Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Mengunyah Permen Karet Xylitol Terhadap Plak
Pengaruh Mengunyah Permen Karet Xylitol Terhadap Plak
MAKALAH ILMIAH
DISUSUN OLEH :
ERLINDA AGRIANTHY
140600148
2014
PENGARUH PERMEN KARET XYLITOL TERHADAP PLAK GIGI
Erlinda Agrianthy
140600148
Abstract
Dental caries is one of the most common infectious diseases occured in most of people. One
of the major causative agent to dental caries is plaque. Plaque is a soft deposit which is firmly
attached to the tooth surface consists of microorganisms that multiply in the intercellular
matrix if people ignore oral hygiene. Plaques usually begin to form on the surface of the tooth
surface and the gingival third rough, plaque formation process there are two stages , the first
stage of the formation of a thin layer of skin is obtained while the second stage is the stage of
bacterial proliferation. Preventive actions are very needed to prevent dental caries.
Nowadays, some researches show that xylitol in chewing gum can be effective to prevent
caries, especially to inhibit dental plaque accumulation. Xylitol is a simple sugar alcohol
which is unfermentable. Xilytol can be used to substitute the role of sugar as a sweetener and
usually found in chewing gum. It helps remineralization process and reduces plaques acidity.
It is recommended to be consumed as a way to prevent dental caries. The purpose of this
written is to show how xylitol can effect the dental plaque as one of causative agent to dental
caries.
PENDAHULUAN
Masalah penyakit karies gigi telah lama dikenal oleh manusia. Dokumen tertua mengenai
penyakit gigi ini yang ditemukan adalah Papirus dari Ebers di Mesir 1550 tahun setelah
masehi. Setelah itu, ada juga dokumen Babylonia dan Assyria dan banyak lagi laporan yang
lain. Banyak persoalan yang dibahas dalam dokumen-dokumen tersebut, dan salah satunya
Penyakit karies gigi adalah penyakit gigi yang paling umum dan serius dalam masyarakat
yang dapat mengakibatkan menghilangnya gigi.1 Prevalensi karies gigi di Thailand misalnya,
87,4% anak-anak yang berusia 5-6 tahun telah mengalami karies gigi.2 Di Indonesia sendiri,
prevalensi karies telah mencapai angka 90,05% di tahun 2004. Karies gigi bersifat
irreversible, artinya apa yang telah rusak tidak dapat kembali ke semula secara sempurna.
Untuk itu, upaya pencegahan dini sangat diperlukan. Cara yang paling sederhana adalah
dengan menyikat gigi dua kali sehari secara teratur setelah sarapan dan sebelum tidur, serta
Mengonsumsi produk yang mengandung xylitol adalah salah satu alternatif untuk
memelihara kesehatan gigi dan mulut.3 Xylitol adalah pemanis alami yang bermanfaat dalam
menekan jumlah bakteri mulut, menghambat pertumbuhan plak, mencegah keasaman plak,
dan mempercepat proses pembentukan kembali mineral gigi. Xylitol telah terbukti mampu
menjaga kesehatan mulut dengan cara menekan jumlah bakteri yang dapat menyebabkan gigi
diaplikasikan dalam banyak produk kesehatan seperti permen karet, obat kumur, dan pasta
gigi.5
PLAK GIGI
Plak gigi atau plak bakteri adalah deposit lunak yang membentuk biofilm yang menumpuk
pada permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut seperti restorasi lepasan
dan cekat. Plak terdiri dari sekelompok mikroba, dengan jumlah bakteri mencapai 1010
kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral juga mendukung keberadaan
mulut sehingga saliva memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan plak gigi, dan
metabolisme bakteri plak.6 Komposisi plak secara keseluruhan adalah 80% yang terdiri atas
bakteri dan matriks interseluler, 20% bahan organik, anorganik dan air.
Plak melekat kuat pada permukaan gigi. Kebanyakan plak melekat pada daerah yang
sulit dijangkau oleh ludah ataupun sikat gigi, seperti fit dan fisura yang merupakan tempat-
tempat yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh dinding email yang merupakan jaringan yang
paling keras pada tubuh manusia dan sulit dibasuh bersih oleh ludah. Oleh sebab itu, plak
merupakan tempat yang paling ideal bagi mikroorganisme mulut untuk tinggal dan
berkembang biak, karena bakteri terlindung dengan baik dari pembersihan alami dengan
salivarius sehingga pada 24 jam pertama terbentuklah lapisan tipis yang terdiri atas
membuat lapisan plak semakin tebal dan karena adanya hasil metabolisme dan
adhesi dari bakteri-bakteri pada permukaan luar plak, lingkungan di bagian dalam
plak berubah menjadi anaerob. Setelah itu, berbagai jenis mikroorganisme lain
memasuki plak (Phenomena of succesion). Pada keadaan ini, dengan bertambahnya
2. Pada tahap kedua, jika kebersihan mulut diabaikan, dua sampai empat hari, kokus
gram negatif dan basilus akan bertambah jumlahnya (dari 70% menjadi 30%),
dengan 15% di antaranya terdiri atas bacillus yang bersifat anaerob. Pada hari
jumlahnya.
Gambar 1.1
3. Pada tahap ketiga, pematangan plak pada hari ketujuh ditandai dengan munculnya
bakteri jenis Spirochaeta dan Vibrio. Sementara jenis filamen terub=s bertambah,
dengan peningkatan paling menonjol pada Actiomyces naeslundi. Pada hari ke dua
Gambar 1.2
XYLITOL
Xylitiol pertama kali ditemukan oleh Herman Emil Fischer, seorang kimiawan Jerman, di
tahun 1890. Xylitol adalah gula alkohol dengan lima karbon yang biasanya digunakan
sebagai pengganti gula. Xylitol adalah alami pemanis yang dapat ditemukan dalam serat
buah-buahan dan sayuran , termasuk berbagai buah , sekam jagung , gandum , dan jamur .
Hal ini dapat diekstraksi dari serat jagung , birch , raspberry , plum , dan jagung . xylitol
adalah kira-kira semanis sukrosa tetapi dengan hanya dua - pertiga energi makanan.2,8,9
Xylitol sejatinya adalah senyawa gula alkohol yang memiliki rumus kimia C 5H12O5
dengan berat molekul sebesar 152,1. Xylitol memiliki rasa yang lebih manis dan lebih
nikmat daripada gula lain, contohnya sorbitol. Kalori yang dikandung xylitol per gramnya
40% lebih rendah yaitu 2,4 kalori, dibandingkan dengan gula lain seperti sukrosa yang
memiliki 4 kalori per gramnya. Dan apabila dilarutkan, panas pelarutan xylitol adalah negatif
sepuluh kali lebih besar daripada sukrosa, sehingga xylitol akan menimbulkan sensasi dingin
di dalam mulut.
Lain halnya dengan laktosa, sukrosa, atau pemanis lainnya, xylitol memiliki banyak manfaat
untuk mencegah terjadinya karies gigi. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa
mengkonsumsi permen karen yang mengandung xylitol sangat efektif untuk mencegah
kerusakan gigi bila dilakukan 5 kali sehari setelah makan dan sebelum tidur. Sementara bagi
yang berpuasa, cukup dengan mengunyah permen karet yang mengandung xylitol 3 kali
sehari sudah mampu menurunkan koloni bakteri-bakteri anaerob pada plak gigi.9 Menurut
Makien (1995), kandungan xylitol dalam permen karet tidak kurang dari 50% agar dapat
meningkatkan derajat derajat keasaman mulut dengan cepat, menekan jumlah bakteri
Karena pengaruhnya sangat baik terhadap kesehatan mulut, beberapa negara telah
dan obat-obatan yang diproduksi, seperti permen karet, kembang gula, obat kumur, obat
pada plak menyerang mineral pada lapisan luar yang menyebabkan erosi pada gigi
yang dapat menimbulkan lubang kecil pada email. Ketika tingkat keasaman dapat
3. Memicu produksi air liur. Secara alami air liur mampu menetralisir keasaman mulut
plak sangat tinggi maka efektifitas air liur sebagai penetral asam akan menurun.
4. Membantu mempercepat proses remineralisasi gigi dengan memicu produksi air liur
gigi. Kondisi ini dianggap baik dan menguntungkan karena akan memperbaiki
PEMBAHASAN
Xylitol dapat membantu mengurangi resiko terjadinya karies gigi, karena xylitol dapat
mempengaruhi aktivitas bakteri dalam plak gigi. Bakteri-bakteri di dalamnya tidak dapat
melakukan fermentasi gula xylitol, akibatnya tidak ada pembentukan asam sebagai sumber
energi utama aktivitasnya. Pada akhirnya mereka akan melemah dan mati karena tidak
risiko karies gigi. Salah satunya adalah penelitian yang dipublikasikan pada Southeast Asian
Journal.2
Tabel 1
Tingkat plak (log CFU/mg plak) pada hari pertama dan hari ke-90 (rata-rata SD)
Mengonsumsi permen karet dengan 55% xylitol 29 5,97 1,74 3,96 1,99
Mengonsumsi permen karet dengan 55% xylitol 32 5,94 1,60 3,44 1,42
*
Menurut statistik berbeda dengan hari pertama (p<0,025)
Tabel 2
Mengonsumsi permen karet dengan 55% xylitol 29 1,95 1,06 1,91 0,84
Mengonsumsi permen karet dengan 55% xylitol 32 1,90 0,80 1,50 0,82
*
Menurut statistik berbeda dengan hari pertama (p<0,025)
Pada hari pertama, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok di kadar
saliva dan plak gigi . Nilai rata-rata dari plak dalam tiga kelompok pada hari pertama dan
pada 90 hari disajikan pada Tabel 1. Pada hari ke-90, analisis statistik menunjukkan
perbedaan antara yang tidak mengonsumsi dan 100 % kelompok xylitol ( p < 0,025 ) dan
antara yang tidak mengonsumsi dan 55 % kelompok xylitol ( p < 0,025 ) . Penurunan yang
signifikan dalam jumlah plak gigi ditemukan di 55 % dan 100 % kelompok xylitol permen
karet , dibandingkan dengan hari pertama ( p < 0,025 ) . Anak-anak pada kelompok dosis
yang tinggi ( 100 % xylitol ) cenderung memiliki lebih sedikit plak dibandingkan dengan
dosis rendah kelompok ( 55 % xylitol ) ( 3.44 1.42 vs 3.96 1.99 ). Nilai rata-rata dari skor
saliva dalam tiga kelompok pada setiap interval waktu disajikan pada Tabel 2. Analisis
statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antara non - karet dan 100 %.2
berarti untuk mencegah terjadinya pembentukan plak. Namun, jika xylitol dikonsumsi dalam
dosis yang tinggi, xylitol dapat bersifat antibakteri karena pengaruhnya yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri pada plak. Xylitol dapat meresap masuk ke dalam sel dan
terperangkap di dalamnya karena enzim dari bakteri tidak diproduksi. Pada keadaan ini,
xylitol tidak dapat dipecah dan diakumulasi dalam sel. Kondisi ini menyebabkan bakteri
berusaha keras untuk mengeluarkannya dengan paksa sehingga energi yang dibutuhkan
sangat tinggi yang biasa digunakan untuk kelangsungan hidupnya. Akibatnya, sistesa protein
pada bakteri akan terganggu dan bakteri tidak dapat melangsungkan kehidupannya.1
tetapi konsumsinya tidak seharusnya berlebihan. Konsumsi permen karet xylitol berlebih
dapat mengubah kemampuannya menjadi obat pencahar. Oleh karena itu, permen karet
xylitol sebaiknya dikonsumsi sesuai dengan yang dianjurkan yaitu 5 kali sehari setelah makan
Namun, perlu ditegaskan bahwa pencegahan karies tidak mutlak hanya dengan
mengonsumsi permen karet xylitol saja. Kegiatan ini sebaiknya diiringi dengan tindakan
perawatan gigi yang biasa dilakukan, yaitu seperti menggosok gigi secara teratur dua kali
sehari setelah sarapan dan sebelum tidur, berkumur dengan mouthwash, memeriksakan gigi
1. Wang YB, Chuang CY, Liao JF. Effects of Xylitol in Chewing Gum on Dental
Plaque and Streptococcus Mutans. J Food and Drug Analysis 2006; 14(1): 84.
Mutans Streptococci in Saliva and Dental Plaque. Southeast Asian J 2004; 35(4):
1024-1026.
6. Pintauli S, Hamada T. Menuju Gigi dan Mulut Sehat. Edisi Revisi. Medan: USU
Oktober 2014)
10. Astoeti TE, Roeslan MO, Sari A, Sudhana JW. The Effect of Xylitol Bubble Gum
Amarsastra HB. Dental Breakthrough in the 21st Century: Where Scient Meets