You are on page 1of 7

Khutbah Idul Fitri 1438 H / 2017 M

MENJADI MUKMIN YANG MENGAGUMKAN

.

.
:

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan kepada
kita dalam jumlah yang banyak, salah satunya adalah nikmat Iman dan Islam sehingga bisa
kita nikmati ibadah Ramadhan yang baru saja kita lewati dan ibadah shalat Idul Fitri pada
pagi ini. Semoga apa yang kita laksanakan selalu mendapat ridha dari Allah Swt, amin.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw, kepada
keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti.

Berakhirnya bulan Ramadhan kemarin sore membuat pada jiwa kita muncul dua perasaan
sekaligus yakni sedih dan gembira. Kita sedih karena Ramadhan terasa begitu cepat berlalu,
padahal belum banyak rasanya amal shalih yang seharusnya kita lakukan. Sedangkan tahun
depan belum tentu Ramadhan bisa kita masuki kembali, bukan karena dia tidak akan datang
lagi, tapi persoalannya belum tentu usia kita sampai pada Ramadhan tahun yang akan datang.

Meskipun demikian kita juga gembira karena dengan ibadah Ramadhan yang kita laksanakan,
ada harapan besar yang bisa kita raih, yakni ampunan dosa dari Allah dan dikembalikan kita
seperti saat baru dilahirkan sehingga bukan hanya dosa terhapus, tapi juga memiliki tauhid
atau aqidah yang mantap.

Pada pagi ini, kita pun bertekad untuk memanfaatkan sisa waktu dalam kehidupan ini untuk
meningkatkan ketaqwaan dan pengabdian kepada Allah Swt, hari ini 1 Syawal yang artinya
peningkatan merupakan start atau saat memulai kembali langkah-langkah peningkatan itu.
Sejak merdeka hingga hari ini, bangsa kita selalu dihantui oleh berbagai persoalan. Satu
masalah belum selesai diatasi sudah muncul masalah baru yang lebih banyak dan lebih berat
mengatasinya. Berbagai bangsa di dunia juga mengalami begitu banyak masalah, baik negara
kecil maupun negara besar, bahkan negara miskin maupun negara kaya.

Berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir hingga badai serta
Kenaikan harga BBM ( Bahan Bakar Minyak ) diakui bahkan dirasakan sebagai persoalan
amat berat dari sisi ekonomi, orang yang miskin menjadi bertambah miskin dan orang yang
semula tidak tergolong miskin bisa jadi akan terasa menjadi orang miskin.

Kemiskinan yang semakin besar dikhawatirkan akan menimbulkan masalah-masalah baru,


termasuk penurunan kualitas iman yang tercermin dalam bentuk munculnya kepribadian
dengan akhlaq yang rendah dan kekhawatiran ini sudah mulai kita rasakan.

Di samping itu, di antara kita juga masih banyak orang yang mampu dan berkecukupan, ini
pun tidak boleh membuatnya menjadi orang yang hanya mementingkan diri sendiri dan
melupakan orang lain.

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.

Jamaah Shalat Ied Rahimakumullah.

Ibadah Ramadhan yang baru saja kita lewati pada hakikatnya adalah tarbiyah imaniyah
(pembinaan iman) agar keimanan itu menjelma menjadi ketaqwaan kepada Allah Swt,
karenanya ibadah Ramadhan khususnya ibadah puasa diwajibkan kepada mereka yang
beriman sebagaimana firman-Nya:





Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS 2:183).

Di dalam Al-Quran, Allah Swt menyebut dan memuji umat Islam yang telah beriman
kepada-Nya sebagai umat yang terbaik. Namun yang perlu kita renungi lagi adalah apakah
sudah sesuai antara sebutan terhadap kita dengan kenyataan sehari-hari. Rasanya masih
terjadi kesenjangan yang sangat tajam antara idealita seorang mukmin dengan realitanya.

Di samping itu, di dalam hadits, Rasulullah Saw juga memuji umat yang beriman kepada
Allah Swt sebagai orang yang mengagumkan atau menakjubkan.

Oleh karena itu, kita pun harus merenungi lagi, apakah sebutan dari Rasul yang mulia itu
telah nampak dalam kepribadian kita sehari-hari. Menjadi seorang mukmin merupakan
sebuah pilihan yang tepat, persoalannya adalah bagaimana agar kita dapat menunjukkan
kepribadian diri kita yang mengagumkan.

Ibadah Ramadhan yang baru kita lalui sebenarnya mendidik kita untuk menjadi mukmin yang
mengagumkan itu. Lebih lanjut Rasulullah Saw menyebutkan ciri-ciri mukmin yang
mengagumkan sehingga hal ini harus kita miliki, beliau bersabda:





Begitu Menakjubkan urusan orang beriman, sesungguhnya semua urusannya baik baginya
dan tidak ada yang demikian itu bagi seseorang selain bagi seorang mumin. Kalau ia
memperoleh kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya. Kalau ia tertimpa kesusahan, ia
sabar dan itu baik baginya. ( HR. Ahmad dan Muslim )

Dari hadits di atas, ada tiga sifat yang harus kita miliki agar pribadi kita sebagai mukmin bisa
menjadi pribadi yang mengagumkan, dan situasi serta kondisi sekarang amat menuntut
lahirnya pribadi-pribadi seperti ini.

Pertama, Berorientasi Pada Kebaikan. Pada dasarnya, setiap manusia senang pada kebaikan
dan mereka pun telah mengenalnya, karenanya Al-Quran menyebutkan satu istilah untuk
kebaikan yang disebut dengan maruf.

Namun meskipun manusia sudah mengetahui tentang kebaikan, ternyata mereka masih belum
mau juga berbuat baik, karenanya harus ada upaya memerintah manusia untuk melakukan
kebaikan, inilah yang disebut dengan amar maruf.

Manakala manusia telah menjadi mukmin yang sejati, maka manusia akan sangat senang
melakukan kebaikan, dia akan memberi kontribusi dalam kebaikan bahkan berlomba-lomba
dalam kebaikan dan selalu ingin menjadi yang terbaik, ini semua disadari karena hidup di
dunia hanyalah salah satu fase kehidupan, sedangkan fase akhirnya adalah kehidupan akhirat,
Allah Swt berfirman:





Dan tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-
lombalah kamu (dalam berbuat kebaikan). Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan
mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas
segala sesuatu (QS 2:148).

Manakala seorang mukmin telah berorientasi pada kebaikan, maka seluruh aktivitas yang
dijalaninya tidak akan mengandung kesia-siaan, semua memberi manfaat, baik bagi dirinya,
keluarga maupun orang lain, bahkan bermanfaat bagi alam semesta, mukmin seperti inilah
yang akan memperoleh banyak keberuntungan dalam hidupnya di dunia maupun di akhirat,
Allah Swt berfirman:


.

Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu
dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari ( perbuatan dan perkataan )
yang tiada berguna (QS 23:1-3).

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.


Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Ciri kedua dari mukmin yang mengagumkan adalah selalu Bersyukur Atas Kesenangan yang
diperolehnya. Bersyukur kepada Allah Swt atas kesenangan, kebahagiaan dan kenikmatan
yang diperoleh merupakan sikap yang sangat mulia.

Hal ini karena dengan begitu, seorang mukmin menyadari bahwa segala kenikmatan
merupakan anugerah atau pemberian dari Allah Swt. Manusia memang seharusnya
menyadari bahwa usaha yang dilakukannya sebenarnya tidak seberapa besar, tapi Allah Swt
memberikan balasan dengan balasan yang besar.

Sifat seorang mukmin yang menunjukkan rasa syukur atas segala kenikmatan itu
menunjukkan bahwa ia tidak akan lupa diri bila kenikmatan diperolehnya dalam kehidupan
ini.

Cara bersyukur yang ditunjukkan oleh seorang mukmin adalah ;

Pertama, bersyukur dengan hati, yakni mengakui bahwa kenikmatan yang diperolehnya
berasal dari Allah Swt, apa yang dilakukannya hanyalah sebab untuk mendapatkan
kenikmatan yang banyak.

Kedua, bersyukur dengan lisan, yakni mengucapkan hamdalah atas segala kenikmatan yang
telah diperoleh, karenanya hamdalah itu diucapkan seorang mukmin yang mengagumkan saat
sesudah makan, bangun tidur hingga buang air besar, karena semua itu merupakan
kenikmatan.

Ketiga, bersyukur dengan amal, yakni apapun yang dilakukannya merupakan wujud dari rasa
syukurnya sehingga amal itu dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah Swt.

Dengan menunjukkan rasa syukur itulah, kenikmatan yang diperoleh seorang mukmin akan
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sehingga kenikmatan itu tidak hanya dirasakan
oleh diri dan keluarganya, tapi juga oleh orang lain sehingga kenikmatan itu bertambah
banyak, baik dari segi jumlahnya atau paling tidak rasanya, Allah Swt berfirman:



Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu kufur, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS 14:7).

Ketiga yang merupakan ciri mukmin yang mengagumkan adalah Bersabar Atas Kesusahan.
Sabar atas segala musibah atau kesusahan yang menimpa merupakan ciri yang melekat pada
pribadi orang yang beriman, karenanya seorang mukmin itu menjadi manusia yang
mengagumkan.

Kesabaran seorang mukmin dalam menghadapi kesusahan membuatnya menjadi tidak mudah
berputus asa, sesulit apapun keadaan yang menimpa dirinya, dia tetap optimis akan ada hari
esok yang lebih baik, baginya yang penting adalah berusaha dan bertawakal kepada Allah
Swt.
Orang yang berputus asa bukan hanya menjadi apatis, tidak memiliki semangat hidup hingga
bunuh diri, tapi juga orang yang menghalalkan segala cara dalam meraih sesuatu, karena ia
merasa menggunakan cara yang wajar untuk mendapatkan sesuatu hanya akan
memperpanjang kesusahan.

Berbagai kasus dalam kehidupan masyarakat dan bangsa kita menunjukkan bahwa kesabaran
telah hilang dari kepribadian kita. Karena itu, dalam kehidupan ini kesabaran merupakan
sesuatu yang sangat penting bagi keberhasilan dan kebaikan hidup yang kita jalani.
Kesabaran akan membawa kegembiraan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat, Allah
Swt berfirman:






Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang sabar (QS 2:155).

Dari uraian di atas, bisa kita ambil sebuah pelajaran bahwa bagi seorang mukmin,
kesenangan dan kesengsaraan hidup merupakan ujian dari Allah Swt, senang tidak akan
membuatnya menjadi lupa diri dan susah tidak akan membuatnya menjadi putus asa, ini
merupakan bekal yang amat penting untuk kembali kepada Allah Swt sebagaimana firman-
Nya:



Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan
dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan (QS 21:35).











.
.
Khutbah 2

7 x


:



.






.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan.
Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan.
Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah
kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rezki. Tunjukilah kami dan lindungilah
kami dari kaum yang dzalim dan kafir.

Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan
kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah
akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan
bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian ka mi sebagai kebebasan bagi kami
dari segala kejahatan.



.






Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami
dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan
kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi
kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui
pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan
bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan
janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan
jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik
yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.




.

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik
di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

You might also like