You are on page 1of 6

Manage MMT System Metodologi Implementasi Sebagai Faktor Penentu

S O L U T I O N S

Dalam Keberhasilan Penerapan Sistem ERP


Manage your business
with appropriate technology (Enterprise Resource Planning)

Ahmad Rudy Budiarto


White Paper Mulia Makmur Teknologi

Keberhasilan dalam mengimplementasikan Sistem ERP merupakan hasil kerja keras para pengguna sistem(user) yang
memiliki loyalitas tinggi, smart dan mampu bekerja bersama secara team-work. Hal ini membutuhkan komitmen dari
perusahaan, keterbukaan dalam menyerap perubahan, perencanaan yang matang dengan pengalaman sebagai acuan.
Terdapat 3 kriteria utama dalam menentukan Return of Investment atas sistem ERP. Dengan menggunakan kriteria –
kriteria ini sebagai acuan dalam proses pemilihan sistem berikut model implementasinya akan menjamin sistem
tersebut dalam memberikan perbaikan bisnis seperti yang diharapkan.

Pendahuluan
Pemilihan sistem ERP tanpa mempertimbangkan secara seksama pada metodologi implementasi sama halnya
dengan memilih rumah sakit untuk operasi jantung berdasarkan hanya pada arsitektur gedung tetapi mengabaikan
pengalaman ahli bedahnya.
Hampir tidak ada seorangpun yang memilih operasi jantung hanya berdasarkan pada rumah sakit, sebaliknya
banyak perusahaan yang memilih menggunakan sistem ERP hanya berdasarkan sistem arsitektur dan fungsinya.
Hasilnya dapat ditebak, sistem ERP baru diinstal, terjadi transaksi order masuk, produk dikirim dan tagihan
terbayar. Selanjutnya apa yang terjadi ? tidak ada seorangpun yang benar – benar puas dengan hasil ini. Kepuasan
pelanggan tidak mengalami perubahan, keuntungan tidak bertambah, kualitas kerja menurun sementara karyawan
berputar – putar untuk mempelajari sistem tersebut. Akhirnya, perusahaan melanjutkan perjuangan dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat dan keras.
Apa sebenarnya yang terjadi ? konsultan/software provider sudah terseleksi dengan produk yang canggih tetapi
tidak memiliki tim yang solid dalam mengimplementasikannya karena tidak mempunyai metodologi implementasi
yang teruji secara nyata.
Implementasi dan instalasi adalah dua hal yang berbeda. Tujuan dari instalasi adalah berpindah dari satu produk
software ke software lain dengan tingkat kerusakan yang lebih kecil. Sedangkan tujuan implementasi adalah
mendorong perusahan dalam mencapai tujuan utama bisnis dengan perencanaan yang matang dalam melakukan
transformasi proses bisnis yang didukung oleh software serta teknologi yang sesuai.
Keberhasilan implementasi tidak diawali dengan pemilihan software provider, tetapi diawali dengan
mendifinisikan sasaran bisnis. Apabila sasarannya telah teridentifikasi dengan jelas selanjutnya perencanaan dalam
mencapai target tersebut harus dibangun. Jika perencanaan tersebut mengidentifikasikan kebutuhan akan sebuah
aplikasi tetapi teknologi belum tersedia, barulah dibutuhkan bantuan software provider. Software provider harus
dievaluasi baik dari segi fungsionalitas aplikasinya maupun kemampuan mereka dalam membantu
mentransformasikan proses bisnis dalam mencapai sasaran perusahaan.
Bagaimana menilai kemampuan software provider dalam membantu melakukan transformasi bisnis ? Terdapat 3
kunci penting. Pertama, melakukan evaluasi bagaimana pendekatan penjualan dan keseriusan mereka dalam
membantu mencapai sasaran perusahaan. Kedua, telitilah referensi pekerjaan secara cermat, dan terakhir, bagaimana
model metodologi implementasi mereka.

1. Model Pendekatan Penjualan yang Objective-Oriented


Keberhasilan dalam implementasi sistem ERP tergantung pada model kerjasama dengan software provider yang
terpercaya dan kompeten. Software provider harus memberikan solusi peningkatan proses bisnis berdasarkan
pengetahuan mereka atas sasaran bisnis sebuah perusahaan. Dengan partner yang baik, implementasi sistem dapat
maksimal, kekuatan partner akan terbentuk yang selanjutnya akan menimbulkan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Terdapat beberapa kriteria dalam memilih software provider ERP

Rencana implementasi sebelum penyeleksian


Keberhasilan sebuah implementasi sebaiknya diawali dengan komunikasi antara tim internal dengan software
provider. Selain membahas tantangan – tantangan yang ada, kebutuhan dan sasaran juga perlu untuk dibahas diawal
dengan jelas seperti struktur organisasi dan budaya perusahaan.

-1-
Software provider yang telah terseleksi harus siap dengan pemikiran solusi tentang kemudahan dan cara paling
efisien dalam mengimplementasikan sistem sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan. Software provider harus dapat
memberikan rencana awal implementasi meskipun kontrak belum ditandatangani.

Pemahaman yang jelas tentang bisnis perusahaan


Setelah tim internal melakukan review atas sistem, tujuan dari sistem tersebut haruslah di komunikasikan dengan
jelas. Selanjutnya tahap observasi harus dilakukan oleh tim internal dalam membahas tentang bagaimana keterlibatan
ERP Provider dalam membantu mengindentifikasi dan mempelajari proses bisnis serta isu-isu yang menjadi dasar
dari proses pemilihan software provider.
Setelah tujuan jangka pendek dan jangka panjang diartikulasikan dengan jelas, maka software provider yang baik
akan dapat menunjukkan bagaimana tim dan aplikasinya mampu dalam mencapai tujuan tersebut secara bertahap.
Software provider harus dapat menjelaskan secara detil bagaimana sistem tersebut akan menyesuaikan seperti adanya
penambahan user, dukungan operasional sehari – hari, bagaimana memenuhinya, dan bagaimana model instalasinya.
Sebuah indikator dalam mengukur kapasitas software provider adalah dengan menilai bagaimana mereka
mendemonstrasikan serta menjelaskan solusi secara spesifik dalam mencapai titik impas investasi teknologi (Return of
Invesment).

Agen Perubahan (Change Agent)


Keberhasilan sebuah implementasi sistem sangat tergantung pada keterbukaan perusahaan dalam menyerap
perubahan. Sebuah perubahan tidak selalu melibatkan semua individu, langkah awalnya adalah dengan meyakini
bahwa pimpinan perusahaan / CEO memberi dukungan atas visi yang telah diartikulasikan oleh tim internal,
pemilihan software provider dan proses implementasi dari awal hingga akhir proyek.
Ketika sebuah provider software ERP terseleksi, mereka (tim internal) harus tampil dengan kualitasnya dan siap
untuk menjadi soerang “Agen Perubahan”, yang memiliki kemampuan dalam mendorong proses perubahan
perusahaan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Selain itu software provider harus mampu menjelaskan
keuntungan yang akan diperoleh baik secara jangka pendek maupun jangka panjang atas perubahan yang akan
dilakukan, tanpa mengabaikan segala bentuk respon yang diberikan oleh karyawan.

2. Pengecekan Referensi Pekerjaan – The Moment of Truth


Menelaah referensi pekerjaan sebuah software provider ERP adalah sebuah topik yang Counter Intuitive untuk
dibahas dalam sebuah implementasi, karena sebenarnya tidak berhubungan. Proses ini untuk meyakinkan bahwa
software provider ERP secara substansi mampu menyelesaikan pekerjaannya dan tidak hanya menjelaskan brosur –
brosurnya.
Pemilihan solusi sistem ERP baru adalah keputusan yang sangat penting dalam sebuah perusahaan manufaktur
karena didalamnya akan menimbulkan potensi yang sangat besar dalam memperbaiki kekuatan dan kompetensi
bisnis. Dalam tahap ini sebuah analisa resiko sangat dibutuhkan sedangkan penelaahan referensi software provider ERP
adalah sebagian dari analisa resiko tersebut. Pemilihan software dengan pengetahuan yang terbatas atas track record
implementasi software provider dapat menimbulkan resiko tinggi. Untuk alasan ini, dibutuhkan full disclosure dari
software provider ERP.
Selanjutnya, karena implementasi sangat menentukan dalam mencapai keberhasilan investasi ERP sistem, maka
pemeriksaan referensi pekerjaan software provider juga harus dilakukan dengan cermat. Setiap software provider ERP
akan dapat membuat daftar referensi yang bagus. Yang membedakan antara referensi yang baik dan buruk adalah
sampai pada tingkat mana metodologi implementasi mereka telah teruji dan terbukti. Disain dan model pelaksanaan
metodologi implementasi adalah salah satu elemen utama yang menentukan keberhasilan sebuah proyek. Jadwal
implementasi, biaya dan efektifitas adalah area yang paling menjadi perhatian utama. Pada beberapa kasus
menunjukkan bahwa lebih dari 90% proyek ERP mengalami kegagalan, dari studi lain menunjukkan kasus yang
paling banyak adalah lemahnya Implementasi IT serta membengkaknya biaya.
Sampai sekarang belum terdapat ukuran bagaimana menentukan kebenaran atas kapabiiltas software provider ERP.
Karena dari beberapa studi menunjukkan bahwa faktor metodologi implementasi software provider sering diabaikan.
Beberapa pertanyaan berikut mungkin dapat membantu dalam melakukan penyeleksian software provider:
1. Pada tahap mana proses implementasi dimulai ? Apakah dimulai sebelum dilakukan evaluasi terhadap
software dan proses penyeleksian software provider ?
2. Bagaimana software provider memahami, mendokumentasikan dan memberikan usulan perbaikan tentang
kompleksitas permasalahan dan proses bisnis yang sedang terjadi ?
3. Bagaimana software provider mengembangkan, mendokumentasikan, memonitor, mengkomunikasikan dan
mengatur batasan proyek ?
4. Bagaimana tingkat profesionalitas, kualitas pengalaman dan pengetahuan software provider dan project
manajernya ?
5. Dibidang industri apakah yang akan diterapkan software provider dalam rencana implementasinya ?

-2-
6. Apakah model implementasinya sesuai dengan biaya yang diestimasikan ? Dan sasaran dalam memenuhi
deadline apakah masih dalam jadwal yang direncanakan ?
7. Bagaimana efektifitas software provider dalam merespon problem selama proses implementasi berlangsung ?
8. Apakah proses implementasi berjalan dengan mulus atau gagal karena terdapat beberapa kasus yang belum
diantisipasi ?

Selain proses formal dengan beberapa pertanyaan seperti diatas, ada baiknya untuk bergabung dalam diskusi –
diskusi on-line, berkonsultasi dengan analis dan mencari cara dalam berkomunikasi dengan user yang telah
menerapkan sistem yang ditawarkan oleh software provider. Hal ini dapat dimaklumi akan menyita waktu dan
menghabiskan biaya. Tetapi hal ini harus dilakukan sehingga keputusan yang matang dalam pemilihan software
provider tidak hanya didasarkan pada web site software provider.

3. Memahami Metodologi Implementasi


Memahami apa yang akan terjadi baik setelah implementasi maupun selama dilakukan implementasi terbukti
dapat menghidarkan banyak problem. Software provider yang terpilih harus dapat mengartikulasikan dan
mendokumentasikan proses implementasi secara spesifik. Proses tersebut harus dilakukan dengan teliti dan mudah.
Dengan metodologi yang terstruktur, software provider sebaiknya melakukan survei pada organisasi perusahaan
untuk mendapatkan pemahaman secara lengkap tentang proses bisnis dan tujuannya. Software provider harus dapat
menggambarkan secara jelas dalam sebuah laporan. Selanjutnya laporan tersebut dapat digunakan sebagai acuan
untuk melaksanakan proses implementasi dan juga digunakan sebagai peta dalam menentukan asumsi – asumsi.

Fokus Implementasi pada perbaikan proses


Sistem ERP yang dipilih sebaiknya mempunyai kapabilitas yang powerful dalam melakukan konsolidasi dan
mempersingkat proses bisnis. Untuk mengetahui pentingnya sebuah Return on Invesments (ROI) pada Sistem ERP
perlu dipertimbangkan beberapa poin penting seperti dibawah :
1. Proses yang ada haruslah dijelaskan secara obyektif untuk menentukan dimana letak proses – proses yang
kurang mempunyai nilai tambah.
2. Mengidentifikasi proses – proses baik secara langsung atau tidak langsung yang berdampak pada perusahaan.
3. Mencari sumber timbulnya kelebihan pembayaran gaji seperti pada sistem payroll.
4. Komunikasi yang tidak lancar.
5. Sistem pelaporan yang kurang praktis.
6. Layanan – layanan lain yang sangat time consuming dan kurang cepat.

Dengan parameter tersebut kemudian dibuat sebuah ukuran dengan dukungan data yang ada untuk menyusun
target perbaikan dengan sistem yang baru.

Model metodologi implementasi


Metodologi implementasi sistem ERP yang efektif sebenarnya telah dikembangkan berdasarkan pengalaman –
pengalaman industri selama beberapa tahun terakhir. Yaitu sebuah model yang terbukti mampu menjawab ROI
(Return on Investment) secara cepat dan efektif. Untuk membantu mencapai hasil yang diinginkan, terdapat beberapa
acuan yang terdiri dari 7 tahap implementasi:
1. Penemuan (Discovery)
2. Strategi
3. Analisa Bisnis
4. Pendidikan & Pelatihan
5. Konfigurasi Aplikasi
6. Penelaahan Kesiapan (Readiness Assessment)
7. Pelaksanaan (Deployment)

4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi


Pengalaman
Pengalaman adalah komoditas yang bernilai dan sebuah poin penting dalam menjamin keberhasilan pada semua
proyek ERP. Dibutuhkan software provider yang tidak hanya mengetahui produk – produk mereka, tetapi juga model
implementasi yang telah diterapkan secara nyata dalam menyiasati problem sehari – hari yang dihadapi oleh
perusahaan manufaktur. Software Provider yang memiliki tim implementor sendiri mempunyai tingkat keberhasilan
lebih tinggi dibanding Software Provider yang menggunakan implementor pihak ketiga. Hal ini disebabkan karena tim
implementor internal software provider umumnya lebih memahami perilaku aplikasinya dan bagaimana
mengaplikasikannya secara efektif. Mereka juga akan membantu mengembangkan metodologi melalui best practice
aplikasi, sehingga dengan keahlian ini akan lebih mempercepat dan memperlancar proses implementasi dibandingkan
-3-
dengan independent implementor. Fungsi utama sebuah tim implementor adalah memberi pengarahan, instruksi, solusi
kreatif dan menangani timbulnya permasalahan pada proses bisnis. Dengan pekerjaan tersebut maka penyeleksian
sebuah tim implementor haruslah secermat mungkin dengan pengalaman yang matang karena hasil akhir dari tugas
mereka adalah pencapaian nilai ROI secara maksimum.

Manajemen Proyek
Setelah pemilihan solusi ERP langkah selanjutnya adalah perencanaan dan pengaturan proyek implementasi yang
merupakan bagian penting pengembangan sistem.
Pada beberapa perusahaan, implementasi software biasanya dilakukan hanya sekali atau mungkin dua kali
tergantung pada kesiapan sumber daya perusahaan. Perusahaan sering mengalami kendala pada permasalahan
sumber daya karena kurangnya pengalaman dalam mengimplementasikan sistem software yang terintegrasi.
Keberhasilan sebuah proyek implementasi ditentukan oleh beberapa faktor penting seperti koordinator project,
project planning, organisasi tim dan model kepemimpinan, proses re-engineering, penyelesaian masalah dan
komunikasi. Manajemen proyek yang efektif adalah kunci utama dalam menyelesaikan proyek secara tepat waktu
serta sesuai dengan biaya yang dianggarkan. Hal ini dapat mengurangi isu – isu yang muncul yang tidak diinginkan
pada saat go-live yang mengakibatkan membengkaknya biaya. Metodologi implementasi yang dikembangkan software
provider harus sangat fleksibel menyesuaikan kebutuhan perusahaan.

Business Process Reengineering


Business Process Re-Engineering (BPR) adalah sebuah analisa atau disain alur kerja (workflow) dan proses dalam
suatu perusahaan. BPR merupakan bagian yang melekat pada setiap proyek implementasi software baru atau proyek
migrasi sistem. Beberapa perusahaan akan merubah secara spesifik metode operasionalnya dalam memanfaatkan
keunggulan fitur – fitur dan fungsionalitas yang diberikan oleh software baru. Dengan perubahan tersebut diharapkan
terjadi penambahan nilai. Perbaikan sistem sebenarnya dapat dilakukan dengan usaha bersama dalam memikirkan
kembali kemudahan dan efektifitas keseluruhan proses.
Provider software yang terseleksi harus memberikan layanan BPR, yang akan mengintegrasikan secara penuh
dalam mengimplementasikan sistem. Model metodologi BPR terbagi atas 6 tahap:
1. Mengembangkan dan mendefinisikan visi bisnis dan tujuan operasional
2. Mengidentifikasi pengaruh atas proses yang akan didisain ulang
3. Membuat detil dokumentasi atas proses yang ada serta penilaian performance proses tersebut.
4. Mengidentifikasi teknologi informasi yang akan membantu disain proses.
5. Melakukan disain dan pembuatan protipe atas proses baru.
6. Mengimplementasikan proses baru.

Model BPR ini membutuhkan tools standar seperti Microsoft, Open atau Star Office supaya pembuatan
dokumentasi, analisa dan review proses bisnis menjadi lebih efektif. Dibutuhkan juga sebuah struktur diagram semua
langkah dan fungsi – fungsi yang berlaku pada suatu perusahaan. Setiap bagian informasi ini baik yang
formal/informal, sumber informasi yang digunakan, dan siapa yang menyiapkan proses tersebut akan tergambar pada
dokumen diagram alur (flowchart) tersebut.

Customer – Support
Pertanyaan dan bantuan yang dibutuhkan oleh customer perusahaan baik selama atau setelah implementasi, harus
dilayani oleh software provider. Dalam memberikan solusi dan bantuan, software provider harus memiliki sebuah call
center yang terdiri atas staf yang pengalaman, trainer, konsultan, teknisi instalasi atau bagian pengembangan software.

Konversi Database
Proses migrasi data dari satu atau lebih database lama menjadi database baru merupakan bagian yang tidak
terpisahkan pada setiap proyek implementasi. Provider software harus mampu bekerja sama dengan staf teknis
perusahaan klien dalam mengembangkan strategi yang solid untuk mengkonversi data yang akan diterapkan pada
sistem yang baru. Beberapa pertanyaan perlu diajukan seperti contoh diagram alur proses data konversi, data
mapping spreadsheet dan contoh susunan model konversi data. Tools ini akan membantu mengidentifikasi bagian –
bagian penting dari proses konversi data secara aman.

Jalan Menuju E–Commerce


E-commerce mempunyai pengaruh yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam menjalankan bisnisnya
karena dinilai mampu meningkatkan penjualan dengan tingkat keamanan yang kompetitif. Software provider ERP harus
mampu memberikan bantuan dalam memprakarsai sebuah e-commerce. Software ERP baru harus dilengkapi dengan
form – form yang berbasis Web (Web-based) untuk melakukan penginputan order atau pelacakan (tracking) order
melalui sebuah portal yang terjamin keamanannya untuk mengakses data serta laporan.

-4-
Pendidikan dan Pelatihan
Elemen utama yang seringkali diabaikan dalam proses implementasi yang bersifat “Fast-Track” atau “Template
Driven” adalah elemen pendidikan. Dengan pelatihan sebagai driving force akan memacu perusahaan dalam mencapai
Return on Investment yang jelas. Dengan Pelatihan, SDM perusahaan akan memiliki kemampuan serta pengetahuan
yang cukup yang dibutuhkan untuk mendorong sistem ERP dalam meningkatkan bisnis menuju level yang lebih
tinggi. Dengan pendidikan, user akan belajar bagaimana menggunakan sistem dalam mengolah order atau tracking
inventory. Mereka akan mendapatkan pemahaman baru tentang bagaimana menggunakan sistem untuk
mempersingkat siklus kerja, memperbaiki cash flow, memprakarsai ecommerce dan meningkatkan produktifitas serta
keuntungan.
Perlu dilakukan evaluasi atas metodologi implementasi pada calon software provider dalam melakukan proses
pelatihan dan pendidikan, seperti :
1. Apakah perencanaan model pendidikan dan pelatihan terbagi dalam bebarapa level ? Sebagai contoh,
pelatihan untuk para eksekutif dilakukan secara summary training, sedangkan untuk level user pada
departemen dilakukan pelatihan secara detail trainning.
2. Apakah user akan memperoleh pengetahuan dan skill yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja dan
produktifitas mereka ?
3. Apakah terdapat checklist dalam mengukur kemampuan dan skil user sebelum software dilakukan go-live ?
4. Apakah sistem dilengkapi dengan tahap - tahap instruksi bagi user yang ingin belajar sendiri ?

Faktor – Faktor Keberhasilan Sistem ERP


Mengimplementasikan sistem ERP adalah sebuah pekerjaan besar, lebih besar dari sekedar instalasi software baru.
Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1. Komitmen. Sebuah Tim dengan komposisi yang lengkap dari berbagai departemen akan dapat membantu
dalam menganalisa proses, merekomendasikan perbaikan dan sebagai pemandu dalam proses implementasi.
Sehingga semua komponen perusahaan mulai dari tingkat warehouse hingga level eksekutif akan memahami
dan menjalankan tugas yang menjadi tanggungjawab mereka dalam mengimplementasikan penggunaan
sistem baru.
2. Teknologi Baru. Infrastuktur teknologi baru mungkin sangat berbeda dengan sistem yang sedang berjalan,
dan seorang Manajer IT atau System Administrator sangat dibutuhkan untuk melakukan proses transisi ini.
Dipandang dari sisi user transisi teknologi merupakan sebuah perubahan tampilan entry dan fungsionalitas
pekerjaan sehingga dibutuhkan effort yang besar bagi user untuk menyesuaikan dengan kebiasaan yang
sudah dilakukan bertahun – tahun dan mereka harus merubah cara penggunaan software baik dalam entry
order atau tracking inventory. Oleh karena itu harus diberikan masukan tentang keunggulan penggunaan
teknologi baru yang akan mempercepat dan mempersingkat pekerjaan mereka.
3. Metodologi Implementasi. Rencana detil implementasi harus fokus pada proses dan strategi yang telah
didefinisikan. Dengan melakukan secara cermat akan mempercepat ROI dengan resiko yang kecil.
4. Memprediksi Yang Tidak Terprediksi. Dengan struktur metodologi yang baik serta pengalaman software
provider dalam menjalankan proyek, kejadian – kejadian yang tidak dinginkan dapat diakomodasi tanpa
mempengaruhi proses implementasi. Harus dipahami bahwa pada setiap model implementasi sistem ERP
baru akan selalu terdapat hal – hal yang tidak diinginkan diluar yang telah direncanakan. Pemilihan software
provider dengan pengalaman yang matang akan menjadi jaminan terbaik dalam melaksanakan proyek sesuai
rencana tanpa terjadi gangguan.

-5-
Kesimpulan
ERP adalah sebuah investasi lebih dari sekedar teknologi. Yaitu investasi dalam bisnis dan sumber daya yang
mendukung bisnis tersebut. Sangatlah mudah untuk menempatkan sistem dalam suatu perusahaan dan melatih
mereka untuk menggunakannya dengan metode “How – To”. Tantangannya adalah mengimplementasikan sistem
pada suatu perusahaan dimana budaya kerja merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengembangan bisnis itu
sendiri dalam memenuhi visi perusahaan.
Software provider dengan janji – janji yang mampu mempersingkat jadwal implementasi dapat menjebak proses
implementasi itu sendiri. Dengan evaluasi yang cermat terhadap model perencanaan yang ditawarkan oleh software
provider akan dapat diketahui apakah mereka sebenarnya hanya melakukan instalasi atau memang benar – benar
mengimplementasikannya. Model kerjasama yang ditawarkan kepada software provider harus memiliki komitmen
dalam keberhasilan implementasi sistem dan software provider harus memiliki pengalaman serta metodologi untuk
membantu mencapai keberhasilan tersebut, sehingga manfaat investasi teknologi dapat dirasakan.

MMTSystem’S MANUFACTURING SOLUTIONS GROUP is a global


provider of real-time collaborative manufacturing solutions that meet
the needs of discrete manufacturing companies.
Manage your business with appropriate technology
MMTSystem offers a suite of solutions specifically targeted to the
manufacturing industry. Years of industry experience enable us to Office:
design highly tuned software solutions that offer ease of use, smooth Gedung Anakida Lt. 5 Suite 501
integration and long-term scalability. Whether it is back office Jl. Prof. Dr. Soepomo SH. No. 27
automation or the addition of front-end customer, vendor and Jakarta
Telp/Fax: 021- 8282988
employee communications via the Internet, MMTSystem delivers scalable
Email: sales@mmtsystem.com
software solutions that can grow with the success of your firm.
BPManufacturing by MMTSystem are integrated, comprehensive enterprise Contact: Ahmad Rudy Budiarto
resource planning (ERP) software solutions used by growth minded rbudiarto@mmtsystem.com
make to order and mixed-mode manufacturers. BPManufacturing Cell: 081-252557693
enable you to achieve operational efficiency throughout your
company. They combine advanced technology with robust www.mmtsystem.com
functionality to provide end-to-end enterprise-wide solutions. They
include comprehensive scheduling capabilities, fully integrated
supplier and customer relationship management solutions, extensive
business intelligence tools, integrated and customizable eBusiness
solutions and advanced material management capabilities.

-6-

You might also like