Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
leiomioma atau pun fibroid.1 Leiomiomata uteri atau disebut juga mioma dan fibroid
merupakan satu proliferasi lokal oleh sel otot polos yang dikelilingi oleh
Leiomioma adalah neoplasma otot polos yang jinak yang berasal dari
myometrium. Sering juga disebut sebagai mioma uteri dan sering disalah anggap
fibrous.3 Leiomioma uteri adalah neoplasma jinak klonal yang berasal dari sel otot
polos pada dinding uteri. Leiomioma atau disebut juga fibromioma, mioma dan
fibroid mengandung kolagen dan elastin ekstraseluler yang lebih tinggi. Mioma ini
2.2 Epidemiologi
mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih
setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih bertumbuh. Diperkirakan
14
insiden mioma uteri sekitar 20 30% dari seluruh wanita. Di Indonesia mioma uteri
ditemukan pada 2,39 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat1.
Prevalensi tertinggi untuk terkena mioma adalah pada dekade kelima dalam
hidup seorang wanita yang mana kejadiannya adalah 1 dari 4 wanita ras Caucasian
dan 1 dari 2 wanita ras kulit hitam . Leiomiomata uteri secara klinis dikatakan muncul
pada 25-50% wanita walaupun pada satu studi dengan pemeriksaan patologis yang
Insidensi pada wanita berkisar sekitar 20-25% tetapi dalam studi- studi
Tumor jinak ini sering didapatkan pada 20-25% wanita pada usia subur.
Mioma tidak dapat dideteksi sebelum pubertas dan bersifat hormonal responsive
yang mana akan membesar pada usia subur sahaja. Mioma ini bisa munculnya
tunggal tetapi lebih sering ganda. Ukurannya sering kurang dari 15 cm tetapi pada
15
Tabel : Hubungan antara faktor risiko pasien, risiko leiomioma dan pengaruh
hormon 3
12:1. Walaupun mioma di corpus sering muncul ganda tetapi mioma serviks yang
paling sering menyendiri dan mungkin cukup besar untuk mengisi seluruh rongga
16
panggul, menekan kandung kemih, rektum, dan ureter. Secara kasar dan mikroskopis
kedua mioma ini identik dengan mioma yang muncul di tempat lain di uterus. 6
2.3 Patogenesis
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri sampai saat ini belum diketahui.
Stimulasi estrogen diduga sangat berperan untuk terjadinya mioma uteri. Hipotesis ini
didukung oleh adanya mioma uteri yang banyak ditemukan pada usia reproduksi dan
cell nest atau genitoblas. Pendapat ini lebih lanjut diperkuat oleh hasil penelitian
Miller dan Lipschutz yang mengatakan bahwa terjadinya mioma uteri bergantung
pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat
ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun tempat lain
dari abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat
estrogen pada mioma lebih banyak didapati daripada miometrium normal. Menurut
Meyer asal mioma adalah sel imatur, bukan selaput otot yang matur.1
17
dibanding pada miometrium tetapi lebih rendah konsentrasinya dibanding di
dengan kehamilan berhubung sinergis dengan estradiol dan human placental lactogen
2.4 Klasifikasi
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan
selebihnya adalah dari korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah
pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi 4 jenis antara lain mioma submukosa,
Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
ini di jumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan
gangguan perdarahan. Mioma uteri jenis lain meskipun besar mungkin belum
diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu kuret, dikenal
18
Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa
mempunyai tangkai (polip). Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina,
dikenal dengan nama mioma geburt atau mioma yang di lahirkan, yang mudah
mengalami infeksi, ulserasi, dan infark. Pada beberapa kasus, penderita akan
cenderung untuk menekan lapisan ini pada saat mioma tumbuh ke arah lumen uterus.
5
Apabila tumbuh dapat berada pada permukaan serosa saja atau keluar dari
dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus dan diliputi oleh serosa.
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula
sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan
ke arah lateral dan dapat tumbuh di antara dua lapisan ligamentum latum disebut
sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga
mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga
peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik (wandering fibroid).1,5
19
Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Mioma ini terdapat di dinding
uterus antara serabut miometrium. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak
merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol,
uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan
gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di
daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa
dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar,
padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan). Secara
potongan, tampak tumor berwarna putih dengan struktur mirip potongan daging ikan.
Tumor berbatas tegas dan berbeda dengan miometrium yang sehat, sehingga tumor
mudah dilepaskan. Konsistensi kenyal, bila terjadi degenerasi kistik maka konsistensi
menjadi lunak. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus, dalam
Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma
pada serviks dapat menonjol ke dalam satu saluran serviks sehingga ostium uteri
eksternum berbentuk bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa
mioma terdiri dari berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti
kumparan (whorle like pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat
tumor ditandai oleh gambaran kelompok otot polos yang membentuk pusaran,
20
meniru gambaran kelompok sel otot polos miometrium. Fokus fibrosis, kalsifikasi,
nekrosis iskemik dari sel yang mati. Setelah menopause, sel-sel otot polos
cenderung mengalami atrofi, ada kalanya diganti oleh jaringan ikat. Pada mioma
uteri dapat terjadi perubahan sekunder yang sebagian besar bersifat degenerasi. Hal
ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma. Perubahan ini
21
Gambar 2 : Gambaran makroskopis mioma uteri
Perubahan sekunder pada mioma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat
degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma.
Atrofi
Degenerasi hialin
Perubahan ini sering terjadi pada penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan
struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya
22
Degenerasi kistik
Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma
agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe
Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan
dalam sirkulasi. Mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto
rontgen.
tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus,
sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada
perabaan. Penampilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium
Degenerasi lemak
23
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan ginekologik karena tumor ini besifat silent dan tidak mengganggu.
Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada. Di
1) Perdarahan abnormal
menoragia dan dapat juga terjadi metroragia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
karsinoma endometrium.
2) Rasa nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan.
24
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada
kandung kemih akan menyebabkan poliuri dan masalah frekuensi dan urgensi, pada
uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter
dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan konstipasi, pada pembuluh darah
dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri
panggul. 1,6
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars
abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Rubin (1958) menyatakan bahwa apabila
infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi. 1,6
2.9 Diagnosis
1. Anamnesis
- Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.
- Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar.
2. Pemeriksaan fisik
25
- Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.
Pada umumnya wanita dengan mioma tidak mengalami gejala. Gejala yang
Nyeri bisa terjadi saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau ketika
terjadi penekanan pada panggul. Nyeri terjadi karena terpuntirnya mioma yang
bertangkai (mioma geburt), pelebaran leher rahim akibat desakan mioma atau
- Gejala gangguan berkemih akibat mioma yang besar dan menekan saluran kemih
ginjal)
- Prolaps atau keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri hebat,
26
4. Pemeriksaan luar
Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor
5. Pemeriksaan dalam
Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas
mioma. Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan
zat besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoetin yang pada beberapa kasus
ginjal diduga akibat penekanan mioma terhadap ureter yang menyebabkan peninggian
dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT
scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak
diagnosa jaringan.
Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya
pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus;
27
Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga
pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter. Histerografi dan histeroskopi
Adenomiosis
Kehamilan
Miosarkoma, koriokarsinoma
Tumor abdomen
Inversio uteri
2.7 Penatalaksanaan
kehamilan, keinginan untuk mendapatkan keturunan lagi, keadaan umum dan gejala
1. Konservatif
medikamentosa terutama bila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan
gangguan atau keluhan. Penanganan konservatif, bila mioma yang kecil pada pra dan
28
- Pemberian zat besi.
- Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi
setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan
dalam 12 minggu.
- Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena
levonorgestrol intrauterin.4
2. Pengobatan Operatif
A. Enukleasi Mioma
29
Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau
efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan bila
dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor dengan
tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi
Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan
B. Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita
yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria
Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar
dari 8 hari.
30
Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis.
- Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
- Kemungkinan abortus lebih besar karena distorsi kavum uteri khususnya pada
mioma submukosum.
- Dapat menyebabkan HPP akibat inersia maupun atonia uteri akibat gangguan
31
- Jika letaknya dekat pada serviks, dapat menghalangi kemajuan persalinan dan
yang meningkat
- Dapat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas seperti
- Meskipun jarang, mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi dengan gejala
dapat juga menimbulkan abortus. Operasi terpaksa jika lakukan kalau ada penyulit-
penyulit yang menimbulkan gejala akut atau karena mioma sangat besar. Jika mioma
kalau akan dilakukan miomektomi lebih baik ditunda sampai sesudah masa nifas.
2.9 Prognosis
yang kambuh kembali setelah miomektomi terjadi pada 15-40% pasien dan 2/3-nya
32
2.10 Komplikasi
Degenerasi ganas
seluruh mioma. Serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Diagnosa
keganasan umumnya ditegakkan pada pemeriksaan histologi pada uterus yang telah
diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan
sirkulasi akut hingga mengalami nekrosis. Maka akan timbul sindrom abdomen akut.
Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena
gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya pada mioma yang dilahirkan hingga
33