You are on page 1of 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan

jaringan ikat yang menumpanginya. Dikenal juga dengan sebutan fibromioma,

leiomioma atau pun fibroid.1 Leiomiomata uteri atau disebut juga mioma dan fibroid

merupakan satu proliferasi lokal oleh sel otot polos yang dikelilingi oleh

pseudokapsul serat otot yang terkompresi.2

Leiomioma adalah neoplasma otot polos yang jinak yang berasal dari

myometrium. Sering juga disebut sebagai mioma uteri dan sering disalah anggap

sebagai fibroid karena jumlah collagen di dalamnya yang menimbulkan konsistensi

fibrous.3 Leiomioma uteri adalah neoplasma jinak klonal yang berasal dari sel otot

polos pada dinding uteri. Leiomioma atau disebut juga fibromioma, mioma dan

fibroid mengandung kolagen dan elastin ekstraseluler yang lebih tinggi. Mioma ini

boleh membesar sehingga menyebabkan gangguan yang signifikan pada permukaan

dan ruang uteri.4

2.2 Epidemiologi

Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun

mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih

banyak.Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarke, sedangkan

setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih bertumbuh. Diperkirakan

14
insiden mioma uteri sekitar 20 30% dari seluruh wanita. Di Indonesia mioma uteri

ditemukan pada 2,39 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat1.

Prevalensi tertinggi untuk terkena mioma adalah pada dekade kelima dalam

hidup seorang wanita yang mana kejadiannya adalah 1 dari 4 wanita ras Caucasian

dan 1 dari 2 wanita ras kulit hitam . Leiomiomata uteri secara klinis dikatakan muncul

pada 25-50% wanita walaupun pada satu studi dengan pemeriksaan patologis yang

teliti menyatakan bahawa angka prevalensi boleh mencapai 80%.2

Insidensi pada wanita berkisar sekitar 20-25% tetapi dalam studi- studi

penelitian menggunakan histologi dan pemeriksaan sonografi menunjukkan angka

insidens meningkat hingga 70-80%.3

Tumor jinak ini sering didapatkan pada 20-25% wanita pada usia subur.

Mioma tidak dapat dideteksi sebelum pubertas dan bersifat hormonal responsive

yang mana akan membesar pada usia subur sahaja. Mioma ini bisa munculnya

tunggal tetapi lebih sering ganda. Ukurannya sering kurang dari 15 cm tetapi pada

kasus-kasus tertentu bisa mencapai berat 45kg.4

Perempuan nulipara mempunyai risiko yang tinggi untuk terjadinya mioma

uteri, sedangkan perempuan multipara mempunyai risiko relative menurun untuk

terjadinya mioma uteri.

15
Tabel : Hubungan antara faktor risiko pasien, risiko leiomioma dan pengaruh

hormon 3

Faktor Risiko Alasan

Post menopause Menurun Hipoestrogenism

Menarche dini Meningkat Lebih lama terpapar dengan


estrogen

Obesiti Meningkat Peningkatan konversi


androgen menjadi estrogen

Kehamilan Menurun Remodel uterus saat


involusi postpartum

Obat kontrasepsi Menurun Paparan estrogen dihalang


kombinasi progesterone

Merokok Menurun Tahap estrogen serum


menurun

Ras Afrika-Amerika Meningkat Perbedaan genetic dalam


produksi hormone dan
metabolism

Ada riwayat dalam Meningkat Perbedaan genetic dalam


keluarga produksi hormone dan
metabolism

Insidensi leiomioma di korpus dan leiomioma di servik berlaku dalam rasio

12:1. Walaupun mioma di corpus sering muncul ganda tetapi mioma serviks yang

paling sering menyendiri dan mungkin cukup besar untuk mengisi seluruh rongga

16
panggul, menekan kandung kemih, rektum, dan ureter. Secara kasar dan mikroskopis

kedua mioma ini identik dengan mioma yang muncul di tempat lain di uterus. 6

2.3 Patogenesis

Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri sampai saat ini belum diketahui.

Stimulasi estrogen diduga sangat berperan untuk terjadinya mioma uteri. Hipotesis ini

didukung oleh adanya mioma uteri yang banyak ditemukan pada usia reproduksi dan

kejadiannya rendah pada usia menopause.

Meyer dan De Snoo mengemukakakn pathogenesis mioma uteri dengan teori

cell nest atau genitoblas. Pendapat ini lebih lanjut diperkuat oleh hasil penelitian

Miller dan Lipschutz yang mengatakan bahwa terjadinya mioma uteri bergantung

pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat

dirangsang terus menerus oleh estrogen.

Penelitian Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan

ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun tempat lain

dari abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat

progesterone atau testosterone. Puuka dan kawan-kawan menyatakan bahwa reseptor

estrogen pada mioma lebih banyak didapati daripada miometrium normal. Menurut

Meyer asal mioma adalah sel imatur, bukan selaput otot yang matur.1

Studi glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD) mencadangkan setiap

leiomioma bersifat uniseluler atau monoklonal. Tiada bukti menyatakan estrogen

menyebabkan mioma tetapi estrogen tetap mempunyai peran yang mempengaruhi

pertumbuhan mioma. Mioma mempunyai reseptor estrogen yang lebih banyak

17
dibanding pada miometrium tetapi lebih rendah konsentrasinya dibanding di

endometrium. Progesterone meningkatkan aktivitas mitotic mioma pada wanita usia

muda. Progesterone mungkin menyebabkan pembesaran tumor dengan menurunkan

apoptosis pada tumor. Estrogen mungkin menyebabkan pembesaran tumor dengan

mempengaruhi produksi matriks ekstraseluler. Ada spekulasi bahwa leiomioma

dengan kehamilan berhubung sinergis dengan estradiol dan human placental lactogen

(hPL). Umumnya setelah menopause, ukuran mioma akan mengecil.4

2.4 Klasifikasi

Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan

selebihnya adalah dari korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah

pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi 4 jenis antara lain mioma submukosa,

mioma intramural, mioma subserosa, dan mioma intraligamenter.1,4

Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

Mioma Uteri Submukosa

Berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis

ini di jumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan

gangguan perdarahan. Mioma uteri jenis lain meskipun besar mungkin belum

memberikan keluhan perdarahan, tetapi mioma submukosa, walaupun kecil sering

memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma submukosa umumnya dapat

diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu kuret, dikenal

sebagai Currete bump.1

18
Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa

pedinkulata. Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang

mempunyai tangkai (polip). Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina,

dikenal dengan nama mioma geburt atau mioma yang di lahirkan, yang mudah

mengalami infeksi, ulserasi, dan infark. Pada beberapa kasus, penderita akan

mengalami anemia dan sepsis karena proses di atas.1

Mioma submukosa ini terletak di bawah lapisan endometrium dan

cenderung untuk menekan lapisan ini pada saat mioma tumbuh ke arah lumen uterus.
5

Mioma Uteri Subserosa / Subperitoneal

Apabila tumbuh dapat berada pada permukaan serosa saja atau keluar dari

dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus dan diliputi oleh serosa.

Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula

sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan

ke arah lateral dan dapat tumbuh di antara dua lapisan ligamentum latum disebut

sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga

peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau

mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari

tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga

mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga

peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik (wandering fibroid).1,5

Mioma Uteri Intramural / Interstisial

19
Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Mioma ini terdapat di dinding

uterus antara serabut miometrium. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak

merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol,

uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan

gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di

daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa

dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar,

padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan). Secara

makroskopis terlihat uterus berbenjol-benjol dengan permukaan halus. Pada

potongan, tampak tumor berwarna putih dengan struktur mirip potongan daging ikan.

Tumor berbatas tegas dan berbeda dengan miometrium yang sehat, sehingga tumor

mudah dilepaskan. Konsistensi kenyal, bila terjadi degenerasi kistik maka konsistensi

menjadi lunak. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus, dalam

pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih keatas, sehingga

dapat menimbulkan keluhan miksi.1,5

Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma

pada serviks dapat menonjol ke dalam satu saluran serviks sehingga ostium uteri

eksternum berbentuk bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa

mioma terdiri dari berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti

kumparan (whorle like pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat

longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini.5

Bila terjadi kalsifikasi maka konsistensi menjadi keras. Secara histologik

tumor ditandai oleh gambaran kelompok otot polos yang membentuk pusaran,

20
meniru gambaran kelompok sel otot polos miometrium. Fokus fibrosis, kalsifikasi,

nekrosis iskemik dari sel yang mati. Setelah menopause, sel-sel otot polos

cenderung mengalami atrofi, ada kalanya diganti oleh jaringan ikat. Pada mioma

uteri dapat terjadi perubahan sekunder yang sebagian besar bersifat degenerasi. Hal

ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma. Perubahan ini

terjadi secara sekunder dari atropi postmenopausal, infeksi, perubahan dalam

sirkulasi atau transformasi maligna.

Gambar 1 : Tipe-tipe mioma

21
Gambar 2 : Gambaran makroskopis mioma uteri

2.4.1 Perubahan sekunder

Perubahan sekunder pada mioma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat

degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma.

Perubahan sekunder tersebut antara lain : 1

Atrofi

Sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi kecil.

Degenerasi hialin

Perubahan ini sering terjadi pada penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan

struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya

sebagian kecil dari padanya seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut

otot dari kelompok lainnya.

22
Degenerasi kistik

Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma

menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi

agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe

sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor

sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.

Degenerasi membatu (calcereus degeneration)

Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan

dalam sirkulasi. Mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto

rontgen.

Degenerasi merah (carneus degeneration)

Perubahan ini terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis : diperkirakan

karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada

pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna

merah disebabkan pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah

tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus,

sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada

perabaan. Penampilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium

atau mioma bertangkai.

Degenerasi lemak

Jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.

2.5 Gejala klinis

23
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada

pemeriksaan ginekologik karena tumor ini besifat silent dan tidak mengganggu.

Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada. Di

serviks, intramural, submukosa, subserosa, ukuran tumor, perubahan dan komplikasi

yang terjadi. Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Perdarahan abnormal

Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore,

menoragia dan dapat juga terjadi metroragia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab

perdarahan ini, antara lain adalah : 1,6

- Pengaruh ovarium sehingga terjadi hiperplasia endometrium sampai adeno

karsinoma endometrium.

- Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa.

- Atrofi endometrium di atas mioma submukosa.

- Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma

diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah

yang melaluinya dengan baik.

- Hematometra mungkin berlaku dengan adanya obstruksi pada serviks.

2) Rasa nyeri

Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan

sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan.

Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan, pertumbuhannya yang

menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore. 1,6

3) Gejala dan tanda penekanan

24
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada

kandung kemih akan menyebabkan poliuri dan masalah frekuensi dan urgensi, pada

uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter

dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan konstipasi, pada pembuluh darah

dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri

panggul. 1,6

4) Infertilitas dan abortus

Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars

intertisialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya

abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Rubin (1958) menyatakan bahwa apabila

penyebab lain infertilitas sudah disingkirkan, dan mioma merupakan penyebab

infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi. 1,6

Insidensi wanita dengan leiomioma ganda dilaporkan hampir 27-40% wanita

adalah infertil. Insidensi untuk terjadinya abortus spontan disebabkan miomektomi

adalah setinggi 40%. 4

2.9 Diagnosis

Diagnosis mioma uteri ditegakkan berdasarkan: 1,5

1. Anamnesis

- Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.

- Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar.

- Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.

2. Pemeriksaan fisik

25
- Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.

- Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor

tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglas.

- Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.

3. Gambaran Klinis 1,4

Pada umumnya wanita dengan mioma tidak mengalami gejala. Gejala yang

terjadi berdasarkan ukuran dan lokasi dari mioma yaitu :

a. Menoragia (menstruasi dalam jumlah banyak)

b. Perut terasa penuh dan membesar

c. Nyeri panggul kronik (berkepanjangan)

Nyeri bisa terjadi saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau ketika

terjadi penekanan pada panggul. Nyeri terjadi karena terpuntirnya mioma yang

bertangkai (mioma geburt), pelebaran leher rahim akibat desakan mioma atau

degenerasi (kematian sel) dari mioma. Gejala lainnya adalah:

- Gejala gangguan berkemih akibat mioma yang besar dan menekan saluran kemih

menyebabkan gejala frekuensi (sering berkemih) dan hidronefrosis (pembesaran

ginjal)

- Penekanan rektosigmoid (bagian terbawah usus besar) yang mengakibatkan

konstipasi (sulit BAB) atau sumbatan usus

- Prolaps atau keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri hebat,

luka, dan infeksi

Bendungan pembuluh darah vena daerah tungkai serta kemungkinan

tromboflebitis sekunder karena penekanan pelvis (rongga panggul)7

26
4. Pemeriksaan luar

Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor

dapat terbatas atau bebas.

5. Pemeriksaan dalam

Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas

atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan.

6. Pemeriksaan penunjang 1,3,4,6

Pemeriksaan laboratorium. Anemia merupakan akibat paling sering dari

mioma. Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan

zat besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoetin yang pada beberapa kasus

menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara polisitemia dengan penyakit

ginjal diduga akibat penekanan mioma terhadap ureter yang menyebabkan peninggian

tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi pembentukan eritropoetin ginjal.

USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium

dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT

scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak

memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena

USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan

diagnosa jaringan.

Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya

pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus;

lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tak teratur.

27
Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga

pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter. Histerografi dan histeroskopi

untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan infertilitas. Laparaskopi

untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

2.9 Diagnosis Banding

Tumor solid ovarium

Adenomiosis

Kehamilan

Miosarkoma, koriokarsinoma

Tumor abdomen

Inversio uteri

2.7 Penatalaksanaan

Pilihan pengobatan mioma tergantung umur pasien, paritas, status

kehamilan, keinginan untuk mendapatkan keturunan lagi, keadaan umum dan gejala

serta ukuran lokasi serta jenis mioma uteri itu sendiri.

1. Konservatif

Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah ataupun

medikamentosa terutama bila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan

gangguan atau keluhan. Penanganan konservatif, bila mioma yang kecil pada pra dan

post menopause tanpa gejala. Cara penanganan konservatif sebagai berikut :

- Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.

- Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.

28
- Pemberian zat besi.

- Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi

setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan

menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi gonadotropin dan menciptakan

keadaan hipoestrogenik yang serupa yang ditemukan pada periode

postmenopause. Efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobservasi

dalam 12 minggu.

- Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena

memberikan beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah selama

pembedahan, dan dapat mengurangi kebutuhan akan transfusi darah. 1,4

- Progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik. Kehadiran

tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan

levonorgestrol intrauterin.4

2. Pengobatan Operatif

Penanganan operatif, bila:

- Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.

- Pertumbuhan tumor cepat.

- Mioma subserosa bertangkai dan torsi.

- Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.

- Hipermenorea pada mioma submukosa.

- Penekanan pada organ sekitarnya.

Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa :

A. Enukleasi Mioma

29
Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau

mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman,

efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan bila

ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau sarkoma uterus, juga

dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor dengan

tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi

menyebabkan cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium,

kehamilan berikutnya harus dilahirkan dengan seksio sesarea.

Kriteria preoperasi menurut American College of Obstetricians

Gynecologists (ACOG) adalah sebagai berikut :2

Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.

Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.

Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan

keguguran yang berulang.

B. Histerektomi

Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita

yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria

ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut: 2

Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar

dan dikeluhkan olah pasien.

Perdarahan uterus berlebihan :

Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih

dari 8 hari.

30
Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.

Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi :

Nyeri hebat dan akut.

Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis.

Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan tidak

disebabkan infeksi saluran kemih.

C. Penanganan Radioterapi 1,5

- Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).

- Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.

- Bukan jenis submukosa.

- Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.

- Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause.

- Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.

2.8 Mioma Uteri dan Kehamilan

Pengaruh mioma uteri pada kehamilan adalah :1,4

- Kemungkinan abortus lebih besar karena distorsi kavum uteri khususnya pada

mioma submukosum.

- Dapat menyebabkan kelainan letak janin

- Dapat menyebabkan plasenta previa dan plasenta akreta

- Dapat menyebabkan HPP akibat inersia maupun atonia uteri akibat gangguan

mekanik dalam fungsi miometrium

- Dapat menganggu proses involusi uterus dalam masa nifas

31
- Jika letaknya dekat pada serviks, dapat menghalangi kemajuan persalinan dan

menghalangi jalan lahir.

Pengaruh kehamilan pada mioma uteri adalah :

- Mioma membesar terutama pada bulan-bulan pertama karena pengaruh estrogen

yang meningkat

- Dapat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas seperti

telah diutarakan sebelumnya, yang kadang-kadang memerlukan pembedahan

segera guna mengangkat sarang mioma. Namun, pengangkatan sarang mioma

demikian itu jarang menyebabkan perdarahan.

- Meskipun jarang, mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi dengan gejala

dan tanda sindrom akut abdomen.

Terapi mioma dengan kehamilan adalah konservatif karena miomektomi

pada kehamilan sangat berbahaya disebabkan kemungkinan perdarahan hebat dan

dapat juga menimbulkan abortus. Operasi terpaksa jika lakukan kalau ada penyulit-

penyulit yang menimbulkan gejala akut atau karena mioma sangat besar. Jika mioma

menghalangi jalan lahir, dilakukan SC (Sectio Caesarea) disusul histerektomi tapi

kalau akan dilakukan miomektomi lebih baik ditunda sampai sesudah masa nifas.

2.9 Prognosis

Histerektomi dengan pengangkatan seluruh mioma bersifat kuratif.

Miomektomi yang ekstensif dan secara signifikan melibatkan miometrium atau

menembus endometrium, maka diharuskan SC pada persalinan berikutnya. Mioma

yang kambuh kembali setelah miomektomi terjadi pada 15-40% pasien dan 2/3-nya

memerlukan tindakan lebih lanjut.7

32
2.10 Komplikasi

Degenerasi ganas

Mioma uteri yang menjadi leiomyosarkoma ditemukan hanya 0.32-0,6%dari

seluruh mioma. Serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Diagnosa

keganasan umumnya ditegakkan pada pemeriksaan histologi pada uterus yang telah

diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan

apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.1

Torsi (putaran tangkai)

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan

sirkulasi akut hingga mengalami nekrosis. Maka akan timbul sindrom abdomen akut.

Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena

gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya pada mioma yang dilahirkan hingga

perdarahan berupa metrorhagia atau menorragia disertai dengan leukorhea dan

gangguan lain disebabkan infeksi dari uterus sendiri.1

33

You might also like