You are on page 1of 13

Penerapan Etika PNS Dalam Pelaksanaan Tugas Aparatur Pelayanan Publik

(Suatu Studi di Kantor Camat Wanea Kota Manado)

Thea Santiarsti
Salmin Dengo
Joorie M. Ruru

Abstract: Government Regulation 42 of 2004 on Life Coaching Corps and the Code of Conduct for
civil servants, explicitly and clearly stated ethical obligation for civil servants in carrying out official
duties. But in reality there is still the attitude and behavior of civil servants that do not fit. This
research is to answer the question "to what extent the application of ethics of civil servants in the
discharge of public service personnel in the sub-district office Wanea Manado.
Research using qualitative methods. In this case the application of ethics of civil servants
visits of eight indicators: (1) carry out the duties and powers according to the provisions; (2)
establishing a work ethic to improve performance; (3) comply with and adhere to operational
standards and obedient labor; (4) ensuring cooperatively work in realizing the efficiency and
effectiveness; (5) sought to develop competencies and creative and innovative thinking in the
implementation of tasks; (6) accountable in carrying out the task; (7) responsive, open, honest, and
accurate, and timely in completing tasks; (8) use of resources in an efficient and effective
organization; Informants in this study were officials and staff at Head Office Wanea, as many as 10
people. Data collection by interview; while data analysis using interactive model analysis techniques
of Miles and Hubernann.
The results showed that the application of ethics of civil servants of eight indicators that can
be applied to everything is pretty well by the public service personnel in the sub-district office Wanea,
but not optimal.
Based on the results of these studies conclude that the application of ethics of civil servants
specified in the PP. No. 42 of 2004 has not been optimally performed by the apparatus of public
services in the sub-district office Wanea Manado, but generally has been good enough.
Based on the conclusions of the research results can be put forward suggestions to improve the
application of ethics among civil servants in the public service apparatus, as follows: (1) need more
intensive socialization of the PP. 42 of 2004 to the whole apparatus of public services (2) enforcement
of civil etika needs to be improved by implementing a consistent and objective sanctions against any
ethics violations.

Keywords: Application, Ethics, Public Service.

PENDAHULUAN yang bertugas memberikan pelayanan


yang terbaik, adil dan merata kepada
Kelancaran penyelenggaraan tugas masyarakat.
umum pemerintahan dan pembangunan
nasional sangat dipengaruhi oleh Fenomena selama ini menunjukkan
kesempurnaan pengabdian aparatur kondisi lingkungan birokrasi pemerintah
Negara. Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih adanya permasalahan serius yang
adalah merupakan unsur aparatur Negara harus diatasi yang berkenaan dengan

1
pelaksanaan tugas aparatur atau PNS, berindikasikan penyimpangan dan KKN.
antara lain seperti : (1) pelaksanaan tugas- Dari pengamatan selama ini menunjukkan
tugas umum pemerintahan belum bahwa fenomena lemahnya kinerja
sepenuhnya berjalan efisien dan efektif, pelayanan publik tersebut masih dapat
sehingga itu pengembangan PNS masih dijumpai pada jajaran instansi
harus ditingkatkan dan diarahkan pada pemerintahan daerah di Kota Manado,
peningkatan efisiensi dan efektivitas; (2) antara lain di Kecamatan Wanea.
di lingkungan pegawai negeri sipil ada
gejala masih belum bersih dan sering Belum optimalnya kinerja aparatur
merusak kewibawannya, sehingga itu pelayanan publik tentu tidak hanya
pengembangan PNS terus diarahkan pada disebabkan oleh kurangnya atau lemahnya
mewujudkan aparatur yang bersih dan kemampuan pengetahuan dan
berwibawa; (3) di lingkungan pegawai keterampilan atau kecakapan bekerja yang
negeri sipil masih sering ditemui adanya dimiliki, tetapi juga dapat bersumber dari
penyalahgunaan wewenang dan sikap dan perilaku yang kurang atau tidak
penyelewengan lainnya seperti korupsi, baik/benar dari aparatur/PNS itu sendiri
kolusi dan nepotisme, pungutan liar, seperti : tidak suka berdisiplin tinggi,
kebocoran dan pemborosan; sehingga itu kurang bertanggung jawab, tidak mau atau
pembinaan, penertiban dan kurang bekerjasama, tidak/kurang
pendayagunaan PNS terus ditingkatkan. bersemangat, tidak mau berinisiatif dalam
memecahkan persoalan yang muncul,
Penyelenggaraan pelayanan publik kurangnya kepekaan dalam bekerja, dan
yang dilaksanakan oleh aparatur lain-lain sebagainya.
pemerintah/birokrasi dalam berbagai
sektor pelayanan, terutama pelayanan Sikap atau perilaku kurang atau tidak
yang menyangkut pemenuhan hak-hak baik yang masih ditemui dikalangan
sipil dan kebutuhan dasar masyarakat, aparatur pelayanan publik (PNS) tersebut
kinerja masih belum seperti yang dapat tercipta disebabkan antara lain oleh
diharapkan. Hal ini dapat dilihat antara kurangnya pengetahuan, pemahaman dan
lain dari masih banyaknya pengaduan atau penghayatan terhadap nilai-nilai etika
keluhan dari masyarakat, seperti PNS. Sebagaimana diketahui bahwa
menyangkut prosedur dan mekanisme dalam administrasi publik etika PNS atau
kerja pelayanan yang berbelit-belit, yang sering disebut kode etik PNS adalah
lamban, tidak transparan, kurang merupakan ketentuan-ketentuan atau
informatif, kurang akomodatif, kurang standar-standar yang mengatur perilaku
konsisten, terbatasnya fasilitas serta sarana moral para aparatur/PNS. Etika PNS berisi
dan prasarana pelayanan, kurang adanya ajaran-ajaran moral dan asas-asas
jeminan kepastian dalam pelayanan kelakuan yang baik bagi aparatur/PNS
(hukum, biaya dan waktu), serta masih dalam menunaikan tugas dan melakukan
sering dijumpai praktek pungutan liar tindakan jabatannya.
serta tindakan-tindakan yang

2
Menyadari akan pentingnya etika PNS Publik : Suatu Studi di Kantor Camat
maka pemerintah melakukan Wanea Kota Manado.
penyempurnaan terhadap kebijakan-
kebijakan yang berhubungan dengan etika Berdasarkan latar belakang masalah di
PNS, antara lain adalah menetapkan atau atas, maka dapat dirumuskan masalah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah yang hendak dijawab dalam penelitian ini
Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan yaitu : sejauh mana penerapan Etika PNS
Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai dalam pelaksanaan tugas aparatur
Negeri Sipil. pelayanan publik di kantor Camat Wanea
Kota Manado ?
Peraturan Pemerintah tersebut secara
jelas dan tegas menetapkan kewajiban etis Berdasarkan rumusan masalah
yang harus diimplementasikan atau penelitian tersebut maka tujuan penelitian
menjadi pedoman sikap bagi PNS dalam ini adalah untuk mengetahui tingkat
melaksanakan tugas kedinasan dan penerapan etika PNS oleh aparatur
kehidupan sehari-hari yaitu etika dalam pemerintah Kecamatan Wanea di dalam
bernegara, etika dalam organisasi/instansi, melaksanakan tugas pelayanan publik.
etika dalam bermasyarakat, etika dalam Dengan menjawab masalah penelitian
diri sendiri, dan etika terhadap sesama
tersebut maka diharapkan penelitian ini
PNS. Dengan etika atau kode etik PNS dapat memberikan manfaat teoritis untuk
tersebut diharapkan akan terwujud pengembangan ilmu dan praktis untuk
PNS/aparatur yang menjunjung tinggi pemecahan masalah praktis sebagai
kehormatan serta keteladanan sikap, berikut :
tingkahlaku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas pelayanan publik. 1. Secara teoriitis diharapkan dapat
Oleh karena itu, untuk meningkatkan memberikan kontribusi bagi ilmu
kinerja pelayanan publik maka para administrasi publik/negara khususnya
aparatur pelayanan publik harus dapat bidang etika administrasi publik, dan
menerapkan etika atau kode etik PNS manajemen pelayanan publik.
dengan baik dan benar karena etika/kode 2. Secara praktis kiranya dapat
etik PNS berisi ajaran-ajaran moral, asas- memberikan masukan kepada
asas etis atau asas-asas kelakuan yang pemerintah khususnya pimpinan
baik yang dapat dijadikan sebagai birokrasi pelayanan publik dalam
pedoman bertindak di dalam rangka pengambilan langkah-langkah
melaksanakan pelayanan publik. pengembangan sikap dan perilku
moral aparatur birokrasi di dalam
Dari Deskripsi latar belakang dari melaksanakan tugas dan jabatan.
permasalahan serta pemikiran tersebut, Lebih khusus, hasil penelitian ini
penulis tertarik melakukan penelitian kiranya menjadi informasi ilmiah
tentang Penerapan Etika PNS Dalam yang berharga kepada pemerintah
Pelaksanaan Tugas Aparatur Pelayanan Kota Manado dan lebih khusus lagi

3
pemerintah Kecamatan Wanea Kota dinilai baik dan mana yang dapat dinilai
Manado, yaitu sebagai salah satu tidak baik. Sebagai ilmu normatif, etika
bahan informasi dan evaluasi adalah berisi ketentuan-ketentuan atau
terhadap penerapan Etika PNS dalam norma-norma dan nilai-nilai yang dapat
pelaksanaan pelayanan publik. digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Undang-Undang No 43
Kata etika dalam bahasa Inggris Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
disebut ethics. Secara etimologis kata Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
ethics berasal dari bahasa Yunani Kuno tentang Pokok-Pokok Kepegawaian,
ethos yang berarti pagar pembatas Pegawai Negeri adalah setiap warga
ternak agar supaya ternak tersebut tidak Negara Republik Indonesia yang telah
berkeliaran seenaknya. Walaupun pintu memenuhi syarat yang ditentukan,
pagar tidak dikunci tetapi ternak yang diangkat pejabat yang berwenang dan
berada dalam lingkaran pagar tidak berani diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri,
keluar pagar. Dengan kata lain, ternak atau diserahi tugas negara lainnya dan
tersebut sudah terbiasa untuk digaji berdasarkan peraturan perundang-
memperhatikan batas yang telah undangan yang berlaku. Pegawai Negeri
ditentukan (Saefullah Djadja, 2012). terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, Anggota
Dalam bahasa Latin kata etika disebut TNI, dan Anggota Kepolisian Republik
disebut ethicus yang berarti kebiasaan, Indonesia. Pegawai Negeri Sipil terdiri
adat atau akhlak dan watak, atau dari Pegawai Negeri Sipil Pusat, dan
kesediaan jiwa akan kesusilaan (Solomon, Pegawai Negeri Sipil Daerah. Pegawai
1997; Widjaja, 2003). Bartens (dalam Negeri Sipil Pusat adalah Pegawai Negeri
Keban, 2008) menggambarkan konsep Sipil yang gajinya dibebankan pada
etika dengan beberapa arti, salah satu APBN dan bekerja pada Departemen,
diantaranya dan biasa digunakan orang Lembaga Pemerintah Non-Departemen,
adalah kebiasaan, adat atau akhlak dan Kesekretariatan Lembaga
watak. Tertinggi/Tinggi Negara, Instansi Vertikal
di Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota,
Widjaja (2003) menggambarkan Kepaniteraan Pengadilan, atau
bahwa sebagai cabang filsafat, etika dipekerjakan untuk menyelenggarakan
mempelajari pandangan-pandangan tugas-tugas Negara lainnya. Pegawai
persoalan-persoalan yang berhubungan Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai
dengan masalah kesusilaan, atau sebagai Negeri Sipil Daerah
penyelidikan filsofis mengenai kewajiban- Propinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya
kewajiban manusia, dan hal-hal yang baik dibebankan pada APBD dan bekerja pada
dan buruk. Sebagai ilmu, etika sering Pemerintah Daerah, atau dipekerjakan di
dikatakan sebagai ilmu yang luar instansi induknya. Pegawai Negeri
membicarakan masalah perbuatan atau Sipil berkedudukan sebagai unsur aparatur
tingkah laku manusia, mana yang dapat Negara yang bertugas memberikan

4
pelayanan kepada masyarakat secara untuk memenuhi kebutuhannya baik
profesional, jujur, adil, dan merata dalam berupa barang atau jasa.
penyelenggaraan tugas Negara,
pemerintahan dan pembangunan. Menurut METODOLOGI PENELITIAN
Saefullah (2009) bahwa PNS merupakan Sesuai dengan tujuan penelitian
bagian dari pejabat publik yang sebagaimana telah disebutkan dalam
mempunyai fungsi memberikan pelayanan
uraian bagian pendahuluan di atas, maka
kepada publik sehingga PNS disebut pula metode yang digunakan dalam penelitian
sebagai civil atau public servant. ini adalah metode kualitatif.
Konsep pelayanan publik banyak Penelitian kualitatif menurut Flick
disampaikan oleh para ahli yang masing- (dalam Gunawan, 2013) ditujukan untuk
masing mempunyai pandangan seseuai memahami fenomena-fenomena sosial
dengan sudut kajian dan penelaah masalah dari sudut pandang partisipan. Penelitian
yang berbeda-beda. Menurut Kotler
kualitatif digunakan untuk meneliti pada
(dalam Rusli, 2013), bahwa pelayanan kondisi alamiah dimana peneliti
publik (public service) pada dasarnya merupakan instrumen kunci (key
merupakan kegiatan atau manfaat yang instrument). Menurut Nasution (2001)
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
dalam penelitian kualitatif, data
lain dan pada hakekatnya tidak berwujud dituangkan secara deskriptif dalam bentuk
(intangible) serta tidak menghasilkan laporan dan uraian. Penelitian kualitatif
kepemilikan (un-ownwrship). Dengan dimulai dari lapangan berdasarkan
demikian, pelayanan publik itu tidak dapat lingkungan alami; data dan informasi
dimonopoli oleh seseorang atau satu lapangan ditarik maknanya dan
kelompok tertentu karena titik tolak
konsepnya, melalui pemaparan deskriptif
pelayanan adalah kebutuhan masyarakat analitik, tanpa harus menggunakan angka-
secara keseluruhan, tidak dapat dimiliki angka, sebab lebih mengutamakan proses
atau dikuasai oleh perorangan. terjadinya suatu peristiwa dalam situasi
Moenir (2002) juga bahwa alami (Gunawan, 2013).
penyelenggara pelayanan publik adalah Sebagaimana disebutkan sebelumnya
seseorang atau badan yang bertugas bahwa fokus penelitian ini adalah
memenuhi kebutuhan hidup warga penerapan etika PNS dalam pelaksanaan
masyarakat dalam bentuk barang atau
tugas aparatur pelayanan publik. Dalam
jasa. Dengan demikian pelayanan hal ini yang dimaksud etika PNS adalah
pemerintah dapat dilakukan oleh sebuah nilai, standar atau norma yang merupakan
badan atau perseorangan yang ditunjuk pedoman sikap, tingkahlaku, dan
mewakili atau atas nama pemerintah perbuatan PNS di dalam melaksanakan
melakukan tugas-tugas pelayanan tugas kedinasan sebagaimana yang
sebagaimana yang dituntut masyarakat ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan

5
Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai atas pertimbangan tertentu (Sugiono,
Negeri Sipil. Penerapan etika PNS adalah 2000).
sikap dan perilaku aparatur/PNS dalam
mematuhi dan mentaati ketentuan etika Adapun subyek penelitian ini adalah
PNS tersebut di dalam melaksanakan PNS aparatur pemerintah Kecamatan
tugas pelayanan publik, yaitu : (1) Wanea Kota Manado pada kantor Camat.
melaksanakan tugas dan wewenang sesuai Berdasarkan data terakhir jumlah PNS
ketentuan yang berlaku; (2) membangun pemerintah Kecamatan Wanea adalah
etos kerja untuk meningkatkan kinerja sebanyak 99 orang, dimana sebanyak 22
organisasi; (3) patuh dan taat terhadap orang ditempatkan di kantor Camat dan
standar operasional dan taat kerja; (4) sisanya ditempatkan di 9 kantor
menjamin kerja sama secara kooperatif Kelurahan. Informan penelitian diambil
dalam mewujudkan efisiensi dan dari unsur pimpinan/pejabat struktural dan
efektivitas pelaksanaan tugas; (5) unsur pegawai staf/pelaksana. Informan
berusaha mengembangkan kompetensi yang berhasil diwawancarai sebanyak 10
dan mengembangkan pemikiran secara orang yaitu : Camat (1 orang), Sekretaris
kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan Kecamatan (1 orang), Kepala Seksi (4
tugas; (6) akuntabel dalam melaksanakan orang), dan Pegawai Staf/Pelaksana (4
tugas; (7) tanggap, terbuka, jujur, dan orang).
akurat, serta tepat waktu dalam Sumber data utama dalam penelitian
melaksanakan dan menyelesaikan tugas; kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan;
(8) menggunakan atau memanfaatkan selebihnya ialah data tambahan seperti
semua sumber daya organisasi secara dokumen dan lain-lain. Penelitian
efisien dan efektif;
kualitatif menggunakan metode kualitatif
Penelitian kualitatif tidak yaitu pengamatan, wawancara, atau
dimaksudkan untuk membuat generalisasi penelaahan dokumen. Dalam penelitian
dari hasil penelitiannya. Subyek penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument
menjadi informan yang akan memberikan utama/kunci atau key instrument
berbagai informasi yang diperlukan (Moleong, 2006).
selama proses penelitian. Penelitian Berdasarkan pendapat tersebut maka
kualitatif ialah tidak terlalu mementingkan instrumen utama dalam penelitian ini ialah
jumlah atau banyaknya informan, tetapi peneliti sendiri; sedangkan teknik
lebih mementingkan content, relevansi, pengumpulan data yang digunakan ialah
sumber yang benar-benar dapat wawancara (interview), yaitu melakukan
memberikan informasi, baik mengenai tanya jawab atau dialog dengan para
orang, peristiwa, atau hal. Oleh karena itu informan. Untuk terarahnya wawancara
teknik pengambilan informan yang maka digunakan pedoman wawancara
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai panduan.
teknik purposive atau pengambilan
informan secara sengaja/bertujuan atau

6
Selain teknik wawancara, juga Wilayah Kelurahan dan Kecamatan Kota
digunakan teknik observasi dan teknik Manado. Luas wilayahnya Kecamatan
dokumentasi. Teknik observasi yaitu Wanea 660,35 Ha, dengan batas-batas
melakukan pengamatan terhadap peristiwa administratif sebagai berikut :
yang berhubungan dengan fokus
penelitian. Data hasil observasi ini akan Sebelah Utara : Kecamatan Wenang
melengkapi data hasil wawancara.
Sebelah Selatan : Kecamatan Malalayang
Selanjutnya, teknik dokumentasi yaitu dan Kabupaten Minahasa
melakukan penelaahan terhadap dokumen-
dokumen tertulis yang berhubungan Sebelah Timur : Kecamatan Tikala
dengan fokus penelitian. Data hasil telaah
dokumentasi ini juga berfungsi sebagai Sebelah Barat : Kecamatan Sario
pelengkap data hasil wawancara.
Kemudian berdasarkan Peraturan
Teknik analisis data yang digunakan Daerah Kota Manado Nomor 10 Tahun
dalam penelitian ini adalah analisis data 2006 Tentang Pembentukan Organisasi
kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen Kecamatan Manado dimana Kecamatan
(dalam Moleong, 2006), analisis data Wanea menjadi salah satu dari 11
kualitatif adalah proses pencarian dan (sebelas) Kecamatan yang ada di Kota
pengaturan secara sistikatik hasil Manado terhitung sejak bulan Februari
wawancara, catatan-catatan dan bahan- 2001.
bahan yang dikumpulkan untuk
Penyelenggaraan tugas-tugas
meningkatkan pemahaman terhadap
Pemerintahan Kecamatan Wanea
semua hal yang dikumpulkan dan
berpedoman pada Undang-Undang No.32
memungkinkan menyajikan apa yang
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
ditemukan. Analisis data kualitatif adalah
dan Peraturan Daerah Kota Manado
upaya yang dilakukan dengan jalan
Nomor 15 Tahun 2000 tentang
bekerja dengan data, mengorganisasikan
Pembentukan Organisasi Kecamatan di
data, memilah-milah data menjadi satuan-
Kota Manado serta berdasarkan Peraturan
satuan yang dapat dikelola, mensistesiskan
Walikota Manado nomor 42 tahun 2008
data, mencari dan menemukan pola-pola,
tentang Rincian Tugas dan Fungsi
menemukan apa yang penting dan apa
Kecamatan Kota manado. Berdasarkan
yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
Peraturan Walikota Manado nomor 42
dapat diceritakan kepada orang lain.
tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan
PEMBAHASAN Fungsi Kecamatan Kota manado, maka
rincian tugas dan fungsi pemerontah
Kecamatan Wanea merupakan kecamatan Wanea adalah sebagai berikut :
hasil pemekaran dari Wilayah Kecamatan
Sario,. Berdasarkan Peraturan Daerah No. a. Camat mempunyai tugas
15 Tahun 2000 tentang Pemekaran melaksanakan
kewenanganpemerintahan yang

7
dilimpahkan oleh walikota untuk berlaku; (2) membangun etos kerja
menangani sebagian urusan untuk meningkatkan kinerja
otonomi organisasi; (3) patuh dan taat terhadap
daerah yang meliputi : perizinan; standar operasional dan taat kerja; (4)
rekomendasi; koordinasi; menjamin kerja sama secara
pembinaan; pengawasan; kooperatif dalam mewujudkan
fasilitasi; penetapan; efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
penyelenggaraan, dan; tugas; (5) berusaha mengembangkan
kewenangan lain yang kompetensi dan mengembangkan
dilimpahkan walikota. Camat juga pemikiran secara kreatif dan inovatif
menyelenggarakan tugas umum dalam pelaksanaan tugas; (6)
serta fungsi: pengoordinasian akuntabel dalam melaksanakan tugas;
kegiatan pemberdayaan (7) tanggap, terbuka, jujur, dan akurat,
masyarakat; pengoordinasian serta tepat waktu dalam melaksanakan
upaya penyelenggaraan dan menyelesaikan tugas; (8)
ketenteraman dan ketertiban menggunakan atau memanfaatkan
umum; pengoordinasian semua sumber daya organisasi secara
penerapan dan penegakan efisien dan efektif. Hasil wawancara
peraturan perundang-undangan; tersebut dapat dibuat rangkuman
pengoordinasian pemeliharaan sebagai berikut :
prasarana dan fasilitas pelayanan 1. Semua informan pejabat struktural
umum; pengoordinasian dan pegawai staf/pelaksana di
penyelenggaraan kegiatan kantor Camat Wanea yang
pemerintahan di tingkat diwawancarai mengakui bahwa
kecamatan; pembinaan para aparatur pemerintah
penyelenggaraan pemerintahan kecamatan Wanea melaksanakan
kelurahan; pelaksanaan pelayanan tugas dan wewenang sesuai
masyarakat yang menjadi ruang ketentuan yang berlaku.
lingkup tugasnya dan/atau yang 2. Semua pejabat struktural dan
belum dapat dilaksanakan staf/pelaksana pada kantor camat
pemerintahan kelurahan. Wanea yang diwawancarai
Hasil wawancara tersebut di mengakui bahwa para pegawai
atas telah memberikan gambaran sudah berusaha membangun etos
tentang penerapan etika PNS dalam kerja untuk meningkatkan kinerja
pelaksanaan tugas aparatur pelayanan organisasi, namun belum optimal.
publik di kantor Camat Wanea Kota 3. Semua pejabat struktural dan
Manado dilihat dari delapan indikator staf/pelaksana kantor Camat
yang dipakai dalam penelitian ini Wanea yang diwawancarai
yaitu : (1) melaksanakan tugas dan mengakui bahwa tingkat
wewenang sesuai ketentuan yang kepatuhan dan ketaatan pegawai

8
terhadap standar operasional sumberdaya organisasi secara
prosedur (SOP) dan tata kerja efektif dan efisien pada umumnya
nsudah cukup baik, namun belum sudah cukup baik, namun ada
optimal. yang belum optimal.
4. Semua pejabat struktural dan
staf/pelaksana kantor Camat
Wanea yang diwawancarai
PEMBAHASAN
mengakui bahwa kerja sama
secara kooperatif dalam Hasil penelitian di atas memberikan
mewujudkan efisiensi dan gambaran bahwa penerapan etika PNS
efektivitas pelaksanaan tugas (PP.42 Tahun 2004) dalam pelaksanaan
sudah ditunjukkan oleh para tugas aparatur pelayanan publik di kantor
pegawai, namun ada yang belum Camat Wanea sudah cukup baik dilihat
maksimal. delapan indikator yang dipakai dalam
5. Semua pejabat struktural dan penelitian ini.
staf/pelaksana pada kantor Camat
Wanea yang diwawancarai Sebagaimana diuraikan dalam Bab II
mengakui bahwa para pegawai dari skripsi ini bahwa etika PNS
sudah berusaha mengembangkan merupakan nilai-nilai, norma-norma atau
kompetensi dan pemikiran kreatif standar-standar yang mengatur perilaku
dan inovatif dalam pelaksanaan moral para aparatur dan pejabat
tugas, namun belum semua publik/birokrat dalam melaksanakan tugas
maksimal. dan melakukan tindakan jabatan. Etika
6. Semua informan yang PNS berisi ajaran-ajaran moral dan
diwawancarai mengatakan bahwa tingkahlaku yang baik dan benar bagi
para pegawai sudah cukup segenap aparatur dan pejabat publik di
akuntabel di dalam melaksanakan dalam menunaikan tugas dan menjalankan
tugas. jabatan. Etika PNS berusaha menentukan
7. Semua informan yang norma-norma mengenai apa yang
diwawancarai mengakui bahwa seharusnya dilakukan oleh setiap aparatur
sikap tanggap, terbuka, jujur, dan dan pejabat publik dalam melaksanakan
akurat, serta tepat waktu dalam fungsinya dan menjalankan jabatannya
melaksanakan dan menyelesaikan (Widjaja, 2003; Kumorotomo, 2000).
tugas sudah dimiliki oleh para Etika PNS melahirkan asas etis, standar,
pegawai namun sebagian belum pedoman, dan kebajikan moral yang
maksimal. luhur/baik kepada segenap aparatur dan
8. Semua informan yang pejabat publik (Gie, 2003). Etika PNS
diwawancarai mengakui bahwa memberikan tuntunan moral terhadap
para pegawai di dalam aparatur tentang apa yang salah dan apa
menggunakan dan memanfaatkan yang benar, atau apa yang baik dan yang

9
buruk; etika dapat dianalogikan dengan informasi yang bersifat rahasia; (3)
sistem sensor pada tubuh manusia seperti melaksanakan setiap kebijakan yang
perasaan, intuisi, dan suara hati nurani ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
yang sering memberi teguran atau (4) membangun etos kerja untuk
mengendalikan diri manusia (Keban, meningkatkan kinerja organisasi; (5)
2008). Etika PNS dapat juga menjamin kerja sama secara kooperatif
diperjuangkan untuk mengatasi dengan unit kerja lain yang terkait dalam
penyimpangan-penyimpangan yang rangka pencapaian tujuan; (6) memiliki
dilakukan oleh aparatur dan pejabat publik kompetensi dalam pelaksanaan tugas; (7)
(Saefulaah Djadja, 2012). patuh dan taat terhadap standar
operasional dan taat kerja; (8)
Etika PNS yang berlaku sekarang ini mengembangkan pemikiran secara kreatif
seperti yang telah dikemukakan di atas dan inovatif dalam rangka peningkatan
diatur dalam PP. No. 42 Tahun 2004. kinerja organisasi; (9) berorientasi pada
Etika PNS yang ditetapkan dalam upaya peningkatan kualitas kerja. Etika
peraturan pemerintah tersebut meliputi dalam bermasyarakat meliputi : (1)
etika dalam bernegara, etika dalam mewujudkan pola hidup sederhana;
bermasyarakat, etika dalam diri sendiri, (2)memberikan pelayanan dengan empati,
dan etika terhadap sesama PNS. Etika hormat dan santun, tanpa pamrih dan
dalam bernegara meliputi : (1) tanpa unsur pemaksaan; (3) memberikan
melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan
Undang-Undang Dasar 1945; (2) adil serta tidak diskriminatif; (4) tanggap
mengangkat harkat dan martabat bangsa terhadap keadaan lingkungan masyarakat;
dan negara; (3) menjadi perekat dan (5) berorientasi kepada peningkatan
pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan kesejahteraan masyarakat dalam
Republik Indonesia; (4) menaati semua melaksanakan tugas. Etika dalam diri
peraturan perundang-undangan yang sendiri meliputi : (1) jujur dan terbuka
berlaku dalam melaksanakan tugas; (5) serta tidak memberikan informasi yang
akuntabel dalam melaksanakan tugas tidak benar; (2) bertindak dengan penuh
penyelenggaraan pemerintahan yang kesungguhan dan ketulusan; (3)
bersih dan berwibawa; (6) tanggap, menghindari konflik kepentingan pribadi,
terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat kelompok, maupun golongan; (4)
waktu dalam melaksanakan setiap berinisiatif untuk meningkatkan kualitas
kebijakan dan program pemerintah; (7) pengetahuan, kemampuan, keterampilan,
menggunakan atau memanfaatkan semua dan sikap; (5) memiliki daya juang yang
sumber daya negara secara efisien dan tinggi; (6) memelihara kesehatan jasmani
efektif; (8) tidak memberikan kesaksian dan rohani; (7) menjaga keutuhan dan
palsu atau keterangan yang tidak benar. keharmonisan keluarga; (8)
Etika dalam berorganisasi meliputi : (1) berpenampilan sederhana, rapih, dan
melaksanakan tugas dan wewenang sesuai sopan. Etika terhadap sesama pegawai
ketentuan yang berlaku; (2) menjaga

10
negeri sipil : (1) saling menghormati serta tepat waktu dalam melaksanakan
sesama warga negara yang memeluk dan menyelesaikan tugas; (8)
agama/kepercayaan yang berlainan; (2) menggunakan atau memanfaatkan
memelihara rasa persatuan dan kesatuan semua sumber daya organisasi secara
sesama Pegawai Negeri Sipil; (3) saling efisien dan efektif. Berdasarkan hasil
menghormati antara teman sejawat baik wawancara dengan para pejabat
secara vertikal maupun horizontal dalam struktural dan staf/pelaksana pada
suatu unit kerja, instansi, maupun antar kantor Camat Wanea ternyata
instansi; (4) menghargai perbedaan penerapan etika PNS dilihat dari
pendapat; (5) menjungjung tinggi harkat delapan indikator tersebut walaupun
dan martabat Pegawai Negeri Sipil; (6) belum optimal namun sudah cukup
menjaga dan menjalin kerja sama yang baik. Ini artinya bahwa para aparatur
kooperatif sesama Pegawai Negeri Sipil; pemerintah kecamatan Wanea sudah
(7) berhimpun dalam satu wadah Korps dapat menerapkan dengan cukup baik
Pegawai Republik Indonesia yang nilai-nilai etika PNS di dalam
menjamin terwujudnya solidaritas dan pelaksanaan tugas pelayanan publik.
soliditas semua Pegawai Negeri Sipil
dalam memperjuangkan hak-haknya.
KESIMPULAN
Sebagaimana hasil penelitian
yang telah dikemukakan di atas bahwa Penerapan etika PNS yang ditetapkan
penerapan etika PNS dalam dalam PP. No. 42 Tahun 2004 dalam
pelaksanaan tugas aparatur pelayanan pelaksanaan tugas aparatur pelayanan
publik di kecamatan Wanea lebih publik di kantor Camat Wanea dilihat dari
ditekankan pada etika dalam delapan indikator yaitu : (1) melaksanakan
berorganisasi yang dilihat dari delapan tugas dan wewenang sesuai ketentuan
indikator yaitu : (1) melaksanakan yang berlaku; (2) membangun etos kerja
tugas dan wewenang sesuai ketentuan untuk meningkatkan kinerja organisasi;
yang berlaku; (2) membangun etos (3) patuh dan taat terhadap standar
kerja untuk meningkatkan kinerja operasional dan taat kerja; (4) menjamin
organisasi; (3) patuh dan taat terhadap kerja sama secara kooperatif dalam
standar operasional dan taat kerja; (4) mewujudkan efisiensi dan efektivitas
menjamin kerja sama secara pelaksanaan tugas; (5) berusaha
kooperatif dalam mewujudkan mengembangkan kompetensi dan
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan mengembangkan pemikiran secara kreatif
tugas; (5) berusaha mengembangkan dan inovatif dalam pelaksanaan tugas; (6)
kompetensi dan mengembangkan akuntabel dalam melaksanakan tugas; (7)
pemikiran secara kreatif dan inovatif tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta
dalam pelaksanaan tugas; (6) tepat waktu dalam melaksanakan dan
akuntabel dalam melaksanakan tugas; menyelesaikan tugas; (8) menggunakan
(7) tanggap, terbuka, jujur, dan akurat,

11
atau memanfaatkan semua sumber daya DAFTAR PUSTAKA
organisasi secara efisien dan efektif.
Gie The Liang, 2000, Etika Administrasi
Hasil penelitian menunjukkan Pemerintahan, Karunika-UT,
bahwa delapan indikator penerapan Jakarta.
etika PNS tersebut semuanya sudah Gunawan I, 2013, Metode Penelitian
dapat diterapkan dengan cukup baik Kualitatif : Teori dan Praktek,
oleh para aparatur pelayanan publik di Bumi Aksara, Jakarta.
kantor Camat Wanea, namun belum Keban, Y.T. 2008, Enam Dimensi
optimal. Strategis Administrasi Publik :
Berdasarkan hasil penelitian Konsep, Teori, Isu, Yogyakarta,
tersebut ditarik kesimpulan bahwa Gava Media.
penerapan etika PNS yang ditetapkan Kumorotomo Wahjudi, 2001, Etika
dalam Peraturan Pemerintah Nomor Administrasi Negara,
42 Tahun 2004 tentang Pembinaan RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Moenir,H.A.S., 2002, Manajemen
Negeri Sipil belum optimal dilakukan Pelayanan Umum di Indonesia,
oleh aparatur pelayanan publik di Jakarta, Bumi Aksara.
kantor Camat Wanea Kota Manado, Moleong, 2006, Metode Penelitian
namun umumnya sudah cukup baik. Kualitatif, Remaja
SARAN Redoskarya, Bandung.

Berdasarkan kesimpulan hasil Nasution, 2001, Metode Penelitian


penelitian tersebut dapat dikemukakan Naturalistik Kualitatif,
saran untuk dapat meningkatkan Bandung, Tarsito.
penerapan etika PNS pada kalangan Sugiono, 2009, Metode Penelitian
aparatur pelayanan publik, sebagai Administrasi, Bandung,
berikut : Alfabeta.
1. Perlu sosialisasi yang lebih Solomon Robert, 1997, Ethics, A Brief
intensif tentang PP. No.42 Tahun Introduction, terjemahan,
2004 kepada seluruh aparatur Erlangga, Jakarta.
pelayanan publik terutama kepada Saefullah Djadja, 2012, Pemikiran
pegawai staf/pelaksana. Kontemporer Administrasi
2. Tindakan penegakkan etika PNS Publik : Perspektif Manajemen
perlu ditingkatkan yaitu dengan Sumberdaya Manusia Dalam
menerapkan sanksi secara Era Desentralisasi, Bandung,
konsisten dan obyektif terhadap LP3N FISIP UNPAD.
setiap pelanggaran etika yang Syafiie Inu . Kencana 2003.
dilakukan oleh aparatur pelayanan Kepemimpinan Pemerintah Indonseia.
publik. Bandung : PT. Refika Aditama.

12
Widjaja, A.W. 2003, Etika Administrasi
Negara, Bumi Aksara, Jakarta.

Sumber-Sumber Lain :
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
tentang Perubahan Atas UU
No.8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
2004 Tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik Pegawai
Negeri Sipil.

13

You might also like