Professional Documents
Culture Documents
(Formulation for Indicator and Target of TB Smear + Suspect Rate in Jember District
Community Health Centers)
Abstract
Even though for two last years the national target of rate of cases that
succeed to be found from suspects; that represented as Case Detection
Rate (CDR) has been fulfilled, performances of each forty-nine Community
Health Center in Jember, Indonesia was fluctuated. Two primary factors,
that contributing to CDR are Error Rate and Suspect Rate. Suspect rate
never been evaluated by TB+ program. This research was aimed to
produce Suspect Rate indicator and target, that applicable for Community
Health Center in Jember.This study was a part of Research and
Development (R&D), towards to four years data of forty-nine Community
Health Center in Jember.From this study concluded that applicable Suspect
Rate indicator definites as Amount of checked suspects (its phlegm)
among 10.000 residents at one particular Community Health Center
region in one year and the target that realistic is minimum 75 checked
suspects among 10.000 residents.
PENDAHULUAN
Kondisi TB di Indonesia tampak sebagai masalah yang serius, hal ini terlihat
dari data badan dunia maupun data dalam negeri. Laporan TB dunia oleh World
Health Organization (WHO) di tahun 2006, menempatkan Indonesia sebagai
penyumbang TB terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah
kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian sekitar 101.000 pertahun. Posisi
ini masih tetap bertahan pada tahun 2007 sehingga menjadikan wilayah Asia
sebagai wilayah dengan beban TB terbesar (55%). Data berasal dari Riset Kesehatan
Dasar tahun 2007 untuk pola penyebab kematian pada semua umur menempatkan
TB sebagai penyakit penyebab kematian urutan kedua sebesar 7,5% setelah stroke
(15,4%). Dan menjadi penyebab kematian utama (27,8%) pada kelompok kematian
yang disebabkan penyakit infeksi.
* Yunus Ariyanto dan Andrei Ramani adalah Dosen Bagian Epidemiologi dan
Biostatistika-Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
154
155 Jurnal IKESMA Volume 8 Nomor 2 September 2012
Dua faktor utama CDR adalah adalah Angka Penjaringan Suspek dan Angka
Kesalahan Laboratorium (saat ini menggunakan Error Rate, sedangkan metode Lot
Sampling Quality Assessment (LSQA) masih diujicobakan di beberapa propinsi.Angka
Penjaringan Suspek berperan dalam menentukan besarnya peluang untuk
ditemukannya penderita TB, artinya semakin besar suspek yang didapat dan
diperiksa maka peluang untuk ditemukannya penderita TB juga semakin besar
sehingga angka CDR dapat naik. Sedangkan Error Rate berguna dalam menjamin
kualitas angka CDR, artinya jika Error Rate tinggi maka kualitas angka CDR menjadi
rendah dan tidak dapat dipertanggungjwabkan keakuratannya begitu juga
sebaliknya jika Error Rate rendah maka angka CDR semakin dapat
dipertanggungjawabkan keakuratannya.
Faktor pertama CDR adalah Error Rate. Error Rate atau angka kesalahan
baca adalah angka kesalahan laboratorium yang menyatakan prosentase kesalahan
pembacaan slide/ sediaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa pertama
setelah di uji silang (cross check) oleh BLK atau laboratorium rujukan lain. Angka ini
menggambarkan kualitas pembacaan slide secara mikroskopis langsung
laboratorium pemeriksa pertama. Angka kesalahan baca sediaan ini hanya bisa
ditoleransi maksimal 5%. Apabila error rate 5 % dan positif palsu serta negatif
palsu keduanya 5% berarti mutu pemeriksaan baik. Penghitungan Error Rate
adalah sebagai berikut1:
= 100%
Angka Error Rate di Kabupaten Jember berhasil dipertahankan di bawah
target 5% melalui kegiatan pelatihan, sehingga kualitas pemeriksaan mikroskopis
bukan merupakan masalah. Rata-rata dari 17 Puskesmas Rujukan Mikroskopis
didapatkan nilai Error Rate sebesar 4,20% di tahun 2007, sebesar 4,86% di tahun
2008, dan 4,86% di tahun 2009.
Faktor kedua CDR adalah Angka Penjaringan Suspek. Meskipun Angka
Penjaringan Suspek merupakan variabel utama penentu angka CDR seperti telah
dijelaskan di atas, namun Dinas Kesehatan Jember dalam evaluasi program TB,
belum pernah mengevaluasi bagaimana kinerja Puskesmas dalam menjaring suspek.
Angka Penjaringan Suspek adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya diantara
100.000 penduduk pada suatu wilayah tertentu dalam 1 tahun. Angka ini digunakan
untuk mengetahui upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu, dengan
157 Jurnal IKESMA Volume 8 Nomor 2 September 2012
METODE PENELITIAN
Deskripsi data
Jumlah Puskesmas di Kabupaten Jember adalah sebanyak 49 buah. Deskripsi
hasil penghitungan Angka Penjaringan Suspek, CDR dan CNR untuk tiap tahun dan
total keseluruhan selama empat tahun tersaji dalam tabel 2 berikut:
Tabel 1 Deskripsi Angka Penjaringan Suspek, CDR, CNR untuk Tiap Tahun
dan Total Keseluruhan Selama Empat Tahun 2006 hingga 2009
Standar
Tahun Variabel N Min Maks Rerata
Deviasi
2006 - Angka Penjaringan Suspek 49 18,00 201,00 70,10 42,36
- CDR 13,79 173,95 68,17 31,37
- CNR 3,69 42,25 14,36 7,36
2007 - Angka Penjaringan Suspek 49 7,00 152,00 53,61 30,10
- CDR 7,76 154,36 62,43 32,84
- CNR 2,08 17,54 8,87 3,80
2008 - Angka Penjaringan Suspek 49 13,00 193,00 62,65 35,51
- CDR 21,00 179,60 73,66 39,13
- CNR 3,84 24,44 10,21 4,37
2009 - Angka Penjaringan Suspek 49 14,00 137,00 75,06 32,62
- CDR 22,58 159,09 69,13 32,31
- CNR 4,06 20,21 10,13 4,13
2006-2009 - Angka Penjaringan Suspek 196 7,00 201,00 65,36 36,10
- CDR 7,76 179,60 68,35 34,02
- CNR 2,08 42,25 10,89 5,49
Tabel 2 Hasil Uji Korelasi Spearmans rho Angka Penjaringan Suspek dengan
CDR dan CNR untuk Tiap Tahun dan Total Keseluruhan Selama
Empat Tahun 2006 hingga 2009
Tahun Korelasi Angka Penjaringan Suspek
N R p
terhadap Variabel
2006 - CDR 49 0,471 0,001
- CNR 0,441 0,002
2007 - CDR 49 0,542 0,001
- CNR 0,451 0,001
2008 - CDR 49 0,580 0,001
- CNR 0,391 0,005
2009 - CDR 49 0,498 0,001
- CNR 0,372 0,009
2006 - 2009 - CDR 196 0,527 0,001
- CNR 0,411 0,001
Penemuan Target
Setelah memperoleh indikator penjaringan suspek, maka selanjutnya
dilakukan penentuan target. Perkiraan target diperoleh dengan cara deskriptif, yaitu
membandingkan proporsi capaian CDR untuk tiap rentang angka penjaringan
suspek dengan kondisi secara umum / capaian angka penjaringan suspek secara
umum Kabupaten Jember. Artinya capaian umum Kabupaten Jember merupakan
referens bagi tiap rentang capaian angka penjaringan suspek. Titik potong CDR
sebesar 70% ditetapkan sesuai dengan pedoman Depkes. Perubahan nilai rasio dari
nilai di atas 1 menjadi nilai di bawah 1 menunjukkan indikator titik potong yang
tepat digunakan sebagai target bagi Puskesmas di wilayah Jember. Kondisi secara
umum Kabupaten Jember dijadikan sebagai referens dan bukan daerah lain ataupun
nasional. Hal ini mengikuti kaidah Doran bahwa target haruslah realistis dan
attainable bagi wilayah dimana target itu akan diterapkan, dalam penelitian ini
adalah Puskesmas di Kabupaten Jember. Kondisi secara umum di Jember menurut
peneliti adalah yang paling mendekati untuk dapat dicapai oleh Puskesmas yang
juga berada di Jember.
Berikut adalah penghitungan rasio antara proporsi Angka Penjaringan
Suspek pada CDR <70% di tiap rentang dengan proporsi Angka Penjaringan Suspek
pada CDR <70% secara umum di Jember pada tahun 2006. Dari tabel berikut,
menunjukkan bahwa rasio berubah di bawah 1 pada rentang Angka Penjaringan
Suspek 75 hingga 99 per 10.000 penduduk. Hal ini berarti bahwa pada capaian
161 Jurnal IKESMA Volume 8 Nomor 2 September 2012
Namun demikian, meskipun melalui tahap awal penelitian R&D ini diperoleh
indikator dan target pencapaian Angka Penjaringan Suspek yang dapat dinilai
memadai bagai Puskesmas di Jember, hal ini masih dalam tataran konsep dan
teoretis. Tahapan R&D selanjutnya berupapembuktian secara faktual di lapangan
masih sangat perlu dilakukan. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya perlu
adanya ujicoba lapangan pada beberapa wilayah Puskesmas sebagai model
penerapan indikator dan target yang telah diperoleh melalui penelitian ini.
Saran
DAFTAR RUJUKAN