You are on page 1of 15
Peomaa Penpumplan Dc Kenlaaguin Fans BAB Ill. PENGUMPULAN DATA LAPANGAN, BURUNG Oleh: Darjono dan. Sudaryanti 1, Pendahuluan Sampai saat ini di Indonesia tercatat lebih dari 1.500 jenis burung atau sekitar 17% dari seluruh jumlah jenis burung (9.000 jenis) di dunia, sehingga Indonesia dikenal sebagai salah satu negara “Moga biodiversity”. Unt ‘menjaga kelestarian keanekaragaman burung secara berkelanjutan, dipertukan suatu mekanisme pemantauan yaitu dengan melakukan pengempulan data Japangan fauna burung, Pengumpulan data lapangan fauna burung berbeda dengan taksa lainnya, Karena masing-masing takson mempunyai ciri tertentu. Untuk memperoleh data lapangan bagi keperiuan studi sistematika atau ekologi burung telah disusun suatu lembar isian data lapangan yang baku, meskipun dapat dijumpai beberapa modifikasi yang dsesuaikan dengan twjuan penelitian atau jenis burung tertenns. Pada prinsipnya daca lapangan yang dikumpulkan hharus bersfatsedethana nannun akurat dan cukup (tidak urang ataupuan tidale berlebiban). Selain itu data yang dikumpulkan harus dapat digunakan dan bermanfaat untuk dianalisa lebih lanjut. Sutherlands (2001) menyatalan bahwa bila data tidak dapat dipergunakan lebih lanjut, sebetulnya percuma saja mengumpulkannya, Fungsiadanya lembar deta spangan antara ain untae ‘membuat pengambilan dan pengisian data lebit sistematis dan memudahlcan pengecekan cerhadap kesalahan, dan mempermudal untule memasukkannya (data entry) ke dalam file komputer. ‘Data yang dikumpullcan dari lapangan, baik yang berasal dari studi sistematika (embar isan data lapangan studi sistematikca) maupua studi ekolog (Cembar isan data lapangan studi ckolog(),selanjutnya dikumpulkan (ompi) schingga membentuk suatu kumpulan data (database), dalam bentuk basis 7 Deb Perens La Ba, data spesimen (specimen-bared databas’), basis data spesies (speces-based databast), dan basis data ekologi (wlapcaL based databas). Untuk membentuk suatu jaringan database keanekaragaman hayati secaraterpadu (contoh NBIN = National Biodiversity Information Network) peck» kesepakatan pecloman pengumpulan data keanckaragaman hayati yang bal, ddan berileu ini disajikan rincian pedoman pengumpulan data lapangan fauna burung untuk studi sistematika dan ekologi 2. Material dan Data yang Dikumpulkan 2.1. Untuk Studi Sistematika Data berdasarksan pada catatan spesimen, baik berupa spesimen utub, maupun bagian lainnya berupa kulit, bulu, kerangka /skeletom, organ dalam tubub/hati, darah, telur, sarang, atau rekaman gambar, rekaman suara dan Jaindain, Saat ini jaringan atau bagian tubuh (darah,kulit, hati dan lainain) dapat digunakan dalam analisa DNA. Perla diingat babwa pada masa sekarang pengumpulan spesimen burung dari alam sangatlah dibatasi dengan skala prioritas, mengingat berbagai pertimbangan bak dari keadaan populasi burung ‘yang sutlah semakin langka maupun dari segi estetika serta protes dari para penyayang binatang mengenai kesejahteraan binavang (animal welfan). Secara ringkas data lapangan yang dikumpulkan meliputi antara lan: ‘NomorLapangan, Nama Jenis Burung, Nama Kolektor, Tanggal Koleksi, Nama Jokasi, Jenis kelamin (ss), dan umur. (ihat Lampiran 2: lerabar isiam data lapangan studi sistematika burung)- 2.2. Untuk Studi Ekologi Data terutama berdasarkan pada catatan perjumpaan di lapangan, dilengkapi dengan catatan kegiatan atau aktivitas burung pada saat pengamatan, catatan habitat sekitarnya, dan catatan pendukung lainnya (hat Lampiran 3: lembar isian data lapangan studi ekologi burung). 3, Alat dan Bahan Koleksi 3A. Alat 3.1.1, Studi Sistematila 18 edomaa Peagunpuln Dat Kesrlaragaa Fata Alat koleksi spesimen burung dari yang paling sederhana yaitu: jebakan (trp) berupa bang, getab, untaian tli, kurungan, ketapel, sumpit, senapan, dan jaring kabut. Selain itu sumber koleksi burung dapat berasal dari sumber lain, antara lain: burung matiyang ditemukan, atau sumbangan, atau dari sumber lainnya yang dilengkapi data mengenai spesimen tersebut (Gecara rinci lihat: Darjono, 1999). 3.1.2. Studi Ekologi ‘Alat koleesi data ckologi burung dapat berupa alatyang sederhana sampai yang sangat canggib, yaitu dari hanya buku catatan lapangan dan alat tulis yang sederhana, sampai dengan teropong dan alat-alatyang telah terhubung dengan peralatan komputer sehingga dapat memonitor secara ‘otomatis (ihat Sutherlands, 2001). 3.2. Bahan 3.2.1, Studi Sistematika Bahan yang utama untuk studi sistematika burung adalah untuk pengawetan spesimen koleksi burung (bahan pengawet antara lain boraks, kamfer, kapas dll) dilengkapi tempat penyimpanan spesimen koleksi (berupa ruangan, lemari, lac, kotak, dan sarana pendukung 3.2.2. Studi Ekologi ‘Bahan untuk studi ckologi burung adalah data pengamatan langsung i lapangan terhadap burung dan lingkungannya. Untuk keperluan penelitian ekologi, koleksi spesimen kadangkadang penting dilakukan. Spesimen kadang-kadang diburubkan uncuk idemifikasi atau diperiksa lebih lanjut oleh peneliti lain Gutherlands, 2001). Gambar atau foto dapat juga digunakan sebagai bahan peaunjang untuk studi ekologi burung 4.CaraKoleksi 4.1, Koleksi untuk Keperluan Studi Sistematika Koleksi spesimen burung untuk keperluan studi sistematika smemerlukan beberapa persyaratan khusus, Syarat utama spesimen itu harus dalam keadaan baik dan sesempurna mungkin sehingga dapat dianggap 19 eh Papp Lege rmewakili populasi yang eda, selain itu harus mempunyai data yang lengkap dan baik, Rincian dari metode koleksi burung dapat dilhar dalam Darjono (1999). 4,2. Koleksi untuk Studi Ekologi Data yang dikumpulkan untuk stud ekologi biasanya tergantung pada informasi apa yang biasa dibutuhkan, antara lain: + pendugaan ukuran popula etiating population sig), + pendugaan populasi (population extinats), ¢ membuatdaftar kekayaan jens (isting species riches), ata © kepadatan (undone). Sampai saat ini dikenal berbagai metode survei pengamatan burung, antara lin dikenal 14 tehnik survei pengamatan burung menurut Sutherlands (1996) yaitus © Counting nests in colosies © Counting ees , © Counting roosts © Counting flocks © Counting migrants © Teritry mapping © Poi nuns © Line transects © Response to playback © Cate per unit effort © Marke-reeacerecapoure © Dropping comnts © Tied specie comnts © Vocal individualiy [Nanun selanjutnya Sutherlands (2001), hanya menganjurkan empat metode ‘© penghitungan langsung (directs counts of bir), ‘© transek garis (wansects for bird, 20 adoman Pepupule Dots Kemckrsgaman Fas * penghitungan dav tk hitung (point count for bir), ‘ pemetaan tertori(triory mapping). Beberapa metode yang telah pernah dicoba dilakukan di Indonesia dan hasilaya telah dipublikasikan meliputi penghitungan Iaagsung, penghitungan dengan titik hirung, den penghitungan dengan transek gars, valu: 4.2.1. Metode Penghitungan Langsung Pernah dilakukan pada burung Hirwnds rustica yang pada walmu tertentu migrasi ke Indonesia, penghitungannya dilakukan di daerah Banjar, Jawa Barat, Cara penghitungan: dihitung jumlah burung yang bertengger pada satu meter kavatlstik, kemudian dihitung panjang kawatlistlcyang dlivenggeri burung. Jumlah burung = panjang kawat listrik yang ditenggeri borung x jumlah burung per meter kawat lis 4.22. Metode Titik Hitung (Metode IPA) Dalam naskah: Balen, Swan, E.T, Margawati 8 Sudaryant. 1986. Birds of the Botanical Gardens of Indonesia at Bogor. Berita Bilagi3: 167- 172. Avifauna di Kebun Raya Bogor diamati dan disensus selama tabun 1980-1981 dalam rangka penclitian tentang perubshan populasi burung di Bogor dan sekitarnya. Beberapa jenis burung yang umum terdapat di Kebun Raya sebelumnya, ternyata jumlshnya sudah sangat berkurang bahkan ada yang sudah hilang. Dilihat dari keanekaragaman jens, avifauna i Kebun Raya menurun, Pengamatan diteruskan selama bulan April Mei 1984 dengan kesimpulan yang sama. 4.2.3, Metoda ‘Transek Garis Dalam naskah: Sudaryenti, M. Noerdjto 8 A. Marakarmah. 1997. Komunitas burung Di daerah KumbeMerauke, Irian Jays. Posing Seminar [Nasional Pelestarian Bururg dan Ekesisteonya Dalam Pembangunan Berkelajatan i Indonesia: 165-471. Penelitian komunitas burung KumbeMerauke dilakukan di daerab anura DAS Kumbe dan DAS Bian. Lima tipe habitat yaitu hutan sekunder, a as Pep Dt Lap an, thutan kebun, hutan raw, ava, dan sawah menjadi contoh tempat pengamatan. Dari basil pengamatan diketabui 85 spesies burung, termasuk burung yang dilindungi dan burung migran. Dengan mengjkuci metoda transek dapat iketahui komunitas burung di masing-masing tipe habitat beserta perkiraan ‘kepadatannya. 1. Pengepakan dan Pengiriman Spesimen Burung ‘Pada prinsipnye, pengepakan dan pengitiman spesimen burung terbagi dua yaitu: spesimen basah dan spesimen kering. Kedua jenis spesimen ini memertukan penanganan yang berbeda, namun yang paling utama adalah _melindung! spesimen beserta datanya tetap dalam kondisiterjaga balk schingga selamat sampai tempat tujuan, Pada pengepakan spesimen basah perha diperhatikan bahwa label yang menyertai spesimen harus dapat bertahan. terhadap bahan pengawet allohol)sehingga datanyatidakbilang akibat terlarat. Sedangkan label yang menyertai spesimen kering harus trikat dengan bail pada spesimen schingga spesimen tersebut mempunyaiidemtitas yang jelas dan ‘memudahikan penelusuran, Perlu pula diingat babrwa pengiriman spesimen burung perlu diserta dengan surat pengantar yang lengkap agar tidak mendapat hambatan dalam pengiriman terutama pengiriman ke luar negeri bagi spesimen yang termasuk dalam daftar appendiks CITES. Rincian dari metode pengepakan dan ppengiriman koleksi burung dapat dilihat dalam Darjono (1999). 2. Penyimpanan dan Akses Data Serelah deta terlumpul maka takapan selanjutaya yaitu penyimpanan data, Penyimpanan data saat ini sudah dapat dilakukan secara elektronik (Ehetronieal databasd), sehingga memudahkan dalam penyimpanan dan penggunaan seta analsalebilanjut. Narmun demi penyimnpanan data secara konvensional (embar dat, lembar kompilasi data, kart katalog, bubs katalog) ataupun print out dari file komputer, masih tetap perlu dilalsulsan dan dibuat sebagai back wp (Lihat Lampiran 4: Contoh Lembar Kompilasi Dats). Back 1 data base secara elelcronikperiu dlakukan secara rutin karena berdasarkan 2 Pedoman Pengo Dutt Ketcham ng. ‘pengalaman sering dijumpai kejadian kegagalan beroperasinya suatu sistem dan sebab lainnya. Selan itu tempat penyimpanan bac up data sebaikaya tidak pada satu tempat, dan tidak pada satu media saja namun berbagai media Penyimpanan. Selanjutnya sebagaimana telah diungkapkan bahwa pada alchimnya data yang telah dikumpulkan harus dapat dipergunakan, dengan tidak melupakan status perlindungan terhadap keamanan data; bai vechadap gangguan teknis maupun gangguan non-teknis. Perlu diperhatikan juge dalam proses penyimapanan data scara elektronis diperlukan adanya proses pemeriksean ulang (etek and rece), validasiterhadap data yang dimasulkkan (entry data. “Teralchir namun utama, dalam penyimpanan data perl diingat prinsip: “Garboge it, garbage out” yaitu bila data yang dimasukkkan ke dalam database tidak benar maka hasil yang akan diperoleh dari database tersebut alam tidak bernilai dan dapat menyesatian. Oleh karena itu prinsip kehat-Hatian dan ‘keakuratan perlu selalu dipegang, Daftar Pustaka Andzew, P, 1992. Tie Binds of Indonesia: A Checklist (Peers Sequena). Kula Checklist No. 1, Indonesian Ornithological Society, Jakarta, Beehler, BM, TK, Pratt &D.A. Zimmerman, 2001, Barang Burne di Kavason Papua (Papua, Papua Nivgini, & Pulau pulon Satelit), Seci Pandyan Lapangan ~ LIPI & Birdie, Bogor. Bhushan, B, A. Hibi, ‘. Mundkur, DM. Prawiradilags, K. Soniobe, S. Usui, &T. Taniguchi. 1993. 4 Field Guide tthe Waterbirds of Acia, K. Sonobe, 8S, Usui (Editors). Wild Bird Society of Japan, Tokyo, Bibby, C, M. Jones & S. Marsden, 1998, Expedition Field Techniques: Birds Survps, The Expedition Advisory Centre, London. Coates, BJ, K.D, Bishop & D. Gardner, 2000. Pandan Lapangan: Burung- brung di Reawasan Wallacea (Sulawesi, Malek dan Nusa Tenggara) Bidlife Int. IP & Dove Publications. Darjono, 2000. Bird Colleton in the Bogor Zoolzgicum Museum, Indonesia, “Procedings of the First and Second Symposia on Collection Building and 2B a Prem Date Lapa Bareng = Natural History Studies in Asia’, edited by K, Matsuura, pp.33-35, [National Science Museum Monographs, No. 18,Tokyo. Darjono, 1999, Pengelolaan Koleksi Burung dalam Budtw Pegangon Pengelblaan Kolesi Spesinen Zool, YR. Sochardjono (Editor). Balitbang Zoologi, Puslitbang Biologi, LIPI, Bogor, hal. 47-66. Inskipp, T,, N. Lindsey 8 W. Duckworth. 1996 An Annotated Checklist of the Birds of the Oriental Region, Oviental Bird Chub, Bedfordshire, UK. Jepson, P. 8 R. Ounsted (Editors). 1997. Birding Indonesia, A Bind. watcher Gnids to the Worlds Largest Arcbiplages, Perips Editions (Hk) Lxd 8 Birdlife Int. IP, Bogor. ‘MacKinnon, J, K. Philipps & B. van Balen, 1998. Burn Barnng a Sumatera, Jon, Bali, dan Kalimanten, Seri Panduan Lapangen ~ LIPI & Birdlife, Bogor Prawiradilaga, DM, Sudaryanti, M. Noerdjito & Darjono, 2002, Metode survei dan pemantauan burung i Indonesia, Makalah disampaiken dalam “Workshop Metode Suri dan Pemantauan Fonna dan Flora yong Diperdeganghan’, diselenggarakan oleh Pusat Penefitian Biologi LIPI, i Cibinong, Bogor, 10 Juli 2002. Prawiradilaga, DML, SWijamukti & AMarakarmah. 2002. Budw Panduan “Tdantfibasi Barung Pegumungon di Jone Taman Nesional Gunny Halim, Darjono (Editor). Biodiversity Conservation Project ~ LIPI- JICA - PHKA, Bogor. Prawiradilaga, DM dle. 2003. Pandan Surv Lapangan dan Pemantauan Burang Pemangse, BOP -JICA, Bogor. Prawiradilaga, DM. &Darjono. 2002. Book Reviews: A Photographic Guide tothe Birds of Indonesia (byM. Strange), The Rafe Bulletin of Zooey, “An International Journal of Southeast Asian Zooleg. Singepore : Singgpore National University 49 (2): 381-382, Sibley, CG. 8 BL. Moore Jr. 1990. Distribution e Taxonomy af Birds of the World. Yale University Press, New Haven & London. Strange, M. 2000. A Photographic Guide to the Birds of Indonesia, Peiphus Edition, Singapore ” edomanPegungiia Data Kemsargaman Fass Sutherlands, WJ. 1966. Evoogea/ Consus Tecigues. Cambridge University Press, Cambridge. Sutherlands, W]. 2001. The Consruation Handbook: Research, Management, and Poly, Blackavell Science Ltd, Oxford. ‘Van Marle, JG. 8 K.Voows. 1988, The Birds of Sumatra, an Annotated Checklit British Ornithologis’s Union Checklist No. 10, BOU, London, White, CNM, & MD. Bruce, 1986, The Bird of Wallaea (Sulanes, the Moltcas & Lesser Sunda Island), Indonesia, BOU Checklist No. 7, BOU, London, Lampiran 1: Label Spesimen Burung MUSEUM ZOOLOGICUM BOGORIENSE No. ORN: Species Date Loe BODY WEIGHT :.. TOTALLENGTE. COLOUR: Iris Bill ng fry ner a Palomas Pengupulin Dita Kensargaman Fas Lampiran 2: Lembar Data Lapangan Studi Sistematika Burung 1, Field Number/ Nomorkoleks Lapangn: - 2. Species/Namailmiah Gens tau anak jen) dan Author: 3. Localname/Namalokal. 4 5. Date/Tangga ocation/Laks rovn kabpaten, koamatan, des, das + Data Bujur dan Lintang (GPS) (Alt nin. = Retinggian (meterdp). 6 Sex/ lamin: (Female/Male) (Betin/Janten) 7. Age / Umur: (Adult/Young/Immature) ( Dewsss/Remsj/ Anak) 8 Caer Rags —_ 9. Colour (is/BV/ Pe) / Wana es Mat Pcuh/Kal).. 10. ee @/kg) 11, Body lengih/Panjang Tibub (imum / cx) 12, Wing lengeh/Panjang sayap: (am / cma) 13, “Tal ength/Panjangckor: (mm / cm) 14, Culmen lengt/Panjang parul {ram / cx) 15, Tarsus length/Panjang tarsus: (am /em) 16, Habitat (resi sictawar atau la) 17, Note/Catatan pengamatan pang a ab i, eam Dat Lapse Bang Lampiran 3: Lembar Data Lapangan Studi Ekologi Burung Collecor/Pengumpal Field Number / Nomor lapangan: ‘Species/Namailmiah Genis atau anak jet). Local name/Nams lokal: ata Bujur dan Lintang (GPS) (Alt lain: 2. 7. Ketinggian (meer dp) Deu observa Sight / Sound / Tse Point / Postion / Aciviye..-scsnsueen mene 10, Date/Tnggl tenet eo Po 11, Time/ Wale WB /WITANWT 12, Weaher/Cuaca: 13, Band Number/Colour: 14, Sex /kelamin: (Female/Male/?) 18, Age/ Umur: (Adult/ Young/Imaatuee) 16, Colour (eis/Bill/ Fee. 17. Bodyweight/Berat Tobub.. @/ ks) 18, Body length/Panjang Tabu ooconnseewenennnn(tn / on) L 2 3 4 5, Lokasi(provinsi, kabupaten kecamatan, des, usu): ‘6 2 ny 8 (Lefe / Right) 19, Wing ength/Panjangsayap: seam / ex) 20, Taillength/ Panjang cor: {eam / em) 21, Culmen length/Panjang par: (ours / ex) 22, Tarsus lengsh/ Panjang tarsus: snus / 8) 23, Parasite Count 24, Blood (DNA/Smear): 25, Faule Bars (Tail/ Right Wing): = Fhbitt (eresral, ar eawar, atau lu): = Vegetation / Tumbuhan: + Note/Catatan pengawatanlapangan: 28 ‘eloman Peeps Daa Kessler Fo Lampiran 4: Kompilasi Lembar Isian Data Lapangan ‘Bird Trapping Daa sheet. CClletor/ Recorder. oie | OFA 2 ub een Date Leng Barer Lampiran 4 (Lanjutan): Kompilasi Lembar Isian Data Lapangan ‘Bird Trapping Dataset: Colletor/ Recorder: Te] Wage] Wie Gan [Tau cna ako arate Coon vat | ih] rae 30 Pedoman Pogunpulin Drs Keinearagama Pas Lampiran 4 (Lanjutan): Kompilasi Lembar Isian Data Lapangan ‘Bird Trapping Data shes CClletor/ Reorde see en Re ieak Const co Tat | wiow | ee [ONT | Soar BS

You might also like