Professional Documents
Culture Documents
id 243
Artikel Penelitian
1 2 3
Rizky Loviana Roza , Rudy Afriant , Zulkarnain Edward
Abstrak
Ulkus diabetikum adalah keadaan ditemukannya infeksi, tukak dan atau destruksi ke jaringan kulit yang
paling dalam di kaki pada pasien Diabetes Mellitus (DM) akibat abnormalitas saraf dan gangguan pembuluh darah
arteri perifer. Ulkus diabetikum dapat dicegah dengan melakukan intervensi sederhana sehingga kejadian angka
amputasi dapat diturunkan hingga 80%. Amputasi memberikan pengaruh besar terhadap seorang individu, tidak hanya
dari segi kosmetik tapi juga kehilangan produktivitas, meningkatkan ketergantungan terhadap orang lain serta biaya
mahal yang dikeluarkan untuk penyembuhan. Penelitian ini memberikan pengetahuan tentang faktor risiko terjadinya
ulkus diabetikum agar angka mortalitas dan morbiditas dapat di kurangi. Jenis penelitian ini adalah retrospektif
observasional dengan mengumpulkan data menggunakan wawancara, kuisoner, dan pemeriksaan fisik pada pasien
diabetes mellitus yang di rawat jalan dan inap di RSUP DR. M. Djamil dan RSI Ibnu Sina Padang periode Januari-
Maret 2014. Analisis data terhadap 6 variabel di dapatkan Jenis kelamin (p =0,595; OR=0,654) lama DM (p=1,000; OR
= 1,158), neuropati (p=0,411; OR=1,833), PAD (p=0,004; OR), trauma (p=0, 02; OR= 4), dan perawatan kaki
(p=1,000; OR=1,158). Berdasarkan uji statistik Chi-Square didapatkan 2 variabel yang memiliki hubungan bermakna
dengan kejadian ulkus diabetikum yaitu PAD dan trauma. Sedangkan, hasil uji statistik regresi logistik ganda
menyatakan bahwa lama DM, neuropati, PAD, riwayat trauma, dan perawatn kaki merupakan faktor risiko terjadinya
ulkus diabetikum. PAD dan trauma adalah faktor yang paling berpengaruh.
Kata kunci: faktor risiko, DM, ulkus diabetikum
Abstract
Diabetic foot ulcer is defined as the presence of infection, ulceration and/or destruction of deep tissues
associated with neurologic abnormalities and various degrees of peripheral arterial disease (PAD) in the lower limb on
patients with diabetes. Foot ulceration is preventable, and relatively simple interventions can reduce amputations by up
to 80%. Amputation has a major impact on individual, not only in distorting body image, but also loss of productivity,
increasing dependency, and expensive cost of treating foot ulcer. This study provides knowledge about risk factors for
diabetic ulcers that mortality and morbidity can be reduced. This research is an observational retrospective by
collecting data using interviews, questionnaires, and physical examination in patients with diabetes mellitus in
outpatient and inpatient department of DR. M. Djamil and RSI Ibnu Sina Padang from January until March 2014. The
result from the analyze data from 6 variable known gender (p =0,595; OR=0,654), duration of DM (p=1,000; OR =
1,158), neuropathy (p=0,411; OR=1,833), PAD (p=0,004; OR= 5,5), trauma (p=0,02; OR= 4), and foot care (p=1,000;
OR=1,158). Based on Chi-Square test statistic obtained two variables that have a significant relationship with the
occurrence of diabetic ulcers is PAD and trauma. Meanwhile, the results of multiple logistic regression statistical tests
that the old DM, neuropathy, PAD, history of trauma, and foot care a risk factor for diabetic ulcers. PAD and trauma are
the most influential.
Keywords: risk factor, DM, diabetic foot ulcer
Affiliasi penulis : 1. Pendidikan Dokter FK UNAND (Fakultas dengan ulkus diabetikum, ditemukan 58% adalah
Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Penyakit
pasien penyakit DM yang telah menderita penyakit
Dalam FK UNAND/RSUP Dr. M. Djamil Padang, 3. Bagian Biokimia
FK UNAND DM lebih dari 10 tahun. Hasil analisis regression
Korespondensi : Rizky Loviana Roza, E-mail: rizkylovi@gmail.com, kepada semua pasien rawat jalan di klinik penyakit
Telp: 085263553668
dalam Veteran Affairs, Washington menyimpulkan
bahwa rerata lama pasien penyakit DM ulkus
PENDAHULUAN diabetikum sebanyak 162 orang adalah 11.40 tahun
Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan dengan RR 1.18 (95% CI).
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
yang berhubungan dengan defisiensi relatif atau c. Neuropati
absolut sekresi insulin yang ditandai dengan Neuropati menyebabkan gangguan saraf
hiperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor motorik, sensorik dan otonom. Gangguan motorik
lingkungan dan keturunan. Penyakit DM ini merupakan menyebabkan atrofi otot, deformitas kaki, perubahan
salah satu ancaman utama bagi umat manusia pada biomekanika kaki dan distribusi tekanan kaki
abad 21 ini. Badan WHO memperkirakan, pada tahun terganggu sehingga menyebabkan kejadian ulkus
2000 jumlah pengidap penyakit DM yang berusia di meningkat. Gangguan sensorik disadari saat pasien
atas 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam mengeluhkan kaki kehilangan sensasi atau merasa
kurun waktu 25 tahun kemudian pada tahun 2025, kebas. Rasa kebas menyebabkan trauma yang terjadi
jumlah itu akan meningkat menjadi 300 juta orang. pada pasien penyakit DM sering kali tidak diketahui.
Penyakit DM dibagi ats 2 tipe, yakni tipe Gangguan otonom menyebabkan bagian kaki
dapat menyebabkan perubahan patofisiologi pada mengalami penurunan ekskresi keringat sehingga kulit
berbagai sistem organ seperti mata, ginjal, ekstremitas kaki menjadi kering dan mudah terbentuk fissura. Saat
bawah. Salah satu akibat komplikasi kronik atau terjadi mikrotrauma keadaan kaki yang mudah retak
jangka panjang penyakit DM adalah ulkus diabetikum. meningkatkan risiko terjadinya ulkus diabetikum.
Ulkus diabetikum disebabkan adanya tiga faktor yang Menurut Boulton AJ pasien penyakit DM dengan
sering disebut trias, yaitu: iskemik, neuropati dan neuropati meningkatkan risiko terjadinya ulkus
infeksi. diabetikum tujuh kali dibanding dengan pasien
Faktor risiko terjadi ulkus diabetikum pada penyakit DM tidak neuropati.
penderita penyakit DM adalah:
a. Jenis kelamin d. Peripheral Artery Disease
Laki-laki menjadi faktor predominan Penyakit arteri perifer adalah penyakit
berhubungan dengan terjadinya ulkus. Menurut penyumbatan arteri di ektremitas bawah yang
Prastica dkk pasien ulkus diabetikum yang diteliti di disebakan oleh atherosklerosis. Gejala klinis yang
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang adalah laki-laki sering ditemui pada pasien PAD adalah klaudikasio
(56,3%). intermitten yang disebabkan oleh iskemia otot dan
iskemia yang menimbulkan nyeri saat istirahat.
b. Lama Penyakit Diabetes Melitus (DM) Iskemia berat akan mencapai klimaks sebagai ulserasi
Lamanya durasi DM menyebabkan keadaan dan gangren. Pemeriksaan sederhana yang dapat
hiperglikemia yang lama. Keadaan hiperglikemia yang dilakukan untuk deteksi PAD adalah dengan menilai
terus menerus menginisiasi terjadinya hiperglisolia Ankle Brachial Indeks (ABI) yaitu pemeriksaan sistolik
yaitu keadaan sel yang kebanjiran glukosa. brachial tangan kiri dan kanan kemudian nilai sistolik
Hiperglosia kronik akan mengubah homeostasis yang paling tinggi dibandingkan dengan nilai sistolik
biokimiawi sel tersebut yang kemudian berpotensi yang paling tinggi di tungkai. Nilai normalnya dalah
untuk terjadinya perubahan dasar terbentuknya O,9 - 1,3. Nilai dibawah 0,9 itu diindikasikan bawah
komplikasi kronik DM. Seratus pasien penyakit DM pasien penderita DM memiliki penyakit arteri perifer.
yang menggunakan desain penelitian case control. >5 tahun 20 63,7 19 66,7 39
keeratan hubungan antara dua variabel tersebut 2 Trauma 1,740 0,07 5,698 1,593-20,384
Berdasarkan tabel 3 faktor yang paling signifikan antara neuropati dengan kejadian ulkus
berpengaruh adalah PAD dan trauma. (p=0.405 atau p>0.05). Namun nilai OR>1 (OR=1.827)
pada penelitian ini menunjukan bahwa neuropati
PEMBAHASAN merupakan faktor risiko terjadinya ulkus diabetikum.
Berdasarkan hasil penelitian ini pasien yang Pada penelitian ini didapatkan hasil yang tidak
mengalami ulkus lebih banyak diderita oleh signifikan disebabkan karena untuk mendapatkan hasil
perempuan, dimana pasien DM wanita yang yang berhubungan pada analisis data, jumlah pasien
mengalami ulku sebanyak 67%. Hasil ini berbeda dari yang tidak neuropati pada pasien non ulkus harus
penelitian yang dilakukan oleh Tentolouris lebih banyak daripada pasien yang neuropati. Pada
menunjukan bahwa laki-laki lebih banyak terkena penelitian lebih banyak pasien yang mengalami
ulkus di banding wanita. neuropati dibandingkan tidak neuropati. Menurut
Berdasarkan kepustakaan, pasien ulkus lebih penelitian Reiber hampir 45-60% pasien ulkus
banyak didominasi oleh laki-laki. Perbedaan hasil ini diabetikum mengalami neuropati. Neuropati yang
dapat disebabkan oleh karaktareristik pasien paling sering menyebabkan ulkus pada pasien DM
perempuan di penelitian ini yaitu pasien perempuan adalah neuropati sensorik. Kehilangan sensasi di
yang memiliki rata-rata usia diatas 55 tahun. Usia ini kaki menyebabkan pasien tidak dapat mengetahui dan
merupakan usia menuju dewasa tua dan dikaitkan merasakan apabila terjadi luka di kaki. Luka yang
pada usia tersebut perempuan mulai memasuki masa terlambat diketahui ini menyebabkan terjadi ulkus
menopause yang menyebabkan terjadinya penurunan diabetikum. Neuropati lainnya adalah neuropati
hormon estrogen. Estrogen merupakan faktor protektif motorik yang menyebabkan deformitas pada kaki dan
terhadap penyakit athresklerosis sehingga perempuan bagian yang mengalami deformitas sering menjadi
pada usia tersebut lebih rentan terkena ulkus tempat terjadi ulkus berulang setelah ulkus
diabetikum. Faktor rata-rata usia pasien DM pada sebelumnya sembuh. Selanjutnya neuropati otonom
penelitian ini menyebabkan pasien ulkus lebih banyak sering menyebabkan kulit pasien ulkus kering dan
didapatkan pada perempuan dibandingkan laki-laki. retak. Keadaan tersebut merupakan media tempat
Hasil analisis data menunjukan tidak ada mudahnya berkembangbiak bakteri. Menurut
hubungan signifikan antara lama DM dengan kejadian kepustakaan neuropati merupakan faktor risiko
ulkus diabetikum (p=0.491 atau p>0.05). Namun, terjadinya ulkus diabetikum.
presentase menyatakan bahwa pasien dengan ulkus Hasil penelitian ini menunjukan bahwa PAD
lebih banyak terjadi pada pasien dengan lama DM 5 berhubungan dengan kejadian ulkus diabetikum. Hal
tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Boyko yang ini terlihat dengan nilai p = 0,002 dan nilai OR= 5, 5
mendapatkan bahwa pasien ulkus rata-rata (CI=1,813-16,681). Hasil ini selaras dengan penelitian
mengalami DM selama 11.4 tahun. Menurut Mayfield dkk yang menunjukan bahwa PAD
kepustakaan lama DM 5 tahun merupakan faktor merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
risiko terjadiya ulkus diabetikum karena neuropati terjadinya ulkus diabetikum. Iskemia yang terjadi
cenderung terjadi sekitar 5 tahun lebih atau sama menyebabkan kaki merah dan kering sering
dengan setelah menderita DM. Hal tersebut bersamaan dengan neuropati, sehingga menyebabkan
dikarenakan semakin lama menderita DM maka peningkatan risiko terjadinya ulkus diabetikum. Aliran
kemungkinan terjadinya hiperglikemia kronik semakin darah yang tidak lancar di kaki menyebabkan luka
besar. Hiperglikemia kronik dapat menyebabkan sukar sembuh dan menyebabkan risiko untuk
komplikasi DM yaitu retinopati, nefropati, PJK, dan amputasi lebih besar. Selain itu, oksigenisasi yang
ulkus dabetikum. kurang ke tempat yang terkena luka sehingga
Persentase pasien ulkus yang mengalami antibiotik sulit untuk didistribusikan kedaerah tersebut
neuropati adalah sebanyak 73% sedangkan yang tidak menyebabkan bakteri sangat cepat sekali berkembang
ulkus mengalami neuropati sebanyak 60%. Hasil biak. Menurut ADA, PAD dapat dideteksi dini dengan
analisis data menunjukan tidak ada hubungan yang melakukan pemeriksaan ABI (Ankle Brachial Index)
Ulkus Kaki Pada pasien Diabetes Mellitus Di RSUD 2006. Patofisiologi. Volume II. Edisi VI. Jakarta:
DR. Moewardi. Tesis Magister, Fakultas Ilmu EGC; 2006.
Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta. 16. Desalu OO, Salawu FK, Jimoh AK, Adekoya AO,
(Published);2013. Busari AO, Olokoba AO. Diabetic foot care:
11. Tentolouris N. Introduction. Dalam : Katsilambros Reported Knowledge and practice among patients
N, Dounis E, Makrilakis K, Tentolouris N, Tsapogas attending three Tertiary Hospital in Nigeria. Ghana
P, Atlas of the Diabetic Foot. Edisi II. Singapore: Medical Journal. 45;2011.
Blackwell Publishing;2010. 17. Flynn MD, Tooke JE. Aetiology of Diabetic Foot
12. Boyko EJ, Ahroni JH, Stensel V, Forsberg RC, Ulceration : A Role For The Microcirculation.
Davignon DR, Smith DG. A Prospective Study of Diabetic Med.1992 : 8:320-9.
Risk Factors for Diabetic Foot Ulcer. Diabetes 18. Myfield JA, Reiber GE, Sandres LJ, Janisse D,
Care. 2004; 22(7): 1036-42. Pogach LM. Preventive Foot Care in people With
13. Frykberg RG, Diabetic Foot Disorders A Clinical Diabetes. Diabetes Care.1998; 21(21): 2161-77.
Practice Guidline. The Journal of Foot an 19. Mueller MJ, Hatings M, Commean PK, Smith KE,
Ankle.2006;5(5). Pilgram TK, Robertson D, Johson J. Forefoot
14. Reiber GE, Vileikyte I, Boyko EJ, Aguila MD, Smith structural predictors of plantar pressures during
DG. Lavery LA, Boulton AJM. Causal pathways for walking in people with diabetes and peripheral
Incident lower extremity ulcer in Patients with neuropathy. Journal Biomech.2003; 36: 1009-17.
Diabetes From two settings. Diabetes Care. 20. Pham H, Amstrong DG, Haervey C, Harkless LB,
22;1999. Giurini JM, Veves A. Screening techniques to
15. Schteingart DE. Pankreas: Metabolisme Glukosa indentify people at high risk for diabetic foot
dan Diabetes Melitus. Dalam Price SA, Wilson LM, ulceration : a prospective multicenter trial. Diabetes
Care. 2000; 23: 606-11.