You are on page 1of 4

PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL DARI EKSTRAK

ETANOLIK DAUN BENALU MANGGA


(Dendrophthoe pentandra L. Miq)
1
Rizki Yulianti R, Amaliah Dahlia, 2Aktsar Roskiana Ahmad
1
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Email: 1rizki_ratulangi@yahoo.com, dahliaamalia@yahoo.co.id,
2
aktsar.roskiana@umi.ac.id,

ABSTRACT
Mistletoes (Dendrophthoe pentandra L. Miq) is one of the medicine plant which used
traditionally to remedy the various of disease. Empirically, communities used mistletoes
leaves as cough, tonsillitis, measles, cancer, diuretic, and pain relievers. This research is
aimed to determine total flavonoid content in extract of mistletoes leaves (Dendrophthoe
pentandra L. Miq). Extraction has done with Thin Layer Cromathography (KLT) method
to determine active content which in sample. Analysis of chemistry content in ethanolic
extract of mistletoes leaves show are flavonoid content. Content of total flavonoid with
Chang et al., 2002 method using UV-Vis spectrophotometry at a wavelength of 440 nm.
From this research result 39.713 g ethanolic extract with percent of extract rendamen is
6.109% from 650 g dry powder of mistletoes leaves. The results of total flavonoid of
ethanolic extract of mistletoes leaves is 2.48% calculated as quercetin.

Keywords : Mistletoes leaves, Dendrophthoe pentandra L. Miq, Total Flavonoid, Quercetin

I. PENDAHULUAN antibakteri, antivirus, antiradang, antialergi


Latar Belakang dan antikanker, di antaranya benalu mangga.
Penggunaan obat tradisional telah Benalu merupakan salah satu tumbuhan yang
lama digunakan sejak zaman dahulu hingga cukup menjanjikan dan masih membutuhkan
sekarang, baik di negara maju maupun yang eksplorasi lebih lanjut. Selain dapat
sedang berkembang. Menurut World Healthy digunakan dalam sediaan tradisional (jamu),
Organization (WHO), hampir 80 % umat benalu juga berpeluang dijadikan sebagai
manusia, menggantungkan dirinya pada fitofarmaka (Artanti et al., 2006).
tumbuh-tumbuhan sebagai bahan obat dalam Benalu yang merupakan tumbuhan
memelihara kesehatannya (Choirul, 2003). parasit, ternyata berpotensi sebagai
Pemakaian bahan herbal alami antikanker. Salah satu senyawa yang
untuk menangani penyakit dipercaya dapat terkandung dalam benalu dan beraktivitas
membantu memberikan efek kesembuhan antikanker adalah flavonoid (Ikawati, et al.,
dengan memanfaatkan metabolit sekunder 2008).
yang dihasilkan seperti, flavonoid. Pada penelitian sebelumnya, ekstrak
Flavonoid merupakan senyawa etanolik daun benalu mangga (Dendrophthoe
polifenol yang mengandung 15 atom karbon pentandra L. Miq) memiliki aktivitas
dalam inti dasarnya yang tersusun dalam antiradikal bebas (Fajriah, et al., 2007).
konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin Berdasarkan uraian tersebut, maka
aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga perlu dilakukan penelitian yang lebih intensif
karbon yang dapat atau tak dapat membentuk mengenai pengujian kadar flavonoid total
cincin ketiga (Markham, 1988). dari ekstrak etanolik daun benalu mangga,
Menurut penelitian Artanti et al., sehingga potensi tumbuhan ini sebagai bahan
(2006) menyatakan bahwa sejumlah tanaman baku obat untuk pencegahan maupun
obat yang mengandung flavonoid telah di pengobatan berbagai penyakit dapat lebih
laporkan memiliki aktivitas antioksidan, dikembangkan dengan maksimal.

14
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 1 No.1
II. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pengambilan Sampel 5. Uji Kuantitatif Flavonoid
Sampel daun benalu mangga a. Pembuatan larutan standar kuersetin
(Dendrophthoe pentandra L. Miq) diambil Ditimbang sebanyak 25 mg baku
dari inangnya, dikumpulkan kemudian standar kuersetin dan dilarutkan dalam 25 mL
dipisahkan daunnya. Setelah itu dilakukan etanol 96%. Larutan stok dipipet sebayak 1
sortasi basah untuk menghilangkan tanah dan mL dan dicukupkan volumenya sampai 10
pengotor lainnya yang masih menempel pada mL dengan etanol 96% untuk 1000 ppm.
sampel. Dipipet kembali 5 mL kemudian dicukupkan
volumenya sampai 50 mL dengan etanol
2. Pengolahan Sampel 96%. Dari larutan standar kuersetin 100 ppm,
Daun benalu mangga kemudian dibuat beberapa konsentrasi yaitu 2
(Dendrophthoe pentandra L. Miq) yang telah ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm. Dari
diambil dilakukan pengubahan bentuk masing-masing konsentrasi larutan standar
dengan cara dipotong-potong kecil, kuersetin ditambahkan 3 mL etanol 96%, 0,2
selanjutnya dikeringkan dengan cara diangin- mL AlCl3, 0,2 mL kalium asetat 1 M, dan 5,6
anginkan selama beberapa hari pada udara mL aquabidestillata. Setelah itu diinkubasi
terbuka dengan tidak terkena sinar matahari selama 30 menit pada suhu kamar dan diukur
langsung. Setelah kering sampel ditimbang absorbansinya pada spektrofotometer UV-
dan dicatat berat keringnya kemudian Visible dengan panjang gelombang 440 nm.
diserbukkan setelah itu ditimbang kembali
berat serbuk, berat sampel serbuk yang b. Pembuatan larutan sampel
diperoleh yaitu 650 gram. Kandungan flavonoid total merujuk
pada prosedur Chang et al., (2002) dengan
3. Ekstraksi Sampel beberapa konsentrasi menggunakan kuersetin
Sebanyak 650 gram serbuk daun sebagai standar. Ditimbang ekstrak etanolik
benalu mangga (Dendrophthoe pentandra L. daun benalu mangga sebanyak 25 mg dan
Miq) dimasukkan ke dalam wadah maserasi, dilarutkan dalam 25 mL etanol 96%. Dari
ditambahkan pelarut etanol 96% hingga larutan stok dipipet sebayak 1 mL dan
serbuk simplisia terendam dengan volume dicukupkan volumenya sampai 10 mL
etanol 2 liter, dibiarkan selama 3-4 hari. dengan etanol 96%. Kemudian dipipet 1 mL
Setelah proses ekstraksi selesai diperoleh dan ditambahkan 3 mL etanol 96%, 0,2 mL
ekstrak kental sebanyak 800 mL untuk hasil AlCl3, 0,2 mL kalium asetat 1 M, dan 5,6 mL
saringan pertama kemudian hasil remaserasi aquabidestillata. Setelah itu diinkubasi
yaitu 600 mL. Ekstrak kental yang telah selama 30 menit pada suhu kamar dan diukur
dikumpulkan lalu diuapkan dengan absorbansinya pada spektrofotometer UV-
menggunakan alat water bath dan hair drayer Visible dengan panjang gelombang 440 nm.
hingga diperoleh ekstrak etanolik kering, Larutan sampel dibuat dalam tiga kali
hasil ekstrak etanolik kering yang diperoleh replikasi.
sebanyak 39,713 gram.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Uji Kualitatif Flavonoid Sampel daunbenalu manga 650 gram
Untuk uji kualitatif flavonoid, diekstraksi secara maserasi yaitu
dilakukan analisis KLT. Ekstrak etanolik menggunakan pelarut etanol sebanyak 2 L,
daun benalu mangga dilarutkan dengan menghasilkan ekstrak kental etanol yaitu
etanol 96% kemudian ditotolkan pada 39,713 gram dengan persen rendamen
lempeng KLT. Lempeng dimasukkan dalam sebesar 6,109%.
chamber yang berisi eluen n-heksan : etil Identifikasi golongan senyawa kimia
asetat (1 : 9). Bercak diamati dibawah sinar menggunakan KLT F254 dengan fase gerak n-
UV366 nm. Kemudian disemprot dengan heksan:etil asetat (1:9). Kemudian disemprot
reagen atau pereaksi spesifik. Pereaksi yang pereaksi spesifik sitroborat dan AlCl3,
sering digunakan untuk identifikasi flavonoid tampak 2 bercak berpendar kuning kehijauan
sebagai pereaksi semprot dalam KLT adalah dibawah UV366 nm dengan nilai Rf1 0,9 dan
AlCl3dan sitroborat yang akan memberikan Rf2 0,6. Hasil skrining fitokimia pada ekstrak
warna kuning (Mabry et al., 1970). etanolik daun benalu mangga, menunjukkan

15
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 1 No.1
bahwa sampel positif mengandung senyawa pembanding dalam analisis kuantitatif pada
flavonoid. pengukuran kandungan senyawa flavonoid
kuersetin terhadap ekstrak etanolik daun
benalu mangga.
1
1 Tabel 2. Hasil pengukuran absorbansi
2
standar kuersetin
2 Konsentrasi Absorbansi() 440 nm
(g/mL)
2,0 0,067
4,0 0,078
6,0 0,092
8,0 0,106
(a) (b) 10,0 0,118
Gambar 1. Profil KLT ekstrak etanolik daun
benalu mangga
Keterangan :
Fase diam : Silika gel 60 F254
Fase gerak : n-heksan-etil asetat (1:9)
(a) Deteksi UV366 dan pereaksi semprot AlCl3
(b) Deteksi UV366 dan pereaksi semprot
Sitroborat

Tabel 1. Hasil uji kualitatif senyawa


flavonoid ekstrak etanolik daun benalu
mangga
Sampel AlCl3 Sitroborat Hasil
UV366 nm UV366 nm Pengamatan
(Flavonoid) Gambar 2. Kurva linier konsentrasi
Ekstrak kuersetin pada 440 nm
Etanolik Warna Warna +
Daun Kuning Kuning Tabel 3. Hasil pengukuran absorbansi
Benalu ekstrak etanolik daun benalu manga
Mangga
Sampel Absorbansi
Penentuan kadar flavonoid dengan
menggunakan metode Chang pada tahun Replikasi I Replikasi Replikasi
2002 dan sebagai pembanding digunakan II III
baku standar kuersetin. Kemudian dilakukan Ekstrak
optimasi panjang gelombang untuk Etanolik 0,0903 0,0946 0,0967
menentukan maksimum yang akan Daun Benalu
digunakan dalam pengukuran pada Mangga
spektrofotometri UV-Vis. Hasil pengukuran
diperoleh panjang gelombang maksimum
yaitu 440 nm. Tabel 4. Hasil pengukuran kadar flavonoid
Hasil pengukuran absorbansi larutan total ekstrak etanolik daun benalu manga
standar kuersetin pada beberapa konsentrasi
(ppm) yaitu 2, 4, 6, 8 dan 10 diperoleh Kandungan Flavonoid
hubungan yang linear antara absorbansi flavonoid total (g. %Kadar
dengan konsentrasi yaitu sebesar 0,9983. Replikasi
awal QE/g. flavonoid
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai (mg/mL) eks)
intersep sebesar 0,0065 dan nilai slope
1 0,0057 0,0228
sebesar 0,0532 sehingga persamaan kurva
baku adalah y = 0,0065x + 0,0532. 2 0,0063 0,0252
2,48 %
Persamaan tersebut digunakan sebagai 3 0,0066 0,0264

16
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 1 No.1
Flavonoid total pada ekstrak etanolik 5. Ditjen POM. 1979. Farmakope
daun benalu mangga diperoleh dengan cara indonesia. (Edisi III). Jakarta: Depkes
memasukkan nilai absorbansi pada kurva RI.
standar kuersetin sehingga hasil dari besar
flavonoid total ekstrak etanolik daun benalu 6. Ditjen POM. 1986. Sediaan galenik.
mangga yaitu sebesar 2,48%. Jakarta: Depkes RI.
Pada penelitian yang dilakukan
Fajriah tahun 2007 menunjukkan adanya 7. Ditjen POM. 2000. Parameter standar
korelasi linear antara flavonoid dengan umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta:
aktivitas antioksidan. Sehingga tingginya Depkes RI.
kadar flavonoid ekstrak etanolik daun benalu
mangga, sejalan dengan aktivitas antioksidan 8. Fajriah, A. D., Andini, S., Artanti, N.
yang diperoleh nilai IC50 yaitu 25,40 g/mL. 2007. Isolasi senyawa antioksidan dari
ekstrak etil asetat daun benalu
IV. KESIMPULAN (Dendrophthoe pentandra) yang tumbuh
Berdasarkan hasil penelitian yang pada inang lobi-lobi. Pusat Penelitian
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan
bahwa daun benalu mangga (Dendrophthoe Indonesia Kawasan Pusitek. Serpong.
pentandra L. Miq) mengandung senyawa
flavonoid total sebesar 2,48% dihitung 9. Harborne, J.B. 1987. Metode fitokimia.
terhadap atau sebagai kuersetin. (Edisi 2). Penerjemah: K. Padmaewinata
dan I. Soediro. Bandung: Penerbit ITB.
DAFTAR PUSTAKA
1. Artanti, N. M., Hanafi, M. Y. 2006. 10. Ikawati, M., Wibowo, A.E., Octa, N.S.
Isolation and identification of active Adelina, R., 2008. Pemanfaatan benalu
antioxsidant compound from star fruit sebagai agen antikanker. Yogyakarta:
mistletoe Dendrophthoe pentandra Universitas Gadjah Mada.
(Ethanol extract, Journal of aplied
sciences 6(8) 1659-1663) (online), 11. Khopkar. 1990. Konsep dasar kimia
diakses 10 september 2013. analitik. Jakarta: UI Press.

2. Chang, C. C., Yang, M. H., Wen, H. M., 12. Mabry,T.J., Markham, K.R. & Thomas,
Chern, J. C., 2002. Estimation of total M.B. 1970. The systematic identification
flavonoid content in propolis by two of flavonoid. Berlin: Spinger-Verlag.
complementary colorimetric methods. J
Food Drug Ana. 10:178-182. 13. Markham, K.H., 1988. Cara
Mengidentifikasi Flavonoid. (Edisi 2).
3. Choirul. 2003. Berita Biologi : Jurnal Penerjemah: K. Padmaewinata dan I.
Ilmiah Nasional. Pusat Penelitian Soediro. Bandung: Penerbit ITB.
Biologi, Vol. 6 No. 4.

4. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia. Direktorat Pengawasan Obat
Tradisional. 2000. Parameter standar
umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta:
Depkes RI.

17
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 1 No.1

You might also like