ISSN 2442-7659
B.infoDATIn
PUSAT DATA DAN INFORMAS! KEMENTERIAN KESEHATAN RIPenyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Kanker adalah
pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. Sel-sel
tersebut dapat tumbuh lebih lanjut serta menyebar ke bagian tubuh lainnya serta menyebabkan
kematian, Sel tubuh yang mengalami mutasi (perubahan) dan mulai tumbuh dan membelah lebih
cepat dan tidak terkendali seperti sel normal. Sel kanker tidak mati setelah usianya cukup melainkan
tumbuh terus dan bersifat invasif sehingga sel normal tumbuh dapat terdesak atau malah mati.
Saat ini, salah satu jenis penyakit kanker yaitu kanker payudara menjadt jenis kanker yang sangat
menakutkan bagi perempuan di seluruh dunia, juga di Indonesia. Kanker payudara adalah tumor
ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga
dapatmenyebar di antara jaringan atau organ didekat payudara atau ke bagian tubuhlainnya.
Bulan Oktober merupakan bulan peduli kanker payudara di seluruh dunia, Warna pink yang
melambangkan sfat feminin atau keperempuanan digunakan sebagai lambang dukungan moral dan
solidaritas terhadap para penderita kanker payudara. Pita pink digunakan sebagai lambang
kepedulian terhadap penderita kanker payudara sejak dicetuskan oleh Yayasan Kanker Payudara milik
Susan G. Komen di Amerika Serikat pada tahun 1991. Di Indonesia, kepedulian terhadap penderita
kanker payudara didukung oleh Yayasan Kanker Payudara Indonesia (KP!) yang berdiri sejak tahun
2003 sebagai organisasi nirlaba yang merupakan mitra pemerintah untuk menggalakkan kegiatan
penyuluhan dan penanggulangan kanker payudara di Indonesia dan memiliki visi dan mist untuk
“indonesia Bebas Kanker Payudara Stadium Lanjut di Tahun 2030” secara aktif menggandeng
berbagai pihak untuk menyebarkan kepedulianterhadap kanker payudara di masyarakat luas.
Situasi Global Penyakit Kanker
Kanket payudara cenderung berdampak pada perempuan yang memasuki usiasenja diatas5o tahun.
Terdapat 8 sampal io kasus kanker payudara terjadi pada perempuan di usiainl. Ada beberapa faktor
pemicu munculnya kanker payudara pada perempuan. Selain disebabkan oleh faktor genetik dan
lingkungan, kebiasaan gaya hidup sehari-hari menjadi momok munculnya kanker payudara. Saat ini
tidak ada pengetahwan yang cukup tentangpenyebab kanker payudara, karena itu kesadaran deteksi
dini merupakan salah satu cara pengendalian kanker payudara. Ketika kanker payudara terdeteksi
dini dan diagnosis serta pengobatan yang memadai tersedia, maka akan ada kesempatan bahwa
kanker payudara dapat disembuhkan.
Ancaman kanker di Indonesia semakin meningkat seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat,
Menurut Organisasi Penanggulangan Kanker Dunia dan Badan Kesehatan Dunia, diperkirakan terjadi
peningkatan kejadian kanker di dunia 300 persen pada tahun 2030, dan
mayoritas terjadi dinegara-negara berkembang termasuk Indonesia.Gambar 1. Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Kanker
pada Penduduk di Dunia Tahun 2012
Paru
Payudara
Kolorekial
Prostal
Perut
Hat
Serviks
Esofagus
Kandung Kemi
Limfoma Non Hodgkin
Leukimia
Pankreas
Ginjal
Rongge Mulut dan..
Twoid FEES
10
o
Kasus Baru Kematian
Sumber: GLOBOCAN 2012 (IARC). Section of Cancer Surveillance,
Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer (IARC), diketahui bahwa
pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di
seluruh dunia. Gambar 1 menunjukkan bahwa kanker payudara, kanker prostat, dan kanker paru
merupakan jenis kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol dengan umur) tertinggi,
yaitu sebesar 43,3%, 30,72, dan 23,1%.
Pada tahun 2072, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Angka penderita kanker
diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya dan diperkirakan mencapai 23,6 juta kasus baru per
tahun pada2030.
Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat
kanker setiap tahunnya. Sementara itu, kanker paru dan kanker payudara merupakan penyebab
kematian (setelah dikontrol dengan umur) tertinggiakibat kanker.
Kanker payudara adalah kanker paling umum kedua di dunia dan merupakan kanker yang paling
sering di antara perempuan dengan perkiraan 1,67 jutakasuskanker baru yang didlagnosis pada tahun
2012 (25% dari semua kanker). Kasus kanker payudara lebih banyak terjadi di daerah kurang
berkembang (883.000 kasus) dibandingkan dengan daerah yang lebih maju (794.000 kasus). Tingkat
Incidence Rate (IR) bervariasi hampir empat kali lipat di seluruh wilayah dunia, mulai dari 27 kasus per
400.000 di Afrika Tengah dan Asia Timur sampaig2 kasus per 100.000 di Amerika Utara.
Gambaran kasus dan kematian secara global yang disebabkan oleh kanker payudara dapat dilihat
pada petaberikut.Gambar 2. Peta Dunia untuk Kasus dan Kematian Akibat Kanker Payudara
Sumber: GLOBOCAN 2012 (IARC). Section of Cancer Surveillance.
hhttp:jglobocan.iarc frjoldjFactsheets/cancers/breast-new.asp
Kanker payudara menempati urutan sebagai penyebab kelima kematian akibat kanker secara
keseluruhan (522.000 kematian) dan sementara itu merupakan penyebab kematian yang paling
sering terjadi pada perempuan di daerah yang kurang berkembang (324.000 kematian, 14.3% dari
total). Kanker payudara menjadi penyebab kedua kematian akibat kanker di daerah yang lebih maju
(198.000 kematian, 15.4%) setelah kanker paru-paru. Kisaran angka kematian antar wilayah dunia
kurang dari itu karena kelangsungan hidup yang lebih menguntungkan dari kanker payudara pada
daerah berkembang, mulai darié kematian per 100.000.di Asia Timur sampai 20 kematian per 100.000
di Afrika Barat.
Gambar 3. Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Kanker
jaki dan Perempuan di Dunia Tahun 2012
ees
tg Tr
Lunas Non re,
Sr a
ete Lumoms re Hsin
os ms oo of DENR NEM EO
se esus Bate Whemation Kass Baru @kematon
Sumber: GLOBOCAN, IARC, 2012, httpillglobacan.jarc.fr/Pages/fact_sheets_canceraspx?cancer-colorectal
Menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara merupakan penyakit
kanker dengan persentase kasus baru(setelah dikontrol oleh umur) tertinggi, yaitusebesar 43,3%, dan
persentase kematian (setelah dikontrol oleh umur) akibat kanker payudara sebesar 12,9%. Kanker
parutidak hanya merupakan jenis kanker dengan kasus baru tertinggi dan penyebab utama kematian
akibat kanker pada penduduk laki-laki, namun kanker parujuga memiliki persentase kasus baru cukup
tinggi pada penduduk perempuan, yaitu sebesar 13,6 dan kematian akibatkanker paru sebesar 11,1%.
Data GLOBOCAN tersebut menunjukkan bahwa kasus baru dan kematian akibat kanker hati pada
penduduk laki-laki maupun perempuan memiliki persentase yang hampir berimbang, sedangkan
kanker payudara dan kanker prostat memiliki persentase kematian yang jauh lebih rendahdibandingkan dengan persentase kasus baru, sehingga jika penyakit kanker tersebut dapat dideteksi
dan ditangani sejak dini maka kemungkinan sembuh akan lebih tinggi.
SituasiPenyakit Kankerdiindonesia
Ditinjau dari sisi ekonomi, data dari Kementerian Kesehatan Ri menunjukkan bahwa pengeluaran
negara untuk penyakit kanker adalah kedua tertinggi setelah pengeluaran untuk hemodialisis.
Pengeluaran negara untuk kanker pada tahun 2012 adalah sebesar 144,7 milyar rupiah dan makin
meningkat tahun 2014 menjadi 905 milyar rupiah. Biaya penatalaksanaan kanker relatif mahal / tinggi
mulai dari diagnosis hingga pengobatan, Untuk pengobatan pasien kanker harus menyediakan dana
yang cukup besar untuk tindakan kemoterapi,radioterapi, dan lainnya.
Masalah terbesar dalam penanggulangan kanker saat ini adalah banyaknya informasi yang kurang
dapat dipertanggungjawabkan tersebar di masyarakat sehingga pasien tidak melakukan pengobatan
secarabenar dan baru datangke fasilitas pelayanan kesehatan setelah terlambat ditangani. Salah satu
upaya yang penting dilakukan untuk mengatasi permasalahan kanker di indonesia adalah dengan
menerapkan pola hidup sehat. Sebanyak 43% dari seluruh kasus kanker dapat dicegah dengan
menerapkan pola hidup sehat. Sedangkan 30% dari kasus dapat disembuhkan bila ditemukan dan
diobati pada keadaan dini.
Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013
sebesar 1,4% atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. DI Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi
untuk penyakit kanker, yaitu sebesar 4,1%. Berdasarkan estimasi jumlah penderita kanker,
Jawa Tengah merupakan provinsi dengan estimasi penderita kanker terbanyak, yaitu sekitar 68.638
orang diikuti Jawa Timur dengan estimasi penderita kanker sebanyak 61.230 orang. Kanker tertinggi
yang terjadi pada perempuan di Indonesia adalah kanker payudara dan kanker serviks. Sedangkan
pada laki-lakiadalah kanker parudankankerkolorektal.
Tabel 1. Prevalensi dan Estimasi Jumlah Penderita Penyakit Kanker
pada Penduduk Semua Umur Menurut Provinsi Tahun 2013,
Pare)
Cur DEE creed
(D) (2)
‘Sumatera Utara
Sumatera Barst
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkul
Lampung,
Kep. Banka Belitung
ep. Riau.
Dk Jakarta:
Jawa Barat
Jawa Tengah
Di Yogyakarta
Jawa Timur,= eee
Cre Dee eres
) O
40.
Bal
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawes Selatan
‘Sulawesi Fenggara
‘Gorontalo.
Sulawesi Barat
io Maluku
31 Maluku Utara
2 Papua Barat,
Papua
eee
Sumber: Diolah berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013 -
Badan Litbangkes, dan Data Penduduk Sasaran - Pusdatin, Kementerian Kesehatan RI
Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on
Cancer (IARC) tahun 2012, insidens kanker pada perempuan di Indonesia
134 per 100.000 penduduk dengan insidens tertinggi pada perempuan
adalah kanker payudara sebesar 40 per 100.000 diikuti dengan kanker
leher rahim 17 per 100.000 dan kanker kolorektal t0 perto0.c00
perempuan. Estimasi Globocan angka kematian di Indonesia untuk kanker
payudara adalah 16,6 kematian per 100.000 penduduk, dilkuti oleh kanker
leher rahimadalah 8,2 kematian per 100.000 penduduk. Berdasarkan data
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010, kasus rawat inap kanker
payudara 12.014 kasus (28,72), kankerleher rahim 5.349 kasus (12,82).
Penyakit kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker
dengan prevalensi tertinggidilndonesia pada tahun 2013, yaitukanker
serviks sebesar 0,8% dan kanker payudara sebesar 0,5% Kepulauan
Riau, Maluku Utara, dan DI Yogyakarta memiliki prevalensi kanker
serviks tertinggi yaitu sebesar 145% sedangkan prevalenst kanker
payudara tertinggi terdapat di DI Yogyakarta yaitu sebesar 2,4%,
Berdasarkan estimasi jumlah penderita kanker serviks dan kanker
payudara terbanyak terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah.Tabel 2. Prevalensi dan Estimasi Jumlah Penderita Penyakit Kanker Serviks:
dan Payudara pada Penduduk Perempuan (%-) Menurut Provi ahun 2013
reed [oom ne)
, oa Pry)
Provinsi Dee Ped rc
OI (0)
Aceh
Sumatera Ware
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Baltung
ep. Riau
DK Jakarta
‘awa Barat
TawaTTengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
‘Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawosi Solatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo,
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papa Barat
Pa
INDONESIA,
Sumber: Diolah berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013 -
Badan Litbangkes, dan Data Penduduk Sasaran - Pusdatin, Kementerian Kesehatan Ri
Berdasarkan data pasien di RS Kanker Dharmais, selama tahun 2010-2015, kanker payudara, kanker
serviks dan kanker paru merupakan tiga penyakit terbanyak, dan jumlah kasus baru serta jumlah
kematian akibat kanker tersebut terus meningkat. Besaran masalah kanker payudara di Indonesia
dapat dilihat dari pasien kanker payudara yang datang untuk pengobatan, dimana 60-70% penderita
sudah dalamstadium |l-tv(stadiumlanjut).Gambar 4. Jumlah Kasus Baru dan Jumlah Kematian Kanker Tertinggi
di RS Kanker Dharmais Tahun 2010 - 2015,
Jumlah Xernatian
5
:
a
E
2
|| ae
eewde | aw) ue [ar ar) a
facta | | = | a | = | we] 3
[ePanin 7s | ro | so
[Feira ae 0a
[perv | ws | ae
Sumber: Instalasi Deteksi Dini dan Pramosi Kesehatan RS Kanker Dharmais, 2016.
Dari 10 jenis kanker terbanyak di RS Kanker Dharmais Jakarta, kanker payudara menduduki urutan
pertama dalam 10 tahun terakhirsampai dengan tahun 2016. Bahkan terjadi peningkatan jumlah kasus
setiap tahunnya, proporsi kanker payudara sekitar 40% dari seluruh kasus kanker di Rumah Sakit
tersebut. Angka ini seharusnya bisa ditekan karena kanker payudara adalah kanker yang dapat
dideteksi secara dini. Selain dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), deteksi dini yang akurat
untuk kanker payudara adalah dengan mammografi. Mammografi dianggap sebagai alat paling
efektif untuk deteksi dini kanker payudara, sebab dapat mendeteksi hampir 80% - 90% dari semua
kasus kanker payudara. Mammografi menggambarkan dengan jelas perbedaan kepadatan suatu
tumor denganjaringan sekitamnya, sehingga kanker payudara ukuran kecil sekalipun dapat dideteksi.
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
SADAR| adalah pengembangan kepedulian seorang perempuan terhadap kondisi payudaranya
sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan langkahlangkah khusus untuk mendeteksi secara awal
penyakit kanker payudara untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjaci pada payudara,
SADARI dilakukan antara waktu 7 hari ~ 10 hari setelah hari pertama menstruasi | sudah selesai
menstruasi, SADARI tidak menggantikan peranan dokter atau tenaga medis terlatih untuk
melakukan pemeriksaan klinik, Pemeriksaan payudara oleh tenaga medis sebaiknya dilakukan untuk
perempuan usia 20-40 tahun minimal setiap 3 tahun dan perempuan usia 40 tahun setahun sekali.
Perubahan yang dapat dilihat sebagai kelainan yang terjadidan perlu mendapat perhatian adalah:
4. Perubahan bentuk dan ukuran payudara;
2, Teraba benjolan;
3. Nyeriy
4.Penebalankulit;5. Terdapat cekungan kulit sepertifesung pipit;
6. Pengerutan kulit payudara;
7. Keluar cairandariputingsusu;
8, Penarikan puting susu ke dalam;
9. Luka pada payudara yang tidak sembuh-sembuh.
Program Deteksi DiniKanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
Dalam upaya penanggulangan kanker, pemerintah Indonesia sudah melaksanakan secara khusus
program deteksi dini kanker pada perempuan Indonesia untuk kanker payudara dan kanker leher
rahim. Program tersebut mulai berfalan pada tahun 2008 dengan dilakukannya “Pencanangan
Program Nasional Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara” pada April 2008 oleh Ibu
Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyone dan diperkuat dengan “Pencanangan Peningkatan Peran Serta
‘Masyarakat dalam Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia” oleh Ibu Negara
Hj, Iriana Joko Widodo pada April 2015 di Kulon Progo yaitu pemeriksaan deteksi dini kanker leher
rahim dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan kanker payudara dengan
Pemeriksaan Payudara Klinis(SADANIS). Berkat dukungan tersebut, pemeriksaan IVA dan SADANIS
yang dilaporkan sampai dengan tahun 2016 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan (57%)
menjadi 1.623.913 orang dari 904.099 orang pada akhir tahun 2014,
Sampai dengan tahun 2016, cakupan pemeriksaan IVA dan SADANIS sebesar 4.34% Namun, angka
tersebut masih jauh dari target nasional yang menargetkan cakupan sebesar 10% pada akhir tahun
2015, Tiga provinsi dengan cakupan pemeriksaan IVA dan SADANIS tertinggi adalah Bali sebanyak
119.123 orang (18.45%), DKI Jakarta sebanyak 164.448 orang (9.88%), dan NTB sebanyak 70.185 orang
(9.72%), sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua sebanyak 1.067 orang
(0.23%), Gorontalo sebanyak 577 orang(0.36%) dan Bantensebanyak 9,9910rang (0.55%).
Pemeriksaan IVA dan SADANIS dapat dilakukan di puskesmas. Dimana saat ini pemerintah telah
mengembangkan program |VAdan SADANIS di 3.265 puskesmas yang tersebar di 379 kabupatendan
kota di 34 provinsi. Dimana saat ini sudah ada 8.008 orang tenaga kesehatan terlatth IVA dan
SADANIS yang terdiri dari 2.611 dokter dan 5.397 bidan. Sebagai upaya peningkatan jangkauan
pelayanan IVA dan SADANIS, pemerintah pusat melakukan upaya percepatan pelatthan di berbagal
daerah. Pada tahun 2015, telah dilatth sebanyak 1.761 orang tenaga kesehatan yang terdiri 571 dokter
dan 1.190 bidan yang tersebar di 60 kabupaten dan kota di 14 provinsi, Tahun 2016 ini difaksanakan
pelatihan untuk 1.050 tenaga kesehatan yang terdiri atas dokter dan bidan di 525 puskesmas di 35
kabupatenjkota di14 provin:
Untuk wilayah DkI Jakarta semua puskesmas sudah melaksanakan pemeriksaan IVA dan SADANIS,
dimana di Jakarta Pusat terdapat 51 puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan IVA dan SADANIS
dengan jumiah tenaga kesehatan terlatih sebanyak 65 orang (38 dokter dan 27 bidan), di Jakarta Utara
terdapat 24 puskesmas dengan jumlahtenaga kesehatan terlatih sebanyak 43 orang (23 dokter dan 20
bidan), di Jakarta Barat terdapat 20 puskesmas dengan jumiah tenaga kesehatan terlatih sebanyak79
orang (29 dokterdan 50 bidan), di Jakarta Selatan terdapat 77 puskesmas dengan jumlah tenagakesehatan terlatih sebanyak 101 orang (31 dokter dan 70 bidan), di Jakarta Timur terdapat 87
puskesmas dengan jumlah tenaga kesehatan terlatih sebanyak 187 orang (65 dokter dan 122 bidan),
dan di Kepulauan Seribu terdapat 6 puskesmas dengan jumlah tenaga kesehatan terlatih sebanyak 6
bidan.
Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi Dk Jakarta tahun 2015-2016, cakupan pemeriksan
IVA dan SADANIS di Jakarta Pusat sebanyak 6.524 orang (42), Jakarta Utara sebanyak 2.539 orang
(0.9%), Jakarta Barat sebanyak 7.422 orang (1.8 %), Jakarta Selatan sebanyak 12.510 orang (3.52),
Jakarta Timur sebanyak 10.839 orang (2.3%), dan Kepulauan Seribu sebanyak 76 orang (1.92).
Sedangkan cakupan pap smear di Jakarta puskesmas sebanyak 784 orang (0.5%), Jakarta Utara
sebanyak 104 orang (0.03%), Jakarta Barat sebanyak 1.356 orang (0.3%), Jakarta Selatan sebanyak 264
orang (0.07%), dan Jakarta Timur sebanyak 1.671 orang (0.35%).
‘Tantangan pelaksanaan |VA dan SADANIS dilndonesia, antara lain:
|. Belumoptimalnya kesadaran masyarakat untuk deteksidini (IVA dan SADANIS).
2. Belum semua petugas kesehatanterlatih,
3. Mutasi petugas yang sudah terlatih.
4. Belum optimal pelaksanaan deteksidinidi
ingginya bebankerja di puskesmas.
Upaya Iain yang sudah dilakukan oleh Rumah Sakit Kanker Dharmais dengan 1 (satu) unit mobil
mammografi dalam 2 tahun terakhir ini melakukan program kerja dengan sistem "menjemput bola”
kemasyarakat yang bekerjasama dengan Puskesmas di seluruhwilayah DKIdan sekitarnya.
Unit Mobil MammografiKegiatan
Pemeriksaan Deteksi Dini Payudara (Mammografi Mobile)
ba Caras e Ceasar
Uae et ue eee a ec MELA
Pa Lien Saree ares od
Be nee noes
PUNE ae loka old
Rajin aktifitas fisik
Beer (ae sue cun cel
= Istirahat cukup
BOC
Filial a)
f
eer nec cue nit
esc aC Cn cae eo ccc}
Bea g
Se I Cm Rec GGT Cee an nia Meco
COM Oa PAS Ca nce ce iC Ca Ce eeeKementerian Kesehatan RI
Pusat Data dan Informasi