You are on page 1of 4

Ilmu pengetahuan yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa Bani


Umayyah pada umumnya berjalan seperti di zaman permulaan Islam, hanya
pada perintisan dalam ilmu logika, yaitu filsafat dan ilmu
eksak. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini masih berada pada
tahap awal. Para pembesar Bani Umayyah kurang tertarik pada ilmu
pengetahuan kecuali Yazid bin Muawiyah dan Umar bin Abdul Aziz. Ilmu
yang berkembang di zaman Bani Umayyah adalah ilmu syariah, ilmu
lisaniyah, dan ilmu tarikh. Selain itu berkembang pula ilmu qiraat, ilmu tafsir,
ilmu hadis, ilmu nahwu, ilmu bumi, dan ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa
asing. Kota yang menjadi pusat kajian ilmu pengetahuan ini antara lain
Damaskus, Kuffah, Makkah, Madinah, Mesir, Cordova, Granada, dan lain-
lain, dengan masjid sebagai pusat pengajarannya.
Ilmu pengetahuan yang berkembang di zaman Dinasti Umayyah dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Al Ulumus Syariah, yaitu ilmu-ilmu Agama Islam, seperti Fiqih, tafsir
Al-Quran dan sebagainya.
b. Al Ulumul Lisaniyah, yaitu ilmu-ilmu yang perlu untuk memastikan
bacaan Al Quran, menafsirkan dan memahaminya.
c. Tarikh, yang meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya,
riwayat hidup pemimpin-pemimpin mereka, serta tarikh umum, yaitu tarikh
bangsa-bangsa lain.
d. Ilmu Qiraat, yaitu ilmu yang membahas tentang membaca Al
Quran. Pada masa ini termasyhurlah tujuh macam bacaan Al Quran yang
terkenal dengan Qiraat Sabah yang kemudian ditetapkan menjadi dasar
bacaan, yaitu cara bacaan yang dinisbahkan kepada cara membaca yang
dikemukakan oleh tujuh orang ahli qiraat, yaitu Abdullah bin Katsir (w. 120
H), Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H), Abdullah bin Amir Al Jashsahash (w.
118 H), Ali bin Hamzah Abu Hasan al Kisai (w. 189 H), Hamzah bin Habib
Az-Zaiyat (w. 156 H), Abu Amr bin Al Ala (w. 155 H), dan Nafi bin Naim
(169 H).
e. Ilmu Tafsir, yaitu ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam
menafsirkan Al Quran. Pada masa ini muncul ahli Tafsir yang terkenal
seperti Ibnu Abbas dari kalangan sahabat (w. 68 H), Mujahid (w. 104 H), dan
Muhammad Al-Baqir bin Ali bin Ali bin Husain dari kalangan syiah.
f. Ilmu Hadis, yaitu ilmu yang ditujukan untuk menjelaskan riwayat dan
sanad al-Hadis, karena banyak Hadis yang bukan berasal dari
Rasulullah. Diantara Muhaddis yang terkenal pada masa ini ialah Az Zuhry
(w. 123 H), Ibnu Abi Malikah (w. 123 H), Al Auzai Abdur Rahman bin Amr
(w. 159 H), Hasan Basri (w. 110 H), dan As Syaby (w. 104 H).
g. Ilmu Nahwu, yaitu ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat
didalam berbagai posisinya. Ilmu ini muncul setelah banyak bangsa-bangsa
yang bukan Arab masuk Islam dan negeri-negeri mereka menjadi wilayah
negara Islam. Adapun penyusun ilmu Nahwu yang pertama dan
membukukannya seperti halnya sekarang adalah Abu Aswad Ad Dualy (w. 69
H). Beliau belajar dari Ali bin Abi Thalib, sehingga ada ahli sejarah yang
mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib sebagai Bapaknya ilmu Nahwu.
h. Ilmu Bumi (al- Jughrafia). Ilmu ini muncul oleh karena adanya
kebutuhan kaum muslimin pada saat itu, yaitu untuk keperluan menunaikan
ibadah Haji, menuntut ilmu dan dakwah, seseorang agar tidak tersesat di
perjalanan, perlu kepada ilmu yang membahas tentang keadaan letak
wilayah. Ilmu ini pada zaman Bani Umayyah baru dalam tahap merintis.
i. Al-Ulumud Dakhilah, yaitu ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing ke
dalam bahasa Arab dan disempurnakannya untuk kepentingan kebudayaan
Islam. Diantara ilmu asing yang diterjemahkan itu adalah ilmu-ilmu
pengobatan dan kimia. Diantara tokoh yang terlibat dalam kegiatan ini adalah
Khalid bin Yazid bin Muawiyah (w. 86 H).

2.4. Tokoh/Ilmuwan Muslim Pada Masa Bani Umayyah


Dalam sepak terjang yang dilakukan Bani Umayyah di bidang pendidikan
Islam, banyak melahirkan para ulama yang ahli di bidangnya, mereka
bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya pendidikan, Dalam hal ini,
Ulama memikul tugas mengajar dan memberikan bimbingan serta pimpinan
kepada masyarakat. Ulama bekerja atas dasar kesadaran dan tanggung jawab
agama, bukan atas dasar pengangkatan dan penunjukkan pemerintah
Diantara ulama yang menjadi pendidik sekaigus sebagai ilmuan pada
waktu itu adalah:
a) Seni Bahasa dan Sastra
Pada masa pemerintahan Abd. Malik bin Marwan, bahasa arab digunakan
sebagai administrasi negara. Dengan penggunaan bahasa Arab yang semakin
luas dibutuhkan suatu panduan bahasa yang dapat digunakan semua orang.
Hal itu mendorong lahirnya seorang ahli bahasa terkemuka yang bernama
Imam Syibawaihi, yang mengarang sebuah buku yang berisi pokok-pokok
kaidah bahasa Arab yang berjudul al-Kitab. Disamping itu, pada
pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia terdapat juga ahli bahasa yang
terkenal, antara lain: Ibnu Malik pengarang kitab Alfiah, Ibn Sayyidih, Ibn
Khuruf, Ibn Al-Haj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-hasan Ibn Usfur, dan Abu
Hayyan Al-Garnathi, al-Farisi, al-Zujaj. Di bidang sastra juga mengalami
kemajuan. Hal itu ditandai dengan munculnya sastrawan-sastrawan yang
terkemuka, seperti:
a. Qays Bin Mullawah menyusun buku yang berjudul Laila Majnun, wafat
pada tahun 699 M.
b. Jamil Al-Uzri (701 M)
c. Al-Akhtal (701 M)
d. Umar Ibn Abi Rubiah (719 M)
e. Al-Farazdaq (732 M)
f. Ibnu Al-Muqoffa (756 M)
g. Ibnu Al-Jarir (792 M)
b. Ilmu Tafsir
Ilmu tafsir memliki makna yang strategis, disamping karena luasnya faktor
kawasan Islam ke beberapa daerah luar Arab yang membawa konsekuensi
lemahnya seni sastra Arab. Hal ini menyebabkan pencemaran bahasa Al-
Qur'an dan makna Al-Qur'an yang digunakan untuk kepentingan golongan
tertentu. Diantara tokoh-tokohnya adalah Mujahid, Athak bin Abu Rabah,
Ikrimah, Qatadah, Said bin Jubair, Masruq bin al-Ajda', Wahab bin
Munabbih, Abdullah bin Salam, Abd Malik Ibnu Juraid al-Maliki. Ilmu tafsir
pada masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana terjadi
pada masa pemerintahan Bani Abbasiyyah. Tafsir berkembang dari lisan ke
lisan, sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah
Ibnu Abbas, salah seorang sahabat nabi sekaligus paman nabi yang terkenal.
c. Ilmu Hadits
Perkembangan ilmu Hadits sendiri terjadi setelah diketahui banyaknya hadits
palsu yang dibuat oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik.
Sebelumnya hadits hanya diriwayatkan dari mulut ke mulut. Setengah sahabat
dan para pelajar ada yang mencatat hadits-hadits itu dalam buku catatannya.
Atas dasar itulah dirasa penting untuk menyusun atau mengumpulkan dan
membukukan Hadits-hadits tertentu saja, yang dikira kuat dalam sanad dan
matannya. Diantara para ahli hadits yang terkenal pada masa itu ialah
Muhammad bin Syihab al-Zuhri, Hadits ada al-Zuhry, Abu Zubair
Muhammad bin Muslim bin Idris.
d. Fiqih
Pada periode Umayyah, telah melahirkan sejumlah mujtahid fiqih, terbukti
ketika akhir masa Umayyah telah akhir tokoh madzhab seperti Imam Abu
Hanifah di Irak dan Imam Malik Ibu Anas di Madinaah. Sedangkan Imam
Syafi'i dan Imam Ahmad Ibnu Hambal lahir pada masa Dinasti
Abbasiyyah.Dan di bidang fiqih, Umayyah di Spanyol Islam menganut
mazhab Maliki, maka para ulama memperkenalkan materi-materi fiqih dari
mazhab Imam Maliki. Para Ulama yang memperkenalkan mazhab ini adalah
Ziyad ibn Abd Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan ibn Yahya
yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd Rahman. Ahli-ahli fiqih
lainnya adalah Abu bakar ibn Al-Quthiyah, Munzir ibn Said Al-Baluthi dan
Ibn Hazm, kemudian abu bakar al quthiyah, munzir bin sa,if al-baluthi dan
ibnu hazim.
e. ilmu kimia
Khalifah Yazid bin Muawiyyah seorang khalifah yang pertama kali meyuruh
untuk menerjemahkan buku-buku berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab.
Beliau mendatangkan beberapa orang Romawi yang bermukim di mesir.
Diantaranya Maryanis seorang pendeta yang mengajarkan ilmu kimia.
f. Ilmu Kedokteran
Peduduk Syam di Zaman ini telah banyak menyalin bermacam ilmu ke dalam
bahasa Arab, seperti: ilmu-ilmu kedokteran misalnya karangan Qais Ahrun
dalam bahasa Suryani yang disalin ke dalam bahasa Arab Masajuwaihi.
g. Ilmu Filsafat
Islam di Andalusia telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian
dalam bentangan sejarah islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan
yang di lalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke Eropa abad ke 12 minat
terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9
selama pemerintahan bani umayyah. Tokoh pertama dalam sejarah filsafat
Andalusia dalah Abu Bakr Muhammad bin al-Syaigh yang terkenal dengan
nama Ibnu Bajjah. Karyanya adalah Tadbir al-muwahhid, tokoh kedua adalah
Abu Bakr bin Thufail yang banyak menulis masalh kedokteran, astronomi dan
filsafat. Karya filsafatnya yang terkenal adalah Hay bin Yaqzhan. Tokoh
terbesar dalam bidang filsafat di Andalusia adalah Ibnu Rusyd dari cordova.
Ia menafsirkan maskah naskah aristoteles dan menggeltuti masalah
masalah menahun tentang keserasian filsafat agama.
h. Musik dan Kesenian
Dibidang ini dikenal seorang tokoh bernama Hasan bin Nafi yang berjuluk
Zaryah. Dia juga terkenal sebagai penggubah lagu dan sering mengajarkan
ilmunya kepada siapa saja sehingga kemasyhurannya makin meluas

You might also like