- Saah Wa Bayan
Sunan Kalijaga, 2008), 47-49. Mafhum Al-Sunnah Wa Al-Bidah. 8.

54 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 46-55
Afriadi Putra Pemikiran Hadis KH. M. Hasyim Asyari dan
Kontribusinya terhadap Kajian Hadis di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA Nasution, Harun. Ensiklopedi Islam Di


Al-T{irmashi>, Muh}ammad Mahfud} Ibn Abd Indonesia. Jakarta: Departemen Agama
Allah. Manhaj Dhawi> Al-Naz}ar. Republik Indonesia, 1993.
Surabaya: Ahmad Ibn Saad Ibn Nabhan, . Pembaharuan Dalam Islam; Sejarah
1974. Pemikiran Dan Gerakan. Cetakan ke.
Ash-Shiddieqi, M. Hasybi. Sejarah Dan Jakarta: Bulan Bintang, 2003.
Pengantar Ilmu Hadis. Jakarta: Bulan Nata, Abuddin. Tokoh-Tokoh Pembaharuan
Bintang, 1980. Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta:
Asyari, M. Hasyim. Risalah Ahl Al-Sunnah Raja Grafindo Persada, 2005.
Wa Al-Jama>ah Fi> H{adi>th Al-Mawta Wa Nizar, Samsul, Ramayulis. Ensiklopedi Tokoh
Ashrat Al-Saah Wa Bayan Mafhum Al- Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta:
Sunnah Wa Al-Bidah. Jombang: Raja Grafindo Pustaka, 2005.
Maktabah al-Turath Al-Islami, t.t. Roziqin, Badiatul. 101 Jejak Tokoh Islam
Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Indonesia. Yogyakarta: e-Nusantara,
Tengah Dan Kepulauan Nusantara Abad 2009.
XVII & XVIII; Akar Pembaruan Islam Di Suprapto, M. Bibit. Ensiklopedi Ulama
Indonesia. Jakarta: Kencana, 2013. Nusantara. Jakarta: Gelegar Media
Dawud, Abu>. 'Aun Al-Mabu>d Sharh} Sunan Indonesia, 2009.
Abi Dawud. t.k.: Da>r al-Fikr, t.t. Wahyudi, Didik. Tafsir Bidah Dan
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren Studi Implementasinya Dalam Ibadah.
Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008.
LP3ES, 1994. Zuhri, Achmad Muhibbin. Pemikiran KH.
Khalil, Ahmad. Islam Jawa, Sufisme Dalam Hasyim Asyari Tentang Ahl Al- Sunnah
Etika Dan Tradisi Jawa. Malang: UIN Wa Al Jamaah. Surabaya: Khalista,
Malang Press, 2008. 2010.
Khuluq, Latiful. Kebangunan Ulama
Biografi KH. Hasyim Asyari.
Yogyakarta: LKiS, 2000.
Musli>m, Imam. S{ahi>h} Musli>m, Kita>b Al-
Aqdiyah, Bab Naqd}lu Al-Ah}kam Al-
Bat}ilah. Global Islamic Software, 1997.

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 46-55 55

You might also like