You are on page 1of 18

1

PENGARUH FAKTOR POLITIK, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN


KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENERAPAN
TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris atas SKPD Pemerintah Kota Padang)
Deddi fardian
Fakultas Ekonomi Akuntansi
Universitas Negeri Padang

In Indonesia, studies on implementation of transparency of financial reporting are still very few and
limited. Based on a survey conducted in city govermenet of padang, the purpose of this study is to explore
a conceptual model developed to explain the relationship between political factor, environmental
uncertainty, competence of human resources and transparency of financial reporting. Theoretical
development and interpretation of this research is drawn from institutional theory. The samples of this
study consist of 16 SKPD that have departement format in city government of padang. This study uses
qualitative. Partial Least Square (PLS) was used to analyze the proposed model and relationships. Content
analysis was used to capture the phenomenon of isomorphism that occurred in implementation of the
transparency of financial reporting. This study provides evidence that the implementation of transparency
of financial reporting in city government of padang is influenced by political factor, environmental
uncertainty and management commitment. The major contribution of this research is to provide an
understanding of the factors that affect the application of the transparency of financial reporting, which in
turn could be used to formulate government policy in the future

1. PENDAHULUAN kepentingan (stakeholders) (Hess, 2007).


Pada masa otonomi daerah sekarang Masyarakat memiliki hak dasar untuk tahu
ini, pengelolaan keuangan negara (basic right to know) dan memperoleh
merupakan hal yang sangat wajib di informasi mengenai apa yang sedang
transparansikan. Otonomi daerah dapat dilakukan pemerintah, dan mengapa suatu
menciptakan efisiensi dan efektifitas kebijakan atau program dilakukan serta
pengelolaan sumber daya daerah, bagaimana organisasi menjalankan
meningkatkan kualitas pelayanan umum dan operasionalnya.
kesejahteraan rakyat, serta membudayakan
dan menciptakan ruang bagi rakyat untuk Transparansi adalah memberikan
ikut berpartisipasi dalam proses informasi keuangan yang terbuka dan jujur
pembangunan (Mardiasmo, 2002). Isu yang kepada masyarakat berdasarkan
paling penting dalam pemerintahan yaitu pertimbangan bahwa masyarakat memiliki
bagimana membentuk sebuah organisasi hak untuk mengetahui secara terbuka dan
pemerintahan yang dikelola dengan baik menyeluruh atas pertanggungjawaban
(good governance). Untuk mencapai suatu pemerintah dalam pengelolaan sumber daya
pengelolaan pemerintahan yang baik yang dipercayakan kepadanya dan
terutama dalam bagian keuangan, ketaatannya pada peraturan perundang-
dibutuhkan sebuah transparansi laporanan undangan (KK, SAP,2005). Tidak adanya
keuangan dalam pengelolaannya. Dalam transparansi publik akan menimbulkan
mekanisme tata kelola, pelaporan keuangan dampak negatif yang sangat luas dan dapat
memiliki dua tujuan, yaitu organisasi yang merugikan masyarakat. Dampak negatif
transparan dan keterlibatan pemangku yang akan timbul dikarenakan tidak adanya
2

transparansi adalah dapat menimbulkan mewujudkan konsep reformasi birokrasi dan


distorsi dalam alokasi sumber daya, tata kelola pemerintahan yang baik (good
memunculkan ketidakadilan bagi government governace) yang dimana konsep
masyarakat, menyuburkan praktik-praktik tersebut sudah diwadahi dalam ketiga paket
korupsi, penyalahgunaan wewenang dan undang-undang reformasi keuangan serta
kekuasaan. Pada tahun 2012, tingkat korupsi peraturan-peraturan dibawahnya. Namun
di Indonesia masih sangat tinggi tinggi, upaya organisasi dalam mewujudkan
yaitu dengan CPI (Corruption Perceptions transparansi sangat di pengaruhi oleh
Index) sebesar 3,0 (dengan kisaran 0-10) kebutuhan dan kepentingan para
(Transparency.org). Hal ini dapat dijadikan stakeholder, karena sudah merupakan
salah satu gambaran bahwa penerapan kewajiban moral, sosial dan hukum dari
transparansi pelaporan keuangan di organisasi (Freeman 1984 dalam M.Ridha
Indonesia masih sangat rendah 2012). Menurut teori intitusional (DiMaggio
dan Powell, 1983 dalam M.Ridha 2012)
Pelaksanaan laporan keuangan yang organisasi akan merespon tekanan dan
transparan adalah dorongan yang bersifat upaya dalam mendapatkan legitimasi
internal maupun eksternal yang tidak bias di tersebut ke dalam manajemen yang berbeda-
tawar-tawar. Hal ini bertujuan untuk beda. Karena adanya hubungan kepentingan

antara organisasi dengan isomorfisme terjadi dan berpengaruh positif


stakeholders, maka penerapan transparansi terhadap organisasi publik.
pelporan keuangan akan di pengaruhi oleh
faktor-faktor dalam teori institusional yaitu
dapat berupa factor politik, tekanan Maka berdasarkan fenomena yang
eksternal, jumlah anggaran, ketidakpastian diuraikan diatas, maka penulis tertarik
lingkungan, komitmen management dan melakukan penelitian mengenai Penerapan
kompetensi sumber daya manusia transparansi Pelaporan Keuangan SKPD
(DiMaggio dan Powell, 1983 dalam yang berjudul Pengaruh Faktor Politik,
Ketidakpastian Lingkungan dan
M.Ridha 2012). M. Ridha dan Basuki
Kompetensi sumber daya manusia
(2012) meniliti faktor-faktor yang terhadap penerapan transparansi
berpengaruh terhadap transparansi laporan pelaporan keuangan
keuangan di daerah DI. Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang yang
Terdapat pengaruh yang signifikan antara telah diuraikan diatas dan sesuai dengan
tekanan eksternal, ketidakpastian lingkungan judul yang penulis kemukakan, maka yang
dan komitmen management terhadap menjadi permasalahan dalam penelitian ini
adalah:
transparansi laporan keuangan yang
1. Sejauhmana pengaruh Faktor Politik
merupakan bentuk penerapan teori terhadap Penerapan Transparansi
intitusional dalam fenomena institusional Pelaporan Keuangan?
isomorfisme. Jadi berdasarkan penilitan di
atas dapat disimpulkan bahwa fenomena
3

2. Sejauhmana pengaruh Ketidakpastian Stiglitz (1999) menyatakan bahwa


lingkungan terhadap Penerapan transparansi dan akuntabilitas merupakan
Transparansi Pelaporan Keuangan? hak asasi setiap manusia. Transparansi
3. Sejauhmana pengaruh Kompetensi secara luas berarti melakukan tugas dengan
SUmber daya Manusia Terhadap cara membuat keputusan, peraturan dan
Penerapan Transparansi Pelaporan informasi lain yang tampak dari luar (Hood,
Keuangan? 2010). Hood (2007) menyatakan bahwa
Berdasarkan perumusan masalah transparansi sebagai sebuah konsep
diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mencakup transparansi peristiwa atau
memperoleh bukti empiris tentang: kejadian (informasi yang terbuka tentang
1. Pengaruh Faktor Politik terhadap input, output, dan outcome), transparansi
Penerapan Transparansi Pelaporan proses (informasi yang terbuka tentang
Keuangan. transformasi yang berlangsung antara input,
2. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan output, dan outcome), transparansi real-time
terhadap Penerapan Transparansi (informasi yang dirilis segera), atau
Pelaporan Keuangan. transparansi retrospektif (informasi tersedia
3. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya berlaku surut). Rawlins (2006) memberikan
Manusia terhadap Penerapan tambahan pada definisi yang diberikan oleh
Transparansi Pelaporan Keuangan. Heise (1985) dalam Rawlins (2008).
2. TELAAH LITERATUR DAN Definisi transparansi secara operasional
PENGEMBANGAN HIPOTESIS adalah sebagai berikut:
Teori Institusional Transparansi adalah upaya yang
Teori institusional (Institutional secara sengaja menyediakan semua
Theory) atau teori kelembagaan core idea- informasi yang mampu dirilis secara legal
nya adalah terbentuknya organisasi oleh baik positif maupun negatif secara akurat,
karena tekanan lingkungan institusional tepat waktu, seimbang, dan tegas, dengan
yang menyebabkan terjadinya tujuan untuk meningkatkan kemampuan
institusionalisasi. Zukler (1987) dalam penalaran publik dan mempertahankan
Ridha (2012), menyatakan bahwa ide atau tanggung jawab organisasi atas tindakan,
gagasan pada lingkungan institusional yang kebijakan, dan praktiknya..
membentuk bahasa dan simbol yang Indikator Penerapan Transparansi
menjelaskan keberadaan organisasi dan Pelaporan Keuangan
diterima (taken for granted) sebagai norma- Indikator penilaian transparansi
norma dalam konsep organisasi. pelaporan keuangan adalah penyampaian
Penerapan Transparansi Pelaporan informasi keuangan yang dirilis secara legal
Keuangan naik positif maupun negative, akurat, tepat
Transparansi adalah memberikan waktu, seimbang dan tegas. Dan pencapaian
informasi keuangan yang terbuka dan jujur kerja dari organisasi berupa input, output,
kepada masyarakat berdasarkan outcome dan penyediaan akses stakeholder
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki atas laporan keuangan (M.Ridha 2012)
hak untuk mengetahui secara terbuka dan Faktor Politik
menyeluruh atas pertanggungjawaban Masalah politik dalam birokrasi
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya negara (juga administrasi negara) terjadi
yang dipercayakan kepadanya dan pada tugas utama birokrasi-birokrasi negara.
ketaatannya pada peraturan perundang- Tugas pengadministrasian tersebut
undangan (KK, SAP,2005) sebelumnya telah digariskan lewat Undang-
4

undang atau peraturan-peraturan pemerintah mengakibatkan rendahnya pemahaman


yang telah disusun baik oleh Dewan organisasi dalam bertransformasi ke
Perwakilan Rakyat ataupun secara bersama. peraturan yang baru. Dalam situasi yang
Dalam proses menjalankan suatu tidak pasti, pemimpin organisasi akan
kebijakan, birokrasi-birokrasi negara memutuskan bahwa respon terbaik yang
tidaklah steril dari lingkungan politik suatu dapat dilakukan organisasi adalah dengan
negara. Berjalan atau stagnannya meniru organisasi yang mereka anggap
implementasi kebijakan negara oleh berhasil (Mizruchi dan Fein, 1999)..
birokrasi-birokrasi negara sangat Indikator Ketidakpastian Lingkungan
dipengaruhi lingkungan perpolitikan suatu Indikator penilaian dari
negara. Pengaruh-pengaruh tersebut dalam ketidakpastian lingkungan yaitu persepsi
berlangsung dari lingkup internal, eksternal, terhadap keberhasilan peraturan dalam
resmi, ataupun non resmi. praktik penerapan transparansi , tingkat
Indikator Faktor Politik keberhasilan adopsi dari sitem atau
Indikator penilaian dari faktor politk peraturan dari organisasi sejenis dan
yaitu ketergantungan pada pusat, ketaatan menyediakan informasi keuangan baik
menjalankan peraturan perundang- positif maupun negative ( (Teo,et al. (2003)
undangan, tekanan dari pimpinan jabatan dan Ugrin (2009) dalam rudi usman 2012).
politik dan pemberitaan akan transparansi Kompetensi Sumber Daya Manusia
(Teo,et al. (2003) dan Ugrin (2009) dalam DiMaggio and Powell (1983)
rudi usman 2012). menyatakan bahwa isomorfisme normatif
Ketidakpastian Lingkungan terkait dengan profesionalisme.
Isomorfisme mimetik adalah Profesionalisme merukan suatu hal
kecenderungan organisasi untuk yangterkait dengan Integritas dan
memodelkan dirinya pada perilaku kompetensi Sumber daya manusia di
organisasi lain (DiMaggio dan Powell, Organisasi itu sendiri. Kompetensi sumber
1983) muncul sebagai tanggapan untuk daya manusia merupakan salah satu factor
suatu ketidakpastian (Mizruchi dan Fein, dalam penilaian profesionalisme.
1999) akan suatu standar tertentu. Sumber daya manusia ada
Isomorfisme mimetik termasuk di dalamnya kemampuan terpadu dari daya pikir dan
benchmarking dan mengidentifikasi praktik daya fisik yang dimiliki individu, prilaku
terbaik yang ada di lapangan (Tuttle dan dan sifatnya ditentukan oleh keturnan dan
Dillard, 2007). Ketidakpastian dapat lingkunganya, sedangkan prestasi kerjannya
disebabkan oleh berbagai hal di luar dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi
organisasi, seperti perubahan peratuan yang kepuasannya. Sumber daya manusia
cepat dalam satu rentang waktu tertentu, merupakan asset dalam segala aspek
adanya peraturan yang berbeda antara satu pengelolaan terutama yang menyangkut
dengan yang lain, dan sebagainya. eksistensi organisasi.
Ketidakpastian mengakibatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia
organisasi merubah proses dan struktrurnya merupakan Keterampilan yang dimiliki oleh
(Govindarajan, 1984). Perubahan organisasi oleh seseorang yang di tunjukan oleh
baik proses maupun struktur yang ada pada kemampuanya untuk konsisten memberikan
organsisasi sebagai respon terhadap tingkat kinerja yang memadai atau tingi
ketidakpastian lingkungan tidaklah mudah. salam suatu fungsi pekerjaan yang spesifik.
Ketidaksiapan organisasi terhadap suatu Menurut Spencer dan Spencer (1993)
standar berupa peraturan akan Komeptensi merupakan karakteristik yang
5

mendasari seseorang dan berkaitan dengan Teori institutional organisasi


efektifitas kinerja indvidu dalam membentuk fenomena isomorfisme dalam
pekerjaanny. bentuk koersiv , mimetic, normative.
Indikator Kompetensi Sumber Daya Isomorfisme koersiv merupakan fenomena
Manusia yang terbentuk akibat adanya upaya sebuah
Indikator penilaian kompetensi sumber organisasi dalam mencari legistimasi
daya manusia yaitu kompetensi di (Dimaggio dan Powell,1983). Upaya
bidangnya , budaya etis dan komprehensif organisasi dalam mencari lgistimasi tidak
bebas dari pengaruh faktor politik yang
dan lain-lain (DiMaggio dan Powel, 1983
menguasi lingkungan dimana organisasi
dalam M.Ridha 2012) berada.
Faktor politik merupakan kekuatan
PENELITIAN TERDAHULU
dalam mengatur dan membuat sebuah
1.M. Arsyadi Ridha dan Hardo Basuki
regulasi. Faktor politik memegang peranan
(2012) meniliti tentang pengaruh
penting dalam jabatan-jabatan penting di
tekanan eksternal,ketidakpastian
dalam stuktur pemerintahan, faktor politik
lingkungan komitmen management
beperan dalam pembuatan sebuah regulasi
terhadap penerapan transparansi
dan aturan di dalam pemerintahan.
pelaporan keuangan studi empiris D.I
Penerapan transparansi laporan keuangan
Yogyakarta.hasil penelitian tersebut
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh
mengemukakan bahwa tekanan
pemerintah daerah. Penerapan transparansi
eksternal,ketidakpastian lingkungan dan
pelaporan keuangan merupakan sebuah
komitmen management berpengaruh
system atau tata cara dalam menciptakan
positif terhadap penerapan transparansi
sebuah hasil. Sebuah system pasti diatur
pelaporan keuangan.
oleh regulasi, hukum maupun perda terkait.
2.Ruth Tria Enjelina ( 2013) meneliti
Faktor politik berperan dalam menekan
tentang penerapan prinsip transparansi
organissasi dalam menerapkan transparansi
sebagai salah satu bentuk pinsip good
pelaporan keuangan dengan cara
governance pada PT semen gresik. Hasil
memberikan tekanan kepada pejabat terkait
penelitian tersebut mengemukakan
organisasi tersebut dan menerapkan sebuah
bahwa adanya hambatan-hambatan
kebijakan yang berguna dalam upaya
internal maupun eksternal dalam
penerapan transparansi pelaporan keuangan.
melakukan prinsip transparansi dalam
Contohnya SAP 2010 basis akrual.
penerapan pelaporan keuangan.
Berdasarkan teori-teori diatas dapat
3.Rudi Usman (2012) meneliti tentang
dikatakan bahwa faktor Politik berpengaruh
Pengaruh factor Institusional Terhadap
terhadap transparansi laporan keuangan. Jadi
Minat Adopsi Sistem Informasi
dapat dirumuskan konsep bahwa faktor
Akuntansi Keuangan Daerah. Hasil
politik berpengaruh positif terhadap
penelitian tersebut Mengemukakan
transparansi laporan keuangan.
Bahwa Adanya Pengaruh Dari Faktor
2. Hubungan ketidakpastian
Institusional terhadap Penerapan Sistem
lingkungan dengan penerapan
informasi Akuntansi Keuangan Daerah.
transparansi pelaporan keuangan
Hubungan Antar Variabel.
Fenomena isomorfisme mimetic
1. Hubungan faktor politik dengan
terbentuk akibat upaya organisasi dalam
penerapan transparansi pelaporan
memodelkan drinya kepada organisasi lain
keuangan
yang mereka anggap berhasil (Mizruchi dan
6

Fein, 1999). Hal ini merupakan respon atau dari Profesionalitas dalam sebuah
tanggapan dari sebuah organisasi akbiat organisasi.
adanya suatu ketidakpastian lingkungan Transparansi Laporan Keuangan merupakan
(Mizruchi dan Fein, 1999). Pemodelan ini hal yang sangat penting dan merupakan
dapat dalam bentuk penerapan transparansi sebuah tuntutan terhadap organisasi publik
pelaporan keuangan. karena digunakan oleh para stakeholders
Ketidakpastian lingkungan yaitu suatu dalam mengambil keputusan. Laporan
keadaan dimana organisasi tidak yakin keuangan merupakan output organisasi yang
dengan cara berproses atau melakukan dihasilkan oleh perangkat dalam organisasi
sesuatu baik itu sistem ataupun peraturan tersebut melalui sebuah sistem yang telah
terkait. Penerapan transparansi pelaporan diatur. Dalam sebuah sistem, sumber daya
keuangan merupakan sebuah sistem dalam manusia adalah perangkat dalam
menciptakan hasil laporan keuangan yang menjalankan sistem tersebut yang
transparan yang merupakan tuntutan dari menetukan hasil yang didapat dari sistem
semua pihak yang memiliki kepentingan tersebut. Konpetensi sumber daya manusia
yang berbeda-beda. Ketidakpastian adalah perangkat dalam menjalankan
lingkungan menciptakan ketidakmengertian organissasi public dalam ini kompetensi
sebuah organisasi dalam melakukan sesuatu, sumber daya manusia meruapakan perangkat
dalam konteks ini bagaimana cara dalam menerapkan transparansi pelaporan
menerapkan transparansi pelaporan keuangan organisasi public. Penerapan
keuangan. Organisasi akan merespon hal ini transparansi pelaporan kuangan yang tinggi
dengan cara meniru organisasi yang telah sangat dipengaruhi oleh kompetensi sumber
diangap sukses dalam menerapkan daya manusia di dalam organisasi tersebut.
transparansi pelaporan keuangan. Contohnya Dapat dikatakan bahwa kompetensi sumber
dengan cara melakukan studi banding atau daya manusia berpengaruh signifikan positif
memakai jasa konsultan dari organisasi yang terhadap transpransi pelaporan keuangan.
telah dianggap berhasil tersebut. KERANGKA KONSEPTUAL
Dapat disimpulkan bahwa penerapan
Faktor Politk
transparansi laporan keuangan dapat
dipengaruhi oleh ketidakpastian lingkungan. ANGGARAN
Untuk itu, dapat dirumuskan bahwa
Ketidakpastian lingkungan berpengaruh
positif terhadap transparansi pelaporan Penerapan
keuangan. Ketidakpastian Transparansi
3. Hubungan kompetensi sumber n Lingkungan Pelaporan
daya manusia dengan penerapan Keuangan
transparansi pelaporan keuangan.
Fenomena Isomorfisme Normative
terbentuk karena adanya tuntutan dari
Kompetensi
stakeholders terhadap organisasi yang
Sumber Daya
dilakukan dengan profesionalitas DiMaggi Manusia
and Powel(1983). Profesionalitas merupakan
bentuk dari adanya Kompetensi Sumber
Daya Manusia di dalam sebuah organisasi,
jadi dapat di katan bahwa Kompetensi
Sumber Daya Manusia merupakan bentuk 4. METODE PENELITIAN
7

Jenis Penelitian Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini tergolong penelitian kausatif Pengumpulan data dilakukan dengan
merupakan penelitian hubungan yang menggunakan kuesioner tertutup. Kuesioner
bersifat sebab akibat. diantarkan langsung ke alamat responden
Populasi, Sampel dan Responden dan untuk pengembaliannya akan dijemput
1. Populasi sendiri oleh peneliti pada waktu yang telah
Populasi yang digunakan dalam penelitian ditentukan dan kuesioner harus diisi sendiri
ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah oleh pimpinan SKPD Pemerintah Kota
(SKPD) di Pemerintah Kota Padang. padang.
2. Sampel Variabel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang 1. Variabel Terikat (dependent variable)
digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel terikat (dependent variable) adalah
sampel berdasarkan kriteria Sampel dalam variabel yang menjadi perhatian utama
penelitian ini adalah Dinas yang ada di dalam sebuah pengamatan. Variabel
pemerintah Kota Padang, SKPD yang dependen dalam penelitian ini adalah
berbentuk dinas di pemerintah Kota Padang Penerapan Transparansi Pelaporan
terdiri dari 16 dinas. SKPD berbentuk Keuangan.
Dinas merupakan SKPD yang seluruh 2. Variabel Bebas (independent variable)
kebijakannya terkait oleh Pimpinan Variabel independen (variabel bebas)
daerah/kota atau provinsi setempat dapat adalah variabel yang dapat mempengaruhi
dikatakan komandonya berada dibawah perubahan dalam variabel dependen dan
Pemda/Pemko atau Pemprov setempat, mempunyai pengaruh positif ataupun negatif
sedangkan SKPD berbentuk Badan bagi variabel dependen nantinya. Variabel
merupakan SKPD yang perintah bebas (independent variable) dalam
komandonya oleh Kementrian atau penelitian ini adalah Faktor Politik (X1),
Lembaga Pusat terkait, sehingga tidak Ketidakpastian Lingkungan (X2),
dipengaruhi oleh pimpinan daerah/kota atau Kompetensi Sumber Daya Manusia (X4).
provinsi setempat. Karena itu berdasarkan Pengukuran Variabel
variabel yang diteliti SKPD berbentuk Pengukuran variabel dalam penelitian
dinas dianggap lebih tepat untuk dijadikan ini menggunakan skala likert dengan lima
sampel. Terdapat 16 dinas di Pemerintah alternatif jawaban masing-masing diberi
Kota Padang. skor yaitu : Sangat setuju (SS), setuju (S),
3. Responden Ragu-ragu (RR), Tidak setuju (TS), Sangat
Responden penelitian ini adalah Kepala Tidak Setuju (STS).
SKPD dan Sekretaris dan Kepala Bagian Instrumen Penelitian
Keuangan karena bagian tersebut terlibat Instrumen penelitian merupakan alat
langsung dan bertanggung jawab penuh yang digunakan untuk mengukur variabel
dalam menyusun anggaran, sehingga dalam rangka mengumpulkan data.
responden berjumlah 80 orang. Instrumen penelitian yang digunakan dalam
Jenis dan Sumber Data penelitian ini adalah kuesioner.
Jenis Data dalam penelitian ini adalah data Pengujian Kualitas Data
subjek. Sumber Data penelitian ini 1. Uji Validitas
menggunakan data primer. Data primer Uji validitas ini menggambarkan bahwa
adalah data yang diperoleh dengan survey pertanyaan yang digunakan mampu untuk
lapangan yang menggunakan semua metode mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
pengumpulan data original. (valid). Uji validitas dilakukan dengan
8

menyebarkan minimal 30 kuesioner kepada dependen. Persamaan regresi untuk menguji


mahasiswa S2 Fakultas Ekonomi hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
Universitas Negeri Padang. Y = a+b1X1+ b2X2 + b3X3 +
Uji Asumsi Klasik e
1.Uji Normalitas Residual Dimana:
Uji normalitas residual bertujuan untuk Y = Penerapan Transparansi Pelaporan
menguji apakah dalam sebuah model Keuangan Pemerintah Kota Padang
regresi, variabel dependen dan variabel A = Konstanta
independen terdistribusi secara normal atau b 1,2 = Koefisien Regresi Dari Variabel
tidak. Pengujian normalitas data dalam Indepnden
penelitian ini dilakukan dengan X1 = Faktor Politik
menggunakan one sample kolmogorov- X2 = Ketidakpastian Lingkungan
smirnov test, jika nilai asymp.sig (2-tailed) > X3 = Kompetensi Sumber Daya manusia
0.05 maka distribusi data dikatakan normal. e = error term
2.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk b. Uji F
menguji apakah model regresi ditemukan Uji F dilakukan bertujuan untuk
adanya kolerasi antar variabel antar variabel menguji apakah hasil analisis regresi
bebas atau independen. Untuk menguji berganda modelnya sudah fix atau belum
adanya multikolinearitas dapat dilihat dan untuk dapat mengetahui pengaruh antar
melalui nilai Variance Inflantion Factor variabel bebas dan variabel terikat secara
(VIF) < 10 dan tolerance > 0.1 maka keseluruhan atau secara simultan. Patokan
dikatakan tidak terdapat gejala yang digunakan dalam pengujian ini adalah
multikolinearitas. membandingkan nilai sig yang diperoleh
3. Uji Heterokedastisitas lebih kecil dari derajat signifikan pada level
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk = 0,05. Apakah nilai sig yang diperoleh
menguji apakah dalam sebuah model regresi lebih kecil dari derajat signifikan maka
terjadi ketidaksamaan varians dari residual model yang digunakan sudah fix.
atas satu pengamatan ke pengamatan yang c. Koefisien Derteminasi (Adjusted R
lain. Jika varians dari residual suatu Square)
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka Koefisien derteminasi (R Square) pada
disebut homokedatisitas dan jika berbeda intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
disebut heterokedastisitas. Untuk model dalam menerangkan variansi variabel
mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada terikat. Adjusted R Square bearti R Square
penelitian ini menggunakan uji glejser. suatu disesuaikan dengan derajat masing-
Pengujian ini membandingkan signifikan masing jumblah kuadrat yang bercukupan
dari uji ini apabila hasilnya sig > 0,05 atau dengan perhitungan Adjusted R Square nilai
5%. Jika signifikan di atas 5% maka koefisien derteminasi adalah nol atau satu.
disimpulkan model regresi tidak mengan- Nilai Adjusted R Square yang kecil baerti
dung adanya heterokedastisitas. kemampuan variabel-variabel independen
1. Metode Analisis dalam menjelaskan variasi variabel
a. Analisis Regrasi Berganda dependen sangat terbatas.
Alat analisis regresi berganda d. Uji hipotesis (t-Test)
digunakan untuk melihat pengaruh beberapa Pengujian ini bertujuan untuk
variabel independen terhadap variabel mengetahui hubungan yang signifikan dari
masing-masing variabel bebas terhadap
9

variabel terkaitnya. Untuk melihat nilai 2. Faktor Politik


signifikan masing-masing parameter yang Factor politik dalam hal ini adalah
diestimasi. Rumus yang digunakan : kondisi dimana SKPD mengalami tekanan
t test = eksternal dari kekuatan politik yang
menguasai pada periode tersebut dimana
dimana: kekuatan politik dapat mengatur regulasi
B = koefisien regresi atau peraturan-peraturan yang berlaku.
St = standar error atas koefisien regresi Adanya pengaruh dari factor politik dapat
variabel berakibat pada praktik-praktik SKPD
Ketentuan penerimaan hipotesis dijelaskan yanghanya bersifat formalitas untuk
sebagain berikut: memperoleh legitimasi. Praktik-praktik yang
a) Jika t hitung > t table, atau tingkat dimaksud dalam penelitian ini di tujukan
signifikan < = 0.05 dan koefisien kusus pada penerapan transparansi laporan
regresi () positif maka hipotesis di keuangan.
terima. 3. Ketidakpastian Lingkungan
b) Jika t hitung > t tabel, atau signifikan Ketidakpastian lingkungan dalam hal
< = 0,05 dan koefisien regresi () ini adalah kondisi dimana SKPD mengalami
negatif maka hipotesis di tolal. ketidakpastian yang dapat disebabkan
c) Jika t hitung < t tabel, maka tingkat adanya pengaruh dari luar SKPD, seperti
signifikan > = 0,05 dan koefisien sering terjadinya perubahan peraturan, tidak
regresi () negatif maka hipotesis match-nya antara peraturan yang satu
ditolak. dengan yang lain, terjadinya mutasi staf
DEFENISI OPERASIONAL SKPD yang cepat, dan lain sebagainya.
Untuk lebih memudahkan dalam SKPD dituntut untuk menyesuaikan diri
penulisan dan untuk menghindari penafsiran dengan kondisi dengan kondisi yang ada,
yang berbeda pada penelitian ini, maka perlu baik dalam praktik maupun operasionalnya.
menjelaskan defenisi operasional variabel Praktik yang dimaksud dalam penelitian ini
beriku: dikhususkan pada penerapan transparansi
1. Penerapan Transparansi Pelaporan pelaporan keuangan.
Keuangan 4. Kompetensi Sumber Daya Manusia
Silver (2005) mengatakan bahwa para Kompetensi sumber daya manusia
pemangku kepentingan (stakeholders) dalam hal ini terkait dengan
menuntut bahwa organisasi untuk menjadi kemampuan,intelijen dan profesionalitas
lebih transparan dalam praktiknya, tidak sumber daya manusia di SKPD dalam
hanya pada jumlah yang dirilis, tapi juga menerapkan Penerapan transparansi
bagaimana organisasi menjalankan pelaporan keuangan. Dalam hal ini
operasionalnya. Transparansi pelaporan Transparansi Pelaporan keuangan dapat di
keuangan dalam penelitian ini adalah tekait capai apabila SKPD memiliki Sumber daya
semua upaya SKPD yang secara sengaja manusia yang handal dan kompeten di
melaporkan semua informasi keuangan yang bidangnya.
mampu dirilis secara legal baik positif HASIL PENELITIAN DAN
maupun negatif, akurat, tepat waktu, PEMBAHASAN
seimbang, dan tegas, dengan tujuan untuk Gambaran Umum Objek Penelitian
meningkatkan kemampuan penalaran publik Jumlah populasi sasaran atau sampel
dan mempertahankan tanggung jawab pada penelitian ini adalah 16 Satuan Kerja
SKPD atas tindakan, kebijakan, dan praktik Perangkat Daerah (SKPD) yang berbentuk
yang dilakukannya.
10

Dinas di Kota Padang. Setiap sampel Karakteristik Responden Berdasarkan


memiliki 5 responden jadi jumlah sampel Lama Berkerja
dari penelitian ini adalah 80 responden. Berdasarkan Tabel 9 di atas terlihat bahwa
Jumlah responden yang mengembalikan masa kerja responden dengan persentase
kuesioner 80 responden dan semuanya terbesar adalah dalam rentang > 10 tahun
mengisi dengan lengkap. Kuesioner yang yaitu sebesar 62,5% atau sebanyak 50
dapat diolah adalah 80 kuesioner. orang. Selanjutnya diikuti masa kerja
Demografi Responden rentang 5-10 tahun sebesar 27,5% atau
Karakteristik Responden sebanyak 22 orang, sedangkan rentang 1-5
Karekteristik RespondenBerdasarkan tahun sebesar 10% atau sebanyak 8 orang
Jenis Kelamin Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 6 di atas dapat diketahui Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat
bahwa mayoritas responden berjenis dilihat statistik deskriptif dari masing-
kelamin laki-laki sebesar 71,25% atau masing variabel. Pada variabel X1 diketahui
sebanyak 57 orang, sedangkan responden besarnya nilai mean adalah 19,9375 dengan
berjenis kelamin perempuan sebesar 28,75% standar deviasi 4,11340 nilai maximum
atau sebanyak 23 orang. sebesar 25, nilai minimum sebesar 15.
Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel X2 diketahui nilai mean 16,8500
Latar Belakang Pendidikan dengan standar deviasi 2,42404 nilai
Berdasarkan Tabel 7 di atas terlihat bahwa maximum 20, nilai minimum sebesar 12.
tingkat pendidikan responden dengan Untuk variabel X3 diketahui nilai mean
persentase terbesar adalah pada tingkat 19,675 dengan standar deviasi 2,71071 nilai
Strata 1 (S1) sebesar 68,75% atau sebanyak maximum 25, nilai minimum sebesar 15.
55 orang., pada tingkat Diploma 3 (D3) Pada variabel Y dengan nilai mean 21,9750
sebesar 13,75% atau sebanyak 11 orang, dengan standar deviasi 2,02500 yang nilai
pada tingkat strata 2 (S2) sebesar 17,5% maximum 25, nilai minimum sebesar 19.
atau sebanyak 14 orang dan tidak satupun Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian
responden berlatar belakang pendidikan 1. Uji Validitas
Strata 3 (S3). Sehingga dapat disimpulkan Dari Tabel di atas dapat dilihat nilai
bahwa jenjang pendidikan formal yang terkecil dari Corrected Item-Total
ditempuh responden berpendidikan paling Correlation untuk masing-masing
banyak pada Strata 1. instrumen. Instrumen factor pokitik nilai
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Corrected Item-Total Correlation terkecil
Kompentensi Pendidikan 0,868, instrumen ketidakpastian lingkungan
Berdasarkan Tabel 8 di atas terlihat bahwa nilai terkecil 0,639, instrumen kompetensi
latar belakang pendidikan responden dengan sumber daya manusia nilai terkecil 0,510
persentase terbesar adalah pada jurusan dan untuk penerapan transparansi pelaporan
akuntans sebesar 38,75% atau sebanyak 31 keuangan dengan nilai terkecil sebesar
orang. Selanjutnya pada jurusan manajemen 0,252.
sebesar 12,5% atau sebanyak 10 orang, pada 2. Uji Reliabilitas
jurusan hukum sebesar 31,25% atau Keandalan konsistensi antar item atau
sebanyak 25 orang, pada jurusan teknik koefisien keandalan Cronbachs Alpha yang
sebesar 7,5% atau sebanyak 6 orang. terdapat pada tabel di atas yaitu untuk
Selanjutnya dari jurusan lain-lain sebesar instrumen factor politik 0,965, instrumen
10% atau sebanyak 8 orang keridakpastian lingkungan 0,829, instrumen
kompetensi sumber daya manusia 0,807 dan
11

untuk instrumen penerapan transparansi 1. Uji Koefisien Determinasi


pelaporan keuangan SKPD 0,614. Data ini Dari tabel di atas dapat dilihat nilai Adjusted
menunjukan nilai yang berada pada kisaran R Square menunjukan 0,729. Hal ini
diatas 0,5(moderat) dan 0,8 (tinggi) mengindikasikan bahwa kontribusi variabel
sehingga semua instrumen penelitian dapat bebas yaitu factor politik, ketidakpastian
dikatakan reliabel. lingkungan dan kompetensi sumber daya
B. Uji Asumsi Klasik manusia terhadap penerapan transparansi
1. Uji Normalitas Residual pelaporan keuangan adalah sebesar 72,9%,
Dari hasil pengolahan SPSS versi sedangkan 27,1% ditentukan oleh faktor lain
16.0 didapat bahwa nilai seluruh variabel diluar model yang tidak terdeteksi dalam
dari kolmogorov smirnov sebesar 0,861, penelitian ini.
dengan signifikan 0,448. Berdasarkan hasil 2. Persamaan Regresi
tersebut dapat dinyatakan data yang Analisis regresi berganda dilakukan dengan
digunakan dalam penelitian ini telah membandingkan t hitung dengan t tabel dan
berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan nilai sig dengan yang diajukan yaitu 95%
untuk diteliti lebih lanjut, karena nilai atau = 0,05.
signifikan dari uji normalitas > 0,05. Berdasarkan Tabel di atas dapat dianalisis
2. Uji Multikolinearitas model estimasi sebagai berikut:
Hasil nilai VIF yang diperoleh dalam Y = 7,192 + 0,214(X1) + 0,440(X2) +
Tabel 18 diatas menunjukkan variabel bebas 0,156(X3)
dalam model regresi tidak saling berkorelasi. Dimana:
Diperoleh nilai VIF untuk masing-masing X1 = Faktor Politik
variabel bebas kurang dari 10 dan tolerance X2 = Ketidakpastian Lingkungan
value berada diatas 0,10. Hal ini X3 = Kompetensi Sumber Daya
menunjukkan tidak adanya korelasi antara manusia
sesama variabel bebas dalam model regresi Y = Penerapan Transparansi
dan disimpulkan tidak terdapat masalah Pelaporan Keuangan
multikolinearitas diantara sesama variabel a. Uji F (F-Test)
bebas dalam model regresi yang dibentuk. Untuk mengetahui apakah model regresi
3. Uji Heterokedastisitas yang digunakan merupakan model tetap
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk dapat dilakukan dengan membandingkan
menguji apakah dalam sebuah model regresi nilai Ftabel dan Fhitung atau membandingkan
terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara nilai sig dan = 0,05. Nilai Ftabel
atas satu pengamatan ke pengamatan yang untuk n = 80 pada = 0,05 adalah 2,72
lain. Jika varians dari residual suatu Nilai Fhitung adalah 71,718 sedangkan nilai
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka signifikansi adalah 0,000. Dengan demikian,
disebut homokedatisitas dan jika berbeda Fhitung > Ftabel dan nilai sig < 0,05.
disebut heterokedastisitas. Untuk
mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada 3. Uji t (t-test)
penelitian ini menggunakan uji glejser. Uji t statistik (t-Test) bertujuan untuk
Pengujian ini membandingkan signifikan mengetahui hubungan yang signifikan dari
dari uji ini apabila hasilnya sig > 0,05 atau masing-masing variabel bebas terhadap
5%. Jika signifikan di atas 5% maka variabel terikatnya. Pengujian hipotesis
disimpulkan model regresi tidak mengan- secara parsial dilakukan dengan cara
dung adanya heterokedastisitas. membandingkan nilai thitung dengan nilai
C. Analisi Data ttabel. Nilai ttabel dengan = 0,05 dan derajat
12

bebas (db) = n-k-1 = 80-4-1 = 75 adalah nilai thitung 3,525 > ttabel 1,66543 dan nilai
1,983. signifikan sebesar 0,01< 0,05. Nilai
a. Factor politik (X1) Berpengaruh koefisien dari variabel X3 bernilai positif
Signifikan Positif terhadap penerapan yaitu 0,156. Jadi hipotesis yang telah
transparansi pelaporan keuangan SKPD dirumuskan sesuai dengan hasil penelitian
(Y) sehingga H3 diterima. Hal ini menunjukkan
Pengujian hipotesis pertama dilakukan bahwa penelitian ini dapat membuktikan
dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. kompetensi sumber daya manusia (X3)
Hipotesis diterima jika thitung > ttabel atau nilai berpengaruh signifikan positif terhadap
sig < 0,05. Hal ini dapat dilihat bahwa penerapan transparansi pelaporan keuangan
nilai thitung 6,084 > ttabel 1,66543 dan nilai SKPD.
signifikan sebesar 0,00 < 0,05. Nilai Pembahasan
koefisien dari variabel X1 bernilai posistif Pembahasan dalam penelitian ini
yaitu 0,214. Jadi hipotesis yang telah ditujukan untuk menjelaskan hasil penelitian
dirumuskan sesuai dengan hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil
sehingga H1 diterima. Hal ini menunjukkan pembahasan lebih lanjut akan diuraikan
bahwa penelitian ini dapat membuktikan dalam poin-poin berikut ini:
bahwa factor politik (X1) berpengaruh Pembahasan dalam penelitian ini
signifikan positif terhadap penerapan ditujukan untuk menjelaskan hasil penelitian
transparansi pelaporan keuangan SKPD. sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil
b. Ketidakpastian lingkungan (X2) pembahasan lebih lanjut akan diuraikan
Berpengaruh Signifikan Positif dalam poin-poin berikut ini:
terhadap penerapan transparansi 1. Pengaruh faktor politik terhadap
pelaporan keuangan SKPD (Y) penerapan transparansi pelaporan
Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan keuangan
membandingkan nilai thitung dan ttabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hipotesis diterima jika thitung > ttabel atau nilai terdapat pengaruh dari faktor politik
sig < 0,05. Hal ini dapat dilihat bahwa terhadap penerapan transparansi pelaporan
nilai thitung 7,447> ttabel 1,66543 dan nilai keuangan SKPD terjadi gejala isomorfisme
signifikan sebesar 0,00 < 0,05. Nilai koersif dalam SKPD. Hal ini
koefisien dari variabel X2 bernilai positif memperlihatkan bahwa aparatur perangkat
yaitu 0,440. Jadi hipotesis yang telah daerah kota padang sudah memahami
dirumuskan sesuai dengan hasil penelitian pentingya pemberitaan akan transparansi
sehingga H2 diterima. Hal ini menunjukkan laporan keuangan untuk memenuhi tuntutan
bahwa penelitian ini dapat membuktikan stakeholders dan sudah terciptanya peraturan
ketidakpastian lingkungan (X2) berpengaruh , adanya kririk dar I masyarakat terhadap
signifikan positif terhadap penerapan tuntutan penerapan transparansi pelaporan
transparansi pelaporan keuangan SKPD. keuangan dan tuntutan dari kepala daerah
c. Kompetensi sumber daya manusia (X3) dan anggota dewa untuk menciptakan
Berpengaruh Signifikan Positif transparansi pelaporan keuangan .
terhadap penerapan transparansi Hal ini sesuai dengan teori yang
pelaporan keuangan SKPD (Y) dinyatakan oleh di magio dan powel (2002)
Pengujian hipotesis ketiga dilakukan yaitu Upaya organisasi dalam mencari
dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. legistimasi tidak bebas dari pengaruh faktor
Hipotesis diterima jika thitung > ttabel atau nilai politik yang menguasi lingkungan dimana
sig < 0,05. Hal ini dapat dilihat bahwa organisasi berada. Isomorfisme koersif
13

selalu terkait dengan segala hal yang pelaporan keuangan SKPD terjadi gejala
terhubung dengan lingkungan di sekitar isomorfisme mimetic dalam SKPD. Hasil ini
organisasi. Isomorfisme koersif (coercive dapat disimpulkan bahwa ketidakpastian
isomorphism) merupakan hasil dari tekanan lingkungan akan meningkatkan penerapan
formal dan informal yang diberikan pada transparansi pelaporan keuangan.
organisasi oleh organisasi lain dimana Hal ini sesuai dengan teori yang
organisasi tergantung dengan harapan dikemukan oleh DiMaggio dan Powell, 1983
budaya masyarakat di mana organisasi dalam M.Ridha 2012, bahwa Fenomena
menjalankan fungsinya (DiMaggio dan isomorfisme mimetic terbentuk akibat upaya
Powell, 1983) dan DiMaggio dan Powell organisasi dalam memodelkan drinya
(1983) juga menyatakan bahwa isomorfisme kepada organisasi lain yang mereka anggap
koersif berasal dari pengaruh politik dan berhasil (Mizruchi dan Fein, 1999). Hal ini
kebutuhan untuk legitimasi Jadi upaya merupakan respon atau tanggapan dari
dalam menciptakan transpransi pelaproan sebuah organisasi akbiat adanya suatu
keuangan oleh organisasi publik sangat ketidakpastian lingkungan (Mizruchi dan
terikat dengan factor politik di daerah Fein, 1999). Pemodelan ini dapat dalam
uraganisasi public tersebut berada. Hal ini bentuk penerapan transparansi pelaporan
menegaskan pentingnya peran faktor politik keuangan. Hasil penelitian ini mendukung
dalam menciptakan organisasi publik baik, beberapa penelitian terdahulu yang
karena dapat mendorong terciptanya sebuah menyatakan bahwa ketidakpastian
penerapan transparansi pelaporan keuangan lingkungan berpengaruh positif dan
yang baik. signifikan terhadap penerapan transparansi
Hasil penelitian ini mendukung pelaporan keuangan SKPD. M. Arsyadi
beberapa penelitian terdahulu yang Ridha dan Hardo Basuki (2012) meniliti
menyatakan bahwa factor politik tentang pengaruh tekanan
berpengaruh signifikan positif terhadap eksternal,ketidakpastian lingkungan
penerapan transparansi pelaporan keuangan komitmen management terhadap penerapan
M. Arsyadi Ridha dan Hardo Basuki (2012) transparansi pelaporan keuangan studi
meniliti tentang pengaruh tekanan empiris D.I Yogyakarta.hasil penelitian
eksternal,ketidakpastian lingkungan tersebut mengemukakan bahwa tekanan
komitmen management terhadap penerapan eksternal,ketidakpastian lingkungan dan
transparansi pelaporan keuangan studi komitmen management berpengaruh positif
empiris D.I Yogyakarta.hasil penelitian terhadap penerapan transparansi pelaporan
tersebut mengemukakan bahwa tekanan keuangan Hasil penelitian menyatakan
eksternal,ketidakpastian lingkungan dan bahwa ketidakpastian lingkungan
komitmen management berpengaruh positif berpengaruh signifikan positif terhadap
terhadap penerapan transparansi pelaporan penerapan transparansi pelaporan keuangan
keuangan. Hasil penelitian ini menyatakan SKPD. Penelitian ini juga konsisten dengan
bahwa terjadi fenomena isomorfisme koersif penelitian Rudi Usman (2012) meneliti
di dalam organisasi public. tentang Pengaruh factor Institusional
2. Pengaruh ketidakpastian lingkungan Terhadap Minat Adopsi Sistem Informasi
terhadap penerapan transparansi Akuntansi Keuangan Daerah. Hasil
pelaporan keuangan SKPD penelitian tersebut Mengemukakan Bahwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Adanya Pengaruh Dari Faktor Institusional
terdapat pengaruh dari ketidakpastian terhadap Penerapan Sistem informasi
lingkungan terhadap penerapan transparansi Akuntansi Keuangan Daerah.. Hasil
14

penelitian menyatakan terjadi gejala organisasi yang dilakukan dengan


isomorfisme mimetic organisasi karena profesionalitas DiMaggi and Powel(1983).
adanya ketidakpastian lingkungan yang Profesionalitas merupakan bentuk dari
mempengaruh minat adopsi sia organisasi adanya Kompetensi Sumber Daya Manusia
public dengan meniru organisasi lain yang di dalam sebuah organisasi, pada
sejenis. peningkatan kinerja. Hasil penelitian ini
Ketidakpastian lingkungan mendukung beberapa penelitian terdahulu
berpengaruh signifikan positif terhadap yang menyatakan terjadinya ismomorfime
penerapan transparansi pelaporan keuangan normative dalam organisasi publik. M.
SKPD. Hal ini menunjukkan bahwa aparat Arsyadi Ridha dan Hardo Basuki (2012)
pemerintah daerah kota padang menerapkan meniliti tentang pengaruh tekanan
transparansi pelaporan keuangan dengan eksternal,ketidakpastian lingkungan
meniru organisasi publik lain yang telah komitmen management terhadap penerapan
berhasil dalam menerapkan transparansi transparansi pelaporan keuangan studi
laporan keuangan baik dalam daerah, luar empiris D.I Yogyakarta . Hasil penelitian
daerah maupun internasional, telah menjaga tersebut mengemukakan bahwa tekanan
hubungan yang baik dengan lingkungan eksternal,ketidakpastian lingkungan dan
skpd berada, memperbaiki legitimasi dan komitmen management berpengaruh positif
menyampaikan informasi keuangan yang terhadap penerapan transparansi pelaporan
berdampak positif dan negative bagi SKPD keuangan. jadi organisasi public akan
3. Kompetensi sumber daya manusia menuntut terciptanya penerapan transparansi
terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan karena adanya factor
pelaporan keuangan SKPD normative dalam organsisasi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa KESIMPULAN DAN SARAN
terdapat pengaruh dari kompetensi sumber Kesimpulan
daya manusia terhadap penerapan Kesimpulan yang dapat diambil dari
transparansi pelaporan keuangan SKPD penelitian mengenai Pengaruh faktor
terjadi isomorfisme normative dalam politik, ketidakpastian lingkungan dan
organisasi publik. Hal ini memperlihatkan kompetensi sumber daya manusia terhadap
bahwa aparatur perangkat daerah di kota penerapan transparansi pelaporan keuangan
padang sudah memilik pemahamam tentang adalah sebagai berikut:
akuntansi dalam menerapkan proses 1. Factor politik berpengaruh signifikan
transparansi pelaporan keuangan, sudah positif terhadap penerapan transparansi
memiliki simber daya yang memadai, pelaporan keuangan SKPD Kota Padang
adanya sumber daya manusia yang 2. Ketidakpastian lingkungan berpengaruh
berkualitas dalam SKPD, diberikanya signifikan positif terhadap penerapan
pelatihan untuk mendukung penerapan transparansi pelaporan keuangan SKPD
transparansi pelaporan keuangan dan Kota Padang
diberikanya pendidikan yang berkelanjutan 3. Kompetensi sumber daya manusia
dalam internal SKPD untuk menghadapi berpengaruh signifikan positif terhadap
perubahan lingkungan. penerapan transparansi pelaporan
Hal ini sesuai dengan teori yang keuangan SKPD Kota Padang
dikemukakan oleh DiMaggio dan Powell, B. Keterbatasan
1983 dalam M.Ridha 2012 bahwa Fenomena Meskipun peneliti telah berusaha
Isomorfisme Normative terbentuk karena merancang dan mengembangkan
adanya tuntutan dari stakeholders terhadap penelitian sedemikian rupa, namun masih
15

terdapat beberapa keterbatasan dalam variabel lain yang dapat mempengaruhi


penelitian ini yaitu: penerapan transparansi pelaporan
1. Penelitian ini dilakukannya hanya pada keuangan SKPD.
satu wilayah di Sumatera Barat, yaitu DAFTAR PUSTAKA
SKPD yang ada di kota padang sehingga DiMaggio, P. J. dan W. W. Powell. 1983. The
hasil penelitian belum dapat Iron Cage Revisited: Institutional
digeneralisasi ke semua objek secara Isomorphism and Collective Rationality
keseluruhan. in Organizational Fields. American
2. Sampel dari penelitian ini berdasarkan Sociological Review.
kriteria yaitu hanya SKPD berbentuk Frumkin, P. dan J. Galaskiewicz. 2004.
dinas karena keterbatasan waktu Institutional Isomorphism and Public
penelitian sehingga hasil ini belum bisa Sector Organizations.Journal of
digeneralisasi ke semua objek secara Public Administration Research and
keseluruhan Theory.
3. Penelitian ini kurang mengekplorasi
Ashworth, R., G. Boyne., dan R. Delbridge.
faktor-faktor maupun indikator lainnya
2009. Escape from the Iron Cage?
yang mungkin dapat mempengaruhi
Organizational Change and Isomorphic
penerapan transparansi pelaporan
keuangan dalam konteks isomorfisme Pressures in the Public Sector. Journal of
4. rancangan instrumen penelitian ini masih Public Administration Research and
memiliki banyak kekurangan dalam Theory.
menangkap fenomena isomorfisme yang M. Arsyadi Ridha, dan Hardo Basuki. 2012.
terkait dengan penerapan transparansi Pengaruh tekanan eksternal,
pelaporan keuangan. Penelitian ketidakpastian lingkungan, dan komitmen
selanjutnya mungkin bisa mengevaluasi management terhadap penerapan
dan memperbaiki instrumen transparansi pelaporan keuangan. SNA
Saran Akuntani 2012
Berdasarkan pada pembahasan dan Ruth Tria Enjelina . 2013. Pelaksanaan prinsip
kesimpulan di atas, maka peneliti transparansi sebagai salah satu bentuk
menyarankan bahwa. Dari hasil prinsip Good Corporate Governace.
penelitian ini terlihat bahwa Hasilnya Artikel ilmiah universitas brawijaya 2013.
adalah bahwa Haga, Barett lee. 2008 . Selected Public sector
1. factor politik, ketidakpastian lingkungan Organizational Paradigma and
dan kompetensi sumber daya manusia
Organizational.
berpengaruh dan signifikan terhadap
Poole, Marshall Scott. 2004. Handbook of
penerapan transparansi pelaporan
organizational Change and Inovation.
keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa
untuk meningkatkan dan memperbaiki B. Guy Peters, The Politics of Bureaucracy,
penerapan transparansi pelaporan Fifth Edition (London : Routledge, 2001)
keuangan di organisasi yang ada di pp.183-4
lingkungan pemerintah daerah dapat Michael Klausner and Mary Ann Groves
mempertimbangkan dan Organizational Conflict dalam Ali
memformulasikan faktor-faktor tersebut Farazmand, ed., Handbook of
dengan baik. Bureaucracy (New York: Marcell Dekker,
2. Untuk penelitian selanjutnya Inc., 1994 pp.355-70
disarankan untuk menggunakan variabel- Gudono . 2009. Teori Organisasi
16

Hess, D. 2007. Social Reporting and New


Governance Regulation: The Prospects of
Achieving Corporate Accountability Descriptive Statistics
Through Transparency. Business Ethics
Quarterly. Std.
Creswell, J. W. 2010. Research Design: Mean Deviation N
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed (Versi Terjemahan). Penerbit penerapan 21.9750 2.02500 80
Pustaka Pelajar.
transparansi
Rudi usman. Pengaruh factor institusional
terhadap minat adopsai sistim pelaporan
informasi akuntansi keuangan daerah. keuangan
Jurnal fakultas ekonomi brawijaya faktor politik 19.9375 4.11340 80
2012.
ketidakpastian 16.8500 2.42404 80
LAMPIRAN lingkungan
Uji Normalitas
kompetensi sumber 19.7625 2.71071 80
daya manusia
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Uji Multikolinearitas
Unstandardized
Residual
a
N 80 Coefficients
a,,b
Normal Parameters Mean .0000000 Standardiz
Std. 1.03459881 ed
Deviation Unstandardized Coefficient

Most Extreme Differences Absolute .096 Coefficients s

Positive .096 Std.

Negative -.087 Model B Error Beta t Sig.

Kolmogorov-Smirnov Z .861 1(Constant) 2.396 .625 3.836 .000

Asymp. Sig. (2-tailed) .448 VAR00002 .069 .018 .448 3.861 .076

a. Test distribution is Normal. VAR00003 -.077 .030 -.296 -2.579 .062


b. Calculated from data. VAR00004 -.084 .022 -.360 -3.734 .150

a. Dependent Variable: Unstandardized Residual


17

Uji heterokedasitas

a a
Coefficients Coefficients

Collinearity Statistics Standardized

Model Tolerance VIF Unstandardized Coefficients Coefficients

1 x1 .672 1.489 Model B Std. Error Beta t Sig.

x2 .685 1.459 1 (Constant) 7.192 1.239 5.802 .000

x3 .973 1.028 x1 .214 .035 .435 6.084 .000

a. Dependent Variable: y x2 .440 .059 .527 7.447 .000

x3 .156 .044 .209 3.525 .001

Koefisien regresi a. Dependent b


ANOVA
berganda Variable: y
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Model Summary 1Regression 239.389 3 79.796 71.718 .000


a
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Residual 84.561 76 1.113
a
1 .860 .739 .729 1.05482 Total 323.950 79
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1 a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1

b. Dependent Variable: y
18

You might also like