Professional Documents
Culture Documents
Sindrom Turner
OLEH:
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan
yang berjudul SINDROM TURNER pada mata kuliah Anatomi dan Fisiologi.
Kehidupan yang layak dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan
diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka selalu berusaha mencarinya dan tak
jarang menggunakan cara cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk.
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar
Muhammad Swt atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman
kegelaapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari
pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine google yang ikut
penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya sangat menghargai akan saran dan
kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat saya
sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Judul ..........................................................................................................................i
C. Tujuan ................................................................................................2
A. Kesimpulan ........................................................................................7
B. Saran
....................................................................................................7
Daftar Pustaka
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia normal memiliki jumlah kromosom yang sama yaitu 46,
XX pada wanita atau 46, XY pada pria. Konstitusi kromosom yang normal
dapat terjadi variasi antar individu akibat adanya pengaruh genetik dan
dapat berupa kelainan jumlah maupun struktur yang dapat terjadi baik pada
ditemukan pada bayi, anak-anak dan dewasa. Hal ini dapat dikarenakan oleh
pengurangan atau penambahan satu atau lebih kromosom yang biasa disebut
kondisi ini juga dapat disebabkan oleh adanya suatu kesalahan dalam proses
5
Sindrom Turner atau monosomi X merupakan kelainan kongenital
ini 2,5-5,5 per 10.000 kelahiran hidup bayi perempuan. sindrom turner
merupakan salah satu dari empat penyebab abortus spontan yang disebabkan
Kromosom X yang tidak lengkap (45, XO), pada umumnya terjadi secara
sporadik, dan sekitar 8-16% dari semua kasus tersebut adalah mosaik. Usia
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian SindromTurner
Dr Henry Turner pada tahun 1938. Sindrom Turner adalah suatu monosomi
biasanyan X (45, X). penyakit ini sering dijumpai pada janin yang mengalami
abortus spontan, dan terdapat pada sekitar 1 dari 2500 kelahiranhidup. Wanita
sebagian dari satu X kromosom. Seorang gadis atau wanita dengan Sindrom
7
Pada penelitian biologi molekuler, terbukti hal ini biasanya berasal dari
pendek pada suatu kromosom X, atau suatu isokromosom yang yterdiri dari 2
Selama kehamilan, sindrom turner dapat berpa hidrops total atau hanya
adalah akibat maturasi yang terlambat pada sistem drainase limfatik. Pada
kuku0kuku yang kecil dan hiperkonvek. Lima belas persen kasus disertai
koarktasio aorta.
adalah perawakan pendek. Juga dapat ditemukan garis rambut belakang yang
rendah, sudut angkat (saat membawa sesuatu) yang meningkat, jarak antara
kedua puting susu yang jauh (dada perisai), dan pada pergelangan tangan
8
Gambar 2.2 Ciri-ciri Sindrom Turner
(streak gonads).
Sebagian besar kasus sindrom Turner tidak diwariskan. Ketika kondisi ini
yang terkena dampak. Sebuah kesalahan dalam pembelahan sel yang disebut
9
kehilangan kromosom seks sebagai akibat dari nondisjunction. Jika salah satu
dari sel-sel reproduksi atipikal ini berkontribusi pada susunan genetik seorang
anak, anak akan memiliki kromosom X tunggal dalam setiap sel dan akan
terkena, hal itu terjadi sebagai peristiwa acak selama pembelahan sel dalam
memiliki dua kromosom seks, dan sel-sel lain hanya memiliki satu salinan
dari kromosom X. Kelainan kromosom seks lainnya juga dapat terjadi pada
1. Pemeriksaan Laboratorium
10
kaki, udem anasarka, hidropsfetalis, vertebra servikal yang pendek, intra
kromosom menggunakan sel dari sampel darah. Hasil tes adalah gambar
gonad. Kadar FSH lebih tinggi daripada kadar LH dan selalu lebih tinggi
dan LH dalam urin juga memberikan basil yang analog. Pada remaja
terdapat benda Barr pada 3/4 kasus kariotip 45,XO. Jadi bila benda Barr
11
positif belum menyingkirkan Sindrom Turner. Pemeriksaan kariotip
2. Pemeriksaan Radiologik
screening terhadap garis keturunan dari kedua calon orang tua, atau secara
retardasi mental yang dapat dicegah antara lain infeksi, trauma, intoksikasi,
demikian melalui terapi gen bukan gejala yang diobati, tetapi penyebab
munculnya gejala penyakit tersebut. Studi klinis terapi gen pertama kali
12
gen pada bulan September 1999 di University of Pennsylvania, AS. Terlepas
dari kegagalan tersebut, terapi gen merupakan sistem terapi baru yang
Seluruh uji klinis transfer gen hanya dilakukan terhadap sel-sel somatik
bukan ke sperma atau ovum yang jika dilakukan pasti akan menimbulkan
kecaman dan pelanggaran etika yang dianut saat ini. Transfer gen ke sel
somatik dapat dilakukan melalui dua metode yaitu ex vivo atau in vitro.
Melalui pendekatan ex vivo, sel diambil dari tubuh pasien, direkayasa secara
kecepatan tinggi badan pada penderita sindrom Turner. Banyak gadis yang
dini. Pertumbuhan membaik dicapai oleh gadis yang diobati dengan hormon
penderita akan memiliki penampilan yang lebih normal pada masa dewasa
13
saat muncul tanda-tanda pubertas. Perlu ditekankan bahwa tingkat kecerdasan
Pada beberapa tahun mendatang terapi gen dapat dilakukan juga terhadap
penderita sindroma turner, paling tidak pada tahapan uji klinis. Dengan
tersingkapnya hal itu maka pendekatan terapi gen untuk mengatasi penyakit
lebih jelas dan lebih dini, tapi hingga sekarang belum ada metode khusus
terjadi.
BAB III
PENUTUP
14
A. Kesimpulan
acak dan semua terjadi pada wanita. Wanita penderita sindrom Turner
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Richard E, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta : EGC
Sularyo, T. 2000. Retardasi Mental. Vol 2, No. 3. Hal 170-177. Jakarta: Ilmu
15