You are on page 1of 7

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP

STRES KERJA PERAWAT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TK. II MOH


RIDWAN MEURAKSA JAKARTA TAHUN 2015

ARDINA MIASTUTI

Program Studi Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta


Jl. R.S. Fatmawati Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450
Telp. 021 7656971
Email : upnvj@upnvj.ac.id
Homepage: http://www.upnvj.ac.id

Abstract

Hospital is one of many organizational forms that run in health services. Nurses are the most
human resources who directly involved with patients and their family for 24 hours. The
quality of nurses performance can be viewed as a good or bad indicator of a hospitals
health service. This study aimed to understand whether there is a relationship between period
of employment and education level for work stress on inpatient nurses. The method was cross
sectional design, 74 samples were gathered using saturated sampling method. The results of
statistical revealed that there has a relationship between level of education and work stress
on nurse (p = 0,009), and there is also has relation between period of employment and work
stress on nurse (p = 0,008). The results showed a relationship between period of employment
and education level against work stress on inpatient nurses in Tk. II Moh. Ridwan Meuraksa
Jakarta hospital. This is due to the longer period of employment and level of education were
not in accordance with his competence will cause work stress on nurse.

Keywords : Period Of Employment, Education Level, Work Stress

Pendahuluan
Rumah Sakit (RS) merupakan salah masyarakat. Pelayanan kesehatan inilah
satu bentuk organisasi yang bergerak di yang selalu dituntut agar selalu bertambah
bidang pelayanan kesehatan dan baik. Hal ini tidak mudah, karena terdapat
merupakan bagian integral dari persaingan yang semakin ketat diantara
keseluruhan sistem pelayanan kesehatan masing-masing RS.
dan mempunyai peran yang sangat penting Perawat merupakan Sumber Daya
dalam memberikan pelayanan kepada Manusia (SDM) terbanyak dalam

1
organisasi RS. Perawat memegang peranan apabila tidak ditangani dengan tepat dapat
penting dalam pemberian layanan di RS, menimbulkan penyakit fisik, psikologis
karena perawat terlibat langsung dengan dan dapat mempengaruhi kinerja perawat
pasien dan keluarganya selama 24 jam terhadap pelayanan kepada pasien.
penuh. Sehingga kualitas pelayanan yang Stres kerja yang dialami seorang
dilaksanakan oleh perawat dapat dinilai perawat biasanya berasal dari faktor
sebagai salah satu indikator baik atau eksternal dan internal perawat itu sendiri.
buruknya kualitas pelayanan di RS. Faktor eksternal dapat berupa fisik,
Pekerjaan perawat memiliki beberapa misalnya kebisingan, hubungan sesama
karakteristik yang menciptakan tuntutan perawat atau atasan. Faktor internal
kerja yang tinggi, seperti pekerjaan yang merupakan stresor yang berasal dari diri
rutin, jadwal kerja yang ketat, tanggung perawat yaitu, masa kerja, dan tingkat
jawab atas keselamatan dan kesehatan diri pendidikan. Pekerjaan yang monoton
sendiri dan orang lain, serta dituntut untuk dalam waktu lama dapat menimbulkan
mampu bekerja dalam tim. Kompleksnya kebosanan dan rasa jenuh bagi perawat
tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab yang kemudian dapat memicu stres.
perawat dapat menyebabkan berkurangnya Tingkat pendidikan pekerja juga
kinerja perawat di Rumah Sakit (Lailani, berpengaruh dalam mengatasi penyebab-
2012). penyebab stres yang ada di lingkungan
Kinerja yang menurun salah satunya kerja agar stres yang dialami dapat menjadi
dapat disebabkan oleh stres yang dialami pendorong meningkatkan produktivitas
oleh perawat. T. Hani Handoko (2008) pekerja (Depkes RI, 2002).
menyatakan bahwa salah satu faktor yang Tujuan penelitian ini untuk
mempengaruhi kinerja adalah tingkat stres mengetahui hubungan masa kerja dan
pada perawat. Stres kerja tersebut salah tingkat pendidikan terhadap stres kerja
satunya bisa dikarenakan lamanya seorang perawat rawat inap di Rumah Sakit Tk. II
perawat bekerja dalam bagian tertentu Moh. Ridwan Meuraksa Jakarta. Manfaat
sehingga menyebabkan kejenuhan dan penelitian ini diharapkan dapat memberi
terjadilah stres kerja. wawasan baru dalam perkembangan ilmu
Stres kerja merupakan suatu kondisi keperawatan, terutama dalam penanganan
ketegangan yang dialami karyawan atau manajemen stress kerja perawat. Dan
pekerja yang dapat mempengaruhi emosi, sebagai informasi baru baik bagi
proses berpikir dan kondisi seseorang. mahasiswa, maupun pengajar atau dosen.
Stres kerja yang terjadi pada perawat

2
1. METODE PENELITIAN masa kerja. Bagian kedua merupakan
Penelitian ini bersifat analitik
kuesioner untuk menguji tingkat stres
observasional dengan pendekatan cross
seseorang. Penelitian ini menggunakan
sectional menggunakan data primer. TM
kuesioner OSI-R (Occupational Stres
Populasi pada penelitian ini adalah perawat
Inventory-Revised Edition) oleh (Osipow
rawat inap RS TK. II Moh. Ridwan
& Spokane, 1998) yang sudah dimodifikasi
Meuraksa Jakarta pada bulan Juni
penggunaannya dan telah diuji validitas
sebanyak 74 orang. Pada penelitian ini
dan reliabilitas dengan skor total item
yang diambil adalah sampel jenuh, yaitu
minimum r = 0,2 oleh Novianita (2008).
teknik penentuan sampel bila anggota
Pertanyaan yang diajukan untuk mengukur
populasi digunakan sebagai sampel
tingkat stres sebanyak 25 pertanyaan
(Sugiyono, 2011).
dengan pilihan skor 1-5.
Kriteria subjek penelitian adalah
Analisa dilakukan dengan uji Chi
perawat ruang rawat inap RS Tk. II Moh.
Square. Syarat uji Chi Square adalah tidak
Ridwan Meuraksa Jakarta yang bersedia
ada sel dengan nilai observed nol dan sel
menjadi responden. Penelitian yang
yang nilai expected (E) <5 maksimal 20%
digunakan adalah cross sectional (potong
dari jumlah sel. Jika syarat dari uji Chi
lintang) yaitu desain penelitian untuk
Square tidak terpenuhi, maka dipakai uji
mempelajari adanya hubungan antara
alternatifnya yaitu untuk tabel 2 x 5 adalah
faktor resiko dengan efek. Peneliti
uji Kolmogorov smirnov (Sastroasmoro,
melakukan observasi atau pengukuran
2010).
variable subyek dilakukan pada saat
pemeriksaan tersebut (Notoadmojo, 2010). 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah responden penelitian adalah
Variable yang diteliti pada penelitian ini
74 orang.
adalah variable bebas yang terdiri dari
a. Analisis Univariat
masa kerja dan tingkat pendidikan dan
Tabel 1 Distribusi Masa Kerja
variable terikatnya adalah stress kerja
dan Tingkat Pendidikan
perawat. Instrument penelitian ini berupa
kuesioner yang digunakan untuk Karakteristik Jumlah Persentase

memperoleh data primer. Masa Kerja

Lembar kuesioner terdiri dari dua 0 2 tahun 17 23,0 %

bagian. Bagian pertama berisi tentang data >2 5 tahun 21 28,4 %

demografi responden meliputi umur, jenis >5 tahun 36 48,6 %

kelamin, tingkat pendidikan formal dan Tingkat

3
Pendidikan Tk. II Moh. Ridwan Meuraksa
SPK 3 4,1 % Jakarta adalah perawat dengan
D3 65 87,8 % pendidikan D3 yaitu dari total 74
S1 6 8,1 % orang responden.
3) Distribusi Tingkat Stres Kerja
Tingkat Stres Perawat
Kerja Distribusi tingkat stress kerja
Stres Kerja perawat rawat inap di RS Tk. II
6 8,1 %
Rendah Moh. Ridwan Meuraksa Jakarta
Stres Kerja adalah 8,1% mengalami tingkat
62 83,8 %
Sedang stress rendah, 83,8% mengalami
Stres Kerja tingkat stress sedang, dan 8,1%
6 8,1 %
Tinggi mengalami tingkat stress tinggi.
Dari Tabel tersebut dapat
1) Distribusi Masa Kerja Perawat diketahui rerata tingkat stress
Distribusi masa kerja perawat perawat adalah stress sedang
rawat inap di RS Tk. II Moh. dari 74 orang responden.
Ridwan meuraksa Jakarta adalah
a. Analisis Bivariat
23,0% bekerja selama 0 2
1) Hubungan Masa Kerja Dengan
tahun, 28,4% bekerja selama >2
Stres Kerja
5 tahun, 48,6% bekerja selama
Berdasarkan hasil uji Chi Square
>5 tahun. Dari tabel tersebut
menunjukkan 6 sel atau 66,7%
dapat diketahui rerata masa kerja
yang tidak memenuhi syarat
responden adalah >5 tahun dari
untuk uji Chi Square ini,
total 74 orang responden.
sehingga dilakukan uji
2) Distribusi Tingkat Pendidikan
alternative yaitu kolmogorov
Perawat
smirnov yang menunjukkan nilai
Distribusi tingkat pendidikan
P = 0,008. Kesimpulan yang
prawat rawat inap di RS TK. II
dapat diambil adalah terdapat
Moh. Ridwan Jakarta adalah
hubungan antara masa kerja
4,1% berpendidikan SPK, 87,8%
dengan tingkat stress kerja
berpendidikan D3 dan 8,1%
perawat.
berpendidikan S1. Mayoritas
responden yang bekerja di RS
4
Sesuai dengan teori menyatakan P = 0,009. Kesimpulan yang
bahwa pekerja yang telah dapat diambil adalah terdapat
bekerja selama >5 tahun hubungan antara tingkat
sebanyak 45,5% mengalami pendidikan dengan tingkat stress
stres berat dan sebanyak 85,2% kerja perawat.
pekerja yang telah bekerja Hal ini sesuai dengan yang
selama <5 tahun mengalami disebutkan oleh (Grzywacz,
stres kerja ringan (Fauzi, dkk, 2001) bahwa tingat pendidikan
2013). Pada perawat yang sudah berpengaruh terhadap stres
terlalu lama ditempatkan dalam kerja. Pada penelitian yang
satu bagian tertentu mungkin dilakukan oleh Selviani tahun
akan mengalami kebosanan dan 2014 didapatkan bahwa perawat
kejenuhan, karena aktivitas yang dengan tingkat pendidikan D3
dilakukan dalam pekerjaan lebih mudah terpapar stres
sudah menjadi rutinitasnya, hal (49,5%) dibandingkan perawat
ini akan dapat mempengaruhi yang pendidikannya lebih tinggi.
kepuasan kerjanya. Kebosanan Stres kerja akan terjadi ketika
dan kejenuhan, tuntutan tugas kemampuan yang ada tidak
yang tinggi, beban kerja, peran sebanding dengan tuntutan
dalam tim serta tanggung jawab pekerjaan, bisa dikatakan bahwa
yang diemban oleh perawat tingkat pengetahuan dan
tersebut merupakan beberapa pendidikan individu mempunyai
pemicu yang menyebabkan peran penting dalam stres kerja.
terjadinya stres kerja pada Dengan pengetahuan yang
perawat. dimiliki seseorang akan mampu
2) Hubungan Tingkat Pendidikan melakukan komunikasi secara
Dengan Stres Kerja efektif dan memperoleh sumber
Berdasarkan hasil uji Chi Square dukungan sosial sehingga dapat
menunjukkan 6 sel atau 66,7% mengurangi stres kerja.
yang tidak memenuhi syarat
3. Kesimpulan
untuk uji Chi Square ini,
Berdasarkan hasil analisis dan
sehingga dilakukan uji
pembahasan yang telah diuraikan oleh
alternative yaitu kolmogorov
peneliti maka dapat disimpulkan bahwa:
smirnov yang menunjukkan nilai

5
a. Perawat rawat inap di Rumah perawat di Rumah Sakit Tk. II
Sakit Tk. II Moh. Ridwan Moh. Ridwan Meuraksa.
Meuraksa Jakarta sebanyak 36
4. Saran
orang perawat (48,6%) mempuyai
Berdasarkan analisis dan hasil
masa kerja >5 tahun, 21 orang
pembahasan penelitian yang telah
perawat (28,4%) mempunyai
dilakukan, peneliti memberikan saran
masa kerja >2 5 tahun, dan 17
yaitu:
orang perawat (23,0%)
a. Bagi Perawat Rawat Inap
mempunyai masa kerja 0 2
Perawat perlu melakukan
tahun.
manajemen stres yang efektif
b. Perawat rawat inap di Rumah
berupa pengelolaan waktu, tekni
Sakit Tk. II Moh. Ridwan
relaksasi, pemecahan masalah
Meuraksa Jakarta sebanyak 3
yang kreatif dan sebagainya.
orang perawat (4,1%)
b. Bagi Rumah Sakit
berpendidikan SPK, 65 orang
1) Perlu adanya kegiatan-kegiatan
perawat (87,8%) berpendidikan
yang ditujukan untuk mengurangi
D3, dan sebanyak 6 orang perawat
tingkat stres kerja perawat.
(8,1%) berpendidikan S1.
Rumah sakit perlu
c. Perawat rawat inap di Rumah
mengalokasikan dana untuk biaya
Sakit Tk. II Moh. Ridwan
rekreasi ke tempat yang dapat
Meuraksa Jakarta yang
mendistraksikan perawat dari
mengalami tingkat stres rendah
lingkungan kerja minimal 1 tahun
sebanyak 6 orang perawat (8,1%),
sekali.
untuk tingkat stres sedang
2) Perlu adanya rotasi atau mutasi
sebanyak 62 orang perawat
bagi perawat yang telah lama
(83,8%), dan yang mengalami
bertugas di ruang perawatan rawat
tingkat stres tinggi sebanyak 6
inap minimal sekali dalam 2
orang perawat (8,1%).
tahun.
d. Terdapat hubungan antara masa
3) Perlu dilakukan medical check up
kerja terhadap stres kerja perawat
minimal setahun sekali serta
di Rumah Sakit Tk. II Moh.
dilakukan pemberian motivasi
Ridwan Meuraksa.
bekerja sesuai dengan bidang
e. Terdapat hubungan antara tingkat
profesinya.
pendidikan terhadap stres kerja

6
4) Perlu diadakan penambahan shift D%20FAUZI%20HARIS%20K1110
9341.pdf?sequence=1
kerja perawat rawat inap menjadi
3 shift dalam 24 jam. Indonesia. Departemen Kesehatan RI
2002, Keputusan Menkes RI No.
5) Diberikan kesempatan beasiswa
228/MENKES/SK/III/2002 tentang
untuk peningkatan jenjang Pedoman Penyusunan Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
pendidikan bagi perawat yang
yang Wajib Dilaksanakan
sudah lama bekerja dan
Lailani, Feresthi 2012, Burnout pada
kinerjanya baik.
Perawat Ditinjau dari Efikasi Diri
c. Bagi Peneliti Lain dan Dukungan Sosial Jurnal Talenta
Psikologi, Vol.1 No.1, Februari
Bagi peneliti lain yang ingin
2012, hlm.83.
melakukan penelitian mengenai
Notoadmojo 2010, Metodologi Penelitian
tingkat stres kerja perawat pada
Kesehatan. (Ed. Rev), Rineka Cipta,
ruang rawat inap, disarankan untuk Jakarta.
menambahkan fator-faktor lain
Osipow, S.H & Spokane, A.R 1987,
yang kemungkinan mempengaruhi Manual for the Occupational Stress
Inventory, Psychological
stres kerja perawat seperti usia,
Assessment Resources Inc. Agustus,
beban kerja dan shift kerja. hlm. 66 (online Sagepub).

Sugiyono 2010, Statistika Untuk


Daftar Pustaka
Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Grzywacz and Marks, 2001, Examining
the Relationship between Gender,
Age, Education Level and Social
Cognitive Factors in a Health
Setting, Center of science and
education, Canadian, vol.6, no.9,
September 2011, hlm. 81-82.

Handoko, T Hani. 2008. Manajemen


Personalia. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.

Haris, Ahmad Fauzi, dkk, 2013, Faktor-


Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Stress Kerja Pada Pekerja
Unit Produksi IV PT. Semen Tonasa
Bagian Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja, November-Desember 2013,
diakses 8 Juli 2015.
http://repository.unhas.ac.id/bitstrea
m/handle/123456789/11896/AHMA

You might also like