You are on page 1of 20

KEBUGARAN

I. DASAR TEORI
VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat
melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan
tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan.
Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mengubah energi
makanan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang siap dipakai untuk kerja tiap sel yang
paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istrahat. Sel otot yang
berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan
membutuhkan lebih banyak oksigen dan menghasilkan CO2. Kebutuhan akan Oksigen dan
menghasilkan CO2 dapat diukur melalui pernafasan kita. Dengan mengukur jumlah oksigen
yang dipakai selama latihan, kita mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh otot yang
bekerja. Makin tinggi jumlah otot yang dipakai maka makin tinggi pula intensitas kerja otot.
Tingkat Kebugaran dapat diukur dari volume Anda dalam mengkonsumsi oksigen saat
latihan pada volume dan kapasitas maksimum. Kelelahan atlet yang dirasakan akan
menyebabkan turunnya konsentrasi sehingga tanpa konsentrasi yang prima terhadap suatu
permainan, sudah hampir dipastikan kegagalan yang akan diterima.
Cepat atau lambatnya kelelahan oleh seorang atlet dapat diperkirakan dari kapasitas
aerobik atlet yang kurang baik. Kapasitas aerobik menunjukkan kapasitas maksimal oksigen
yang dipergunakan oleh tubuh (VO2Max). Dan seperti kita tahu, oksigen merupakan bahan
bakar tubuh kita. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat
maupun ringan.
Dan semakin banyak oksigen yang diasup/diserap oleh tubuh menunjukkan semakin
baik kinerja otot dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan
jumlahnya akan semakin sedikit. VO2Max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per
menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per
menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2 max, seorang atlet yang bersangkutan juga
akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.

Bagaimana mengukur VO2 max ?


Sebagai pertimbangan dalam mengukur VO2 max adalah tes harus diciptakan
demikian rupa sehingga tekanan pada pasokan oksigen ke otot jantung harus berlangsung
maksimal. Kegiatan fisik yang memenuhi criteria ini harus:
melibatkan minimal 50 % dari total masa otot. Aktivitas yang memenuhi criteria
ini adalah lari, bersepeda, mendayung. Cara yang paling umum dilakukan dengan
lari di Treadmill, yang bisa diatur kecepatan dari sudut inklinasinya
Lamanya tes harus menjamin terjadinya kerja jantung maksimal. Umumnya
berlangsung 6 sampai 12 menit.
Salah satu cara untuk mengukur Vo2Max adalah metode Cooper Test , metode ini
cukup sederhana. Dimana atlet melakukan lari/jalan selama 12 menit pada lintasan lari
sepanjang 400 meter. Setelah waktu habis jarak yang dicapai oleh atlet tersebut dicatat.
Rumus sederhana untuk mengetahui VO2Maxnya adalah :

Contoh : Dio melaksanakan Cooper Test dengan lari selama 12 menit, jarak yang
dicapai (2600 meter 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min.
atau memakai tes

Harvard Step Test


Tes ini adalah pengukuran yang paling tua untuk mengetahui kemampuan aerobik
yang dibuat oleh Brouha pada tahun 1943. Ada beberapa istilah seperti kemampuan jantung-
paru, daya tahan jantung-paru, aerobic power, cardiovascular endurance, cardiorespiration
endurance, dan kebugaran aerobik yang mempunyai arti yang kira-kira sama. Penelitian ini
dilakukan di Universitas Harvard, USA, jadi nama tes ini dimulai dengan nama Harvard. Inti
dari pelaksanaan tes ini adalah dengan cara naik turun bangku selama 5 (lima) menit.
Pelaksanaan:
1. Tinggi bangku 20 feet (50 cm)
2. Irama langkah pada waktu naik turun bangku (NTB) adalah 30 langkah per menit,
jadi 1 (satu) langkah setiap 2 (dua) detik
3. 1 (satu) langkah terdiri dari 4 (empat) gerakan/hitungan:
Hitungan 1 : Salah satu kaki diangkat (boleh kanan atau kiri terlebih
dahulu tetapi konsisten), kemudian menginjak bangku. (Asumsi kaki kanan)
Hitungan 2 : Kaki kiri diangkat lalu berdiri tegak di atas bangku
Hitungan 3 : Kaki yang pertama menginjak bangku pada hitungan 1
(asumsi kaki kanan) diturunkan kembali ke lantai
Hitungan 4 : Kaki kiri diturunkan kembali ke lantai untuk berdiri tegak
seperti sikap semula
4. Ganti langkah diperbolehkan tetapi tidak lebih dari 3 (tiga) kali
5. Supaya irama langkah ajeg/stabil, maka digunakan alat metronome
6. NTB dilakukan selama 5 (lima) menit. Saat aba-aba stop, tubuh harus dalam
keadaan tegak. Kemudian duduk dibangku tersebut dengan santai selama 1 (satu) menit
7. Hitung denyut nadi (DN) orang coba (testi) selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 1
8. 30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 2
9. 30 detik kemudian hitung kembali DN testi selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 3
10. Setelah mendapatkan DN 1, DN 2, DN 3, maka data tersebut dimasukan kedalam
rumus Indeks kebugaran yang selanjutnya dikonversikan sesuai rumus yang dipilih
11. Apabila testi tidak kuat melakukan NTB selama 5 (lima) menit, maka waktu lama
NTB tersebut dicatat, lalu DN-nya diukur/dihitung sesuai dengan petunjuk pengambilan DN
tersebut
Indeks Kebugaran
Rumus Panjang:

Durasi NTB (detik) x (DN 1+DN 2+DN 3)

Indeks Kebugaran Kategori Kebugaran


< 55 Jelek 55-64 Kurang dari rata-rata 65-79 Rata-rata 80-89 Baik 90 Baik sekali

Rumus Pendek: Durasi NTB (detik) x

Indeks Kebugaran Kategori Kebugaran < 50


Jelek 50-80 Rata-rata >80 Baik

Disamping dari kedua tes diatas, beberapa cara untuk mengetahui kapasitas VO2Max,
seperti :
2.4km Run Test
Astrand 6 minute Cycle test VO2max test on a static bike
Balke VO2max test suitable for endurance sports
Conconi test
Multistage Fitness Test or Bleep test VO2max test for endurance sports
Treadmill VO2max test VO2max test
VO2max from non-exercise data VO2max test

ERGOCYCLE ASTRAND
Tes kebugaran ergocycle dilakukan dengan menggunakan sepeda yang diberi beban
menganut metode astrand. Parameter pada tes ini adalah frekuensi denyut nadi dan besar
beban, yang selanjutnya digunakan untuk menentukan besar VO 2max (maximal oxygen
comsumption). VO2max adalah kecepatan maksimum tubuh menggunakan oksigen selama
latihan fisik. Satuan absolut VO2max adalah volume oksigen permenit (L/min) dan satuan
relatif VO2max adalah berkaitan dengan berat badan (BB) yaitu volume oksigen per kg BB per
menit (ml/kg/min).
PERSYARATAN PESERTA

Berbadab sehat
Makan terakhir sebaiknya tidak kurang dari 2 jam sebelum tes

Indikasi

1. Untuk menentukan besarnya kapasitas kardio-respiratori seseorang terutama dalam


hubungannya dengan dunia olahraga, kemiliteran, dan industri.
2. Untuk menilai berhasil tidaknya program latihan dan rehabilitasi fisik.
3. Keadaan khusus dan pengawasan ketat, untuk menilai kemungkinan adanya penyakit
jantung koroner yang laten (nyeri dada, orang-orang dengan faktor resiko tanpa
keluhan, dan sebagainya) dan saat tes penderita juga dihubungkan dengan alat ECG
tertentu.
II. METODE PRAKTIKUM
II. 1 Alat
A. Harvard step up test
Bangku Harvard
Metronome
Stop watch
Penggaris panjang
Barometer
Termometer ruang

B. Ergocycle Astrand
Sepeda- monarch
Stetoscpoe
Stopwatch
Tensi meter
Timbangan beban
Tabel koreksi faktor
Nomogram astrand
Barometer, termometer ruangan

II. 2 Tata Kerja


1. Persiapan Alat
a. Harvard step up test
Sebelum dimulai praktikum Harvard step up test, tinggi dari bangku
Harvard disesuaikan dengan peserta praktikum yakni untuk laki-laki 19
inch (48,24 cm) dan untuk perempuan 17 inch (43,16 cm). Kemudian
mengatur metronome dengan irama 4/4.
b. Ergocycle Astrand
Sebelum praktikum Ergocycle astrand, peserta praktikum mengecek
chest band bisa mndeteksi detak jantung. Kemudian mencoba sepeda
Monarch, dan disesuaikan bebannya dimulai yang paling rendah.

2. Persiapan Orang Coba


a. Harvard step up test
Sebelum memulai Harvard step up test peserta praktikum menghitung
nadi sebagai data awal. Kemudian mencoba menyesuaikan dengan
irama metronome pada saat naik turun bangku Harvard.
b. Ergocycle Astrand
Sebelum memulai Ergocycle Astrand peserta praktikum menghitung
nadi sebgai data awal. Kemudian melihat apakah detak jantungnya
dapat terdeteksi oleh chest band yang dipasang di dada. Sebelum
memulai dengan tes ini peserta melakukan penyesuaian antara kayuhan
dengan metronome atau bisa juga dengan melihat kecepatan kayuhan di
sepeda Monarch.
3. Pelaksanaan
a. Harvard step up test
Mula-mula peserta praktikum menghitung nadi sebagai data awal,
setelah metronome diatur sedemikina hingga iramanya peserta
praktikum memulai naik turun bangku Harvard dengan menyesuaikan
dengan irama metronome. Setelah sesuai maka dimulai dihitung
( jangan lupa menghidupkan stopwatch / jam ). Peserta praktikum naik
turun bangku hingga batas kemampuan masing-masing peserta
praktikum. Setelah itu dihitung nadinya setelah beristirahat terlebih
dahulu, dihitung hingga mendapatkan data yang diinginkan.

Berikut ini adalah pelaksanaan praktikumnya:


1. Pilih mahasiswa coba yang akan ditentukan indeks kebugaran badannya.
2. Mintalah mahasiswa coba untuk menandatangani surat pernyataan bahwa saat ini
dalam keadaan sehat (tidak aktif) dan tidak mempunyai riwayat penyakit terkait
kontra indikasi pemeriksaan (contoh surat pernyataan terlampir).
3. Tanyakan makan/minum manis terakhir.
4. Catatlah tekanan atmosfer, suhu ruangan, dan kelembpan udara.
5. Tentukan frekuensi denyut nadi istirahat.
6. Mahasiswa coba berdiri menghadap bangku :
a. Tinggi bangku untuk laki-laki: 19 inch ( 48,24 cm ).
b. Tinggi bangku untuk perempuan : 17 inch (43,15).
7. Pasang metronome dengan frekuensi 120 kali ketukan permenit.
8. Suruh mahasiswa coba naik turun bangku dengan mengikuti irama metronome. Setiap
langkah kaki harus sama dengan irama detak metronome dan selalu dimulai dengan
kaki yang sama.
Catatan : lakukan tindakan tersebut 2-3 kali sebelum percobaan sesungguhnya dimulai. Pada
saat percobaan dimulai, pemeriksa memberikan aba-aba ya, pada saat itu tombol stopwatch
(menjalankan stopwatch) sebagai tanda waktu dimulainya tes.
9. Bila mahasiswa coba sudah tidak sanggup melaksanakan tes naik turun bangku sesuai
prosedur atau durasi naik turun bangku sudah mencapai 5 menit, pemeriksa
memberikan aba-aba stop, dan segera menekan tombol stopwatch ( menghentikan
stopwatch) mahasiswa coba berhenti naik turun bangku. Segera baca durasi (lama)
naik turun bangku dari mahasiswa coba tersebut.
10. Kemudian dengan segera tekan tombol stopwatch ( mengembalikan jarum stopwatch
ke posisi nol) bersamaan dengan menyuruh mahasiswa coba untuk segera duduk.
11. Kemudian tekan tombol stopwatch sekali lagi dengan segera(menjalankan stopwatch)
sebagai titik awal waktu untuk menghitung frekuensi denyut nadi setelah naik turun
bangku (pada saat pemulihan).
12. Hitunglah frekuensi denyut nadi selama masa pemulihan pada :
a. Menit ke 1 s/d menit 1,5 setelah naik turun bangku (30 pertama).
b. Menit ke 2 s/d menit ke 2,5 setelah naik turun bangku (30 kedua).
c. Menit ke 3 s/d menit ke 3,5 setelah naik turun bangku (30 ketiga).
13. Hitunglah indeks kebugaran badan dengan rumus sebagai berikut :
a. Cara lambat :

Penilaian cara lambat


<55 Kurang
55 64 Sedang
65 79 Cukup
80 90 Baik
>90 Baik sekali

b. Cara cepat :

Penilaian cara cepat


<50 Kurang
50-80 Sedang
>80 Baik

b. Ergocycle Astrand
Sebelum memulai tes Ergocycle Astrand peserta prkatikum menhitung
nadi untuk data awal. Kemudian memasang chest band di dada, dan
melihat apakah detak jantung bisa terdeteksi. Jika sudah terdeteksi
maka peserta praktikum mulai melakukan penyesuaian dengan sepeda
Monarch (serta beban) selama kurang lebih 5 menit diseusaikan dengan
irama metronome. Jika sudah terbiasa maka peserta mengayuh sepeda
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan serta beban yang diatambah
sedikit demi sedikit.
Berikut ini adalah pelaksanaan praktikumnya:
1. Tentukan mahasiswa coba yang akan diukur VO2 max
2. Mintalah mahasiswa coba untuk menandatangani surat pernyataan bahwa saat ini
dalam keadaan sehat (tidak sakit) dan tidak mempunyai riwayat penyakit terkait
kontra indikasi pemeriksaan (contoh surat pernyataan terlampir)
3. Catatlah berat badan, tinggi badan, umur makan/ minum manis terakhir, dan ukurlah
tekanan darah mahasisa tersebut.
4. Catatlah juga tekanan atmosfer , kelembapan udra dam suhu ruangan.
5. Pasanglah chest band atau polar heart rate (HR) meter dan catat HR istirahat
mahasiswa coba.
6. Aturlah tempat duduk senyaman mungkin untuk bersepeda
7. Lakukan pemanasan selama lebuh kurasng 5 menit dengan meminta mahasiswa coba
mengayuh sepeda dengan kecepatan konstan 50 rpm dan beban dinaikan bertahap
hingga mencapai 300 kpm (1Kp).

III. HASIL PRAKTIKUM


DATA HASIL PENGAMATAN
Harvard step up test

Column1 Mahasiswa coba 1 Mahasiswa coba 2


Nama Eki Yusuf
Umur (th) 20 20
L/P P L
Pekerjaan Mahasiswi Mahasiswa
BB (kg) 45,5 80
TB (cm) 156 174
Makan / minum
manis terakhir Pukul 10.00 Pukul 11.00
Habitation
Category 2 2
HR istirahat
(x/menit) 95/menit 94/menit
Lama test
(detik) 106 detik 230 detik
1' - 1,5' 119/minute 116/minute
2' - 2,5' 101/minute 122/minute
3' - 3,5' 96/minute 108/minute
Nilai dan
kategori IKB
cara cepat 27,5 88,79
Nilai dan
kategori IKB
cara lambat 31,36 77,7
P atm 753 mmHg 753 mmHg

Suhu ruangan 25C 25C

Kelembaban 22,2 mmHg 22,2 mmHg

Habitation category (choose the nearest condition of the volunteer)


1. Completely untrained
2. Sporadic muscular activity = a few times per month
3. Regular but light exercise = 1 2x per week
4. Rather intensive training one or more times per week
5. Hard training for competition several times per week

Ergocycle Astrand

Name : Mirzaq Hussein Anwar Occupation: College Student

Age : 18 years Body weight: 75.5 kg Height: 176 cm

Last sweet meal/drink: 5 hours ago

Habitation category(choose the nearest condition of the volunteer):

1. Completely untrained
2. Sporadic muscular activity = a few times per month
3. Regular but light exercise = 1-2 x per week
4. Rather intensive training one or more times per week
5. Hard training for competition several times per week

Pulse rate (pretest) : 78 bpm

Date of test : 11 April 2012

Word load = 900 kpm


Pulse rate:
12 = 136 bpm
13 = 151 bpm
14 = 163 bpm
15 = 166 bpm
16 = 163 bpm
17 = 169 bpm
VO2max = 2,6 lt/min
Correction factor of age = 1,07
Correction of VO2max = 2,782 lt/min
VO2max per kg BW = 36,85 ml/kgBW/min
Classification VO2max = Average

Name : Fauziyah Firdausi M. S Occupation: College Student

Age : 20 years Body weight: 70 kg Height: 158 cm

Last sweet meal/drink: 5 hours ago

Habitation category(choose the nearest condition of the volunteer):

1. Completely untrained
2. Sporadic muscular activity = a few times per month
3. Regular but light exercise = 1-2 x per week
4. Rather intensive training one or more times per week
5. Hard training for competition several times per week

Pulse rate (pretest) : 82 bpm

Date of test : 11 April 2012

Word load = 600 kpm

Pulse rate:

6 = 136 bpm

10 = 147 bpm

11 = 163 bpm

15 = 178 bpm

VO2max = 2 lt/min
Correction factor of age = 1,05

Correction of VO2max = 2,1 lt/min

VO2max per kg BW = 30 ml/kgBW/min

Classification VO2max = low

IV. PEMBAHASAN
A. HARVARD STEP UP
Praktikum kebugaran dengan metode Harvard Step Up Test dilakukan dengan
cara naik turun sebuah balok atau bangku dengan ketinggian yang telah ditentukan.
Untuk laki-laki setinggi 48,24 cm dan untuk perempuan setinggi 43,16 cm. Pada
pelaksanaannya, bangku yang digunakan untuk perempuan sudah sesuai, sedangkan
untuk yang laki laki masing basing kaki pada bangku diberi kaki tambahan sekitar 5
cm. Indeks Kebugaran Badan tergantung seberapa lama orang tersebut mampu naik turun
bangku secara kontinu dan frekuensi denyut nadinya dapat segera pulih dengan cepat
setelah orang coba melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama orang coba bertahan naik
turun bangku dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal,
maka semakin baik kebugarannya.
Orang coba pada praktikum kali ini adalah Eki Fitriendi sebagai orang coba
berjenis kelamin perempuan dan Yusuf Rahmatullah sebagai orang coba berjenis kelamin
laki laki. Pada praktikum ini diperoleh hasil dimana Yusuf memiliki waktu Harvard
Step Up yang lebih tinggi daripada Eki. Namun Eki memiliki kelebihan pengembalian
frekuensi HR Yang lebih cepat daripada Yusuf. Waktu Harvard step Up Yusuf yang lebih
lama ini menunjukkan bahwa laki laki cenderung memiliki kebugaran yang lebih baik
daripada perempuan. Selain itu juga dipengaruhi aktivitas yang dilakukan sehari hari
oleh kedua orang coba tersebut. Tetapi Eki yang memiliki waktu pengembalian frekuensi
HR yang lebih cepat menunjukkan bahwa Kerja yang di lakukan Eki ketika melakukan
Harvard Step Up kurang maksimal sehinggal pengembalian frekuensi HR cenedrung
lebih cepat sekalipun untuk kilai kebugaran Yusuf lebih tinggi.

A. Ergocycle Astrand
Ergocycle adalah sepeda yang dirancang untuk tes kebugaran dengan memberikan
pembebanan pada kayuhannya. Berat beban tersebut bersatuan kpm. Semua kondisinya
dapat di atur sesuai dengan keinginan. Mulai dari kecepatan roda dalam satuan rpm,
berat beban dan lain-lain. Alat ini juga dapat mengetahui heart rate pemakainya dengan
cara pemakainya harus menggunakan Polar Heart Rate meter yang dipasangkan pada
tubuh pemakai (bagian dada dan menyentuh kulit). Yang menjadi penentu pada tes
kebugaran metode ini adalah berat beban dan frekuensi denyut nadi praktikan selama
percobaan dilakukan.
Dari kedua praktikan dapat dibandingkan bahwa laki-laki memiliki nilai VO 2max
yang lebih besar dibandingkan perempuan. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti aktivitas hidup, berat badan, umur, dan lain-lain. Dari dua
praktikan itu, kita bisa melihat perbedaan dari berat badan dan aktivitas hidupnya.
Tingkat kebugaran seseorang bisa diketahui dari kebutuhan oksigen
maksimumnya(VO2max) karena kemampuan jantung memompa darah ke seluruh tubuh
selama kegiatan fisik berbanding lurus dengan jumlah oksigen yang harus dikonsumsi.
Dari hasil Percobaan diketahui bahwa Klasifikasi VO2max pada Mirzaq bernilai average
(rata rata) yang berarti berada pada kisaran normal sedangkan Klasifikasi VO2max
pada Fauziyah bernilai low (rendah) sekalipun berada pada ambang batas. Hal ini
disebabkan karena berat badan yang tidak ideal sehingga cukup memberikan beban
tambahan pada tubuh dan mengakibatkan berkurangnya nilai VO2max.
V. DISKUSI
1. Apakah kebugaran?
Jawaban :
kebugaran adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan pekerjaan sehari hari dengan
ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan
tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.

2. Faktor apa yang dapat mempengaruhi kebugaran?


Jawaban :
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran adalah :

1. Umur
Setiap tingkatan umur mempunyai keuntungan yang sendiri. Kebugaran dapat ditingkatkan
pada hampir semua usia.

2. Jenis kelamin
Masing-masing jenis kelamin memiliki keuntungan yang berbeda. Secara hukum dasar
wanita memiliki potensi tingkat kebugaran yang lebih tinggi dari pria. Dalam keadaan
normal mereka mampu menahan perubahan suhu yang jauh lebih besar. Kaum laki-laki
cenderung memiliki potensi dalam kebugaran, dalam arti bahwa potensi mereka untuk
tenaga dan kecepatan lebih tinggi.

3. Somatotipe atau bentuk tubuh


Kebugaran jasmani yang baik dapat dicapai dengan bentuk badan apapun sesuai dengan
potensinya.

4. Keadaan kesehatan

5. Kebugaran jasmani tidak dapat dipertahankan jika kesehatan badan tidak baik atau sakit.

6. Gizi
Makanan sangat perlu, jika hendak mencapai dan mempertahankan kebugaran dan
kesehatan badan. Makanan yang seimbang (12% protein, 50% karbohidrat, 38 % lemak)
akan mengisi kebutuhan gizi tubuh.

7. Berat badan
Berat badan ideal dan berlebihan atau kurang akan dapat melakukan perkerjaan dengan
mudah dan efesien.

8. Tidur dan istirahat


Tubuh membutuhkan istirahat untuk membangun kembali otot-otot setelah latihan
sebanyak kebutuhan latihan di dalam merangsang pertumbuhan otot. Istirahat yang cukup
perlu bagi badan dan pikiran dengan makanan dan udara.

9. Kegiatan jasmaniah atau fisik.


Kegiatan jasmaniah atau fisik yang dilakukan sesuai dengan prinsip latihan, takaran latihan,
dan metode latihan yang benar akan membuat hasil yang baik. Kegiatan jasmani mencegah
timbulnya gejala atrofi karena badan yang tidak diberi kegiatan. Atrofi didefinisikan sebagai
hilang atau mengecilnya bentuk otot karena musnahnya serabut otot. Pada dasarnya dapat
terjadi baik secara fisiologi maupun patologi. Secara fisiologi, atrofi otot terjadi pada otot-
otot yang terdapat pada anggota gerak yang lama tidak digunakan seperti pada keadaan
anggota gerak yang dibungkus dengan gips. Atrofi ini sering disebut disuse atrofi.
Sebaliknya, secara patologi atrofi otot dibagi menjadi 3, yaitu: atrofi neurogenik, atrofi
miogenik, dan atrofi artogenik. Atrofi neurogenik timbul akibat adanya lesi pada komponen
motorneuron atau akson (Sidharta, 2008).

3. Sebutkan beberapa contoh yang bisa digunakan untuk mengukur kebugaran!


Jawaban :
Contoh metode pengukuran kebugaran yang telah ada antara lain,
1. Cooper Test. Digunakan dalam pengukuran VO2max. metode ini cukup sederhana. Dimana
atlet melakukan lari/jalan selama 12 menit pada lintasan lari sepanjang 400 meter. Setelah
waktu habis jarak yang dicapai oleh atlet tersebut dicatat. Rumus sederhana untuk
mengetahui VO2Maxnya adalah : Jarak yang ditempuh dalam meter 504.9) / 44.73.
Contoh : yudis melaksanakan Cooper Test dengan lari selama 12 menit, jarak yang dicapai
(2600 meter 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min.

2. Harvard Step Test. Tes ini adalah pengukuran yang paling tua untuk mengetahui
kemampuan aerobik yang dibuat oleh Brouha pada tahun 1943. Ada beberapa istilah seperti
kemampuan jantung-paru, daya tahan jantung-paru, aerobic power, cardiovascular
endurance, cardiorespiration endurance, dan kebugaran aerobik yang mempunyai arti yang
kira-kira sama. Penelitian ini dilakukan di Universitas Harvard, USA, jadi nama tes ini
dimulai dengan nama Harvard. Inti dari pelaksanaan tes ini adalah dengan cara naik turun
bangku selama 5 (lima) menit.
Disamping dari kedua tes diatas, beberapa cara untuk mengetahui kapasitas VO2Max,
seperti :
2.4km Run Test
Astrand 6 minute Cycle test VO2max test on a static bike
Balke VO2max test suitable for endurance sports
Conconi test
Multistage Fitness Test or Bleep test VO2max test for endurance sports
Treadmill VO2max test VO2max test
VO2max from non-exercise data VO2max test
V. SIMPULAN
1. Ada dua metode yang bisa digunakan untuk mengetahui kebugaran seseorang, yaitu
dengan Harvard Step Up Test dan Ergocycle Astrand.
2. Tingkat kebugaran seseorang dinyatakan dalam Indeks Kebugaran Badan(IKB).
Semakin besar nilai IKB maka semakin baik pula kebugaran badannya.
3. Kebugaran seseorang juga dapat ditentukan dengan menghitung VO 2max. Semakin
besar nilai VO2max maka semakin baik kondisi kebugaran seseorang.
DAFTAR PUSTAKA

http://zudine.wordpress.com/tag/cara-mengukur-kebugaran/ (diakses pada


tanggal 25 Maret 2012)
Lisa Trestiasari,SKM,MM-Dit. 2011. Pengukuran Kebugaran Jasmani.
http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/3361 (diakses pada tanggal 25 Maret
2012)
Sihombing. 2011. Definisi Kebugaran Jasmani.
http://saranghaechonsa.wordpress.com/2011/09/13/definisi-kebugaran-jasmani/
(diakses pada tanggal 25 Maret 2012)
Anonymous. 2010. Pertamina RU IV Evaluasi Kebugaran Pekerja dengan
Metode Rockport dan Napfa . http://www.pertamina-up4.co.id/berita.aspx?
c=0&id=1293
Y.S.Santosa Giriwijoyo*)dan Dikdik Zafar Sidik**). 2011. KONSEP DAN CARA
PENILAIAN KEBUGARAN JASMANI MENURUT SUDUT PANDANG ILMU
FAAL OLAHRAGA (bag.1). http://geraksehat.wordpress.com/2011/03/20/penilaian-
kebugaran1/
Kaim, Faizati, 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan, Jakarta.
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Yusuf Rahmatullah

Umur : 19 tahun L/P

Alamat : Surabaya

Menyatakan saat ini tidak dalam kondisi sakit dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang
terkait pengukuran Harvard step test / VO2 max*, serta bersedia dilakukan pemeriksaan /
pengukuran Harvard step up test / VO2max*.

Surabaya, 1 Mei 2012

*coret yang tidak perlu ( )

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Eki Fitriendi

Umur : 20 tahun L/P

Alamat : Surabaya

Menyatakan saat ini tidak dalam kondisi sakit dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang
terkait pengukuran Harvard step test / VO2 max*, serta bersedia dilakukan pemeriksaan /
pengukuran Harvard step up test / VO2max*.

Surabaya, 1 Mei 2012


*coret yang tidak perlu ( )

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mirzaq Hussein Anwar

Umur : 18 tahun L/P

Alamat : Surabaya

Menyatakan saat ini tidak dalam kondisi sakit dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang
terkait pengukuran Harvard step test / VO2 max*, serta bersedia dilakukan pemeriksaan /
pengukuran Harvard step up test / VO2max*.

Surabaya, 1 Mei 2012

*coret yang tidak perlu ( )

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fauziyah Firdausi M. S

Umur : 20 tahun L/P

Alamat : Surabaya

Menyatakan saat ini tidak dalam kondisi sakit dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang
terkait pengukuran Harvard step test / VO2 max*, serta bersedia dilakukan pemeriksaan /
pengukuran Harvard step up test / VO2max*.

Surabaya, 1 Mei 2012


( )

*coret yang tidak perlu

You might also like