You are on page 1of 10

BIOLOGI

Pengaruh penggunaan tapiokal aloevera


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan (kerusakan Lesi kulit
permukaan tubuh). Jenis lesi (luka) : klasifikasi (pembagian) lesi berdasarkan kedalaman dan
etiologinya, yaitu :
1. Luka lecet : luka yang yang disebabkan karena adanya eksvoliatif jaringan superfisial kulit.
2. Luka bakar : luka bakar grade II A yaitu luka yang mengenai epidermis dan lapisan atas
dari corium. Elemen-elemen epithelial yaitu dinding dari kelenjar keringat, lemak, folikel
rambut masih banyak. Karenanya penyembuhan (epitelialisasi) akan mudah dalam 1 2
minggu, tanpa terbentuk sikatriks.
Di lihat dari kedalaman lukanya, kedua jenis luka di atas merupakan jenis luka superfisial
yang bisa di terapi secara topikal.
Penggunaan topikal Aloe vera membantu kecepatan penyembuhan luka bakar derajat II A
dan luka lecet, juga mengobati luka pada kulit, beberapa jenis dermatitits, psoriasis, alergi
tumbuhan, bisul dan masalah dermatologis lainnya. Penyembuhan dimungkinkan karena
Aloe vera mengandung senyawa antiinflamasi, termasuk glikoprotein, salisilat, dan senyawa
lain yang merangsang pertumbuhan kulit dan jaringan konektif. (Hafiz, 2003)
Aloe vera merupakan jenis tumbuhan yang mempunyai penyebaran geografis luas. Hampir
350 persen dari jenis Aloe vera tersebar di seluruh penjuru dunia. Aloe vera banyak tumbuh
di tempat yang beriklim panas seperti Indonesia. Cara menanamnya juga tidak terlalu sulit,
dan untuk merawatnya juga tidak terlalu banyak syarat. Dalam perkembangannya, Aloe vera
banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, kosmetik, industri makanan dan minuman.
Aloe vera mengandung sumber gizi dan antioksidan yang bagus dalam memperbaiki
metabolisme tubuh.
Selain itu, kandungan vitamin C, E, dan zinc-nyz juga berguna bagi penyembuhan luka. Zat-
zat ini juga memiliki efek antifungal dan antibakterial untuk mencegah infeksi pada luka.
Sebagai nilai tambah, Aloe vera dapat melembapkan kulit, meredakan nyeri pada lesi, serta
merangsang pertumbuhan sel-sel kulit.(Hafiz,2003)
Kandungan vitamin dan mineralnya yang tinggi menjadikan sebagai bahan favorit dalam
industri kosmetik, terutama sebagai emolien, penyegar, dan pelembap kulit. Jika digunakan
secara teratur, Aloe vera mempercepat luruhnya sel-sel kulit mati dan memperbaharui
pertumbuhan sel-sel kulit yang baru. Berkat fungsi bakerisidanya, Aloe vera juga mujarab
untuk kulit berjerawat, tidak hanya menyembuhkan tetapi juga meregenerasi kulit.
(Hafiz,2003)
Melihat kenyataan bahwa Aloe vera mudah di budidayakan di Indonesia dan telah ada
penelitian yang membuktikan bahwa Aloe vera dapat mempercepat penyembuhan luka bakar
dan luka lecet, maka kami ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh
penggunaan Aloe vera secara topikal pada luka bakar derajat II A dan luka lecet terhadap
kecepatan penyembuhan luka. Untuk mengetahui frekuensi yang efektif untuk meningkatkan
kecepatan penyembuhan luka.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh penggunaan topikal aloevera pada luka bakar grade II A dan luka lecet
terhadap kecepatan penyembuhan luka?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Menilai efek penggunaan topikal Aloe vera pada penyembuhan luka bakar grade II A dan
luka lecet.

1.3.2 Tujuan Khusus


Mengetahui kecepatan pengaruh penyembuhan luka bakar grade IIA dan luka lecet pada
pemberian topikal aloevera.
- 1-2 kali sehari
- 3-4 kali sehari
- > 4 kali sehari

1.4 Manfaat Penelitian


a. Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya tenaga medis mengenai hubungan
antara tingkat (frekuensi) penggunaan topikal Aloe vera pada luka bakar dan luka superfisial
terhadap waktu penyembuhan luka dan ada-tidaknya bekas luka.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat, khususnya tenaga medis dalam pemilihan
atau pemberian terapi penyembuhan luka bakar dan luka superfisial.
c. Sebagai dasar penelitian lanjutan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kulit


Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis, yang merupakan lapisan
terluar, dan aksesorisnya (rambut, kuku, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat) berasal dari
lapisan ectoderm embrio. Dermis berasal dari mesoderm. (
Gambar 1. Anatomi kulit
a. Epidermis
Epidermis merupakan epitel pipih (squamose) berlapis, dengan beberapa lapisan yang terlihat
jelas. Epidermis terdiri dari epithel squamouse complex cornifikasi. Yang terdapat 4 macam
sel yaitu:
Keratinosit
Sel utama yang merupakan hasil pembelahan sel pada lapisan epidermis yang paling dalam
stratum basale (lapisan basal), tumbuh terus kearah permukaan kulit, dan sewaktu bergerak
keatas keratinosit mengalami proses yang disebut diferensiasi terminal untuk membentuk sel-
sel lapisan permukaan (stratum korneum).

Melanosit: terdapat pada stratum basale, folikel rambut, jaringan ikat dermis.
Ciri-ciri : Sel bulat banyak cabang yang disebut dendrite
- Inti bulat, kecil
- Sitoplasma ada melanosom malanosit ke sel-sel keratinosit pigmentasi kulit
Sel langhans
Lokasi : epitel berlapis pipih pada kulit (stratum spinosum), oesofagus, vagina
Sel : bulat banyak cabang, sitoplasma jernih
Fungsi : imunologi (Ag permukaan)
Sel Merkel
Lokasi : stratum germinativum kulit tebal
Ciri khas : inti tidak teratur, banyak desmosom
Fungsi : reseptor mekanis.
Lapisan epidermis terdiri dari :
a. Stratum basale: lapisan dengan sel-sel bentuk kubis atau silinder, sering melakukan mitosis
untuk pembaharuan epitel setiap 15-30 kali. Hubungan epitel dengan jaringan ikat di
bawahnya disebut Hemidesmosom, dengan epitel lain disebut Desmosom.
b. Stratum spinosum: beberapa lapis sel polygonal dengan banyak tonjolan atau spina.
Hubungan antar sel disebut desmosom. 1 dan 2 disebut stratum Malphigi.
c. Stratum Granulosum: terdiri dari beberapa lapis sel, dengan bentukan pipih, sejajar di
permukaan. Sitoplasma ada butir-butir keratohyalin
d. Stratum Lusidum: dengan lapisan jernih/ homogeny, sel gepeng tidak ada inti atau mati.
Struktur sel hilang sehingga menjadi homogeny.
e. Stratum corneum: sel-sel sudah mati, dengan bentukan pipih, menyatu membentuk lapisan
tanduk. (Gembong, 1989)
f. Dermis
Dermis merupakan lapisan dibawah epidermis dengan tebal 0,5-3 mm.Ada 2 lapisan pada
dermis yaitu stratum papillare dan stratum reticulare. Dermis juga terdapat chromatophori
(pigmen dari melanosit) dan M. arector pili berfungsi agar rambut lebih tegak.
a. Stratum papillare: lebih superficial dengan tonjolan-tonjolan yang terdiri dari sabut-sabut
kolagen dan elastic seta retikulare. Terdapat akhiran saraf yang disebut nervous papil dan
pembuluh darah yang disebut vascular papil.
b. Stratum reticularis: lebih profunda terdiri dari serabut-serabut kolagen dan retikulare dan
lebih banyak elastic pada permukaan untuk elastisitas kulit dan lipatan kulit (garis langer).
Pada telapak tangan dan kaki membentuk sidik jari. (Gembong, 1989)
Pada kulit terdapat rambut yang berupa benang keratin yang hampir tumbuh di seluruh tubuh
yang berasal dari invaginasi epidermis dimana warna dan ukurannya tergantung dari ras, usia,
sex, dan lokasi. Struktur rambut antara lain :
- Medula terdiri dari 2-3 lapisan sel kuboid dengan pigmen.
- Kortex beberapa lapisan sel pipih, dengan keratin dan pigmen
- Kutikula lebih superficial ada kornifikasi, tidak ada inti dan sel jernih.
(Gembong, 1989)
Bagian-bagian dari rambut antara lain rambut bebas atau batang rambut, akar rambut atau
folikel rambut. Yang didekatnya ada M.arector pili dan kelenjar lemak, juga terdapat bulbus
dan papil. Struktur pada rambut dari dalam keluar yaitu medulla, kortex, kutikula, inner rooth
sheat: lapisan Huxley dan lapisan Henle, outher rooth sheat, glassy membrane, dan
connective tissue sheath. Pada kulit juga terdapat kelenjar-kelenjar yaitu:
1. Kelenjar sebacea/kelenjar lemak : bentuk compound acinar, kelenjar holokrin dan
berfungsi meminyaki rambut

2. Kelenjar sudorifera/keringat: dengan bentuk simple coiled tubular dan kelenjar merokrin.
Ada juga kelenjar keringat yang apokrin terdapat di axilla dan di papilla mammae (kelenjar
montgomerry). (Gembong, 1989)

2.2 Lesi (Luka)


2.2.1 Pengertian atau Definisi Lesi
Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan (kerusakan kulit
permukaan tubuh). Jenis luka dapat dibedakan berdasarkan beberapa kategori. Misalnya
berdasarkan penyebabnya.
2.2.2 Macam-macam Lesi dan Karateristiknya Masing-Masing
- Secara umum luka dapat di bagi menjadi dua, yaitu luka terbuka dan luka tertutup.
Kebanyakan luka adalah yang terbuka, yaitu dari kulit yang rusak keluar darah dan cairan
tubuh lainnya. Di sinilah kuman bisa masuk sehingga bisa menimbulkan infeksi. (Wikipedia,
2007)
Pada luka tertutup, darah keluar dari sistem sirkulasi tetapi tidak keluar dari tubuh sehingga
disebut luka dalam. Sifat rudapaksa yang menyebabkan luka menentukan jenis dari luka dan
tindakan untuk mengatasinya. Namun apapun jenis cederanya, kita harus selalu menjaga
kebersihan secara cermat dan melindungi diri terhadap infeksi. (Wikipedia, 2007)
Sedangkan berdasarkan kategori ini, ada beberapa jenis luka, yaitu:
- ekskoriasi (luka lecet atau gores),
- vulnus scisum (luka sayat atau luka iris),
- vulnus laceratum (luka robek yaitu luka dengan tepi yang tidak beraturan),
- vulnus punctum (luka tusuk),
- vulnus morsum (luka karena gigitan binatang), dan
- combutio (luka bakar).
(Wikipedia, 2007)

2.2.2.1 Luka Bakar


Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang dapat disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia
dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan-jaringan yang lebih dalan. Kulit atau
jaringan tubuh yang terbakar akan menjadi jaringan nekrotik. (Settle, 1996)

Klasifikasi
1. Berdasarkan dalamnya luka bakar .
Tingkat I : hanya mengenai epidermis

Tingkat II : dibagi lagi


a. Superfisial; mengenai epidermis dan lapisan atas dari corium. Elemen-elemen epitelial
yaitu dinding dari kelenjar keringat, lemak, folikel rambut masih banyak. Karenanya
penyembuhan (epitelialisasi) akan mudah dalam 1 2 minggu, tanpa terbentuk sikatriks.
b. Dalam; sisa-sisa jaringan epitelial tinggal sedikit, penyembuhan lebih lama 3 4 minggu
dan disertai pembentukan parut hipertropi

Tingkat III : mengenai seluruh tebalnya kulit, tidak ada lagi sisa elemen epithelial. Luka
bakar yang lebih dalam dari kulit pun seperti subcutan, tulang disebut juga tingkat III.

2. Berdasarkan luasnya luka bakar


Wallace membagi tubuh atas bagian bagian 9% atau kelipatan dari 9 yang terkenal dengan
nama Rule of Nine atau Rule of Wallace.
Kepala dan Leher 9%
Lengan masing-masing 9% 18%
Badan depan 18%
Badan belakang 18% 36%
Tungkai masing-masing 18% 36%
Genetalia / perineum 1%
Jumlah 100%
3. Berat Ringannya Luka Bakar
Amerika College of Surgeon membaginya dalam :
1. Parah critical
a. Tingkat II 30 % atau lebih
b. Tingkat III 10% atau lebih
c. Tingkat III pada tangan, kaki, muka
d. Dengan adanya komplikasi pernafasan, jantung, fracture, soft tissue yang luas.

2. Sedang moderate
a. Tingkat II 15 30%
b. Tingkat III 5 10%

3. Ringan minor
a. Tingkat II kurang 15%
b. Tingkat III kurang 5%
(Settle, 1996)
Gambar

Gambar 2. Luka bakar dangkal (superfisial) Pada daerah badan dan lengan kanan, luka bakar
jenis ini biasanya memucat dengan penekanan

Gambar 3. Luka bakar superficial partial thickness. Memucat dengan penekanan, biasanya
berkeringat.

Gambar.4. Luka bakar deep partial thickness. Permukaan putih, tidak memucat dengan
penekanan

Gambar 5. Luka bakar full thickness. Tidak terasa sakit, gambaran putih atau keabu-abuan.
Prosedur Penanganan Luka Bakar
Prosedur Lengkap IRD :
1. Panggil dokter jaga yang bertugas di unit luka bakar.
2. Lakukan penanganan seperti menangani kasus gawat darurat pada umumnya, yaitu
resusitasi sesuai urutan A, B, C.
3. Penderita dengan kriteria ringan diijinkan dirawat di poliklinik (MRS). Sedang yang lain
tidak, terkait dengan ancaman shock yang mungkin timbul dan kerusakan yang hebat. Orang-
orang tua lebih rentan (fragil) terhadap luka bakar, dewasa muda dengan 30% luka relatif
mudah diatasi, sedang luka itu pada orang tua sudah amat parah. Hal ini diantaranya karena
sudah terjadi perubahan-perubahan seperti arteriosclerosis, kerusakan jantung, ginjal, dan
otak. Begitu juga anak-anak yang amat peka dengan kehilangan cairan.
4. Untuk penderita yang poliklinis (tidak perlu MRS) penderita dilakukan perawatan secara
tertutup di IRD dengan :
a. Cuci luka dengan savlon. Kalau luka luas dan kotor dicuci dengan air kran/NaCl 0,9% dulu
baru dibilas dengan savlon 1 : 30 (savlon : air steril)
b. Cream silver sulfadiazine atau tulle
c. Diberi antibiotic atas indikasi dan penderita bisa dipulangkan
5. Penderita yang perlu MRS setelah mengisi status IRD, sambil melakukan resusitasi
penderita langsung dibawa ke Burn Unit
6. Dipasang IV line, karakter urine. Untuk kasus yang berat (luka bakar > 40%) dipasang
CPV dan O2.
7. Cairan :
- Orang dewasa > 20% ) pada tingkat II & III harus diberikan cairan.
- Anak-anak > 15% )
Cairan yang dipilih : Ringer laktat berdasarkan rumus Baxter
- pada dewasa 4 cc/kg BB/%/24 jam
- pada anak-anak 2 cc/kg BB/% + kebutuhan cairan basal dengan perbandingan kristaloid :
koloid = 17 : 3 (menurut Monerief)
nya diberikan 8 jam pertama
nya diberikan 16 jam berikutnya
Dalam hal ini semua yang paling penting ialah observasi produksi urine setiap jam.
Bila urine BHT > lidah buaya umur 4 tahun> alfa-tokoferol.Lidah buaya umur 3 tahun
menunjukkan aktvitas penangkapan terhadap radikal bebas paling kuat (72,19 persen)
dibandingkan BHT (70,52 persen) dan alfa-tokoferol (65,20 persen). (Saada et al., 2003).
Unsur-unsur yang ditemukan pada daun lidah buaya menunjukkan adanya hubungan yang
saling sinergis dalam mempertahankan integritas status antioksidan dalam tubuh. Pengujian
dengan menggunakan tikus irradiasi yang diberi filtrat jus daun lidah buaya sebanyak 0,25
ml/kg berat badan/hari, selama 5 hari sebelum irradiasi dan 10 hari setelah irradiasi,
menunjukkan adanya perbaikan yang nyata terhadap aktivitas enzim superoksida dismutase
(SOD) dan katalase pada organ paru-paru, ginjal, dan jantung. (Saada et al., 2003).
SOD dan katalase merupakan enzim dan sekaligus antioksidan intraseluler yang sangat
bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit. .
(Dep.Kes, 2007)
c. Penyembuh Penyakit Kulit
Gel lidah buaya memiliki aktivitas sebagai antibakteri, antijamur, meningkatkan aliran darah
ke daerah yang terluka, dan menstimulasi fibroblast, yaitu sel-sel kulit yang bertanggung
jawab untuk penyembuhan luka. Publikasi pada American Podiatric Medical Association
menunjukkan bahwa pemberian gel aloe pada hewan percobaan, baik dengan cara diminum
maupun dioleskan pada permukaan kulit, dapat mempercepat penyembuhan luka. (Dep.Kes,
2007)
Pemberian gel aloe secara oral (diminum) sebanyak 100 mg/kilogram berat badan selama dua
bulan dapat mengurangi ukuran luka sebanyak 62 persen, dibandingkan 51 persen pada
kelompok kontrolnya (tanpa pemberian gel). Pengolesan krim yang mengandung 25 persen
gel aloe pada permukaan luka selama enam hari dapat mengurangi ukunan luka sebesar 51
persen dibandingkan 33 persen pada kelompok kontrolnya. . (Dep.Kes, 2007)
Publikasi pada Journal of Dermatolagic Surgery and Oncology juga menunjukkan bahwa aloe
dapat mempercepat penyembuhan pasca operasi. Gel aloe juga dapat digunakan untuk
campuran krim facial penyembuhanjerawat. Campuran krim facial dengan gel aloe dapat
menyembuhkan jerawat, 72 jam lebih cepat dibandingkan kelompok tanpa aloe. (Dep.Kes,
2007)
Aloe juga dapat digunakan untuk mencegah kerusakan kulit akibat sinar X. Penelitian di
Hoshi University Jepang menunjukkan, aloe mengandung senyawa antioksidan yang mampu
menyingkirkan radikal bebas akibat radiasi, serta melindungi dua komponen penyembuh luka
yang secara alami ada di dalam tubuh, yaitu superoksida dismutase (enzim antioksidan) dan
glutation (asam amino yang menstimulasi sistem kekebalan). . (Dep.Kes, 2007)
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa pemberian 0,5 persen ekstrak aloe ke dalam krim
campuran minyak dan mineral dapat menyembuhkan penyakit psoriasis (sejenis penyakit
kulit). (Dep.Kes, 2007)
d. Obat, Makanan, Minuman
Pemanfaatan lidah buaya semakin lama semakin berkembang. Mula-mula lidah buaya hanya
dikenal sebagai obat luar, dengan berbagai kegunaan. Di antaranya sebagai penyubur rambut,
penyembuh luka (luka bakar/tersiram air panas), obat bisul, jerawat/noda hitam, pelembab
alami, antiperadangan, antipenuaan, serta tabir surya alami. (Dep.Kes, 2007)
Daun lidah buaya juga dapat diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman, berupa
sejenis jeli, minuman segar sejenis jus, nata de aloe, dawet, dodol, selai, dan lain-lain.
Makanan dan minuman hasil olahan lidah buaya sangat berpotensi sebagai
makanan/minuman kesehatan. Hal tersebut disebabkan oleh kombinasi kandungan zat gizi
dan nongizi yang memiliki khasiat untuk mendongkrak kesehatan. (Dep.Kes, 2007)
Kegunaan lidah buaya sebagai makanan/minuman antara lain berkhasiat untuk: cacingan,
susah kencing, susah buang air besar (sembelit), batuk, radang tenggorokan, hepatoprotektor
(pelindung hati), imunomodulator (pembangkit sistem kekebalan), diabetes melitus, penurun
kolesterol, dan penyakit jantung koroner. (Dep.Kes, 2007)
Menurut beberapa penelitian, yang paling baik digunakan untuk pengobatan adalah jenis
Aloevera barbadensis Miller. Lidah buaya jenis tersebut mengandung 75 zat yang dibutuhkan
oleh tubuh. . (Dep.Kes, 2007)
Mengingat demikian besar manfaat lidah buaya bagi kesehatan, tidak ada salahnya kita
memasukkan produk olahannya ke dalam pola makan sehari-hari. (Dep.Kes, 2007)

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Narasi:
Aloe vera digunakan secara topikal pada luka bakar derajat IIA dan luka lecet. Karena Aloe
vera dapat meningkatkan kelembapan kulit, sedangkan pada kaeadaan lembap kulit
mengadakan epitelialisasi dengan cepat, dan enzim protease lebih mudah menyingkirkan
jaringan nekrosis. Sehingga luka akan lebih cepat sembuh.

3.2 Hipotesis
Ada pengaruh penggunaan topikal Aloe vera pada luka bakar derajat II A dan luka lecet
terhadap kecepatan penyembuhan luka.

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan design The Posttest
Only Control Group Design. Adapun skema desainnya sebagai berikut.

Keterangan :
Kelompok P1: diberikan aloevera secara topikal 1-2 kali sehari
Kelompok P2: diberikan aloever secara topikal 3-4 kali sehari
Kelompok P3: diberikan aloevera secara topikal > 4 kali sehari
Kelompok X : kontrol normal
O= Observasi

4.2 Populasi, Sampel dan Sampling


Populasi diambil dari tikus varian winstar, dengan penyamaan ciri subyek sebagai berikut :
1. Jenis kelamin jantan
2. Tikus dewasa dengan umur antara 10-11 minggu
3. Berat tikus antara 300-500 gram
Penentuan jumlah sampel setiap kelompok menggunakan rumus sebagai berikut :
(t-1)(r-1) 14
dengan t (treatment) sebanyak 4, maka didapatkan r (ulangan) 6.
Tikus-tikus tersebut dibagi dalam 8 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 6
ekor tikus,yaitu :
Kelompok X : kontrol normal (tikus dengan luka bakar derajat II A yang sudah di rekayasa,
tanpa di beri Aloe vera)
Kelompok P1: tikus dengan luka bakar derajat II A (rekayasa) + di beri Aloe vera 1-2 kali
sehari
Kelompok P2: tikus dengan luka bakar derajat II A (rekayasa) + di beri Aloe vera 3-4 kali
sehari
Kelompok P3: tikus dengan luka bakar derajat II A (rekayasa) + di beri Aloe vera >4 kali
sehari
Kelompok X : kontrol normal (tikus dengan luka lecet yang sudah di rekayasa, tanpa di beri
Aloe vera)
Kelompok P1: tikus dengan luka lecet (rekayasa) + di beri Aloe vera 1-2 kali sehari
Kelompok P2: tikus dengan luka lecet (rekayasa) + di beri Aloe vera 3-4 kali sehari
Kelompok P3: tikus dengan luka lecet (rekayasa) + di beri Aloe vera >4 kali sehari
Maka untuk 8 kelompok percobaan diperlukan 48 ekor Rattus novergicus.

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian


4.3.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
4.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama Empat bulan

4.4 Variabel dan Definisi Operasional


4.4.1 Variabel Tergantung
Luka bakar tingkat IIA dan luka lecet
4.4.2 Variabel Bebas
Aloevera
4.4.3 Definisi Operasional
(luka) : Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan (kerusakan Lesi
kulit permukaan tubuh).
a. Jenis lesi (luka) : klasifikasi (pembagian) lesi berdasarkan kedalaman dan etiologinya,
yaitu :
3. Luka lecet : luka yang yang disebabkan karena adanya eksvoliatif jaringan superfisial kulit.
4. Luka bakar : luka bakar grade II A yaitu luka superfisial; mengenai epidermis dan lapisan
atas dari corium. Elemen-elemen epithelial yaitu dinding dari kelenjar keringat, lemak, folikel
rambut masih banyak. Karenanya penyembuhan (epitelialisasi) akan mudah dalam 1 2
minggu, tanpa terbentuk sikatriks.
Lidah buaya (Aloe vera) : merupakan tanaman family Liliaceae yang daging (gel-nya)
digunakan secara topikal (perlakuan) pada proses penyembuhan luka. Pada penelitian ini
lidah buaya yang digunakan adalah varian Barbadensis miller.
Frekuensi penggunaan : frekuensi penggunaan lidah buaya terhadap luka bakar dan luka
superfisial secara topikal, yaitu :
a. P1 = 1-2 x sehari
b. P2 = 3-4 x sehari
c. P3 = > 4 x sehari
Kecepatan penyembuhan : lama hari luka tertutup epithel seluruhnya, yaitu :
4.5 Prosedur Penelitian (Tekhnik Pengumpulan Data)
Mengumpulkan tikus dan membatasi tikus yang akan diteliti yaitu tikus jantan dengan usia
10-11 minggu dan berat badan 300-500 gram. Kemudian tikus dibius dimasukkan ke dalam
kotak yang berisi kapas yang telah dicelup ke dalam ether, lalu bulunya dicukur dengan
ukuran 33 cm2. Setelah itu tikus diberi perlakuan dengan membuat luka pada kulit tikus
berupa luka lecet dan luka bakar derajat II A.
Luka lecet dibuat dengan menggunakan amplas kertas dengan ketebalan 0,5 mm dan
dilakukan dengan cara mengusapkan amplas yang permukaannya kasar pada kulit tikus yang
sudah dicukur bulunya. Ukuran luka yaitu 11 cm 2.
Luka bakar derajat II A dilakukan dengan cara menempelkan paku usuk dengan diameter
kepala 1 cm selama 2-3 detik. Dimana sebelumnya paku tersebut sudah direbus dengan suhu
100C selama 5 menit. Paku direbus menggunakan bunsen Ukuran luka yaitu 11 cm 2.
.Setelah 1 jam, luka pada Rattus novergicus dioleskan getah Aloe vera yang telah sebelumnya
diiris setebal 2 cm.Perlakuan diberikan dengan rincian sebagai berikut: Kelompok X : kontrol
normal Kelompok. P1: diberikan Aloe vera secara topikal 1-2 kali sehari. Kelompok P2:
diberikan Aloe vera secara topikal 3-4 kali sehari. Kelompok P3: diberikan Aloe vera secara
topikal > 4 kali sehari.
Pemberian Aloe vera diulang secara kontinyu sampai luka sembuh (epitelialisasi sempurna)
dan waktu penyembuhan pada masing-masing tikus dicatat.
4.6 Metode Analisa Data
Agar hipotesis dapat diuji , maka dilakukan analisa statistik dengan menggunakan
independent t-test, One Way ANOVA.

4.7 Jadwal Kegiatan Program


Pada dasarnya penelitian ini efektif dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan dengan rincian
kegiatan sebagai berikut :
Jenis Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
Minggu Minggu Minggu Minggu
1234123412341234
Persiapan
Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan Laporan
Presentasi Hasil Penelitian

DAFTAR PUSTAKA
Anto.2007.Luka Bakar.available from http/www. Asiamaya.com.URL.acces at google.com.
Arikunto, Suharsimi.2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : Rineka
Cipta.Halaman108-109.
Sudjana.2002.Metoda Statistika.Bandung: Tarsito.(Hal.299-302)
Fenlon. 2007. Critical Care&Pain. London : British Journal of Anasthesi.(Hal.50-75)
Hafiz, Ida.2003. Aloe vera untuk Penampilan. Jakarta : Healthylife. Edisi 10/11. Halaman 36.
Rofieq, Ainur.2006. Penelitian Eksperimen. Malang : Jurnal Metodologi Penelitian
Rofieq, Ainur.2006. Konsep Dasar Statistika. Malang : Jurnal Metodologi Penelitian
Rofieq, Ainur.2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian Kesehatan. Malang : Jurnal
Metodologi Penelitian
Sabiston, David C.1994. Buku Teks Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa Aksara. Halaman 76-99.
Settle. 1996. Principles and Practice Burn Management. New York : JAD.Halaman 98-109.
Sulisetiono.2006.Statistika.Malang: Universitas Negeri Malang. Halaman 12, 118.
Suwati, Irma. 2006. Proposal Penelitian. Malang: Jurnal Metodologi Penelitian
Suwati, Irma. 2006. Tehnik dan Prosedur Penelitian. Malang: Jurnal Metodologi Penelitian
Tjitrosoepomo, Gembong. 1989.Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.Halaman 7-75.
Unknown.2007.Panduan Mencari Jodoh.available from http://www.myjodoh.net. URL. acces
at http://www.google.com.
Unknown.2007. Manfaat Lidah Buaya. available from http://www.DepKes. co.id. URL.
acces at http://www.google.com.

You might also like