You are on page 1of 2

KETERKAITAN ANTARA EROSI, SEDIMENTASI, BANJIR DENGAN HUTAN

Permasalahan erosi dan sedimentasi dalam suatu daerah aliran sungai biasanya
berkaitan dengan masalah banjir. Keduanya saling berhubungan erat dan pengaruh keduanya
dapat saling memberatkan serta berdampak negatif terhadap pengelolaan DAS (daerah aliran
sungai). Salah satu akibat dari turunnya hujan lebat adalah terjadinya erosi. Selanjutnya, erosi
tersebut akan menghasilkan sedimen yang akan mengalami sedimentasi pada dasar sungai,
saluran air atau waduk. Sedimentasi akan menyebabkan pendangkalan yang selanjutnya akan
menaikkan permukaan air ketika terjadi banjir. Sebaliknya, banjir dapat mengikis sungai dan
dataran banjir, mengangkut sedimen, dan memindahkannya ke arah hilir sehingga
menimbulkan kerugian. Material tanah memiliki ketahanan terhadap erosi sangat berbeda-
beda.

Demikian juga, kekuatan air hujan dan limpasan permukaan sangat berbeda-beda
dalam mengerosi tanah. Kepekaan tanah terhadap erosi (erodibilitas) merupakan ciri-ciri dari
bahan yang terkena erosi (seperti tanah atau bebatuan) yang berhubungan dengan
kepekaannya terhadap kekuatan-kekuatan yang mampu mengerosi. Misalnya, pasir lebih
besar erodibiltasnya dibandingkan dengan tanah liat. Daya mengerosi (erosivitas) merupakan
ciri dari kekuatan-kekuatan yang mampu mengerosi, seperti air hujan dan limpasan
permukaan.

Bahaya erosi menggambarkan derajat potensi erosi di suatu daerah dan mencerminkan
efek gabungan dari erosivitas dan erodibilitas. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi
bahaya erosi, yaitu: Erosivitas air hujan, misalnya intensitas maksimum selama 30 menit
Erodibilitas tanah, misalnya sifat adesif dan kohesif material tanah Keadaan penutup tanah
selama setahun Kemiringan dan panjang lereng Konservasi tanah dapat mengurangi erosi dan
dapat dalam membangun kembali kesuburan tanah.

Konservasi tanah terutama dapat mengurangi kerusakan tanaman pertanian yang


diakibatkan oleh banjir dan dapat mengurangi jumlah muatan sedimen yang dibawa oleh
sungai. Beberapa praktek konservasi tanah yang lazim dilakukan antara lain: contour
cultivication, strip cropping, contour terracing, grass waterways, basing listing, deep
subsoiling dan kontrol vegetasi. Semua cara tersebut di atas tidak akan berhasil tanpa
penanaman dan pemupukan untuk memelihara tanaman. Hutan, semak-semak, dan rumput-
rumput sangat efektif dalam mengontrol aliran permukaan ataupun erosi. Penanaman pohon-
pohon hutan lebih disukai karena dapat melindungi tanah terhadap penggebalaan panenan
hasil-hasil pertanian yang terlalu sering.

Para rimbawan dan ahli konservasi tanah ada yang berpendapat bahwa tanah-tanah
yang tertutup hutan tidak akan menimbulkan banjir. Banjir yang berukuran kecil memang
dapat terjadi, tetapi banjir yang besar hanya akan memiliki pengaruh yang relatif kecil. Hutan
memegang peranan penting dalam meredusir volume aliran air dan besarnya debit sungai
pada saat banjir. Terdapat tiga pengaruh hutan yang penting sebagai berikut: Hutan menahan
tanah di tempatnya Akar-akar dan perdu berfungsi sebagai pengikat tanah pada tanah-tanah
yang miring dan mencegah longsor sesudah terjadi hujan lebat atau kebakaran besar. Tanah
hutan menyimpan air tanah lebih banyak Evapotranspirasi hutan cukup besar, terutama pada
tipe-tipe tumbuhan penutup tanah, sehingga lapisan tanah di bawah tegakannya hutan sering
kali mengandung air lebih sedikit.

Apabila terjadi hujan yang lebat, maka bagian terbesar dari aliran permukaan akan
ditahan dalam bentuk air tanah sehingga volume aliran air langsung mengalir di bawah
tegakan hutan akan berkurang, akibatnya tinggi air banjir di hilir sungai akan jauh berkurang
Hutan menyebabkan tingginya laju infiltrasi Perakaran pohon dan vegetasi hutan lainnya
akan ikut menjaga porositas tanah tetap tinggi, sehingga infiltrasi dan perkolasi air hujan
dapat berlangsung baik.

You might also like