You are on page 1of 47

ALUR PELAYANAN GIZI DALAM GEDUNG

Pasien Datang sendiri atau rujukan dari Jaringan Puskesmas termasuk UKBM

Loket

Pemeriksaan Medis dan Skrining


**Gizi

Ditemukan Pasien bermasalah gizi dan


atau Kondisi Khusus

Rawat Rujuk Ke
Jalan Fasyankes
yang lebih
Ja
tinggi
Pengkajian Gizi

Rujukan
Diagnosis Gizi Balik

Intervensi Gizi ( Pasien Rawat Jalan )


Penyuluhan Gizi oleh Tenaga
Kesehatan

Monitoring Evaluasi

Tindak Lanjut

i
Alur Pelayanan Gizi Di Luar Gedung
Penanganan masalah gizi memerlukan pendekatan yang komprehensif ( promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative ). Pelaksanaan pelayanan gizi luar gedung
bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektor terkait. Alur pelayanan gizi luar
gedung disesuaikan dengan jenis kegiatan, sasaran dan keadaan wilayah setempat.

Gambar Alur Pelayanan Gizi Di Luar Gedung

POSYANDU

POLINDES

PUSTU

PUS RUMAH SAKIT


POKSILA
J
2000 D
N
0 OF
M
A
S
AM
J

POSBINDU KESMAS

BIDAN SWASTA

A. Pelayanan Gizi di dalam Gedung

Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari upaya promotif, preventif, dan
kuratif. Kegiatan pelayanan gizi didalam gedung terdiri dari 2 jenis yaitu pelayanan gizi
rawat jalan dan konseling gizi. Pelayanan gizi merupakan serangkaian kegiatan yang
meliput Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

ii
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas rahmat
dan karuniaNya penyusunan pedoman pelayanan gizi di puskesmas dapat selesai
dengan baik.
Pedoman pelayanan gizi di puskesmas ini diharapakan bisa menjadi

STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM GIZI

KEPALA UPTD URUSAN


PUSKESMAS TIPO

PENANGGUNG JAWAB UPAYA


GIZI

iii
PUSTU SEK
POSKESDES POL I UMUM
POSYANDU POLI KIA/KB
POLI MTBS

iv
v
DOKUMENTASI PELAYANAN GIZI
DI UPTD PUSKESMAS
TIPO

PROMOSI ASI/MP-ASI KONSELING GIZI

vi
PENYULUHAN GIZI SEIMBANG PENIMBANGAN DI POSYANDU

BAB II

DASAR KEBIJAKAN PELAYANAN UPAYA GIZI DI PUSKESMAS

A. Pelayanan Upaya Kesehatan Gizi di Puskesmas


Upaya Program Kesehatan Gizi di puskesmas meruapakan salah satu upaya
kesehatan wajib yang harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas:
1. Tujuan Pelayanan kesehatan Gizi
Pelayanan Gizi di Puskesmas mempunyai tujuan sebagai berikut :
a.Tujuan Umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang komprehensif di Puskesmas
Pelayanan Gizi yang bermutu dalam rangka mengatasi Masalah Gizi
Perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tipo.
.
b. Tujuan Khusus

vii
1.Terlaksanannya pelayanan gizi di dalam gedung yang berkualitas di
Puskesmas Tipo dan Jejaringnya.
2.Terlaksanannya pelayanan gizi di luar gedung yang berkualitas di
Puskesmas Tipo dan Jejaringnya.
3.Terlaksananya pencatatan, pelaporan,monitoring dan evaluasi yang Baik di
Puskesmas Tipo dan jejaringannya.

2. Peran dan Fungsi Ketenagaan di Puskesmas dalam Pelaksanaan pelayanan


Gizi.
1. Dokter
Berperan sebagai penanggung jawab pelayanan kesehatan pasien
sekaligus sebagai koordinator Tim Asuhan Gizi Puskesmas.
2. Perawat/Bidan
Perawat/Bidan berperan sebagai penanggung jawab asuhan keperawatan
kebidanan dan sekaligus sebagai pelaksana asuhan keperawatan.
3. Tenaga Gizi Puskesmas.
Tenaga Gizi Puskesmas diharapakan telah mengikuti pelatihan terkait
seperti Tata Laksana Gizi Buruk (TAGB), Pelatihan Konselor ASI,
Pelatihan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA), Pemantauan
Pertembuhan dll.sebagai penanggung jawab asuhan gizi sekaligus
sebagai pelaksana asuhan Gizi mempunyai tugas Pokok dan fungsi
sebagai berikut:
a. Mengkaji status gizi pasien/klien berdasarkan data rujukan.
b. Melakukan anamnese riwayat diet pasien/klien
c. Menerjemahkan rencana diet ke dalam bentuk makanan yang
disesuaikan dengan kebiasaan makan serta keperluan terapi.
d. Memberikan penyuluhan, motivasi dan konseling gizi pada pasien/klien
dan keluarga.
e. Melakukan kunjungan keliling baik sendiri maupuan bersama dengan
tim asuhan gizi kepada klien.

viii
f. Memantau masalah yang berkaitan dengan asuhan gizi pada pasien
/klien bersama dengan perawat.
g. Mengevaluasi status gizi pasien/Klien secara berkala, asupan
makanan, dan bila perlu melakukan perubahan diet pasien
berdasarkan hasil diskusi dengan tim asuhan gizi.

3. Sarana dan Prasarana yang diperlukan untuk menunjang prelayanan Gizi di


Puskesmas :

A. Ruang Konsultasi Gizi


1. Letak
Letak ruang klinik konsultasi gizi berada pada bagian depan
puskesmas, area publik, berdekatan dengan klinik-klinik lainnya yang
mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar puskesmas.
2. Persyaratan Ruang
Persyaratan yang perlu diperhatikan pada ruang konsultasi gizi meliputi

1. Luas minimal ruang konsultasi gizi adalah 3m x 2m.


2. Persyaratan komponen bangunan adalah sebagai berikut :
1) Atap : Atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana (angin
puting beliung, gempa,dll) tidak bocor, tahan lama, tidak menjadi
tempat perlindungan vektor.
2) Langit-langit : langit-langit harus kuat, warna terang,mudah
dibersihkan. Ketinggian langit-langit dari lantai minimal 2.8
meter.
3) Dinding material : dinding harus kuat
4) Pintu : lebar 90cm dapat dapat dibuka secara maksimal
2.Prasarana
a. Sanitasi
1. Pada ruangan klinik saniatasi disediakan wastafel dengan debet air
Mengalir yang cukup

ix
2 .Dilengkapi pula dengan tempat yang tertutup
b.Ventilasi
1. Ventilasi cukup agar sirkulasi udara dalam ruangan terjaga
2.Pencahayaan pada siang hari menggunakan pencayaan alami
c. Listrik tersedia
3.Persyaratan peralatan/ perlengkapan
Peralatan/perlengkapan yang disediakan pada ruangan Poli Gizi
Lain:
1. Meja
2. Kursi
3. Media KIE
4. Food Model
5. Standar makanan Diet, Standar Pemantauan pertumbuhan balita dan
anak,tabel IMT
6. Alat Ukur Antropometri

BAB IV

PEDOMAN PELAKSANAAN UPAYA GIZI DI PUSKESMAS

A. PELAYANAN GIZI DALAM GEDUNG

Kegiatan pelayanan gizi dalam gedung terdiri dari upaya promotif , preventif
dan kuratif serta rehabilitatif bagi rawat jalan baik rawat jalan maupun rawat
inap yang dilakukan di dalam puskesmas. Pelayanan gizi dalam gedung
terdiri dari dua jenis yaitu pelayanan gizi rawat jalan dan pelayanan gizi rawat
inap.
a) Pelayanan gizi rawat jalan
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi :
1) Pengkajian Gizi,

x
Bertujuan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab
melalui pengumpulan, verifikasi, interpretasi data secara sistematik,
Meliputi :
a. Data antropometri
b. Data pemeriksaan Fisik/klinis
c. Data riwayat gizi
- Data Kulitatif
- Data Kuantitatif
d. Data hasil pemeriksaan laboratorium.
2) Penentuan diagnosis gizi
Tujuan Diagnosis gizi untuk mengetahui adanya masalah gizi, faktor
penyebab serta tanda-tanda yang ditimbulkn.
3) Intervensi gizi, meliputi :
Intervensi Gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan
untuk merubah perilaku gizi, atau aspek status kesehatan individu.
meliputi :
a. Penentuan jenis diet sesuai kebutuhan
b. Edukasi Gizi
c. Konseling Gizi
4) Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Kegiatan Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemajuan, keberhasilan intervensi gizi pada pasien/ klien, dengan cara :
- Menilai pemahaman dan kepatuhan pasien terhadap intervensi gizi
- Menentukan apakah intervensi sesui rencana yang telah ditetapkan
- Meninformasikan yang menyebabkan tujuan intervensi tidak
tercapai
- Menetapkan kesimpulan yang berbasis fakta

b) Pelayanan Gizi rawat inap


Intervensi gizi pada pelayanan gizi rawat inap mencakup penyelenggaraan
pemberian makanan pasien, pemantauan asupan makanan, konseling gizi

xi
dan penggantian jenis diet apabila diperlukan. Pelayanan gizi rawat inap
merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi :
1) Pengkajian Gizi,
Bertujuan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab
melalui pengumpulan, verifikasi, interpretasi data secara sistematik,
Meliputi :
a. Data antropometri
b. Data pemeriksaan Fisik/klinis
c. Data riwayat gizi
- Data Kulitatif
- Data Kuantitatif
d. Data hasil pemeriksaan laboratorium.
2) Penentuan diagnosa gizi
Tujuan Diagnosis gizi untuk mengetahui adanya masalah gizi, faktor
penyebab serta tanda-tanda yang ditimbulkn.
3) Intervensi Gizi,
Intervensi Gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan
untuk merubah perilaku gizi, atau aspek status kesehatan individu.
meliputi :
a. Penentuan jenis diet sesuai kebutuhan
b. Konseling Gizi
c. Penyelenggaraan makanan
4) Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Kegiatan monitoring dan evaluasi asuhan gizi bertujuan memantau
pemberian intervensi gizi secara berkesinambungan untuk menilai
kemajuan penyembuhan dan status gizi pasien.
B. PELAYANAN GIZI DI LUAR GEDUNG

1. Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung


Secara utuh kegiatan pelayanan gizi diluar gedung tidak sepenuhnya hanya
dilakukan di luar gedung, melainkan tahap perencanaan dilakukan di dlalam

xii
gedung. Kegiatan di luar gedung ditekankan ke arah promotif dan preventif,
serta sasarannya adalah masyarakat di Wilayah puskesmas Tipo. Beberapa
kegiatan yang dilaksanakan di luar gedung dalam rangka upaya perbaikan
gizi yang dilaksanakan oleh puskesmas, diantaranya :

1. Edukasi Gizi / Pendidikan Gizi


a. Tujuan edukasi gizi adalah mengubah pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat mengacu pada Pedoman Gizi seimbang dan
sesuai dengan resiko/ maslah gizi.
b. Sasaran adalah kelompok masyarakat yang ada di Wilayah kerja
Puskesmas Tipo
c. Lokasi Edukasi adalah ; Posyandu, Pusling, Kelas ibu hamil, kelas
Balita, Kegatan keagamaan, Institut Pendidikan, dll.
d. Fungsi Tenaga Gizi puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan
dengan situasi dan kondisi serta koordinasi dengan Tim Penyuluh di
puskesmas misalnya dengan Promkes, antara lain :
1) Merencanakan Kegiatan edukasi di wilayah kerja Puskesmas
2) Menyampaikan materi edukasi yang akan disampaikan kepada
masyarakat
3) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM, institut
pendidikan dan pertemuan-pertemuan lain.

2. Konseling ASI Eksklusif dan PMBA


a. Tujuan Konseling ASI Eksklusif dan PMBA adalah :
1) Meningkatkan pengetahuan, Sikap dan perilaku keluarga sehingga
bayi baru lahir segara diberikan Inisiasi menyusu Dini (IMD)dan
meneruskan ASI Eksklusif sampaI bayi berusia 6 bulan.
2) Sejak usia 6 bulan disamping selain meneruskan ASI di
perkenalkan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
3) Meneruskan ASI dan MP-ASI sesuai kelompok umur sampai usia
24 bulan

xiii
b. Sasaran konseling adalah ibu hamil dan atau keluarga dan ibu yang
mempunyai anak balita umur sampai usia 24 bulan
c. Lokasi konseling antara lain : Posyandu, terintregasi dengan program
lain kelas balita, kelas ibu.
d. Fungsi tenaga gizi dalam konseling ini disesuaikan dengan situasi dan
kondisi antara lain :
1) Merencanakan kegiatan konseling ASI di Wilayah kerja Puskesmas
Tipo
2) Menyiapkan materi dan dan media konseling yang akan digunakan.
3) Melakukan pembinaan pada tenaga kesehatan lain atau kader
yang ditunjuk untuk melaksanakan Tugas konseling ASI dan
PMBA.
4) Memberikan konseling kepada sasaran sesui dengan permaslahan
indiviadual
5) Materi konseling antara lain :
a) Makanan sehat selama hamil
b) Inisiasi menyusu dini (IMD)
c) Makanan pendamping ASI mulai usia 6 bulan dan terus
memberikan ASI sampai anak Usia 24 bulan atau lebih.
d) Makanan Sehat Ibu menyusui
6) Membuat laporan bulanan pelaksanaan konseling di Wilayah kerja
puskesmas Tipo.

3. Pengelolaan Pemantauan pertumbuhan di Posyandu


a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi balita
menggunakan KMS (kartu menuju sehat) atau buku KIA.
b. Sasaran kegiatan ini adalah kader posyandu
c. Lokasi pelaksanaan di posyandu
d. Fungsi tenaga gizi antara lain :
1) Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja
puskesmas.

xiv
2) Memberikan pembinaan kepada kader posyandu agar malakukan
pemantauan pertumbuhan di Posyandu.
3) Melakukan Penimbangan
4) Membina kader dalam menyiapkan SKDN dan pelaporan
5) Menyusun laporan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di
Wilayah kerja Puskesmas Tipo
6) Memberikan konfirmasi pada hasil pemantauan pertumbuhan.

4. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A


a) Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan
pemberian vitamin A melalui pembinaan mulai dari perencanaan
pelaksanaan, dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan
kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan baik.
b) Sasaran kegiatan ini adalah bayi, balita dan ibu nifas.
c) Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di posyandu
d) Fungsi tenaga gizi dalam puskesmas Tipo dalam pengelolaan
manajemen pemberian vitamin A antara lain :
1) Merencanakan kebutuhan Vitamin A untuk bayi 6-11 bulan, anak
usia 12-59 bulan dan ibu nifas setiap tahun.
2) Memantau kegiatan vitamin A diwilayah kerja Puskesmas Tipo
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya.
3) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi vitamin A di wilayah kerja
Puskesmas Tipo.
e) Ketentuan dalam pemberian Vitamin A
1) Bayi 6-11 bulan diberikan Vitamin A 100.000 SI warna biru
diberikan 2 kali setahun pada bulan Februari dan Agustus
2) Bayi12-59 bulan diberikan Vitamin A 200.000 SI warna Merah
diberikan 2 kali setahun pada bulan Februari dan Agustus
3) Bayi dan Balita sakit

xv
Bayi 6-11 bulan dan balita 12-59 bulan yang sedang menderita
campak, diare,gizi buruk, xeroftalmia, diberikan vitamin Adengan
dosis sesuai umur.
4) Ibu Nifas (0-42 hari)
Pada ibu nifas diberikan 2 kapsul merah dosis 200.000 SI, 1 kapsul
segara setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam berikutnya.

5. Pengelolaan pemberian Tablet Tambah darah (TTD) untuk Ibu Hamil


dan Ibu Nifas
a. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan pemberian TTD
untuk kelompok yang rawan menderita anemia gizi besi yaitu ibu
hamil, melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan sehingga kegiatan pencegahan anemia gizi besi.
b. Sasaran kegiatan in adalah ibu hamil dan ibu nifas
c. Lokasi : ditempat praktek bidan dan posyandu
d. Fungsi tenaga gizi dalam pengelolaan manajemen pemberian TTD
antara lain :
1) Merencanakan kebutuhan TTD untuk kelompok sasaran selama 1
tahun
2) Memantau pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja puskesmas
Tipo.
3) Penyusunan laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja
Puskesmas Tipo
4) Ketentuan pemberian TTD pada ibu hamil dan ibu nifas
a) Pencegahan : 1 tablet/hari sejak awal kehamilan dan dilanjutkan
Sampai masa nifas
b) Pengobatan : 2 tablet perhari sampai Hb Normal

6. Edukasi Dalam rangka Pencegahan Anemia pada Remaja Putri dan


WUS

xvi
a. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program
pencegahan anemia gizi besi pada kelompok sasaran
b. Sasaran kegiatan ini adalah Remaja putri, WUS
c. Lokasi Pelaksanaan kegiatan ini di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
d. Fungsi tenaga gizipuskesmas dalam pengelolaan menejemen
pemberian TTD antara lain :
1) Memberikan pendidikan gizi agar remaja putri dan WUS
mengkonsumsi TTD secara mandiri
2) Apabila di suatu daerah prevalensi anemia gizi > 20 % maka
tenaga gizi akan merencanakan kebutuhan TTD untuk remaja putri
dan WUS dan memberikan TTD kepada kelompok sasaran.
3) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja
Puskesmas Tipo
4) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja
puskesmas Tipo
5) Ketentuan dalam pemberian tablet TTD untuk remaja putri dan
WUS :
a) Pencegahan : 1 tablet /hari selama haid dan 1 tablet /minggu
b) Pengobatan : 1 tablet/hari sampai kadar Hb normal

7. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT Pemulihan


a. MP-ASI
MP-ASI Bufferstock adalah MP-ASI Pabrikan yang di siapkan oleh
kementrian Keshatan RI dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan gizi terutama di daerah rawan gizi keadaan
darurat/bencana. Tenaga gizi puskesmas akan mendistribusikan
kepada masyarakat. Sasaran MP-ASI Bufferstock : Balita 6-24 bulan
yang terkena bencana.

xvii
MP-ASI Lokal adalah MP-ASI yang dibuat dari makanan lokal
setempat dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman dan
keterampilan tenaga kesehatan. MP-ASI lokal dapat dialokasikan dari
dana Bantuan Oprasional Kesehatan (BOK). Dana anggaran
pendapatan belanja daerah (APBD) atau dana lain dengan peraturan
berlaku. Sasaran MP-ASI lokal adalah : balita gizi kurang 6-24 bulan.
Tugas tenaga gizi dlam hal ini adalah :
1. Merencanakan MP-ASI Lokal
2. Pengadaan bahan MP-ASI Lokal
3. Mengolah MP-ASI Lokal dibantu oleh kader
4. Mendistribusikan kepada sasaran dibantu oleh kader

b. PMT Pemulihan
1. Sasaran : balita gizi kurang, balita pasca perawatab gizi buruk, ibu
hamil KEK (Kurang Energi Kronik)
2. PMT Pemulihan Balita gizi kurang adalah makanan ringan padat
gizi dengan kandungan 350-400 kalori energi dan 10-15 gram
protein.
3. PMT Bumil KEK Bufferstock diberikan dalam bentuk makanan
padat gizi dengan kandungan 500 kalori energi dan 15 grm protein.
4. Lama pemberian PMT pemulihan untuk balita dan ibu hamil KEK
adalah 90 hari makan anak. Dan 90 hari makan bumil.

Fungsi Tenaga gizi puskesmas dalam manajemen pemberian MP-ASI


dan PMT Bumil KEK antara lain :

1) Merencanakan kebutuhan MP-ASI dan PMT Bumil Kek Untuk


sasaran selama 1 tahun
2) Memantau kegiatan pemberian MP-ASI dan PMT Bumil KEK di
Wilayah Kerja Puskesmas.
3) Menyusun laporan pelaksanaan distribussi MP-ASI dan PMT Bumil
KEK di wilayah kerja Puskesmas Tipo.

xviii
8. Surveilans Gizi

Kegiatan Surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan


data yang dilakukan secara terus menerus, penyajain serta desiminasi
informasi bagi bagi Kepala Puskesmas serta lintas program dan lintas
sektoral terkait di kecamatan. Sebagai acuan petugas gizi puskesmas
dalam melakukan surveilans gizi bisa menggunakan buku survelans gizi
Kementrian Kesehatan RI tahun 2014.

a. Tujuan
1) Tersedianya informasi berkala dan terus menerus tentang besaran
masalah gizi dan perkembangannya di masyarakat.
2) Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk untuk
mengetahui penyebab masalah gizi dan faktor-faktor terkait
3) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu
daerah.
4) Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untuk dilakukan
(bentuk, sasaran dan tempat)
b. Lingkup data surveilans gizi antara lain :
1) Data status Gizi
2) Data konsumsi makanan
3) Data cakupan program Gizi
c. Sasaran : Bayi, Balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu
menyusui, dll
d. Dalam melakukan surveilan gizi, tenaga gizi puskesmas berkoordinasi
dengan tenaga survelans di puskesmas.dengan fungsi antara lain :
1) Merencanakan surveilans mulai dari lokasi, metode/cara
melakukan dan peggunaan data
2) Melakukan surveilans gizi meliputi pengumpilan data, mengolah
data, menganalisa data, melaksanakan desiminasi informasi.

xix
3) Membina kader posyandu dalam melakukan pencatatan dan
pelaporan kegiatan gizi di posyandu
4) Melaksanakan intervensi gizi yang tepat
5) Membuat laporan survelans gizi
e. Contoh kegiatan dalam surveilans gizi antara lain:
1) Pemantauan Status Gizi
a) Tujuan : Mengetahui status gizi masyarakat sebagai bahan
perencanaan
b) Sasaran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (Bayi,
balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu
menyusui, dll.
2) Pemantauan Wilayah setempat (PWS)
a) Tujuan
1) Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat
dan akurat sebagai dasar penentuan tindakan dalam upaya
untuk pencegahan dan penanggulangan masalah gizi
2) Memantau situasi pangan dan gizi antar kelurahan dalam 1
kecamatan
b) Sasaran : lintas program dan lintas sektoral di tingkat
kecamatam di wilayah kerja puskesmas Tipo.

3) Sistem Kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB)


Gizi Buruk

a) Tujuan Mengantisipasi kejadian luar biasagizi buruk di suatu


wilayah pada kurun waktu tertentu

b) Sasaran : Balita dan keluarganya di Posyandu

4) Pemantauan Konsumsi garam beryodium

a) Tujuan : Memperoleh gambaran berkala tentang cakupan


konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat
dan dilaksanakan setiap 1 tahun sekali

xx
b) sasaran : rumah tangga

9. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM)

Pemulihan gizi berbasis masyarakat merupakan upaya masyarakat untuk


mengatasi masalah gizi yang dihadapi dengan dibantu oleh tenaga gizi
puskesmas degna tenaga kesehatan lainnya. Pendirian PGBM
tergantung pada besaran masalah gizi di daerah, Dalam melaksanakan
PGBM dapat merujuk pada Buku Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk
Kementrian kesehatan Tahun 2011.

a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan status gizi balita


b. Sasaran kegiatan ini adalah balita gizi buruk tanpa komplikasi
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di pos pemulihan Gizi (CFC).
d. Fungsi tenaga gizi di PGBM adalah :
1) Melakukan terapi gizi (konseling, pemberian makanan pemulihan
gizi, pemantauan status gizi, dll) untuk pemulihan gizi buruk
2) Memberikan bimbingan teknis kepada kader dalam melaksanakan
perbaikan gizi di pos perbaikan gizi berbasis masyarakat
3) Menyusun laporan pelaksanaan program perbaikan gizi di pos
pemulihan gizi berbasis masyarakat.
10. Pembinaan Gizi di Institusi
a. Pembinaan Gizi di Sekolah
1) Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperbaiki status gizi anak
sekolah
2) Sasaran kegiatan ini adalah peserta didik PAUD, TK, SD/MI,
SMP/MTS, SMA/MA dan sederajat.
3) Bentuk-bentuk kegiatan perbaikan gizi di sekolah :
a) Edukasi Gizi (Penyuluhan)
b) Penjaringan status gizi di sekolah
c) Pemberdayaan peserta didik sebagai dokter kecil/ kader
kesehatan remaja (KKR)

xxi
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas bersama Tim UKS :
a) Mengkoordinir atau melakukan edukasi gizi di sekolah
b) Menapis status gizi anak sekolah
c) Mengkoordinir pemantauan dan intervensi terhadap status gizi
Anak di sekolah

d) Menjalin kerjasama dengan sekolah dalam pemberdayaan


peserta didik sebagai dokter kecil dan KKR

e) Membuat laporan program perbaikan gizi di sekolah

11. Kerjasam Lintas sektor dan lintas program

a. Tujuan : Meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi di tingkat


puskesmas melalui kerjasam lintas sektor dan lintas program

b. Sasaran : seksi pemberdayaan masyarakat kantor camat, penyuluh


pertanian lapangan, TP PKK, Dinas Pendidikan, Kepala kelurahan,
Program KIA, Bidan koordinator, Tenaga sanitarian, tenaga promosi
kesehatan, perawat, juru imunisasi, dll.

c. Fungsi tenega gizi puskesmas dalam dalam kerjasama lintas sektor


dan lintas program :

a. Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan kerjasama

b. Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama

c. Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen kerjasama

d. melakukan koordinasi dalam menentukan indikator-indikator


keberhasilan bersama

e. Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama

f. membuat laporan hasil kerjasama

12. Pencatatan dan Pelaporan

xxii
Pencatatan dan pelaporan untuk mendokumentasikan pelayanan gizi
dalam luar gedung menggunakan instrumen antara lain :

a. Buku register pasien


b. Rekap jumlah pasien yang mendapatkan konseling
c. Dokumen asuhan gizi
d. F3/Gizi (rekapitulasi data gizi dari puskesmas)
e. F2/Gizi ( rekapitulasi data gizi dari kelurahan)
f. F1/gizi (Rekapitulasi gizi dari posyandu)
g. Pelaporan ASI Eksklusif
h. Pelaporan BGM

13. Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan yang dimonitor adalah kegiatan pelayanan gizi di dalam


maupun di luar gedung. Cara melakukan monitoring dan evaluasi perlu
memperhatikan jenis dan waktu kegiatan yang dilaksanakan. Dari sisi
jenis kegiatan dapat dibedakan antara monitoringdi dalam gedung dan
luar gedung.

1. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di Dalam Gedung


Kegiatan yang di monitor dan dievaluasi :
a. Edukasi Gizi/Pendidikan gizi
1) Frekuensi edukasi yang direncanakan diselenggarakan di
Puskesmas perbulan, triwulan, semester, pertahun
2) Frekuensi edukasi yang dilaksanakan di Puskesmas perbulan,
triwulan, semester, pertahun
3) Jenis materi penyuluhan yang diberikan
b. Konseling
1) Data jumlah rujukan permintaan konseling
2) Data jumlah pasien yang mendapatkan konseling
3) Jenis materi konseling
2. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di Luar Gedung

xxiii
Kegiatan yang dimonitor dan dievaluasi
a. Penyuluhan Gizi
1) Frekuensi penyuluhan gizi yang direncanakan di
selenggarakan di luar puskesmas perbulan dan pertahun
2) Frekuensi penyuluhan gizi yang dilaksanakan di luar
puskesmas perbulan dan pertahun
3) Materi Penyuluhan yang diberikan perbulan, pertahun
b. Konseling
1) Data rujukan permintaan konseling perbulan dan pertahun
2) Data jumlah pasien yang mendapatkan konseling perbulan dan
pertahun
c. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
1) Data SKDN perbulan, pertriwulan,pertahun
2) Persentase D/S dan N/D perbulan, pertriwulan,pertahun
3) Jumlah balita BGM dan 2T
d. Pemberian kapsul Vitami A
1) Data Jumlah sasaran yang harus dapat Vitamin A
2) Data jumlah sasaran yang sudah mendapatkan vitamin A
e. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil
1) Data jumlah sasaran yang seharusny dapat TTD
2) Data jumlah sasaran yang telah dapat TTD
f. Pengelolaan MP-ASI, PMT Pemuliha
1) Data jumlah sasaran yang seharusnya mendapatkan MP-ASI,
PMT Pemulihan.
2) Data jumlah sasaran yang telah mendapatkan MP-ASI, PMT
Pemulihan.
g. Pembinaan Gizi Institusi
1) Data jumlah edukasi gizi yang direncanakan perbulan,
pertahun di institusi luar Puskesmas
2) Data jumlah edukasi gizi yang dilaksanakan perbulan,
pertahun di institusi luar Puskesmas

xxiv
h. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM)
1) Data jumlah gizi buruk yang tanpa komplikasi yang ada di
wilayah kerja puskesmas Tipo
2) Data jumlah gizi buruk yang tanpa komplikasi yang
mendapatkan penanganan di wilayah kerja puskesmas Tipo
i. Survelans Gizi
1) Jenis kegiatan surveilans yang perlu dilakukan puskesmas
2) Jenis kegiatan surveilans yang telah dilakukan puskesmas
j. Kerjasama lintas sektoral dan Lintas Program
1) Jumlah rencana rapat LP/LS perbulan, pertahun
2) Jumlah realisasi rapat LP/LS perbulan, pertahun

A. Pelaksanaan Pelayanan Gizi Dalam Gedung


Kegiatan pelayanan gizi dalam gedung terdiri dari upaya promotif , preventif
dan kuratif serta rehabilitatif bagi rawat jalan baik rawat jalan maupun rawat inap
yang dilakukan di dalam puskesmas.
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi :
5) Pengkajian Gizi
Bertujuan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab melalui
pengumpulan, verifikasi, interpretasi data secara sistematik meliputi :
e. Data antropometri
f. Data pemeriksaan Fisik/klinis
g. Data riwayat gizi
- Data Kualitatif
- Data Kuantitatif
h. Data hasil pemeriksaan laboratorium.
6) Penentuan diagnosis gizi

xxv
Tujuan Diagnosis gizi untuk mengetahui adanya masalah gizi, faktor penyebab
serta tanda-tanda yang ditimbulkan.
7) Intervensi Gizi
Intervensi Gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk
merubah perilaku gizi, atau aspek status kesehatan individu. meliputi :
d. Penentuan jenis diet sesuai kebutuhan
e. Edukasi Gizi
f. Konseling Gizi
8) Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Kegiatan Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan,
keberhasilan intervensi gizi pada pasien/ klien, dengan cara :
a. Menilai pemahaman dan kepatuhan pasien terhadap intervensi gizi
b. Menentukan apakah intervensi sesuai rencana yang telah ditetapkan
c. Meninformasikan yang menyebabkan tujuan intervensi tidak tercapai
d. Menetapkan kesimpulan yang berbasis fakta

B. Pelayanan Gizi Luar Gedung


Secara utuh kegiatan pelayanan gizi diluar gedung tidak sepenuhnya hanya
dilakukan di luar gedung, melainkan tahap perencanaan dilakukan di dlalam
gedung. Kegiatan di luar gedung ditekankan ke arah promotif dan preventif, serta
sasarannya adalah masyarakat di Wilayah Puskesmas Tipo.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan di luar gedung dalam rangka upaya
perbaikan gizi yang dilaksanakan oleh puskesmas, diantaranya :

9. Edukasi Gizi / Pendidikan Gizi

xxvi
e. Tujuan edukasi gizi adalah mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat mengacu pada Pedoman Gizi seimbang dan sesuai dengan
resiko/ masalah gizi.
f. Sasaran adalah kelompok masyarakat yang ada di Wilayah kerja Puskesmas
Tipo
g. Lokasi Edukasi adalah ; Posyandu, Pusling, Kelas ibu hamil, kelas Balita,
Kegatan keagamaan, Institut Pendidikan, dll.
h. Fungsi Tenaga Gizi puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan dengan
situasi dan kondisi serta koordinasi dengan Tim Penyuluh di puskesmas
misalnya dengan Promkes, antara lain :
4) Merencanakan Kegiatan edukasi di wilayah kerja Puskesmas
5) Menyampaikan materi edukasi yang akan disampaikan kepada
masyarakat
6) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM, institut pendidikan
dan pertemuan-pertemuan lain.

10. Konseling ASI Eksklusif dan PMBA


e. Tujuan Konseling ASI Eksklusif dan PMBA (Pelatihan Pemberian Makan Bayi
dan Balita) adalah :
4) Meningkatkan pengetahuan, Sikap dan perilaku keluarga sehingga bayi
baru lahir segara diberikan Inisiasi menyusu Dini (IMD) dan meneruskan
ASI Eksklusif sampaI bayi berusia 6 bulan.
5) Sejak usia 6 bulan disamping selain meneruskan ASI di perkenalkan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
6) Meneruskan ASI dan MP-ASI sesuai kelompok umur sampai usia 24
bulan
f. Sasaran konseling adalah ibu hamil dan atau keluarga dan ibu yang
mempunyai anak balita umur sampai usia 24 bulan
g. Lokasi konseling antara lain : Posyandu, terintregasi dengan program lain
kelas balita, kelas ibu.

xxvii
h. Fungsi tenaga gizi dalam konseling ini disesuaikan dengan situasi dan
kondisi antara lain :
7) Merencanakan kegiatan konseling ASI di Wilayah kerja Puskesmas Tipo
8) Menyiapkan materi dan dan media konseling yang akan digunakan.
9) Melakukan pembinaan pada tenaga kesehatan lain atau kader yang
ditunjuk untuk melaksanakan Tugas konseling ASI dan PMBA.
10) Memberikan konseling kepada sasaran sesui dengan permaslahan
indiviadual
11) Materi konseling antara lain :
e) Makanan sehat selama hamil
f) Inisiasi menyusu dini (IMD)
g) Makanan pendamping ASI mulai usia 6 bulan dan terus memberikan
ASI sampai anak Usia 24 bulan atau lebih.
h) Makanan Sehat Ibu menyusui
12) Membuat laporan bulanan pelaksanaan konseling di Wilayah kerja
puskesmas Tipo.

11. Pengelolaan Pemantauan pertumbuhan di Posyandu


e. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi balita menggunakan
KMS (kartu menuju sehat) atau buku KIA.
f. Sasaran kegiatan ini adalah kader posyandu
g. Lokasi pelaksanaan di posyandu
h. Fungsi tenaga gizi antara lain :
7) Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja
puskesmas.
8) Memberikan pembinaan kepada kader posyandu agar malakukan
pemantauan pertumbuhan di Posyandu.
9) Melakukan Penimbangan
10) Membina kader dalam menyiapkan SKDN dan pelaporan
11) Menyusun laporan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di Wilayah
kerja Puskesmas Tipo

xxviii
12) Memberikan konfirmasi pada hasil pemantauan pertumbuhan.

12. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A


f) Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan
pemberian vitamin A melalui pembinaan mulai dari perencanaan
pelaksanaan, dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan kekurangan
vitamin A dapat berjalan dengan baik.
g) Sasaran kegiatan ini adalah bayi, balita dan ibu nifas.
h) Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di posyandu
i) Fungsi tenaga gizi dalam puskesmas Tipo dalam pengelolaan manajemen
pemberian vitamin A antara lain :
4) Merencanakan kebutuhan Vitamin A untuk bayi 6-11 bulan, anak usia 12-
59 bulan dan ibu nifas setiap tahun.
5) Memantau kegiatan vitamin A diwilayah kerja Puskesmas Tipo yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya.
6) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi vitamin A di wilayah kerja
Puskesmas Tipo.
j) Ketentuan dalam pemberian Vitamin A
5) Bayi 6-11 bulan diberikan Vitamin A 100.000 SI warna biru diberikan 2
kali setahun pada bulan Februari dan Agustus
6) Bayi12-59 bulan diberikan Vitamin A 200.000 SI warna Merah diberikan 2
kali setahun pada bulan Februari dan Agustus
7) Bayi dan Balita sakit
Bayi 6-11 bulan dan balita 12-59 bulan yang sedang menderita campak,
diare, gizi buruk, xeroftalmia, diberikan vitamin Adengan dosis sesuai
umur.
8) Ibu Nifas (0-42 hari)
Pada ibu nifas diberikan 2 kapsul merah dosis 200.000 SI, 1 kapsul
segara setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam berikutnya.

xxix
13. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah darah (TTD) untuk Ibu Hamil dan
Ibu Nifas
e. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan pemberian TTD untuk
kelompok yang rawan menderita anemia gizi besi yaitu ibu hamil, melalui
pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan sehingga
kegiatan pencegahan anemia gizi besi.
f. Sasaran kegiatan in adalah ibu hamil dan ibu nifas
g. Lokasi : ditempat praktek bidan dan posyandu
h. Fungsi tenaga gizi dalam pengelolaan manajemen pemberian TTD antara
lain :
5) Merencanakan kebutuhan TTD untuk kelompok sasaran selama 1 tahun
6) Memantau pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja puskesmas Tipo.
7) Penyusunan laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja
Puskesmas Tipo
8) Ketentuan pemberian TTD pada ibu hamil dan ibu nifas
c) Pencegahan : 1 tablet/hari sejak awal kehamilan dan dilanjutkan
sampai masa nifas
d) Pengobatan : 2 tablet perhari sampai Hb Normal

14. Edukasi Dalam rangka Pencegahan Anemia pada Remaja Putri dan WUS
e. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program pencegahan
anemia gizi besi pada kelompok sasaran
f. Sasaran kegiatan ini adalah Remaja putri, WUS
g. Lokasi Pelaksanaan kegiatan ini di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
h. Fungsi tenaga gizipuskesmas dalam pengelolaan menejemen pemberian
TTD antara lain :
6) Memberikan pendidikan gizi agar remaja putri dan WUS mengkonsumsi
TTD secara mandiri
7) Apabila di suatu daerah prevalensi anemia gizi > 20 % maka tenaga gizi
akan merencanakan kebutuhan TTD untuk remaja putri dan WUS dan
memberikan TTD kepada kelompok sasaran.

xxx
8) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja
Puskesmas Tipo
9) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja
puskesmas Tipo
10) Ketentuan dalam pemberian tablet TTD untuk remaja putri dan WUS :
c) Pencegahan : 1 tablet /hari selama haid dan 1 tablet /minggu
d) Pengobatan : 1 tablet/hari sampai kadar Hb normal

15. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT Pemulihan


c. MP-ASI
MP-ASI Bufferstock adalah MP-ASI Pabrikan yang di siapkan oleh
kementrian Keshatan RI dalam rangka pencegahan dan penanggulangan gizi
terutama di daerah rawan gizi keadaan darurat/bencana. Tenaga gizi
puskesma akan mendistribusikan kepada masyarakat. Sasaran MP-ASI
Bufferstock : Balita 6-24 bulan yang terkena bencana.
MP-ASI Lokal adalah MP-ASI yang dibuat dari makanan lokal setempat
dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan tenaga
kesehatan. MP-ASI lokal dapat dialokasikan dari dana Bantuan Oprasional
Kesehatan (BOK). Dana anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) atau
dana lain dengan peraturan berlaku. Sasaran MP-ASI lokal adalah balita gizi
kurang 6-24 bulan. Tugas tenaga gizi dalam hal ini adalah :
5. Merencanakan MP-ASI Lokal
6. Pengadaan bahan MP-ASI Lokal
7. Mengolah MP-ASI Lokal dibantu oleh kader
8. Mendistribusikan kepada sasaran dibantu oleh kader

d. PMT Pemulihan
5. Sasaran : balita gizi kurang, balita pasca perawatab gizi buruk, ibu hamil
KEK (Kurang Energi Kronik)

xxxi
6. PMT Pemulihan Balita gizi kurang adalah makanan ringan padat gizi
dengan kandungan 350-400 kalori energi dan 10-15 gram protein.
7. PMT Bumil KEK Bufferstock diberikan dalam bentuk makanan padat gizi
dengan kandungan 500 kalori energi dan 15 grm protein.
8. Lama pemberian PMT pemulihan untuk balita dan ibu hamil KEK adalah
90 hari makan anak. Dan 90 hari makan bumil.
9. Fungsi Tenaga gizi puskesmas dalam manajemen pemberian MP-ASI
dan PMT Bumil KEK antara lain :
4) Merencanakan kebutuhan MP-ASI dan PMT Bumil Kek Untuk
sasaran selama 1 tahun
5) Memantau kegiatan pemberian MP-ASI dan PMT Bumil KEK di
Wilayah Kerja Puskesmas.
6) Menyusun laporan pelaksanaan distribussi MP-ASI dan PMT Bumil
KEK di wilayah kerja Puskesmas Tipo.

16. Surveilans Gizi


Kegiatan Surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan
data yang dilakukan secara terus menerus, penyajain serta desiminasi informasi
bagi bagi Kepala Puskesmas serta lintas program dan lintas sektoral terkait di
kecamatan. Sebagai acuan petugas gizi puskesmas dalam melakukan
surveilans gizi bisa menggunakan buku survelans gizi Kementrian Kesehatan RI
tahun 2014.
f. Tujuan
5) Tersedianya informasi berkala dan terus menerus tentang besaran
masalah gizi dan perkembangannya di masyarakat.
6) Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk untuk mengetahui
penyebab masalah gizi dan faktor-faktor terkait
7) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah.
8) Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untuk dilakukan
(bentuk, sasaran dan tempat)
g. Lingkup data surveilans gizi antara lain :

xxxii
4) Data status Gizi
5) Data konsumsi makanan
6) Data cakupan program Gizi
h. Sasaran : Bayi, Balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu
menyusui, dll
i. Dalam melakukan surveilan gizi, tenaga gizi puskesmas berkoordinasi
dengan tenaga survelans di puskesmas.dengan fungsi antara lain :
6) Merencanakan surveilans mulai dari lokasi, metode/cara melakukan dan
peggunaan data
7) Melakukan surveilans gizi meliputi pengumpilan data, mengolah data,
menganalisa data, melaksanakan desiminasi informasi.
8) Membina kader posyandu dalam melakukan pencatatan dan pelaporan
kegiatan gizi di posyandu
9) Melaksanakan intervensi gizi yang tepat
10) Membuat laporan survelans gizi
j. Jenis kegiatan dalam surveilans gizi antara lain:
3) Pemantauan Status Gizi
- Tujuan : Mengetahui status gizi masyarakat sebagai bahan
perencanaan
- Sasaran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (Bayi, balita,
anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu menyusui, dll.
4) Pemantauan Wilayah setempat (PWS)
c) Tujuan
3) Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan
akurat sebagai dasar penentuan tindakan dalam upaya untuk
pencegahan dan penanggulangan masalah gizi
4) Memantau situasi pangan dan gizi antar kelurahan dalam 1
kecamatan
d) Sasaran : lintas program dan lintas sektoral di tingkat kecamatan di
wilayah kerja puskesmas Tipo.

xxxiii
5) Sistem Kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB) Gizi
Buruk
e) Tujuan : Mengantisipasi kejadian luar biasa gizi buruk di suatu wilayah
pada kurun waktu tertentu
f) Sasaran : Balita dan keluarganya di Posyandu
6) Pemantauan Konsumsi garam beryodium
- Tujuan : Memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi
garam beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat dan
dilaksanakan setiap 1 tahun sekali
- Sasaran : rumah tangga

17. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM)


Pemulihan gizi berbasis masyarakat merupakan upaya masyarakat untuk
mengatasi masalah gizi yang dihadapi dengan dibantu oleh tenaga gizi
puskesmas dengan tenaga kesehatan lainnya. Pendirian PGBM tergantung pada
besaran masalah gizi di daerah, Dalam melaksanakan PGBM dapat merujuk
pada Buku Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk Kementrian kesehatan Tahun
2011.
e. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan status gizi balita
f. Sasaran kegiatan ini adalah balita gizi buruk tanpa komplikasi
g. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di pos pemulihan Gizi (CFC).
h. Fungsi tenaga gizi di PGBM adalah :
4) Melakukan terapi gizi (konseling, pemberian makanan pemulihan gizi,
pemantauan status gizi, dll) untuk pemulihan gizi buruk
5) Memberikan bimbingan teknis kepada kader dalam melaksanakan
perbaikan gizi di pos perbaikan gizi berbasis masyarakat
6) Menyusun laporan pelaksanaan program perbaikan gizi di pos pemulihan
gizi berbasis masyarakat.

18. Pembinaan Gizi di Institusi


b. Pembinaan Gizi di Sekolah

xxxiv
4) Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperbaiki status gizi anak sekolah
5) Sasaran kegiatan ini adalah peserta didik PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA dan sederajat.
6) Bentuk-bentuk kegiatan perbaikan gizi di sekolah :
- Edukasi Gizi (Penyuluhan)
- Penjaringan status gizi di sekolah
- Pemberdayaan peserta didik sebagai dokter kecil/ kader kesehatan
remaja (KKR)
c. Fungsi tenaga gizi puskesmas bersama Tim UKS
1) Mengkoordinir atau melakukan edukasi gizi di sekolah
2) Menapis status gizi anak sekolah
3) Mengkoordinir pemantauan dan intervensi terhadap status gizi di sekolah
4) Menjalin kerjasama dengan sekolah dalam pemberdayaan peserta didik
sebagai dokter kecil dan KKR
5) Membuat laporan program perbaikan gizi di sekolah

19. Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program


a. Tujuan : Meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi di tingkat
puskesmas melalui kerjasam lintas sektor dan lintas program
b. Sasaran : seksi pemberdayaan masyarakat kantor camat, penyuluh pertanian
lapangan, TP PKK, Dinas Pendidikan, Kepala kelurahan, Program KIA, Bidan
koordinator, Tenaga sanitarian, tenaga promosi kesehatan, perawat, juru
imunisasi, dll.
c. Fungsi tenega gizi puskesmas dalam dalam kerjasama lintas sektor dan
lintas program :
1) Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan kerjasama
2) Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama
3) Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen kerjasama

xxxv
4) Melakukan koordinasi dalam menentukan indikator-indikator keberhasilan
bersama
5) Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama
6) Membuat laporan hasil kerjasama

20. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan untuk mendokumentasikan pelayanan gizi dalam luar
gedung menggunakan instrumen antara lain :
i. Buku register pasien
j. Rekap jumlah pasien yang mendapatkan konseling
k. Dokumen asuhan gizi
l. F3/Gizi (rekapitulasi data gizi dari puskesmas)
m. F2/Gizi ( rekapitulasi data gizi dari kelurahan)
n. F1/gizi (Rekapitulasi gizi dari posyandu)
o. Pelaporan ASI Eksklusif
p. Pelaporan BGM

21. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan yang dimonitor adalah kegiatan pelayanan gizi di dalam maupun
di luar gedung. Cara melakukan monitoring dan evaluasi perlu memperhatikan
jenis dan waktu kegiatan yang dilaksanakan. Dari sisi jenis kegiatan dapat
dibedakan antara monitoring di dalam gedung dan luar gedung.
3. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di Dalam Gedung
Kegiatan yang di monitor dan dievaluasi :
c. Edukasi Gizi/Pendidikan gizi
4) Frekuensi edukasi yang direncanakan diselenggarakan di Puskesmas
perbulan, triwulan, semester, pertahun
5) Jenis materi penyuluhan yang diberikan
d. Konseling
4) Data jumlah rujukan permintaan konseling
5) Data jumlah pasien yang mendapatkan konseling

xxxvi
6) Jenis materi konseling

4. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di Luar Gedung


Kegiatan yang dimonitor dan dievaluasi
k. Penyuluhan Gizi
4) Frekuensi penyuluhan gizi yang direncanakan diselenggarakan di luar
puskesmas perbulan dan pertahun
5) Materi Penyuluhan yang diberikan perbulan, pertahun
l. Konseling
3) Data rujukan permintaan konseling perbulan dan pertahun
4) Data jumlah pasien yang mendapatkan konseling perbulan dan
pertahun
m. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
4) Data SKDN perbulan, pertriwulan,pertahun
5) Persentase D/S dan N/D perbulan, pertriwulan,pertahun
6) Jumlah balita BGM dan 2T
n. Pemberian kapsul Vitami A
3) Data Jumlah sasaran yang harus dapat Vitamin A
4) Data jumlah sasaran yang sudah mendapatkan vitamin A
o. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil
3) Data jumlah sasaran yang seharusny dapat TTD
4) Data jumlah sasaran yang telah dapat TTD
p. Pengelolaan MP-ASI, PMT Pemuliha
3) Data jumlah sasaran yang seharusnya mendapatkan MP-ASI, PMT
Pemulihan.
4) Data jumlah sasaran yang telah mendapatkan MP-ASI, PMT
Pemulihan.
q. Pembinaan Gizi Institusi
3) Data jumlah edukasi gizi yang direncanakan perbulan, pertahun di
institusi luar Puskesmas

xxxvii
4) Data jumlah edukasi gizi yang dilaksanakan perbulan, pertahun di
institusi luar Puskesmas
r. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM)
3) Data jumlah gizi buruk yang tanpa komplikasi yang ada di wilayah
kerja puskesmas Tipo
4) Data jumlah gizi buruk yang tanpa komplikasi yang mendapatkan
penanganan di wilayah kerja puskesmas Tipo

s. Survelans Gizi
3) Jenis kegiatan surveilans yang perlu dilakukan puskesmas
4) Jenis kegiatan surveilans yang telah dilakukan puskesmas
t. Kerjasama lintas sektoral dan Lintas Program
3) Jumlah rencana rapat LP/LS perbulan, pertahun
4) Jumlah realisasi rapat LP/LS perbulan, pertahun

C.

LOKET PENDAFTARAN POLI


PASIEN
PUSKESMAS

PASIEN DENGAN PASIEN


PENYAKIT MENGALAMI GIZI
DEGENERATIF KURANG/BURUK

YA TIDAK

xxxviii
SKRINNING
PASIEN RUANG GIZI

KONSELING

EDUKASI MENDAPAT
GIZI PENANGANAN

Keterangan :

1. Pasien datang, mendaftarakan diri di loket pendaftaran Puskesmas


2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa
3. Dokter merujuk pasien yang mengalami gizi kurang/buruk serta pasien yang
mengalami penyakit degeneratif (DM, Hipertensi, Asam Urat, Jantung) ke Poli
Gizi
4. Petugas Poli Gizi mengindentifikasi masalah gizi pasien lalu memberikan
konseling sesuai dengan keluhan penyakit pasien

xxxix
xl
xli
PUSKESMAS TIPO
DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAGETAN

xlii
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NGARIBOYO
Jalan Raya Magetan - Parang No. 49 Kec. Ngariboyo 63351
Telp. 0351- 893114
Email.ngariboyo.pusk@gmail.com

KATA PENGANTAR

Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah

kerja, mempunyai posisi yang sangat strategis dalam rangka mewujudkan masyarakat

yang mandiri untuk hidup sehat sehinngga masyarakat dapat memperoleh pelayanan

kesehatan yang optimal.

Puskesmas Tipo telah berkomitmen menjadikan Puskesmas yang berakreditasi

sehingga dalam rangka melaksanakan 6 program unggulan dari beberapa program

kesehatan yang di laksanakan di Puskesmas disyaratkan harus dengan target program,

yang di harapkan dapat tercapai dengan baik dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

Sebagai upaya memenuhi target tersebutlah di harapkan adanya suatu sistim

yang terarah yang berisi susunan rencana kegiatan pokok Puskesmas yang akan di

laksanakan dengan menggunakan Pedoman.

Dalam penyusunan Pedoman tahun ini tak lepas berkat bantuan dari semua

pihak, untuk itu kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam

menyelesaikan Pedoman ini kami ucapkan terimakasih.

xliii
Dengan tersusunnya Pedoman ini semoga dapat di pergunakan sebagai bahan

yang digunakan sebagai tolak ukur dalam memberikan pelayanan Gizi.

Kami sadari dalam penyusunan Pedoman ini masih belum sempurna oleh

karenanya masukan dan saran perbaikan sangat kami harapkan demi kesempurnaan

penyusunan Pedoman di masa yang akan datang.

Palu, Juli 2015


PenanggungJawab Program Gizi

Lenita Pontoh, SKM


NIP. 19781124 200502 2 006

xliv
LEMBAR PENGESAHAN

Buku Pedoman Pelayanan di Puskesmas Ngariboyo ini telah disetujui dan disahkan
oleh Bapak Kepala Puskesmas pada tanggal 31 Januari 2015.

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Ngariboyo Koordinator KIA

xlv
dr. Moch Hariyadi Marsini, SST
NIP. 19610317 198903 1 008 NIP. 19671006 199103 2 012

DAFTAR ISI

Judul............. i

Kata Pengantar ii

Lembar Pengesahan. iv

Daftar Isi v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Tujuan.. 1
C. Sasaran 2
D. Ruang Lingkup... 2
E. Batasan Operasional. 2

xlvi
F. Landasan Hukum 3

BAB II STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 5


B. Distribusi Ketenagaan 5
C. Jadwal Kegiatan.. 6
D. Tugas Bidan KIA/KB di Puskesmas..... 7

BAB III PEDOMAN PELAKSANAAN KIA-KB

A. Pedoman Pencegahan Infeksi.. 8


B. Pedoman Pelayanan Antenatal 9
1. Peralatan untuk pelayanan antenatal 10
2. Pemberian pelayanan sesuai dengan kebutuhan... 10
C. Pedoman Persalinan.. 11
D. Pedoman Pelayanan Nifas 12
I. Gambaran umum tentang pelayanan nifas bagi ibu dan bayi 12
II. Pemeriksaan pada ibu nifas.... 13
III. Alat pendukung dalam pelayanan nifas.... 13
E. Pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit.... 14
F. Pedoman Manajemen Terpadu Balita Muda.. 27
G. Kontrasepsi Pil Kombinasi. 35
H. Kontrasepsi Suntikan.. 36
I. Suntikan Ulang. 38
J. Kontrasepsi Pil Progestin 39
K. Kontrasepsi Implan.. 40
L. Kontrasepsi IUD 42
M. Bekerja di Masyarakat.. 44

Penutup.. 49

Rujukan... 50

xlvii

You might also like