BABI
PENGANTAR
A. Lalar Belakang
Produk pangan sctelak dipanen atau diproses menjadi komoditas pangan,
akan disimpan sementara menunggu pemasaran. Selama masa menumggu ini
iperlukan daye tahan atau daya simpan yang cukup, agar hasil paren atau
makanan olaban tidak mengalami penuranan mute selama menunggu pemasaran
‘fa penyimpanan. Penurunan mutu atan bahkan kerusakan ini terutama
disebabkan oleh pertambuhan mikrobia, Manifetasi kerustkan atau penurunan
‘motu ity dapat berupa bau busuk, bau menyimpang, berlendir, menjadi
lembek,atau menjadi cai.
Kerusakan produk yarig menyebubkan penurunan mutu dapat ditandai
dengan terjadinya perubaban-perubahon sifat makanan. Ini dapat dijadikan tanda-
fanda kerusakan atau batas mutu yong kemudian dapat dijadikan kriteria untuk
‘menentukan muru simpan produk pangan tersebut Sebelum tanda-tanda
kerusakan itu tampak biasanya telah terjadi pertumbuhan mikrobia, Jadi mutt
simpan pangan dapat pula diramalkan dengan mengetahui sifat pertumbuban
mikrobia yang menyebabkan kerusakan walaupun dalam beberapa al
pertumbuhan mikcoorganisme dalam baban pangan melalui proses fermentast
menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan
dari segi mutu baik dari aspek gizi maupun daya cera serta meningkatkan daya
simpannya (Soekarto, 1990).‘Mutu simpan yang tinggi beratti mempunyai masa peredaran atau masa
pemasaran yang lama, Sebaliknya muta simpan yang rendah berarti produk
pangan tersebut cepat rusak dan harus segera laku dipasackan sebelum menjadi
rusak dan tidak dapat dipasarkan sama sekafi atau harganya menjadi turun
(Soekarto, 1990).
Pada beberapa tahun terakhir ini muty pangan di Indonesia telah
berkembang dengan pesat, seiring dengan perkembangan teknologi dan era
industrialisasi. Mutu tidak lagi didasarkan pada karakteristik fungsional yang
konvensional saja, tetapi telah berkembang juga karakteristik-karakteristik atau
atribut mutu yang baru seperti karakteristik psikologis (sifat sensori), kemudahan
(makanan siap santap) dan kecepatan penyajian, Karakterisiik keamanan pangan
dan pengarubnya terhadap kesehatan konsumen bahkan semakin penting sebagai
daya saing, Perkembangan itu telah diantisipesi dengan baik oleh perusahaan-
perusahan pangan besar, Perusshaan-perusahaan menegah dan kecil masif jauh
tertinggal. Inspeksi sangat dipercaya dapat memperbaiki rautu, padahal pada
kenyataannya kegiatan ini honya dapat memisahkan produk jelek dan baik dean.
tanpa mampu ntemperbaiki kesalahan yang telah terjadi, Hasil penelitian
menunjukkan baiwa 60-70% kesalahan terjadi di tahap produksi, baik secara
Jangsung maupun tidak angsung (Kadarisman & Wirakartakusumah, 1995).
Dalam penelitian ini akan dievaluasi kerusakan pada produk nata de coco
sebagai produk pengan hasil fermentasi. Produk makanan fermentasi ini
menggunakan air kelapa sebagai bahan baku, dan pengembangan produk matadiperkirakan dapat mempunyai prospek yang bagus dimasa yang akan datang.
Selain ita dilihat dari kebutuhan mesyareket akan pengan fungsioual berupa
ddictary fiber yang dapat menurunkan Kedar Kolesterol dalam darah, nata juga
smerupakan bahan baku untuk pembuatan serbu selulosa yang dapat di aplikasikan
pada skale yang lebih luas seperti pembuatan filter yaug bayak dibutuhkan
perusahaan-perusahaan, Penclitian ini juga didasari pada kenyataan bahwa
semakin banyaknya industri nata yang berdiri dan semakin banyak pula produk
nota yang beredar di pasaran, Salah satu masalah yang sangat penting bagi
industri nata ialah masalah mempertahankan mutu dan keseragaman produk,
Fakta bahwa produk rusak selaina disimpan sebelum dipasarkan scring terjadi
Sebelum dipasarkan, nata mengalami penyimpanan beberapa hari di cuang
terbuka dan selama penyimpanan tersebut nats mengalami kerusakan. Kerusakan
produk ini menycbabkan mutu produk menurun dengan tanda-tanda seperti
permukeannya yang tidak rata, warna nata yang semakin kekuningan, berlendir,
«ada khamie, jamur dan mikrobis lain, Masalah ini menjadi perhatian wtama untuk
pengadaan nata seger scbelum diolah dan dipasarkan,
PT Bimo Agro Biotck merupakan salah satu industri nata yang
berkembang pesat di Jogiakerta. Perusakaan ini menyediakan produk nate
Jemberan yang akan diproses lagi menjadi produk pangan dalam bentuk lain, atau
sebagai bahan baku untuk industri serat selulosa oleh beberapa perusahaan-
perusahaan lain diantaranya PT We Can Wonosari, CNDC Bogor, Semarang dan
Borobudur, Perusahaan-perusalaan tersebut membutuhkan nata de coco untukdiolah. Oleh Karena keterbatasan perusahaan untuk menyediakan nata dalam
Jumiah beser setiap harinya, maka dilakuken penumpuken mata dulu untuk
‘memenuhi jumlah nata yang dibutuhkan perusahaan, schingga produk nate akan
diambil sebanyak satu kali dalam seminggu tergantung ketersediaan vata
Keterbatasan tersebut disebablan oleh berkurangnya air kelapa yang tersedia
kkarena sudah banyak perusahaan mata yang berdiri dan proses produksi yang
Kurang maksimal (keberhasilan fermentasi 30 %6 - 50 % }
B. Permasalahan
Permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah seberapa besar
penurunan mutu produk nata selama penvimparian ditinjau dati parameter kadar
serat kasar, borat, Ketebalan, penampakan (warna dant tekstur), kadar air,
kkekerasan, dan pertumbuhan mikroorganisme,
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengctahui pengarah
penyimpanan nata de coco terhadap mutu produk ditinjau dari segi kadar serat
kasar, berat, ketebalan, penampakan (warma dan tekstur), kadar air, kekerasan,
dan pertumbuhan mikrobiaD, Manfuat Penelitian
‘Data-data dari hasil penelitian ini dibarapkan dapat memberikan informasi
‘masa simpan dan kualitas nata sebelum dipasarkan dan diolah,