Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karies Gigi
Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries, yang artinya kebusukan.
Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif, yang dimulai dengan larutnya
kavitas. Dengan kata lain, proses karies terjadi secara terus menerus, berjalan ke
bagian yang lebih dalam dari gigi, sehingga membentuk lubang, yang tidak dapat
diperbaiki kembali oleh tubuh, melalui proses penyembuhan, pada proses ini
karbohidrat yang sesuai, pada permukaan gigi dan waktu (Richard, 2005).
penyebab primer, yang langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada
permukaan gigi yang berasal dari saliva), dan faktor modifikasi yang tidak
6
7
yaitu faktor host (tuan rumah), agent (mikroorganisme), substrat (diet), dan
tindih. Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling
Seperti kita ketahui, bahwa email adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan
paling keras dan padat di seluruh tubuh. Sisa makanan yang bergula (termasuk
bertumpuk menjadi plak, dan menjadi media pertumbuhan yang baik bagi
Apabila ini sudah terjadi, maka terjadi progresivitas yang tidak dapat berhenti
4. Pencegahan Karies
a. Plaque Control
terjadinya karies dan radang gusi. Menurut Wirayuni (2003), terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan, dalam pelaksanaan plaque control antara lain:
1) Scalling
Dental floss ada yang berlilin, ada pula yang tidak, yang terbuat dari
3) Diet
5) Penggunaan Fluorida
perubahan hidroksil apatit, pada enamel menjadi fluorida apatit yang lebih
meningkatkan remineralisasi.
(Yanti, 2002). Penggunaan fluorida secara topikal, untuk gigi yang sudah
menit, dan selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur
NaF, SnF, APF yang memakainya diulaskan pada permukaan gigi, dan
memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak
konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2 gram dengan air
kesukaran, misalnya rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent, dan
dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF juga akan
baru (Kidd dan Bechal, 1991). Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan
0,8 gram dengan air destilasi 10 ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH
pada gigi, dan tidak mengiritasi gingiva. Bahan ini tersedia dalam
bentuk larutan atau gel, siap pakai, dan merupakan bahan topikal
aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk
gel sering mempunyai tambahan rasa, seperti rasa jeruk, anggur, dan
gigi mengandung fluorida, tablet fluorida, dan obat kumur tidak cukup
11
varnish fluorida, diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada
anak, yang mempunyai resiko karies tinggi. Salah satu varnish fluorida
anak umur 6 tahun ke atas, karena anak dibawah umur 6 tahun belum
2005).
Akan tetapi, pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi, karena
dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).
yang berisiko karies tinggi, atau selama terjadi kenaikan karies (Angela,
diatas enam tahun, karena telah mampu berkumur dengan baik, dan
b. Fissure Sealants
fissure. Bahan ini dipakai pada daerah oklusal gigi, untuk menambal fissure
dapat dihilangkan (Kidd dan Bechal, 1991). Aplikasi bahan fissure sealants
1993).
fissure sealants berbasis resin dan fissure sealants semen ionomer kaca. Fissure
email, dan dentin secara kimia. Pengetsaan email tidak diperlukan, tetapi debris
Bechal, 1991).
13
5. Klasifikasi Karies
dari daerah gigi pada permukaan paling tinggi, sampai yang paling rendah.
1) Karies Kelas I
ii. 2/3 bagian oklusal, permukaan bukal dan lingual/palatal gigi posterior
gigi geraham).
b) Karies pada permukaan halus, yang terjadi pada 2/3 oklusal, atau insisal
semua gigi.
2) Karies Kelas II
Karies pada permukaan proksimal gigi posterior (sela antar gigi geraham).
Karies pada permukaan proksimal insisivus dan kaninus (sela antar gigi
4) Karies Kelas IV
Karies pada permukanan proksiamal insisivus dan kaninus (sela antar gigi
5) Karies kelas V
Karies pada 1/3 gusi (gingival third) permukaan labial (dekat bibir), lingual
6) Karies Kelas VI
Karies yang terjadi pada insisal gigi insisivus dan kaninus serta tonjol gigi
2) Karies media yaitu karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi
setengah dentin.
3) Karies profunda yaitu karies yang sudah mengenai lebih dari setengah
B. Bahan Restorasi
bidang Kedokteran Gigi, untuk memperbaiki dan merestorasi struktur gigi yang
perbaikan adalah karies, gigi aus akibat pemakaian, trauma, dan kelainan
a. Bahan plastis
1) Amalgam.
2) Resin komposit.
3) Silikat.
1) Inlay.
2) Onlay.
4) Mahkota logam-porselen.
timbulnya kembali karies, tetapi juga dalam rangka mengembalikan fungsi gigi
geligi. Untuk dapat diterima secara klinis, dokter gigi harus mengetahui sifat-sifat
bahan yang akan dipakai, sehingga jika bahan-bahan baru keluar di pasaran, kita
dapat segera mengenali kebaikan dan keburukan, dibanding dengan bahan yang
lama. Dua sifat yang sangat penting dan harus dimiliki oleh bahan restorasi adalah
harus mudah digunakan, serta tahan lama dalam penggunaannya didalam rongga
dapat diabaikan.
d. Tidak bersifat toksik dan tidak mengiritasi, terhadap jaringan pulpa, serta
gingiva.
l. Radiopak.
C. Resin Komposit
Resin komposit merupakan bahan restorasi gigi, yang telah lama digunakan,
untuk menggantikan jaringan gigi yang hilang, dan mampu memodifikasi warna,
serta kontur gigi, sehingga meningkatkan faktor estetik restorasi (Craig dan
Powers, 2006). Resin komposit dapat digunakan, untuk beberapa macam aplikasi,
antara lain, untuk merestorasi gigi anterior, dan posterior yang patah, atau terkena
dkk., 2010).
pengembangan resin komposit, yang menghasilkan sifat mekanis yang lebih baik,
perubahan dimensi yang lebih rendah saat setting, dan wear resistance (Craig dan
Powers, 2006).
pemisah yang nyata diantara keduanya. Apabila konstruksi tepat, kombinasi ini
akan memberikan kekuatan yang tidak dapat diperoleh, apabila hanya digunakan
satu komponen saja. Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks
18
resin, yang di dalamnya ditambahkan pasi anorganik (quartz dan partikel silika
(Anusavice, 2003).
Dalam ilmu Kedokteran Gigi, istilah resin komposit secara umum mengacu
fungsinya. Resin komposit dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin
Syarat bahan restorasi dalam Kedokteran Gigi Resin Komposit antara lain :
b. Tidak toksik.
d. Mudah digunakan.
lain:
komposit, untuk digunakan sebagai pit dan fissure sealant, resin preventif, lesi
awal kelas I dan II, yang menggunakan modifikasi preparasi gigi konservatif,
restorasi kelas I dan II yang berukuran sedang, restorasi kelas V, restorasi pada
komposit pada gigi, dengan tekanan oklusal yang besar, tempat atau area yang
tidak dapat diisolasi, atau pasien yang alergi atau sensitif terhadap material
resin komposit.
akhir tahun 1950-an dan awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk
20
dapat diisi secara maksimal, dengan partikel glass. Sifatnya yang lain yaitu
sulit melakukan sintesa, antara struktur molekul yang alami, dan kurang
b. Filler
berat material. Beberapa jenis filler yang sering dijumpai adalah berbentuk
manik-manik kaca dan batang, partikel seramik seperti quartz (SiO2), litium-
aluminium silikat (Li2O, Al2O3, dan 4SiO2), dan kaca barium (BaO) yang
filler yang tidak beraturan, mempunyai permukaan yang lebih baik, dan
2003).
c. Coupling Agent
dipergunakan pada saat ini adalah coupling agent. Resin akrilik yang awal
digunakan tidak berfungsi dengan baik, karena ikatan antara matriks dan filler
adalah tidak kuat. Melapiskan partikel filler dengan coupling agent, contohnya
vinyl silane, memperkuat ikatan antara filler dan matriks. Coupling agent
memperkuat ikatan antara filler dan matriks resin, dengan cara bereaksi secara
kimia dengan keduanya. Hal ini menyebabkan lebih banyak matriks resin
coupling agent tidak hanya untuk memperbaiki sifat kimia dari resin komposit,
diakibatkan dari penetrasi oleh cairan diantara resin dan filler (Anusavice,
2003).
22
warna resin komposit sama dengan struktur gigi. Resin komposit disediakan
ukuran distribusi. Secara umum, terdapat 4 jenis resin komposit, yaitu macrofilled
Bagby, 2009)
a. Microfilled Composite
resin akrilik, tanpa bahan pengisi. Kekuatan konpresif dan kekuatan tensil
bahan pengisi, tetapi kebanyakan memakai kaca yang mengandung logam berat
(Anusavice, 2003).
c. Microfilled Composite
Resin komposit ini dianjurkan, untuk penggunaan restorasi kelas III dan
d. Hybrid Composite
ini, dikembangkan pada akhir tahun 1980 dan memiliki kekuatan yang lebih
baik, dibandingkan jenis resin komposit lainnya (Gladwin dan Bagby, 2009).
ukuran rata-rata partikel 0.01-0.05 m. Sejak tahun 2000, jenis hybrid yang
paling sering digunakan mengandung filler, dengan ukuran partikel 0,5 hingga
10-15% (Anusavice, 2003). Secara umum, resin komposit jenis ini digunakan
di Kedokteran Gigi, karena memiliki daya tahan abrasif yang baik, untuk
restorasi kelas I, II, III, dan IV (Van Noort, 2007; Gladwin dan Bagby, 2009).
24
e. Nanofilled Composite
restorasi gigi anterior. Selain jenis yang telah disebutkan di atas, terdapat
Resin komposit ini, dapat melepaskan fluorida pada enamel dan dentin,
2) Komposit Fiber
restorasi pada gigi, yang mengalami perawatan saluran akar, dan untuk
Sama halnya dengan bahan restorasi Kedokteran Gigi yang lain, resin
Terdapat beberapa sifat-sifat yang terdapat pada resin komposit, antara lain:
a. Sifat Fisik
Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik, sehingga
nyaman digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu
1) Warna
oleh oksidasi, tetapi sensitif pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit
dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur,
arak, dan minyak wijen. Perubahan warna dapat juga terjadi, dengan
oksidasi, dan akibat dari penggantian air dalam polimer matriks. Untuk
2) Strength
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah, dari
3) Setting
Dari aspek klinis, setting resin komposit ini terjadi selama 20-60 detik,
setting bahan dengan light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar.
b. Sifat Mekanis
yang penting, terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini
juga harus menjamin bahan restorasi berfungsi secara efektif, aman, dan tahan
untuk jangka waktu tertentu. Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit
diantaranya yaitu :
1) Adhesi
benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email.
fisik, antara resin komposit dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan
retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan, yang
dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil resin komposit dan daya tahan
merestorasi sudut insisal. Akan tetapi, memiliki derajat keausan yang sangat
tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang, sehingga
c. Sifat Kimia
serangkaian reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari
dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus metrakilat ditemukan
pada ujung-ujung rantai, atau pada ujung-ujung rantai percabangan. Salah satu
1) Warna dan tekstur material dapat disamakan dengan gigi pasien, dengan
4) Sangat bermanfaat untuk gigi anterior dan kavitas kecil pada gigi posterior,
dengan beban gigitan yang tidak terlalu besar, dan mementingkan estetis.
5) Hanya sedikit gigi yang perlu dipreparasi, untuk pengisian bahan tambalan
1) Kurang daya tahan dibanding amalgam, serta tidak begitu kuat, dalam
2) Tidak dapat digunakan untuk restorasi yang besar. Lebih cepat aus
dibanding amalgam.
oleh dokter gigi, dan terus dikembangkan. Semen ionomer kaca memiliki
Suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil, juga
paling akhir berkembang, dan mempunyai sifat perlekatan yang baik. Semen
ini melekat pada enamel dan dentin, melalui ikatan kimia (Robert, 2002).
Semen ionomer kaca melepaskan ion fluorida, dalam jangka waktu yang
ion fluorida yang lebih tinggi, secara umum mempunyai kekuatan yang lebih
rendah, daripada material yang memiliki tingkat pelepasan ion fluorida yang
rendah. Semen ionomer kaca sering disebut dengan alumine silicate and
polyacrylic acid (ASPA). Reaksi yang terbentuk, dari semen ionomer kaca
adalah reaksi antara alumina silikat kaca, dalam bentuk powder, dengan asam
sebagai bahan perekat, bahan pengisi untuk restorasi gigi anterior dan
posterior, pelapis kavitas, penutup pit dan fisura, bonding agent pada resin
a. Konvensional
Klas V, hasil klinis dari prosedur ini cukup baik, meskipun penelitian in vitro
silicate, dan inisiator untuk light curing, atau chemical curing. Komponen
cairan biasanya terdiri dari air, dan asam polyacrylic, atau asam polyacrilyc,
(Gladwin, 2009).
Terdiri dari partikel kaca silicate, sodium florida, dan monomer yang
dimodifikasi polyacid tanpa air. Bahan ini sangat sensitif terhadap cairan,
Semen ionomer kaca ini kurang kuat, dikarenakan tidak dapat menahan
gaya mastikasi yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan
(Tipe II dapat juga digunakan sebagai fissure sealant, restorasi untuk gigi
sulung).
e. Tipe IV : Meliputi light cure dan dual cure GI (Mitchell et al, 2005).
a. Komposisi Bubuk
b. Komposisi Cairan
Cairan yang digunakan semen ionomer kaca adalah larutan dari asam
Ketika bubuk dan cairan semen ionomer kaca dicampurkan, cairan asam
membentuk lapisan semen tipis, yang akan mengikuti inti. Selain cairan asam,
ionomer kaca, akan memasuki partikel kaca, yang akan membentuk ion
kalsium (Ca2+), kemudian ion aluminium (Al3+), dan garam fluorida, yang
a. Sifat Fisis
1) Anti karies ion fluorida yang dilepaskan terus menerus, membuat gigi lebih
b. Sifat Mekanis
4) Frakture toughness : beban yang kuat dapat terjadi fraktur (Power, 2008).
c. Sifat Kimia
perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan ion
COOH dari semen ionomer kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar,
daripada ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini, maka kebocoran tepi
tambalan dapat dikurangi. Semen ionomer kaca tahan terhadap suasana asam,
oleh karena adanya ikatan silang, diantara rantai-rantai semen ionomer kaca.
Ikatan ini terjadi karena adanya polyanion, dengan berat molekul yang tinggi
(Anusavice, 2003).
d. Sifat Biologis
jaringan gigi yang baik, karena dapat melekat dengan enamel dan dentin
4) Lesi yang melibatkan area luas pada email labial, yang mengutamakan
1) Potensi antikariogenik.
2) Translusen.
3) Biokompatibel.
a. Powder dan liquid dikeluarkan dengan jumlah yang tepat pada paper pad.
b. Bubuk dibagi menjadi 2 bagian, dan salah satu bagian dicampur dengan
liquid.
bentuk molekul semen ionomer kaca yang kotak, dan hanya dapat
diencerkan.
bahan semen ionomer kaca. Meskipun telah disepakati bahwa setting semen
ionomer kaca dengan reaksi asam-basa, namun sebenarnya begitu kompleks. Hal
lainnya seperti temperatur, ukuran partikel dari powder, hanya mempercepat atau
memperlambat reaksi, tentu saja bahan kimia sangat memberikan pengaruh dan
yang sangat berpengaruh penting adalah fluorida dan asam tartar (Anusavice,
2003).