You are on page 1of 6

ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1.

Maret 2015

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT INSTALASI GAWAT


DARURAT DAN UNIT RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Pascal Lumintang
Lucky Kumaat
Mulyadi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : sky_pascal@yahoo.co.id

The work stress is the stress that occurs when a person is unable to meet the demands of
work or needs of the work. Stress among health care workers are well known, such as stress
among nurses working in a hospital environment. Thesources of job stress in general nursing
workload is excessive, the difficulties associated with other staff, difficulty caring for
critically ill patients, dealing with the treatment and care of patients and care patient failure
to care. The purpose of this study was to determain the work stress level difference of
Emergency nurse and Inpatient nurse. This study used deskriptif analitik with cross sectional
method. Sample that used were 34 people by purposive sampling technique, which consists of
17 nurse emergency and nurse Inpatient. The data were conducted with the work place stres
scale questionnaire. The results showed 7 (41,2%) emergency nurse with low stres level and
12 (70,6%) inpatient nurse with no stress. Analysis data with Man-Whitney test (=0,05) and
The probabilty value is 0,002. The coclusion of this study is there work stress level difference
of emergency nurse and inpatient nurse in pancaran kasih GMIM hospital Manado,
emergency nurse have higher stress level than inpatient nurse.
Keywords : Work stress level, Emergency nurse, Inpatient nurse

Stres kerja adalah seorang tidak dapat memenuhi tuntutan pekerjaan atau kebutuhan dari
pekerjaan. Stres di antara pegawai kesehatan sangat dikenal, seperti stres diantara para
perawat yang bekerja di lingkungan rumah sakit. Sumber stres kerja perawat secara umum
adalah beban kerja berlebih, kesulitan berhubungan dengan staf lain, kesulitan merawat
pasien kritis, berurusan dengan pengobatan dan merawat pasien gagal membaik. Tujuan
penelitian untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat stres kerja pada perawat di
Instalasi Gawat Darurat dan Unit rawat Inap. Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik
dengan metode cross sectional. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 34 orang berdasarkan
teknik purposive sampling, yang terdiri dari 17 perawat Instalasi Gawat Darurat dan 17
perawat Unit Rawat Inap. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kusioner The
Work Place Stress Scale. Hasil penelitian menunjukan 7 (41,2%) perawat Instalasi Gawat
Darurat stres tingkat ringan dan 12 (70,6%) perawat Unit Rawat Inap tidak mengalami stres.
Data dianalisis dengan uji Man-Whitney (=0,05) dan diapatkan nilai Probabilitas 0,002.
Simpulan terdapat perbedaan tingkat stres kerja perawat Instalasi Gawat Darurat dan Unit
Rawat Inap Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. Rekomendasi peneliti yaitu untuk
mampu mengelolah sistem kerja yang efisien sehingga mengurangi stresor yang
menyebabkan perawat stres.
Kata Kunci : Tingkat stres kerja, Perawat Instalasi Gawat Darurat, Perawat Unit Rawat Inap.

1
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015

Latar Belakang Unit Rawat Inap merupakan sebuah


Salah satu tenaga kesehatan yang unit pelayanan yang digunakan sebagai
jumlahnya banyak adalah perawat. tempat untuk perawatan umum pasien
Sebagai salah satu tenaga kesehatan di setelah pasien masuk ke rumah sakit. Pada
rumah sakit, profesi keperawatan sebuah rumah sakit berbagai macam
memegang peranan penting di dalam spesifikasi unit rawat inap tergantung
rumah sakit dengan memberikan layanan management rumah sakit, ada yang
kesehatan dalam bentuk asuhan terbagi berdasarkan kelas tertentu
keperawatan secara bio-sosial-kultural- misalnya, kelas 1, 2, 3 ataupun VIP.
spiritual secara komperhensif kepada Selain itu dapat dibedakan antara penyakit
individu, keluarga, kelompok dan dalam, anak dan perawatan medis secara
masyarakat baik sehat maupun sakit yang umum. Unit Rawat Inap merupakan
mencakup seluruh proses kehidupan tempat untuk berinteraksi antara pasien
manusia (PPNI, 2012). Posisi tenaga dan pihak-pihak yang ada di rumah sakit
keperawatan juga menjadi penting sebagai dan berlangsung cukup lama.Ppelayanan
tangan kanan dokter yang menentukan rawat inap melibatkan pasien, dokter dan
keberhasilan kerja (saran/rujukan/arahan) perawat dalam hubungan yang sesitif yang
sang dokter. Oleh karena itu perawat menyangkut kepuasan pasien, mutu
dituntut untuk memberi pelayanan pelayanan dan citra rumah sakit.
dengan mutu yang baik (Yani, 2004 dalam Keberadaan pasien yang cukup lama di
Hafsyah, 2008). unit rawat inap, membuat pasien
Instalasi Gawat Darurat merupakan mengeluh akan penyakitnya pada perawat,
unit penting dalam operasional suatu hal ini membuat perawat mengalami
rumah sakit, yaitu sebagai pintu masuk kelelahan. Tidak hanya dari sisi pasien
bagi setiap pelayanan yang beroperasi saja yang membuat perawat mengalami
selama 24 jam (RSUD Kota Langsa dalam kelelahan fisik, emosi dan mental dari sisi
Hafsyah, 2008). Sebagai ujung tombak keluarga pasien yang banyak menuntut
dalam pelayanan rumah sakit, IGD harus dan rekan kerja yang tidak sejalan. Hal ini
melayani semua kasus yang masuk ke dapat menyebabkan perawat mengalami
rumah sakit dan sesegera mungkin stres (Yulishatin 2007, dalam Mariyanti
memberikan pertolongan pertama pada dkk, 2011).
pasien. Maka perawat IGD harus Berdasarkan hasil wawancara serta
melakukan tindakan keperawatan dengan pengukuran tingkat stres memakai
sangat cepat dan cekatan (Oman, 2008). kusioner the work place stress scale pada
Perawat IGD juga wajib membekali diri 2 perawat di Instalasi Gawat Darurat di
mereka dengan ilmu pengetahuan, Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM
keterampilan, dan bahkan mengikuti Manado, diketahui bahwa kedua perawat
pelatihan-pelatihan yang menunjang tersebut mengalami stres sedang dengan
kemampuan perawat dalam menangani skor 23 dan 24 serta keluhan sakit kepala
pasien secara cepat dan tepat sesuai kasus dan mengalami kelelahan, akibat dari
yang masuk ke IGD. Perawat juga dituntut tindakan keperawatan sangat cepat dan
untuk mampu bekerjasama dengan tim cekatan karena pasien membutuhkan
kesehatan lain serta dapat berkomunikasi pertolongan pertama dan harus
dengan pasien dan keluarga pasien yang menghadapi pasien yang secara tiba-tiba
berkaitan dengan kondisi kegawatan kasus datang dengan jumlah sangat banyak,
di ruang tersebut. Tuntutan-tuntutan sedangkan jumlah perawat terbatas.
dalam lingkungan kegawatdaruratan Berdasarkan hasil wawancara serta
membuat perawat IGD beresiko terhadap pengukuran tingkat stres memakai
terjadinya stres (Rahardjho, 2007 dalam kusioner the work place stress scale pada
Kurnianingsih dkk, 2013). 2 perawat di unit rawat inap Darurat di

2
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015

Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Kedokteran Universitas Sam Ratulangi


Manado, diketahui bahwa kedua perawat Manado. Langkah selanjutnya peneliti
tersebut mengalami stres ringan dengan menyampaikan surat permohonan kepada
skor 17 dan 20 serta mengeluh jenuh Kepala Direktur Pancaran Kasih Manado
dengan pekerjaanya, akibat dari sebagai tempat penelitian. Setelah
melakukan rutinitas yang cenderung sama mendapat persetujuan kemudian
setiap harinya. Apapun yang dilakukan mengidetifikasi responden penelitian.
sudah terjadwal setiap harinya dan Selanjutnya menjelaskan pada calon
melakukan tindakan keperawatan yang responden tentnag tujuan dan manfaat
sama untuk setiap harinya. penelitian dan meminta kesediannya untuk
Sesuai dengan latar belakang tersebut, menjadi responden. Jika calon setuju,
maka peneliti tertarik untuk melakukan maka responden menandatangani ijin
penelitian pada tingkat stres perawat inform consent dan tahap terakhir
dengan judul: Perbedaan Tingkat Stres membagikan kusioner Prosedur
Kerja Perawat Instalasi Gawat Darurat pengolahan data yang dilakukan melalui
dan Perawat Unit Rawat Inap. tahap cleaning, koding, skoring dan
tabulating dan data dianalisis melalui
METODE PENELITIAN prosedur analisis univariat dan analisis
Penelitian ini merupakan penelitian bivariate dengan menggunakan uji Mann-
deskriptif analitik dengan pendekatan Whitney pada tingkat kemaknaan 95%
desain Cross Sectional. Penelitian ini (=0,05).4 Etika dalam penelitian ini
dilaksanakan di Rumah Sakit Pancaran sebagai berikut: peneliti melakukan
Kasih GMIM Manado pada tanggal 27-31 beberapa hal yang berhubungan dengan
Desember 2014. Keseluruhan objek informed consent, menghormati privasi
penelitian atau objek yang diteliti disebut responden dan kerahasiaan responden.
populasi penelitian. (Notoatmodjo, 2011).
Populasi pada penelitian ini adalah HASIL dan PEMBAHASAN
seluruh perawat di Instalasi Gawat A. Hasil Penelitian
Darurat dan Unit Rawat Inap. Perawat Analisis Univariat
Instalasi Gawat Darurat : 17 perawat, Tabel 5.1 Distribusi responden
Perawat Unit Rawat Inap: 73 perawat. berdasarkan umur pada perawat Instalasi
Total populasi 90 perawat. Sampel Gawat Darurat dan Unit Rawat Inap RS
diambil dengan menggunakan metode Pancaran Kasih GMIM Manado
purposive sampling. Instrument Tabel 5.2 Distribusi responden
pengumpulan data yang digunakan dalam berdasarkan jenis kelamin pada
penelitian ini menggunakan kuesioner The perawatInstalasi Gawat Darurat dan Unit
Work Place Stress Scale. Kuesioner ini Rawat Inap RS Pancaran Kasih
berisi tentang pernyataan untuk mengukur GMIMManado
tingkat stress kerja pada perawat Instalasi
Gawat Darurat dan Unit Rawat Inap RS Umur Darurat Inap
Pancaran Kasih GMIM Manado. Dalam n % n %
penentuan skoring perntanyaan diberi nilai
5 = sangat sering, 4 = sering, 3 = kadang- 21-30 15 88,2 11 64,8
kadang, 2 = jarang 1 = tidak Tahun
pernah.kadang-kadang diberi nilai 1, dan 31-40 1 5,9 3 17,6
menjawab tidak pernah diberi nilai nol. Tahun
0prosedur dari pada penelitian dilakukan 41-55 1 5,9 3 17,6
oleh peneliti setelah mendapat Tahun
rekomendasi dari Kordinator Program Total 17 100 17 100
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

3
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015

Jenis Darurat Inap Tingkat stres n


kelamin Jumlah %
n % n %
Laki-laki 7 41,2 4 23,5 Tidak ada 12 70,6
Perempuan 10 58,8 13 76,5 stres
Stres ringan 4 23,5
Total 17 100 17 100
Stres sedang 1 5,9
Tabel 5.3. Distribusi responden Stres tinggi 0 0
berdasarkan masa kerja pada
Stres 0 0
perawatInstalasi Gawat Darurat dan Unit
berbahaya
Rawat Inap RS Pancaran Kasih GMIM
Total 17 100
Manado.
Masa Darurat Inap
kerja Analisis Bivariat
n % n %
Tabel 5.5. Analisis perbedaan tingkat
1-5 13 76,4 11 64,7 stres kerja perawat Instalasi Gawat
Tahun Darurat dan Unit Rawat Inap RS
6-10 2 11,8 2 11,8 Pancara Kasih GMIM Manado
Tahun Std. Std.
>10 2 11,8 4 23,5 Pera Devia Error
Tahun wat n Mean tion Mean
Total 17 100 17 100 Str IGD 17 2.35 .931 .226
es
Tabel 5.4. Distribusi frekuensi Inap 17 1.35 .606 .147 0,0
berdasarkan tingkat stres kerja perawat 02
Instalasi Gawat Darurat RS Pancaran
Kasih GMIM Manado B. PEMBAHASAN
Tingkat n Hasil analisis tingkat stres perawat
stres Jumlah % Instalasi Gawat Darurat dan Unit Rawat
Inap RS Pancaran Kasih GMIM Manado.
Tidak ada 3 17,6 Tingkat stres yang dialami oleh perawat
stres Instalasi Gawat Darurat dan Unit Rawat
Stres 7 41,2 Inap berbeda, yaitu perawat Instalasi
ringan Gawat Darurat mengalami stres lebih
Stres 5 29,4 tinggi daripada perawat Unit Rawat Inap,
sedang sebagian besar perawat Instalasi Gawat
Stres tinggi 2 11,8 Darurat mengalami stres ringan dan
Stres 0 0 perawat Unit Rawat Inap sebagian besar
berbahaya tidak mengalami stres.
Total 17 100 Berdasarkan uji statistik dengan
menngunakan uji Mann-Whitney dengan
Tabel 5.4. Distribusi frekuensi tingkat kepercayaan 95% ( 0,05)
berdasarkan tingkat stres kerja perawat diperoleh =0,002; =0,05. Oleh karena
Unit Rawat Inap RS Pancaran Kasih itu, dapat disimpulkan ada perbedaan
GMIM Manado tingkat stres kerja perawat Instalasi Gawat
Darurat dan Unit Rawat Inap RS Pancara
Kasih GMIM Manado. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan

4
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015

oleh Nirwana dkk (2013) tentang kesenjangan terdapat 3 perawat. Standar


hubungan stres kerja dengan gannguan beban kerja perawat senantiasa harus
kesehatan perawat IGD RSUD sesuai dengan asuhan keperawatan yang
Panembahan Senopati Bantul bahwa yang berorientasi pada kebutuhan pasien dan
mengalami stres ringan sebanyak 30 untuk menghasilkan pelayanan yang
perawat (80,1%) dan yang mengalami efektif dan efisien harus diusahakan
stres tinggi sebanyak 7 orang (19,9%) keseduaian antara ketersediaan tenaga
Salah satu faktor penyebab perawat perawat dengan beban kerja yang ada
mengalami stres adalah beban kerja. Salah (Jauhari, 2005). Menambahkan juga
satu beban kerja Perawat Instalasi Gawat bahwa semakin berat beban kerja di
Darurat adalah harus melakukan tindakan tempat kerja maka semakin tinggi pula
keperawatan secara cepat, tepat dan stres kerja yang dimiliki. (Restiaty dalam
cekatan karena Instalasi Gawat Darurat prihatini, 2007)
merupakan layanan yang bersifat segera Salah satu faktor yang menyebabkan
dan membutuhkan pertolongan pertama perawat Insatalasi Gawat Darurat dan Unit
(Citra dalam Siboro, 2013). Berdasarkan Rawat Inap mengalami stres ialah faktor
penelitian dilakukan Haryanti (2013) Di yang berhubungan dengan jumlah pasien.
Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Jumlah pasien di Instalasi Gawat Darurat
Semarangwa sebagian besar stres kerja yang masuk pada bulan Desember 1014
perawat adalah stres sedang sebanyak 24 dengan jumlah 1035 pasien meningkat
responden (82,8%), stres ringan pada 5 11.5% dari bulan sebelumnya yaitu 905
responden (17,2%) dan dikatakan oleh pasien dan perawat Unit Rawat Inap pada
peneliti salah satu faktor yang bulan Desember 2014 dengan jumlah 210
mempengaruhi stres kerja perawat Instalsi pasien menurun 3% dari bulan
gawat darurat adalah harus menangani sebelumnya yaitu berjumlah 203 pasien
pasien yang harus dilakukan tindakan (Rekam Medik RS Pancaran Kasih GMIM
cepat, tepat dan cekatan. Manado). Dari data tersebut dapat terlihat
Berdasarkan perhitungan jumlah bahwa pada bulan Desember 2014 beban
tenaga perawat merupakan salah satu kerja perawat Instalasi Gawat Darurat
faktor penyebab perawat Instalasi Gawat lebih besar dibandingkan perawat Unit
Darurat dan Unit Rawat Inap mengalami Rawat Inap. Menurut Prihatini (2007)
stres, dimana Instalasi Gawat Darurat RS menyatakan bahwa beban kerja yang
Pancaran Kasih GMIM Manado selama berlebihan menimbulkan kelelahan baik
bulan Desember 2014 jumlah pasien yang fisik atau mental dan reaksi-reaksi
masuk 1035 pasien dengan 5 jam emosional, gannguan pencernaan, sakit
perawatan efektif/hari. Berdasarkan kepala dan mudah marah.
formula perhitungan jumlah tenaga kerja Lingkungan kerja merupakan salah satu
perawat Instalasi Gawat Darurat, Perawat faktor yang mempengaruhi tingkat stres
Instalasi Gawat Darurat RS Pancaran kerja perawat. Menurut Krisanty dkk
Kasih GMIM Manado membutuhkan 25 (2009) perawat yang bekerja di Instalasi
perawat sehingga kesenjangan terdapat 8 Gawat Darurat membutuhkan penanganan
perawat (Enersfi, 2008). Perawat Unit cepat dan tepat, kerja yang terus menerus,
Rawat Inap RS Pancaran Kasih GMIM jumlah pasien yang relatif banyak,
Manado yang memiliki 73 perawat mobilitas tinggi, alat-alat modern dan
dengan jumlah tempat tidur yang tersedia kondisi keluarga yang menimbulkan stres
sebanyak 76 buah. Menurut rumus yang mengakibatkankerja perawat dan tim
Men.Kes.RI No.26/Men.Kes/Per/VII/1979 kesehatan lainnya tidak lancar. Menurut
perhitungan jumlah tenaga keperawatan Lazarus dan Folkman dalam Prasetya
perbandingan untuk rumah sakit tipe C (2008) menyatakan bahwa seseorang
adalah 1 tempat tidur : 1 perawat sehingga dikatakan akan mendapatkan stres kerja

5
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Maret 2015

apabila hari-harinya lebih banyak terisi penurunan Stres kerja perawat igd di
dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. rsud dr. R. Goetheng Taroenadibrata
Menurut Prasetya (2008) kemampuan Purbalingga Tahun 2013
seseorang untuk mengembangkan sikap
positif dapat membantu diri sendiri untuk Mariyanti, S dkk (desember 2011)
mengatasi masalah dan menghindari Burnout Pada Perawat Yang Bertugas
dirinya dari stres yang berkepanjangan. Diruang Rawat Inap Dan Rawat
Jalan Rsab Harapan Kita
SIMPULAN http://ejurnal.esaunggul.ac.id
Tingkat stres kerja perawat Instalasi
Gawat Darurat sebagian besar stres Notoatmodjo, S. (2010). Metodolog
ringan. Tingkat stres kerja perawat Unit Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit
Rawat Inap sebagian besar tidak RINEKA
mengalami stres. Perbedaan tingkat stress
kerja perawat Instalasi Gawat Darurat dan
Unit Rawat Inap memiliki perbedaan yang Nirwana, I, dkk. (2013) Hubungan Stres
signifikan. Kerja Dengan Gangguan
Kesehatan Perawat Igd Rsud
DAFTAR PUSTAKA Panembahan Senopati Bantul
Enersfi, (2008) Analisis Perhitungan (journal.respati.ac.id diakses pada
Tenaga Perawat RSUD Kota tanggal 20 januari 2014)
Depok(http://lib.ui.ac.id/file diakses pada
tanggal 26 januari 2015)
Prihatini, D, L.(2007) Analisis hubungan
Hafsyah, H. (2008) Hubungan Stress beban kerja dengan stres kerja perawat
Kerja Dengan Kinerja Perawat di tiap ruang rawat inap rsud
RuangInstalasi Gawat Darurat Rsu sikilang (http://repository.usu.ac.id/
SalewengangMaros(repository.unhas.ac. diakses pad tanggal 28 januari
id diakses pada tanggal 30 september 2015)
2014)
Prasetya, L.D. (2007). Berdamai dengan
Haryanti dkk (2013) Hubungan Antara stres kerja (bertapsychologycorner.com
Beban Kerja Dengan Stres diakses pada tanggal 10 januari 2015)
KerjaPerawat Di Instalasi Gawat
Darurat Rsud Kabupaten Semarang PPNI (2012) Standart Kopentensi
(http://jurnal.unimus.ac.id/ diakses Perawat Indonesia
pada tanggal 28 januari 201) (www.hpeq.dikti.go.id diakses pada
tanggal 30 september 2013)
Jauhari. (2005). Analisis Kebutuhan
Tenaga Perawat Berdasarkan Beban
Siboro, T. (2013) Hubungan Pelayanan
Kerja Di Instalasi Rawat Inap Rsu
Perawatan Dengan Tingkat Kepuasan
Dr.Pringabdi Medan Tahun
Pasien Di Ruang Unit Gawat Darurat
2005(repository.unhas.ac.id diakses pada
Rumah Sakit Advent Bandung
tanggl 10 januari 2015)
(http://kti.unai.edu/ diakses pada tanggal
28 januari 2015)
Krisanty P, et, al 2009) Asuhan
Keperawatan Gawat Darurat Jakarta :
Trans Info Media

Kurnianingsih dkk, (2013) Efektifitas


Terapi Musik Klasik Terhadap

You might also like