You are on page 1of 32

BAB I

MDGs

A. Pendahuluan

Pada masa belakangan ini, pembangunan ternyata tidak selalu berdampak positif

terhadap masyarakat, baik di negara maju, juga di negara-negara berkembang seperti

Indonesia. Pembangunan terkadang membuat kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin

semakin jauh, sehingga membuat masyarakat yang tidak mampu tidak dapat memiliki

kehidupan yang layak sebagaimana hak yang dimiliki oleh seorang manusia, antara lain hak

asasi manusia yang sangat mendasar, yaitu hak setiap umat manusia yang hidup di planet

bumi untuk dapat hidup sehat, memperoleh pendidikan, tempat tiinggal, dan keamanan.

Atas dasar hal tersebut, maka pemerintah Indonesia pada September 2000 bersama

dengan negara lain, berkumpul dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New

York untuk membahas tentang pembangunan dan pengentasan kemiskinan di seluruh dunia

sehingga kemudian menghasilkan apa yang disebut dengan Millenium Development Goal

(MDGs), yang ditandatangani oleh 147 kepala negara dan diadopsi oleh 189 negara.

The millennium development goal (MDGs) adalah target kuantitatif pembangunan

global sampai dengan tahun 2015 dalam rangka menurunkan angka kemiskinan dan

kelaparan. Lebih dari satu miliar penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan harus dapat

diubah menjadi kehidupan yang produktif. Semua orang harus memiliki hak dan kewajiban

untuk mencari jawaban agar hidup mereka lebih aman dan tentram dibumi ini. Target-target

MDGs akan dicapai melalui berbagai dimensi, termasuk dimensi sosial dan lingkungan

sehingga bukan hanya dimensi ekonomi. Dalam hal ini kemiskinan tidak hanya dilihat dari

rendahnya penghasilan, tetapi kemiskinan juga dilihat dari dimensi terjadinya kelaparan,

1
penyakit infeksi, tidak memadainya tempat tinggal, dan ketertinggalan di berbagai

perkembangan social.

MDGs bertujuan pula secara simultan untuk melakukan promosi kesetaraan dan

keadilan gender, pendidikan, dan keberlangsungan kondisi lingkungan dalam rangka

pembangunan berkelanjutan serta perlunya kerjasama antar bangsa untuk mencapai sasaran-

sasaran MDGs. tujuan yang kan dicapai tersebut juga merupakan hak asasi manusia yang

sangat mendasar, yaitu hak setiap umat manusia yang hidup di planet bumi untuk dapat hidup

sehat, memperoleh pendidikan, tempat tinggal, dan keamanan seperti yang didengungkan

dalam The Universal Declaration of Human Rights, dan UN Millenium Declaration.

MDGs sendiri terdiri atas 8 bahasan yang disetujui, bahwa semua Negara harus berusaha

untuk:

1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim

2. Pemerataan pendidikan dasar

3. Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan perempuan

4. Mengurangi tingkat kematian anak

5. Meningkatkan kesehatan ibu

6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya

7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap

perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalami kendala, namun pemerintah memiliki

komitmen untuk mencapai sasaran-sasaran ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama

dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor.

2
Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan

implementasinya di masa depan.

Namun MDGs bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tiap masyarakat

memiliki kewajiban untuk membantu masayarakat lain untuk dapat memiliki kehidupan yang

layak sesuai dengan kemampuan dan ilmu yang dimiliki oleh masing-masing dari kita. Dalam

hal ini, seseorang yang memiliki kemampuan di bidang kesehatan maka secara tidak langsung

memiliki kewajiban moral untuk membantu sesama khususnya dalam bidang kesehatan.

Dimana setidaknya terdapat 3 poin dalam MDGs yang terkait dengan bidang kesehatan, yakni

poin no 4, 5, dan 6. Yaitu adanya usaha untuk mengurangi tingkat kematian anak,

meningkatkan kesehatan ibu, dan perlawanan terhadap penyakit-penyakit.

Terkait dengan hal tersebut diatas, makalah ini ingin mengulas mengenai MDGs bidang

kesehatan di Indonesia. Antara lain mengenai target pencapaian, usaha yang telah dilakukan

serta hasil yang telah dicapai sampai dengan saat ini, serta mengulas bagaimana cara

memberikan kontribusi dalam rangka membantu masyarakat lain untuk hidup layak sesuai

dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam MDGs.

B. Tujuan

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium Perserikatan BangsaBangsa

(PBB), sebanyak 189 negara anggota PBB bersepakat untuk mengadopsi Deklarasi Millenium

untuk menangani isu perdamaian, keamanam, pembangunan, hak asasi manusia dan

kebebasan fundamental dalam satu paket. Dalam konteks inilah, negaranegara anggota PBB

kemudian mengadopsi tujuan pembanguan Millenium (Millenium Development

Goals/MDGs). Setiap tujuan memiliki satu atau beberapa target beserta indikatornya dan

menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus utama pembangunan dan memiliki

tenggat waktu serta kemajuan yang terukur. Delapan tujuan Pembangunan Milenium (MDGs)

3
telah diadopsi oleh komunitas internasional sebagai kerangka kegiatan pembangunan di lebih

dari 190 negara disepuluh wilayah dan telah dikembangkan menjadi lebih dari 20 target dan

lebih dari 60 indikator.

Tabel 1

Tujuan, Target dan Indikator MDGs

TUJUAN DAN TARGET INDIKATOR UNTUK MONITORING


Tujuan 1: Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Target 1: Menurunkan proporsi penduduk
1. Proporsi penduduk yang hidup di

yang tingkat pendapatannya di bawah $ 1 bawah garis kemiskinan nasional.

per hari menjadi setengahnya antara 1990


2. Proporsi penduduk dengan tingkat

- 2015 pendapatan kurang dari $ 1 per hari.

3. Kontribusi kuantil pertama penduduk

berpendapatan terendah terhadap

konsumsi nasional.
Target 2: Menurunkan proporsi penduduk
4. Prevalensi balita kurang gizi.

yang menderita kelaparan menjadi


5. Proporsi penduduk yang berada di

setengahnya antara tahun 1990-2015 bawah garis konsumsi minium (2.100

kkal/per kapita/hari).
Tujuan 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua
Target 3: Memastikan pada 2015 semua
6. Angka Partisipasi Murni di sekolah

anak-anak dimana pun, laki-laki maupun dasar.

perempuan, dapat menyelesaikan


7. Angka Partisipasi Murni di sekolah

pendidikan dasar lanjutan tingkat pertama.

8. Proporsi murid yang berhasil

mencapai kelas 5.

9. Proporsi murid di kelas 1 yang

berhasil menamatkan sekolah dasar.

4
TUJUAN DAN TARGET INDIKATOR UNTUK MONITORING
10. Proporsi murid di kelas 1 yang

berhasil menyelesaikan sembilan tahun

pendidikan dasar.

11. Angka melek huruf usia 15-24 tahun.


Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
Target 4: Menghilangkan ketimpangan
12. Rasio anak perempuan terhadap anak

gender di tingkat pendidikan dasar dan laki-laki di tingkat pendidikan dasar,

lanjutan pada 2005 dan di semua jenjang lanjutan, dan tinggi, yang diukur melalui

pendidikan tidak lebih dari tahun 2015. angka partisipasi murni anak perempuan

terhadap anak laki-laki.

13. Rasio melek huruf perempuan

terhadap laki-laki usia 15-24 tahun, yang

diukur melalui angka melek huruf

perempuan/laki-laki (indeks melek huruf

gender).

14. Kontribusi perempuan dalam

pekerjaan upahan di sektor pertanian.

15. Proporsi kursi DPR yang diduduki

perempuan.
Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak
Target 5: Menurunkan angka kematian
16. Angka kematian balita.

balita sebesar dua pertiganya, antara 1990


17. Angka kematian bayi.

dan 2015 18. Persentase anak di bawah satu tahun

yang diimunisasi campak.


Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu
Target 6: Menurunkan angka kematian ibu
19. Angka kamatian ibu.

sebesar tiga perempatnya antara 1990 20.


- Proporsi pertolongan persalinan oleh

2015 tenaga kesehatan terlatih.

5
TUJUAN DAN TARGET INDIKATOR UNTUK MONITORING
21. Angka pemakaian kontrasepsi.
Tujuan 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya
Target 7: Mengendalikan penyebaran
22. Prevalensi HIV di kalangan ibu hamil

HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah yang berusia antara 15 -24 tahun.

kasus baru pada 2015. 23. Penggunaan kondom pada hubungan

seks beresiko tinggi.

24. Penggunaan kondom pada pemakai

kontrasepsi.

25. Persentase anak muda usia 15-24

tahun yang mempunyai pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS


Target 8: Mengendalikan penyakit malaria
26. Prevalensi malaria dan angka

dan mulai menurunnya jumlah kasus kematiannya.

malaria dan penyakit lainnya pada 2015 27. Persentase penduduk yang

menggunakan cara pencegahan yang

efektif untuk memerani malaria.

28. Persentase penduduk yang mendapat

penanganan malaria secara efektif.

29. Prevalensi tuberkulosis dan angka

kematian penderita tuberkulosis dengan

sebab apa pun selama pengobatan OAT.

30. Angka penemuan penderita

tuberkulosis BTA positif baru.

31. Angka kesembuhan penderita

tuberkulosis.
Tujuan 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Target 9: Memadukan prinsip-prinsip 32. Proporsi luas lahan yang tertutup

6
TUJUAN DAN TARGET INDIKATOR UNTUK MONITORING
pembangunan berkelanjutan dengan hutan.

kebijakan dan program nasional serta


33. Rasio luas kawasan lindung terhadap

mengembalikan sumber daya lingkungan luas daratan.

yang hilang. 34. Energi yang dipakai (setara barel

minyak) per PDB (juta rupiah).

35. Emisi CO2 (per kapita).

36. Jumlah konsumsi zat perusak ozon

(metrik ton).

37. Proporsi jumlah penduduk

berdasarkan bahan bakar untuk memasak.

38. Proporsi penduduk menggunakan

kayu bakar dan arang untuk memasak.


Target 10: Penurunan sebesar separuh,
39. Proporsi penduduk dengan akses

proporsi penduduk tanpa akses terhadap terhadap sumber air minum yang

sumber air minum yang aman dan terlindungi dan berkelanjutan.

berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar


40. Proporsi penduduk dengan akses

pada 2015 terhadap fasilitas sanitasi yang layak.


Target 11: Mencapai perbaikan yang
41. Proporsi rumah tangga dengan status

berarti dalam kehidupan penduduk miskin rumah milik atau sewa.

di pemukiman kumuh pada tahun 2020


Tujuan 8: Mengembangkan Kemitraan Global untuk Kemitraan
Target 12: Mengembangkan lebih jauh Bantuan resmi pemerintah (ODA)

lagi perdagangan terbuka dan sistem


42. Total ODA untuk negara-negara

keuangan yang melibatkan komitmen kurang maju merupakan prosentase

terhadap pengaturan manajemen yang pendapatan nasional bruto negara-negara

jujur dan bersih, pembangunan dan anggota OECD/DAC.

pengurangan tingkat kemiskinan secara


43. Proporsi dari seluruh bantuan bilateral

7
TUJUAN DAN TARGET INDIKATOR UNTUK MONITORING
nasional dan internasional. ODA dari negara-negara donor
Target 13: Membantu kebutuhan-
OECD/DAC dialokasikan untuk layanan
kebutuhan khusus negara maju, termasuk
social dasar (pendidikan dasar, kesehatan
pembebasan tarif dan kuota eksport,
dasar, pangan, air bersih, dan sanitasi).
mengembangkan program pembebasan
44. Proporsi bantuan bilateral negara-
dan penghapusan utang untuk negara
negara OECD/DAC sebagai bantuan
paling miskin, dan bantuan pembangunan
resmi tanpa ikatan.
untuk mengurangi kemiskinan.
45.
Target 14: Membantu kebutuhan- ODA yang diterima di negara-negara

kebutuhan khusus negara-negara berkembang di wilayah terpencil sebagai

tertinggal, dan kebutuhan khusus dari bagian dari pendapatan nasional bruto.

46.
negara-negara terpencil dan kepulauan- ODA yang diterima di negara-negara

kepulauan kecil. berkembang kepulauan kecil.


Target 15: Secara komprehensif

mengusahakan persetujuan mengenai


Akses pasar
masalah utang negara-negara
47. Proporsi total impor negara maju
berkembang.
(tidak termasuk persenjataan) dari negara-

negara berkembang dan negara-negara

kurang maju, diperlakukan bebas pajak.

48. Tarif rata-rata diatur oleh negara maju

terhadap produk pertanian, tekstil, dan

pakaian dari negara-negara berkembang.

49. Perkiraan dukungan sector agrikultur

untuk negara-negara anggota OECD

merupakan prosentase domestic bruto.

50. Proporsi ODA untuk membantu

8
TUJUAN DAN TARGET INDIKATOR UNTUK MONITORING
peningkatan kapasitas dalam

perdagangan.

Pengelolaan utang yang berkelanjutan

(debt Sustainability)

51. Pengurangan Beban utang yang

disepakati sesuai dengan inisiatif

pengurangan utang bagi negara termiskin

dengan beban utang yang berat

52. Komitmen pegurangan merupakan

inisiatif negara-negara paling miskin

dengan beban utang yang berat

53. Pembayaran utang merupakan

prosentase dari eksport barang dan jasa

Target 16: Dalam kerjasama dengan


54. Angka pengangguran kaum muda usia

negara maju, mengembangkan dan 15-24 tahun, berdasarkan jenis kelamin

melaksanakan strategi produktif yang dan jumlah.

baik, dijalankan untuk kaum muda


Target 17: Dalam kerjasama dengan55. Proporsi penduduk yang mendapatkan

perusahaan farmasi, menyediakan akses layanan pengobatan dasar secara

pengobatan dasar yang terjangkau di berkesinambungan

negara-negara berkembang.
Target 18: Dalam kerjasama dengan pihak
56. Sambungan telephone dan cellular

swasta, membangun adanya penyerapan yang dijangkau orang per 100 penduduk

keuntungan dari teknologi-teknologi baru,


57. Pengguna computer secara individu

9
TUJUAN DAN TARGET INDIKATOR UNTUK MONITORING
terutama teknologi informasi dan per 100 penduduk.

komunikasi.

Delapan tujuan pembangunan milenium yang telah disepakati oleh 189 negara

itu didasarkan pada pemenuhan hak dasar warga negara atau right based approach. Hak

dasar/asasi manusia (human right) bersifat universal, legal dan belaku sama bagi setiap warga

negara. Hak dasar ini merupakan suatu konsep etika politik dengan gagasan pokok

penghargaan dan penghormatan terhadap manusia dan kemanusiaan. Prinsip pemenuhan hak

dasar bagi setiap warga negara ini memberikan implikasi bahwa negara bahkan dunia

internasional mempunyai tanggung jawab yang mutlak terhadap pemenuhannya.

C. MDGs di Indonesia

Sejak Indonesia tergabung dalam keanggotaan PBB, secara otomatis Indonesia banyak

telibat dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh PBB. Keikutsertaan

Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-bangsa

(PBB) bulan September 2000 dan menandatangani Millenium Development Goals (MDGs),

menjadikan Indonesia harus berusaha untuk turut menyukseskan MDGs sebagai komitmen

global. Indonesia menyadari bahwa MDGs bukan tujuan PBB, sekalipun PBB merupakan

lembaga yang aktif terlibat dalam promosi global untuk merealisasikannya. MDGs adalah

tujuan dan tanggung jawab dari semua negara yang berpartisipasi dalam KTT Milenium, baik

pada rakyatnya maupun secara bersama antar pemerintahan. Penggunaan indikator MDGs

akan merangsang lembaga-lembaga pemerintah dan swasta di tingkat daerah untuk

menyatukan upaya pembangunan. Sehingga bisa dihasilkan sinergi positif yang

menguntungkan rakyat banyak. Karena persatuan dan kesatuan yang terjadi pada tingkat

penduduk, terutama pada tingkat rakyat banyak (grass root level) memerlukan pelayanan

10
manusiawi dan dikemudian hari bisa menikmatinya, merupakan sumbangan pembangunan

yang sangat dibutuhkan.

D. Pencapaian MDGs

Pencapaian MDGs Global

a. Target dengan kemajuan signifikan

b. Penurunan proporsi populasi global yang hidup dalam kemiskinan ekstrim

(turun menjadi 22% pada 2010).

c. Tercapainya penurunan tingkat kelaparan global (turun dari 23,2 persen pada

1990-1992 menjadi 14,9 persen pada tahun 2010-2012).

d. Kemajuan signifikan dalam perang melawan malaria dan TBC (1,1 dan 20 juta

kematian dapat dihindarkan).

e. Penurunan populasi yang tinggal di kawasan kumuh di kota-kota Negara-

negara berkembang (>200 juta penduduk).

f. Lebih dari 2 miliar populasi dunia telah mendapatkan akses air minum

(mencapai 89% pada 20 juta).

Target yang memerlukan kerja keras

- Penurunan tingkat kematian ibu (47%) dan anak (41%).

- Akses/pengetahuan tentang pencegahan virus HIV perlu diperluas (pada 2011,

terdapat 43 juta penduduk mengidap HIV).

- Peningkatan hak anak-anak untuk mendapatkan pendidikan dasar (pada 2011,

terdapat 57 juta anak tidak mengenyam SD).

- Meningkatkan akses terhadap air bersih (hingga 2011, 1,9 miliar orang mendapat

akses air bersih).

11
- Perunan bantuan kepada Negara-negara miskin/terbelakang (turun 13% menjadi

$26 M)

- Target Yang Perlu Perbaikan Labih Lanjut

- Kesenjangan daerah kota pedesaan. Misal : akses kesehatan (desa : kota = 53% :

84%).

- Anak-anak miskin yang meninggalkan sekolah lebih tinggi (3x lipat) dibandingkan

anak-anak keluarga mampu.

- Ketidak setaraan gender dalam politik dan jaringan pengambilan keputusan.

Pencapaian MDGs Di Indonesia

1. Target Yang Telah Tercapai

- MDG 1, proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP)

perkapita per hari.

- MDG 3, Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat pendidikan dasar, menengah

dan tinggi,; dan rasio angka melek huruf perempuan terhadap laki-laki umur 15-24

tahun.

- MDG 6, angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian, serta proporsi jumlah

kasus tuberculosis yang ditemukan, diobati dan disembuhkan.

- MDG 8, Proporsi penduduk yang memiliki telepon seluler.

2. Target On Track

Target MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat tercapai

pada tahun 2015 (on-track) antara lain :

- MDG 1, prevalensi balita dengan berat bdan rendah/ kekurangan gizi.

12
- MDG 2, Angka Partisipasi Murni (APM) SD, proporsi murid kelas 1 yang berhasil

menamatkan sekolah dasar; serta angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun

(perempuan dan laki-laki).

- MDG 4, angka kematian neonatal, bayi, dan balita serta proporsi anak usia 1 tahun

yang mendapat imunisasi campak.

- MDG 6, Angka kejadian Malaria (per 1.000 penduduk), proporsi penduduk terinfeksi

HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan Antiretroviral (ARV).

3. Target Perlu Usaha Keras (Off Track)

Target MDGs yang telah menunjukkan kemajuan namun masih diperlukan kerja keras:

- MDG 1, persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional,

proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum 1400

kkal/kapita/hari dan 2000 kkal/kapita/hari.

- MDG 5, angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. angka pemakaian

kontrasepsi (CPR) pada perempuan umur 15-19 tahun per 1000 perempuan usia 15-

19 tahun, kebutuhan KB yang tidak terpenuhi.

13
BAB II

SDGs

A. Pengertian SDGs

Sustainable Development Goals atau SDGs adalah seperangkat program dan target

yang ditujukan untuk pembangunan global di masa mendatang. SDGs menggantikan program

MDGs (Millennium Development Goals), sebuah program yang memiliki maksud dan tujuan

yang sama yang akan kadaluarsa pada akhir tahun 2015 ini. SDGs dibahas secara formal pada

United Nations Conference on Sustainable Development yang dilangsungkan di Rio De

Janiero, Juni 2012. (Anonim, 2015)

Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang

mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015-MDGs. Terutama berkaitan

dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000 mengenai isu deflation sumber daya alam,

kerusakan lingkungan, perubahan iklim semakin krusial, perlindungan sosial, food and energy

security, dan pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin. (Bps, 2014)

B. Alasan Terbentuknya SDGs

Menurut T Brundtland Commission of the United Nations pada tahun 1987, yang

dikatakan sebagai Sustainable Development atau pembangunan berkelanjutan adalah

pembangunan yang dapat mencakup kebutuhan orang banyak di masa depan tanpa

menyepelekan kemampuan generasi mendatang untuk menggapai segala kebutuhannya.

SDGs, Sustainable Development Goals atau yang dikenal sebagai Global Goals,

dibuat berdasarkan 8 tujuan MDGs yang dilaksanakan pada tahun 1990-2015. MDGs

mencakup isu memberantas kemiskinan, kelaparan, penyakit, ketidaksetaraan gender, dan

14
akses terhadap sanitasi. Dibalik kesuksesan MDGs, ternyata secara global kemiskinan belum

terhapuskan secara menyeluruh.

Global Goals hadir untuk melangkah lebih maju dibandingkan dengan MDGs,

mengacu kepada akar dari masalah kemiskinan dan kebutuhan yang universal untuk

berkembang yang berguna dan dibutuhkan oleh seluruh warga dunia.

Global Goals bertujuan untuk menyelesaikan MDGs yang tertinggal, dan menjamin

bahwa tidak ada hal lain yang tertinggal dibelakang.

SDGs atau Global Goals menjadi suatu program yang lebih menyeluruh dan

mendetail karena merupakan gabungan dari Global Sustainability Objects / GSO dan MDGs

SDGs diadakan untuk mencakup kebutuhan seluruh warga dunia yang lebih mendetail

dan menyeluruh, dibandingkan dengan MDGs. SDGs juga tidak memandang kondisi suatu

negara, pada lingkungan maupun ekonominya, untuk dibantu dengan program Development

15
Goals secara menyeluruh. Di dalam SDGs juga terdapat beberapa tujuan yang dikembangkan

dari indikator tujuan MDGs, contohnya antara lain:

- Tujuan pertama MDGs (Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Ekstrim)

mencakup kedua fokus yang berbeda yaitu kemiskinan dan kelaparan, sedangkan

pada SDGs kedua fokus itu dijadikan dua tujuan yang berbeda yaitu pada tujuan

pertama SDGs (No Poverty) dan tujuan kedua SDGs (Zero Hunger).

- Tujuan keempat, kelima, dan keenam MDGs terkait kesehatan (Menurunkan Angka

kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, dan Memerangi HIV/AIDS, Malaria

dan Penyakit Lain) tidak terdapat di SDGs dan digantikan dengan Good Health and

Well Being yang mencakup kesehatan secara keseluruhan (mencakup kesehatan ibu,

penyakit-penyakit, kematian anak, dll) pada tujuan ketiga SDGs.

- Tujuan ketujuh MDGs (Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup) memiliki

beberapa indikator yang penting seperti proporsi rumah tangga yang mendapat air

minum layak kini menjadi tujuan keenam SDGs, indikator terkait rumah tangga

kumuh perkotaan kini menjadi tujuan kesebelas SDGs.

C. Tujuan SDGs

Pada Konferensi PPB tanggal 25 September 2015, para pemimpin dunia mengadopsi

Agenda 2030, yaitu Sustainable Development Goals (SDG).

Pembangunan berkelanjutan ini mempunyai 17 tujuan guna mengakhiri kemiskinan,

melawan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, dan mengatasi perubahan iklim pada tahun. 17

tujuan tersebut, yaitu:

Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya dimana pun

16
Memberantas kemiskinan dalam segala bentuknya tetap menjadi salah satu tantangan

terbesar yang dihadapi umat manusia. Sementara jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan

ekstrem telah turun lebih dari setengah - dari 1,9 miliar pada tahun 1990, untuk 836.000.000

pada tahun 2015 - terlalu banyak yang masih berjuang untuk kebutuhan paling dasar manusia.

Secara global, lebih dari 800 juta orang masih hidup dengan kurang dari $ 1,25 per

hari; banyak kekurangan akses ke makanan yang cukup, air bersih, dan sanitasi.

SDG menekankan komitmen berani untuk menyelesaikan apa yang kita mulai dan

mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dan dimensi pada 2030. Hal ini termasuk dalam

menargetkan mereka yang tinggal dalam situasi rentan, meningkatkan akses ke sumber daya

dasar dan layanan, mendukung masyarakat yang terkena dampak konflik dan terkait iklim

bencana.

Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan peningkatan gizi dan

mempromosikan pertanian berkelanjutan

Pertumbuhan ekonomi yang cepat dan peningkatan produktivitas pertanian selama dua

dekade terakhir telah memperlihatkan proporsi orang yang kekurangan gizi mencapai hampir

setengah.

Kelaparan dan kekurangan gizi tetap menjadi penghalang besar untuk pembangunan di

banyak negara. 795.000.000 orang diperkirakan akan kronis kekurangan gizi pada 2014,

sering sebagai akibat langsung dari degradasi lingkungan, kekeringan dan hilangnya

keanekaragaman hayati.

SDG bertujuan untuk mengakhiri semua bentuk kelaparan dan kekurangan gizi pada

tahun 2030, memastikan semua orang terutama anak-anak memiliki akses ke makanan yang

cukup dan bergizi sepanjang tahun.

17
Memastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan untuk semua

Sejak penciptaan MDG, telah ada prestasi bersejarah dalam mengurangi angka

kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu dan menanggulangi HIV / AIDS, tuberkulosis,

malaria dan penyakit lainnya.Dalam 15 tahun, jumlah orang yang baru terinfeksi HIV setiap

tahun telah menurun 3.100.000-2.000.000 dan lebih 6,2 juta jiwa diselamatkan dari malaria.

Sejak tahun 1990, angka kematian ibu turun 45 persen, dan di seluruh dunia telah terjadi

penurunan lebih dari 50 persen kematian anak di dicegah secara global.

Meskipun kemajuan yang luar biasa ini, AIDS adalah penyebab utama kematian di

kalangan remaja di sub-Sahara Afrika. Infeksi baru HIV terus meningkat di beberapa lokasi

dan dalam populasi yang biasanya dikecualikan atau terpinggirkan.

Penyakit kronis dan penyakit akibat bencana tetap menjadi salah satu faktor utama

yang mendorong rumah tangga dari kemiskinan menjadi kekurangan.Penyakit tidak menular

membesarkan beban pada kesehatan manusia di seluruh dunia. Saat ini, 63% dari semua

kematian di seluruh dunia berasal dari penyakit tidak menular, terutama penyakit

kardiovaskuler diikuti kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes.

SDG 3 bercita-cita untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan untuk semua,

termasuk komitmen yang berani untuk mengakhiri penyebaran AIDS, tuberkulosis, malaria

dan penyakit menular lainnya pada tahun 2030. Hal ini juga bertujuan untuk mencapai

cakupan kesehatan universal, dan menyediakan akses ke aman dan efektif obat-obatan dan

vaksin untuk semua. Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin adalah bagian penting

dari proses ini serta memperluas akses terhadap obat-obatan yang terjangkau.

Menjamin kualitas pendidikan inklusif dan adil dan mempromosikan

kesempatan belajar seumur hidup bagi semua

18
Sejak tahun 2000, telah ada kemajuan besar dalam mencapai target pendidikan dasar

universal. Total angka partisipasi di negara berkembang mencapai 91 persen pada tahun 2015,

dan jumlah seluruh dunia anak-anak keluar dari sekolah telah menurun hampir setengah.

Ada pula terjadi peningkatan dramatis dalam tingkat membaca, dan lebih banyak anak

perempuan di sekolah daripada sebelumnya.Ini semua adalah keberhasilan yang luar biasa.

Kemajuan juga menghadapi tantangan berat di daerah berkembang karena tingkat

kemiskinan yang tinggi, konflik bersenjata dan keadaan darurat lainnya.

Mencapai pendidikan inklusif dan berkualitas untuk semua menegaskan kembali

keyakinan bahwa pendidikan merupakan salah satu kendaraan yang paling kuat dan terbukti

untuk pembangunan berkelanjutan. Tujuan ini memastikan bahwa semua anak perempuan dan

anak laki-laki menyelesaikan sekolah dasar dan menengah pada tahun 2030.

Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak

perempuan

Pemberdayaan perempuan dan mempromosikan kesetaraan gender sangat penting

untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan. Mengakhiri semua bentuk diskriminasi

terhadap perempuan dan anak perempuan tidak hanya hak dasar manusia, tetapi juga memiliki

efek multiplier di semua bidang pembangunan lainnya.

SDG bertujuan untuk membangun prestasi tersebut untuk memastikan bahwa tidak

ada diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan di mana-mana. Masih ada

kesenjangan yang signifikan antara pria dan wanita di pasar tenaga kerja.

Memastikan akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, dan mampu

meberikan perempuan hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi adalah target penting

untuk mewujudkan tujuan ini.

19
Menjamin akses ke air dan sanitasi untuk semua

Kelangkaan air mempengaruhi lebih dari 40 persen orang di seluruh dunia, sebuah

angka yang mengkhawatirkan yang diproyeksikan meningkat dengan kenaikan suhu global

sebagai konsekuensi dari perubahan iklim. Meskipun 2,1 miliar orang telah memperoleh

akses ke sanitasi air sejak tahun 1990, berkurangnya pasokan air minum yang aman adalah

masalah utama yang mempengaruhi setiap benua.

Memastikan akses universal terhadap air minum yang aman dan terjangkau pada tahun

2030 membutuhkaninvestasi dalam infrastruktur yang memadai, menyediakan fasilitas

sanitasi dan mendorong kebersihan di setiap tingkat. Melindungi dan memulihkan ekosistem

yang berhubungan dengan air seperti hutan, pegunungan, lahan basah dan sungai sangat

penting jika kita ingin mengurangi kelangkaan air.Kerjasama yang lebih internasional juga

diperlukan untuk mendorong efisiensi air dan mendukung teknologi pengobatan di negara

berkembang.

Menjamin akses ke energi yang terjangkau, handal, berkelanjutan, dan modern

untuk semua

Antara tahun 1990 dan 2010, jumlah orang dengan akses listrik telah meningkat

sebesar 1,7 miliar, dan sebagai populasi global terus meningkat sehingga akan permintaan

energi murah. Sebuah ekonomi global bergantung pada bahan bakar fosil dan peningkatan

emisi gas rumah kaca yang menimbulkan perubahan drastis pada sistem iklim kita.

Namun, telah ada drive baru untuk mendorong sumber energi alternatif, dan pada

tahun 2011 energi terbarukan menyumbang lebih dari 20 persen dari kekuatan global yang

dihasilkan. Masih satu dari lima orang tidak memiliki akses ke listrik, dan karena permintaan

20
yang terus meningkat perlu ada peningkatan substansial dalam produksi energi terbarukan di

seluruh dunia.

Memperluas infrastruktur dan peningkatan teknologi untuk memberikan sumber

energi bersih di semua negara-negara berkembang adalah tujuan penting yang baik dapat

mendorong pertumbuhan dan membantu lingkungan.

Mempromosikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan ekonomi,

ketenagakerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua

Selama 25 tahun terakhir jumlah pekerja yang hidup dalam kemiskinan ekstrem telah

menurun secara dramatis.

Namun, karena ekonomi global terus pulih, kita telah melihat pertumbuhan lebih

lambat, pelebaran ketidaksetaraan dan persaingan ketat dalam tenaga kerja yang

menyebabkan tingkat pengangguran meningkat.

SDG bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan

mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi melalui inovasi teknologi. Mempromosikan

kebijakan yang mendorong kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja merupakan kunci

untuk ini, seperti langkah-langkah efektif untuk membasmi kerja paksa, perbudakan dan

perdagangan manusia. Dengan target tersebut dalam pikiran, tujuannya adalah untuk

mencapai pekerjaan penuh dan kerja produktif, dan layak, untuk semua perempuan dan laki-

laki pada tahun 2030.

Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi yang

berkelanjutan dan inovasi asuh

Investasi berkelanjutan dalam infrastruktur dan inovasi pentingbagi pertumbuhan

ekonomi dan pembangunan. Dengan lebih dari setengah populasi dunia yang sekarang tinggal

21
di kota, transportasi massa dan energi terbarukan menjadi semakin penting, seperti

pertumbuhan industri baru dan teknologi informasi dan komunikasi.

Kemajuan teknologi juga merupakan kunci untuk menemukan solusi yang bertahan

untuk kedua tantangan ekonomi dan lingkungan, seperti menyediakan lapangan kerja baru

dan mempromosikan efisiensi energi. Mempromosikan industri berkelanjutan, dan investasi

dalam penelitian ilmiah dan inovasi, adalah cara-cara penting untuk memfasilitasi

pembangunan berkelanjutan.

Lebih dari empat miliar orang masih tidak memiliki akses ke Internet, dan 90 persen

berasal dari negara berkembang. Menjembatani kesenjangan digital ini sangat penting untuk

memastikan akses yang sama terhadap informasi dan pengetahuan.

Mengurangi ketimpangan dalam dan di antara negara-negara

Hal ini juga mencatat bahwa ketimpangan pendapatan terus meningkat. Di negara

berkembang, ketimpangan telah meningkat sebesar 11 persen jika kita memperhitungkan

pertumbuhan penduduk.

Ketimpangan pendapatan adalah masalah global yang memerlukan solusi global.

Meningkatkan regulasi dan pengawasan pasar keuangan dan lembaga, mendorong bantuan

pembangunan dan investasi asing langsung ke daerah-daerah di mana kebutuhan paling besar

merupakan tindakan yang dibutuhkan saat ini. Memfasilitasi migrasi yang aman dan mobilitas

orang jugamerupakan kunci untuk menjembatani kesenjangan pelebaran.

Membuat kota inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan

Lebih dari setengah dari populasi dunia sekarang tinggal di daerah perkotaan. Pada

tahun 2050, angka itu akan meningkat menjadi 6,5 miliar orang - dua pertiga dari

22
kemanusiaan. Pembangunan berkelanjutan tidak dapat dicapai tanpa mengubah cara kita

membangun dan mengelola ruang kota.

Pesatnya pertumbuhan kota-kota di negara berkembang, ditambah dengan

meningkatnya pedesaan untuk migrasi perkotaan, telah menyebabkan ledakan di mega-kota.

Pada tahun 1990, ada sepuluh mega-kota dengan 10 juta penduduk atau lebih. Pada tahun

2014, ada 28 mega-kota, rumah dengan total 453.000.000 orang.

Membuat kota menjadi sarana yang aman dan berkelanjutan memastikan akses ke

perumahan yang aman dan terjangkau, dan perbaikan permukiman kumuh. Hal ini juga

melibatkan investasi di transportasi umum, menciptakan ruang publik yang hijau, dan

meningkatkan perencanaan dan manajemen perkotaan dengan cara yang baik partisipatif dan

inklusif.

Pastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan

Mencapai pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan mensyaratkan

bahwa kita sangat mengurangi jejak ekologi kita dengan mengubah cara kita memproduksi

dan mengkonsumsi barang dan sumber daya. Pertanian adalah pengguna terbesar air di

seluruh dunia, dan irigasi kini mengklaim hampir 70 persen dari semua air tawar disesuaikan

untuk digunakan manusia.

Pengelolaan sumber daya yang efisien merupakan target penting untuk mencapai

tujuan ini. Mendorong industri, bisnis dan konsumen untuk mendaur ulang dan mengurangi

limbah ini sama pentingnya, seperti yang mendukung negara-negara berkembang untuk

bergerak ke arah pola yang lebih berkelanjutan konsumsi pada tahun 2030.

Sebagian besar dari populasi dunia bahkan masih mengkonsumsi terlalu sedikit untuk

memenuhi kebutuhan dasar mereka. Mengurangi separuh kapita limbah pangan global penting

23
untuk menciptakan rantai produksi dan pasokan yang lebih efisien. Hal ini dapat membantu

dengan keamanan pangan dan menggeser kita menuju sumber daya yang efisien

perekonomian yang lebih.

Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya

Tidak ada negara di dunia yang tidak melihat efek drastis perubahan iklim.Emisi gas

rumah kaca terus meningkat, dan sekarang lebih dari 50 persen lebih tinggi dari tahun 1990.

Selanjutnya, pemanasan global yang menimbulkan perubahan jangka panjang untuk iklim

dapat mengancam konsekuensi ireversibel jika tidak mengambil tindakan sekarang.

Kerugian rata-rata tahunan dari hanya gempa bumi, tsunami, badai tropis dan jumlah

banjir di ratusan miliar dolar, yang membutuhkan investasi US $ 6 miliar per tahun dalam

manajemen risiko bencana saja. Tujuannya bertujuan untuk memobilisasi $ 100.000.000.000

per tahun pada tahun 2020 untuk mengatasi kebutuhan negara-negara berkembang dan

membantu mengurangi bencana terkait iklim.

Memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptasi dari daerah yang lebih rentan, seperti

negara-negara tanah terkunci dan negara-negara kepulauan, harus berjalan seiring dengan

upaya untuk meningkatkan kesadaran dan mengintegrasikan langkah-langkah ke dalam

kebijakan dan strategi nasional. Hal ini masih mungkin dengan kemauan politik dan beragam

tindakan teknologi untuk membatasi peningkatan suhu rata-rata global sampai dua derajat

Celsius di atas tingkat pra-industri.Hal ini memerlukan tindakan kolektif yang mendesak.

Melestarikan samudera, laut dan sumber daya laut

Lautan di dunia - suhu mereka, kimia, arus dan kehidupan - mendorong sistem global

yang membuat bumi dihuni bagi umat manusia.Bagaimana kita mengelola sumber daya vital

24
ini sangat penting untuk umat manusia secara keseluruhan, dan untuk melawan dan

menyeimbangkan dampak perubahan iklim.

Lebih dari tiga miliar orang bergantung pada keanekaragaman hayati laut dan pesisir

untuk mata pencaharian mereka. Namun, saat ini kita melihat 30 persen dari stok ikan dunia

dieksploitasi secara berlebihan, jauh di bawah tingkat di mana mereka dapat menghasilkan

hasil yang berkelanjutan.

Lautan juga menyerap sekitar 30 persen dari karbon dioksida yang dihasilkan oleh

manusia, dan kita melihat kenaikan 26 persen pada pengasaman laut sejak awal revolusi

industri. Pencemaran laut, mayoritas dari yang berasal dari sumber daratan, mencapai tingkat

yang mengkhawatirkan, dengan rata-rata 13.000 buah sampah plastik dapat ditemukan pada

setiap kilometer persegi lautan.

SDG menciptakan kerangka untuk mengelola secara berkelanjutan dan melindungi

ekosistem laut dan pesisir dari polusi darat, serta alamat dampak pengasaman laut.

Meningkatkan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya berbasis laut melalui

hukum internasional juga akan membantu mengurangi beberapa tantangan yang dihadapi

lautan kita.

Melestarikan dan mengelola hutan, memerangi penggurunan, berhenti dan

membalikkan degradasi lahan, menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati

Kehidupan manusia tergantung pada bumi. Tanaman hidup memberikan 80 persen

untuk pangan manusia, dan SDG mengandalkan pertanian sebagai sumber ekonomi yang

penting dan berarti untuk pembangunan.

SDG bertujuan untuk melestarikan dan mengembalikan penggunaan ekosistem darat

seperti hutan, lahan basah, lahan kering dan pegunungan pada tahun 2020. Mempromosikan

25
pengelolaan hutan berkelanjutandan menghentikan penebangan pohon di hutan-hutan penting

dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Mempromosikan masyarakat adil, damai, dan inklusif

Perdamaian, stabilitas, hak asasi manusia dan pemerintahan yang efektif berdasarkan

aturan hukum adalah saluran penting bagi pembangunan berkelanjutan. Kita hidup di dunia

yang semakin dibagi. Beberapa daerah menikmati tingkat yang berkelanjutan perdamaian,

keamanan dan kemakmuran sementara yang lain jatuh ke siklus yang tampaknya berujung

konflik dan kekerasan. Ini tidak berarti tak terelakkan dan harus diatasi.

Tingginya tingkat kekerasan bersenjata dan ketidakamanan memiliki dampak yang

merusak pada pembangunan suatu negara, yaitu dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

SDG bertujuan untuk secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan, dan

bekerja dengan pemerintah dan masyarakat untuk menemukan solusi yang utuh untuk konflik

dan ketidakamanan. Memperkuat supremasi hukum dan mempromosikan hak asasi manusia

adalah kunci untuk proses ini, seperti mengurangi aliran senjata ilegal dan memperkuat

partisipasi negara berkembang di lembaga-lembaga pemerintahan global.

Merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan

SDG hanya dapat diwujudkan dengan komitmen yang kuat melalui kemitraan global

dan kerja sama. Sementara bantuan pembangunan resmi dari negara-negara maju meningkat

66 persen antara tahun 2000 dan 2014, krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh konflik atau

bencana alam terus menuntut sumber daya keuangan dan bantuan. Banyak negara juga

membutuhkan Bantuan Pembangunan Resmi untuk mendorong pertumbuhan dan

perdagangan.

26
Dunia saat ini lebih saling berhubungan dari sebelumnya.Meningkatkan akses ke

teknologi dan pengetahuan adalah cara penting untuk berbagi ide dan inovasi asuh.

Koordinasi kebijakan untuk membantu negara-negara berkembang mengelola utang mereka,

serta mempromosikan investasi setidaknya dikembangkan, sangat penting untuk mencapai

pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dengan mendukung rencana nasional

untuk mencapai semua target. Mempromosikan perdagangan internasional, dan membantu

negara-negara berkembang meningkatkan ekspor mereka, semua adalah bagian dari

pencapaian sistem perdagangan yang universal berbasis aturan dan adil yang adil dan terbuka,

dan bermanfaat bagi semua.

27
BAB III

PERBEDAAN MDGs DAN SDGs

Sustainable Development Goals (SDGs) didefinisikan sebagai kerangka kerja

untuk 15 tahun ke depan hingga tahun 2030. Berbeda dengan MDGs yang lebih

bersifat birokratis dan teknokratis, penyusunan butir-butir SDGs lebih inklusif

melibatkan banyak pihak termasuk organisasi masyarakat sipil atau Civil Society

Organization (CSO). Penyusunan SDGs sendiri memiliki beberapa tantangan karena

masih terdapat beberapa butir-butir target MDGs yang belum bisa dicapai dan harus

diteruskan di dalam SDGs.


Seluruh tujuan, target dan indikator dalam dokumen SDGsjuga perlu

mempertimbangkan perubahan situasi global saat ini. Contohnya, isu-isu seperti ketimpangan,

tata kelola efektif dan inklusif serta harmoni masyarakat menjadi kunci faktor yang harus

dipertimbangkan dalam SDGs. Solusi dari isu-isu ini harus melibatkan pemangku

kepentingan dari berbagai sektor lain, terutama mengingat perlunya keseimbangan

pembangunan antara sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan.

1.

SDG

Akan Lebih Transformatif untuk Planet


Serupa dengan MDGs, memberantas kemiskinan ekstrem terletak pada jantung

28
SDGs. Sementara masing-masing dari 17 goal yang diusulkan memiliki agenda

tersendiri, mereka secara kolektif mengatasi banyak aspek kemiskinan global yang

rumit--perbedaan menjadi semakin penting ketika lanskap politik dan lingkungan terus

berubah.

2. Tujuan SDGs Akan Lebih Komprehensif


Pada intinya, SDGs dan MDGs mempunyai target yang sama, namun SDGs

berusaha untuk menggabungkan platform yang lebih luas dari tahun 2000. Terutama,

tujuan tersebut menggunakan konsep keberlanjutan untuk merangkai agenda

komprehensif yang jauh melampaui sektor sosial.17 goal SDGs memasukkan isu

kualitas lingkungan (perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan

deforestasi) dan ketahanan ekonomi yang berkelanjutan (meningkatkan akses ke

sumber-sumber energi berkelanjutan, membangun kota yang berkelanjutan dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan).

3. SDGs Akan Mencari Pendekatan yang Lebih Integratif untuk Pembangunan


Banyak dari tujuan MDGs yang dibuat diisolasi satu sama lain (kesehatan ibu,

kelaparan, kesetaraan gender). The SDGs berusaha untuk membuka komunikasi dan

usaha usaha antar 17 goal tersebut untuk menyajikan agenda yang bersatu dan

terpadu.

4. SDGs Akan Beroperasi pada Skala Universal


MDGs difokuskan terutama pada bagaimana negara maju dapat meningkatkan

secara finansial bantuan untuk negara berkembang.SDGs, bagaimanapun, berbicara

tentang kemiskinan di semua negara (maju dan berkembang).Jika pemberantasan

kemiskinan benar-benar jantung SDGs, maka harus ada dorongan yang universal dan

komprehensif untuk menemukan sebuah agenda yang berbicara tentang semua negara

dan semua tingkat pembangunan ekonomi, untuk memastikan bahwa tidak ada yang

tertinggal.
Secara umum, SDG memiliki penekanan lebih besar pada kelestarian

29
lingkungan, ekonomi, dan sosial daripada MDGs.

Kelebihan MDGs

- Menjadi referensi penting pembangunan di negara-negara berkembang seperti

Indonesia, untuk perencaan pelaksanaan pengembangan serta pembangunan

masyarakat yang sejahtera.


- Mempersatukan misi dengan memperkuat komitmen dan kerjasama seluruh

Negara antara negara maju dan negara berkembang dengan satu tujuan yaitu

mensejahterahkan kehidupan masyarakat.


- Dalam isi MDGs dari setiap 8 tujuan terkandung target-target yang spesifik dan

terukur. Sehingga akan memudahkan dalam monitoring dn evaluasi nantinya

tinggal melihat indikator keberhasilan yang di sepakati dalam isi MDGs itu.

Kekurangan MDGs
- Untuk negara berkembang, kebijakan yang dicetuskan dengan beberapa indikator

akan menjadi beban ganda yang menjadi tantangan yang berat dengan berbagai

masalah yang melanda negara-negara berkembang seperti Indonesia, Upaya

Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun

2015 akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung

beban pembayaran utang yang sangat besar.


- Dengan target pencapaian MDGs yaitu tahun 2015, dari segi menejamen waktunya

mungkin terlalu cepat dan tidak efisien. Dengan jangka waktu seperti itu, dan

dihubungkan dengan masalah internal bagi negara berkembang tidak menutup

kemungkinan bahwa target pencapaian MDGs sulit tercapai.


- Sebagian dari tujuan MDGs dalam penentuan evaluasi hanya berdasar pada data

kuantitatif apakah data yan didapatkan mencapai target atau tidak. Tidak mengkaji

aspek kualitas yang dihasilkan.

30
BAB IV

PERAN DALAM MENYUKSESKAN SDGs

Berakhirnya target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015

menyisakan segudang pekerjaan rumah bagi Indonesia, salah satunya terkait persoalan di

bidang kesehatan. Karena itu, untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs)

yang menjadi kelanjutan dari MDGs, khususnya dalam bidang kesehatan, diperlukan peran

serta dari berbagai elemen masyarakat, termasuk pranata kesehatan seperti dokter, perawat,

serta bidan.

Dalam mencapai SDGs, seorang bidan dapat berperan dalam pencapaian target ketiga

dari SDGs, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera, khususnya terkait kesehatan ibu dan bayi.

Masalah kesehatan ibu dan bayi menjadi salah satu isu penting yang dihadapi Indonesia dalam

dekade ini. Angka kematian pada bayi memang mengalami penurunan, yaitu dari 68/1000

kelahiran pada tahun 1991 menjadi 32/1000 pada tahun 2012. Meski demikian, dibandingkan

dengan jumlah pada tahun 2007, angka kematian ibu pada tahun 2012 justru menunjukkan

peningkatan, yaitu dari 228 menjadi 359 per 100.000 kelahiran.

Peran seorang bidan, mencakup fungsi dalam layanan kesehatan primer, layanan

kesehatan sekunder, layanan kesehatan tersier, serta fungsi promotif untuk menjaga kesehatan

masyarakat. Tenaga kerja bidan, dengan sistem kesehatan yang baik, dapat mendukung wanita

dan perempuan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, menyediakan

pendampingan di sepanjang kehamilan dan kelahiran, serta menyelamatkan nyawa bayi yang

lahir terlalu awal.

31
DAFTAR PUSTAKA

Cisdi.org, (n.d.). Article Detail - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives.

[online]

FeelGood, (2015). From MDGs to SDGs: Whats Different? By Kern Beare. - FeelGood.

[online]

Galatsidas, A. (2015). Sustainable development goals: changing the world in 17 steps

interactive. [online]

Griggs,, D. [2015]. From MDGs to SDGs: Key Challenges and Opportunities. [online]

Katulistiwa7-febub.com, (2015). WHAT IS UNITED NATIONS SUSTAINABLE

DEVELOPMENT GOALS? ~ Katulistiwa 7. [online]

Population Education, (2015). Sustainable Development Goals vs. Millennium

Development Goals: What You Need To Know. [online]

Sirusa.bps.go.id, (2015). [online]

The Global Goals, (2015). The Global Goals. [online]

UNDP, (2015). Sustainable Development Goals (SDGs). [online]

United Nations Sustainable Development, (2015). Climate Change - United Nations

Sustainable Development. [online]

United Nations Sustainable Development, (2015). Poverty - United Nations Sustainable

Development. [online]

United Nations Sustainable Development, (2015). Reduce inequality within and among

countries - United Nations Sustainable Development. [online]

32

You might also like