You are on page 1of 8

PENGEMBANGAN PALLIATIVE COMMUNITY HEALTH NURSING (PCHN) UNTUK

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN KELUARGA DALAM MERAWAT PENDERITA


KANKER DI RUMAH
(The Development of Palliative Community Health Nursing to Increase Familys Autonomy in
Caring Patient with Cancer at Home)

Elida Ulfiana*, Eka Mishbahatul Marah Has*, Praba Diyan Rachmawati*


Prodi Pendidikan Ners, Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga
Jl. Mulyorejo (Kampus C) Unair 60115 Surabaya
E-mail: halebib@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Kanker masih menjadi penyakit dengan angka mortalitas yang tinggi. Pelayanan kesehatan berkelanjutan
untuk penderita kanker yang bisa bertahan hidup (cancer survivors) sangat diperlukan untuk pencegahan kekambuhan
dan meningkatkan kualitas hidup penderita kanker. PCHN (Palliative Community Health Nursing) merupakan paket
pelayanan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) paliatif yang diberikan kepada keluarga dan penderita kanker
di rumah, yang berfokus pada kegiatan promotif dan preventif. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh
pengembangan PCHN terhadap peningkatan kemandirian keluarga dalam perawatan penderita kanker di rumah. Metode:
Jenis penelitian adalah pra eksperimen. Populasi adalah keluarga penderita kanker pascaperawatan yang tercatat di
wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo, Kota Surabaya. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Sejumlah 7 orang
memenuhi kriteria inklusi. Variabel independen adalah PCHN. Variabel dependen adalah tingkat kemandirian keluarga,
dikumpulkan dengan lembar observasi tingkat kemandirian keluarga. Data kemudian dianalisis dengan Wilcoxon Signed
Rank Test, 0,05. Hasil: Hasil uji menunjukkan ada perbedaan tingkat kemandirian keluarga penderita kanker sebelum
dan sesudah PCHN (p = 0,025). Diskusi: PCHN dapat meningkatkan kemandirian keluarga dalam perawatan penderita
kanker di rumah. Pelaksanaan PCHN melalui kunjungan rumah dapat memberikan dukungan informasi terkait kanker
dan perawatan di rumah bagi keluarga. PCHN dapat dikembangkan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan
pelayanan paliatif di masyarakat oleh perawat komunitas, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup penderita kanker.
Penelitian selanjutnya, diharapkan mengembangkan PCHN dengan melibatkan tim yang multidisiplin, baik dari petugas
kesehatan, rohaniawan, maupun sukarelawan.

Kata Kunci: perawatan kesehatan masyarakat, paliatif, kemandirian keluarga, kanker

ABSTRACT
Introduction: Cancer still remains a disease with high mortality rate. Sustainable health services for cancer survivors are
important to prevent relapse and improve patients quality of life. PCHN (Palliative Community Health Nursing) is a packet
of community health nursing services given to the family and cancers patient at home, focused on promotive and preventive
activities. The aim of this study was to analyze the influence of palliative community health nursing to increase familys
autonomy in caring patient with cancer at home. Method: This study was used pre-experiment design. The populations
were family who lived with cancers patient post treatment. Samples were taken by purposive sampling technique; consist
of 7 people. Variable independent was PCHN. Variable dependent were familys autonomy in caring patient with cancer
at home collected by using observation form. The data were then analyzed by using Wilcoxon Signed Rank Test, with
0.05. Results: The results had showed the differences between familys autonomy in caring patient at home before
and after PCHN (p = 0.025). Discussion: PCHN can increase familys autonomy in caring cancers patient at home. The
implementation of PCHN through home visit can give informational support about cancer and treatment at home to the
families. PCHN can be used as one of method to improve palliative services at community, in order to increase cancers
patient quality of life. Further research, should develop PCHN which involve multidicipline team, such as health care
provider, clergy, and health volunteer.

Keywords: community health nursing, palliative, familiys autonomy, cancer

PENDAHULUAN 100.000 penduduk. Sekitar 70% di antaranya


ditemukan dalam keadaan stadium yang sudah
Kanker masih menjadi penyebab
lanjut (Oemiati, Rahajeng, dan Kristanto,
kematian ke-6 akibat penyakit tidak menular
2011). Perkembangan ilmu pengetahuan dan
di Indonesia (Depkes RI, 2006). Di Indonesia
teknologi dalam pelayanan kedokteran dan
setiap tahunnya 100 kasus baru terjadi di antara

309
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 309316

asuhan keperawatan bagi penderita kanker membuat keluarga belum memahami


yang meliputi berbagai terapi modalitas perawatan penderita kanker di rumah. Hal
(kemoterapi, radioterapi, pembedahan, tersebut berdampak pada kondisi penderita
dan terapi kombinasi) telah terbukti dapat yang tidak stabil, sehingga harus kembali ke
memperpanjang ketahanan hidup penderita Rumah Sakit untuk menjalani perawatan.
dibanding 10 tahun yang lalu (Society, 2009). Menurut Krisnana (2012), faktor
Sejalan dengan hal tersebut, maka pelayanan lingkungan yang berupa fisik (sarana dan
kesehatan berkelanjutan untuk penderita prasarana) dan non fisik (edukasi dan informasi
kanker yang bisa bertahan hidup (cancer petugas kesehatan) merupakan faktor utama
survivors) sangat diperlukan untuk mencegah yang sangat dibutuhkan oleh keluarga
kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
penderita kanker (Coward, 2006). Dukungan berupa edukasi dan informasi
Perawatan paliatif merupakan salah satu merupakan salah satu strategi peningkatan
bentuk pelayanan kesehatan berkelanjutan kemandirian keluarga dalam perawatan
untuk penderita kanker. Perawatan paliatif penderita kanker (Anggraeni dan Ekowati,
dilakukan secara terpadu untuk meningkatkan 2010). Edukasi dapat diberikan oleh perawat
kualitas hidup dengan meringankan keluhan komunitas sebagai petugas kesehatan di
penderita kanker, memberikan dukungan Puskesmas yang bertanggung jawab terhadap
spiritual dan psikososial mulai dari diagnosa pelayanan tindak lanjut keperawatan di rumah
ditegakkan sampai akhir hayat, serta dukungan (Saleh, Danantosa, dan Kusumawardhani,
pada keluarga yang merasa kehilangan (WHO, 2008). Sebagai bagian dari kegiatan perawatan
2005). Fokus perawatan paliatif bukan hanya kesehatan masyarakat (Community Health
pada penderita, tetapi juga keluarga. Perawatan Nursing-CHN).
paliatif yang paripurna mencakup berbagai Hasil studi pendahuluan diketahui
setting mulai rumah sakit, perawatan komunitas bahwa pelaksanaan CHN untuk penderita
yang dikelola Puskesmas, dan perawatan di kanker di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo,
rumah (home care) (Fauzi, 2011). Akan tetapi, Kota Surabaya masih belum optimal. Selama
selama ini hanya perawatan paliatif berbasis ini, 19 penderita kanker pasca perawatan
rumah sakit yang berkembang. yang tercatat hanya datang ke puskesmas
Mayoritas penderita kanker akan untuk meminta rujukan pelayanan paliatif ke
kembali tinggal bersama keluarga pasca rumah sakit. Perawatan di rumah dilakukan
perawatan di rumah sakit (Dinkes RI, 2008). oleh perawat komunitas atas permintaan
Keluarga memiliki peran penting dalam dari penderita kanker dengan kebutuhan
perawatan kesehatan anggota keluarga, perawatan khusus (misalnya perawatan luka,
terutama yang sedang sakit (Friedman, memasukkan makanan melalui NGT, dan
2010). Keluarga penderita kanker diharapkan lain-lain). Sementara follow up kunjungan
mampu secara mandiri memberikan dukungan rumah oleh perawat komunitas secara
dan perawatan yang tepat untuk membantu rutin dan terjadwal untuk penderita pasca
meningkatkan kualitas hidup penderita kanker perawatan kanker tanpa keluhan, belum
pasca perawatan. Kemandirian keluarga dilakukan. Padahal penderita tersebut juga
berorientasi pada lima fungsi keluarga dalam masih memerlukan promosi kesehatan,
mengatasi masalah kesehatannya yaitu mampu seperti perilaku sehat, nutrisi, dan terapi
mengenal masalah kesehatannya, mengambil komplementer (Skinner, Wallace, dan Levitt,
keputusan tepat untuk mengatasi kesehatannya, 2007). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan tindakan keperawatan untuk mengembangkan Palliative Community Health
anggota keluarga yang sakit, memodifi kasi Nursing untuk meningkatkan kemandirian
lingkungan sehingga menunjang upaya keluarga dalam perawatan penderita kanker di
peningkatan kesehatan, serta memanfaatkan rumah, di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo,
sarana pelayanan kesehatan yang ada (Depkes Kota Surabaya.
RI, 2006). Namun, kurangnya pengetahuan

310
Pengembangan Palliative Community Health Nursing (Elida Ulfiana, Dkk)

BAHAN DAN METODE ini juga sebagian besar berjenis kelamin


perempuan, yaitu sebanyak 6 orang (86%).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Usia penderita kanker lebih dari setengahnya
pra eksperimen. Populasi adalah keluarga
adalah kelompok usia dewasa pertengahan
penderita kanker pasca perawatan yang tercatat
(3049 tahun), sebanyak 4 orang (56%). Dan
di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo, Kota
kasus terbanyak adalah Kanker Payudara (Ca
Surabaya. Sampel diseleksi dari populasi
Mammae), sebanyak 5 orang (72%).
dengan teknik purposive sampling, dengan
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
kriteria inklusi: 1) keluarga adalah salah satu
bahwa sebagian besar responden berada pada
orang terdekat (bisa bapak, ibu, suami, istri,
tingkat kemandirian keluarga II sebelum
dan anak) yang tinggal bersama dan terlibat
pelaksanaan PCHN, yaitu sebanyak 5 orang
aktif dalam perawatan penderita kanker di
(72%). Sementara, setelah intervensi diketahui
rumah; 2) keluarga berstatus warga tetap di
sebagian besar responden berada pada tingkat
Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya; dan 3)
kemandirian keluarga III, yaitu sebanyak
keluarga bisa membaca dan menulis. Sampel
5 orang (72%). Akan tetapi, ada dua responden
dieksklusikan apabila keluarga tersebut tinggal
yang tidak mengalami peningkatan tingkat
dengan penderita kanker pasca perawatan
kemandirian dalam perawatan penderita
yang tergantung secara total. Sampel yang
kanker di rumah setelah intervensi. Hasil uji
didapatkan dari kriteria tersebut sebanyak 7
Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan
orang.
p = 0,025, yang berarti ada perbedaan yang
Variabel independen dalam penelitian
signifikan pada tingkat kemandirian keluarga
ini adalah Palliative Community Health
sebelum dan sesudah pelaksanaan PCHN.
Nursing, yang berupa paket kunjungan rumah
Berdasarkan analisis hasil observasi
3x30 menit oleh perawat komunitas, berfokus
kemandirian keluarga, diketahui bahwa
pada kegiatan promotif dan preventif yang
sebelum pelaksanaan PCHN semua responden
dapat dilakukan secara mandiri oleh keluarga
(7 orang, 100%) sudah mampu menerima
penderita kanker di rumah. Sedangkan,
petugas kesehatan dan menerima pelayanan
variabel dependen dalam penelitian ini
kesehatan sesuai dengan rencana keperawatan.
adalah tingkat kemandirian keluarga dalam
Sementara setelah pelaksanaan PCHN, semua
perawatan penderita kanker di rumah, yang
responden (7 orang, 100%) sudah mampu
dinilai dengan lembar observasi tingkat
menerima petugas, menerima pelayanan
kemandirian keluarga dari Depkes RI (2006).
kesehatan sesuai rencana keperawatan,
Data kemudian dianalisis menggunakan uji
tahu dan dapat mengungkapkan masalah
Wilcoxon Signed Rank Test dengan 0,05
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
tingkat kemandirian keluarga sebelum dan
Tabel 1. Tingkat kemandirian keluarga
sesudah intervensi.
sebelum dan sesudah pelaksanaan
PCHN
HASIL Nomer Tingkat kemandirian keluarga
Ha sil a nal isis d at a re sponde n responden Sebelum Sesudah Perubahan
menunjukkan bahwa lebih dari setengah 1 2 3 +1
responden berjenis kelamin perempuan, 2 3 4 +1
yaitu sebanyak 4 orang (57%) dan berada 3 2 3 +1
4 2 3 +1
pada kelompok usia dewasa pertangahan
5 2 3 +1
(3049 tahun), sebanyak 4 orang (56%). Tipe
6 2 2 0
keluarga sebagian besar responden adalah
7 3 3 0
keluarga besar (extended family), yaitu sebayak
5 orang (72%). Sementara penderita kanker Wilcoxon Signed Rank Test
yang tinggal dengan responden pada penelitian p = 0,025

311
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 309316

Tabel 2. Tingkat kemandirian keluarga

Pre Test Post Test


Aspek Kemandirian
f % f %
Menerima petugas 7 100 7 100
Menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan 7 100 7 100
Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar 4 58 7 100
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran 6 86 7 100
Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran 5 72 6 72
Melakukan tindakan pencegahan secara aktif 2 28 5 72
Melakukan tindakan peningkatan kesehatan (promotif) secara aktif 0 0 1 14

kesehatannya secara benar, dan memanfaatkan pandangan yang lebih arif terhadap suatu
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran. permasalahan. Individu pada kelompok usia
Dan terdapat 1 responden (14%) yang mampu dewasa biasanya memiliki mekanisme koping
dalam semua aspek kemandirian, termasuk yang lebih efektif dibandingkan kelompok
mampu melakukan tindakan peningkatan usia lain. Kestabilan emosi diperlukan dalam
kesehatan (promotif) secara aktif. perawatan penderita kanker. Penyakit kanker
dan perawatannya memiliki dampak yang
sangat besar dalam kehidupan keluarga, baik
PEMBAHASAN
fisik, mental, maupun kehidupan sosial. Tidak
Berdasarkan hasil analisis data hanya penderita kanker, tetapi keluarga yang
responden diketahui bahwa lebih dari setengah tinggal bersama dengan penderita tersebut
keluarga yang terlibat dalam perawatan pasien juga mengalami stres dan depresi. Anggota
kanker di rumah berjenis kelamin perempuan. keluarga dengan usia dewasa pertengahan yang
Hubungan antara anggota keluarga pemberi memiliki kematangan emosi dan pengelolaan
perawatan dan penderita kanker di antaranya stres yang baik, biasanya lebih kuat secara
ibu, anak kandung perempuan, dan saudara fisik dan emosional dalam perawatan penderita
kandung perempuan. Di mayoritas keluarga, kanker di rumah.
peran perempuan dalam perawatan anggota Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keluarga yang sakit cukup besar. Menurut Nura mayoritas penderita kanker adalah perempuan,
(2010), dalam perawatan anak dengan kanker, pada kelompok usia dewasa pertengahan (30-
anggota keluarga yang berpartisipasi aktif dan 49 tahun), dengan kasus terbanyak adalah
menjalin kerja sama dengan petugas kesehatan kanker payudara (Ca Mammae). Hal ini
selama pengobatan dan perawatan sebagian sesuai dengan hasil analisis demografi pada
besar adalah perempuan, yaitu ibu. Perawatan penelitian prevalensi kanker/tumor yang
penderita kanker memerlukan perhatian dari dilakukan oleh Oemiati (2011), bahwa odds
keluarga dalam jangka waktu yang relatif ratio jenis kelamin pada perempuan besarnya
lama. Anggota keluarga perempuan yang hampir dua kali lipat dari laki-laki. Perempuan
tinggal di rumah biasanya yang mengambil lebih berisiko menderita kanker karena faktor
peran tersebut karena memiliki banyak waktu reproduksi, seperti multiparitas, perubahan
luang untuk memberikan perawatan kepada hormonal akibat menopause, dan penggunaan
penderita. alat kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu
Lebih dari setengah responden berada lama. Menurut data RS Kanker Dharmais
pada kelompok usia dewasa pertengahan (2007), dari semua jenis kanker, kangker
(3049 tahun). Menurut Stein dan Book (2000), payudara memiliki prevalensi tertinggi, diikuti
semakin dewasa usia, individu akan memiliki kanker serviks dan kanker paru. Makin tua
kematangan emosi yang lebih stabil karena usia responden, maka risiko terkena penyakit

312
Pengembangan Palliative Community Health Nursing (Elida Ulfiana, Dkk)

tumor/kanker makin tinggi, yang mencapai Berdasarkan hasil analisis, hanya


puncaknya pada usia 35 sampai 44 tahun, sebagian responden saja yang mampu
kemudian secara perlahan risikonya akan mengungkap masalah kesehatan yang
menurun dan akan terjadi peningkatan pada dihadapi. Menurut Depkes RI (2007),
usia > 65 tahun. pengetahuan keluarga yang tepat tentang
Tingkat kemandirian keluarga sebelum kanker mempengaruhi keterampilannya dalam
pelaksanaan PCHN sebagian besar berada pada memberikan perawatan kepada penderita
tingkat II. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh selama di rumah, untuk mencegah kekambuhan
keluarga telah mampu menerima kedatangan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Akan
petugas kesehatan, serta menerima pelayanan tetapi, responden hanya mengetahui bahwa
saat kunjungan dengan baik. Berdasarkan salah satu anggota keluarganya tersebut
hasil penelitian Steele dan Fitch (1996), menderita kanker. Apabila diminta untuk
keluarga penderita kanker pasca perawatan menjelaskan lebih jauh tentang penanganan
sangat membutuhkan dukungan dari petugas kanker dan cara memodifi kasi lingkungan
kesehatan selama memberikan perawatan di yang tepat untuk perawatan penderita kanker
rumah, sehingga keluarga dapat memberikan di rumah, diketahui bahwa sebagian besar
perawatan yang tepat dan tidak terganggu pemahamannya masih rendah.
secara fisik dan emosional. Kunjungan perawat Setelah dilakukan PCHN, tingkat
ke rumah dirasakan sebagai perhatian bagi kemandirian keluarga dalam perawatan kanker
keluarga, sehingga keluarga secara terbuka mengalami peningkatan, yaitu 1 keluarga yang
mau menerima perawat. Perawatan penderita telah mampu mencapai tingkat IV, 5 keluarga
kanker yang berkelanjutan dan berlangsung mencapai tingkat III, dan hanya 1 keluarga yang
dalam waktu lama membuat perawat dan masih berada pada tingkat II. Pada keluarga
keluarga pada umumnya sudah saling yang telah mencapai tingkat kemandirian
mengenal dan memiliki hubungan yang baik. keluarga IV, keluarga tersebut telah mampu
Oleh karena itu, tidak ada penolakan dari melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
keluarga terhadap kunjungan dan pelayanan anjuran, mampu melakukan pencegahan
yang diberikan perawat di rumah. kanker di keluarga, bahkan mampu melakukan
Mayoritas responden telah memanfaatkan upaya promosi kesehatan secara aktif.
pelayanan kesehatan, yaitu puskesmas ataupun Responden tersebut telah berpartisipasi sebagai
rumah sakit untuk menjalani pengobatan kader sadar kanker yang telah terbentuk di
kanker. Begitu individu didiagnosis menderita lingkungan rumah. Di sisi lain, ada keluarga
kanker, maka saat itu pula individu tersebut yang tidak mengalami peningkatan tingkat
mulai berhubungan dengan fasilitas pelayanan kemandirian setelah pelaksanaan PCHN. Hal
kesehatan. Penatalaksanaan penderita kanker ini dikarenakan responden berusia lanjut (> 60
di rumah sakit dilakukan melalui kemoterapi, tahun), sehingga kurang bisa menerima
radioterapi, pembedahan, dan pengobatan informasi yang diberikan oleh perawat.
komplementer, dengan frekuensi kunjungan Responden mungkin memerlukan frekuensi
berulang. Untuk penderita dengan stadium kunjungan yang lebih banyak dan intensif dari
lanjut, upaya yang dilakukan adalah perawatan perawat untuk meningkatkan kemandiriannya
paliatif yang difokuskan untuk mengurangi dalam perawatan penderita kanker di rumah.
keluhan penderita, sehingga tetap bisa aktif Perawatan paliatif merupakan salah satu
dan kualitas hidupnya meningkat (Bare, 2007). bentuk pelayanan kesehatan secara terpadu
Bagi penderita yang menggunakan jaminan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan
kesehatan sosial, mereka juga terlebih dahulu meringankan keluhan, memberikan dukungan
harus meminta rujukan dari puskesmas. Oleh spiritual dan psikososial mulai diagnosa
karena itu, pemanfaatan fasilitas layanan ditegakkan sampai akhir hayat (WHO, 2005).
kesehatan oleh penderita kanker dan keluarga Sedangkan Community Health Nursing
sudah cukup baik. atau dikenal dengan perawatan kesehatan

313
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 309316

masyarakat (perkesmas) merupakan bentuk tahu nilainilai kesehatan menjadi tahu, dari
perawatan yang menekankan pada kelompok tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
risiko tinggi di masyarakat yang ditujukan menjadi mampu. Pengetahuan adalah hasil
meningkatkan kemandirian mengatasi masalah tahu dan terjadi setelah orang melakukan
kesehatan melalui peningkatan pengetahuan, penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
keterampilan, membimbing individu, keluarga, Penginderaan terjadi melalui panca indra
dan kelompok masyarakat (Depkes RI, 2006). manusia yakni: penglihatan, pendengaran,
PCHN merupakan paket pelayanan perawatan penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
kesehatan masyarakat yang diberikan kepada pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
penderita dan keluarga penderita kanker di dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan
rumah yang berfokus pada kegiatan promotif domain yang sangat penting dalam membentuk
dan preventif. Proses pelaksanaan PCHN tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
pada penelitian ini dimulai dengan pengkajian Pe n el it i a n P C H N i n i m a m p u
keluarga menggunakan format pengkajian meningkatkan kemandirian keluarga dalam
perkesmas untuk keluarga dengan kanker. perawatan kanker di rumah karena penerapan
Pengkajian tersebut mengidentifikasi tugas PCHN memandang keluarga sebagai klien.
keluarga dalam kesehatan yang terdiri dari Ada hubungan yang kuat antara keluarga
kemampuan mengenal masalah kanker, dan status kesehatan anggotanya. Keluarga
mengambil keputusan kesehatan, memberikan berperan sangat penting bagi setiap aspek
perawatan kepada penderita kanker di rumah, perawatan anggota keluarga secara individu
memodifikasi lingkungan fisik dan psikologis anggota mulai mengenal atau mendeteksi
yang kondusif untuk peningkatan kesehatan, masalah kesehatan, membuat keputusan yang
serta memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat. tepat untuk perawatan, melakukan perawatan,
Adapun bentuk intervensi PCHN adalah upaya menciptakan lingkungan yang sehat sampai
untuk mengatasi ketidakmampuan keluarga dengan membawa ke pelayanan kesehatan.
pada pelaksanaan tugas tersebut. Pelaksanaan PCHN melalui kunjungan rumah
PCHN merupakan paket kunjungan dapat memberikan kesempatan keluarga
rumah yang dilaksanakan oleh perawat untuk mendapatkan informasi kesehatan
komunitas terhadap penderita kanker pasca terkait dengan kanker dan perawatan di
perawatan yang tinggal bersama keluarganya rumah, sehingga meningkatkan kemampuan
di rumah. Melalui PCHN, perawat komunitas keluarga dalam mengenal kanker. Melalui
memberikan penyuluhan tentang nutrisi PCHN, keluarga semakin mampu melakukan
pada penderita kanker, pencegahan kanker, tindakan-tindakan perawatan di rumah yang
serta motivasi untuk tetap memanfaatkan kaitannya dengan menyiapkan makanan
pelayanan kesehatan puskesmas dan rumah sehat dan melaksanakan aktivitas-aktivitas
sakit untuk pengobatan dan rujukan. Hal ini untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Pada
sesuai dengan yang dituliskan oleh Friedman akhirnya keluarga juga mampu melakukan
(1998) bahwa tujuan penyuluhan di keluarga tindakan-tindakan pencegahan supaya tidak
adalah memberikan informasi, sehingga terjadi kanker pada anggota keluarga yang
mampu membuat keputusan-keputusan yang lain, dan senantiasa ke pelayanan kesehatan
tepat dalam hubungan dengan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan rujukan.
dan sakit, membantu agar berpartisipasi
secara efektif dalam perawatan maupun
SIMPULAN DAN SARAN
penyembuhan, membant u beradaptasi
terhadap realita penyakit dan pengobatannya, Simpulan
serta membantu agar mengalami rasa puas PCHN dapat meningkatkan kemandirian
dengan usaha-usaha mereka sendiri yang keluarga dalam perawatan penderita kanker di
menunjang perbaikan kesehatan. Pendidikan rumah. Pelaksanaan PCHN melalui kunjungan
kesehatan merupakan proses belajar dari rumah dapat memberikan kesempatan kepada
individu, kelompok, masyarakat dari tidak keluarga untuk mendapatkan informasi

314
Pengembangan Palliative Community Health Nursing (Elida Ulfiana, Dkk)

kesehatan terkait dengan kanker dan perawatan RI Web site: http://www.litbang.depkes.


di rumah, sehingga meningkatkan kemampuan go.id/aktual/kliping/kankerparu010306.
keluarga dalam mengenal kanker. Melalui html
PCHN, keluarga dibina dalam meningkatkan Desen. 2008. Buku ajar onkologi klinis, edisi
kemampuan melaksanaan tugas keluarga 2. Jakarta: FK-UI.
yaitu mengenal kanker, membuat keputusan Dharma, K. 2011. Metodologi penelitian
yang tepat dalam perawatan kanker, mampu keperawatan panduan melaksanakan
dan menerapkan hasil penelitian.
merawat kanker di rumah, menciptakan
Jakarta: CV. Trans Info Media.
lingkungan yang sehat untuk kanker, serta
Dharmais, R K. 2007. Statistik Kanker Tahun
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
2007. Jakarta: RS Kanker Dharmais.
di puskesmas dan rumah sakit. Dinkes Jatim. 2008. Kegiatan pengendalian
kanker di Jawa Timur. Retrieved
Saran Februari 4, 2013, from Dinkes Jatim:
Palliative Community Health Nursing http://dinkes.jatimprov.go.id/userimage/
(PCHN) dapat diterapkan oleh perawat dokumen/KEGIATAN%20PENANGG
ULANGAN%20KANKER%20DI%20J
komunitas di puskesmas sebagai program
AWA%20TIMUR.pdf
pengembangan pelayanan paliatif, dalam
Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Buku ajar
rangka meningkatkan kualitas hidup penderita keperawatan kesehatan komunitas.
kanker pasca perawatan. Keluarga penderita Jakarta: PT. Salemba Medika.
kanker diharapkan melaksanakan tugas Fauzi, A. 2011, Agustus 06. Mengembangkan
keluarga dalam kesehatan untuk mencapai perawatan paliatif di Indonesia.
kemandirian dalam perawatan kanker di Retrieved Februari 4, 2013, from
rumah. Penelitian selanjutnya diharapkan Universitas Gajah Mada Web site:
mengembangkan PCHN dengan melibatkan http://ugm.ac.id/new/id/berita/2936-
tim yang multidisiplin, baik dari tenaga mengembangkan-perawatan-paliatif-
kesehatan, keluarga, rohaniawan, dan di-indonesia.xhtml
relawan. Friedman, M. 2010. Buku ajar keperawatan
keluarga: riset, teori dan praktik, edisi
5. Jakarta: EGC.
KEPUSTAKAAN Nura. 2010. Peran Ibu bagi anak penderita
kanker di rumah singgah yayasan
Anggraeni, M., & Ekowati, W. 2010. Peran
k a sih a n a k k a n k e r In d o n e si a
keluarga dalam memberikan dukungan
( YK AK D). Jakar ta: UI N Syar if
terhadap pencapaian integritas diri
Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Tidak
pasien kanker payudara post radikal
Dipublikasikan.
mastektomi. Jurnal Keperawatan
Oemiati, R., Rahajeng, E., & Kristanto, A.
Soedirman Vol. 5 No. 2, 105114.
2011. Prevalensi tumor/kanker dan
Bare, S. 2007. Brunner & Suddarths textbook
beberapa faktor yang mempengaruhinya
of medical surgical nursing, 10th
di Indonesia. Bulleting Penelitian
edition. USA: Mosby Inc.
Kesehatan, Vol 39 No 4, 190204.
Coward, D. 2006. Supporting health promotion
Saleh, Danantosa & Kusumawardhani. 2008.
in adults with cancer. Family Community
Perawatan paliatif Puskesmas Balongsari
Health 29 (I Suppl) , 52S60S.
Surabaya: upaya mendekatkan layanan
Depkes RI. 2007. Kepmenkes 812/Menkes/SK/
rawat jalan kepada pasien kanker
VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan
stadium lanjut. Indonesian Journal of
Paliatif.
Cancer, 1, 2729.
Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan
Setiawati. 2008. Penuntun praktik asuhan
RI Nomor 279 tahun 2006 tentang
keperawatan keluarga. Jakarta: Trans
Perawatan Kesehatan Masyarakat.
Info Media.
Depkes RI. 2006. Litbang Depkes RI. Retrieved
Setiyadi. 2008. Konsep dan proses perawatan
November 3, 2010, from Litbang Depkes
keluarga. Jakarta: Graha Ilmu.

315
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 Oktober 2013: 309316

Skinner, R., Wallace, W., & Levitt, G. 2007. Steele, & Fitch. 1996. Needs of family
Long-term follow-up of children treated caregivers of patients receiving home
for cancer: why is it necessary, by hospice care for cancer. Nursing
whom, where, and how? Arch Dis Child, Oncology Forum .
92, 257260. WHO. 2005. WHO Definition of Palliative
Society, A. 2009. Cancer statistics 2009 Care. Retrieved Februari 4, 2013, from
presentation. Retrieved January 24, WHO: http://www.who.int/cancer/
2013, from Cancer Web site: http:// palliative/definition/en/
www.cancer.org/docroot/PRO/content/
PRO_1_1_Cancer_Statistics_2009_
Presentation.asp.

316

You might also like