Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga. Salah satu hal
yang menunjukan bahwa tingkat kesehatan masih menurun adalah angka kematian
Program Pembangunan PBB 2013, AKI Indonesia masih 220 per 100.000
mencatatkan angka 3, Brunei 24, Malaysia 29, Thailand 48, Vietnam 59, dan
Filipina 99. Indonesia hanya lebih baik dari Kamboja, Laos, dan Timor
bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan. Selanjutnya pada ayat (2) ditegaskan bahwa
setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
disimpulkan bahwa kesehatan merupakan suatu yang esensi dan merupakan hak
Realita yang terjadi saat ini pelayanan kesehatan masih dikatakan buruk,
fenomena pelayanan yang buruk dapat dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi
Indonesia (YPKKI) diduga kuat tergolong mal praktik. Meski hal itu belum bisa
dibuktikan benar-benar mal praktik, namun tetap saja pasien yang menjadi korban
atas buruknya pelayanan kesehatan terus bertambah. Kasus lain juga dapat dilihat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan adalah hal yang amat
rumah sakit harus dipenuhi terlebih dahulu. Syarat tersebut mempersulit pasien
(www.indosiar.com )
yaitu kurangnya sosialisasi tentang kesehatan yang layak untuk kalangan bawah
dan mahalnya biaya kesehatan yang layak. Hal tersebut menjadi faktor penyebab
tidak setaranya derajat kesehatan yang dimiliki antara orang miskin dan orang
kaya. Mahalnya fasilitas kesehatan yang berada di Rumah Sakit Umum yang
menyebabkan kesempatan yang tidak sama bagi setiap orang untuk menikmati
sehat bagi seluruh penduduk Indonesia yang mampu maupun penduduk miskin
atau tidak mampu, bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang
kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh
sehat, kewajiban pemerintah dalam menjamin rakyatnya dalam hal kesehatan juga
dan miskin. Oleh sebab itu maka perlu menyediakan program pembangunan
dibidang kesehatan. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab perlunya
Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dengan
Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. BPJS yang
Kedua BPJS tersebut pada dasarnya mengemban misi negara untuk memenuhi
sosial yang kuat dan berkelanjutan merupakan salah satu pilar Negara untuk
yang stabil.
Sosial Kesehatan). BPJS kesehatan merupakan Badan Usaha Milik Negara yang
Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis
Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU
BPJS), secara tegas menyatakan bahwa BPJS yang dibentuk dengan UU BPJS
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan
Dalam bidang kesehatan Kota Kediri adalah salah satu kota yang sangat
kualitas pelayanan.
Seperti yang diamati pada puskesmas Kota wilayah utara Kota Kediri pada
utara Kota Kediri masih ada beberapa kendala atau keluhan yang dirasakan oleh
BPJS yang dilakukan karena masih menggunakan fasilitas yang manual atau
dengan cara manual, hal ini mengakibatkan pasien mengeluh karena lamanya
antrian dan sistematis data yang belum lengkap. Dari adanya program BPJS ini
baru yang membuat pelayanan tidak maksimal, seperti ada beberapa resep obat
yang harus di beli di luar puskesmas. Terbatasnya fasilitas BPJS Kesehatan ini
di satu jenis pelayanan saja. Dari berbagai masalah yang terjadi diatas, peneliti
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang ingin di teliti
C. Tujuan Penelitian
dari fenomena yang ada dan kemudian di jadikan objek penelitia. Dan
berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
D. Manfaat Penelitian
Dalam suatu penelitian pasti ada manfaat yang diharapkan dapat tercapai.
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Unesa
b. Bagi Instansi
BAB II
Kajian Pustaka
A. Pelayanan Publik
dan penduduk atas barang dan jasa, dan atau pelayanan administrasi
pemerintah untuk melayani keperluan orang atau masyarakat yang yang telah
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara karena
langsung.
kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara fisik
adalah sebuah pelayanan yang diberikan kepada publik oleh pemerintah baik
berupa barang atau jasa publik. Pelayanan publik yang disediakan pemerintah bagi
publik bertujuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan prima sesuai
bahwa pelayanan publik adalah pelayanan yang telah diberikan oleh pemerintah
yang diberikan diharapkan sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat. Oleh
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
telah diterapkan.
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
terima atau peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan atau
wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan. Standar pelayanan,
sekurang-kurangnya meliputi:
a. Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dbakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan
b. Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan
c. Biaya pelayanan
Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan
d. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
e. Sarana dan prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan
publik
f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan prilaku yang
dibutuhkan.
11
yakni :
1. Kepentingan umum
Adalah kepentingan orang banyak yang untuk mengaksesnya, tidak
mensyaratkan beban tertentu. Kepentingan yang harus didahulukan dari
kepentingan-kepentingan yang lain dengan tetap memperhatikan proporsi
pentingnya dan tetap menghormati kepentingan-kepentingan lain.
2. Kepastian hukum
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang
telah ditentukan. Keadaan dimana perilaku manusia, baik individu,
kelompok, maupun organisasi, terikat dan berada dalam koridor yang sudah
digariskan oleh aturan hukum.
3. Kesamaan hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,
gender dan status ekonomi.
13
khusus. Pelayanan publik yang terbaik adalah pelayanan yang dapat menjangkau
1. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit- belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan
Persyaratan teknis dan administrative pelayanan publik; unit kerja atau
pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dan sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik; rincian biaya pelayanan publik dan tata
cara pembayaran.
3. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang
telah ditentukan.
4. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
5. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian
hukum.
6. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja dan pendukung lainnya yang
memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informatika.
8. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
9. Kedisiplinan, kesopan dan keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta
memberikan pelayanan dengan ikhlas.
10. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang
nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi
dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parker, toilet, tempat
ibadah, dan lain- lain.
B. Pelayanan Kesehatan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan
masyarakat.
adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
masyarakat, lingkungan.
masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan sekunder. Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe
B.
analisis yang digunakan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan teori Van Metter dan Van Horn yang
terdiri dari ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen
variabel tersebut meskipun masih ada beberapa kekurangan seperti respon negatif
lebih untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam program
ini.
Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian terdahulu dengan Penelitian BPJS
Nama/T Judul Metode Hasil Perbedaan
ahun dengan
penelitian
BPJS
Afriyanti Transform Jenis Tujuan kebijakan, sumber Penelitian
(2014) asi PT peneliti daya, karakteristik agen Afriani lebih
ASKES an pelaksana, sikap pelaksana, membahas
(Persero) deskript komunikasi antar organisasi dengan kesiapan
menjadi if dan aktivitas pelaksana serta untuk menganti
BPJS dengan lingkungan ekonomi, sosial program dari
Kesehatan pendek dan politik. Implementasi ASKES ke
di Kantor atan program Jaminan Kesehatan BPJS, tetapi
BPJS kualitat di BPJS Kesehatan Cabang penelitian ynag
kesehatan if Mojokerto telah memenuhi dilakukan oleh
cabang keenam variabel tersebut peneliti lebih
Mojokerto meskipun masih ada kepada
. beberapa kekurangan seperti bagaimana
respon negatif yang kualitas program
diberikan masyarakat yang BPJS yang telah
mempengaruhi antusiasme berlangsung
masyarakat untuk ikut serta selama 1 Tahun
dalam program Jaminan
Kesehatan sehingga
dibutuhkan sosialisasi yang
lebih untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat untuk
ikut serta dalam program
ini.
18
D. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Latar Belakang
1. Tangibles
2. Reliability
3. Responsiveness
4. Assurance
5. Emphaty
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.( (Arikunto
yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
yang satu dengan yang lain(Sugiono 2006 :11). Alasan peneliti memilih jenis
B. Lokasi Penelitian
pelayanan, kedua ada beberapa resep obat yang harus di beli diluar apotek
panggilan juga sangat minim sehingga terkadang pasien yang sedang menunggu
antrian tidak mendengar jika sudah mencapai urutan penggunan kartu BPJS
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien di puskesmas Sentono Betek yang
di lakukan Penelitian yakni pada bulan mei 2013 hingga Januari 2015. Jumlah
populasi yang terdapat di Puskesmas Kota wilayah utara Kota Kediri dalam kurun
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling.
yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi
21
sampel yang akan diambil adalah 10% dari jumlah populasi yakni msayarakat
yang menjadi pasien di Puskesmas Kota wilayah utara Kota Kediri yang
3. Instrumen Penelitian
penelitian ini angket akan disebarkan kepada pasien di Puskesmas Kota wilayah
utara Kota Kediri. Berikut adalah kisi-kisi instrumen penelitian yang akan
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
instrumen adalah skala likert. Skala likert disebut sebagai metode rating yang
tidak setuju sebagai dasar penentuan nilai. Pada penelitian ini skala likert
Teknik pegumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara,
1. Wawancara
observasi awal. Wawancara awal ini dilakukan kepada pegawai puskesmas dan
2. Observasi
penelitian ini, maka harus dilakukan dulu suatu uji validitas dan reabilitas. Untuk
1. Uji Validitas
bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur, sebagaimana yang
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan
untuk mengukur ketepatan dan kecermatan suatu instrumen penelitian sebagai alat
ukur dalam mendapatkan data yang sesuai dengan korelasi masing masing
rendah.Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan
kesahihan data. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud.
N. XY X. Y
rXY =
{N. X 2 (X)2 }{N. Y 2 (Y)2 }
dengan:
dikatakan valid, dan sebaliknya. Uji validitas ditujukan sebagai uji tentang
kemampuan suatu angket, sehingga benar-benar dapat mengukur apa yang ingin
diukur. Sebuah instrument valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
2. Uji realibilitas
digunakan untuk mendapatkan data seharusnya merupakan data yang valid dan
reliabel. Maka setelah dilakukan uji validitas pada instrumen penelitian, akan
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik.Instrumen yang baik tidak bersifat tendensius dan
mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu. Secara garis besar, ada
dua jenis reliabilitas, yakni reliabilitas eksternal dan internal. Reliabel instrumen
26
merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu walaupun
perlu dilakukan. Dengan kata lain bahwa instrumen penelitian yang reliabel
mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel atau
Spearman-Brown. Dalam teknik ini terdapat dua cara, yaitu belah ganjil-genap
2 rXY
r11 =
(1 + rXY )
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis
N = skor maksimal
adalah data terbesar dikurangi data terkecil dibagi dengan kelas interval. Dalam
penelitian ini yakni: (100%-10%) : 5 sama dengan 18% tiap intervalnya. Untuk
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian
4 65%-82% Setuju
akan digunakan sebagai tolak ukur dalam hasil penelitian tentang masalah yang
maka akan dapat menggambarkan keadaan sampel dan selanjutnya dapat ditarik
populasi
28
Daftas Pustaka
BPJS Kesehatan. Buku Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan : online
Ibrahim, Amin. 2008. Teori dan konsep pelayanan publik serta implementasinya.
Bandung: Mandar Maju
Online
Putri, Riegel dkk. 2013. Kesiapan PT Askes (Persero) Cabang Manado Dalam
Bertransformasi Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan. Manado : Universitas Sam Ratulangi Manado
Retnaningsih, ekowati, dkk. 2013. Kajian Kelayakan Badan Layanan Umum Dan
Alternatif Bentuk Penyelenggaraan Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta
Sesuai Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Palembang :
Universitas Sriwijaya