Professional Documents
Culture Documents
Makalah Alquran Dan Sebagai Pedoman Hidup
Makalah Alquran Dan Sebagai Pedoman Hidup
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Quran adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui
perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Quran berarti bacaan. Namun walau terdengar
merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Quran sendiri lebih pada kata-kata atau
kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Quran disampaikan kepada Muhammad melalui malaikat Jibril.
Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau
632 M. Walau Al-Quran lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan
banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Quran yang ada saat ini persis sama dengan yang disampaikan
kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang kemudian
menghapalkan dan menulis isi Al Quran tersebut. Secara umum para ulama menyepakati bahwa
versi Al-Quran yang ada saat ini, pertama kali dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin
Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M. Utsman bin Affan kemudian
mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu
dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman.
Al-Quran memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara
menghitung). Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan
Al-Quran, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Quran dikenal sebagai hafiz (jamak:huffaz).
Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang, dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan
penghapal Al-Quran diseluruh dunia. Di Indonesia ada lomba Musabaqah Tilawatil Quran
yaitu lomba membaca Al-Quran dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut
Qari (pria) atau Qariah (wanita).
Muslim juga percaya bahwa Al-Quran hanya berbahasa Arab. Hasil terjemahan dari Al-Quran
ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Quran itu sendiri. Oleh karena itu terjemahan hanya
memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Quran ataupun hasil usaha mencari makna
Al-Quran, tetapi bukan Al-Quran itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1
Bagaimanakah Al-Quran dan Hadis sebagai Pedoman Hidup
Bagaimanakah Tata Cara Berimam (mengikut) kepala Al-Quran dan Hadis
Bagaimanakah Strategi Berimam (mengikut) kepala Al-Quran dan Hadis
C. Tujuan
Untuk mengetahui Al-Quran dan Hadis sebagai Pedoman Hidup
Untuk mengetahui Tata Cara Berimam (mengikut) kepala Al-Quran dan Hadis
Untuk mengetahui Strategi Berimam (mengikut) kepala Al-Quran dan Hadis
BAB II
PEMBAHASAN
2
Sudah terang bahwa Al-Quran al-Karim dan hadis Rasulullah SAW merupakan sumber
ajaran Islam sekaligus pedoman hidup setiap muslim yang mesti diperpegangi. Di dalam
khazanah keislaman, al-Quran lazim disebut sebagai sumber utama (pertama) dan hadis sebagai
sumber kedua ajaran Islam setelah al-Quran.
Al-Quran adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
yang membacanya merupakan suatu ibadah (Manna Khalil al-Qaththan, 1994:18). Sedangkan
hadis atau biasa juga disebut sunnah adalah segala perkataan, perbuatan dan hal ihwal yang
berhubungan dengan nabi Muhammad SAW (Muhammad Ajjaj al-Khathib, 1989:108). Dalam
kapasitasnya sebagai pedoman hidup umat Islam, antara al-Quran dan hadis tidak dapat
dipisahkan karena al-Quran sebagai sumber utama dijelaskan oleh hadis, sehingga hadis disebut
sebagai bayan terhadap al-Quran surat al-Nahl ayat 44.
Merujuk pada uraian di atas, maka sebagai pedoman hidup, al-Quran dan hadis mesti
dijadikan imam atau ikutan dalam kehidupan sehari-hari yang mana kedua-dua sumber tersebut
dipatuhi, diacu dan di laksanakan perintah-perintahnya serta dihentikan larangan-larangannya.
B. Tata Cara Berimam (mengikut) kepala Al-Quran dan Hadis
1. Berimam kepada al-Quran
3
Dalil naqli artinya dalil-dalil yang bersumberkan dari al-Quran, hadis dan ijtihad. Dalil-dalil
ini lebih meyakinkan untuk dijadikan pegangan dan dasar untuk menyatakan bahwa wajib
berimam kepada kitab Allah (al-Quran).
Dalil naqli untuk menetapkan kewajiban berimam kepada al-Quran antara lain adalah :
Artinya : Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah
dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (Q.S. al-Anam : 155)
Artinya : Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran
(daripadanya). (Q.S. al-Araf : 3)
Artinya : Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, (Q.S. az-
Zumar : 55)
( )
Artinya : Telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an, karena ia
akan datang memberi syafa'at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. (H.R. Muslim).
( )
Artinya : Hadis dari Sahl bin Muadz Al Juhani dari ayahnya bahwa Rasulullah SAW
bersabda: "Barangsiapa yang membaca Al-Qur'an dan melaksanakan apa yang terkandung di
dalamnya (mengamalkannya), maka kedua orang tuanya pada hari kiamat nanti akan dipakaikan
mahkota yang sinarnya lebih terang dari pada sinar matahari di dalam rumah-rumah didunia,
jika matahari tersebut ada diantara kalian, maka bagaimana perkiraan kalian dengan orang yang
melaksanakan isi Al Qur'an?" (H. R. Abu Daud).
Artinya : Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Q.S. Ali Imran : 31)
5
Dalil-dalil kehujjahan hadis artinya dalil-dalil atau keterangan atau argumen yang menegaskan bahwa
hadis merupakan sumber ajaran Islam yang wajib diperpegangi. Ada 4 dalil yang menunjukkan bahwa
hadis merupakan salah satu sumber syariat atau ajaran Islam yang wajib diperpegangi adalah :
1) Iman
Salah satu konsekwensi beriman kepada Nabi Muhammad SAW adalah menerima segala sesuatu yang
datang dari Rasul dalam urusan agama. Allah Swt telah memilih para Rasul di antara para hamba agar
menyampaikan syariat-Nya kepada umat. Rasulullah SAW merupakan orang yang dipercaya
menyampaikan syariat Allah SWT dalam agama, Rasul tidak menyampaikan sesuatu kecuali berdasarkan
wahyu. Konsekwensi tersebut, mewajibkan bertumpu kepada sunnah dan menggunakannya sebagai
hujjah serta percaya penuh kepada pembawa risalah dimaksud yaitu Rasulullah SAW. Hal ini sejalan
firman Allah yang terdapat di dalam surat an-Nisa ayat 65 yang berbunyi :
Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya. (Q.S. an-Nisa : 65)
2) Al-Quran al-Karim
Di dalam Al-Quran terdapat banyak ayat yang menjelaskan kewajiban taat kepada Rasul SAW, antara
lain :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan Uli
al-Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnah).(Q. S. al-Nisa : 59)
6
Artinya : Barangsiapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan
barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka. (Q. S. al-Nisa : 80).
Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
sangat keras hukuman-Nya. (Q.S. al-Hasyr : 7)
Di dalam hadis atau sunnah banyak ditemukan penjelasan Rasul SAW tentang kehujjahan hadis-
hadisnya. Antara lain sebagai berikut :
( )
Artinya : aku mendengar 'Irbadl bin Sariyah berkata; "Pada suatu hari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di tengah-tengah kami, Beliau bersabda: hendaklah kalian
berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafah ar-rasyidin yang mendapat
petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham. (H. R. Ibnu Majah)
( )
7
Artinya : Telah menceritakan kepadaku dari Malik telah sampai kepadanya bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua
perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya;
Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya. (H. R. Imam Malik)
( )
Artinya : "Barang siapa yang mentaatiku berarti ia taat kepada Allah, dan siapa yang
membangkang kepadaku maka ia telah membangkang pada Allah. (H. R. Ibnu Majah)
4) Ijma
Para sahabat telah sepakat menetapkan kewajiban mengikuti hadis, baik pada masa Rasulullah
masih hidup maupun setelah beliau wafat. Di waktu hidup Rasulullah, para shahabat semua
konsekuen melaksanakan hukum-hukum Rasulullah, mematuhi peraturan-peraturan dan
meninggalkan larangan-larangannya. Apa yang diwahyukan kepada Rasul Saw mengandung
hidayah dan kebaikan bagi para pengikutnya serta jalan keselamatan mereka di dunia dan
akhirat. Karena semua itulah, kaum muslimin berpegang teguh serta mengamalkan sunnah
Nabawiyah tersebut.
Dijelaskan juga bahwa Abu Bakar berkata: Sunnah itu adalah tali Allah yang kuat, sementara
Syaikhul Islam Ibnu Taymiah berkata: Sesungguhnya Sunnah itu adalah syariat, yakni apa-apa
yang disyariatkan Allah dan Rasul-Nya dari agama. (Yazid Abdul Qadir Jawas, 1993:71)
8
menolak aqidah. Atau dia mengambil bagian ekonomi, namun menolak bagian
politik, dan seterusnya.
Langkah memulainya dengan mengimani Al Quran dahulu secara kaffah, menyeluruh,
totalitas, tanpa tawar-menawar lalu baru dikuti dengan menjadikannya imam juga secara
totalitas (kaffah) (Hendratno, 2012: 1).
A. Kesimpulan
9
Berdasarkan uraian ringkas di atas, dapat disimpulkan bahwasanya sudah tegas Allah dan
Rasul menjelaskan bahwa al-Quran dan hadis merupakan pedoman hidup umat Islam, tata cara
dan strategi memperlakukan keduanya sebagai pedoman hidup dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Menjadikan al-Quran dan hadis sebagai imam (ikutan) disetiap tindak tanduk dan aktifitas
kehidupan.
2. Berimam kepada al-Quran secara totalitas (kaaffah) dengan mengamalkan segala isi dan
kandungannya tampa membeda-bedakan antara satu ayat dengan ayat lain atau antara satu
surat dengan surat lainnya.
3. Berimam kepada semua hadis sahih dan hasan dengan menjadikan keduanya sebagai dalil
dalam segenap perilaku kehidupan.
4. Berimam kepada sebahagian hadis dhaif dalam arti mengamalkannya untuk menjadi motifasi
dan dorongan agar semakin taqwa kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran al-Karim
10
Al-Bukhariy, 1981, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-
Mughirah, Shahih al-Bukhriy, Beirut : Dr al-Fikr.
Ibnu Majah, Abi Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwiniy, t.th. Sunan Ibnu Majah, :
Dr al-Fikr.
Jawas, Yazid Abdul Kadir, 1993, Kedudukan as-Sunnah dalam Syarat Islam, Jakarta :
Pustaka al-Kautsar.
Muchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Surabaya : PT. Remaja Rosda Karya.
Al-Naisaburiy, Abu al-Hasan Muslim bin Hajjaj al-Qushairiy, t.th. Shahih Muslim,
Beirut : Dr al-Ihya al-Turts al-Arabi.
Al-Qattan, Manna Khalil, t.th. Mabhits fiy Ulum al-Quran, Beirut : Muassasah al-
Rislah.
Al-Sajistaniy, Abu Daud Sulaiman bin al-Asyats, t.th. Sunan Abu Daud, Jakarta:
Maktabah Dahlan.
-------, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran, 2002, Jakarta :
Lentera Hati.
Al-Turmudziy, Muhammad bin Musa bin Tsaurah, t.th. Sunan al-Turmudziy, Beirut: Dr
al-Fikr.
11