Professional Documents
Culture Documents
Abstract: Factors Associated With Incidence Of Cervical Cancer in Ulin of Banjarmasin Hospitals.
The purpose to analyze factors associated with incidence of cervical cancer. Method is the study was
analytic observational with cross-sectional approach. The collected record through interviews with
structured questions. Subject of the study was all women with a diagnosis of cancer female reproductive
organs who went to the hospital Ulin Banjarmasin with accidental sampling of 90 people. Unvariable
analysis used frequency distribution, bivariable used Chi-Square and multivariable used Logistic
Regression. The results showed the incidence of cervical cancer by 57.8%; the early age of sexual
intercourse by 52.2%; the number of marriages 2 times by 7.8%; parity >3 people at 26.8% and the use of
hormonal contraceptives > 5 years amounted to 62.1% Variables associated with cervical cancer is the
early age of sexual intercourse p=0.001 with OR=4.50; parity >3 people p=0.030 with OR=3.1 and
hormonal contraceptive use >5 years, p=0.000 with OR=26,3. Early age of sexual intercourse is the
dominant factor associated with cervical cancer.
Abstrak: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kanker Leher Rahim di RSUD Ulin
Banjarmasin. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker
leher rahim. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional.
Pengumpulan data melalui wawancara dengan pertanyaan terstruktur Populasi penelitian adalah seluruh
wanita dengan diagnose kanker organ reproduksi wanita yang memeriksakan diri ke RSUD Ulin
Banjarmasin. Sampel diipilih secara accidental sampling berjumlah 90 orang. Analisis data menggunakan
analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariabel dengan uji Chi-Square dan analisis
multivariat dengan uji Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian didapatkan kejadian kanker leher rahim
sebesar 57,8%, umur awal melakukan hubungan seksual sebesar 52,2%, jumlah perkawinan 2 kali sebesar
7,8%, paritas >3 orang sebesar 26,8% dan menggunakan kontrasepsi hormonal >5 tahun sebesar 62,1%.
Variabel yang berhubungan dengan kanker leher rahim adalah umur awal melakukan hubungan seksual
p=0,001 dengan OR sebesar 4,5, paritas >3 orang p=0,030 dengan OR sebesar 3,1 dan penggunaan
kontrasepsi hormonal >5 tahun p=0,000 dengan OR sebesar 26,3. Umur awal melakukan hubungan
seksual merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan kanker leher rahim.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang Negara, sedangkan penyakit ini dapat dicegah
telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di dengan deteksi dini lesi prakanker yang apabila
dunia maupun di Indonesia. Di seluruh dunia kanker segera diobati tidak akan berlanjut menjadi kanker
leher rahim merupakan jenis kanker kedua terbanyak leher rahim (WHO,2006).
yang diderita perempuan (WHO,2006). Penelitian Penyebab kanker leher rahim adalah Human
WHO 2005 menyebutkan terdapat lebih dari Papiloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui
500.000 kasus baru dan 260.000 kasus kematian hubungan seksual Samadi, 2010). Perempuan
akibat kanker leher rahim, 90% diantaranya terjadi biasanya terinfeksi HPV saat usia belasan tahun
di Negara berkembang (Petignat & Roy, 2007). sampai tiga puluhan, tetapi kanker akan muncul 10-
Diperkirakan insidens kanker leher rahim di 20 tahun sesudahnya. Faktor resiko terjadinya
Indonesia sekitar 100 per 100.000 penduduk (Azis, infeksi HPV adalah hubungan seksual pada usia
2001). Setiap harinya terdapat 41 kasus baru kanker dini, berhubungan seks dengan berganti-ganti
leher rahim dan 20 diantaranya meninggal dunia pasangan dan memiliki pasangan yang suka
sehingga diperkirakan setiap satu jam seorang berganti-ganti pasangan. Ko-faktor yang
perempuan meninggal karena kanker leher rahim memungkinkan infeksi HPV berisiko menjadi
(Yuliatin, 2010). Seiring dengan meningkatnya kanker leher rahim antara lain status imunitas
populasi, maka insidens kanker leher rahim juga (pasien HIV positif), jumlah paritas yang banyak,
meningkat sehingga meningkatkan beban kesehatan merokok, ko-infeksi dengan penyakit menular
172
Darmayani, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kanker Leher Rahim 173
Kontrasepsi
Tabel 1. Kanker Organ Reproduksi Wanita Di
RSUD Ulin Banjarmasin
Responden yang menggunakan kontrasepsi
sebesar 67,8% dan sebesar 95,1% menggunakan
Jumlah kontrasepsi hormonal dengan lama pemakaian >5
Kanker
f %
tahun sebesar 62,1%.
Leher Rahim 52 57,8
Ovarium 27 30,0
Endometrium 7 7,8 Tabel 4. Kontrasepsi Responden
Chorion 1 1,1
Myoma uteri 3 3,3 Jumlah
Total 90 100 Karakteristik
f %
Sumber: Data Primer Kontrasepsi:
a. Ya 61 67,8
b. Tidak 29 32,2
Status Perkawinan
Kontrasepsi Hormonal:
Pada saat wawancara tentang umur awal
a. Ya 58 95,1
melakukan hubungan seksual semua responden b. Tidak (IUD) 3 4,9
menjawab usia menikah (kawin) pertama, sehingga Lama Kontrasepsi Hormonal
pada penelitian ini variabel umur awal hubungan a. <5 tahun 22 37,9
seksual adalah usia kawin pertama responden. b. >5 tahun 36 62,1
Paritas (Rauf, 2006) dan 50% kasus baru kanker leher rahim
21,1 6,7 3,1 ter jadi pada pada wanita yang sebelumnya tidak
>3 orang 0,030
36,7 35,6 (1,1 8,7)
<3 orang pernah melakukan pemeriksaan pap smear atau IVA
Kontrasepsi (DepKes, 2005).
Hormonal
23,6
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 90
>5 tahun 56,9 5,2 0,000
(5,3 103) pasien kanker organ reproduksi wanita yang
<5 tahun 12,1 25,9 melakukan pemeriksaan ke RSUD Ulin sebesar
Sumber: Data Primer 57,8% menderita kanker leher rahim dan sebagian
besar pada usia menopause (46-60 tahun) sebesar
Hasil analisis bivariat dengan uji pearson chi- 51,1%, berpendidikan dasar sebesar 80,0% dan
square didapatkan 3 variabel yang berhubungan sebagian besar datang berobat pada stadium III B.
yaitu umur awal hubungan seksual, paritas dan Perjalanan penyakit kanker leher rahim sangat
kontrasepsi hormonal. lambat yaitu dimulai pada tahap pra kanker (kanker
leher rahim dini) terdiri dari displasia ringan,
Analisis Multivariat sedang, berat dan kanker stadium 0 (karsinoma in
situ/ KIS). KIS berkembang menjadi kanker invasif
Tabel 6. Analisis Regresi Logistik Faktor-Faktor memerlukan waktu 10-20 tahun. Kanker invasif
Yang Berhubungan Dengan Kejadian terdiri dari stadium I, II, III dan IV (Dwipayono,
Kanker Leher Rahim di RSUD Ulin 2003). Pasien dapat mengeluh nyeri yang berat,
Banjarmasin nyeri dapat dirasakan saat penderita melakukan
hubungan seksual, adanya perdarahan abnormal
Variabel Model 1 ( ) pervagina saat defekasi perlu dicurigai kemungkinan
kanker leher rahim tingkat lanjut. Biasanya penderita
Umur awal hubungan seksual:
dengan gejala kanker leher rahim seperti keluar
<20 tahun 0,02*)
>20 tahun darah sewaktu melakukan hubungan seksual sudah
Paritas didiagnosa kanker leher rahim stadium IIIB dan
>3 orang 0,243 yang lebih parah lagi pada stadium IVB sel kanker
<3 orang sudah menjalar ke otak dan paru-paru sehingga
Kontrasepsi Hormonal nyawa penderita akan semakin sulit untuk
>5 tahun 0,574 diselamatkan (Setiati, 2009).
<5 tahun Jika kanker leher rahim ditemukan pada tahap
Keterangan: *) Signifikan <0,05 prakanker, maka peluang untuk sembuh sangat
Analisis Multivariat dengan Uji Regresi besar, untuk itu pentingnya pemeriksaan untuk
Logistik Ganda dibangun dengan memasukkan mendeteksi kanker leher rahim. Pemeriksaan bisa
semua variabel yang berhubungan pada analisis dilakukan dengan tes pap smear, IVA, kolposkopi
bivariat yang bertujuan untuk melihat semua atau tes HPV-DNA. Saat ini juga sudah ada vaksin
variabel yang diprediksi berhubungan dengan untuk mencegah infeksi HPV onkogenik 16 dan
kejadian kanker leher rahim. 18 yang diperkirakan menjadi penyebab 70
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa persen kasus kanker serviks di dunia. Oleh
hanya 1 variabel yang bermakna memiliki hubungan sebab itu vaksinasi telah direkomendasikan oleh
dengan kejadian kanker leher rahim yaitu umur awal IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan
melakukan hubungan seksual. HOGI (Himpunan Onkologi Genekologi
Indonesia) untuk dapat mulai diberikan pada
PEMBAHASAN remaja putri mulai usia 10 tahun. Pemeriksaan
deteksi dini dan vaksinasi merupakan cara
1. Kanker Leher Rahim
Kanker leher rahim merupakan salah satu
efektif untuk mencegah dan mengobati kanker
penyakit neoplastik yang paling sering diderita leher rahim (Nuranna, 2010).
wanita di dunia. Sekitar 85% kejadian kanker leher
rahim terjadi di negara berkembang. Penyakit ini 2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan
merupakan penyebab kematian utama kanker pada Kanker Leher Rahim
wanita (Wittet, 2008).
Sebagian besar pasien kanker leher rahim Analisis bivariat menunjukkan bahwa umur
datang berobat pada stadium lanjut, karena pada awal hubungan seksual <20 tahun ( 0,001), paritas
stadium awal penyakit ini tidak menimbulkan gejala
176 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 172-177
>3 orang ( 0,030) dan penggunaaan kontrasepsi pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian
hormonal >5 tahun ( 0,000) berhubungan dengan kanker leher rahim ( 0,00). Demikian pula hasil
kejadian kanker leher rahim. penelitian ini menunjukkan kontrasepsi hormonal
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil memiliki hubungan yang bermakna ( 0,000)
penelitian Mhaske,et al., (2011) yang menunjukkan Kontrasepsi hormonal berperan sebagai alat yang
bahwa faktor yang berhubungan dengan kanker mempertinggi pertumbuhan neoplasma. Pada
leher rahim adalah umur kawin <17 tahun ( 0,05), akseptor hormonal tidak jarang ditemukan displasia
melahirkan pertama <20 tahun ( 0,02) dan paritas serviks (leher rahim), sehingga selama
menggunakan kontrasepsi hormonal sangat
>4 orang ( 0,02) . disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap smear
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur setiap 6 bulan sampai 1 tahun sekali. Hal ini di
awal hubungan seksual <20 tahun ( 0,001) dan dukung teori Manuaba bahwa salah satu peningkatan
hasil analisis multivariat juga tetap menunjukkan risiko kanker serviks adalah pemakaian KB
hubungan yang bermakna ( 0,02). Penelitian hormonal (Tira, 2008).
Tidak ada hubungan jumlah perkawinan
Lusiana (2013) menunjukkan bahwa usia menikah
dengan kejadian kanker leher rahim ( 0,119). Hasil
<20 tahun berhubungan dengan kejadian kanker
leher rahim ( 0,04). Hubungan seksual yang penelitian tidak sejalan dengan hasil penelitian Tira
(2008) yang menyatakan kanker leher rahim lebih
dilakukan terlalu dini dapat berpengaruh pada
banyak ditemukan pada jumlah perkawinan hanya 1
kerusakan jaringan epitel serviks atau dinding
kali dibandingkan perkawinan >1 kali ( 0,00).
rongga vagina. Kondisi tersebut dapat bertambah
buruk mengarah pada kelainan sel dan pertumbuhan Setiap berhubungan seksual dengan satu pasangan
abnormal. Pasangan yang menikah idealnya adalah baru, kesempatan untuk terkena penyakit akibat
yang benar-benar siap dan matang. Jika tidak siap hubungan seksual semakin besar. Faktor yang paling
maka sel-sel mukosa yang belum matang akan mempengaruhi timbulnya kanker leher rahim adalah
mengalami perubahan dan dapat merusak sel-sel penyakit akibat hubungan seksual (Virus HPV).
dalam mulut rahim (Rasjidi, 2008) . Hasil penelitian menunjukkan 7 orang dengan
Salah satu penyebab kanker serviks adalah jumlah perkawinan 2 kali, hal ini disebabkan karena
kawin di usia muda, terutama di bawah 17 tahun. adanya norma sosial yang mengikat dalam
Semakin muda usia pertama kali berhubungan seks, lingkungan masyarakat yang masih menganggap
semakin besar risiko daerah reproduksi tabu seseorang wanita untuk kawin >1 kali dan hasil
terkontaminasi virus (Mhaske, 2011). penelitian tidak berhubungan dimungkinkan karena
Hasil penelitian selain umur awal hubungan pasangan tidak mengidap virus HPV yang dapat
seksual, paritas >3 orang juga memiliki hubungan menyebabkan kanker leher rahim.
yang bermakna ( 0,030). Penelitian Irvianty A
(2011) menyimpulkan bahwa paritas >3
berhubungan dengan kejadian kanker leher rahim ( SIMPULAN
0,000). Paritas adalah kemampuan wanita untuk Hasil penelitian terhadap 90 orang pasien
melahirkan secara normal. Para proses persalinan kanker reproduksi wanita yang melakukan
normal, bayi bergerak melalui mulut rahim sehingga pemeriksaan pada bulan Agustus s/d September
terjadi robekan selaput serviks dan ada kemungkinan 2014 di RSUD Ulin Banjarmasin, dapat ditarik
sedikit merusak jaringan epitel di tempat tersebut kesimpulan sebagai berikut:
(Wikjosastro, 2005). Pada kasus wanita yang 1. Kejadian kanker leher rahim sebesar 57,8%,
melahirkan sering dan dengan jarak yang terlalu sebagian besar responden dengan umur awal
dekat, kerusakan jaringan epitel ini berkembang ke hubungan seksual <20 tahun sebesar 52,2%,
arah pertumbuhan sel abnormal yang berpotensi responden yang jumlah perkawinan 2 kali sebesar
ganas. Pada persalinan yang sering mempunyai 7,8%, paritas responden yang berisiko kanker
kesempatan untuk terkontaminasi oleh virus yang leher rahim (>3 orang) sebesar 26,8% dan yang
menyebabkan infeksi. Bakteri tersebut ada karena menggunakan kontrasepsi hormonal >5 tahun
kondisi higiene vagina yang tidak terawat sehingga sebesar 62,1%. Ada hubungan umur awal
dpat berkembang menjadi keganasan (Rasjidi, hubungan seksual dengan kejadian kanker leher
2008).
rahim (( 0,001; OR 4,5).
Hasil penelitian Abdullah, dkk (2013)
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
Darmayani, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kanker Leher Rahim 177
2. Tidak ada hubungan jumlah perkawinan dengan 4. Ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal
kejadian kanker leher rahim (( 0,119). dengan kejadian kanker leher rahim (( 0,000;
3. Ada hubungan paritas dengan kejadian kanker OR 23,6).
leher rahim (( 0,030; OR 3,1). 5. Umur awal hubungan seksual (<20 tahun)
merupakan faktor dominan yang berhubungan
DAFTAR PUSTAKA dengan kejadian kanker leher rahim.
Abdullah, dkk. Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Petignat P, Roy M, 2007. Diagnosis and
Hormonal dan Non Hormonal dengan Management of Cervical Cancer. BMJ.
Kejadian Kanker Serviks di Ruang Datas Preventing Cervical Cancer in Low-Resources
BLU.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado. E-Jurnal Settings. Outlook.Volume 18, number 1
Keperawatan (e-Kp) volume 1 nomor 1 September 2000.
Agustus 2013. Rasjidi, I., 2008. Manual Pra kanker Serviks.
Azis MF.2001. Masalah Kanker Serviks. Cermin Jakarta: CV.Sagung Seto.
Dunia Kedokteran. Jakarta. Rauf, Syarul. 2006. Penanggulangan Kanker Leher
Candraningsih. 2011. Hubungan Tingkat Rahim. WIDI Cabang Makasar. Edisi 4:14-17.
Pengetahuan WUS tentang Kanker Serviks Samadi H.P. 2010 Kanker Serviks. Jakarta. PT Tiga
dengan Praktik Deteksi Dini Kanker Serviks Serangkai Pustaka Mandiri.
di BPS IS Manyaran Semarang. dilihat Maret Sakanti A., 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
2013. http;//ejournal.ac.id. dengan Perilaku Pemeriksaan Pap Smear
DepKes. 2005. Penanggulangan Kanker Serviks pada Wanita Usia Subur di Puskesmas
Dengan Vaksin HPV. Kecamatan Makasar Tahun 2007. Skripsi.
Dwipayono B. 2003. Bahaya Kanker Serviks Bagi Jakarta. FKM UI.
Wanita dilihat Maret 2013 Setiati, E. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas
http:///kesrepro.info. Pembunuh Wanita, Kanker Rahim, Kanker
Irvianty S & Wawang.S. 2011. Hubungan Indung Telur, Kanker Leher Rahim, Kanker
Karakteristik Pasien dengan Kejadian Kanker Payudara. Yogyakarta: ANDI.
Serviksyang Dirawat Inap di Bagian Obstetri Tira, DS. 2008. Risiko Jumlah Perkawinan, Riwayat
Ginekologi Rumah Sakit Hasan Sadikin Abortus dan Pemakaian Alat Kontrasepsi
Bandung Periode 1 Januari 201031 Hormonal terhadap Kejadian Kanker Serviks
Desember 2010. Prosiding SnaPP: Sain, di Rumah Sakit Pelamonia Makasar Tahun
Teknologi dan Kesehatan Vol.2 no.1.2011. 2006-2007. MKM Vol.3. No.1. Juni 2008.
Lusiana, A. 2013. Faktor Risiko Kanker Serviks di Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta.
RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Pada Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Tahun 2013. Skripsi D.IV Kebidanan Stikes Prawirodiharjo.
Ubudiyah Banda Aceh. Wittet S, Tsu, V., 2008. Cervical Cancer and The
Mhaske, M, et all. 2011. Study of Association of Millenium Development Goals. Bull World
Some Risk Faktor & Cervical Dysplasia / Health Organization 86 (6):488-491.
Cancer Among Rural Women. National World Health Organization (WHO), 2006,
Journal of Community Medicine Vol 2 Issue Comprehensive Cervical Cancer Control. A
2. Juli-Sept 2011. guide to Esensial Practice. Geneva.
Nuranna, L. 2010. Tersedia dalam Yuliatin, 2010. Cegah dan Tangkal Ca.Serviks.
www.detikhealth.com diakses 6 Pebruari Surabaya. Java Pustaka Group.
2010.