You are on page 1of 5

GUNUNG TIDAR, demikian masyarakat setempat menyebutnya, adalah bukit yang

terletak di bagian selatan kota Magelang yang dalam legendanya disebut sebagai
"Pakunya Tanah Jawa", disinilah terletak "Kawah Candradimuka"-nya calon perwira
Angkatan Darat - Tentara Nasional Indonesia sebagai kader pemimpin bangsa di masa
depan dididik. Kawah Candradimuka itu bernama Akademi Militer (AKMIL). Gunung
Tidar sendiri memiliki legenda, dimana para dewa menancapkan paku agar Pulau Jawa
terhindar dari goncangan. selain Gunung Tidar begitu penting untuk menjaga kesegaran
kota Magelang.

http://www.magelangkota.go.id/main.php
1.Gunung Tidar

Gunung Tidar mempunyai nilai sejarah perjuangan bangsa , yang dikenal dengan "
Insiden Puncak Tidar " . Sedangkan di dalam legenda terkenal dengan sebutan " Pakuning
Tanah Jawa " ( Pakunya Pulau Jawa ) yang mempunyai makna menjamin kestabilan
Pulau Jawa. Dari ketinggian puncak Tidar, kita akan dapat melihat keindahan dan
panorama kota Magelang sekitarnya dan ksatrian Akmil.

http://www.akmil.ac.id/obyek.php#gunung_tidar

Tidar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari


Gunung Tidar tak terpisahkan dengan pendidikan militer. Gunung yang dalam legenda
dikenal sebagai "Pakunya tanah Jawa" itu terletak di tengah Kota Magelang. Berada pada
ketinggian 503 meter dari permukaan laut, Gunung Tidar memiliki sejarah dalam
perjuangan bangsa. Di Lembah Tidar itulah Akademi Militer sebagai kawah
candradimuka yang mencetak perwira pejuang Sapta Marga berdiri pada 11 November
1957.

Bukit Tidar
Saka Wikipdia, nsiklopdhi Bbas ing basa Jawa / Saking Wikipdia,
Bauwarna Mardika mawi basa Jawi

Langsung menyang: pandhu arah, golk

Bukit Tidar utawa Gunung Tidar kuwi bukit ing tengah-tengah kutha Magelang,
dhuwure 500 m saking permukaan segara. Gunung kang jroning legenda dikenal
minangka "Pakun tanah Jawa" kuwi dumunung ing tengah kutha Magelang. Gunung
Tidar nduwni sajarah kang dawa jroning perjuangan bangsa Indonsia. Ing Lembah
Tidar, Akademi Militer minangka kawah candradimuka kang nggemblng para calon
prawira militr, madeg ing tanggal 11 November 1957.

Ana telu obyk wigati ing bukit Tidar iki, yakuwi: kapisan anan cagak gendra kang
biasa dianggo upacara dning taruna Akademi Militer. Saben taun para taruna Akmil
kudu mnk cagak mau kanggo masang gendra sang dwiwarna. Obyk kaloro yakuwi
arupa tugu kang dhuwur rong mter. Tugu iki diwangun saka printah Sri Sultan
Hamengkubuwono IX kanggo nengeri kaputusan nyerahak karajan menyang rakyat
(tahta untuk rakyat). Ing pucuking tugu iki ana pesen kanggo generasi kang bakal teka,
yakuwi lambang Garuda Pancasila lan tulisan Sing Salah Slh tinulis ing aksara
Sansekerta. Obyek katelu arupa patilasan yang Semar dumunung ana ing sangisor wit
jati kang paling gedh.[1].

http://id.wikipedia.org/wiki/Tidar

Legenda Gunung Tidar Magelang


Legenda Gunung Tidar Magelang
Imam Mawardi Rz

Keberadaan daerah Magelang terbungkus oleh berbagai legenda. Salah satu dongeng
yang hidup dikalangan rakyat mengisahkan --sebagaimana dikisahkan M. Bambang
Pranowo (2002)-- bahwa pada zaman dahulu kala, ketika Pulau Jawa baru saja diciptakan
oleh Sang Maha Pencipta dalam bentuk tanah yang terapung-apung di lautan luas; tanah
tersebut senantiasa bergerak kesana kemari. Seorang dewa kemudian diutus turun dari
kahyangan untuk memaku tanah tersebut agar berhenti bergerak. Kepala dari paku yang
digunakan untuk memaku Pulau Jawa tersebut akhirnya menjadi sebuah gunung yang
kemudian dikenal sebagai Gunung Tidar. Gunung yang terletak di pinggir selatan kota
Magelang yang kebetulan berada tepat dibagian tengah Pulau Jawa tersebut memang
berbentuk kepala paku; karena itu gunung Tidar dikenal luas sebagai pakuning tanah
jawa.

Dongeng lain yang tentunya diciptakan setelah masuknya Islam mengisahkan bahwa
pada zaman dahulu daerah ini merupakan kerajaan jin yang diperintah oleh dua raksasa.
Syekh Subakir, seorang penyebar agama Islam, datang ke daerah ini untuk berdakwah.
Tidak rela atas kedatangan Syekh tersebut terjadilah perkelahian antara raja Jin melawan
sang Syekh. Ternyata Raja Jin dapat dikalahkan oleh Syekh Subakir. Raja Jin dan istrinya
kemudian melarikan diri ke Laut Selatan bergabung dengan Nyai Rara Kidul yang
merajai laut Selatan. Sebelum lari Raja Jin bersumpah akan kembali ke Gunung Tidar
kecuali rakyat didaerah ini rela menjadi pengikut Syekh Subakir.

Legenda ini sangat melekat bagi masyarakat tradisional Jawa, tidak sekedar di Magelang,
tapi juga ke daerah-daerah lain di Jawa, bahkan sampai di Lampung dan mancanegara
(Suriname). Hal ini karena telah disebutkan dalam jangka Joyoboyo dan mengalir secara
tutur tinular menjadi kepercayaan masyarakat. Apalagi pemerintah kota Magelang
menjadikan Tidar sebagai simbol atau maskot daerah dengan menempatkan gunung Tidar
yang dilambangkan dengan gambar paku di dalam logo pemerintahan. Di samping itu
nama-nama tempat begitu banyak menggunakan nama Tidar, seperti nama Rumah Sakit
Umum Daerah, nama perguruan tinggi, nama terminal dll. Yang semuanya menguatkan
gunung Tidar menjadi legenda abadi.

http://mawardiumm.blogspot.com/2008/07/legenda-gunung-tidar-magelang.html

Oct 15, '08 12:43 AM


Gunung Tidar, tahukah anda
for everyone

Pernahkah anda mendengar nama Gunung Tidar? Apa yang anda bayangkan tentang
gunung yang sering disebut sebagai pakuning tanah Jawa ini? Jika anda pernah
mendengar nama Gunung Tidar namun belum pernah melihatnya, barangkali yang
terbayang adalah sebuah gunung yang tinggi menjulang, megah dan angker.

Menurut legenda pada zaman dahulu kala, ketika Pulau Jawa baru saja diciptakan oleh
Sang Maha Pencipta dalam bentuk tanah yang terapung-apung di lautan luas; tanah
tersebut senantiasa bergerak kesana kemari. Seorang dewa kemudian diutus turun dari
kahyangan untuk memaku tanah tersebut agar berhenti bergerak. Kepala dari paku yang
digunakan untuk memaku Pulau Jawa tersebut akhirnya menjadi sebuah gunung yang
kemudian dikenal sebagai Gunung Tidar.

Gunung Tidar juga sering dikatakan sebagai pusarnya tanah Jawa, karena terletak di
tengah-tengah pulau Jawa. Ada juga yang mengatakan bahwa di puncak gunung Tidar
ada makam tokok wayang Semar. Ini jelas hanya dongeng karena semua tokoh dalam
pewayangan hanyalah karangan Resi Wiyasa dari India yang sudah dimodifikasi oleh
walisongo dengan menambahkan 4 punakawan : Semar, Gareng, Petruk dan Bagong
untuk memberikan pesan moral kepada masyarakat.

Kesan seram kepada Gunung juga didukung oleh cerita silat Nagasasra Sabuk Inten
karya SH Mintardja. Diceritakan bahwa gunung Tidar merupakan sarang Simalodra dari
golongan hitam. Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa masih banyak harimau dan
ular yang berkeliaran di gunung Tidar.

Lantas bagaimanakah sebenarnya gunung Tidar? Yang disebut sebagai Gunung Tidar
sebenarnya hanyalah sebuah bukit kecil di Selatan kota Magelang dengan tinggi 500m
dari permukaan laut. Perjalanan dari kaki ke puncak Tidar dapat ditempuh selama 1/2
jam dengan berjalan santai pada jalan yang sudah disediakan jalurnya.

http://murnii.multiply.com/journal/item/285/Gunung_Tidar_tahukah_anda

Di atas Tidar bukit dataran tinggi ada 3 hal paling utama untuk mencatat.
pertama Adalah 17 meter bendera tinggi menggalah itu sering digunakan oleh akademi militer
Indonesia ( AKMIL) untuk/karena pelantikan/peresmian bermaksud. Masing-Masing tahun kadet
AKMIL'S harus memanjat kutub untuk menaikkan DWIWARNA bendera. [yang] Merah Yang asli&
Bendera putih yang *apakah diangkat di (dalam) 1933 ( [sebelum/di depan] kemerdekaan
Indonesia 45) sekarang berada/terletak Majapahit Tua merusak di (dalam) Wanagama- Gunung
Kidul area.
Yang kedua adalah keduanya meter [penyiku/ lapangan] tinggi menggalah, mencakup dengan
putih ceramic jubin. [Itu] adalah membangun di (dalam) 1972 oleh instruksi [yang] khusus
[menyangkut] Sultan [itu] Hamengkubuono [adalah] IX atau mengenal sebagai kaisar Pulau
Jawa yang ter]akhir. Kutub ini adalah untuk menandai keputusan nya untuk memberi Kerajaan
nya kepada orang-orang ( Tahta Rakyat Untuk). Di bagian atas bagian ini empat kutub [yang]
putih sided ada suatu peringatan untuk generasi pemimpin [yang] yang berikutnya dalam wujud 4
patung orang suci. Nomor satu adalah Garuda Pancasila Logo [yang] menghadapi Barat Utara.
Yang kedua kepada yang keempat adalah suatu Jawa kata-kata Sopo, Salah, Seleh, memberi
suara bahasa Sansekerta Teks. Arti dari kata-kata ini adalah: Sopo= Siapa, Salah= Sa mengira,
Seleh= Jatuh. Mereka yang membuat kekeliruan akan jatuh.
obyek paling utama Dan yang ketiga di atas Tidar bukit adalah Kuburan [itu] ( Petilasan)Of
Eyang Semar ( lambang Jawa kesadaran), [yang] yang ditempatkan; terletak di bawah kayu jati
pohon yang paling besar ( pohon Jati) tatapan Selatan. obyek kuburan [yang] Look-A-Like ini
dibangun [ketika;seperti] peringatan atau tanda [menyangkut] persetujuan antar[a] mereka yang
dari dunia yang tak terlihat dengan monyet/blok [yang] putih yang besar yang kemudian untuk
mengijinkan penyelesaian manusia pada [atas] TERPOTONG. ALINEA TERLALU BESAR.

Ada sebanyak 20,000 para laki-laki dan perempuan, memimpin dengan Syeikh Subakir [siapa]
yang mendarat di (dalam) Pulau Jawa. Segera Subakir pergi ke Gunung Tidar [di mana/jika] ia
jumpa Semar dan Togog,[23] para pemimpin Jawa mahluk rohani dan merundingkan dengan
[mereka/nya]. Mereka akhirnya mencapai suatu persetujuan membiarkan pendatang baru untuk
tinggal di dalam Pulau Jawa pada [atas] kondisi yang mereka harus sadar bahwa Pulau Jawa
telah, sesungguhnya, yang dihuni oleh banyak orang mahluk rohani sedemikian sehingga kedua
sisi, [yang] terutama penetap yang baru, harus lebih dulu membuat semua usaha mungkin untuk
mendukung suatu hal hidup bersama tenang ( rukun) satu sama lain. Sejak itu Pulau Jawa telah
dihuni oleh roh seperti halnya manusia beings.[24]

You might also like