You are on page 1of 34

MOMEN LENTUR PADA BALOK-BALOK

I. TUJUAN
1. Memahami kelakuan momen tahanan pada balok
2. Mengukur momen lenturan pada penampang normal pada balok yang dibebani dan
menguji kesesuaiannya dengan teori.

II. TEORI x P

RA RB

a b

Gambar 1. Balok sederhana dengan beban P dan Potongan xx

Pertimbangkan sebuah balok yang bertumpu pada perletakan A dan B dan menerima
beban P. Bila balok dipotong pada penampang vertikal xx, dan supaya balok seimba
ng, maka
setiap bagiannya harus berada pada keseimbangan. Abaikan beban balok sendiri, se
tiap
kelebihan melalui yang terjadi di A untuk menjaga keseimbangan harus dipindahkan
ke
bagian B melalui potongan xx, dan sebaliknya. Juga gaya di A akibat B harus seba
nding dan
berlawanan arah dari gaya B akibat A.
Bila hanya terdapat gaya vertikal dan berada pada bidang balok, maka tidak akan
ada
reaksi-reaksi horizontal, maka keseimbangan akan memenuhi kondisi-kondisi:

1. Keseimbangan vertikal
2. Keseimbangan momen

Kondisi di atas digunakan untuk keseluruhan balok untuk menghitung reaksi di A d


an B.

Momen Lentur

Untuk keseimbangan momen, ambil absis pada potongan xx kemudian menentukan


persamaan momen dengan menggunakan perjanjian tanda pada balok bagian A.
Mx = RA . a

Dan pada balok bagian B.

Mx = [RB . b] [P (b-l)]

Dapat dibuktikan dengan mudah bahwa momen tersebut memiliki nilai yang sama deng
an
mensubsitusi untuk RB dan P.l sebagai berikut:

Mx = [-b . (P- RB)] + [P.l]

= RA . a

III. PERALATAN
1. 1- HST.9a Rangkaian batang momen lentur
2. 3-HST.905 Penggantung beban
3. 2-HST.906 Tempat kedudukan
4. 1-HST.907 Balok besi paralel
5. 1-HST.908 Sifat datar gelembung udara

IV. CARA KERJA

a. Bagian 1: Beban langsung


1. Memasang balok seperti pada gambar. Menjaga kelurusan balok. Kemudian
meletakkan penggantung beban pada jarak 10 cm dari A. Mencatat pembacaan awal
alat ukur sebelum diberi beban.
2. Meletakkan beban langsung pada titik yang diminta. Mencatat pembacaan akhir a
lat
ukur.
3. Mengulangi percobaan dengan meletakkan beban yaitu:

P= 5 N x= 10 cm dari A.

P= 10 N x= 20 cm dari A.

P= 15 N x= 40 cm dari A.

P= 20 N x= 60 cm dari A.

b. Bagian 2: Garis Pengaruh


1. Memasang balok seperti pada gambar. Menjaga kelurusan balok. Kemudian
meletakkan penggantung beban pada jarak 10 cm dari A. Mencatat pembacaan awal
alat ukur sebelum diberi beban.
2. Meletakkan beban langsung 10 N pada titik 10 cm dari A. Mencatat pembacaan ak
hir
alat ukur.
3. Mengulangi percobaan dengan beban yang sama pada titik 10, 20, 30, 40, 50, 60
, 70,
dan 80 cm dari A.

c. Bagian 3: Beban tak langsung


1. Memasang balok seperti pada gambar. Menjaga kelurusan balok.
2. Meletakkan balok beban tak langsung. Kemudian meletakkan penggantung beban
pada jarak 10 cm dari A. Mencatat pembacaan awal alat ukur sebelum diberi beban.
3. Meletakkan beban tak langsung pada titik yang diminta. Mencatat pembacaan akh
ir
alat ukur.
4. Mengulangi percobaan dengan meletakkan beban yaitu:

P= 5 N x= 10 cm dari A.

P= 10 N x= 25 cm dari A.

P= 15 N x= 65 cm dari A.

P= 20 N x= 70 cm dari A.

V. DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

Panjang balok : 90 cm

Panjang potongan dari A : 30 cm

Jarak alat ukur terhadap potongan/lengan (h) : 16 cm


Setelah mendapatkan data percobaan, diadakan pengolahan data percobaan tersebut,
yakni
antara lain:

1. Balok langsung

5 N x

10 cm

VA VB

30 cm 60 cm

90 cm

Dari data percobaan, praktikan mencari besarnya momen Mx pada potongan xx, denga
n cara
sebagai berikut:

Praktikum : Momen =Dial Selisih x h

Contoh: Dik: P = 5 N

Pembacaan awal = 13 N

Pembacaan akhir = 14 N h = 0.16 m

Jawab : Momen = Selisih x h = ( 14-13 ) x 0.16 = 0,16 Nm

Teoritis :

Dik: P = 5 N

Reaksi perletakan S MB = 0 , S MA = 0

S MB = 0 S MA = 0

VA . 0,9 P. 0,8 = 0 -VB . 0,9 + P. 0,1 = 0

VA = 8/9 (P) = 40/9 VB = 1/9 (P) = 5/9

Kontrol S V = 0

VA + VB 10 = 0 ..
40/9 + 5/9 5 = 0

0 = 0 ..terbukti

Potongan x-x (Lihat ke kiri )

S Mxx = VA . 0,3 P. 0,2

= 40/9 . 0,3 5.0,2 = 0,33 N.m

Kesalahan relatif = [ Mteoritis Mpraktikum] x 100 %

Mteoritis

Contoh : Mteoritis = 0,33 Mpraktikum = 0,16

Maka kesalahan relatif percobaan balok langsung ini yakni = (0,33-0,16)/ 0,33 x
100 %

= 51,52 %

10 N x

20 cm

VA VB

30 cm 60 cm

90 cm

Dari data percobaan, praktikan mencari besarnya momen Mx pada potongan xx, denga
n cara
sebagai berikut:

Praktikum : Momen =Dial Selisih x h

Contoh: Dik: P = 10 N

Pembacaan awal = 14 N

Pembacaan akhir = 22 N h = 0.16 m

Jawab : Momen = Selisih x h = ( 22-14 ) x 0.16 = 1,28 Nm


Teoritis :

Dik: P = 10 N

Reaksi perletakan S MB = 0 , S MA = 0

S MB = 0 S MA = 0

VA . 0,9 P. 0,7 = 0 -VB . 0,9 + P. 0,2 = 0

VA = 7/9 (P) = 70/9 VB = 2/9 (P) = 20/9

Kontrol S V = 0

VA + VB 10 = 0 ..

70/9 + 20/9 10 = 0

0 = 0 ..terbukti

Potongan x-x (Lihat ke kiri )

S Mxx = VA . 0,3 P. 0,1

= 70/9 . 0,3 10.0,1 = 1,33 N.m

Kesalahan relatif = [ Mteoritis Mpraktikum] x 100 %

Mteoritis

Contoh : Mteoritis = 1,33 Mpraktikum = 1,28

Maka kesalahan relatif percobaan balok langsung ini yakni = (1,33-1,28)/ 1,33 x
100 %

= 3,76 %
x 15 N

10 cm

VA VB

30 cm 60 cm

90 cm

Dari data percobaan, praktikan mencari besarnya momen Mx pada potongan xx, denga
n cara
sebagai berikut:

Praktikum : Momen =Dial Selisih x h

Contoh: Dik: P = 15 N

Pembacaan awal = 14 N

Pembacaan akhir = 31 N h = 0.16 m

Jawab : Momen = Selisih x h = ( 31-14 ) x 0.16 = 2,72 Nm

Teoritis :

Dik: P = 15 N

Reaksi perletakan S MB = 0 , S MA = 0

S MB = 0 S MA = 0

VA . 0,9 P. 0,5 = 0 -VB . 0,9 + P. 0,4 = 0

VA = 5/9 (P) = 75/9 VB = 4/9 (P) = 60/9

Kontrol S V = 0

VA + VB 10 = 0 ..

75/9 + 60/9 15 = 0

0 = 0 ..terbukti
Potongan x-x (Lihat ke kanan )

S Mxx = VB . 0,6 P. 0,1

= 60/9 . 0,6 15.0,1 = 2,5 N.m

Kesalahan relatif = [ Mteoritis Mpraktikum] x 100 %

Mteoritis

Contoh : Mteoritis = 2,5 Mpraktikum = 2,72

Maka kesalahan relatif percobaan balok langsung ini yakni = (2,72-2,5)/ 2,5 x 10
0 %

= 8,8 %

x 20 N

30 cm

VA VB

30 cm 60 cm

90 cm

Dari data percobaan, praktikan mencari besarnya momen Mx pada potongan xx, denga
n cara
sebagai berikut:

Praktikum : Momen =Dial Selisih x h

Contoh: Dik: P = 20 N

Pembacaan awal = 13 N

Pembacaan akhir = 27 N h = 0.16 m

Jawab : Momen = Selisih x h = ( 27-13 ) x 0.16 = 2,24 Nm


Teoritis :

Dik: P = 20 N

Reaksi perletakan S MB = 0 , S MA = 0

S MB = 0 S MA = 0

VA . 0,9 P. 0,3 = 0 -VB . 0,9 + P. 0,6 = 0

VA = 3/9 (P) = 60/9 VB = 6/9 (P) = 120/9

Kontrol S V = 0

VA + VB 10 = 0 ..

60/9 + 120/9 20 = 0

0 = 0 ..terbukti

Potongan x-x (Lihat ke kanan )

S Mxx = VB . 0,6 P. 0,3

= 120/9 . 0,6 20.0,3 = 2 N.m

Kesalahan relatif = [ Mteoritis Mpraktikum] x 100 %

Mteoritis

Contoh : Mteoritis = 2 Mpraktikum = 2,24

Maka kesalahan relatif percobaan balok langsung ini yakni = (2,24-2)/ 2,24 x 100
%

= 10,71 %
Demikian cara pengerjaan untuk besar gaya-gaya berbeda. Setelah itu, akan dipero
leh hasil
sebagai berikut:

Beban Langsung

No

x (cm)

P (N)

awal

akhir

selisih

momen perc

momen teori

kesalahan

10

13

14

0,16

0,33

51,51515

20

10

14

22

1,28

1,33

3,759398
3

40

15

14

31

17

2,72

2,5

8,8

60

20

13

27

14

2,24

12

Rata Rata

19,01864

2. Balok tak langsung

Dari data percobaan, dapat dicari besarnya momen Mx pada potongan xx, dengan car
a
sebagai berikut:

5 N x

10 cm 20 cm
x

VA VB

30 cm 60 cm

90 cm

Contoh perhitungan : P= 5 N x= 10 cm

Praktikum : Momen =Dial Selisih x h

Contoh: Dik: P = 5 N

Pembacaan awal = 18 N

Pembacaan akhir = 20 N h = 0.16 m


Jawab : Momen = Selisih x h = (20 18) x 0.16 = 0.32 Nm

Teoritis

Sehingga gaya pada balok tak langsung menjadi:

2,5 N 2,5 N x

20cm

VA VB

30 cm 60 cm

90 cm

Reaksi perletakan S MB = 0 , S MA = 0

S MB = 0 S MB = 0

VA . 0,9 2,5. 0,9 2,5. 0,7= 0 -VB . 0,9 + 2,5. 0,2 = 0

VA = 16/9 (2,5) = 40/9 VB = 2/9 (2,5) = 5/9

Kontrol S V = 0

VA + VB 2,5 2,5 = 0 ..

40/9 + 5/9 5 = 0

0 = 0 ..terbukti

Potongan x-x (Lihat ke kiri )

S Mxx = VA . 0,3 2,5.0,3 2,5. 0,1

= 40/9 . 0,3 2,5.0,4 = 0,33 N.m


Dari data percobaan, dapat dicari besarnya momen Mx pada potongan xx, dengan car
a
sebagai berikut:

10 N x

25 cm 20 cm

VA VB

30 cm 60 cm

90 cm

Contoh perhitungan : P= 10 N x= 25 cm

Praktikum : Momen =Dial Selisih x h

Contoh: Dik: P = 10 N

Pembacaan awal = 19 N

Pembacaan akhir = 28 N h = 0.16 m

Jawab : Momen = Selisih x h = (28 19) x 0.16 = 1.44 Nm

Teoritis

Sehingga gaya pada balok tak langsung menjadi:

7,5 N x 2,5 N

20cm 20 cm

VA VB

30 cm 60 cm

90 cm
Reaksi perletakan S MB = 0 , S MA = 0

S MB = 0 S MA = 0

VA . 0,9 7,5. 0,7 2,5. 0,5= 0 -VB . 0,9 +7,5. 0,2 + 2,5.0,4 = 0

VA =65/9 VB = 25/9

Kontrol S V = 0

VA + VB 10 = 0 ..

55/9 + 25/9 10 = 0

0 = 0 ..terbukti

Potongan x-x (Lihat ke kiri )

S Mxx = VA . 0,3 7,5.0,1

= 65/9 . 0,3 0.75 = 1,42 N.m

Dari data percobaan, dapat dicari besarnya momen Mx pada potongan xx, dengan car
a
sebagai berikut:

x 15 N

65 cm 20 cm

VA VB

30 cm 60 cm

90 cm

Contoh perhitungan : P= 15 N x= 65 cm

Praktikum : Momen =Dial Selisih x h

Contoh: Dik: P = 15 N
Pembacaan awal = 18 N

Pembacaan akhir = 27 N h = 0.16 m

Jawab : Momen = Selisih x h = (27 18) x 0.16 = 1,44 Nm

Teoritis

Sehingga gaya pada balok tak langsung menjadi:

x 11,25 N 3,75 N

60 cm 20 cm

VA VB

30 cm 60 cm

90 cm

Reaksi perletakan S MB = 0 , S MA = 0

S MB = 0 S MA = 0

VA . 0,9 11,25. 0,3 3,75. 0,1= 0 -VB . 0,9 + 3,75. 0,8 + 11,25.0,6 = 0

VA = 37,5/9 VB = 97,5/9

Kontrol S V = 0

VA + VB 15 = 0 ..

37,5/9 + 97,5/9 15 = 0

0 = 0 ..terbukti

Potongan x-x (Lihat ke kanan )

S Mxx = VB . 0,6 - 3,75.0,5 - 11,25. 0,3

= 1,25 N.m
Dari data percobaan, dapat dicari besarnya momen Mx pada potongan xx, dengan car
a
sebagai berikut:

x 20 N

70 cm 20 cm

VA VB

30 cm 60 cm

90 cm

Contoh perhitungan : P= 20 N x= 70 cm

Praktikum : Momen =Dial Selisih x h

Contoh: Dik: P = 20 N

Pembacaan awal = 18 N

Pembacaan akhir = 27 N h = 0.16 m

Jawab : Momen = Selisih x h = (27 18) x 0.16 = 1,44 Nm

Teoritis

Sehingga gaya pada balok tak langsung menjadi:

x 10 N 10 N

60 cm 20 cm

VA VB

30 cm 60 cm

90 cm
Reaksi perletakan S MB = 0 , S MA = 0

S MB = 0 S MA = 0

VA . 0,9 10. 0,3 10. 0,1= 0 -VB . 0,9 + 10. 0,8 + 10.0,6 = 0

VA = 40/9 VB = 140/9

Kontrol S V = 0

VA + VB 20 = 0 ..

40/9 + 140/9 20 = 0

0 = 0 ..terbukti

Potongan x-x (Lihat ke kanan )

S Mxx = VB . 0,6 - 10.0,5 - 10. 0,3

= 1,33 N.m

Beban Tak Langsung

No

x (cm)

P (N)

awal

akhir

selisih

momen perc(Nm)

momen teori(Nm)

Kesalahan(%)

10

18

20

0,32
0,33
3,030303

25

10

19

28

1,44

1,42

1,40854

65

15

18

27

1,44

1,25

15,2

70

20

18

27

1,44

1,33

8,270677

Rata Rata
6,97738
3. Garis pengaruh

P x

VA = (90-X)/90 *P VB = (X/90)*P

30 cm 60 cm

Secara teoritis, untuk beban yang berada di sebelah kiri potongan (x < 30 cm);

..0,6
90xMxPNm
..
.....
..

Sedangkan untuk beban yang berada di sebelah kanan potongan (x > 30 cm);

..
..900,3
90xMxPNm
...
.....
..

Sehingga didapat nilai M(x) untuk tiap-tiap nilai x dan P sebagai berikut:

x = 10 cm dari titik A; P = 10 N . M(x) = 0,67 N.m

x = 20 cm dari titik A; P = 10 N . M(x) = 1,33 N.m

x = 30 cm dari titik A; P = 10 N . M(x) = 2 N.m

x = 40 cm dari titik A; P = 10 N . M(x) = 1,67 N.m

x = 50 cm dari titik A; P = 10 N . M(x) = 1,33 N.m

x = 60 cm dari titik A; P = 10 N . M(x) = 1 N.m

x = 70 cm dari titik A; P = 10 N . M(x) = 0,67 N.m

x = 80 cm dari titik A; P = 10 N . M(x) = 0,33 N.m


Kesalahan Relatif

Nilai kesalahan relatif dicari dengan rumus:

%100analisaMomen
praktikumMomen analisaMomen
.
.
.KR

Dan didapat nilai kesalahan relatif untuk x = 10 cm dari titik A sebesar 4,47 %
Dari hasil analisa diatas, maka perhitungan garis pengaruh ditabelkan sebagai b
erikut:

Garis Pengaruh

No

x (cm)

P (N)

awal

akhir

selisih

momen perc

momen teori

kesalahan

10

10

13

17

0,64

0,67

4,477612

20
10

13

23

0,64

1,33

51,8797

30

10

14

27

13

2,08

40

10

14

26

12

1,92

1,67

14,97006

50

10

14

23
9

1,44

1,33

8,270677

60

10

14

20

0,96

70

10

13

17

0,64

0,67

4,477612

80

10

13

14

0,16

0,33
51,51515

Rata Rata

17,06586

Grafik Garis Pengaruh Momen Teori dan Momen Percobaan


VI. ANALISIS PRAKTIKUM

i. Analisis percobaan

Pada percobaan ini, praktikan mengamati momen lentur yang terjadi pada balok. Pr
aktikan
melakukan tiga kali percobaan untuk membandingkan momen lentur pada pembacaan da
n
momen lentur secara teoritis. Percobaan tersebut yaitu pengamatan momen lentur b
alok
langsung, balok tak langsung, serta untuk mengetahui garis pengaruh Momen pada p
otongan
xx. Pada percobaan balok langsung, praktikan memasang balok seperti gambar yang
tertera
pada data pengamatan dan praktikan juga menjaga kelurusan balok agar pembacaan m
enjadi
akurat .
Kemudian, praktikan mengukur panjang balok, panjang potongan dari A dan jarak a
lat
ukur terhadap potongan/lengan menggunakan meteran dan didapat data sebagai berik
ut :

Panjang balok : 90 cm

Panjang potongan dari A : 30 cm

Jarak alat ukur terhadap potongan/lengan (h) : 16 cm

Selanjutnya, praktikan meletakkan penggantung beban pada jarak 10 cm dari A lalu

mencatat pembacaan awal alat ukur sebelum diberi beban. Kemudian praktikan melet
akkan
beban langsung pada titik yang diminta lalu mencatat pembacaan akhir alat ukur.
Praktikan
mengulangi percobaan dengan meletakkan beban yaitu:

P= 5 N x= 10 cm dari A.

P= 10 N x= 20 cm dari A.

P= 15 N x= 40 cm dari A.

P= 20 N x= 60 cm dari A.

Percobaan kedua yang dilakukan ialah garis pengaruh. Garis pengaruh adalah suatu

grafik dari pengaruh di titik yang dipilih pada suatu struktur. Pertama sekali p
raktikan
memasang balok seperti pada gambar dan menjaga kelurusan balok. Selanjutnya, pra
ktikan
meletakkan penggantung beban pada jarak 10 cm dari A dan juga mencatat pembacaan
awal
alat ukur sebelum diberi beban. Praktikan meletakkan beban langsung 10 N pada ti
tik 10 cm
dari A dan mencatat pembacaan akhir alat ukur. Praktikan mengulangi percobaan de
ngan
beban yang sama pada titik 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, dan 80 cm dari A. Pada pe
rcobaan ini
praktikan mengalami kesulitan dalam pembacaan alat ukur karena beban yang bervar
iasi
membuat pembacaan menjadi sulit.
Percobaan terakhir yakni percobaan menggunakan balok tak langsung. Seperti pada

percobaan sebelunya, praktikan pertama sekali harus memasang balok seperti pada
gambar
dan menjaga kelurusan balok. Selanjutnya, praktikan meletakkan balok beban tak l
angsung.
Setelah balok tak langsung dipasang, praktikan meletakkan penggantung beban pada
jarak 10
cm dari A dan mencatat pembacaan awal alat ukur sebelum diberi beban. Praktikan
meletakkan beban tak langsung pada titik yang diminta dan mencatat pembacaan akh
ir alat
ukur. Praktikan mengulangi percobaan dengan meletakkan beban yaitu:

P= 5 N x= 10 cm dari A.

P= 10 N x= 25 cm dari A.

P= 15 N x= 65 cm dari A.

P= 20 N x= 70 cm dari A.

Pada percobaan ini, praktikan mengalami kesulitan dalam meletakkan balok tak
langsung di reaksi perletakan.

ii. Analisis hasil

Dalam percobaan ini, praktikan memperoleh 3 jenis data yaitu beban langsung, beb
an
tidak langsung, dan garis pengaruh. Praktikan memperoleh nilai momen percobaan d
an
momen praktikum untuk mencari nilai kesalahan relatif yang terdapat dalam percob
aan ini.
Nilai momen percobaan didapat dengan selisih dari pembacaan awal dan pembacaan a
khir
dan dikalikan dengan lengan h. Sedangkan, secara teoritis, nilai momen didapatka
n dengan
menggambarkan free body diagram sehingga perhitungan yang praktikan lakukan dapa
t
dibuktikan secara matematis.

Pada grafik diatas, praktikan dapat mengetahui mengenai kesalahan relatif yang
ditimbulkan dalam percobaan momen lentur. Momen teori yang diberi warna hijau
berbentuk garis linear yang beraturan, sedangkan momen percobaan yang diberi war
na merah
berbentuk garis yang tidak beraturan. Tetapi, garis warna merah ada kecenderunga
n untuk
mengikuti garis warna hijau. Hal ini membuktikan bahwa kesalahan relatif yang di
timbulkan
cukup kecil, walaupun ada ada garis hijau dan merah yang tidak berhimpit.

Berdasarkan perhitungan kesalahan relatif rata-rata, praktikan mendapatkan data

sebagai berikut :

- Balok langsung : 19 %

- Balok tak langsung : 6,9 %

- Garis pengaruh : 17,1 %

Jadi, percobaan dengan kesalahan relatif terkecil yakni pada percobaan balok tak
langsung
dan kesalahan relatif yang terbesar yakni pada percobaan balok langsung.
Dari percobaan balok tak langsung ditemukan bahwa gaya luar yang bekerja pada
balok tak langsung akan menimbulkan reaksi dari ruas balok yang dikenai oleh gay
a tersebut.
Sementara dari percobaan garis pengaruh, ditemukan bahwa momen maksimum terjadi
pada
jarak 0,3 m dari A.

iii. Analisis kesalahan

Dalam melakukan percobaan, hasil percobaan yang didapatkan tidak akan pernah
presisi dan akurat karena setiap percobaan yang dilakukan akan mengalami kesalah
an, baik
itu natural error, human error, mistakes, equipment error, dan lain sebagainya.
Demikian
halnya dengan percobaan ini, terdapat beberapa kesalahan yang terjadi, baik itu
kesalahan
alat, human error, dsb. Adapun beberapa kesalahan yang terjadi dalam percobaan i
ni antara
lain:

1. Kesalahan alat

Kesalahan alat dalam percobaan ini cenderung sedikit karena kebanyakan alat-alat
yang digunakan dalam keadaan baik. Kesalahan alat yang mungkin terjadi ialah kes
alahan
pada alat ukur yakni alat ukur yang tidak berfungsi dengan baik. Kesalahan alat
lainnya yakni
pada mistar pengukur yang digunakan oleh praktikan untuk mengukur panjang x, di
mana
mistar memiliki koefisien kesalahan yang berarti ukuran yang akurat dan tepat it
u sebenarnya
tidak ada. Hal ini menimbulkan kesalahan pada percobaan.

2. Kesalahan paralaks

Kesalahan paralaks merupakan kesalahan yang terjadi akibat adanya sudut paralaks
pada mata sehingga menyulitkan praktikan untuk membaca alat ukur secara tepat da
n benar.
Kesalahan paralaks ini tidak dapat dihindarkan dalam percobaan, seperti pembacaa
n alat ukur
yang berpengaruh pada kesalahan relatif percobaan.

3. Kesalahan praktikan

Kesalahan yang mungkin banyak terjadi dalam percobaan ini ialah kesalahan
praktikan (human error). Kesalahan praktikan ini antara lain kurang melakukan pe
mbacaan
alat ukur dengan baik misalnya terlalu terburu-buru dalam membaca alat. Selain i
tu, jika
ditinjau dari sifat alat ukur yang sangat sensitif terhadap perubahan gaya, tanp
a disengaja
praktikan menyentuh bagian atau memberi penekanan pada suatu bagian di alat yang
menimbulkan reaksi dari alat ukur itu. Kesalahan lain yang mungkin terjadi dalam
praktikum
ini ialah praktikan kurang menjaga kelurusan balok sehingga pembacaan menjadi ti
dak
akurat.

VII. KESIMPULAN

Dari percobaan diatas, maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa :

1. Dari grafik diketahui bahwa nilai momen praktikum hampir mendekati nilai mome
n
teoritis.
2. Kesalahan relatif masing-masing percobaan antara lain :

- Balok langsung : 19 %

- Balok tak langsung : 6,9 %

- Garis pengaruh : 17,1 %


VIII. REFERENSI

Alwi, Djunaedi. 1999. Garis Pengaruh Struktur Statis Tertentu. Jurusan Sipil Fak
ultas
Teknik Universitas Indonesia.
L.G. Kraige, J.L. Meriam. 1994. Statika Jilid 1 Versi SI. Jakarta : Penerbit Erl
angga.

Pedoman Praktikum Mekanika Benda Padat Laboratorium Struktur dan Material

Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

You might also like