You are on page 1of 13

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN,

SIKAP, PERILAKU KELOMPOK WANITA USIA BERISIKO DALAM


PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)
SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

Ade Erna Widyani


Ns. Jum Natosba
Eka Yulia Fitri

Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Sriwijaya
Indralaya

ABSTRACT
The coverage of cervical cancer early detection screening in Indonesia through an IVA is still
very low (about 5%), while the coverage of early detection are effective in lowering the
number of pain and mortality due to cervical cancer is 80%. This research was conducted to
find out the influence of health education to knowledge, attitude and behaviors of at-risk
women in the examination of the IVA on Rt 30 wards Sekip Palembang. Done on 7
December-21 December 2016. This study uses a quantitative approach to design
praeksperimen type design with the design of one group pre test post test without control
group. The population aged women at risk. Sampling method nonprobability sampling with
purposive sampling technique. Data collection using the questionnaire. The research results
of the 28 respondents based on Marginal Homogeneity test, for the mean difference of
knowledge, attitude and behavior before and after health education intervention conducted
the grant obtained respectively p-value 0.000 of which it can be concluded that there is a
significant influence in the awarding of health education to increased knowledge, attitude and
behavior. To enhance the knowledge, attitudes and behaviour of society particularly women
age risk against cervical cancer can be done through the giving of information by way of
conducting continuous health education especially to a new partner.
Keywords: Cervical cancer, knowledge, attitude, behavior
Bibliography: 80 (2003 - 2016)

ABSTRAK
Cakupan skrining deteksi dini kanker serviks di Indonesia melalui IVA masih sangat rendah
(sekitar 5%), sedangkan cakupan deteksi dini yang efektif dalam menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks adalah 80%. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku
wanita usia berisiko dalam pemeriksaan IVA di Rt 30 kelurahan Sekip Kota Palembang.
Dilakukan pada tanggal 7 desember- 21 Desember 2016. Penelitian ini menggunakan desain
jenis kuantitatif dengan pendekatan praeksperimen design dengan rancangan desain one
group pre test post test tanpa ada kelompok control. Populasinya wanita usia berisiko.
Pengambilan sampel menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive
sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dari 28 responden
berdasarkan uji Homogeneity Marginal, untuk perbedaan rerata pengetahuan, sikap dan
perilaku sebelum dan sesudah dilakukan pemberian intervensi pendidikan kesehatan

1
diperoleh masing-masing nilai p-value 0,000 yang dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan dalam pemberian pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan,
sikap dan perilaku. Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
khususnya wanita usia yang berisiko terhadap kanker serviks dapat dilakukan melalui
pemberian informasi dengan cara melakukan pendidikan kesehatan secara terus menerus
terutama kepada pasangan baru.
Kata Kunci : Kanker serviks, pengetahuan, sikap, perilaku
Daftar Pustaka : 80 (2003 2016)

PENDAHULUAN Wanita usia berisiko yang


mengalami kanker serviks karena
Penyakit kanker serviks merupakan disebabkan kurangnya pengetahuan wanita
jenis kanker kedua terbanyak yang diderita mengenai kanker serviks dan tingkat
wanita diseluruh dunia 2,8,9,14,19,27,28. kesadaran untuk deteksi dini masih rendah.
Menurut World Health Organization Pengetahuan yang baik dapat memunculkan
(WHO) 2014, ditemukan 528.000 kasus kesadaran pada wanita untuk mengurangi
baru kanker serviks didiagnosis bahwa di faktor risiko sehingga melakukan pemeriksaan
seluruh dunia sekitar 85% terjadi di daerah secara dini, pengetahuan yang baik juga
yang kurang berkembang. Prevalensi harus disertai dengan sikap yang baik
kanker di Indonesia sebesar 1,4 per sehingga skrining dan deteksi dini kanker
5,9,24,28
penduduk . Kanker serviks serviks dapat di lakukan.
merupakan keganasan yang mengenai
bagian bawah rahim yang menonjol ke Untuk mencegah terjadinya kanker
puncak liang senggama (vagina)26. serviks dapat dilakukan diantaranya
dengan pemeriksaan metode Inpeksi
Kanker serviks sebagian besar Visual Asam Asetat (IVA). IVA
disebabkan oleh adanya infeksi Human merupakan metode yang dapat dijadikan
papiloma virus (HPV), sering terdapat pilihan dalam pembuatan kebijakan
pada wanita yang aktif secara seksual kesehatan nasional di Indonesia karena
sejak usia muda, berganti-ganti pasangan karakteristik metode IVA sesuai dengan
seks, hygine yang buruk pada area vagina, kondisi Indonesia yang sebagian memiliki
pasangan yang tidak sirkumsisi, merokok, keterbatasaan ekonomi, sarana dan
kontrasepsi, defesiensi zat gizi, usia dan prasarana kesehatan1. IVA merupakan
sosial ekonomi yang rendah. Penyebab salah satu metode yang efektif dan efisien
tersering kanker serviks adalah Human untuk mendeteksi dini lesi prakanker,
Papiloma Virus (HPV) tipe 16 dan tipe 18 sehingga dapat mencegah lesi prakanker
2,8,10,11,14,15,24,25,27
, virus ini bersifat kronis tidak berlanjut menjadi kanker serviks,
karena baru akan menjadi kanker setelah perempuan yang melakukan deteksi dini
10 hingga 20 tahun kemudian yaitu dengan kanker serviks akan menurunkan risiko
di tandai dengan lesi prekanker terlebih terkena kanker serviks karena menemukan
dahulu. Faktor risiko utama terjadinya lesi pra-kanker sedini mungkin, sehingga
kanker serviks yaitu pada wanita yang pengobatan dapat segera diberikan bila lesi
sering berganti ganti pasangan seksual, ditemukan
berhubungan seksual dengan pasangan
yang berisiko tinggi, dan koitus dini yaitu Keuntungan pemeriksaan IVA dari
dibawah 16 tahun. Hal ini dapat dilakukan segi biaya yang murah, aman, praktis dan
deteksi dini kanker serviks sebagai mudah dilakukan oleh para tenaga
pencegahan dengan menggunakan kesehatan seperti dokter, perawat yang
pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA). telah mendapat pelatihan, bidan atau
petugas puskesmas tanpa memerlukan

2
interpretasi dari seorang ahli patologi sampling. Data dikumpulkan melalui
anatomi 7,9,10,11,15,19,27. informed concent dan pengisian kuesioner.
Data yang didapat dikumpulkan
Cakupan skrining deteksi dini berdasarkan variable penelitian dan setelah
kanker serviks di Indonesia melalui IVA data terkumpul dilakukan pengolahan data
masih sangat rendah (sekitar 5%), menggunakan SPPS 16. Selanjutnya data
sedangkan cakupan skrining yang efektif disajikan dalam bentuk tabel distribusi
dalam menurunkan angka kesakitan dan frekuensi.
angka kematian karena kanker serviks
adalah 80% dapat melakukan deteksi dini HASIL
10,12,15,19,25,27
. Dimana cakupan dari
skrining kanker serviks masih sedikit, Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal
sehingga kegiatan deteksi dini perlu terus 7 Desember 21 Desember 2016
diperkuat di daerah yang sudah mengenai pengaruh pendidikan kesehatan
mengembangkan dan diperluas ke daerah terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku
lain yang belum mengembangkan program wanita usia berisiko dalam pemeriksaan
tersebut (Kemenkes, 2015). Kurangnya IVA sebagai deteksi dini kanker serviks.
kesadaran masyarakat khususnya wanita Responden dalam penelitian ini adalah
Indonesia pada bahaya kanker serviks wanita usia berisiko di RT 30 Sekip
perlu disikapi dengan peningkatan upaya Palembang yang berjumlah 28 orang.
promotif-preventif, antara lain dengan
1. Analisis Univariat
melaksanakan sosialisasi, advokasi, dan
a. Pengetahuan kelompok wanita
edukasi di berbagai elemen masyarakat
usia berisiko tentang kanker
tentang kanker serviks dan deteksi dini
serviks dan pemeriksaan IVA
Untuk meningkatkan pengetahuan, sebelum diberikan intervensi.
sikap dan perilaku masyarakat terutama
terhadap kelompok wanita usia berisiko Tabel 4.1
yaitu dengan cara memberikan pendidikan Distribusi Pengetahuan Responden
kesehatan serta menyebarluaskan Sebelum Intervensi Pendidikan
informasi tentang kanker serviks dan dapat Kesehatan
melakukan pemeriksaan deteksi dini
Kategori N %
terhadap kanker serviks kepelayanan
pengetahuan
kesehatan terdekat. Pendidikan kesehatan
adalah segala upaya yang direncanakan Baik 2 7.1%
dalam mempengaruhi orang lain dalam Cukup 5 17.9%
menyadarkan atau merubah sikapnya di Kurang 21 75.0%
bidang kesehatan agar lebih baik sesudah Total 28 100%
dilakukan pendidikan kesehatan
Berdasarkan data pada tabel 4.1
BAHAN DAN CARA menunjukkan bahwa hasil distribusi dari
28 responden sebelum diberikan
Penelitian ini jenis kuantitatif dengan
pendidikan kesehatan yaitu pengetahuan
menggunakan praeksperimen design
kurang sebanyak 21 orang (75 %).
dengan menggunakan rancangan desain
one group pre test post test tanpa ada b. Pengetahuan kelompok wanita usia
kelompok kontrol. Populasi adalah wanita berisiko tentang kanker serviks dan
usia berisiko di RT 30 Sekip Palembang. pemeriksaan IVA sesudah diberikan
Pengambilan sampel menggunakan intervensi.
metode nonprobability sampling dengan
teknik pengambilan sampel purposive

3
Tabel 4.2 Distribusi Sikap Responden Sesudah
Distribusi Pengetahuan Responden Intervensi Pendidikan Kesehatan
Sesudah Intervensi Pendidikan
Kesehatan Sikap tentang N %
kanker serviks
Kategori N % dan pemeriksaan
pengetahuan IVA
Baik 23 82.1% Baik 17 60.7%
Cukup 5 17.9% Cukup 11 39.3%
Total 28 100% Total 28 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.2 Berdasarkan data pada tabel 4.4
menunjukkan bahwa hasil distribusi dari menunjukkan bahwa hasil distribusi dari
28 responden sesudah diberikan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
pendidikan kesehatan mengalami mengalami peningkatan yaitu sikap baik
peningkatan yaitu pengetahuan baik sebanyak 17 orang (60.7 %).
sebanyak 23 orang (82.1 %).
e. Perilaku kelompok wanita usia
c. Sikap kelompok wanita usia berisiko berisiko terhadap pemeriksaan IVA
tentang kanker serviks dan sebelum diberikan intervensi.
pemeriksaan IVA sebelum diberikan
intervensi. Tabel 4.5
Distribusi Perilaku Responden
Tabel 4.3 Sebelum Intervensi Pendidikan
Distribusi Sikap Responden Sebelum Kesehatan
Intervensi Pendidikan Kesehatan
Perilaku terhadap N %
Sikap tentang N % pemeriksaan IVA
kanker serviks dan Tidak 26 92.9%
pemeriksaan IVA Ya 2 7.1%
Total 28 100%
Baik 2 7.1%
Cukup 6 21.4% Berdasarkan data pada tabel 4.5
Kurang 20 71.4% menunjukkan bahwa hasil distribusi
perilaku dari 28 responden sebelum
Total 28 100%
diberikan pendidikan kesehatan yaitu
Berdasarkan data pada tabel 4.3 sebanyak 26 orang (92.9%) tidak bersedia
menunjukkan bahwa hasil distribusi melakukan pemeriksaan IVA.
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
yaitu dengan kategori sikap yang kurang f. Perilaku kelompok wanita usia
sebanyak 20 orang (71,4 %). berisiko terhadap pemeriksaan IVA
sesudah diberikan intervensi.
d. Sikap kelompok wanita usia berisiko
tentang kanker serviks dan Tabel 4.6
pemeriksaan IVA sesudah diberikan Distribusi Perilaku Responden Sesudah
intervensi. Intervensi Pendidikan Kesehatan
Tabel 4.4 Perilaku terhadap N %
pemeriksaan IVA

4
Ya 15 53.6% Pengukuran Mean Standar P
Tidak 13 46.4% sikap deviasi value
Total 28 100% Sebelum 1.36 0.612 0.000

Sesudah 2.61 0.497


Berdasarkan data pada tabel 4.6
menunjukkan bahwa hasil distribusi
perilaku dari 28 responden sesudah Berdasarkan tabel 4.6 dari hasil dengan
diberikan pendidikan kesehatan yaitu menggunakan uji marginal homogeneity
sebanyak 15 orang (53,6 %) bersedia test didapatkan p value = 0,000 (p <0,05).
melakukan pemeriksaan IVA.
c. Analisis Perbedaan Rata-Rata
2. Analisis Bivariat Perilaku Pengetahuan Wanita Usia
a. Analisis Perbedaan Rata-Rata Berisiko Sebelum dan Sesudah
Pengetahuan Wanita Usia Berisiko Intervensi Pendidikan Kesehatan
Sebelum dan Sesudah Intervensi Tentang Kanker Serviks dan
Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan IVA.
Kanker Serviks dan Pemeriksaan
IVA. Tabel 4.7
Perbedaan Perilaku Sebelum dan
Tabel 4.5 Sesudah Diberikan Intervensi
Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Pendidikan Kesehatan
Sesudah Diberikan Intervensi
Pendidikan Kesehatan Pengukuran Mean Standar P
perilaku deviasi value
Pengukuran Mea Standar P
pengetahua n deviasi value Sebelum 0.07 0.262 0.000
n
Sesudah 0.54 0.508
Sebelum 1.32 0.612 0.000

Sesudah 2.82 0.390


Berdasarkan tabel 4.7 dari hasil dengan
Berdasarkan tabel 4.5 dari hasil dengan menggunakan uji marginal homogeneity
menggunakan uji marginal homogeneity test didapatkan didapatkan p value = 0,000
test didapatkan p value = 0,000 (p <0,05). (p <0,05).

PEMBAHASAN
b. Analisis Perbedaan Rata-Rata
1. Perbedaan rerata pengetahuan
Sikap Wanita Usia Berisiko
kelompok wanita usia berisiko
Sebelum dan Sesudah Intervensi
sebelum dan sesudah dilakukan
Pendidikan Kesehatan Tentang
intervensi pendidikan kesehatan
Kanker Serviks dan Pemeriksaan
IVA. Menurut tabel 4.5 diperoleh rerata
sebelum dilakukan intervensi
Tabel 4.6 pendidikan kesehatan mean 1.32 dan
Perbedaan Sikap Sebelum dan Sesudah standar deviasi 0.612, kemudian setelah
Diberikan Intervensi Pendidikan dilakukan intervensi mean menjadi 2.82
Kesehatan dengan standar deviasi 0.390, sehingga
dari hasil analisis data yang dilakukan
ada perbedaan pengetahuan sebelum

5
dan sesudah diberikan pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan,
kesehatan dan didapatkan hasil bahwa seseorang yang mempunyai sumber
menolak H0 dan H1 diterima hal ini informasi yang lebih banyak akan
menunjukan bahwa ada pengaruh mempunyai pengetahuan yang lebih
terhadap pemberian pendidikan luas, informasi ini dapat diperoleh dari
kesehatan terhadap peningkatan beberapa sumber antara lain televisi,
pengetahuan, dengan mengalami radio, koran, kader, bidan, puskesmas,
peningkatan pengetahuan sehingga majalah.
diharapkan dengan pengetahuan yang
baik dapat merubah sikap dan Pengetahuan wanita usia berisiko
perilakunya juga. yang tinggi tentang kanker serviks
diharapkan dapat merubah sikap dan
Menurut asumsi peneliti pemberian perilaku untuk deteksi dini kanker
pendidikan kesehatan terhadap serviks dengan melakukan pemeriksaan
masyarakat terutama dalam hal ini yaitu IVA, bahwa dengan pendidikan
kelompok wanita usia berisiko kesehatan bertujuan menanamkan
berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan, dengan harapan agar
pengetahuan wanita usia berisiko pengetahuan tersebut dapat membentuk
mengenai kanker serviks dan sikap yang pada gilirannya akan
pemeriksaan IVA, sehingga yang belum membentuk perilaku. Menurut
mengetahui mengenai kanker serviks Purnamasari (2012), pemberian
dan pemeriksaan IVA sebelumnya pendidikan kesehatan yang teratur
setelah diberikan intervensi menjadi dengan materi yang sederhana, metode
tahu dengan bertambahnya informasi yang tepat, pemberi materi yang
melalui pendidikan kesehatan ini. Hal adekuat dan waktu yang sesuai dengan
ini sejalan dengan menurut waktu responden akan meningkatkan
Notoatmodjo (2010), bahwa pendidikan pengetahuan secara bermakna terhadap
kesehatan adalah suatu kegiatan atau sikap, dan perilaku. Pemberian
usaha menyampaikan pesan dan pengetahuan yang disampaikan melalui
informasi kesehatan kepada pendidikan kesehatan akan membawa
masyarakat, kelompok atau individu, dampak tejadinya peningkatan
dengan harapan adanya pesan tersebut, pengetahuan dari yang tidak tahu
maka masyarakat, kelompok atau menjadi tahu, sehingga dengan
individu dapat memperoleh dilakukannya pendidikan kesehatan
pengetahuan tentang kesehatan yang akan mudah diterima.
lebih baik.
Menurut jurnal penelitian 2. Perbedaan rerata sikap kelompok
Purnamasari, E.R (2012), hal ini dapat wanita usia berisiko sebelum dan
terjadi karena faktor yang sesudah dilakukan intervensi
mempengaruhi pengetahuan seseorang pendidikan kesehatan
bukan hanya pendidikan formal saja,
sebagaimana teori yang dikemukakan Dari hasil penelitian yang telah
Notoatmodjo (2007) bahwa beberapa dilakukan sikap kelompok wanita usia
faktor yang mempengaruhi berisiko terhadap pemeriksaan IVA
pengetahuan antara lain pengalaman, sebelum diberikan intervensi
pendidikan, penerimaan informasi dari pendidikan kesehatan dari 28 responden
pihak lain, dan pekerjaan, penerimaan menunjukan bahwa hanya 2 orang yang
informasi dari pihak lain dapat berupa menunjukan sikap yang baik, kemudian
penerimaan pendidikan dan dari sikap cukup sebanyak 6 orang,
berbagai sumber. Salah satu faktor yang sedangkan yang paling besar adalah

6
sikap yang kurang sebanyak 20 orang wanita usia berisiko untuk bersikap
(71.4%). Hal ini menunjukan bahwa setuju (favourable) melakukan deteksi
rendahnya sikap terhadap kanker dini kanker serviks bagi dirinya. Serta
serviks dan pemeriksaan IVA. keberhasilan pemberian pendidikan
tersebut tidak lepas dari beberapa faktor
Hal ini menunjukan masih yang melatarbelakangi mempengaruhi
rendahnya dan masih kurang sikap keberhasilan suatu pendidikan
wanita usia berisiko mengenai kanker kesehatan yaitu terdiri dari faktor
serviks dan pemeriksaan IVA. Menurut penyuluh, dan sasaran, dalam penelitian
peneliti hal ini dikarenakan masih ini peneliti telah menyiapkan materi
kurangnya pengetahuan terhadap dan menguasai materi serta dalam
pemeriksaan IVA sebagai deteksi dini penyampaian materi disertakan
kanker serviks itu sendiri sehingga pemutaran video dan menggunakan
belum bisa untuk mengambil sikap LCD, untuk sasaran telah ditentukan
yang positif mengenai pemeriksaan dari segi usia yang sama dan
tersebut. Hal ini didukung oleh pendidikan terakhir yang sama. Hal ini
Hermanto, Ade dan Suyanto (2016), sejalan menurut Dewi (2013) dan
mengatakan kemungkinan dapat terjadi menurut Notoadmodjo (2007), sikap
karena tingkat pengetahuan yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
kurang tentang kanker serviks dan yaitu pengalaman pribadi, lingkungan,
pemeriksaan IVA sehingga kebudayaan, media massa, lembaga
menyulitkan wanita usia berisiko pendidikan dan lembaga agama,
memutuskan respon sikap mana yang emosional dan orang lain yang
akan diambil. dianggap penting.
Sebelum dilakukan intervensi skor Penelitian ini didapatkan bahwa
rata-rata 1.36 dengan standar deviasi terdapat peningkatan sikap setelah
0.621 dan setelah diberikan intervensi diberikan pendidikan kesehatan, hal ini
skor rata-rata 2.61 dengan standar disebabkan oleh pengetahuan yang
deviasi 0.497, dari hasil tersebut didapatkan baik sehingga berpengaruh
didapatkan adanya peningkatan sikap terhadap peningkatan sikap juga.
dari kurang menjadi cukup dan Pengetahuan merupakan faktor yang
didapatkan p-value 0.000, sehingga H0 paling berhubungan karena faktor
ditolak dan H1 diterima dapat pengetahuan merupakan salah satu
disimpulkan bahwa ada pengaruh dalam komponen utama dalam teori Health
pemberian intervensi pendidikan Promotion Model Nolla J Pender yang
kesehatan terhadap peningkatan sikap akan mempengaruhi persepsi, sikap,
wanita usia berisiko. komitmen akan kebutuhan untuk
berubah sehingga akan menghasilkan
Hal ini dapat terjadi karena
perubahan perilaku yang lebih baik lagi.
beberapa faktor yang mendasari
sehingga sikap responden cenderung Sikap merupakan reaksi atau
positif yaitu kesadaran pribadi respon yang masih tertutup dari
responden tentang pentingnya skrining seseorang terhadap suatu stimulasi atau
kanker serviks, bertambahnya informasi objek. Sikap secara nyata menunjukkan
yang didapat setelah diberikan konotasi adanya kesesuaian reaksi
pendidikan kesehatan. Penambahan terhadap stimulus yang dalam
pengetahuan wanita usia berisiko kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
tentang kanker serviks dan pemeriksaan yang bersifat emosional terhadap
IVA (setelah mengikuti kegiatan stimulus sosial (senang-tidak senang,
pendidikan kesehatan) telah membuat

7
setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan kesehatan terhadap perilaku wanita
sebagainya) (Notoatmodjo, 2007). usia berisiko terhadap pemeriksaan
IVA.
3. Perbedaan rerata perilaku Berdasarkan hasil dari table 4.7
kelompok wanita usia berisiko menunjukan bahwa sebelum
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan
intervensi pendidikan kesehatan perilaku wanita usia berisiko dengan
mean 0.07 dan standar deviasi 0.262,
Dari hasil penelitian yang telah sedangkan setelah intervensi
dilakukan berdasarkan data pendidikan kesehatan didapatkan
diperoleh bahwa dari 28 responden mean 0.54 dan standar deviasi 0.508
sebelum diberikan pendidikan sehingga didapatkan hasil p value =
kesehatan yaitu sebanyak 26 orang 0,000, hal ini menunjukan bahwa
(92.9%) tidak bersedia melakukan terdapat perbedaan antara perilaku
pemeriksaan IVA dan 2 orang (7.1 sebelum dan sesudah diberikan
%) bersedia melakukan pemeriksaan intervensi pendidikan kesehatan.
IVA. Hasil yang didapatkan bahwa Terjadi peningkatan perilaku untuk
yang paling besar adalah perilaku melakukan pemeriksaan IVA
yang tidak bersedia melakukan sebagai deteksi dini kanker serviks,
pemeriksaan IVA. Hal ini didukung hal ini di perkirakan karena tingkat
penelitian yang dilakukan oleh antusias dari para responden yang
Dewi, Suryani dan Murdani (2013), cukup baik, karena responden baru
perilaku pemeriksaan IVA dari 40 pertama kali mendapatkan
orang wanita usia subur yang pendidikan kesehatan mengenai
menjadi sampel, sebagian besar 27 kanker serviks dan pemeriksaan
orang atau 67,5% tidak melakukan deteksi dini kanker serviks dengan
pemeriksaan IVA, sedangkan 13 menggunakan metode IVA.
orang atau 32,5 % lainnya Perilaku adalah suatu kegiatan
melakukan pemeriksaan IVA. Hal atau aktifitas yang bersangkutan
ini dapat terjadi karena tingkat yang merupakan tindakan atau
pengetahuan dari responden yang aktifitas manusia dari manusia itu
tidak cukup atau rendah, faktor sendiri yang mempunyai bentangan
lainnya rendahnya perilaku yang sangat luas baik yang dapat
responden untuk melakukan deteksi diamati langsung maupun yang tidak
dini kanker serviks adalah kurangnya langsung dapat diamati pihak luar
informasi. yang merupakan respon atau reaksi
Setelah diberikan pendidikan seseorang terhadap stimulus
kesehatan terhadap 28 responden (rangsangan dari luar). Perilaku baru
yaitu sebanyak 13 orang (46,4%) terjadi apabila terdapat rangsangan
tidak bersedia melakukan yang dapat menghasilkan respon
pemeriksaan IVA dan terjadi sehingga rangsangan tertentu akan
peningkatan bahwa wanita usia menghasilkan perilaku tertentu
berisiko yang bersedia untuk (Ambarika, Agoes & Kristianto,
melakukan pemeriksaan IVA yaitu 2015). Pendidikan kesehatan tentang
sebanyak 15 orang (53,6 %) kanker serviks merupakan kegiatan
dibandingkan dengan perilaku pendidikan kesehatan yang bertujuan
sebelum diberikan pendidikan mengajak masyarakat untuk mau
kesehatan. Hal ini menunjukan berpartisipasi aktif untuk melakukan
bahwa ada pengaruh dalam deteksi dini.
pemberian intervensi pendidikan

8
Menurut teori health langsung (berupa ucapan, tindakan,
promotion model dalam Purnamasari bahasa tubuh maupun tidak langsung
(2012), menyatakan proses (melalui kinerja atau hasil kerjanya.
pendidikan kesehatan akan terjadi Menurut Notoadmodjo (2007),
perubahan perilaku yang spesifik perilaku dapat dibedakan menjadi
dari segi kognitif dan afektif seperti perilaku tertutup dan perilaku
dalam penelitian ini wanita usia terbuka.
berisiko akan paham terhadap Dari hasil penelitian yang telah
tindakan yang dilakukan, seperti dilakukan untuk 13 responden yang
pentingnya pencegahan kanker tidak bersedia melakukan
serviks, pentingnya melakukan pemeriksaan IVA meskipun telah
pemeriksaan IVA. Pemahaman memiliki pengetahuan yang baik dan
terhadap upaya pencegahan akan telah mendapatkan informasi
membuat wanita usia berisiko mengenai pemeriksaan IVA sebagai
melakukan upaya perubahan deteksi dini kanker serviks hal ini
perilaku seperti menghindari faktor tidak secara langsung dapat
terjadi kanker serviks dan melakukan melakukan pemeriksaan karena dari
pemeriksaan IVA. Pengaruh hasil penilaian setelah intervensi
interpersonal (interpersonal factor) tersebut responden masih takut dan
merupakan salah satu faktor dalam malu karena berhubungan dengan
meningkatkan perilaku kesehatan pemeriksaan bagian reproduksi
menurut teori Nolla J Pender HPM wanita meskipun mereka ingin
(Health Promotion Model) yang melakukan pemeriksaan tersebut.
dapat menghasilkan perilaku, Hal ini mendukung penelitian oleh
kepercayaan maupun sikap penelitian Rahmawati (2016),
(Ambarika, Agoes & Kristianto, hambatan WUS dalam menggunakan
2015; Purnamasari, 2012). Sumber pelayanan kesehatan reproduksi
utama faktor interpersonal pada khususnya berhubungan dengan
peningkatan perilaku kesehatan kanker serviks adalah keadaan
adalah keluarga (orang tua dan ekonomi, perasaan malu, takut pada
saudara kandung), teman, dan proses pemeriksaan, takut akan rasa
petugas kesehatan termasuk dengan sakit yang ditimbulkan setelah
adanya dukungan sosial pemeriksaan, fasilitas kurang
mempengaruhi terwujudnya perilaku lengkap serta informasi dan
peningkatan kesehatan, dimana hal pengetahuan WUS yang kurang.
ini termasuk kedalam penelitian Hasil penelitian ini juga
karena dalam penelitian ini menunjang hasil penelitian Sarini
memberikan intervensi pendidikan (2011) yang mengatakan bahwa
kesehatan (Ambarika, Agoes, & tidak semua wanita yang bersikap
Kristianto, 2015). positif akan melakukan deteksi dini
Pendidikan kesehatan bukan kanker serviks, wanita yang bersikap
sekedar sebagai proses penyebaran positif terhadap nilai kesehatan tidak
informasi dan proses penerangan selalu terwujud dalam tindakan nyata
atau pemberian penjelasan tetapi dalam perilaku, karena sikap yang
juga sebagai proses perubahan mengacu pada pengalaman orang
perilaku. Proses perubahan perilaku lain atau didasarkan pada banyak
ini merupakan perwujudan dari atau sedikitnya pengalaman
pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang tersebut dalam
seseorang yang dapat diamati oleh perilakunya.
orang atau pihah lain, baik secara

9
KESIMPULAN DAN SARAN agar informasi dapat diterima dengan
baik oleh responden.
A. Simpulan
Ada pengaruh sebelum dan sesudah 2. Bagi Peneliti Lain
diberikan pendidikan kesehatan serta
perbedaan rata-rata terhadap pengetahuan, Penelitian ini membahas
sikap dan perilaku tentang IVA sebagai tentang pengetahuan, sikap dan
deteksi dini kanker serviks. perilaku diharapkan penelitian
selanjutnya dapat mengulas lebih
B. Saran banyak faktor-faktor yang
1. Bagi Instansi Kesehatan berhubungan dengan deteksi dini
a. Dinas Kesehatan Kota kanker serviks pada wanita usia
berisiko seperti faktor internal
Dinas Kesehatan Kota berupa motivasi dan eksternal
Palembang diharapkan lebih berupa dukungan suami. Dapat
ditingkatkan lagi untuk juga meneliti tentang faktor
berkoordinasi dengan berbagai pihak rendahnya pengetahuan wanita usia
lintas sektoral seperti institusi berisiko mengenai kanker serviks
pendidikan kesehatan (keperawatan, dan pemeriksaan IVA.
kedokteran dan kebidanan), LSM
yang ada, tempat PKK di Kota
Palembang, Yayasan Kanker
UCAPAN TERIMA KASIH
Indonesia (YKI), pemegang
kebijakan yang ada dalam rangka Penulis mengucapkan terima kasih yang
penyelenggaraan pembangunan di sebesar-besarnya kepada Fakultas
bidang kesehatan untuk Kedokteran Universitas Sriwijaya dan
meningkatkan dan melaksanakan dosen pembimbing atas bimbingan yang
program pembinaan pembangunaan diberikan kepada penulis selama
bidang kesehatan masing-masing melaksanakan penelitian ini.
sektor yang mendukung pendidikan
kesehatan kepada wanita khususnya DAFTAR PUSTAKA
tentang kanker serviks dan
pemeriksaan IVA. 1. Depkes, RI. (2008). Skrining Kanker
Leher Rahim Dengan Metode Inspeksi
b. Puskesmas Visual Dengan Asam Asetat. Jakarta:
Depkes RI .
Puskesmas diharapkan 2. Dewi , N.M.S, Suryani, N & Murdani,
meningkatkan dan lebih di giatkan P. (2013). Hubungan tingkat
lagi pendidikan kesehatan kepada pengetahuan dan sikap wanita usia
wanita usia berisiko khususnya subur (WUS) dengan pemeriksaan
mengenai kanker serviks dan inspeksi visual asam asetat (IVA) di
pemeriksaan IVA secara terstruktur puskesmas Buleleng 1. Jurnal Magister
dan berkala dalam upaya menekan Kedokteran Keluarga, Vol 1, No (1),
angka kejadian kanker serviks. hal 57-66.
Pendidikan kesehatan tidak hanya 3. Dewi, A.P.S. (2013). Pengaruh
untuk memberikan saran atau Penyuluhan Kanker Serviks Terhadap
himbauan kepada masyarakat tetapi Sikap Pemeriksaan Inspeksi Visual
sebaiknya juga berupa ajakan untuk Asam Asetat Pada Ibu-Ibu Di RW 4
berpartisipasi. Pada saat melakukan Kretek Rowokele Kebumen 2013.
pendidikan kesehatan dapat 4. Djuwantono, T., Permadi, W., &
menyiapkan tempat yang kondusif Ritonga, M.A. (2011). Bandung

10
controversies consensus in obstetrics & 12. Kustiyati, S., &Winarni. (2011).
gynecology. Jakarta : Sagung Seto. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
5. Direktorat Jendral PP & PL dengan Metode IVA di wilayah Kerja
Departemen Kesehatan RI. (2009). Puskesmas Nghoresan Surakarta.
Buku Saku Pencegahan Kanker Leher GASTER, Vol. 8, (1), 681 694.
Rahim & Kanker Payudara. Direktorat 13. Mahanani, P.R. (2016). Pengaruh
Pengendalian Penyakit Tidak Menular: Pendidikan Kesehatan Terhadap
Departemen Kesehatan RI. Tingkat pengetahuan dan Sikap WUS
http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_d dalan Melakukan Pemeriksaan IVA
ownload/bukusaku_kanker.pdf. Diakses Di Desa Pabelan. Skripsi Fakultas
pada tanggal 01 Oktober 2016. Kesehatan Universitas Muhammdiyah
6. Fauziah, R.M., Wirawan, J.P., Lorianto, Surakarta.
R., Utari, A.P., Cahyanur, R., & http://eprints.ums.ac.id/46217/4/HAL
Budiningsih, S. (2011). Deteksi dini AMAN%20DEPAN.pdf diakses pada
kanker serviks pada pusat pelayanan tanggal 30 Desember 2016.
primer di lima wilayah DKI Jakarta. J 14. Maharsie, L. & Indrawati. (2012).
Indon Med Assoc, Volume: 61(11), Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
447-452. Kanker Serviks Dengan Keikutsertaan
7. Herniyatun, Astutiningrum, D, & Ibu Melakukan IVA di Kelurahan
Nurlaila. (2009). Efektivitas Edukasi Jebres Surakata. GASTER, Vol.9 (2),
Peer Group Terhadap Perubahan 46-54.
Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan 15. Mulyati, S., Suwarsa, O., & Arya,
Dalam Pencegahan Kanker Serviks di I.F.D. (2015). Pengaruh Media Film
Kabupaten Kebumen. Jurnal Ilmiah Terhadap Sikap Ibu Pada Deteksi Dini
Kesehatan Keperawatan, Volume 5 (2), Kanker Serviks. Jurnal Kesehatan
92-100. Masyarakat. 11 (1), 16-24.
8. Irmayani. (2014). Faktor resiko yang 16. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi
berhubungan dengan lesi prakanker Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Rineka
serviks pada WPS tidak langsung Cipta:Jakarta.
diwilayah kerja puskesmas meninting. 17. __________. (2010). Promosi
Jurnal kesehatan prima, Vol 8 (2), Kesehatan: Teori & Aplikasi. Jakarta :
1279-1290. PT. Rineka Cipta.
9. Ismarwati, Sutaryo, I.M.S & 18. Novrianti, Q. (2012). Studi Komparasi
Widyatama, R. (2011). Promosi Pendidikan Kesehatan Melaui Metode
kesehatan dalam meningkatkan Ceramah dan Peer Edication
pengetahuan, sikap dan perilaku deteksi Terhadap Perilaku Remaja dalam
dini kanker serviks pada ibu-ibu angota Menangapi Perubahan Sistem
pengajian. Berita kedokteraan Reproduksi di Smp N 3 Sewon Bantul
masyarakat. Vol. 27 (2), 66-74. Yogyakarta. Stikes Aisyah
10. Juanda. D, & Kesuma. H. (2015). Yogyakjarta.
Pemeriksaan Metode IVA (Inspeksi 19. Pangesti, N.A., Cokroaminato &
Visul Asam Asetat) Untuk Nurlaila. (2012). Gambaran
Pencegahan Kanker Serviks. Jurnal karakteristik wanita usia subur (WUS)
Kedokteraan dan Kesehatan, Volume yang melakukan pemeriksaan inspeksi
2 (2), 169-174. asam asetat (IVA) di puskesmas
11. Kumalasari, I., & Andhyantoro, I. karanganyar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
(2012). Kesehatan Reproduksi Untuk Keperawatan, Volume 8 (2), 81-94.
Mahasiswa Kebidanan dan 20. Purnamasari, E.RW. (2012). Pengaruh
Keperawatan. Jakarta : Salemba Pendidikan Kesehatan Pada Orang
Medika. Tua Terhadap Pengetahuan dan

11
Kepatuhan Kunjungan Ulang Balita
Dengan Pneumonia Di Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu. Tesis
Universitas Indonesia.
21. Rasjidi, I. (2009). Deteksi Dini dan
Penceahan Kanker Pada Wanita.
Jakarta : Sagung Seto.
22. . ( 2008). Manual prakanker
serviks. Jakarta : Sagung Seto.
23. Sastrosudarmo, W.h. (2008). Kanker
The Silent Kanker. Cetakan Edisi I.
Jakarta : Graha Media.
24. Sekarsiwi, A & Triana, N.Y. (2013).
Kualitas Hidup Klien Kanker Serviks
Yang Melakukan Kemoterapi di
Ruang Bougenvil RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo. Hal 20-28.
25. Septadina, I.S., Kesuma, H.,
Handayani, D., Suciati, T., & Liana,
P. (2014). Upaya Pencegahan Kanker
Serviks Melalui Peningkatan
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Wanita dan Pemeriksaan Metode
IVA( Inspeksi Visual Asam Asetat)
di Wilayah Kerja Puskesmas Kenten
Palembang. Jurnal Pengabdian
Sriwijaya. Hal 222-228.
26. Sulastri, Romadani, D.I., & Andari,
I.A. (2013). Efektifitas promosi
kesehatan sebagai deteksi dini kanker
serviks untuk menurunkan angka
kematian. Hal 149-154.
27. Sulistiowati. E, & Sirait. A.M. (2014)
. Pengetahuan tentang faktor resiko,
perilaku dan deteksi dini kanker
serviks dengan inspeksi visual asam
asetat (IVA) pada wanita di
kecamatan bogor tengah, kota bogor.
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 42 (3),
193-202.
28. WHO. (2014). Comprehensive
Cervical Cancer Control.

12
13

You might also like