You are on page 1of 4

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian serta pembahasan yang telah dikemukakan
dan dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:

5.1.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap
pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan individu/klien (Nursalam,2009:29).
Pada pengkajian tanda dan gejala anemia ditemukan adanya kesamaan
antara teori dan kasus. Pada teori, tanda dan gejala yang terjadi pada klien
anemia lemah dan mengantuk, pusing, pucat, lelah, sakit kepala, nafsu
makan turun dan anoreksia, mual dan muntah, penurunan kualitas rambut
dan kulit, sklera tampak pucat. Klien juga mengalami pre eklamsia yang
dimana telah di rujuk oleh pihak puskesmas. Di pengkajian ditemukan klien
mengatakan merasakan sering pusing atau sakit kepala/pening, dan susah
tidur. Keadaan umum yang didapatkan bahwa klien tampak lemas, tampak
pucat, TTV: TD=160/110 mmhg, N=95x/m, S=36C, RR=22x/m, Nilai
Protein urin +3. Ditemukan kesamaan antara teori dan kasus yaitu hipertensi
dan peningkatan protein pada urin yaitu karena pasien mengalami pre
eklamsia.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah suatu persyaratan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
atau kelompok dimana perawata secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
menurunkan, membatasi, mencegah dan mengubah (Nursalam,2009: 59)
Dari empat diagnosa keperawatan menurut teori dan kasus yang didapat
memiliki perbedaan diagnosa. Pada teori dan kasus hanya ditemukan
kesamaan diagnosa yang di dapatkan pada klien Ny. M di UPTD Puskesmas
Kereng Bangkirai Palangka Raya yaitu gangguan perfusi jaringan perifer.
Pemilihan diagnosa tersebut penulis ambil karena berdasarkan data-data
yang menunjang yaitu berupa keluhan utama pasien dan hasil pemeriksaan
fisik serta pemeriksaan penunjang lain yaitu hasil pemeriksaan lab yang
didapat bahwa nilai HB klien adalah 8,2 g/dl.

5.1.3 Intervensi
Perencanaan adalah suatu perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien
atas tindakan yang dilakukan oleh perawat. Yang perlu mempersiapkan atau
langkah-langkah untuk membuat suatu perencanaan adalah pengumpulan
data, mengidentifikasi masalah yang dijadikan diagnosa, menetapkan
tujuan-tujuan yang dilakukan, mengidentifikasi hasil dan yang terakhir
penulis memilih perencanaan keperawatan untuk mencapai hasil dan tujuan
yang diinginkan.
Pada teori diagnosa Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang,
pada intervensinya terdapat perbedaan antara intervensi diagnosa teori dan
kasus yang ada karena menyesuaikan dengan keadaan klien saat itu.
Pada kasus diagnosa yang kedua gangguan pola tidur berhubungan
dengan perubahan tingkat aktifitas, stress psikologis, ketidakmampuan
untuk mempertahankan ketidaknyamanan tidak terdapat pada teori sehingga
intervensi direncanakan sesuai dengan keluhan yang klien alami guna
mengatasi masalahnya.

5.1.4 Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik (Nursalam, 2007). Pelaksanaan keperawatan adalah
tahap pada tindakan yang nyata yang dilakukan perawat kepada pasien
mengacu pada perencanaan/intervensi.
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada Ny. M dilakukan sesuai
dengan rencana keperawatan yang telah di susun berdasarkan prioritas
masalah yang dialami klien. Dalam pelaksanaan disesuaikan dengan rencana
tindakan yang telah disusun bersama pasien dan dilakukan dengan
berkaloborasi bersama tim medis dan mengikut sertakan keluarga pasien.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan keperawatan adalah kerja sama
pasien, keluarga, dan tim kesehatan lainnya. Tidak ada faktor penghambat
dalam pelaksanaan.

5.1.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana keperawatan dan pelaksanaan yang sudah dicapai.
Dari diagnosa keperawatan pada klien sebagian tujuan dan kriteria hasil
masih belum tercapai. Evaluasi yang menjadi acuan penulis dalam
menentukan keberhasilan intervensi adalah mengobservasi kembali pada
pasien selama proses implementasi yang telah dilakukan, dan sebagian
evaluasi dinilai saat klien kembali kerumahnya. Hari pertama dan kedua
terlihat perbedaan, karena klien mengatakan pusingnya berkurang dan klien
bisa tidur walaupun sering terbangun. Jadi, dari evaluasi yang didapat yaitu
klien menjadi lebih baik dari hari dibandingkan saat klien datang ke
Puskesmas Kereng Bangkirai untuk memeriksakan diri.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan agar dapat meningkatkan kegiatan
pembelajaran dan pendalaman materi kepada mahasiswa/mahasiswi tentang
teori-teori dan penerapannya pada lahan praktek, dan diharapkan
mahasiswa/mahasiswi untuk selalu memperhatikan setiap pelajaran yang
diberikan oleh dosen dengan sebaik-baiknya untuk dapat diterapkan saat
berada di lahan praktik. Penulis berharap laporan studi kasus ini dapat
menambah informasi bagi pembaca dan menambah pengetahuan mengenai
preeklampsia pada ibu hamil khususnya bagi mahasiswa/mahasiswi
STIKES Eka Harap.
5.2.2 Bagi Puskemas
Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas diharapkan dapat menerapkan dan
melaksanakan asuhan keperawatan dengan sebaik-baiknya pada setiap
pasien terutama dengan masalah preeklampsia. Penulis berharap dengan
adanya laporan studi kasus ini dapat menjadi masukan untuk meningkatkan
kualitas dan mutu pelayanan di Puskesmas.
5.2.3 Bagi Profesi
Penulis berharap dengan adanya studi kasus ini dapat menjadi acuan
bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperwatan semaksimal mungkin
bagi setiap pasien khususnya ibu hamil dengan preeklampsia.

You might also like