You are on page 1of 5

8

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Benigna Prostatic


Hyperplasia (BPH) merupakan masalah umum pada sistem genitourinari
pada pria dewasa dengan bertambah besarnya ukuran prostat biasanya
diiringi dengan bertambahnya usia pada laki laki yang menimbulkan
penyempitan saluran kencing dan tekanan di bawah kandung kemih dan
menyebabkan gejala-gejala seperti sering kencing dan retensi urin.

2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang
terletak di sebelah inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior.
Prostat berbentuk seperti piramid terbalik dan merupakan organ
kelenjar fibromuskuler yang mengelilingi uretra pars prostatica. Bila
mengalami pembesaran organ ini menekan uretra pars prostatika dan
menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli (Elizabeth
J. C, 2009).
Prostat merupakan kelenjar aksesori terbesar pada pria; tebalnya
2 cm dan panjangnya 3 cm dengan lebarnya 4 cm, dan berat 20
gram. Prostat mengelilingi uretra pars prostatika dan ditembus di
9

bagian posterior oleh dua buah duktus ejakulatorius (Elizabeth J. C,


2009).
Secara histologi prostat terdiri atas 30-50 kelenjar tubulo alveolar
yang mencurahkan sekretnya ke dalam 15-25 saluran keluar yang
terpisah. Saluran ini bermuara ke uretra pada kedua sisi kolikulus
seminalis. Kelenjar ini terbenam dalam stroma yang terutama terdiri
dari otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat kolagen dan serat
elastis. Otot membentuk masa padat dan dibungkus oleh kapsula yang
tipis dan kuat serta melekat erat pada stroma. Alveoli dan tubuli
kelenjar sangat tidak teratur dan sangat beragam bentuk ukurannya,
alveoli dan tubuli bercabang berkali-kali dan keduanya mempunyai
lumen yang lebar, lamina basal kurang jelas dan epitel sangat berlipat-
lipat. Jenis epitelnya berlapis atau bertingkat dan bervariasi dari
silindris sampai kubus rendah tergantung pada status endokrin dan
kegiatan kelenjar. Sitoplasma mengandung sekret yang berbutir-butir
halus, lisosom dan butir lipid. Nukleus biasanya satu, bulat dan
biasanya terletak basal. Nukleoli biasanya terlihat ditengah, bulat dan
kecil (Elizabeth J. C, 2009).
Aliran darah prostat merupakan percabangan dari arteri pudenda
interna, arteri vesikalis inferior dan arteri rektalis media. Pembuluh ini
bercabang-cabang dalam kapsula dan stroma, dan berakhir sebagai
jala-jala kapiler yang berkembang baik dalam lamina propria.
Pembuluh vena mengikuti jalannya arteri dan bermuara ke pleksus
sekeliling kelenjar. Pleksus vena mencurahkan isinya ke vena iliaca
interna. Pembuluh limfe mulai sebagai kapiler dalam stroma dan
mengikuti pembuluh darah dam mengikuti pembuluh darah. Limfe
terutama dicurahkan ke nodus iliaka interna dan nodus sakralis
(Elizabeth J. C, 2009).
Persarafan prostat berasal dari pleksus hipogastrikus inferior dan
membentuk pleksus prostatikus. Prostat mendapat persarafan terutama
dari serabut saraf tidak bermielin. Beberapa serat ini berasal dari sel
10

ganglion otonom yang terletak di kapsula dan di stroma. Serabut


motoris, mungkin terutama simpatis, tampak mempersarafi sel-sel otot
polos di stroma dan kapsula sama seperti dinding pembuluh darah
(Elizabeth J. C, 2009).

b. Fisiologi Prostat
Sekret kelenjar prostat adalah cairan seperti susu yang bersama-
sama sekret dari vesikula seminalis merupakan komponen utama dari
cairan semen. Semen berisi sejumlah asam sitrat sehingga pH nya agak
asam (6,5). Selain itu dapat ditemukan enzim yang bekerja sebagai
fibrinolisin yang kuat, fosfatase asam, enzim-enzim lain dan lipid.
Sekret prostat dikeluarkan selama ejakulasi melalui kontraksi otot
polos. kelenjar prostat juga menghasilkan cairan dan plasma seminalis,
dengan perbandingan cairan prostat 13-32% dan cairan vesikula
seminalis 46-80% pada waktu ejakulasi. Kelenjar prostat dibawah
pengaruh Androgen Bodies dan dapat dihentikan dengan pemberian
Stilbestrol (Elizabeth J. C, 2009).
11

3. Etiologi
Menurut Muttaqin dan Sari (2014), beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya BPH yaitu:
1. Dihydrostestosteron adalah pembesaran pada epitel dan stroma
kelenjar prostat yang disebabkan peningkatan 5 alfa reduktase dan
reseptor andorogen.
2. Peningkatan usia akan membuat ketidakseimbangan antara hormon
testosteron dan estrogen dimana terjadi peningkatan estrogen dan
penurunan testosteron sehingga mengakibatkan pembesaran pada
prostat.
3. Interaksi antara stroma dan epitel. Peningkatan epidermal growth
factor atau fibroblast growth faktor dan penurunan transforming factor
beta menyebabkan hiperplasia stroma dan epitel.
4. Peningkatan estrogen menyebabkan berkurangnya kematian sel stroma
dan epitel dari kelenjar prostat.
5. Teori sel stem, meningkatnya aktivitas sel stem sehingga terjadi
produksi berlebihan pada sel stroma maupun sel epitel sehingga
menyebabkan proliferasi sel sel prostat (Purnomo, 2008).

4. Patofisiologi
Pembesaran prostat terjadi karena adanya faktor pemicu yaitu
pertumbuhan hormon dan faktor usia atau proses penuaan yang dapat
menyebabkan terjadinya penurunan hormon testosteron dan sel epitel
prostat meningkat, sehingga akan membentuk terjadinya
dehidrotestosteron (DHT) yang kemudian dan mengakibatkan terjadinya
pembesaran pada prostat. Karena adanya pembesaran pada prostat ini akan
terjadi penyempitan lumen dan sehingga mengakibatkan disuria saat BAK
dan juga pada uretra dan intra vesikal akan meningkat dapat
mengakibatkan buli-buli dan juga refluk vesiko ureter.
Pada tahap terjadinya buli-buli maka adanya peningkatan resistensi
pada buli-buli dan juga pada prostat. Maka akan menyebabkan otot
12

destrusor menebal dan meregang dengan keadaan yang terus menerus


berkelanjutan, keadaan ini mengakibatkan pengeluaran urin menurun da
terjadinya penumpukan urin (retensio urin). Sementara ketika terjadinya
refluk vesiko ureter maka akan mengakibatkan juga aliran urin yang sudah
banyak dan terjadilah perenggangan dan distensi kandung kemih.
Sementara ketika aliran urin tertahan akan menjadi media yang sangat
cocok untuk pertumbuhan kuman dan bakteri maka akan mengakibatkan
terjadinya infeksi.

You might also like