Professional Documents
Culture Documents
I NYOMAN ARSANA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
DISERTASI
I NYOMAN ARSANA
NIM : 1090271004
PROGRAM DOKTOR
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
ii
EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.) DAN PELATIHAN FISIK
MENURUNKAN STRES OKSIDATIF PADA
TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) SELAMA
AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL
I NYOMAN ARSANA
NIM : 1090271004
PROGRAM DOKTOR
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
iii
iv
Disertasi Ini Telah Dinilai Pada Ujian Tertutup
Anggota :
v
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sanghyang Widi Wasa karena
atas Asung Wara Nugraha-Nya Penulis dapat menyelesaikan disertasi yang
berjudul Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Pelatihan
Fisik Menurunkan Stes Oksidatif Pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Selama
Aktivitas Fisik Maksimal, tepat pada waktunya.
Disertasi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, arahan, serta bantuan dari
semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Prof. Dr. dr. N. Adiputra,
MOH, selaku Promotor yang dengan penuh perhatian telah memberikan
dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program
doktor, khususnya dalam penyelesaian disertasi ini. Terima kasih sebesar-
besarnya juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc.
Sp.And selaku Kopromotor I, serta Prof. Dr. Ir. Ida Bagus Putra Manuaba, M.Phil
selaku Kopromotor II, yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof.
Dr. dr Ketut Suastika, Sp.PD-KE. atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Doktor
di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur
Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S
(K), atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa
Program Doktor pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa
pula penulis ucapkan terima kasih kepada Asdir I yang dijabat oleh Prof. Dr.
Made Budiarsa, M.A., dan Asdir II yang dijabat oleh Prof. Made Sudiana
Mahendra, Ph.D, serta Ketua Program Studi Ilmu Kedokteran yang dijabat oleh
Dr. dr. I Wayan Putu Sutirta Yasa, M.Si atas ijin yang diberikan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan program Doktor. Pada kesempatan ini, penulis juga
menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Ida Bagus Dharmika, MA, selaku
Rektor Universitas Hindu Indonesia, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, M.P selaku
Koordinator Kopertis Wilayah VIII Denpasar, atas ijin yang diberikan sehingga
penulis dapat melanjutkan pendidikan di Program Doktor Universitas Udayana.
Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para
penguji disertasi, yaitu Prof. Dr. Ir. I Wayan Kasa, M.Rur.Sc, Prof. dr. Nyoman
Agus Bagiada, Sp.Biok. Prof. Dr. Ir. I Made Narka Tenaya, MS., Prof. Dr. Ni
Putu Ristiati, M.Pd, dan Dr. dr. I Wayan Putu Sutirta Yasa, M.Si, yang telah
memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga disertasi ini dapat
terwujud seperti ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Pemerintah Republik Indonesia c.q, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
melalui Tim Managemen Program Doktor yang telah memberikan bantuan
finansial dalam bentuk BPPS serta bantuan dana penelitian dalam bentuk Hibah
Bersaing Tahun 2013 sehingga meringankan beban penulis dalam menyelesaikan
studi ini.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang
tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing
vii
penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga kepada semua
teman-teman di Program Studi S3 Ilmu kedokteran khususnya angkatan 2010
yang telah memberikan semangat dan kekuatan baru dalam menyelesaikan
pendidikan ini.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibunda tercinta; I
Nengah Wedera (alm.) dan Ni Ketut Mirti, yang telah mengasuh dan
membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana
demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada isteri tercinta Ni Luh Ayu Tirta,
serta anak-anak tersayang; Putu Cyndi Ariesta Satyawati, Made Pranajaya
Dibyacita, dan Komang Pranacita Kartajaya, yang dengan penuh pengorbanan
telah memberikan kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan
disertasi ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian disertasi
ini, serta kepada kita semua.
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACTS
MANGOSTEEN (Garcinia mangostana L.) RIND EXTRACT AND
PHYSICAL TRAINING REDUCE OXIDATIVE STRESS IN WISTAR
RATS (Rattus norvegicus) DURING MAXIMUM PHYSICAL ACTIVITY
x
RINGKASAN
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ii
PRASYARAT GELAR. iii
LEMBAR PENGESAHAN iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI . v
UCAPAN TERIMAKASIH... vii
ABSTRAK.. ix
ABSTRACT x
RINGKASAN. xi
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABELxvi
DAFTAR GAMBAR.. xvii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG xix
DAFTAR LAMPIRAN.. xxi
BAB I PENDAHULUAN.1
1.1 Latar Belakang.. 1
1.2 Rumusan Masalah..9
1.3 Tujuan Penelitian... 10
1.3.1 Tujuan umum 10
1.3.2 Tujuan khusus... 10
1.4 Manfaat Penelitian......... 11
1.4.1 Manfaat teoritis......... 11
1.4.2 Manfaat praktis......... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA. 12
2.1 Pelatihan Fisik....12
2.1.1 Metabolisme energi dalam olahraga.. 18
2.1.2 Manfaat olahraga bagi kesehatan ..20
2.2 Stres Oksidatif .. 21
2.2.1 Reactive Oxygen Species (ROS).... 22
2.2.2 Antioksidan 27
xiii
2.2.2.1 Superoxide dismutase ... 27
2.2.2.2 Glutathione peroxidase. 28
2.3 Tinjauan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.).29
2.3.1 Aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis.. 35
2.4 Mekanisme Aktivasi Gen Penyandi Antioksidan.. 39
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN... 48
3.1 Kerangka Berpikir..48
3.2 Konsep Penelitian ..... 50
3.3 Hipotesis Penelitian... 50
BAB IV METODE PENELITIAN... 52
4.1 Rancangan Penelitian.52
4.2 Populasi, Sampel, dan Unit Penelitian...52
4.2.1 Populasi.... 52
4.2.2 Kriteria sampel..52
4.2.3 Unit penelitian ..53
4.3 Variabel Penelitian.....54
4.3.1 Variabel bebas ................. 54
4.3.2 Variabel tergantung . 54
4.3.3 Variabel kendali 54
4.3.4 Hubungan antar variabel.. 55
4.3.5 Definisi operasional variabel 55
4.4 Bahan Penelitian 57
4.5 Alat Penelitian57
4.6 Tempat Penelitian.. 57
4.7 Prosedur Penelitian 58
4.8 Alur Penelitian... 62
4.9 Analisis Data..62
BAB V HASIL PENELITIAN... 65
5.1 Karakteristik Subjek Penelitian. 65
xiv
5.2 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan
Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). 65
5.3 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar
Setelah Pelatihan Fisik. 67
5.4 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus
Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit buah manggis
(Garcinia mangostana L.) dan Pelatihan Fisik. 67
5.5 Analisis Jalur Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar
Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) dan Pelatihan Fisik 72
BAB VI PEMBAHASAN.. 76
6.1 Karakteristik Subjek Penelitian 76
6.2 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar
Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.)... 78
6.3 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar
Setelah Pelatihan Fisik. 83
6.4 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar
Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.) dan Pelatihan Fisik. 88
6.5 Analisis Jalur Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar
Setelah Suplementasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) dan Pelatihan Fisik 91
6.6 Kebaharuan Penelitian (Novelty). 93
6.7 Keterbatasan Penelitian 94
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. 95
7.1 Simpulan... 95
7.2 Saran-Saran... 97
DAFTAR PUSTAKA 98
LAMPIRAN 107
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Tiga Sistim Pembentukan Energi dalam Otot.. 19
2.2. Oksidasi Fosforilasi.. 24
2.3. Mekanisme Pembentukan ROS dalam Mitokondria 25
2.4. Perubahan Hydrogen Peroxide Menjadi Air yang
Dikatalisis oleh GPx 28
2.5. Inti Xanthone dan Beberapa Golongan Xanthone... 33
2.6. Mekanisme Aktivasi Nrf2/ARE oleh Senyawa Fitokimia.. 43
2.7. Mekanisme Aktivasi Nrf2/ARE oleh ROS.. 43
2.8. Struktur Domain Nrf2 .. 45
2.9. Struktur Domain Keap1.. 46
3.1. Konsep Penelitian... 50
4.1. Rancangan Penelitian 53
4.2. Hubungan antar Variabel Penelitian 55
4.3. Alur Penelitian...62
5.1. Perkembangan Berat Badan Subjek Selama Penelitian.. 65
5.2. Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam
Menurunkan Kadar MDA Darah Tikus Wistar dalam Kondisi
Tanpa Pelatihan Fisik 69
5.3. Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam
Meningkatkan Kadar SOD Darah Tikus Wistar dalam Kondisi
Tanpa Pelatihan Fisik . 69
5.4. Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam
Meningkatkan Kadar GPx Darah Tikus Wistar dalam Kondisi
Tanpa Pelatihan Fisik . 70
5.5. Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis
dalam Menurunkan Kadar MDA Darah Tikus Wistar dalam Kondisi
Pelatihan Fisik. 70
xvii
5.6. Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam
Meningkatkan Kadar SOD Darah Tikus Wistar dalam Kondisi
Pelatihan Fisik. 70
5.7. Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis
dalam Meningkatkan Kadar GPx Darah Tikus Wistar dalam Kondisi
Pelatihan Fisik.. 71
5.8. Hasil Analisi Jalur Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis dan
Pelatihan Fisik Terhadap Kadar MDA, SOD, dan GPx
Darah Tikus Wistar. 73
5.9. Nilai thitung Hasil Analisi Jalur Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis
dan Pelatihan Fisik Terhadap Kadar MDA, SOD, dan GPx
Darah Tikus Wistar...... 74
xviii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
xix
SOD : Superoxide dismutase
TAC : Total Antioxidant Capacity
TBARS : Thiobarbituric Acid Reactive Substances
TBHQ : Tert-Butil Hidroksi Quinon
Trx-1 : Thioredoxin-1
TOS : Total Oksidative Status
xCT : Cystineglutamate Anionic Amino Acid Transporter
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Karakteritik Berat Badan Tikus Penelitian. 107
2. Data Hasil Tes Pendahuluan Kemampuan Renang Maksimal
Subjek Penelitian 109
3. Data Hasil Pengukuran Kadar MDA Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Pelatihan Fisik 110
4. Data Hasil Pengukuran Kadar SOD Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Pelatihan Fisik. 111
5. Data Hasil Pengukuran Kadar GPx Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Pelatihan Fisik... 112
6. Hasil Analisis Statistik Kadar MDA Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Pelatihan Fisik.. 113
7. Hasil Analisis Statistik Kadar SOD Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Pelatihan Fisik.. 120
8. Hasil Analisis Statistik Kadar GPx Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Pelatihan Fisik.. 127
9. Hasil Analasis Regresi Kuadratik Rata-rata Kadar MDA, SOD,
dan GPx darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dalam Kondisi
Tanpa pelatihan Fisik. 134
10. Hasil Analisis Regresi Kuadratik Rata-rata Kadar MDA, SOD,
dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dalam Kondisi
Pelatihan Fisik 137
xxi
11. Hasil Analisis Path Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah
Tikus Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Pelatihan Fisik 140
12. Dokumentasi Penelitian142
13. Keterangan Kelaikan Etik 145
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
radikal bebas atau Reactive oxygen species (ROS) dengan antioksidan, di mana
kadar radikal bebas lebih tinggi dibandingkan antioksidan (Kurkcu et al., 2010).
sel (Ngurah, 2007; Setiawan dan Suhartono, 2007; Golden, 2009; Khotari et al.,
2010), apoptosis, dan kerusakan deoxyribo nucleic acid (DNA) (Khotari et al.,
2010). Kondisi ini pada akhirnya akan berdampak sangat luas pada tubuh seperti
terjadinya kanker dan penyakit-penyakit kronis lainnya (Waris dan Ahsan, 2006).
Radikal bebas dapat berasal dari luar tubuh, dapat juga terbentuk di dalam
tubuh sebagai bagian integral dari proses fisiologis seperti saat pembentukan
energi dalam mitokondria melalui oksidasi fosforilasi. Sumber utama ROS dari
dalam tubuh adalah oksidasi fosforilasi akibat melakukan aktivitas fisik maksimal.
Selama aktivitas fisik, ROS terbentuk sebagai produk samping reaksi oksidasi
fosforilasi untuk membentuk energi (ATP) dalam rantai transport elektron pada
dengan hidrogen untuk membentuk air, sekitar 4% s.d. 5% dari oksigen yang
setelah melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Misalnya, pada pegulat muda
1
2
2010). Pada olahraga dengan intensitas tinggi (80% s.d. 95% maksmimum
intensitas rendah (20% s.d. 35% maksimum repetisi) (Guzel et al., 2007). George
secara signifikan. Sementara itu, pada pemain hanball yang dilatih dalam waktu
pendek tampak menunjukan adanya stres oksidatif yang ditandai dengan adanya
capacity (TAC) secara nyata (Kurkcu, 2010). Naik sepeda gunung sejauh 171 km
yang ditempuh dalam waktu rata-rata 270 menit telah menyebabkan terjadinya
darah dan asam urat serum serta pola perubahan antioksidan enzimatis dalam
eritrosit (Aguil et al., 2005). Pinho et al. (2012) juga menunjukan adanya
olahragawan yang berlatih secara rutin menunjukan kadar MDA lebih rendah dari
pada non olahragawan (Valado et al., 2007). Pelatihan treadmill lima kali per
minggu dengan intensitas 50% s.d. 60% dari kemampuan maksimum selama 13
minggu, mengakibatkan perubahan status oksidatif otot soleus baik pada tikus
muda maupun tikus tua. Pada tikus muda, pelatihan mengakibatkan meningkatkan
3
kadar TBARS 2,9 kali, tetapi kondisi ini diikuti oleh peningkatan aktivitas enzim
catalase dan GPx sebesar 26%, total SOD sebesar 16%, dan Manganese-SOD
(Mn-SOD) sebesar 2,3 kali. Sedangkan pada tikus tua, pelatihan tidak
(Lambertucci et al., 2007). Penelitian Silva et al. (2009) juga menunjukkan bahwa
mencit yang dilatih dengan treadmill dengan kecepatan 13 meter per menit selama
45 menit, lima kali per minggu selama delapan minggu menunjukkan adanya
Morikawa et al. (2004) menunjukkan bahwa, pelatihan yang dilakukan oleh klub
sepakbola sekolah selama tiga bulan (enam hari per minggu, dan dua jam per hari)
bahwa, pelatihan aerobik yang dilakukan oleh pelajar laki-laki usia 23 tahun
dengan intensitas 75% s.d. 80% maximal Heart Rate (HRmax) tiga hari per minggu
selama delapan minggu tidak menyebabkan perubahan kadar MDA dan carbonyl
protein, yang mengindikasikan tidak ada perubahan pada status stres oksidatif.
MDA jaringan hati tikus wistar setelah pelatihan treadmill dengan kecepatan 23 m
per menit selama 30 menit, lima kali seminggu, selama dua bulan dibandingkan
mampu menurunkan kadar MDA pada tikus yang mengalami stres oksidatif akibat
MDA jaringan otak tikus wistar yang menjalani pelatihan treadmill kecepatan 23
meter per menit selama 30 menit, lima kali seminggu, selama dua bulan.
dengan cara membentuk antioksidan endogen seperti GPx, catalase, dan SOD,
2007). Dengan kata lain bahwa stres oksidatif merupakan suatu kondisi
bebas mencapai kondisi jenuh pada aktivitas fisik dengan beban 70% dari denyut
jantung maksimal (Castro et al., 2009), karena olahraga dengan intensitas lebih
tinggi (80% s.d. 95% maksmimum repetisi) akan memproduksi radikal bebas
dari luar tubuh. Namun demikian, penggunaan antioksidan dalam olah raga masih
penggunaan vitamin E dengan dosis 450 mg per hari selama delapan minggu tidak
menurunkan radikal bebas secara signifikan yang ditandai dengan tidak ada
perubahan terhadap kadar MDA, carbonyl protein dan creatin kinase (CK), serta
performance selama aktivitas fisik (Gaeini et al., 2006). Sementara itu, hasil
5
mg/hari dan vitamin C 1000 mg/hari selama enam minggu sebelum lomba lari
marathon (50 km) dan selama satu minggu setelah lomba dapat mencegah
peningkatan peroksidasi lipid yang diamati dari F2-isoprostan darah, tetapi tidak
pemberian allopurinol dengan dosis 300 mg dua hari sebelum lomba lari marathon
pada tikus dengan pemberian tambahan antioksidan -lipoic acid 100 mg/kg
selama masa pelatihan (lima hari per minggu selama enam minggu) dapat
menurunkan kadar MDA darah dan hati tikus Sprague-Dawley secara signifikan
hidroperoksida serta mengurangi kelelahan pada mencit (Yu et al., 2008). Ekstrak
berasal dari teh hijau juga mempunyai kemampuan untuk meredam radikal
hidroksil serta mengatasi kelelahan pada tikus (Liudong et al., 2011). Pemberian
proantosianidin yang diekstrak dari biji anggur pada mencit dengan dosis 200
mg/kg/hari selama dua minggu dapat menurunkan kadar MDA dan meningkatkan
aktivitas SOD dan GPx secara signifikan serta dapat mengurangi kelelahan
setelah melakukan aktivitas fisik (Shan et al., 2010). Belviranli et al. (2012) juga
menggunakan ekstrak biji anggur 100 mg/kg per hari selama enam minggu pada
25 m/menit, 45 menit per hari, lima kali seminggu, selama enam minggu mampu
mengurangi peroksidasi lipid yang diukur dari F2-Isoprostan urin pada tikus
putih jantan setelah aktivitas fisik berlebih (Lainiwati, 2011). Pemberian ekstrak
maupun sirup umbi ubi jalar ungu mampu menurunkan kadar MDA darah dan hati
2006; Weecharangsan et al., 2006; Kosem et al., 2007; Zarena dan Sankar, 2009;
ekstrak kulit buah manggis mampu meredam radikal bebas dengan Inhibition
sementara penelitian Zarena dan Sankar (2009) menguji aktivitas ektrak ethyl
asetat dan aseton kulit buah manggis dengan menggunakan DPPH sebagai sumber
33,32 g/ml, yang mengindikasikan sebagai sumber antioksidan yang baik dengan
cara mendonasikan elektron kepada radikal bebas untuk membentuk produk stabil
dalam olahraga masih relatif kurang. Kulit buah manggis yang berpotensi sebagai
108.675 ton pada tahun 2010 (Dirjen Hortikultura, 2011). Jika limbah tersebut
dapat dimanfaatkan secara optimal maka akan memberikan nilai tambah produk
pertanian tersebut. Oleh karena itu, penggunaan ekstrak kulit buah manggis
Senyawa yang terdapat dalam ekstrak kulit buah manggis diduga bekerja
propagasi, maupun pada tahap terminasi (Middleton Jr. et al., 2000), atau
bekerja sebagai sinyal yang akan mengaktivasi Nrf2 yang terikat pada Kelch-like
disosiasi dan translokasi menuju nukleus. Dalam nukleus Nrf2 berasosiasi pada
bagian promoter gen yang disebut Antioxidant Respone Element (ARE) sehingga
sedang juga diduga dapat mengurangi terjadinya stres oksidatif karena olahraga
(Gomez-Cabrera et al., 2008), dan olahraga yang dianggap baik jika antara
aktivitas dan waktu pemulihan berjalan seimbang (Nala, 2011). Pelatihan fisik
adaptasi, di mana responnya akan menjadi lebih baik apabila sinyal tersebut
muncul kembali. Hal ini terjadi karena radikal bebas dapat berfungsi sebagai
sinyal yang memicu ekspresi gen penyandi antioksidan melalui aktivasi Nrf2.
Pelatihan fisik intensitas sedang dan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
oksidatif. Dengan dasar pemikiran tersebut maka pelatihan fisik yang disertai
pemberian ekstrak kulit buah manggis masih perlu diteliti lebih lanjut.
9
bahwa ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik
sebagai berikut :
meningkatkan kadar enzim SOD dan GPx darah tikus Wistar (Rattus
3. Apakah pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali
per minggu, selama empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus
4. Apakah pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali
per minggu, selama empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan
GPx darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal?
5. Apakah ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan
fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama
empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus Wistar (Rattus
6. Apakah ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan
fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama
10
empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan GPx darah tikus
L.) dalam menurunkan kadar MDA, serta meningkatkan kadar enzim SOD dan
GPx darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal?
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak kulit buah
manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik dalam menurunkan stres
oksidatif pada tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.
1. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat menurunkan kadar
MDA darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.
kadar enzim SOD dan GPx darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama
3. Pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per
minggu, selama empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus
4. Pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per
minggu, selama empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan
GPx darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.
11
5. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik
intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama
empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus Wistar (Rattus
6. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik
intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama
empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan GPx darah tikus
7. Dosis optimum ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dalam
menurunkan kadar MDA, serta meningkatkan kadar enzim SOD dan GPx
(Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik dapat menurunkan stres oksidatif,
Pelatihan fisik merupakan suatu gerakan fisik atau aktivitas mental yang
individual, yang bertujuan untuk memperbaiki sistim serta fungsi fisiologis tubuh
agar pada waktu melakukan aktivitas olahraga dapat mencapai penampilan yang
aktivitas fisik dari tubuh manusia dan sebagian besar bersifat genetik (Nala, 2011)
yang meliputi:
12
13
terus-menerus yang berlangsung cukup lama. Daya tahan dibagi atas dua
bagian yaitu:
tubuh untuk melakukan aktivitas terus menerus dalam jangka waktu yang
lama dan dalam keadaan aerob. Daya tahan ini sering disebut sebagai daya
luar tubuh.
(2). Daya tahan lokal (daya tahan otot) yaitu Kemampuan otot skeletal untuk
singkatnya.
bereaksi secepat mungkin ketika ada rangsangan yang diterima oleh reseptor
dikenal dengan sebutan kecepatan reaksi, waktu reaksi atau reaction time
yakni waktu yang dibutuhkan oleh otot skeletal untuk mengadakan reaksi
akibat adanya rangsangan yang diterima oleh reseptor atau panca indera.
atas setiap perubahan posisi tubuh sehingga tubuh tetap stabil terkendali.
berbagai gerakan yang berbeda menjadi gerakan tunggal yang harmonis dan
efektif.
terencana dan dengan menerapkan tipe dan takaran yang tepat, sebab sesuai
dosis tinggi bersifat toksik (Son et al., 2008). Oleh karena itu, pelatihan yang
berarti ukuran isi atau alat untuk mengukur isi. Sedangkan dalam olahraga takaran
15
disamakan dengan dosis yakni ukuran atau takaran pemakaian obat, sehingga
dalam hal ini takaran berarti suatu ukuran untuk menentukan isi dari kuantitas dan
Secara umum tipe dan takaran pelatihan terdiri atas Frekuensi, Intensitas,
Time (waktu), dan Tipe yang sering disingkat dengan FITT (Nala, 2011).
1. Frekuensi
satuan waktu yang terjadi pada atlit ketika sedang berlatih. Frekuensi
istirahat atau fase pemulihan. Dengan kata lain berapa kali aktivitas fisik
dilakukan dalam satu satuan waktu tertentu misalnya tiga s.d. lima kali per
kelelahan berlebihan, sebaliknya pelatihan yang terlalu padat atau terlalu sering
rasio yang optimal antara rangsangan dan pemulihan yang terjadi di dalam
frequensi pelatihan dua s.d. tiga kali per minggu dianggap cukup baik. Daya
tahan kardiovaskuler maka frequensi pelatihannya empat s.d. lima kali per
minggu, dengan selingan istirahat maksimal selama 48 jam, atau tidak lebih dari
dua hari berturutan. Untuk mengembangkan kemampuan aerobik atau daya tahan
16
(endurance) maka memerlukan frequensi pelatihan enam s.d. tujuh kali per
pelatihan cukup tiga kali per minggu dengan durasi selama delapan s.d.
2. Intensitas
Intensitas yang berkaitan dengan kekuatan atau kecepatan terdiri atas; intensitas
rendah (30% s.d. 50 % BKM), intermediet (50% s.d. 70% BKM), medium (70%
s.d. 80% BKM), submaksimal (80% s.d. 90% BKM), maksimal (90% s.d. 100%
Sementara intensitas yang berkaitan dengan denyut nadi terdiri atas; rendah
(120 s.d. 150 denyut/menit), medium (150 s.d. 170 denyut/menit), tinggi (170 s.d.
185 denyut/menit), dan maksimal (> 185 denyut/menit) (Nala, 2011). Denyut nadi
maksimal dalam olahraga juga tergantung umur dan dapat dihitung secara
sederhana yaitu 220 - umur (Adiputra, 2010). Jika seorang berumur 70 tahun
maka denyut nadi maksimalnya adalah 220 -70 = 150 denyut/menit. Dengan
demikian maka seseorang yang berumur 70 tahun tidak boleh berolahraga sampai
3. Time (waktu)
Time atau waktu merupakan bagian dari volume pelatihan yang menunjukkan
durasi atau lama waktu pelatihan, bisa dalam detik, menit, jam, hari, minggu,
bulan, atau bahkan tahun. Volume itu sendiri menunjukkan jumlah seluruh
aktivitas yang dilakukan selama pelatihan. Selain time (waktu), volume juga
meliputi; jarak yang dapat ditempuh (meter) atau berat beban (kg) atau jumlah
angkatan yang dapat diangkat dalam satu satuan waktu (kg/menit); dan set, jumlah
repetisi atau ulangan yaitu berapa kali aktivitas yang sama dapat dilakukan dalam
4. Tipe
time (waktu) terlebih dahulu ditentukan jenis atau tipe pelatihan yang tepat. Tipe
tipe pelatihannya dapat berupa lari, bersepeda atau berenang (Nala, 2011).
18
Sumber utama energi untuk berbagai aktivitas tubuh berasal dari karbohidrat
dan lemak, sedangkan protein dan asam amino hanya memasok 5% s.d.10%
energi (Blomstrand dan Saltin, 1999). Energi yang diperlukan selama aktivitas
Metabolisme anaerob berasal dari sistem fosfokreatin atau kreatin posfat atau
sistem phospagen dan sistem laktat. Sedangkan metabolisme aerob berasal dari
dan siklus krebs (Giriwijoyo dan Ali, 2005; Guyton dan Hall, 2007).
otot. Senyawa ini dapat dipecah menjadi kreatin dan ion fosfat serta
membebaskan energi sebesar 10,3 kkal untuk tiap 1 mol. Ion fosfat (Pi) yang
fosfokreatin dalam sel otot lebih banyak dibandingkan ATP tetapi penyediaan
energi melalui fosfokreatin sangat cepat sehingga akan habis dalam waktu delapan
penyedian energi untuk aktivitas yang singkat seperti lari 100 meter, yang
fosfokreatin tetapi lebih cepat dibandingkan dengan sistim aerob. Dalam sistim ini
sumber energinya berasal dari pemecahan glikogen yang tersimpan dalam otot
menjadi glukosa. Melalui proses glikolisis setiap molekul glukosa akan dipecah
19
menjadi dua molekul asam pivurat dan empat molekul ATP. Asam piruvat
membentuk lebih banyak ATP. Akan tetapi, jika tidak tersedia cukup oksigen
maka asam piruvat akan diubah menjadi asam laktat dan ke luar dari sel otot
menuju cairan interstitial dan darah. Asam laktat akan menurunkan pH jaringan
glikolisis untuk memecah glukosa menjadi asam piruvat, siklus asam sitrat dan
sebagai oksidator terakhir sehingga dapat dibebaskan sejumlah besar energi dalam
bentuk ATP. Sistim aerob akan menyedikan energi yang paling lambat di antara
sistim lainnya, tetapi energi akan tersedia secara terus menerus selama oksigen
masih tersedia. Dengan demikian energi yang disediakan oleh sistim ini
(Guyton dan Hall, 2007). Proses pembebasan energi melalui jalur aerob dan
Gambar 2.1.
Tiga Sistim Pembentukan Energi Dalam Otot (Baker et al., 2010)
20
yang dilakukan terhadap 44 orang laki-laki paruh baya (40 tahun s.d. 45 tahun)
selama delapan minggu dapat menurunkan serum trigliserid dari 1,54 mmol/l
menjadi 1,27 mmol/l, sementara kolesterol HDL meningkat dari 1,27 mmol/l
keuntungan yang jauh lebih besar untuk mencegah aterosklerosis dan coronary
Keuntungan lain yang didapatkan dari aktivitas fisik atau olahraga, seperti
dan diabetes), penyakit arthritis, osteoporosis, low back pain, serta menunda
fisik secara teratur. Hal ini karena aktivitas secara teratur mengurangi beban
kerja jantung akibat adanya perubahan pada otot jantung sehingga denyut
21
jantung menjadi lebih rendah. Volume jantung menjadi lebih besar sehingga
stroke volume menjadi lebih besar. Diameter dari arteri coroner meningkat
radikal bebas dengan antioksidan, di mana kadar radikal bebas lebih tinggi
faktor internal seperti genetik, umur, oksidasi fosforilasi, proses patofisiologi, dan
oksigen di mana oksigen akan bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk air,
tetapi sejumlah oksigen dapat berubah menjadi radikal bebas. Dengan demikian
maka semakin berat aktivitas fisik maka dibutuhkan semakin banyak ATP, juga
intensitas tinggi (80% s.d. 95% maksmimum repetisi) terbentuk MDA yang lebih
22
maksimum repetisi) (Guzel et al., 2007). George dan Osharechiren (2009) juga
sekelilingnya. Setiap radikal bebas adalah oksidan, tetapi tidak setiap oksidan
adalah radikal bebas. Oksidan adalah senyawa penerima elektron atau suatu
senyawa yang dapat menarik elektron (electron acceptor) seperti ion ferri yang
bebas merupakan atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron
yang tidak berpasangan. Molekul ini sangat reaktif dan akan menyerang molekul
stabil di dekatnya sehingga menjadi radikal bebas (Kothari et al., 2010). Dengan
Ada dua bentuk umum dari radikal bebas yaitu ROS dan reactive nitrogen
peroxide (H2O2), hydroxyl radical (OH), dan peroxyl radical (OOH). Sementara
RNS sering dianggap sebagai subklas dari ROS, di antaranya nitic oxide (NO),
radikal bebas (Ngurah, 2007; Figueiredo et al., 2008; Marciniak et al., 2009).
(FADH). Kompleks enzim II terdiri atas tiga jenis enzim, yang semuanya
yang mentranfer elektron berasal dari siklus asam stitrat, glycerol-3 phosphate
dan fatty acyl-CoA dehydrogenase mentranfer elektron dari tahap pertama dalam
enzim III (cytochrome c reductase). Kompleks enzim III terdiri dari dua
komponen protein yakni cytochrome b dan c1. Dari kompleks III elektron
membentuk air. Kompleks I, III, dan IV memompa proton ke dalam ruang antar
melalui ATP synthase complex (kompleks V) dan perubahan energi dari proses
ini digunakan untuk membentuk ATP dari adenosine diphosphate (ADP). Dalam
kompleks IV, elektron akan bereaksi dengan oksigen untuk membentuk air
(Pelley, 2007). Skema rangkaian proses tersebut digambarkan dalam Gambar 2.2.
Gambar 2.2.
Oksidasi Fosforilasi. Produksi ROS TerutamaTerjadi pada Kompleks I dan III
(Botjje et al., 2004)
Satu molekul oksigen direduksi menjadi dua molekul air. Reduksi tersebut
berlangsung empat tahapan. Hal ini terjadi karena dua elektron yang tidak
berpasangan pada molekul oksigen terletak pada orbit yang berbeda dan
ikatan kovalen, dua elektron harus terletak pada orbit yang sama dan
mampu menerima elektron tahap demi tahap dan hanya satu elektron tiap
Di dalam sel sumber utama ROS adalah anion superoxide dan hydrogen yang
SOD, sedangkan hidrogen peroksida menjadi air oleh enzim GPx atau catalase
(CAT). Jika hal ini tidak terjadi, hidrogen peroksida dapat mengalami reaksi
Fentons dengan kehadiran ion besi (Fe2+) untuk menghasilkan hydroxyl radical
tersebut oleh enzim MnSOD. Sementara itu, sebagian O2 yang diproduksi dalam
anion channel (VDAC), atau dapat juga dieliminasi oleh enzim CuZnSOD
Gambar 2.3.
Mekanisme Pembentukan ROS dalam Mitokondria (Figueiredo et al., 2008).
membran sel (Ngurah, 2007; Setiawan dan Suhartono, 2007; Golden, 2009;
26
Khotari et al., 2010), kerusakan DNA dan apoptosis (Khotari et al., 2010).
C3H4O2, yang dapat dihasilkan dari oksidasi asam lemak tidak jenuh oleh radikal
bebas. Oleh karena itu, konsentrasi MDA yang tinggi menunjukan adanya proses
oksidasi dalam membran sel (Winarsi, 2007). Misalnya, pada olahraga dengan
intensitas tinggi (80% s.d. 95% maksmimum repetisi) terbentuk MDA yang lebih
Lipid (LH) penyusun membran sel biasanya berupa asam lemak tak jenuh
ganda. Peroksidasi dimulai (inisiasi) dari abstraksi atom hidrogen pada gugus
metilen oleh ROS membentuk radikal karbon (L). Apabila radikal karbon
bereaksi dengan oksigen maka akan terbentuk radikal peroksil (LOO). Reaksi
berikutnya adalah abstraksi atom hidrogen lipid lain oleh radikal peroksil
terjadi reaksi berantai. Reaksi akan berakhir (terminasi) jika radikal karbon
yang terbentuk pada tahap inisiasi ataupun radikal lain yang terbentuk pada
27
reaksi propagasi bereaksi dengan radikal lain menjadi produk non radikal
2.2.2 Antioksidan
dampak negatif oksidan dalam tubuh dengan cara mendonorkan satu elektronnya
dan non enzimatis. Antioksidan enzimatis disebut juga antioksidan primer atau
karotenoid, flavoniod, quinon, dan bilirubin, sementara yang larut dalam air
seperti asam askorbat, asam urat, protein pengikat logam dan protein pengikat
heme (Winarsi, 2007). Di samping itu, dikenal juga antioksidan sintetik seperti
Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), propil galat, tert-butil
dalam sel (sitosol dan mitokondria) juga dalam plasma. Dalam sitoplasma, SOD
ada dalam bentuk CuZn-SOD (EC 1.15.1.1) mempunyai berat molekul 32.000 Da,
dalam mitokondria ada dalam bentuk Mn-SOD (EC 1.15.1.1) dengan berat
molekul 23.000 Dalton. Sedangkan dalam plasma berupa EC-SOD (EC 1.15.1.1)
dengan berat molekul 135.000 Dalton. Semua bentuk SOD tersebut mengkatalisis
28
Kelas enzim SOD yang lain di antaranya Fe-SOD dan NiSOD. FeSOD
peroxide (H2O2) menjadi H2O, GSH dioksidasi menjadi GSSG, dan GSSG
Gambar 2.4.
Perubahan Hydrogen Peroxide Menjadi Air yang Dikatalisis oleh GPx
(Prangdimurti, 2007).
mencegah lipid membran dan unsur-unsur sel lainnya dari kerusakan oksidasi
29
(Winarsi, 2007).
berwarna merah sampai ungu gelap, bagian yang dapat dimakan berwarna putih
yang disebut aril, lembut dan banyak air (juicy), rasanya manis dengan sedikit
asam serta aroma menyenangkan (Jung et al., 2006). Buah manggis sering
mendapat julukan Queen of Fruit karena dianggap salah satu buah tropis dengan
Ekstrak kulit buah manggis juga diketahui relatif aman. Penelitian tentang
toksisitas ekstrak 95% ethanol kulit buah manggis pada tikus Sprague-Dawley,
baik dosis akut (dosis 2; 3, dan 5 g/kg bb) maupun dosis subakut (dosis 0; 50;
30
500, dan 1000 mg/kg bb selama 28 hari) tidak menunjukan mortalitas maupun
tanda-tanda abnormalitas klinis organ paru, jantung, hati, limfa, adrenal, ginjal,
testis dan ovarium, maupun parameter biokimia lainnya (Jujun et al., 2008).
Penelitian toksisitas akut pada tikus Swiss albino (Mus musculus) yang diberikan
kulit buah manggis dosis 400; 600, dan 1200 mg/kg bb selama 12 minggu tidak
dari parameter biokimia darah terlihat adanya peningkatan direct bilirubin hanya
pada tikus jantan yang menandakan adanya hepatitis akut dan cholestasis
ekstrak etanol kulit buah manggis dengan dosis 0 ; 10; 100 ; 500, dan
demikian pemakaian dosis 500 mg/kg bb dalam waktu lama tidak disarankan
creatinin yang merupakan indikasi terjadinya gangguan fungsi hati dan ginjal.
Kosem et al., 2007; Zarena dan Sankar, 2009; Ngawhirunpat et al., 2010;
31
Sifat antioksidan kulit buah manggis dikaitkan dengan adanya bahan aktif
terutama dari kulit buah. Bahan aktif yang telah berhasil diidentifikasi dari kulit
(3-methyl-2-oxo-3-butenyl)-1,3,6-trihydroxyxanthone, cudraxanthone G,
terbesar didapatkan pada buah dengan kulit burik atau kasar yakni sebesar 23,544
g/g ekstrak, sedangkan pada buah besar dengan kulit mulus mengandung kadar
xanthone sebesar 18,502 g/g ekstrak, buah kecil sebesar 20,434 g/g dan buah
32
dengan kulit mengandung getah kuning 15,289 g/g ekstrak. Buah dengan kulit
burik terjadi akibat adanya serangan hama atau akibat kerusakan fisik. Dalam
mencegah terjadinya stres akibat serangan hama tersebut atau kerusakan fisik.
DPPH sebagai sumber radikal bebas, ekstrak methanol kulit buah manggis
memiliki dua cincin benzene dan satu cincin piran. Inti xanthone dikenal sebagai
mangostana L), terutama kulit buah, seluruh buah, kulit batang, serta daun. Di
sintetik juga telah digunakan pada beberapa penelitian. Inti xanthone dan
xanthone yang diisolasi dari kulit buah manggis ditampilkan pada Tabel 2.1
Gambar 2.5
Inti Xanthone dan Beberapa Golongan Xanthone (Pedraza-Chaverri et al., 2008).
ekstrak ethanol 95% dengan cara maserasi dan dengan menggunakan soxhlet
masing-masing sebesar 13,32% w/w dan 13,51% w/w (Pothitirat et al., 2010).
(2010) mengekstrak kulit buah manggis dengan air, methanol, serta hexane, dan
didapatkan kadar -mangostin dari ekstrak hexane sebesar 28,7% w/w, dari
ekstrak methanol 15,5% w/w, sedangkan dari ekstrak air tidak terdeteksi adanya
Tabel 2.1.
Xanthone yang Diisolasi dari Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L)
(Pedraza-Chaverri et al., 2008).
No Nama Senyawa
1 -Mangostin
2 -Mangostin
3 -Mangostin
4 Mangostanol
5 Mangostenol
6 1-Isomangostin
7 1-Isomangostin hydrate
8 3-Isomangostin
9 3-Isomangostin hydrate
10 1,6-Dihydroxy-7-methoxy-8-isoprenyl-60,60-dimethylpyrano(20,30:3,2)xanthone
11 Toxyloxanthone A (trapezifolixanthone)
12 Calabaxanthone
13 Demethylcalabaxanthone
14 Caloxanthone A
15 Macluraxanthone
16 1,7-dihydroxyxanthone)
17 Euxanthone
18 Cudraxanthone
19 8-hydroxycudraxanthone G
20 Esmeatxanthone A
21 BR-xanthone A
22 BR-xanthone B
23 Mangostanin
24 Mangostenone A
25 Mangostenone B
26 Mangostinone Asai
27 Gartanin
28 8-Deoxygartanin
29 Garcinone A
30 Garcinone B
31 Garcinone C
32 Garcinone D
33 Garcinone E
34 Garcimangosone A
35 Garcimangosone B
36 Garcimangosone C
37 Garcimangosone D
38 Tovophyllin A
39 Tovophyllin B
40 1,5-dihydroxy-2-isoprenyl-3-methoxyxanthone
41 Mangostingone [7-methoxy-2-(3- isoprenyl)-8-(3-methyl-2-oxo-3-buthenyl)-1,3,6-
trihydroxyxanthone
42 5,9-Dihydroxy-2,2-dimethyl-8-methoxy-7-isoprenyl-2H,6H-pyrano [3,2-b] xanthen-6-one
43 2-(,-Dimethylallyl)-1,7-dihydroxy-3-methoxyxanthone
44 2,8-Bis(c, c-dimethylallyl)-1,3,7-trihydroxyxanthone
45 1,3,7-Trihydroxy-2,8-di-(3-methylbut-2-enyl) xanthone
46 1,7-Dihydroxy-2-isoprenyl-3-methoxyxanthone
47 2,7-Diisoprenyl-1,3,8-trihydroxy 4-methylxanthone
48 2,8-Diisoprenyl-7-carboxy-1,3 dihydroxyxanthone
49 2-Isoprenyl-1,7-dihydroxy-3 methoxyxanthone
50 1,3,6,7-Tetrahydroxy-8-(3 methyl-2-buthenyl)-9H-xanthon-9-one
35
Chomnawang et al., 2007; Haruenkit et al., 2007; Kosem et al., 2007; Pothitirat et
al., 2010; Zarena dan Sankar, 2009; Ngawhirunpat et al., 2010; Palakawong et al.,
2010). Metode DPPH pada prinsipnya adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh
DPPH dari senyawa antioksidan. Derajat penurunan warna ungu merah DPPH
neuroprotektif dari empat jenis ekstrak kulit buah manggis (ekstrak air, ethanol
50%, ethanol 95%, dan ethyl acetate). Kapasitas antioksidan tersebut diuji
dengan metode DPPH dengan konsentrasi 1; 10; 50 and 100 g/mL pada masing-
masing ekstrak. Ekstrak air dan ethanol 50% menunjukan kapasitas antioksidan
paling tinggi yaitu dengan IC50 masing-masing 34,98 dan 30,76 g/mL. Kapasitas
yang terpapar hidrogen peroksida (H2O2), kedua ekstrak tersebut (ekstrak air dan
menggunakan metode DPPH juga menunjukan bahwa ekstrak ethanol Kulit buah
36
IC50 sebesar 6.13 g/mL. Di samping itu ekstrak tersebut dapat menurunkan
metode DPPH and ABTS assays, dan mendapatkan nilai masing-masing sebesar
79,1 dan 1268,6 M trolox equivalent/100 g berat basah. Pada penelitian tersebut,
tikus Wistar betina yang diberi makan standar dan tambahan 1% kolesterol serta
dan penurunan aktivitas antioksidan. Kosem et al. (2007) juga meneliti aktivitas
DPPH dan didapatkan nilai IC50 sebesar 20,50 g/ml. Di samping itu ekstrak
radical dengan IC50 sebesar 47 g/ml, superoxide dengan IC50 25 g/ml, nitric
oxide dengan IC50 55,61 g/ml, juga menghambat terjadinya peroksidasi lipid
95% dengan cara maserasi, perkolasi, ultrasonik, dan magnetic stirrer, serta
ethanol 50%, 70%, dan 95% dengan menggunakan soxhlet. Aktivitas antioksidan
ekstraks tersebut yang diuji dengan menggunakan metode DPPH dan diketahui
bahwa ekstrak ethanol 95% dengan cara maserasi dan soxhlet mempunyai
aktivitas antioksidan yang baik masing masing dengan EC50 sebesar 14,24 g/ml
dan 14,88 g/ml, namun demikian ekstrak 50% ethanol dengan menggunakan
37
12,84 g/ml dan ekstrak dengan cara ini juga menghasilkan kandungan fenol dan
antioksidan ekstrak kulit buah manggis yang diekstrak dengan berbagai macam
menunjukan bahwa ekstrak ethyl asetat dan aseton didapatkan IC50 masing-
masing sebesar 30,01 g/ml dan 33,32 g/ml, yang mengindikasikan sebagai
sumber antioksidan yang baik dengan cara mendonasikan elektron kepada radikal
berantai. Ngawhirunpat et al. (2010) juga menguji aktivitas antioksidan kulit buah
manggis yang diekstrak dengan air, methanol, dan hexane dengan menggunakan
metode DPPH dan diketahui bahwa ekstrak air mempunyai aktivitas yang lebih
dengan IC50 11,0 g/ml, 14,7 g/ml, dan 41,2 g/ml. Disamping itu ekstrak
peroksidasi lipid, dimana ekstrak air menunjukan kemampuan yang lebih baik
viabilitas sel keratinocyte sedangkan ekstrak methanol dan hexane tidak, bahkan
38
pada konsentrasi tinggi ekstrak methanol (50 sd 500 g/ml) dan hexane (100 s.d.
daun, dan kulit batang manggis dengan menggunakan metode DPPH, dan
didapatkan IC50 masing-masing 5,94 g/ml, 9,44 g/ml, dan 4,46 g/ml.
manggis secara signifikan mampu mengurangi produksi ROS pada human breast
oleh Kosem et al. (2007) pada human umbilical vein endothelial cell ECV304.
secara invivo belum banyak dilakukan. Kondo et al. (2009) melakukan penelitian
mengandung aloe vera, teh hijau, dan multivitamin kepada responden sebanyak
kemudian menurun sepertiganya empat jam setelah pemberian dan level ini
bertahan sampai enam jam setelah pemberian. Kadar vitamin B2 dan B5 juga
terdeteksi dalam plasma dengan kadar maksimum masing-masing 7,52 dan 48,9
ng/mL tercapai setelah dua jam pemberian. Pengamatan juga dilakukan terhadap
tersebut meningkatkan kapasitas antioksidan plasma lebih dari 16% setelah 1 jam
39
pemberian dan mencapai 18 % setelah dua jam dan level ini bertahan sampai
5,3 mmol/L total xanthone kepada responden dengan sarapan tinggi lemak,
kemudian xanthone diamati dalam serum dan urin selama 24 jam. Konsentrasi
xanthone dalam serum bervariasi antara 762 nmol/L s.d. 4030 nmol/L selama 24
jam pengamatan, di mana konsentrasi sebesar 113 nmol/L tercapai setelah 3,7
jam. Sementara dalam urin, kadar xanthone berkisar antara 0,9 mol s.d.
11,1 mol dan hanya mencapai 2% dari kadar yang diberikan, sehingga
disimpulkan bahwa xanthone yang ada dalam jus manggis diserap bersama-sama
dengan makanan kaya lemak, walaupun pelepasan xanthone dari kulit manggis
selama pencernaan mungkin terbatas, dan tidak ada perbedaan antara laki-laki
Berbagai macam senyawa kimia baik alami maupun sintetis dapat bertindak
logam berat (Cd, Co, Cu, Au, Hg, Pb); dimercaptan; carotenoid dan senyawa
Salah satu inducer tersebut adalah golongan fenol. Senyawa fenol merupakan
kelompok zat kimia yang ditemukan sangat luas pada tanaman. Senyawa ini telah
kacang-kacangan, biji, bunga, dan juga teh dan anggur merah (Middleton Jr. et al.,
2000). Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa ada korelasi sangat kuat
antara aktivitas antioksidan dengan total fenol dari ekstrak buah-buahan, sehingga
Inducer lainya adalah ROS seperti H2O2. Dalam kondisi normal, ROS dihasilkan
sebagai produk samping dari metabolisme aerobik untuk membentk ATP dalam
bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk air, tetapi sejumlah kecil oksigen
Tabel 2.2.
Kelompok Inducer dan Mekanisme Kerja (Tkachev et al., 2011).
Group of Members Mechanism of action
agents
Xenobiotics and their Endogenous
metabolites compounds
Diphenols, tBHQ, BHT, BHA, dopamine, oxidize or bind to
quinones, curcumin, resveratrol, 4-hydroxyestrol, SH-groups in Keap1 and
and quercetin, ethoxyquin, 2-hydroxyestradiol, increase of intracellular
phenylene- probucol, epigallocatechin- 4-hydroxyestradiol, 2O2 production
diamines 3-gallate estradiol-3,4-quinone
inisiasi, propagasi maupun pada tahap terminasi. Pada tahap inisiasi, peroksidasi
lipid dapat dicegah oleh peredam radikal bebas. Sementara pada tahap propagasi
tahap terminasi, radikal lipid (L), radikal lipid peroksi (LOO) dan radikal
fitokimia seperti epicatechin telah diketahui dapat memicu ekspresi gen penyandi
2010). Penelitian yang dilakukan pada tikus Wistar menunjukan bahwa Curcumin
dapat mengurangi kerusakan hati melalui aktivasi Nrf2 (Farombi et al., 2008),
Nrf2 pada tikus (McWalter et al., 2004). Senyawa fitokimia tersebut mengaktivasi
Nrf2 secara langsung atau melalui serangkaian jalur yang diperantari oleh
terikat pada Keap1 dan terdapat dalam sitoplasma bersama protein aktin
43
sitoskeleton (Mann et al., 2007). Sebaliknya, dalam kondisi terpapar oleh senyawa
yang bertindak sebagai inducer, maka inducer bereaksi dengan sistein pada Keap1
(Son et al., 2008). Mekanisme tersebut digambarkan pada Gambar 2.6 dan 2.7.
Gambar 2.6
Mekanisme Aktivasi Nrf2/ARE oleh Senyawa Fitokimia (Son et al., 2008).
Gambar 2.7.
Mekanisme Aktivasi Nrf2/ARE oleh ROS (Mann et al., 2007).
44
leucine zipper (bZIP) transcription factor dan anggota Cap n Collar (CNC)
family, yang juga termasuk NF-E2, Nrf1, Nrf3, Bach1 dan Bach2. Nrf2
menengahi respon seluler akibat terpapar berbagai macam inducer seperti oksidan
atau xenobiotic dengan cara berikatan pada elemen dari promotor gen
sitoprotektif. Nrf2 diaktivasi oleh perubahan kondisi redoks sel dan berfungsi
Pada manusia, Nrf2 merupakan suatu protein yang terdiri atas 605 asam
amino dengan berat molekul 67,8 kDa, sedangkan pada tikus terdiri atas 597
asam amino dengan berat molekul 66,9 kDa (Tkachev et al., 2011). Protein Nrf2
homology (Neh; Neh1,Neh2, Neh3, Neh4, Neh5, dan Neh6). Domain Neh1 berisi
bZIP DNA binding yang akan berlekatan dengan ARE untuk membentuk sebuah
heterodimer bersama protein lain seperti Maf dan Jun protein. Domain Neh2
menjadi bagian yang akan berlekatan dengan inhibitornya yang ada di sitoplasma
transkripsi gen-gen yang tergantung pada ARE. Domain Neh4 dan Neh5 bertindak
secara sinergi untuk mengikat co-activator transkripsi yang lain. Umpan balik
negatif Nrf2 dilakukan oleh Neh6 (Baird et al., 2011; Tkachev et al., 2011).
Gambar 2.8.
Struktur Domain Nrf2. Menunjukan Posisi Domain Neh2, Neh4, Neh5, Neh6,
Neh1 dan Neh3, dan Lokasi DLG dan ETGE Motif dalam Neh2 Sebagai Tempat
Perikatan antara Nrf2 dengan Keap1. Neh1 Berisi bZip DNA Binding dan Domain
Heterodimerisasi di mana Nrf2 Berinterakasi dengan Small Maf dan Berikatan
pada DNA Sebagai Heterodimer (Baird et al., 2011).
amino termasuk 25 sistein residu dengan berat molekul 69,5 kDa, sedangkan pada
manusia tersusun atas 625 asam amino termasuk 27 sistein residu dengan berat
molekul 69,7 kDa. Keap1 berisi lima domain yaitu; N-terminal region (NTR);
yang berisi sistein residu yang sensitif terhadap oksidasi dan nuclear export signal
(NES) motif; Kelch domain yang berisi enam kelch repeat (KR1, KR2, KR3, KR4,
KR5, dan KR6) dan memiliki struktur 6-bladed -propeller yang menengahi
asosiasi antara Keap1 dengan Nrf2 dan protein aktin atau myosin VIIa
sitoskeleton; dan C-terminal region (CTR) (Tkachev et al., 2011). Struktur Keap1
Gambar 2.9.
Struktur Domain Keap1. Menunjukan Posisi N-terminal Region (NTR), Domain
BTB, Intervening Region (IVR), Kelch (DGR) Domain, dan C-terminal Region
(CTR), Serta Lokasi C151, C273 dan C288. Keap1 Membentuk Dimer Melalui
BTB Domain yang Juga Sebagai Domain di mana Keap1 Berikatan dengan Cullin
3 (Cul3). Kelch domain Membentuk Struktur 6-bladed -propeller di mana Keap1
Berinteraksi dengan Domanin Neh2 dari Nrf2 (Baird et al., 2011).
Dari seluruh sistein, 10 di ataranya diprediksi menjadi reaktif karena adanya asam
amino yang bermuatan positif di dekatnya. Muatan positif ini menurunkan pKa
gugus thiol sistein di sebelahnya, stabilisasi anion, sehingga pada gilirannya akan
mempertahankan sistein dalam keadaan reaktif. Sistein yang reaktif ini akan
mesylate (Dex-mes) dapat menginduksi sistein yang terdapat pada IVR domain
yakni C257, C273, C288, dan C297, serta sistein yang terdapat pada CTR yakni
C613. Sedangkan sistein yang terdapat pada BTB domain yakni C151 dapat
dapat bereaksi dengan Keap1 dengan cara yang berbeda (Baird et al., 2011).
sebagai core dan dikenal dengan ARE. Nrf2 dapat berikatan dengan bagian ini.
47
Analisis lebih lanjut menemukan adanya urutan TA/CA yang terletak pada ujung
5 dengan jarak dua pasang basa dari core yang berperan penting dalam induksi
membuat keragaman genom ARE. Beberapa ARE berisi binding site bagi AP-1
transcription factor super family seperti protein cap n collar Nrf1, Nrf3, Bach1
dan Bach2; ATF1, ATF2, ATF3, ATF4, JunD, c-Jun, c-Fos dan Fra1 dapat
seperti HO-1, -glutamylcysteine synthethase, Trx-1, GST dan NQO-1, juga enzim
antioksidan seperti SOD dan catalase yang terlibat dalam meredam ROS. Dalam
kondisi basal Nrf2 terikat pada Keap1 dan terdapat dalam sitoplasma bersama
protein aktin sitoskeleton (Mann et al., 2007). Sebaliknya, dalam kondisi terpapar
oleh senyawa yang bertindak sebagai inducer, maka inducer bereaksi dengan
sistein pada Keap1 mengakibatkan pelepasan Nrf2 dari Keap1. Nrf2 kemudian
Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan atas kajian pustaka bahwa
radikal bebas dengan antioksidan, di mana kadar radikal bebas lebih tinggi
eksternal seperti asupan makanan, patogen, sinar ultra violet dan bahan kimia.
oksigen di mana oksigen akan bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk air,
tetapi sejumlah oksigen dapat berubah menjadi radikal bebas. Dengan demikian
maka semakin berat aktivitas fisik maka dibutuhkan semakin banyak ATP, juga
bebas dengan cara membentuk antioksidan endogen seperti GPx dan SOD.
stres tehadap tubuh dan menjadikannya sebagai sinyal untuk memunculkan respon
48
49
menjadi lebih baik apabila sinyal tersebut muncul kembali. Hal ini terjadi karena,
radikal bebas dapat berfungsi sebagai sinyal untuk mengaktivasi Nrf2 yang terikat
menuju nukleus. Dalam nukleus Nrf2 akan berasosiasi pada bagian promoter gen
radikal bebas dalam tubuh dengan cara mendonorkan elektronnya kepada radikal
bebas sehingga aktivitasnya bisa dihambat. Akan tetapi jika aktivitas fisik
dilakukan secara maksimal maka dihasilkan radikal bebas yang lebih banyak.
oksidatif maka diperlukan antioksidan dari luar tubuh. Antioksidan tersebut akan
meredam radikal bebas dengan cara mendonorkan elektronnya baik pada tahap
inisiasi, propagasi maupun tahap terminasi. Salah satu sumber antioksidan alami
adalah kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Sifat antioksidan buah
kulit buah manggis juga diduga bekerja sebagai sinyal yang akan memicu ekspresi
dasar pemikiran tersebut maka pemberian ekstrak kulit buah manggis secara
PERLAKUAN
Pelatihan fisik
Ekstrak kulit buah manggis
Gambar 3.1
Konsep Penelitian
1. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat menurunkan kadar
MDA darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.
51
kadar enzim SOD dan GPx darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama
3. Pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per
minggu, selama empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus
4. Pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per
minggu, selama empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan
GPx darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.
5. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik
intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama
empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus Wistar (Rattus
6. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik
intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama
empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan GPx darah tikus
ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang terdiri atas lima level
(E2), 200 mg/kgbb/hari (E4), 300 mg/kgbb/hari (E6), dan 400 mg/kgbb/hari (E8).
Perlakuan kedua adalah pelatihan fisik yaitu: tanpa pelatihan fisik (P0) dan dengan
umur 12 minggu, berat badan 216g s.d. 258g yang berada di lokasi penelitian
52
53
Gambar 4.1
Rancangan Penelitian
Keterangan :
P : Populasi.
S : Sampel.
R : Random.
E0P0 : Perlakuan ekstrak dosis 0 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.
E1P0 : Perlakuan ekstrak dosis 50 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.
E2P0 : Perlakuan ekstrak dosis 100 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.
E4P0 : Perlakuan ekstrak dosis 200 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.
E6P0 : Perlakuan ekstrak dosis 300 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.
E8P0 : Perlakuan ekstrak dosis 400 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.
E0P1 : Perlakuan ekstrak dosis 0 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.
E1P1 : Perlakuan ekstrak dosis 50 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.
E2P1 : Perlakuan ekstrak dosis 100 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.
E4P1 : Perlakuan ekstrak dosis 200 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.
E6P1 : Perlakuan ekstrak dosis 300 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.
E8P1 : Perlakuan ekstrak dosis 400 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.
O.E0P0 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 0 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.
O.E1P0 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 50 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.
O.E2P0 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 100 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.
O.E4P0 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 200 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.
O.E6P0 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 300 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.
O.E8P0 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 400 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.
O.E0P1 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 0 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.
O.E1P1 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 50 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.
O.E2P1 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 100 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.
O.E4P1 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 200 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.
O.E6P1 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 300 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.
O.E8P1 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 400 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.
penelitian ini t = 12, sehingga (12-1)(r-1) 15. Dengan memakai rumus tersebut
jumlah unit penelitian adalah 12 x 4 = 48 unit. Setiap unit terdiri atas satu ekor
selama empat minggu dan pelatihan fisik berupa renang dengan intensitas 70%
dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama empat minggu.
2. Umur sampel
3. Berat sampel
55
Kadar MDA
Gambar 4.2
Hubungan Antar Variabel Penelitian
1. Ekstrak kulit buah manggis adalah ekstrak dari seluruh bagian kulit buah
dengan pelarut ethanol 96%, yang diberikan pada tikus percobaan dengan
2. Pelatihan fisik adalah pelatihan renang dengan intensitas 70% dari aktivitas
fisik maksimal (43 menit dari tes pendahuluan sebelum perlakuan dimulai)
yaitu selama 30 menit, lima kali per minggu, selama empat minggu.
MDA, SOD, dan GPx dari sampel darah tikus setelah perlakuan berakhir.
endogen yang diukur dari sampel darah tikus setelah perlakuan berakhir,
antioksidan endogen yang diukur dari sampel darah tikus setelah perlakuan
8. Jenis kelamin adalah tikus dengan jenis kelamin jantan yang terpilih sebagai
sampel penelitian.
10. Berat sampel adalah tikus dengan berat badan 216g s.d. 258g yang
2. Buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diperoleh dari petani yang ada
dosis 0 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik), E1P0 (perlakuan ekstrak dosis
50 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik), E2P0 (perlakuan ekstrak dosis 100
mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik), E4P0 (perlakuan ekstrak dosis 200
mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik), E6P0 (perlakuan ekstrak dosis 300
mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik), E8P0 (perlakuan ekstrak dosis 400
mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik, E2P1 (perlakuan ekstrak dosis 100
mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik), E4P1 (perlakuan ekstrak dosis 200
mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik), E6P1 (perlakuan ekstrak dosis 300
mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik), dan E8P1 (perlakuan ekstrak dosis
mendapatkan data tentang aktivitas fisik maksimal yang dipakai sebagai dasar
dalam menentukan lama waktu pelatihan renang yaitu 70% dari aktivitas fisik
maksimal.
59
5. Tikus perlakuan dengan ekstrak kulit buah manggis dan tanpa pelatihan fisik
(E1P0, E2P0, E4P0, E6P0, dan E8P0) diberikan ekstrak kulit buah manggis dengan
6. Ekstrak kulit buah manggis diperoleh dengan cara ekstraksi dengan ethanol
96%. Buah dicuci bersih kemudian dipisahkan antara kulit dan daging
selama lima hari sehingga mendapatkan bahan dalam bentuk bubuk kering dan
sebanyak dua kali. Ekstrak kemudian disaring dengan kertas Whatman No 40.
7. Tikus perlakuan dengan ekstrak kulit buah manggis dan dengan pelatihan fisik
(E0P1, E1P1, E2P1, E4P1, E6P1, dan E8P1) diberikan ekstrak kulit buah manggis
dengan dosis sesuai perlakuan selama empat minggu serta direnangkan dalam
ember yang telah berisi air selama 30 menit, lima kali seminggu, selama
empat minggu.
8. Tikus perlakuan dengan ekstrak kulit buah manggis dosis 0 mg/kgbb/hari dan
9. Dua puluh empat jam setelah perlakuan berakhir, semua tikus direnangkan
selama lima detik, kemudian sampel darah tikus segera diambil dari cantus
10. Pengukuran kadar MDA dilakukan dengan metode TBARS. Sebanyak 0,75 ml
dengan 0,45 ml air kemudian dicampur dengan baik dan ditutup rapat.
Setelah dipanaskan dalam water bath selama 60 menit dengan suhu 100oC,
sampel dimasukan ke dalam kolom dan juga dibuang. TBA kemudian dielusi
11. Pengukuran kadar SOD dilakukan dengan cara sebanyak 0,06 ml plasma
karbonat yang mengandung 0,1mM EDTA (pH 10), 0,06 ml xantin 10mM,
0,03 ml bovine serum albumin (BSA) 0,5%, 0,03 ml NBT 2,5 mM.
yang dihasilkan setelah 30 menit diukur pada panjang gelombang 560 nm.
12. Pengukuran kadar GPx dilakukan dengan cara, sebanyak 200 l plasma
ditambahkan 200 l NADPH 1,5 mM dan diinkubasi lagi selama tiga menit
pada suhu yang sama, ditambahkan 200 l H2O2 1,5 mM. Absorbansi diukur
diantara waktu satu sampai dua menit dengan spektrofotometer pada panjang
Di mana :
Abs. : perubahan absorbansi
Vt : Volume total
Vs : Volume sampel
6,22 : Koefesien ekstrinsik NADPH
2 : 2 mol GSH setara dengan 1 mol NADPH
62
Populasi
Sampel
Random
Perlakuan
E0P0 E1P0 E2P0 E4P0 E6P0 E8P0 E0P1 E1P1 E2P1 E4P1 E6P1 E8P1
Analisis data
Gambar 4.3
Alur Penelitian
(=0,05), yang bertujuan untuk mengetahui distribusi data. Jika nilai p 0,05
63
berarti data dikatakan berdistribusi normal tetapi sebaliknya jika nilai p 0,05
2. Uji homogenitas data dengan Levene Test pada selang kepercayaan 95%
(=0,05), yang bertujuan untuk mengetahui varians data. Nilai nilai p0,05
berarti homogen tetapi apabila nilai p0,05 berarti data tidak homogen.
3. Data hasil penelitian yang menyebar normal dan varians sama, dianalisis
dengan uji Least Significant Difference (LSD) pada selang kepercayaan 95%.
4. Data hasil penelitian yang menyebar tidak normal atau tidak homogen,
normal. Dalam analisis GLZ pengujian signifikansi didasarkan atas nilai Wald
Chi-Square dan uji lanjut menggunakan uji LSD pada selang kepercayaan
menurunkan kadar MDA darah serta meningkatkan kadar SOD dan GPx,
didapatkan:
= 0 + 1X + 2X2
y= 1 + 22X
y'= 0 = Xopt.
0 = 1 + 22X
-1
Xopt. =
22
Gambar 5.1
Perkembangan Berat Badan Subjek Penelitian
5.2 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan
Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
SOD, dan GPx darah tikus Wistar, seperti disajikan pada Tabel 5.1.
65
66
Tabel 5.1
Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis dan Pelatihan Fisik Terhadap
MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar
Variabel Sumber keragaman Wald chi-square Sig.
DOSIS 800,068 0,000
MDA PELATIHAN 224,664 0,000
Blok 4,714 0,194
DOSIS * PELATIHAN 82,185 0,000
DOSIS 2641,834 0,000
SOD PELATIHAN 746,362 0,000
Blok 4,112 0,250
DOSIS * PELATIHAN 403,502 0,000
DOSIS 12159,287 0,000
GPx PELATIHAN 5263,397 0,000
Blok 5,962 0,113
DOSIS * PELATIHAN 5323,118 0,000
sementara SOD dan GPx semakin meningkat dengan meningkatnya dosis ekstrak
Tabel 5.2
Rata-rata (SE) Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis
DOSIS MDA SOD GPx
(mg/kg bb) (nmol/ml) (%) (U/ml)
0 8,500,30a 52,400,39a 14,620,11a
50 7,500,26b 57,620,42b 16,410,12b
100 4,770,17c 63,900,47c 25,810,19c
200 3,910,14d 71,980,53d 29,100,21d
300 3,490,12e 75,900,56e 31,040,23e
400 2,780,10f 81,350,60f 34,970,25f
Keterangan : Nilai rata-rata pada kolom yang sama dengan huruf berbeda, menunjukkan
perbedaan secara signifikan (p<0,05).
67
5.3 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah Pelatihan Fisik
signifikan (p<0,05) terhadap kadar MDA, SOD, dan GPx darah tikus Wistar
seperti disajikan pada Tabel 5.1. Rata-rata kadar MDA, SOD, dan GPx berbeda
secara signifikan antar perlakuan. Kadar MDA lebih tinggi pada perlakuan dengan
pelatihan fisik dibandingkan dengan tanpa pelatihan fisik, sementara SOD dan
Tabel 5.3.
Rata-rata (SE) Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah
Tikus Wistar Setelah Pelatihan Fisik
Perlakuan MDA SOD GPx
(nmol/ml) (%) (U/ml)
Tanpa pelatihan fisik 3,850,08a 72,090,31a 29,870,13a
Dengan pelatihan fisik 5,880,12b 61,170,26b 19,430,08b
Keterangan : Nilai rata-rata pada kolom yang sama dengan huruf berbeda, menunjukkan
perbedaan secara signifikan (p<0,05).
5.4 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan
Pelatihan Fisik.
pelatihan fisik berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap kadar MDA, SOD, dan
GPx darah tikus Wistar seperti disajikan pada Tabel 5.1. Rata-rata kadar MDA
Tabel 5.4
Rata-rata (SE) Kadar MDA, SOD, dan GPx Setelah Perlakuan
Ekstrak Kulit Buah Manggis dan Pelatihan Fisik
Variabel Dosis Pelatihan fisik
(mg/kg bb) Tanpa pelatihan Dengan pelatihan
aA
0 6,420,32 11,250,55aB
MDA 50 5,860,29aA 9,600,47bB
(nmol/ml) 100 3,390,17bA 6,730,33cB
200 2,890,14cA 5,300,26dB
300 3,040,15bcA 4,020,20eB
400 2,890,14cA 2,680,13fA
0 62,110,65aA 44,200,46aB
SOD 50 64,700,67bA 51,310,53bB
(%) 100 71,620,75cA 57,000,59cB
200 77,590,81dA 66,780,70dB
300 78,450,82deA 73,440,76eB
400 80,100,83eA 82,610,86fB
0 24,790,25aA 8,620,09aB
GPx 50 26,640,27bA 10,110,10bB
(U/ml) 100 30,750,32cA 21,670,22cB
200 31,920,33dA 26,530,27dB
300 32,700,34deA 29,460,30eB
400 33,510,34eA 36,500,37fB
Keterangan: 1. Nilai rata-rata dengan huruf berbeda menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05).
2. Huruf besar menunjukkan signifikansi ke arah baris, huruf kecil ke arah kolom.
Dari Tabel 5.4 terlihat bahwa ekstrak dosis 0 mg/kg bb sampai dengan 300
(p<0,05) pada perlakuan dengan pelatihan fisik jika dibandingkan dengan tanpa
pelatihan fisik, sementara SOD dan GPx sebaliknya Namun demikian, ekstrak
ekstrak dosis 400 mg/kg bb mengakibatkan kadar SOD dan GPx lebih tinggi
69
Dosis optimum ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dalam
menurunkan kadar MDA, serta meningkatkan kadar SOD dan GPx diperoleh dari
persamaan regresi kuadratik dan dihitung pada saat y= 0. Dalam kondisi tanpa
pelatihan fisik dosis optimum tersebut disajikan pada Gambar 5.2; 5.3, dan
Gambar 5.4. Sedangkan dalam kondisi pelatihan fisik disajikan pada Gambar 5.5;
Gambar 5.2.
Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis Dalam Menurunkan
Kadar MDA Darah Tikus Wistar Dalam Kondisi Tanpa Pelatihan Fisik.
Gambar 5.3.
Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis Dalam Meningkatkan
Kadar SOD Darah Tikus Wistar Dalam Kondisi Tanpa Pelatihan Fisik
70
Xopt.=323,00 mg/kg bb
Gambar 5.4.
Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis Dalam Meningkatkan
Kadar GPx Darah Tikus Wistar Dalam Kondisi Tanpa Pelatihan Fisik
Gambar 5.5
Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis Dalam Menurunkan
Kadar MDA Darah Tikus Wistar dalam Kondisi Pelatihan Fisik.
Gambar 5.6.
Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis Dalam Menurunkan
Kadar SOD Darah Tikus Wistar dalam Kondisi Pelatihan Fisik
71
Gambar 5.7.
Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis Dalam Menurunkan
Kadar GPx Darah Tikus Wistar dalam kondisi Pelatihan Fisik
Dari Gambar 5.2 terlihat bahwa dosis optimum ekstrak kulit buah manggis
adalah dosis ekstrak, dengan koefesien determinasi (R2) sebesar 0,803. Dosis
optimum dihitung pada saat y'=0 sehingga didapatkan dosis optimum sebesar
Dari persamaan tersebut dapat dihitung dosis optimum ekstrak kulit buah manggis
(Garcinia mangostana L.) dalam meningkatkan kadar SOD pada saat y'=0 yaitu
0,898. Dari persamaan tersebut dapat dihitung dosis optimum ekstrak kulit buah
72
manggis (Garcinia mangostana L.) dalam meningkatkan kadar GPx yaitu pada
saat y'=0, sehingga didapatkan dosis optimum sebesar 323,00 mg/kg bb.
Dari Gambar 5.5 diketahui bahwa ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
Dari persamaan tersebut dosis optimum dihitung pada saat y' = 0, sehingga dari
Dari persamaan tersebut dapat dihitung dosis optimum ekstrak kulit buah manggis
(Garcinia mangostana L.) dalam meningkatkan kadar SOD darah tikus Wistar
Dari Gambar 5.7 diketahui bahwa dosis optimum ekstrak kulit buah
manggis (Garcinia mangostana L.) dalam meningkatkan kadar GPx darah tikus
Wistar dalam kondisi pelatihan fisik dapat dihitung dari persamaan regresi
523 mg/kgbb.
5.5 Analisis Jalur Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan
Pelatihan Fisik.
Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa kadar MDA darah tikus Wistar
dipengaruhi oleh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan
73
pelatihan fisik dengan koefesien determinasi (R2) sebesar 0,779 atau 77,9%,
selebihnya yakni 22,1% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Sedangkan kadar SOD
darah tikus Wistar 95,9% dipengaruhi oleh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.), pelatihan fisik, dan kadar MDA, selebihnya yakni 4,1%
dipengaruhi oleh faktor lain. Kadar GPx darah tikus Wistar 94,2% dipengaruhi
oleh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), pelatihan fisik, dan
kadar MDA, selebihnya yakni 5,8% dipengaruhi oleh faktor lain (Gambar 5.8).
Gambar 5.8.
Hasil Analisi Jalur Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis dan
Pelatihan Fisik Terhadap Kadar MDA, SOD dan GPx Darah Tikus Wistar
pengaruh tidak langsungnya yaitu melalui MDA adalah sebesar 0,459, sehingga
tersebut signifikan (thitung >ttabel; ttabel (=0,05;df;47) = 1,6779; thitung pengaruh langsung
74
5,309; thitung pengaruh total 14,05). Sementara itu pelatihan fisik secara langsung
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kadar SOD yakni sebesar -0,140
(thitung =2,425). Secara tidak langsung yakni melalui kadar MDA, pelatihan fisik
juga berpengaruh negatif terhadap kadar SOD yakni sebesar -0,283, sehingga
secara total berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kadar SOD yakni sebesar
dengan nilai sebesar -0,611 dan signifikan (thitung = 8,877) (Gambar 5.8, dan 5.9).
Gambar 5.9.
Nilai thitung Hasil Analisi Jalur Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis
dan Pelatihan Fisik Terhadap Kadar MDA, SOD dan GPx Darah Tikus Wistar.
berpengaruh negatif terhadap kadar MDA darah tikus Wistar yakni sebesar -0,751
berpengaruh positif terhadap kadar MDA yaitu sebesar 0,463 dan signifikan
berpengaruh positif terhadap kadar GPx yakni sebesar 0,078, tetapi tidak
pengaruh tidak langsungnya yaitu melalui MDA adalah sebesar 0,664, sehingga
pengaruh totalnya menjadi 0,742 dan signifikan (thitung =11,235). Sementara itu
pelatihan fisik secara langsung berpengaruh negatif terhadap kadar GPx yakni
sebesar -0,058, tetapi tidak signifikan (thitung =1,010). Secara tidak langsung yakni
melalui kadar MDA, pelatihan fisik juga berpengaruh negatif terhadap kadar GPx
yakni sebesar -0,409, sehingga secara total berpengaruh negatif terhadap kadar
GPx yakni sebesar -0,467 dan signifikan (thitung = 7,195). Sedangkan MDA
berpengaruh negatif terhadap GPx dengan nilai sebesar -0,884 dan signifikan
invitro. Jika hasil penelitian akan dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia,
diperlukan penelitian lanjutan secara invivo seperti menggunakan kultur sel atau
seluruh kejadian pada mahluk hidup secara utuh diperlukan hewan model. Sebelum
subjek manusia sebagai final test tube, tetapi relawan manusia secara etis hanya
boleh diikutsertakan jika hasil penelitian tersebut telah lolos uji laboratorium secara
Species hewan yang banyak dipilih di antaranya tikus, mencit, kelinci, anjing,
variasi genetik. Keterbatasan lain dari penggunaan hewan dalam penelitian adalah
kondisi yang terjadi pada manusia akan berbeda polanya jika kondisi tersebut
dibuat pada hewan model. Dengan demikian, jika hasil penelitian yang diperoleh
dari hewan model diterapkan pada manusia akan sedikit berbeda sehingga
memerlukan prinsip kehati-hatian dan adanya penelitian lebih lanjut (Gill, 2009).
Pada penelitian ini digunakan tikus wistar (Rattus norvegicus) jantan sebagai
76
77
berupa ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia magostana L.) yang masih
samping itu perlakuan juga berupa aktivitas fisik maksimal yaitu renang sampai
lelah sehingga secara etika tidak dapat dilakukan pada subjek manusia. Beberapa
penelitian tentang olahraga juga menggunakan tikus sebagai hewan model, seperti
penelitian Arslan et al. (20010, Senturk et al. (2001), Oztasan et al. (2004),
Ogonovszky et al. (2005), Mallikarjuna et al. (2009), Reddy et al. (2009), Pinho
et al. (2012), dan Lima et al. (2013). Sementara Silva et al. (2009) dan Barreto et
Penggunaan hewan dalam penelitian ini juga telah memenuhi standar etik
penelitian dan tidak dapat digantikan oleh mahluk hidup lain seperti sel atau biakan
jaringan. Reduction dalam hal ini adalah pemanfaatan hewan dalam penelitian
sesedikit mungkin, tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. Pada penelitian ini
jumlah minimum telah dihitung menggunakan rumus Frederer yaitu (n-1) (t-1) >15,
dengan n adalah jumlah hewan yang diperlukan dan t adalah jumlah perlakuan
(Montgomery, 2001). Pada penelitian ini jumlah hewan yang digunakan sebagai
secara manusiawi dalam hal ini menerapkan lima prinsip kebebasan yaitu; pertama,
bebas dari rasa lapar dan haus; kedua, bebas dari ketidak-nyamanan; ketiga, bebas
78
dari rasa sakit, cedera, dan penyakit; keempat, bebas mengekspresikan perilaku
normal; dan kelima, bebas dari rasa takut dan tertekan (Ridwan, 2013).
943/UN.14.2/Litbang/2012.
blok penelitian sejak awal penelitian sampai penelitian berakhir menunjukkan pola
distribusi normal (p>0,05). Hal ini kemungkinan terjadi karena diterapkannya lima
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan tikus dalam penelitian ini
layak secara etik karena tidak menimbulkan gangguan terhadap perkembangan berat
6.2 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan
Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dapat dihasilkan dari proses oksidasi asam lemak tidak jenuh oleh radikal bebas,
membran sel. Membran sel terutama tersusun atas asam lemak tidak jenuh ganda.
Asam lemak tidak jenuh ganda tersebut lebih rentan terhadap radikal bebas
dibandingkan dengan asam lemak jenuh. Oksidasi asam lemak tidak jenuh ganda
akan menghasilkan sekitar 82% MDA sehingga MDA digunakan secara luas
penelitian ini menunjukkan bahwa setelah perlakuan ekstrak kulit buah manggis
300 mg/kgbb dan 400 mg/kgbb per hari selama empat minggu, mengakibatkan
terjadinya penurunan kadar MDA darah tikus wistar secara signifikan (p<0,05)
(Tabel 5.2). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh senyawa yang terkandung
dalam ekstrak kulit buah manggis bekerja sebagai antioksidan dengan cara
et al., 2007; Haruenkit et al., 2007; Kosem et al., 2007; Zarena dan Sankar, 2009;
Dengan demikian hasil penelitian ini menegaskan bahwa ekstrak kulit buah
Sifat antioksidan buah manggis dikaitkan dengan adanya bahan aktif terutama
dari kulit buah. Bahan aktif yang telah berhasil diidentifikasi dari kulit buah
(3-methyl-2-oxo-3-butenyl)-1,3,6-trihydroxyxanthone, cudraxanthone G,
merupakan komponen terbesar (Jung et al., 2006). Adanya gugus hidoksil (OH)
yang stabil sehingga tidak terjadi reaksi inisiasi atau propagasi lebih lanjut
Pada penelitian ini sampel buah manggis didapatkan dari sumber yang sama
sehingga kualitasnya relatif sama. Kualitas buah yang digunakan dalam penelitian
ini adalah buah dengan kulit mulus, indek kematangan empat yaitu kulit buah
berwarna merah keunguan dan indek kematangan lima yaitu kulit buah berwarna
ungu kemerahan (Setyabudi, 2009). Hal ini karena buah dengan kulit mulus lebih
disukai konsumen dan termasuk dalam kualitas ekspor. Hal ini didukung
berbeda dan tergantung pada kualitas buah, tetapi aktivitas antioksidan tidak
terbesar didapatkan pada buah dengan kulit burik atau kasar yakni sebesar
23,544 g/g ekstrak, sedangkan buah besar dengan kulit mulus mengandung
kadar xanthone sebesar 18,502 g/g ekstrak, buah kecil sebesar 20,434 g/g dan
buah dengan kulit yang mengandung getah kuning mempunyai kadar xanthone
Pada penelitian ini ekstrak kulit buah manggis diperoleh melalui maserasi
dengan pelarut etanol 96%. Hal ini karena sesuai prinsip like dissolve like artinya
kelarutan akan terjadi apabila senyawa yang akan dilarutkan memiliki kepolaran
81
yang sama dengan pelarutnya. Senyawa xanthone yang terdapat dalam kulit buah
manggis termasuk senyawa golongan flavonoid yang bersifat polar sehingga akan
lebih mudah diperoleh dengan pelarut polar seperti etanol. Pelarut etanol memiliki
titik didih yang relatif rendah yakni 78,4oC sehingga mudah diuapkan dengan
Freeze dry dapat menghilangkan residu etanol dalam ekstrak sehingga efek yang
ditimbulkannya bukan berasal dari residu pelarut tetapi dari senyawa yang
umbi ubi jalar ungu mampu menurunkan kadar MDA darah dan hati mencit
setelah pemberian beban fisik maksimal (Jawi et al., 2008), juga suplementasi
ekstrak biji anggur mampu menurunkan kadar MDA pada mencit (Shan et al.,
2010). Penelitian Mansouri et al. (2011) yang juga menggunakan ekstrak biji
ekstrak biji kelor (Moringa oleifera L.) untuk menurunkan kadar MDA tikus
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa setelah perlakuan ekstrak kulit
buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan dosis 50 mg/kgbb, 100 mg/kgbb,
82
200 mg/kgbb, 300 mg/kgbb dan 400 mg/kgbb per hari selama empat minggu,
mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar enzim SOD dan GPx darah tikus
Wistar secara signifikan (p<0,05) (Tabel 5.2). Hal ini kemungkinan dapat terjadi
karena senyawa yang terkandung dalam ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
mendonorkan elektronnya kepada radikal bebas (Zarena dan Sankar, 2009), juga
dapat bekerja sebagai inducer yang akan memicu ekspresi gen penyandi
diperantari oleh interaksi dengan protein spesifik seperti PKC, p38, ERK, JNK,
dan PI3K. Dalam kondisi normal, Nrf2 terikat pada Keap1 dan terdapat dalam
dalam kondisi terpapar oleh senyawa yang bertindak sebagai inducer, inducer
Nrf2 dari Keap1. Nrf2 kemudian mengalami translokasi menuju nukleus dan
berikatan dengan ARE bersama protein sMaf untuk mengaktivasi ekspresi gen-
gen sitoprotektif seperti HO-1, Prx-1, Trx-1, xCT, GST, dan NQO-1 (Son et al.,
peningkatan kadar enzim antioksidan SOD dan GPx adalah efek dari senyawa
yang terkadung dalam ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan
2010; Shah et al., 2010), juga Curcumin dapat mengurangi kerusakan hati melalui
aktivasi Nrf2 (Farombi et al., 2008), biji broccoli yang mengandung glucosinolate
aktivasi Nrf2 pada tikus (McWalter et al., 2004). Hasil serupa juga ditunjukkan
biji anggur untuk meningkatkan kadar SOD dan GPx, serta mampu mencegah
kelelahan pada mencit selama aktivitas fisik (Shan et al., 2010), juga mampu
meningkatkan aktivitas enzim SOD dan GPx pada tikus Sprague-Dawley jantan
yang menderita diabetes mellitus (Mansouri et al., 2011), curcumin juga mampu
meningkatkan aktivitas enzim SOD dan GPx tikus yang menderita kerusakan
hati akibat Aflatoxin B1 (El-Agamy, 2010), juga ekstrak biji kelor (Moringa
oleifera L.) mampu meningkatkan aktivitas enzim SOD tikus wistar yang
(2005) menggunakan ekstrak ginseng (Panax ginseng) dengan dosis 2 g, tiga kali
sehari selama delapan minggu telah mampu meningkatkan kadar SOD darah pada
laki-laki sehat.
6.3 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah Pelatihan Fisik
menit, lima kali per minggu selama empat minggu mengakibatkan terjadinya
peningkatan kadar MDA darah secara signifikan (p<0,05) dari 3,850,08 nmol/ml
menjadi 5,880,12 nmol/ml (Tabel 5.3). Hal ini kemungkinan disebabkan karena
takaran pelatihan yang tidak tepat, di mana intensitas pelatihan berlebih sementara
84
Olahraga akut yaitu olahraga yang hanya dilakukan secara insidental, dengan kata
lain tidak dilaksanakan secara reguler atau terjadwal secara periodik. Menurut
intensitas intemediet sampai medium, dan sesuai konsep hormesis bahwa dosis
rendah akan mempunyai efek merangsang sementara dosis berlebih akan bersifat
toksik (Son et al., 2008). Namun demikian, intensitas 70% dari aktivitas maksimal
banyak. Hal ini didukung oleh penelitian Marini et al (2007) yang menemukan
minggu). Lambertucci et al. (2007) juga menyebutkan bahwa tikus wistar umur 2
bulan yang dilatih treadmill lima kali per minggu dengan intensitas 50% s.d. 60%
kadar TBARS otot soleus secara signifikan. Castro et al. (2009) menyebutkan
mencapai kondisi jenuh pada aktivitas fisik dengan intensitas 70% dari denyut
jantung maksimal. Sementara itu durasi yang pendek tidak cukup untuk
menurunkan kadar MDA dan pelatihan tersebut menyerupai olahraga akut. Hal ini
peningkatan peroksidasi lipid yang diukur dari TBARS eritrosit pada tikus wistar
setelah diberikan test sampai lelah, baik pada tikus yang tidak diberikan pelatihan
maupun yang diberikan pelatihan treadmill lima kali seminggu selama empat
85
minggu. Oztasan et al. (2004) menyebutkan bahwa kadar TBARS yang tinggi
tersebut diakibatkan karena durasi pelatihan yang lebih pendek, karena dari hasil
penelitiannya tidak ditemukan ada peningkatan kadar MDA eritrosit pada tikus
yang diberikan pelatihan treadmill lima kali seminggu selama delapan minggu
sedangkan tikus yang tidak diberikan pelatihan terjadi peningkatan kadar MDA
secara signifikan.
Kadar MDA yang lebih tinggi pada perlakuan dengan pelatihan fisik
stres oksidatif. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Arslan et al.
tikus Wistar secara signifikan setelah olahraga. Dengan demikian, dari hasil
penelitian ini dapat dikatakan bahwa kadar MDA yang lebih tinggi pada
perlakuan berupa pelatihan renang 30 menit, lima kali per minggu selama empat
gilirannya memicu produksi radikal bebas. Hal ini terjadi karena radikal bebas
dapat terbentuk sebagai bagian integral dari proses oksidasi fosforilasi dalam
digunakan untuk aktivitas fisik, sehingga semakin berat aktivitas fisik maka
semakin banyak ATP yang dibutuhkan dan pada gilirannya akan terbentuk
radikal bebas yang semakin banyak pula. Hal ini didukung oleh penelitian
III, dan IV setelah melakukan tes olahraga pada tikus yang tidak terlatih.
Kompleks enzim tersebut (terutama kompleks I dan III) dalam rantai transport
et al., 2008). Rantai transpor elektron mengkonsumsi lebih dari 90% dari oksigen
yang diambil oleh sel, dan sekitar 5% dari oksigen tersebut dikonversi menjadi
radikal bebas (Ngurah, 2007; Figueiredo et al., 2008; Marciniak et al., 2009).
bebas dengan cara membentuk antioksidan endogen seperti SOD dan GPx.
sel (sitosol dan mitokondria) maupun dalam plasma yang berfungsi untuk
(H2O2) (Zelko et al., 2002; Marciniak et al., 2009). Sedangkan GPx mengkatalisis
perubahan hydrogen peroxide (H2O2) menjadi H2O (Marciniak et al., 2009). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan renang yang diberikan pada tikus
wistar selama 30 menit, lima kali per minggu selama empat minggu
U/ml menjadi 19,430,08 U/ml (Tabel 5.3). Oztasan et al. (2004) juga
mendapatkan kadar SOD yang lebih rendah pada tikus Sprague-Dawley setelah
pelatihan treadmill 1,5 jam per hari, lima kali seminggu, selama delapan minggu,
tetapi GPx justru meningkat setelah pelatihan. Sedangkan Barreto et al. (2012)
menemukan peningkatan kadar SOD tetapi GPx tidak mengalami perubahan pada
mencit yang dilatih berenang dua kali sehari masing-masing selama 90 menit,
87
lima kali seminggu, selama lima minggu. Sementara itu Senturk et al. (2001)
tidak menemukan adanya perubahan kadar SOD eritrocyte pada tikus wistar
setelah pelatihan treadmill dengan kecepatan 25 meter per menit, 60 menit per
sementara dosis berlebih akan bersifat toksik (Son et al., 2008), tampaknya dapat
menjelaskan kadar SOD dan GPx yang lebih rendah serta kadar MDA yang lebih
tinggi pada perlakuan dengan pelatihan fisik dibandingkan tanpa pelatihan. Ada
indikasi bahwa takaran pelatihan yang tidak tepat, di mana intensitas pelatihan
olahraga akut. Kondisi ini mengakibatkan pelatihan tidak dapat dijadikan sebagai
aktivasi Nrf2 (Mann et al., 2007), sehingga enzim antioksidan tidak cukup untuk
meredam radikal bebas dengan cara mengkatalisis menjadi produk yang lebih
stabil. Dengan kata lain bahwa efek pelatihan tidak dapat melindungi ketika
diberikan aktivitas fisik maksimal. Hal ini didukung oleh hasil penelitian
enzim antioksidan, tetapi tidak cukup untuk melindungi dari kerusakan oksidatif
SOD/CAT/GPx. Dengan demikian. dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa
6.4 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan
Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan
Pelatihan Fisik.
kadar MDA secara signifikan (p<0,05) (Tabel 5.3), tetapi pemberian ekstrak kulit
ternyata mampu menurunkan kadar MDA darah tikus Wistar secara signifikan
(p<0,05), bahkan pada dosis 400 mg/kgbb, kadar MDA tercatat lebih rendah pada
tidak signifikan (p>0,05) (Tabel 5.4). Hal ini berarti bahwa ekstrak kulit buah
pelatihan fisik mempunyai peran besar dalam meredam radikal bebas yang
terbentuk selama pelatihan tersebut. Hal ini kemungkinan terjadi karena senyawa
yang terdapat dalam ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)
bebas sehingga tidak terjadi reaksi inisiasi atau propagasi lebih lanjut dan
terbentuk produk akhir yang stabil (Middleton Jr. et al., 2000; Zarena dan Sankar,
2009). Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa hasil penelitian invitro
Kosem et al., 2007; Zarena dan Sankar, 2009; Ngawhirunpat et al., 2010;
Palakawong et al., 2010; Pothitirat et al., 2010). Hasil analisis jalur juga
menunjukan bahwa peran ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)
89
dalam menurunkan kadar MDA lebih besar jika dibandingkan peran pelatihan
fisik dalam meningkatkan MDA, yakni 0,751 dibandingkan 0,463 (Gambar 5.8).
ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diberikan pada tikus
signifikan (p<0,05) (Tabel 5.2, dan 5.4), namun demikian dosis optimum dalam
menurunkan kadar MDA dalam kondisi tanpa disertai pelatihan fisik tercapai pada
dosis 319,83 mg/kgbb (Gambar 5.2), sementara itu jika dipergunakan secara
bersama-sama dengan pelatihan fisik sebesar 424,63 mg/kgbb (Gambar 5.5). Hal
ini kemungkinan karena ekstrak dengan dosis tinggi akan bekerja sebagai
ion ferri (Fe+3) menjadi ion ferro (Fe+2) yang berperan dalam pembentukan
radikal hidroksil (OH) melalui reaksi fenton (Perron dan Brumaghim, 2009).
Radikal bebas juga dapat diredam oleh antioksidan endogen seperti SOD dan
kadar enzim SOD dan GPx (Tabel 5.3), tetapi pemberian ekstrak kulit buah
pelatihan fisik mampu meningkatkan aktivitas enzim SOD dan GPx secara
signifikan (p<0,05), bahkan pada dosis 400 mg/kgbb kadar enzim SOD dan GPx
tercatat secara signifikan (p<0,05) lebih tinggi pada perlakuan dengan pelatihan
90
fisik dibandingkan tanpa pelatihan fisik (Tabel 5.4). Hal ini kemungkinan karena
elektronnya kepada radikal bebas, juga dapat bekerja sebagai inducer yang akan
memicu ekspresi gen penyandi antioksidan melalui aktivasi Nrf2 (Son et al.,
2008). Beberapa penelitian serupa sebelumnya juga menunjukan hasil yang sama,
misalnya penelitian Belviranli et al. (2012) yang menggunakan ekstrak biji anggur
100 mg/kg per hari selama enam minggu pada tikus SpragueDawley yang dilatih
dengan treadmill dengan kecepatan 25 m per menit, 45 menit per hari, lima kali
SOD dan GPx. Sementara pada olahraga akut, pemberian proantosianidin yang di
ekstrak dari biji anggur pada mencit dengan dosis 200 mg/kg/hari selama dua
minggu juga dapat menurunkan kadar MDA meningkatkan SOD dan GPx secara
signifikan (Shan et al., 2010), juga ekstrak umbi ubi jalar ungu atau sirup umbi
ubi jalar ungu dapat menurunkan kadar MDA (Jawi et al., 2008).
Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diberikan secara
MDA yang lebih tinggi serta SOD dan GPx yang lebih rendah secara signifikan
(p<0,05) dibandingkan dengan tanpa pelatihan, tetapi pada dosis 400 mg/kgbb
terjadi hal yang sebaliknya yakni perlakuan dengan pelatihan fisik tercatat
memiliki kadar enzim SOD dan GPx lebih tinggi secara signifikan (p<0,05)
secara statistik tidak signifikan (p>0,05) (Tabel 5.4). Hal ini berarti bahwa pada
hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan penggunaan ekstrak tanpa
pelatihan. Dengan kata lain, jika ekstrak diberikan secara bersama-sama dengan
pelatihan fisik maka efek lebih baik terlihat pada dosis 400 mg/kg bb.
dalam olahraga masih belum mampu meningkatkan prestasi atlit (Harjanto, 2006),
tetapi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kulit buah
6.5 Analisis Jalur Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan
Pelatihan Fisik
(Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik mempengaruhi kadar SOD dan
GPx, di mana pengaruh tersebut sebagian besar terjadi secara tidak langsung
yakni melalui MDA (Gambar 5.8). Pengaruh tidak langsung tersebut telah
demikian, radikal bebas ini ada di bawah kendali ekstrak kulit buah manggis agar
tidak melebihi batas yang dapat ditolerir tubuh sehingga dapat dijadikan sebagai
mekanisme aktivasi NRf2, karena sesuai konsep hormesis bahwa dosis rendah
akan mempunyai efek merangsang sementara dosis berlebih akan bersifat toksik
(Son et al., 2008). Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa dalam situasi
tanpa pemberian ekstrak kulit buah manggis, pelatihan telah meningkatkan kadar
MDA serta menurunkan SOD dan GPx secara signifikan (p<0,05) (Tabel 5.3).
Sedangkan, pelatihan fisik yang disertai pemberian ekstrak kulit buah manggis
telah menurunkan kadar MDA, serta meningkatkan SOD dan GPx secara
berguna untuk meredam radikal bebas sehingga mencapai dosis yang dapat
Kadar SOD darah tikus Wistar 95,9% dipengaruhi oleh ekstrak kulit buah
manggis (Garcinia mangostana L.), pelatihan fisik, dan kadar MDA, selebihnya
yakni 4,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Sementara itu, kadar GPx 94,2%
dipengaruhi oleh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), pelatihan
fisik, dan kadar MDA, selebihnya yakni 5,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini
kulit buah manggis untuk menimbulkan efek bersama yakni menurunkan stres
93
oksidatif melalui penurunan MDA serta peningkatan baik SOD maupun GPx, di
mana peran ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) lebih besar
dibandingkan pelatihan.
mempengaruhi kadar enzim SOD dan GPx di mana peran pelatihan lebih kecil
bahkan tidak signifikan (Thitung < Ttabel) terhadap GPx, jika dibandingkan dengan
ekstrak kulit buah manggis yakni 0,140 dibandingkan 0,376 pada pembentukan
SOD, dan 0,058 dibandingkan 0,078 pada pembentukan GPx (Gambar 5.8).
Secara tidak langsung yakni melalui MDA, ekstrak kulit buah manggis dan
pelatihan fisik juga mempengaruhi SOD dan GPx di mana pengaruh ekstrak lebih
besar jika dibandingkan pelatihan fisik yakni 0,459 dibandingkan 0,283 pada
pembentukan SOD, dan 0,664 dibandingkan 0,409 pada pembentukan GPx. Hal
ini berarti bahwa pemberian ekstrak kulit buah manggis selama masa pelatihan
bebas (Zarena dan Sankar, 2009), serta membentuk enzim SOD dan GPx dengan
cara memicu ekspresi gen penyandi antioksidan melalui aktivasi Nrf2 (Son et al,
2008), sedangkan secara tidak langsung yakni melalui MDA juga mampu
membentuk SOD dan GPx dengan mekanisme yang serupa yakni melalui aktivasi
Temuan baru penelitian ini adalah ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
adalah secara langsung meredam radikal bebas serta meningkatkan enzim SOD
maupun GPx. Disamping itu mekanisme patologisnya juga sebagai akibat dari
peningkatan aktivitas enzim SOD dan GPx secara tidak langsung melalui
Pada penelitian ini ditemukan bahwa ekstrak dosis 400 mg/kgbb memberikan
peran penurunan stres oksidatif yang terbaik pada tikus wistar yang diberikan
mampu menurunkan stres oksidatif pada tikus wistar jantan umur 12 minggu,
tetapi belum dapat melihat pengaruh yang sama pada tikus wistar dengan jenis
7.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal sebagai berikut:
kadar MDA darah tikus Wistar dari 8,500,30 nmol/ml dalam kondisi tanpa
kadar enzim SOD dan GPx darah tikus Wistar. SOD meningkat dari
81,350,60% pada pemberian ekstrak dosis 400 mg/kg bb, sedangkan GPx
sampai menjadi 34,970,25 U/ml pada pemberian ekstrak dosis 400 mg/kg bb.
3. Pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per
minggu, selama empat minggu, tidak dapat menurunkan kadar MDA darah
nmol/ml.
4. Pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per
minggu, selama empat minggu, tidak dapat meningkatkan kadar enzim SOD
dan GPx darah tikus Wistar. SOD menurun dari 72,090,31% menjadi
19,430,08 U/ml
95
96
5. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik
intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama
empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus Wistar dari
6. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik
intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama
empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan GPx darah tikus
Wistar. SOD meningkat dari 44,200,46% dalam kondisi pelatihan fisik tanpa
pemberian ekstrak dosis 400 mg/kg bb, sedangkan GPx meningkat dari
8,620,09 U/ml dalam kondisi pelatihan fisik tanpa pemberian ekstrak sampai
menjadi 36,500,37 U/ml pada pelatihan fisik disertai pemberian ekstrak dosis
7. Dosis optimum ekstrak kulit buah manggis dalam menurunkan kadar MDA
darah tikus Wistar dalam kondisi tanpa pelatihan fisik adalah 319,83 mg/kgbb,
optimum ekstrak kulit buah manggis dalam meningkatkan kadar enzim SOD
dan GPx dalam kondisi tanpa pelatihan fisik masing-masing adalah 361,84
7.2 Saran-Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan bahan aktif kulit
buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang berasal dari berbagai daerah
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang manfaat kulit buah manggis
98
99
Castro, M. A. C. de., Neto, F. F. C., Lima, L. M. C., Silva, F.M. da., Oleiveira, R.
J. de., dan Zanesco. 2009. Production of Free Radical and Catalase
Activity During Acute Exercise Training in Young Men. Biology of Sport.
26 (2): 113-8.
Chang, H. F., Huang, W. T., Chen, H. J., dan Yang, L. L. 2010. Apoptotic Effects
of -Mangostin from The Fruit Hull of Garcinia mangostana on Human
Malignant Glioma Cells. Molecules. 15: 8953-66.
Chattopadhyay, S., Maiti, S., Maji, G., Deb, B., Pan, B., dan Ghosh, D. 2011.
Protective Role of Moringa Oleifera (Sajina) Seed on Arsenic-Induced
Hepatocellular Degeneration in Female Albino Rats. Biol. Trace. Elem Res.
142: 20012
Chitchumroonchokchai, C., Riedl, K. M., Suksumrarn, S., Clinton, S. K.,
Kinghorn, A. D., dan Failla, M. L. 2012. Xanthones in Mangosteen Juice are
Absorbed and Partially Conjugated by Healthy Adults. The Journal of
Nutrition. 142: 67580
Chivapat, S., Chavalittumrong, P., Wongsinkongman, P., Phisalpong, C., dan
Rungsipipat, A. 2011. Chronic Toxicity Study of Garcinia mangostana Linn.
Pericarp Extract. Thai. J. Vet. Med. 41(1): 45-53
Chomnawang, M. T., Surassmo, S., Nukoolkarn, V. S., dan Gritsanapan, W.,
2007. Effect of Garcinia mangostana on Inflammation Caused by
Propionibacterium acnes. Fitoterapia. 78 : 4018
Dirjen Hortikultura. 2011. Strategi Peningkatan Kualitas dan Kuantitas
Hortikultura untuk Ekspor. Kementerian Pertanian RI. Jakarta.
El-Agamy, D. S. 2010. Comparative Efects of Curcumin and Resveratrol on
Aflatoxin B1-Induced Liver Injury in Rats. Arch Toxicol. 84:38996
Farombi, E. O., Shrotriya, S., Na, H. K., Kim, S. H., dan Surh, Y. J. 2008.
Curcumin Attenuates Dimethylnitrosamine-Induced Liver Injury in Rats
Through Nrf2-Mediated Induction of Heme Oxygenase-1. Food and
Chemical Toxicology. 46: 127987
Figueiredo, P. A., Mota, M.P., Appell, H.J., dan Duarte, J. A. 2008. The Role of
Mitochondria in Aging of Skeletal Muscle. Biogerontology. 9: 6784
Gaeini, A. A., Rahnama, N., dan Hamedinia, M. R. 2006. Effect of Vitamin E
Supplementation on Oxidative Stress at Rest and After Exercise to
Exhaustion in Athletic Students. J. Sports Med. Phys. Fitness. 46: 458-61.
George, B. O., dan Osharechiren, O. I. 2009. Oxidative Stress and Antioxidant
Status in Sportsmen Two Hours after Strenuous Exercise and in Sedentary
Control Subjects. African Journal of Biotechnology. 8 (3): 480-3
Gill, L. 2009. The Validity of Animal Experiments in Medical Research.
RSDA 1:161-8
100
Jujun, P., Pootakham, K., Pongpaibul, Y., Duangrat, C., dan Tharavichitkul, P.,
2008. Acute and Repeated Dose 28-Day Oral Toxicity Study of Garcinia
mangostana Linn. Rind Extract. CMU. J. Nat. Sci. 7 (2):199-208
Jung, H. A., Su, B. N., Keller, W. J., Metha, R. G., dan Kinghorn, A. D. 2006.
Antioxidant Xanthones from The Pericarp of Garcinia mangostana
(Mangosteen). J. Agric. Food Chem. 54: 2077-82
Kim, S. H., Park, K. S., Chang, M. J., dan Sung, J. H. 2005. Effects of Panax
Ginseng Extract on Exercise-Induced Oxidative Stress. Journal of Sports
Medicine and Physical Fitness.45: 178-82
Kim, H. T., dan Chae, C.H., 2006. Effect of Exercise and -Lipoic Acid
Supplementation on Oxidative Stress in Rats. Biology of Sport. 23(2):114-53
Kondo, M., Zhang, L., Ji, H., Kou, Y., dan Ou, B. 2009. Bioavailability and
Antioxidant Effects of a Xanthone-Rich Mangosteen (Garcinia mangostana)
Product in Humans. J. Agric. Food Chem. 57: 878892
Kosem, N., Han, Y. H., dan Moongkarndi, P. 2007. Antioxidant and
Cytoprotective Activities of Methanolic Extract from Garcinia mangostana
Hulls. Science Asia. 33: 283-92.
Kotan, E., Alpsoy, L., Anar, M., Aslan, A., dan Agar, G., 2011. Protective Role of
Methanol Extract of Cetraria Islandica (L.) Against Oxidative Stress and
Genotoxic Effects of AFB in Human Lymphocytes In Nitro. Toxicology and
Industrial Health 27(7): 599 605
Kothari, S., Thompson, A., Agarwal, A., dan Plessis, S. S. du., 2010. Free
Radical: Their Beneficial and Detrimental Effects on Sperm Function. Indian
Journal of Experimental Biology. 48: 425 35
Krk, R. 2010. The Effects of Short-Term Exercise on The Parameters of
Oxidant and Antioxidant System in Handball Players. African Journal of
Pharmacy and Pharmacology. 4 (7) : 448-52
Krk, R., Tekin, A., zda, S., dan Akakoyun, F., 2010. The Effects of Regular
Exercse on Oxdatve and Antoxdatve Parameters n Young Wrestlers.
African Journal of Pharmacy and Pharmacology. 4(5): 244-51.
Kurniawati, A., Poerwanto, R., Sobir, Effendi, D., dan Cahyana, H. 2010.
Evaluation of Fruit Characters, Xanthones Content, and Antioxidant
Properties of Various Qualities of Mangosteens (Garcinia mangostana L.) J.
Agron. Indonesia. 38 (3): 232 -7
Lambertucci, R. H., Levada-Pires, A. C., Rossoni, L. V., Curi, R., dan Curi, T. C.
P. 2007. Effects of Aerobic Exercise Training on Antioxidant Enzyme
Activities and mRNA Levels in Soleus Muscle from Young and Aged Rats.
Mechanisms of Ageing and Development. 128 : 26775
Lianiwati, M. M. V. 2011. Pemberian Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus) Menurunkan Kadar F2 Isoprostan pada Tikus Putih Jantan
102
Meng, B., Gao, W., Wei, J., Yang, J., Wu, J., Pu, L., dan Guo, C. 2013. Quercetin
reduces serum homocysteine level in rats fed a methionine-enriched Diet.
Nutrition 29: 6616
Middleton Jr, E., Kandaswami, C., dan Theoharides, T. C. 2000. The Effects of
Plant Flavonoids on Mammalian Cells: Implications for Inflammation, Heart
Disease, and Cancer. Pharmacological Review. 52: 673751.
Montgomery, D. C. 2001. Design and Analysis of Experiments (5th ed.). John
Wiley and Sons Inc. New York
Moongkarndi, P., Kosem, N., Kaslungka, S., Luanratana, O., Pongpan, N., dan
Neungton, N. 2004. Antiproliferation, Antioxidation and Induction of
Apoptosis by Garcinia mangostana (Mangosteen) on SKBR3 Human Breast
Cancer Cell Line. Journal of Ethnopharmacology. 90: 1616
Morikawa, A, Inamizu, T., Han, Y., dan Nagata, M., 2004. Effect of Exercise
Training on Superoxide Dismutase Gene Expression in Human Lymphocytes.
International Journal of Sport and Health Science. 2 : 187-94.
Nala, I. G. N. 2011. Prinsip Pelatihan Olah Raga. Udayana University Press.
Denpasar.
Ngawhirunpat, T., Opanasopi, P., Sukma, M., Sittisombut, C., AtsushiKat, dan
Adachi, I. 2010. Antioxidant, Free Radical-Scavenging Activity and
Cytotoxicity of Different Solvent Extracts and Their Phenolic Constituents
from The Fruit Hull of Mangosteen (Garcinia mangostana). Pharmaceutical
Biology. 48 (1): 5562
Ngurah, I. B. 2007. Peranan Antioksidan pada olah raga. Medicina. 38 (1): 3-6
Nurliyana, R., Zahir, I. S., Suleiman, K. M., Aisyah, M. R., dan Rahim, K. K.
2010. Antioxidant Study of Pulps and Peels of Dragon Fruits: A Comparative
Study. International Food Research Journal. 17: 367-75
Ogonovszky, H., Berkes, I., Kumagai, S., Kaneko, T., Tahara, S., Goto, S., dan
Radak, Z. 2005. The Effects of Moderate-, Strenuous- and Over-Training on
Oxidative Stress Markers, DNA Repair, and Memory, in Rat Brain.
Neurochemistry International 46 : 63540
Oztasan, N., Taysi, S., Altinkaynak, K. G. K., Aktas, O., Siktar, H. T. E., Keles,
S., Akar, S., Dane, F. A. S., dan Gul, M. 2004. Endurance Training
Attenuates Exercise-Induced Oxidative Stress in Erythrocytes in Rat. Eur J
Appl Physiol 91: 6227.
Palakawong, C., Sophanodora, P., Pisuchpen, S., dan Phongpaichit. 2010.
Antioxidant and Antimicrobial Activities of Crude Extracts from Mangosteen
(Garcinia mangostana L.) Parts and Some Essential Oils. International Food
Research Journal. 17: 583-9
Pedraza-Chaverri, J., Crdenas-Rodrguez, N., Orozco-Ibarra, M., dan Prez-
Rojas, J. M. 2008. Medicinal Properties of Mangosteen (Garcinia
mangostana L.). Food and Chemical Toxicology. 46: 3227-39
104
Minggu 0 Minggu II
Perlakuan Blok Perlakuan Blok
I II III IV I II III IV
E0P0 229 243 248 255 E0P0 245 264 268 275
E1P0 216 237 249 254 E1P0 234 255 270 272
E2P0 226 232 247 252 E2P0 246 251 267 271
E4P0 228 239 249 254 E4P0 243 254 266 270
E6P0 225 244 250 256 E6P0 240 268 270 276
E8P0 217 232 251 258 E8P0 233 251 267 275
E0P1 220 236 246 254 E0P1 234 246 268 274
E1P1 229 236 248 255 E1P1 242 248 265 273
E2P1 230 240 251 256 E2P1 247 258 263 282
E4P1 219 240 251 256 E4P1 230 251 269 267
E6P1 225 241 252 253 E6P1 242 266 265 262
E8P1 222 243 250 255 E8P1 243 266 260 273
Total 2686 2863 2992 3058 Total 2879 3078 3198 3270
Rata-Rata 223,83 238,58 249,33 254,83 Rata-rata 239,92 256,5 266,5 272,5
Lampiran 1. Lanjutan
Minggu IV
Perlakuan Blok
I II III IV
E0P0 258 287 286 295
E1P0 264 284 299 292
E2P0 265 274 288 289
E4P0 253 268 284 285
E6P0 253 287 289 293
E8P0 247 272 282 291
E0P1 245 265 281 290
E1P1 270 276 276 301
E2P1 265 276 282 301
E4P1 242 272 295 282
E6P1 253 280 278 273
E8P1 255 280 275 286
Total 3070 3321 3415 3478
Rata-rata 255,83 276,75 284,58 289,83
Lampiran 3. Data Hasil Pengukuran Kadar MDA Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Pelatihan Fisik.
Blok
Perlakuan
I II III IV
E0P0 5,76 6,58 6,17 7,19
E1P0 6,99 5,55 5,14 5,76
E2P0 3,71 2,68 3,3 3,91
E4P0 2,48 3,09 2,68 3,3
E6P0 3,71 2,48 2,89 3,09
E8P0 2,27 3,09 3,5 2,68
E0P1 11,7 11,09 11,5 10,68
E1P1 10,06 9,04 9,45 9,86
E2P1 6,58 6,17 6,99 7,19
E4P1 4,94 5,14 5,76 5,35
E6P1 3,71 4,12 4,32 3,91
E8P1 2,89 2,48 2,27 3,09
111
Lampiran 4. Data Hasil Pengukuran Kadar SOD Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Pelatihan Fisik.
Perlakuan Blok
I II III IV
E0P0 61,94 60,9 62,63 62,98
E1P0 64,71 65,74 63,32 65,05
E2P0 71,97 70,59 70,93 73,01
E4P0 78,55 77,16 76,47 78,2
E6P0 7958 77,51 76,82 79,93
E8P0 80,97 79,58 79,24 80,62
E0P1 44,98 45,33 43,94 42,56
E1P1 52,25 51,56 53,98 47,4
E2P1 58,13 56,06 55,36 58,48
E4P1 67,13 68,17 66,09 65,74
E6P1 74,74 72,32 71,63 75,09
E8P1 80,62 83,04 80,97 85,81
112
Lampiran 5. Data Hasil Pengukuran Kadar GPx Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Pelatihan Fisik.
Perlakuan Blok
I II III IV
E0P0 24,77 25,47 24,62 24,31
E1P0 26,01 26,62 27,16 26,78
E2P0 30,1 31,02 31,33 30,56
E4P0 32,49 31,64 31,49 32,03
E6P0 32,41 31,72 33,8 32,87
E8P0 31,64 34,57 35,27 32,57
E0P1 8,64 8,41 8,87 8,57
E1P1 10,19 10,57 9,95 9,72
E2P1 22,15 21,68 21,22 21,61
E4P1 27,4 26,16 26,62 25,93
E6P1 30,02 29,02 29,48 29,32
E8P1 36,04 36,42 37,27 36,27
113
Lampiran 6. Hasil Analisis Statistik Kadar MDA Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Pelatihan Fisik.
Explore
DOSIS
PELATIHAN
Blok
DOSIS
114
Lampiran 6. Lanjutan
PELATIHAN
Blok
Lampiran 6. Lanjutan
116
Lampiran 6. Lanjutan
Lampiran 6. Lanjutan
Pairwise Comparisons
(I) (J) DOSIS*PELATIHAN Mean Std. df Sig. 95% Wald
DOSIS*PE Differen Error Confidence
LATIHAN ce (I-J) Interval for
Difference
Lower Upper
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -4.8295 .63648 1 .000 -6.0770 -3.5820
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] .5637 .42723 1 .187 -.2736 1.4011
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -3.1752 .56729 1 .000 -4.2870 -2.0633
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 3.0345 .35679 1 .000 2.3352 3.7338
[DOSIS=0]* [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -.3027 .45680 1 .508 -1.1980 .5926
a
[PELATIHA [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 3.5352 .34586 1 .000 2.8573 4.2130
a
N=0] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 1.1238 .40901 1 .006 .3221 1.9254
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 3.3860 .34913 1 .000 2.7017 4.0702
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 2.4025 .37220 1 .000 1.6730 3.1320
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 3.5302 .34605 1 .000 2.8520 4.2085
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 3.7456 .34182 1 .000 3.0756 4.4156
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 4.8295 .63648 1 .000 3.5820 6.0770
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 5.3933 .62316 1 .000 4.1719 6.6146
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 1.6544 .72643 1 .023 .2306 3.0781
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 7.8640 .57728 1 .000 6.7326 8.9955
a
[DOSIS=0]* [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 4.5268 .64392 1 .000 3.2647 5.7889
a
[PELATIHA [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 8.3647 .57067 1 .000 7.2462 9.4832
a
N=1] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 5.9533 .61092 1 .000 4.7559 7.1507
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 8.2155 .57250 1 .000 7.0934 9.3376
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 7.2320 .58691 1 .000 6.0817 8.3823
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 8.3597 .57069 1 .000 7.2412 9.4783
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 8.5751 .56818 1 .000 7.4615 9.6887
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -.5637 .42723 1 .187 -1.4011 .2736
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -5.3933 .62316 1 .000 -6.6146 -4.1719
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -3.7389 .55232 1 .000 -4.8214 -2.6564
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 2.4707 .33253 1 .000 1.8190 3.1225
a
[DOSIS=1]* [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -.8665 .43824 1 .048 -1.7254 -.0075
a
[PELATIHA [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 2.9714 .32104 1 .000 2.3422 3.6007
N=0] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] .5600 .38822 1 .149 -.2009 1.3209
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 2.8222 .32416 1 .000 2.1869 3.4576
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 1.8387 .34921 1 .000 1.1543 2.5232
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 2.9665 .32129 1 .000 2.3368 3.5962
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 3.1819 .31646 1 .000 2.5616 3.8021
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 3.1752 .56729 1 .000 2.0633 4.2870
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -1.6544 .72643 1 .023 -3.0781 -.2306
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 3.7389 .55232 1 .000 2.6564 4.8214
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 6.2097 .49992 1 .000 5.2298 7.1895
a
[DOSIS=1]* [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 2.8724 .57563 1 .000 1.7442 4.0007
a
[PELATIHA [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 6.7104 .49232 1 .000 5.7454 7.6753
a
N=1] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 4.2989 .53851 1 .000 3.2435 5.3544
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 6.5611 .49443 1 .000 5.5921 7.5302
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 5.5776 .51112 1 .000 4.5759 6.5794
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 6.7054 .49243 1 .000 5.7403 7.6705
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 6.9208 .48940 1 .000 5.9616 7.8800
118
Lampiran 6. Lanjutan
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -3.0345 .35679 1 .000 -3.7338 -2.3352
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -7.8640 .57728 1 .000 -8.9955 -6.7326
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -2.4707 .33253 1 .000 -3.1225 -1.8190
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -6.2097 .49992 1 .000 -7.1895 -5.2298
a
[DOSIS=2]* [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -3.3372 .36989 1 .000 -4.0622 -2.6122
a
[PELATIHA [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] .5007 .21879 1 .022 .0719 .9295
a
N=0] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -1.9107 .30902 1 .000 -2.5164 -1.3051
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] .3515 .22348 1 .116 -.0865 .7895
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -.6320 .25837 1 .014 -1.1384 -.1256
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] .4957 .21909 1 .024 .0663 .9251
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] .7111 .21211 1 .001 .2954 1.1268
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] .3027 .45680 1 .508 -.5926 1.1980
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -4.5268 .64392 1 .000 -5.7889 -3.2647
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] .8665 .43824 1 .048 .0075 1.7254
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -2.8724 .57563 1 .000 -4.0007 -1.7442
a
[DOSIS=2]* [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 3.3372 .36989 1 .000 2.6122 4.0622
a
[PELATIHA [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 3.8379 .35951 1 .000 3.1333 4.5425
a
N=1] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 1.4265 .42053 1 .001 .6023 2.2507
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 3.6887 .36248 1 .000 2.9782 4.3991
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 2.7052 .38485 1 .000 1.9509 3.4595
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 3.8329 .35962 1 .000 3.1281 4.5378
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 4.0483 .35556 1 .000 3.3515 4.7452
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -3.5352 .34586 1 .000 -4.2130 -2.8573
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -8.3647 .57067 1 .000 -9.4832 -7.2462
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -2.9714 .32104 1 .000 -3.6007 -2.3422
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -6.7104 .49232 1 .000 -7.6753 -5.7454
a
[DOSIS=4]* [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -.5007 .21879 1 .022 -.9295 -.0719
a
[PELATIHA [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -3.8379 .35951 1 .000 -4.5425 -3.1333
a
N=0] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -2.4114 .29643 1 .000 -2.9924 -1.8304
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -.1492 .20602 1 .469 -.5530 .2546
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -1.1327 .24314 1 .000 -1.6093 -.6562
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -.0050 .20085 1 .980 -.3986 .3887
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] .2104 .19345 1 .277 -.1687 .5896
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -1.1238 .40901 1 .006 -1.9254 -.3221
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -5.9533 .61092 1 .000 -7.1507 -4.7559
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -.5600 .38822 1 .149 -1.3209 .2009
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -4.2989 .53851 1 .000 -5.3544 -3.2435
a
[DOSIS=4]* [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 1.9107 .30902 1 .000 1.3051 2.5164
a
[PELATIHA [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -1.4265 .42053 1 .001 -2.2507 -.6023
a
N=1] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 2.4114 .29643 1 .000 1.8304 2.9924
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 2.2622 .30009 1 .000 1.6740 2.8504
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 1.2787 .32667 1 .000 .6384 1.9190
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 2.4065 .29650 1 .000 1.8253 2.9876
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 2.6219 .29168 1 .000 2.0502 3.1935
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -3.3860 .34913 1 .000 -4.0702 -2.7017
a
[DOSIS=6]* [DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -8.2155 .57250 1 .000 -9.3376 -7.0934
a
[PELATIHA [DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -2.8222 .32416 1 .000 -3.4576 -2.1869
a
N=0] [DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -6.5611 .49443 1 .000 -7.5302 -5.5921
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -.3515 .22348 1 .116 -.7895 .0865
119
Lampiran 6. Lanjutan
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -3.6887 .36248 1 .000 -4.3991 -2.9782
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] .1492 .20602 1 .469 -.2546 .5530
[DOSIS=6]*[ a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -2.2622 .30009 1 .000 -2.8504 -1.6740
PELATIHAN a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -.9835 .24761 1 .000 -1.4688 -.4982
=0]
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] .1443 .20631 1 .484 -.2601 .5486
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] .3596 .19888 1 .071 -.0301 .7494
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -2.4025 .37220 1 .000 -3.1320 -1.6730
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -7.2320 .58691 1 .000 -8.3823 -6.0817
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -1.8387 .34921 1 .000 -2.5232 -1.1543
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -5.5776 .51112 1 .000 -6.5794 -4.5759
a
[DOSIS=6]* [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] .6320 .25837 1 .014 .1256 1.1384
a
[PELATIHA [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -2.7052 .38485 1 .000 -3.4595 -1.9509
a
N=1] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 1.1327 .24314 1 .000 .6562 1.6093
a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -1.2787 .32667 1 .000 -1.9190 -.6384
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] .9835 .24761 1 .000 .4982 1.4688
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 1.1278 .24325 1 .000 .6510 1.6045
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 1.3431 .23734 1 .000 .8780 1.8083
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -3.5302 .34605 1 .000 -4.2085 -2.8520
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -8.3597 .57069 1 .000 -9.4783 -7.2412
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -2.9665 .32129 1 .000 -3.5962 -2.3368
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -6.7054 .49243 1 .000 -7.6705 -5.7403
a
[DOSIS=8]* [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -.4957 .21909 1 .024 -.9251 -.0663
a
[PELATIHA [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -3.8329 .35962 1 .000 -4.5378 -3.1281
N=0] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] .0050 .20085 1 .980 -.3887 .3986
a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -2.4065 .29650 1 .000 -2.9876 -1.8253
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -.1443 .20631 1 .484 -.5486 .2601
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -1.1278 .24325 1 .000 -1.6045 -.6510
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] .2154 .19385 1 .267 -.1645 .5953
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -3.7456 .34182 1 .000 -4.4156 -3.0756
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -8.5751 .56818 1 .000 -9.6887 -7.4615
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -3.1819 .31646 1 .000 -3.8021 -2.5616
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -6.9208 .48940 1 .000 -7.8800 -5.9616
a
[DOSIS=8]* [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -.7111 .21211 1 .001 -1.1268 -.2954
a
[PELATIHA [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -4.0483 .35556 1 .000 -4.7452 -3.3515
N=1] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -.2104 .19345 1 .277 -.5896 .1687
a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -2.6219 .29168 1 .000 -3.1935 -2.0502
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -.3596 .19888 1 .071 -.7494 .0301
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -1.3431 .23734 1 .000 -1.8083 -.8780
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -.2154 .19385 1 .267 -.5953 .1645
Pairwise comparisons of estimated marginal means based on the original scale of
dependent variable MDA
a. The mean difference is significant at the .05 level.
120
Lampiran 7. Hasil Analisis Statistik Kadar SOD Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Pelatihan Fisik.
Explore
Dosis
Pelatihan
Blok
Dosis
Pelatihan
121
Lampiran 7. Lanjutan
Blok
Lampiran 7. Lanjutan
123
Lampiran 7. Lanjutan
Lampiran 7. Lanjutan
Pairwise Comparisons
(I) (J) DOSIS*PELATIHAN Mean Std. df Sig. 95% Wald
DOSIS*P Difference Error Confidence Interval
ELATIHA (I-J) for Difference
N Lower Upper
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 17.9115 .79411 1 .000 16.3551 19.4679
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -2.5891 .93426 1 .006 -4.4202 -.7580
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 10.8090 .83920 1 .000 9.1643 12.4538
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -9.5087 .98750 1 .000 -11.4442 -7.5732
[DOSIS= a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 5.1127 .87814 1 .000 3.3916 6.8339
0]*[PELA a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -15.4774 1.03528 1 .000 -17.5065 -13.4483
TIHAN=0 a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -4.6685 .95000 1 .000 -6.5305 -2.8065
] a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -16.3402 1.04231 1 .000 -18.3831 -14.2973
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -11.3242 1.00187 1 .000 -13.2878 -9.3605
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -17.9857 1.05580 1 .000 -20.0550 -15.9164
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -20.4957 1.07659 1 .000 -22.6058 -18.3857
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -17.9115 .79411 1 .000 -19.4679 -16.3551
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -20.5006 .81622 1 .000 -22.1004 -18.9008
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -7.1025 .70541 1 .000 -8.4850 -5.7199
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -27.4202 .87669 1 .000 -29.1385 -25.7019
[DOSIS= a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -12.7988 .75136 1 .000 -14.2714 -11.3261
0]*[PELA a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -33.3889 .93016 1 .000 -35.2120 -31.5658
TIHAN=1 a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -22.5800 .83419 1 .000 -24.2150 -20.9450
] a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -34.2517 .93799 1 .000 -36.0901 -32.4133
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -29.2357 .89284 1 .000 -30.9856 -27.4858
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -35.8972 .95295 1 .000 -37.7650 -34.0295
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -38.4073 .97595 1 .000 -40.3201 -36.4944
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 2.5891 .93426 1 .006 .7580 4.4202
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 20.5006 .81622 1 .000 18.9008 22.1004
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 13.3981 .86016 1 .000 11.7123 15.0840
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -6.9196 1.00539 1 .000 -8.8901 -4.9491
[DOSIS= a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 7.7018 .89820 1 .000 5.9414 9.4623
1]*[PELA a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -12.8883 1.05234 1 .000 -14.9508 -10.8257
TIHAN=0 a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -2.0794 .96856 1 .032 -3.9778 -.1811
] a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -13.7511 1.05926 1 .000 -15.8272 -11.6750
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -8.7351 1.01950 1 .000 -10.7333 -6.7369
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -15.3966 1.07254 1 .000 -17.4987 -13.2945
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -17.9067 1.09301 1 .000 -20.0489 -15.7644
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -10.8090 .83920 1 .000 -12.4538 -9.1643
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 7.1025 .70541 1 .000 5.7199 8.4850
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -13.3981 .86016 1 .000 -15.0840 -11.7123
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -20.3178 .91774 1 .000 -22.1165 -18.5190
[DOSIS= a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -5.6963 .79888 1 .000 -7.2621 -4.1305
1]*[PELA a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -26.2864 .96894 1 .000 -28.1855 -24.3873
TIHAN=1 a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -15.4776 .87722 1 .000 -17.1969 -13.7582
] a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -27.1492 .97647 1 .000 -29.0631 -25.2354
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -22.1332 .93319 1 .000 -23.9622 -20.3042
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -28.7947 .99084 1 .000 -30.7368 -26.8527
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -31.3048 1.01300 1 .000 -33.2902 -29.3193
125
Lampiran 7. Lanjutan
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 9.5087 .98750 1 .000 7.5732 11.4442
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 27.4202 .87669 1 .000 25.7019 29.1385
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 6.9196 1.00539 1 .000 4.9491 8.8901
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 20.3178 .91774 1 .000 18.5190 22.1165
[DOSIS= a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 14.6214 .95346 1 .000 12.7527 16.4902
2]*[PELA a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -5.9687 1.09989 1 .000 -8.1244 -3.8129
TIHAN=0 a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 4.8402 1.02004 1 .000 2.8410 6.8394
] a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -6.8315 1.10651 1 .000 -9.0002 -4.6628
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -1.8155 1.06851 1 .089 -3.9097 .2788
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -8.4770 1.11923 1 .000 -10.6706 -6.2833
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -10.9870 1.13886 1 .000 -13.2192 -8.7549
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -5.1127 .87814 1 .000 -6.8339 -3.3916
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 12.7988 .75136 1 .000 11.3261 14.2714
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -7.7018 .89820 1 .000 -9.4623 -5.9414
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 5.6963 .79888 1 .000 4.1305 7.2621
[DOSIS= a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -14.6214 .95346 1 .000 -16.4902 -12.7527
2]*[PELA a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -20.5901 1.00286 1 .000 -22.5557 -18.6245
TIHAN=1 a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -9.7812 .91457 1 .000 -11.5738 -7.9887
] a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -21.4529 1.01011 1 .000 -23.4327 -19.4731
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -16.4369 .96833 1 .000 -18.3348 -14.5390
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -23.0984 1.02403 1 .000 -25.1055 -21.0914
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -25.6085 1.04545 1 .000 -27.6575 -23.5594
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 15.4774 1.03528 1 .000 13.4483 17.5065
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 33.3889 .93016 1 .000 31.5658 35.2120
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 12.8883 1.05234 1 .000 10.8257 14.9508
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 26.2864 .96894 1 .000 24.3873 28.1855
[DOSIS= a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 5.9687 1.09989 1 .000 3.8129 8.1244
4]*[PELA a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 20.5901 1.00286 1 .000 18.6245 22.5557
TIHAN=0 a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 10.8089 1.06635 1 .000 8.7189 12.8989
]
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -.8628 1.14935 1 .453 -3.1155 1.3899
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 4.1532 1.11281 1 .000 1.9721 6.3342
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -2.5083 1.16159 1 .031 -4.7850 -.2316
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -5.0184 1.18053 1 .000 -7.3322 -2.7046
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 4.6685 .95000 1 .000 2.8065 6.5305
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 22.5800 .83419 1 .000 20.9450 24.2150
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 2.0794 .96856 1 .032 .1811 3.9778
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 15.4776 .87722 1 .000 13.7582 17.1969
[DOSIS= a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -4.8402 1.02004 1 .000 -6.8394 -2.8410
4]*[PELA a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 9.7812 .91457 1 .000 7.9887 11.5738
TIHAN=1 a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -10.8089 1.06635 1 .000 -12.8989 -8.7189
] a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -11.6717 1.07318 1 .000 -13.7751 -9.5683
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -6.6557 1.03395 1 .000 -8.6822 -4.6292
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -13.3172 1.08628 1 .000 -15.4463 -11.1881
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -15.8272 1.10651 1 .000 -17.9960 -13.6585
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 16.3402 1.04231 1 .000 14.2973 18.3831
a
[DOSIS= [DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 34.2517 .93799 1 .000 32.4133 36.0901
a
6]*[PELA [DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 13.7511 1.05926 1 .000 11.6750 15.8272
a
TIHAN=0 [DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 27.1492 .97647 1 .000 25.2354 29.0631
a
] [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 6.8315 1.10651 1 .000 4.6628 9.0002
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 21.4529 1.01011 1 .000 19.4731 23.4327
126
Lampiran 7. Lanjutan
Lampiran 8 Hasil Analisis Statistik Kadar GPx Darah Tikus Wistar Setelah
Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
dan Pelatihan Fisik.
Explore
Dosis
Pelatihan fisik
Blok
Dosis
Pelatihan fisik
128
Lampiran 8. Lanjutan
Blok
Lampiran 8. Lanjutan
130
Lampiran 8. Lanjutan
Lampiran 8. Lanjutan
Pairwise Comparisons
(I) (J) DOSIS*PELATIHAN Mean Std. df Sig. 95% Wald
DOSIS*P Difference Error Confidence Interval
ELATIHA (I-J) for Difference
N Lower Upper
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 16.1700 .26938 1 .000 15.6420 16.6980
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -1.8499 .37349 1 .000 -2.5819 -1.1179
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 14.6851 .27476 1 .000 14.1465 15.2236
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -5.9589 .40537 1 .000 -6.7534 -5.1644
a
[DOSIS=0 [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 3.1253 .33790 1 .000 2.4631 3.7876
a
]*[PELATI [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -7.1230 .41474 1 .000 -7.9359 -6.3101
a
HAN=0] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -1.7349 .37262 1 .000 -2.4652 -1.0046
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -7.9067 .42113 1 .000 -8.7321 -7.0813
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -4.6687 .39516 1 .000 -5.4432 -3.8942
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -8.7133 .42776 1 .000 -9.5517 -7.8749
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -11.7062 .45281 1 .000 -12.5937 -10.8187
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -16.1700 .26938 1 .000 -16.6980 -15.6420
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -18.0199 .28738 1 .000 -18.5832 -17.4567
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -1.4850 .13634 1 .000 -1.7522 -1.2177
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -22.1289 .32775 1 .000 -22.7713 -21.4865
a
[DOSIS=0 [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -13.0447 .23932 1 .000 -13.5137 -12.5756
a
]*[PELATI [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -23.2930 .33927 1 .000 -23.9580 -22.6280
a
HAN=1] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -17.9049 .28626 1 .000 -18.4660 -17.3439
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -24.0767 .34704 1 .000 -24.7569 -23.3965
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -20.8387 .31503 1 .000 -21.4562 -20.2213
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -24.8833 .35507 1 .000 -25.5792 -24.1874
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -27.8762 .38487 1 .000 -28.6305 -27.1219
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 1.8499 .37349 1 .000 1.1179 2.5819
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 18.0199 .28738 1 .000 17.4567 18.5832
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 16.5349 .29243 1 .000 15.9618 17.1081
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -4.1090 .41755 1 .000 -4.9274 -3.2906
a
[DOSIS=1 [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 4.9752 .35242 1 .000 4.2845 5.6660
a
]*[PELATI [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -5.2731 .42666 1 .000 -6.1093 -4.4368
HAN=0] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] .1150 .38584 1 .766 -.6412 .8712
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -6.0568 .43286 1 .000 -6.9052 -5.2084
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -2.8188 .40764 1 .000 -3.6178 -2.0198
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -6.8634 .43931 1 .000 -7.7244 -6.0023
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -9.8563 .46374 1 .000 -10.7652 -8.9474
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -14.6851 .27476 1 .000 -15.2236 -14.1465
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 1.4850 .13634 1 .000 1.2177 1.7522
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -16.5349 .29243 1 .000 -17.1081 -15.9618
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -20.6439 .33219 1 .000 -21.2950 -19.9929
a
[DOSIS=1 [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -11.5597 .24536 1 .000 -12.0406 -11.0788
a
]*[PELATI [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -21.8080 .34356 1 .000 -22.4814 -21.1346
a
HAN=1] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -16.4199 .29133 1 .000 -16.9909 -15.8489
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -22.5918 .35125 1 .000 -23.2802 -21.9033
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -19.3538 .31964 1 .000 -19.9802 -18.7273
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -23.3983 .35917 1 .000 -24.1023 -22.6943
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -26.3912 .38866 1 .000 -27.1530 -25.6295
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 5.9589 .40537 1 .000 5.1644 6.7534
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 22.1289 .32775 1 .000 21.4865 22.7713
a
[DOSIS=2 [DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 4.1090 .41755 1 .000 3.2906 4.9274
a
]*[PELATI [DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 20.6439 .33219 1 .000 19.9929 21.2950
a
HAN=0] [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 9.0842 .38605 1 .000 8.3276 9.8409
a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -1.1641 .45483 1 .010 -2.0555 -.2726
a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 4.2240 .41678 1 .000 3.4071 5.0409
132
Lampiran 8. Lanjutan
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -1.9478 .46066 1 .000 -2.8507 -1.0449
[DOSIS=2]* a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 1.2902 .43704 1 .003 .4336 2.1468
[PELATIHA a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -2.7544 .46672 1 .000 -3.6691 -1.8396
N=0] a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -5.7473 .48979 1 .000 -6.7073 -4.7873
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -3.1253 .33790 1 .000 -3.7876 -2.4631
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 13.0447 .23932 1 .000 12.5756 13.5137
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -4.9752 .35242 1 .000 -5.6660 -4.2845
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 11.5597 .24536 1 .000 11.0788 12.0406
a
[DOSIS=2 [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -9.0842 .38605 1 .000 -9.8409 -8.3276
a
]*[PELATI [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -10.2483 .39587 1 .000 -11.0242 -9.4724
a
HAN=1] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -4.8602 .35150 1 .000 -5.5492 -4.1713
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -11.0320 .40256 1 .000 -11.8210 -10.2430
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -7.7940 .37530 1 .000 -8.5296 -7.0585
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -11.8386 .40951 1 .000 -12.6412 -11.0360
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -14.8315 .43560 1 .000 -15.6853 -13.9778
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 7.1230 .41474 1 .000 6.3101 7.9359
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 23.2930 .33927 1 .000 22.6280 23.9580
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 5.2731 .42666 1 .000 4.4368 6.1093
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 21.8080 .34356 1 .000 21.1346 22.4814
a
[DOSIS=4 [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 1.1641 .45483 1 .010 .2726 2.0555
a
]*[PELATI [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 10.2483 .39587 1 .000 9.4724 11.0242
a
HAN=0] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 5.3881 .42590 1 .000 4.5533 6.2228
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -.7837 .46892 1 .095 -1.7028 .1353
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 2.4543 .44574 1 .000 1.5806 3.3279
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -1.5903 .47491 1 .001 -2.5211 -.6595
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -4.5832 .49757 1 .000 -5.5584 -3.6080
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 1.7349 .37262 1 .000 1.0046 2.4652
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 17.9049 .28626 1 .000 17.3439 18.4660
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -.1150 .38584 1 .766 -.8712 .6412
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 16.4199 .29133 1 .000 15.8489 16.9909
a
[DOSIS=4 [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -4.2240 .41678 1 .000 -5.0409 -3.4071
a
]*[PELATI [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 4.8602 .35150 1 .000 4.1713 5.5492
a
HAN=1] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -5.3881 .42590 1 .000 -6.2228 -4.5533
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -6.1718 .43212 1 .000 -7.0187 -5.3249
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -2.9338 .40684 1 .000 -3.7312 -2.1364
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -6.9784 .43860 1 .000 -7.8380 -6.1187
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -9.9713 .46305 1 .000 -10.8789 -9.0637
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 7.9067 .42113 1 .000 7.0813 8.7321
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 24.0767 .34704 1 .000 23.3965 24.7569
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 6.0568 .43286 1 .000 5.2084 6.9052
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 22.5918 .35125 1 .000 21.9033 23.2802
a
[DOSIS=6 [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 1.9478 .46066 1 .000 1.0449 2.8507
a
]*[PELATI [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 11.0320 .40256 1 .000 10.2430 11.8210
HAN=0] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] .7837 .46892 1 .095 -.1353 1.7028
a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 6.1718 .43212 1 .000 5.3249 7.0187
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 3.2380 .45169 1 .000 2.3527 4.1233
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -.8066 .48048 1 .093 -1.7483 .1352
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -3.7995 .50290 1 .000 -4.7852 -2.8138
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 4.6687 .39516 1 .000 3.8942 5.4432
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 20.8387 .31503 1 .000 20.2213 21.4562
a
[DOSIS=6 [DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 2.8188 .40764 1 .000 2.0198 3.6178
a
]*[PELATI [DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 19.3538 .31964 1 .000 18.7273 19.9802
a
HAN=1] [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -1.2902 .43704 1 .003 -2.1468 -.4336
a
[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 7.7940 .37530 1 .000 7.0585 8.5296
a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -2.4543 .44574 1 .000 -3.3279 -1.5806
133
Lampiran 8. Lanjutan
a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 2.9338 .40684 1 .000 2.1364 3.7312
[DOSIS=6]* a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -3.2380 .45169 1 .000 -4.1233 -2.3527
[PELATIHA a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -4.0446 .45789 1 .000 -4.9420 -3.1471
N=1] a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -7.0375 .48136 1 .000 -7.9809 -6.0940
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 8.7133 .42776 1 .000 7.8749 9.5517
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 24.8833 .35507 1 .000 24.1874 25.5792
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 6.8634 .43931 1 .000 6.0023 7.7244
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 23.3983 .35917 1 .000 22.6943 24.1023
a
[DOSIS=8 [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 2.7544 .46672 1 .000 1.8396 3.6691
a
]*[PELATI [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 11.8386 .40951 1 .000 11.0360 12.6412
a
HAN=0] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 1.5903 .47491 1 .001 .6595 2.5211
a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 6.9784 .43860 1 .000 6.1187 7.8380
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] .8066 .48048 1 .093 -.1352 1.7483
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 4.0446 .45789 1 .000 3.1471 4.9420
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -2.9929 .50847 1 .000 -3.9895 -1.9963
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 11.7062 .45281 1 .000 10.8187 12.5937
a
[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 27.8762 .38487 1 .000 27.1219 28.6305
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 9.8563 .46374 1 .000 8.9474 10.7652
a
[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 26.3912 .38866 1 .000 25.6295 27.1530
a
[DOSIS=8 [DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 5.7473 .48979 1 .000 4.7873 6.7073
a
]*[PELATI [DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 14.8315 .43560 1 .000 13.9778 15.6853
a
HAN=1] [DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 4.5832 .49757 1 .000 3.6080 5.5584
a
[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 9.9713 .46305 1 .000 9.0637 10.8789
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 3.7995 .50290 1 .000 2.8138 4.7852
a
[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 7.0375 .48136 1 .000 6.0940 7.9809
a
[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 2.9929 .50847 1 .000 1.9963 3.9895
Pairwise comparisons of estimated marginal means based on the original scale of dependent
variable GPX
a. The mean difference is significant at the .05 level.
134
Lampiran 9. Hasil Analasis Regresi Kuadratik Rata-rata Kadar MDA, SOD, dan
GPX darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah
Manggis dalam Kondisi Tanpa Pelatihan.
MDA
135
Lampiran 9. Lanjutan
SOD
136
Lampiran 9. Lanjutan
GPX
137
Lampiran 10. Hasil Analasis Regresi Kuadratik Rata-rata Kadar MDA, SOD, dan
GPX darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah
Manggis dalam Kondisi Pelatihan Fisik
MDA
138
SOD
139
GPX
140
Lampiran 11. Hasil Analisis Jalur Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus
Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) dan Pelatihan Fisik.
Overview
Composite Cronbachs
AVE R Square Communality Redundancy
Reliability Alpha
EKSTRAK 1.000000 1.000000 1.000000 1.000000
KADAR GPX 1.000000 1.000000 0.941539 1.000000 1.000000 0.109496
KADAR MDA 1.000000 1.000000 0.778602 1.000000 1.000000 0.564678
KADAR SOD 1.000000 1.000000 0.958560 1.000000 1.000000 0.486137
PELATIHAN 1.000000 1.000000 1.000000 1.000000
Cross Loadings
EKSTRAK KADAR GPX KADAR MDA KADAR SOD PELATIHAN
DOSIS 1.000000 0.742126 -0.751450 0.834866 0.000000
GPX 0.742126 1.000000 -0.969227 0.958740 -0.466671
LATIH 0.000000 -0.466671 0.462519 -0.422946 1.000000
MDA -0.751450 -0.969227 1.000000 -0.958274 0.462519
SOD 0.834866 0.958740 -0.958274 1.000000 -0.422946
141
Foto 3. Maserasi bubuk kulit buah Foto 6. Ekstrak kental kulit buah
manggis manggis
143
Foto 8. Ekstrak kering kulit buah Foto 11. Larutan ekstrak kulit buah
manggis manggis dalam aquades