Professional Documents
Culture Documents
61 89 1 SM PDF
61 89 1 SM PDF
Abd. Rasyid J. 1), Nurjannah N. 1), A. Iqbal B. 1), dan Muh. Hatta1)
ABSTRACT
The availability of fish in the fishing area is influenced by oceanography condition. In Makassar coastal
waters, potential area of small pelagic fish is the main information for the fisherman. Purpose of this
research is to provide information of oceanographic characteristics which connected with fishing potential
area on east season. This research was conducted during May-December 2012, using field and secondary
data. Potential area determination was analyzed by using polynomial model. Distribution of
oceanographic factors was analyzed by SMS and surfer. Makassar has continent as well as island areas (12
islands). Oceanographic conditions indicate tidal current velocity of 0.08 m/s and ebb currents from 0.05
to 0.30 m/s. Sea surface temperatures in the spring waters east of Makassar were in the range of 26 -
31oC. The concentration of chlorophyll-a occurred between 0.0 and 1.0 mg/m3, oceanographic conditions
in July and August 2012 are relatively similar. Potential zone for small pelagic fish species in June, July, and
August are in the waters around the islands - northern part of the island of Makassar and from the island
to Lanyukkang Lumu-Lumu island.
Key words: Oceanography, small pelagic fish, east monsoon, potential zone
Rasyid dkk. 69
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 69 - 80 ISSN: 2355-729X
Rasyid dkk. 70
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 69 - 80 ISSN: 2355-729X
Tujuan penelitian ini adalah skala 1 : 50.000, dan peta administrasi Kota
tersedianya informasi tentang perubahan Makassar.
kondisi oseanografi terkait dengan zona
potensial penangkapan ikan pelagis kecil Metode Pengambilan Data
pada musim timur di perairan Kota Makassar
dengan menggunakan alat tangkap purse Kondisi fisik oseanografi dibutuhkan
seine dan handline. untuk menggambarkan keadaan massa air
laut di perairan Kota Makassar yang
DATA DAN METODE merupakan bagian dari Selat Makassar. Data
SPL dari satelit AQUA MODIS (Moderate
Penelitian dilakukan pada bulan Mei- Resolution Imaging Spectroradiometer) yang
Desember 2012. Lokasi pengambilan data digunakan merupakan data mingguan pada
oseanografi dan kegiatan penangkapan Oktober 2011-Oktober 2012. Data citra SPL
dilakukan pada daerah-daerah yang digunakan untuk mengamati dinamika
merupakan daerah penangkapan (fishing oseanografi dalam jangkauan yang luas pada
ground) ikan pelagis kecil di perairan Kota perairan pantai barat Sulawesi Selatan.
Makassar, khususnya pada alat tangkap Pola arus dibutuhkan untuk
purse seine dan handline. Penelitian ini juga mengetahui aliran massa air yang
menggunakan data citra satelit untuk kurun mempengaruhi distribusi parameter
waktu tahun 2011-2012. oseanografi lainnya, sehingga dinamika
oseanografi yang terjadi di perairan Kota
Metode Pelaksanaan Makassar pada setiap musim dapat
dipetakan.
Alat dan Bahan Pengukuran kecapatan arus secara
langsung di lapangan dengan menggunakan
Pengambilan data lapangan current meter dan layang-layang arus yang
menggunakan peralatan pendukung selanjutnya diolah dengan menggunakan
demikian juga pengolahan data analisis Surface Modelling System (SMS).
sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Bahan Klorofil-a merupakan parameter yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menunjukkan kesuburan perairan atau
data primer dan data sekunder. Data primer produktivitas perairan pada setiap musim.
meliputi data citra satelit dan data Data citra klorofil-a rekaman satelit AQUA
pengukuran secara langsung. Data citra MODIS diperoleh dari NASA Goddard Space
satelit yang digunakan adalah citra suhu Flight Cente berupa data mingguan Oktober
permukaan laut (SPL) dan klorofil-a. Selain 2011 - Oktober 2012. Data citra yang akan
data citra satelit juga dilakukan pengukuran diamati adalah yang dapat mewakili musim
langsung di lapangan. Data pengukuran timur.
langsung adalah SPL, konsentrasi klorofil-a,
arah dan kecepatan arus, dan kedalaman
perairan. Data sekunder meliputi data
statistik perikanan tangkap tahun 2010-2012,
Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI), Skala
1 : 50.000 , Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
Rasyid dkk. 71
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 69 - 80 ISSN: 2355-729X
Rasyid dkk. 72
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 69 - 80 ISSN: 2355-729X
Keutamaan dari modul RMA2 adalah SPL, salinitas, kecepatan arus, kedalaman,
mampu menghitung perubahan elevasi perairan dan konsentrasi klorofil-a signifikan
permukaan (fluktuasi pasut) perairan dan dalam penentuan daerah penangkapan ikan
komponen kecepatan arus horisontal untuk yang potensial.
aliran permukaan bebas sub-kritis dalam Pengaruh faktor oseanografi terhadap
medan aliran 2-dimensi. Pada dasarnya distribusi ikan pelagis kecil merupakan
RMA2 menyelesaikan masalah aliran indikasi kondisi lingkungan yang sesuai
turbulen persamaan Reynolds yang dengan aktivitas pelagis kecil, sehingga
diturunkan dari persamaan Navier-Stokes. faktor oseanografi dapat menjadi acuan
Pengaruh kekasaran diperhitungkan dengan untuk menentukan lokasi potensial
koefisien Manning atau Chezy, sebagai penangkapan ikan pelagis kecil. Apabila
persamaan pengatur. RMA2 menggunakan memperhitungkan faktor-faktor lainnya,
persamaan konservasi massa dan seperti waktu pemijahan, pola migrasi,
momentum yang diintegrasikan terhadap pencemaran, faktor teknis yang
kedalaman. berhubungan alat tangkap yang tidak
menjadi bagian penelitian ini memungkinkan
HASIL DAN PEMBAHASAN prediksi hasil tangkapan lebih teliti dan
waktu penangkapan yang dapat dilakukan
Gambaran Umum Lokasi sehingga memberikan informasi yang lebih
Kota Makassar selain memiliki wilayah konprehensif berkaitan dengan distribusi
daratan, juga memiliki wilayah kepulauan ikan.
yang dapat dilihat sepanjang garis pantai Keberadaan ikan pada suatu perairan
Kota Makassar. Pulau-pulau ini merupakan daerah tropis berhubungan dengan variasi
gugusan pulau-pulau karang sebanyak 12 musim dari lingkungan laut. Pengaruh
pulau, bagian dari gugusan pulau-pulau variasi musim, panjang siang hari dan SPL
Sangkarang, atau disebut juga pulau-pulau daerah tropis relatif tidak berpengaruh
Pabbiring, atau lebih dikenal dengan nama dibandingkan daerah temperate. Pada
kepulauan Spermonde. Pulau-pulau tersebut daerah tropis variasi musim angin dan curah
adalah pulau Lanjukang (terjauh), pulau hujan yang lebih berpengaruh terhadap
Langkai, pulau Lumu-Lumu, pulau ekosistim laut, dimana variasi musim akan
Bonetambung, pulau Kodingareng Lompo, mempengaruhi ketersediaan jumlah dan
pulau Barrang Lompo, pulau Barrang Caddi, jenis makanan yang berdampak langsung
pulau Kodingareng Keke, pulau Samalona, terhadap keberadaan ikan di ekosistem laut
pulau Lae-Lae, pulau Lae-Lae kecil (gusung) tropis. Respon sumberdaya ikan terhadap
dan pulau Kayangan (terdekat). perubahan lingkungan terjadi karena setiap
spesies memiliki kebutuhan minimum
Karakter Oseanografi terhadap berbagai unsur lingkungan.
Apabila terdapat unsur lingkungan yang
Kondisi oseanografi memiliki peran berkurang, misalnya suhu di bawah
penting dalam analisis distribusi dan kebutuhan spesies, maka spesies akan
kelimpahan sumberdaya ikan. Hasil melakukan migrasi (Nybakken, 1992).
penelitian sebelumnya (Zainuddin dkk., Respon yang berbeda terhadap
2008), menunjukkan parameter oseanografi perubahan kondisi oseanografi
Rasyid dkk. 73
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 69 - 80 ISSN: 2355-729X
mengindikasikan bahwa ikan pelagis kecil Pola arus permukaan saat air surut
memiliki toleransi yang berbeda terhadap terjadi pola arus yang sebaliknya yakni dari
berbagai parameter oseanografi. Perbedaan utara ke selatan dengan kecepatan berkisar
tersebut dapat disebabkan oleh berbagai 0,05 - 0,30 m/det. Dengan karakteristik arus
kebutuhan dalam beraktivitas, misalnya lemah di perairan bagian dalam Kota
mencari makanan, karena ikan pelagis kecil Makassar pada kecepatan <0,10 m/detik.
dalam setiap aktivitas membutuhkan kondisi Sebaran SPL pada setiap bulan selama
oseanografi yang berbeda, baik berdasarkan musim timur menunjukkan perubahan yang
jenis ikan maupun ukuran ikan. Perairan Kota signifikan dan semakin menurun hingga
Makassar dengan karakter perairan yang pada bulan Agustus, hal ini dapat dilihat
dangkal dan dekat daratan menyebabkan pada Gambar 3.
lingkungan perairan cenderung berfluktuatif, SPL perairan Kota Makassar pada
dimana keadaan ini berdampak terhadap musim timur terjadi perbedaan. Pada Bulan
distribusi ikan pelagis kecil. Respon ikan Juni, berkisar antara 29 - 31oC.
terhadap perubahan lingkungan untuk Kecendrungan SPL lebih rendah di perairan
menyesuaikan peran fungsional dalam suatu laut pulau-pulau Kota Makassar, dan
ekosistem, jika tidak sesuai atau dapat meningkat ke arah perairan terbuka di
menyesuaikan, maka ikan akan mencari bagian barat laut. Pada bulan Juli, kisaran
habitat yang sesuai dengan kebutuhan atau SPL berada pada 26 - 31oC. Kecendrungan
peran fungsionalnya (Laevastu dan Hayes, SPL di perairan laut pulau-pulau Kota
1981). Makassar berkisar 29 - 30oC, sedangkan di
Musim timur yang berlangsung dari perairan pesisir Kota Makassar cenderung
bulan Juni hingga Agustus ditandai dengan berfluktuasi pada kisaran 26 - 31oC.
curah hujan rendah dan kecepatan angin Pada bulan Agustus SPL berkisar antara
yang tinggi dari timur laut dan timur dengan 28 - 31oC. Kecendrungan suhu di perairan
kecepatan angin berkisar 0 17 knot. laut pulau-pulau Kota Makassar berkisar 28 -
Kuatnya angin bertiup mempengaruhi pola 29oC, sedangkan di perairan pesisir Kota
arus permukaan yang disebabkan pasang Makassar cenderung berfluktuasi pada
surut. kisaran 29 - 31oC.
Pola arus permukaan saat air pasang di Kondisi suhu selama musim timur
laut lepas dari selatan dengan kecepatan menunjukkan variasi dengan kecenderungan
mencapai 0,08 m/det di dekat pesisir dengan berfluktuasi di setiap bulan, namun secara
kondisi kecepatan meningkat ke arah laut umum SPL cenderung lebih rendah
lepas hingga di bagian selatan Pulau Langkai, dibandingkan dua musim sebelumnya.
dengan kondisi ke arah utara terjadi arus Adanya penurunan suhu di musim timur
kuat di sebelah barat perairan pulau-pulau meskipun kondisi cuaca umumnya cerah, hal
terluar Kota Makassar (laut lepas) dengan ini terkait dengan posisi matahari terhadap
kecepatan 0,20 0,50 m/det. Sementara pola garis ekuator bumi. Pada musim barat,
arus di perairan antara pulau umumnya posisi matahari berada di belahan bumi
terjadi arus ke utara dan timur laut searah selatan dan saat musim timur berada di
garis pantai dengan kecepatan di bawah 0,2 belahan bumi utara. Wyrtki (1961)
m/det. (Gambar 2). menjelaskan bahwa Proses penyinaran dan
pemanasan matahari pada musim barat lebih
Rasyid dkk. 74
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 69 - 80 ISSN: 2355-729X
banyak berada di belahan bumi selatan Hal ini disebabkan pola arus musim timur,
sehingga suhu berkisar antara 29-30C dan memperlihatkan gerakan massa air dari Laut
di bagian utara khatulistiwa suhu berkisar Flores dengan SPL yang lebih rendah
antara 27-28C. Pada musim timur, SPL di berbelok ke utara barat laut memasuki
perairan Indonesia bagian utara akan naik perairan Spermonde. Sedangkan suhu
menjadi 28-30C dan di perairan sebelah yang lebih tinggi dominan di utara
selatan akan turun menjadi 27-28C. perairan Spermonde cenderung berasal dari
Berdasarkan sebaran SPL, kondisi suhu massa air Samudera Pasifik melewati Selat
lebih rendah, secara umum dimulai dari Makassar.
selatan perairan Spermonde ke utara.
Gambar 3. Peta Sebaran suhu permukaan laut pada bulan Juni, Juli, dan Agustus.
Rasyid dkk. 75
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 69 - 80 ISSN: 2355-729X
Gambar 4. Peta sebaran klorofil-a pada bulan Juni, Juli, dan Agustus.
Rasyid dkk. 76
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 69 - 80 ISSN: 2355-729X
Zona Potensial Penangkapan Ikan Pelagis Sementara di laut lepas bagian barat hingga
Kecil selatan pulau Langkai dan pulau
Kodingareng berpotensi penangkapan ikan
Prediksi penangkapan ikan pelagis
dapat mencapai hasil maksimal yakni 180 kg
kecil pada bulan Juni cenderung tinggi
(Gambar 5).
sebesar 121 kg. Prediksi distribusi ikan
pelagis kecil merata di perairan pulau
pulau Kota Makassar dengan pencapaian
hasil tangkapan diprediksi mencapai 150 kg.
Rasyid dkk. 77
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 69 - 80 ISSN: 2355-729X
bulan Agustus cenderung tidak jauh berbeda 2. SPL perairan Kota Makassar pada musim
dengan bulan Juli yakni di perairan pulau timur menunjukkan ada perbedaan. Pada
Bulan Juni, SPL berkisar antara 29 - 31oC,
Lanyukkang hingga pulau Lumu Lumu.
pada bulan Juli berkisar pada 26 - 31oC,
Prediksi penangkapan berkisar 121 180 kg.
dan bulan Agustus berkisar antara 28 -
Sementara di perairan sekitar pulau pulau 31oC.
dari Barrang lompo, hingga pulau
3. Konsentrasi klorofil-a pada bulan Juni
Kodingareng, dan pulau Lae Lae kurang
berada pada kisaran 0,0 1,0 mg/m3 dan
berpotensi untuk operasi penangkapan ikan didominasi pada kisaran dibawah 0,2
pelagis kecil (Gambar 7). mg/m3. Memasuki bulan Juli, konsentrasi
klorofil-a 0,1 mg/m3 semakin menyebar di
perairan pulau-pulau Kota Makassar dan
konsentrasi 0,2 0,3 mg/m3 lebih
menyebar di sekitar pesisir dan di
Rasyid dkk. 78
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 69 - 80 ISSN: 2355-729X
Kota Makassar yang telah membantu dalam Nybakken, James., 1992. Biologi Laut. Suatu
penyediaan data sekunder dan perizinan. Pendekatan Ekologis. Terjemahan. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 549 hal.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Rasyid, A. 2011. Dinamika Massa Air Terkait
Masyarakat (LP2M) Unhas, Pimpinan
Dengan Lokasi Penangkapan Ikan
Universitas Hasanuddin, dan Dikti yang telah Pelagis kecil di Perairan Spermonde.
mengalokasikan dana BOPTN, sehingga Program Pascasarjana. Universitas
penelitian ini dapat dilaksanakan pada tahun Hasanuddin. Makassar.
2012.
Rounsefel, G. A. 1975. Ecology Utilization and
Management of Marine Fisheries. The
DAFTAR PUSTAKA Mosby Company Saint Louis. 516 p.
Santoso, S. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah
Burhanuddin, S. 2004. Wisata Bahari di Statistik dengan SPSS. PT. Elex Media
Kepulauan Spermonde Makassar. Badan Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.
Riset Kelautan dan Perikanan Departemen 591 Hal.
Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Soegiarto, A, dan S. Birowo. 1975. Atlas
Amri, K. 2008. Analisis Hubungan Kondisi
Oseanografi Perairan Indonesia dan
Oseanografi dengan Fluktuasi Hasil
Sekitarnya. Nomor 1.LON-LIPI. Jakarta.
Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Sunda.
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 14
Sprintall, J., A.L. Gordon, R. Murtugudde, and R.D.
(1): 51-61.
Susanto.2000. A semiannual Indian
Ocean forced Kelvin wave observed in
Amri. K., Suwarso, Awaludin. 2006. Kondisi
Hidrologis dan Kaitannya Dengan Hasil the Indonesian seas in May 1997. Journal
Tangkapan Ikan Malalugis (Decapterus of Geophysical Research: 105 (C7): 17217-
macarellus) di Perairan Teluk Tomini. 17230.
Rasyid dkk. 79
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 69 - 80 ISSN: 2355-729X
Rasyid dkk. 80