You are on page 1of 10

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SERTA

KADAR TOTAL FENOL - FLAVONOID EKSTRAK ETANOL MURBEI


(Morus alba L.)

Ahlan Hilwiyah, Betty Lukiati, Nugrahaningsih


Program Studi Biologi, FMIPA
e-mail: ahlamhilwy@gmail.com
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang,
Jl. Semarang No. 5 Malang, Indonesia

ABSTRACT: This research aims to examine (1) the content of active substances,
(2) antioxidant activity, and (3) total phenols and flavonoids of the mulberry
leaves and fruit ethanolic extracts. The content of the active compound may be
known through phytochemical screening, testing of antioxidant activity is carried
out by spectrophotometry method using a dephinylpicril hidrazil (DPPH), total
phenol content using Foolin-Ciocalteu, and total flavonoids content using AlCl3.
The results showed that the mulberry leaves ethanolic extracts contains alkaloids,
phenolics, flavonoids, and triterpenoids, while the fruit contains alkaloids,
phenolics, flavonoids, and steroids. Ethanol extract of mulberry leaves have
antioxidant activity with IC50 value of 77.8565 mg / mL, while the fruit of
283.3591g / mL. Total phenols and flavonoids of mulberry leaves ethanolic
extract are 8.601% and 3.363%, while the fruits 8.047% and 3.061% 8.047%.

Keywords: screening of phytochemicals, antioxidant activity, total phenols, total


flavonoids, mulberry.

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan menguji (1) kandungan senyawa aktif, (2)
aktivitas antioksidan, dan (3) kadar total fenol dan flavonoid ekstrak etanol
murbei. Kandungan senyawa aktif ekstrak etanol murbei diketahui melalui
skrining fitokimia, uji aktivitas antioksidan dengan metode spektrofotometri
menggunakan difenilpikril hidrazil (DPPH), kadar total fenol menggunakan
Foolin-Ciocalteu, dan flavonoid menggunakan AlCl3. Hasil penelitian
menunjukkan ekstrak etanol daun murbei mengandung alkaloid, fenol,
flavonoid, dan triterpenoid, sedangkan buah mengandung alkaloid, fenol,
flavonoid, dan steroid. Ekstrak etanol daun murbei memiliki aktivitas
antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 77,8565 g/mL, sedangkan buah sebesar
283,3591g/mL. Kadar total fenol dan flavonoid adalah 8,601% dan 3,363%,
sedangkan buah 8,047% dan 3,061%.

Kata kunci: skrining fitokimia, aktivitas antioksidan, total fenol, total flavonoid,
murbei.

PENDAHULUAN
Radikal bebas merupakan atom atau molekul tidak stabil dan reaktif
karena memiliki elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Radikal bebas
bereaksi dengan molekul di sekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron
sehingga mencapai kestabilan. Reaksi berlangsung terus-menerus di dalam tubuh
dan menyebabkan penyakit degeneratif seperti kerusakan hati, katarak, dan kanker
(Pietta, 2000). Dampak negatif radikal bebas dapat dihambat dengan antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau
lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas dapat diredam sifat
2

radikalnya (Cadenas dan Packer, 2002). Berdasarkan sumber perolehannya,


terdapat dua macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetis.
Penggunaan antioksidan sintetis dibatasi karena hasil penelitian
menunjukkan antioksidan sintetis seperti Butylated Hydroxy Toluena (BHT),
Butylated Hydroxy Anisol (BHA), dan Propyl Gallate (PG) bersifat karsinogenik
(Amarowicz et al., 2000). Penelitian Botterweck et al. (2000) menunjukkan
penggunaan BHT dan BHA dapat meningkatkan resiko kanker lambung pada
tikus. Antioksidan alami merupakan alternatif yang dapat digunakan sebagai
pengganti antioksidan sintetis.
Antioksidan alami dapat diperoleh dari buah dan sayuran yang
mengandung senyawa antioksidan. Senyawa yang terkandung dalam tumbuhan
yang memiliki aktivitas antioksidan adalah vitamin C, E, A, karotenoid, polifenol,
asam fenolat, flavonoid, tanin, dan lignan (Pietta, 2000). Murbei merupakan salah
satu tanaman yang memiliki banyak potensi, diantaranya menurunkan kolesterol
darah, kencing manis, dan hipertensi (Mallaleng et al., 2011), memiliki aktivitas
antimikroba, nephroprotektif, anti-HIV, antihiperglikemik, efek immunoregulator,
efek antistres, hepatoprotektif, aktivitas antioksidan (Zafar et al., 2013; Amer et
al., 2013), dan dapat menghambat biosintesis melanin (Lee et al., 2002).
Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) kandungan senyawa aktif, (2) aktivitas
antioksidan, dan (3) kadar total fenol dan flavonoid ekstrak etanol murbei.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan skrining
fitokimia dan menghitung persentase peredaman DPPH oleh ekstrak etanol
murbei serta menghitung kadar total fenol dan flavonoid ekstrak etanol murbei.
Data persentase peredaman selanjutnya dianilisis dengan persamaan regresi linear
sederhana untuk menentukan nilai IC50.
1. Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia meliputi uji alkaloid, uji fenol, uji flavonoid, dan uji
terpenoid.
a. Uji Alkaloid
Uji alkaloid dilakukan dengan menambahkan 1 mL ekstrak etanol daun
dan buah murbei (Morus alba L.) dengan beberapa tetes reagen Mayer dan
Dragendorf. Hasil ditunjukkan dengan terbentuknya endapan putih pada reagen
Mayer dan endapan jingga pada reagen Dragendorff (Harborne, 1987; Kristanti et
al., 2008).
b. Uji Flavonoid
Uji flavonoid dilakukan dengan memanaskan ekstrak etanol daun dan buah
murbei selama lima menit kemudian ditambah beberapa tetes HCl pekat dan
bubuk Mg. Hasil ditunjukkan dengan munculnya warna merah tua (Robinson,
1995).
c. Uji polifenol
Uji fenolik dilakukan dengan mereaksikan ekstrak etanol daun dan buah
murbei (Morus alba L.) dengan larutan FeCl3 1%. Hasil ditunjukkan dengan
terbentuknya warna hijau, merah, ungu, biru tua, biru, biru kehitaman, atau hijau
kehitaman (Harborne, 1987).
d. Uji terpenoid
Uji terpenoid dilakukan dengan mereaksikan ekstrak daun dan buah
murbei (Morus alba L.) dengan 0,5 mL etanol, 0,5 mL asam asetat anhidrat, dan 2
mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Hasil ditunjukkan dengan
terbentuknya warna hijau dan biru (triterpenoid), dan merah atau ungu (steroid)
(Harborne, 1987).

2. Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH


Larutan standar dibuat dengan melarutkan kristal DPPH sebanyak 2 mg
dalam etanol sampai 50 mL (40 g/mL). Ekstrak etanol daun dan buah murbei
(Morus alba L.) dibuat dengan berbagai konsentrasi. Larutan sampel dibuat
dengan mereaksikan larutan standar dan ekstrak etanol daun dan buah murbei.
o
Larutan sampel diinkubasi selama 30 menit pada suhu 25 C dan dalam keadaan
gelap. Sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm dengan
etanol sebagai larutan blanko. Aktivitas antioksidan dihitung berdasarkan
persentase peredaman radikal bebas DPPH oleh senyawa antioksidan. Percobaan
dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. Data absorbansi yang diperoleh digunakan
untuk menentukan persen peredaman aktivitas antioksidan ekstrak terhadap
radikal bebas DPPH.

3. Kadar total fenol dan flavonoid ekstrak etanol murbei


a. Kadar total fenol
Larutan standar berupa asam galat dibuat berbagai konsentrasi. Sampel
ekstrak etanol murbei sebanyak 10 mL dilarutkan dalam metanol sampai 25 mL,
dihomogenisasi dan didiamkan selama 30 menit, kemudian disentrifuse pada
kecepatan 3000 rpm selama 10 menit, supernatan yang diperoleh digunakan untuk
uji selanjutnya. Penentuan kadar fenol dilakukan dengan mereaksikan sampel
sebanyak 1 mL dengan 5 mL aquades, 2 mL Folin-Ciocalteau, dan 2 mL Na2CO3
10%. Sampel selanjutnya dihomogenisasi dan didiamkan selama 30 menit.
Sampel selanjutnya diukur absorbansinya pada panjang gelombang 646 nm. Data
hasil absorbansi yang didapatkan dianalisis statistik untuk menentukan persamaan
regresi linier sederhana y= a+b (x), dimana y adalah absorbansi dan x adalah
konsentrasi fenolat.
b. Kadar Total Flavonoid
Larutan standar berupa quercetin dibuat berbagai konsentrasi. Ekstrak
etanol murbei sebanyak 10 mL dilarutkan dalam metanol sampai 25 mL,
kemudian dihomogenisasi dan didiamkan selama 30 menit, kemudian disentrifus
pada 3000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang diperoleh sebanyak 25 mL
kemudian ditambah dengan 25 mL HCl 25% dalam aseton dan diletakkan dalam
O
pendingin balik, selanjutnya dipanaskan pada suhu 100 C selama 30 menit, dan
kemudian segera didinginkan. 5 mL filtrat selanjutnya diambil dan ditambahkan
dengan 5 mL AlCl3 5% dalam metanol, kemudian diencerkan sampai 25 mL
metanol. Sampel selanjutnya dihomogenisasi dan didiamkan 5 menit. Sampel
selanjutya diukur absorbansinya pada panjang gelombang 425 nm. Data hasil
absorbansi yang didapatkan dianalisis statistik untuk menentukan persamaan
regresi linier sederhana y= a+b (x), dimana y adalah absorbansi dan x adalah
konsentrasi flavonoid.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Murbei (Morus alba L.)
Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol daun murbei menunjukkan daun
murbei mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik, dan triterpenoid, sedangkan
buah mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik, dan steroid (Tabel 1). Hasil uji
tersebut sesuai dengan hasil Doi et al. (2001) bahwa daun murbei mengandung
alkaloid, flavonoid (quercetin-3triglucoside, rutin, moracetin, isoquercetin),
fenolik, triterpenoid (lupeol) dan hasil penelitian Wang et al. (2013); Kim et al.
(2013); Asano et al. (2001) bahwa buah murbei mengandung senyawa flavonoid
dan alkaloid.
Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Murbei
Ekstrak Etanol Uji Reagen Keberadaan Keterangan

Senyawa
Daun Alkaloid Mayer + Terbentuk endapan
putih
Dragendroff + Terbentuk endapan
jingga
Flavonoid Bubuk Mg, HCl + Terbentuk warna
pekat merah tua
Polifenol FeCl3 1% + Terbentuk warna
hijau kehitaman
Terpenoid Lieberman- + Terbentuk warna
Burchard hijau
Buah Alkaloid Mayer + Terbentuk endapan
putih
Dragendroff + Terbentuk endapan
jingga
Flavonoid Bubuk Mg, HCl + Terbentuk warna
Pekat merah tua
Polifenol FeCl3 1% + Terbentuk warna
merah kehitaman
Terpenoid Lieberman- + Terbentuk warna
Burchard orange kemerahan

Pengujian senyawa alkaloid dilakukan menggunakan reagen Mayer dan


Dragendorff. Prinsip metode ini adalah reaksi pengendapan yang terjadi karena
adanya penggantian ligan (Sangi et al., 2012). Atom nitrogen yang mempunyai
pasangan elektron bebas pada alkaloid dapat mengganti ion iod dalam reagen
Mayer dan Dragendorff. Hasil uji Mayer menghasilkan endapan putih karena
+
nitrogen alkaloid bereaksi dengan ion logam K dari kalium tetraiodomerkurat(II)
membentuk kompleks kalium-alkaloid (Marliana et al., 2005). Hasil alkaloid uji
Dragendorff menghasilkan endapan jingga karena nitrogen membentuk ikatan
+
kovalen koordinat dengan K ion logam. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid
(Marliana et al., 2005).
Hasil uji flavonoid menghasilkan warna merah tua. Warna merah yag
dihasilkan menandakan adanya flavonoid akibat dari reduksi oleh asam klorida
pekat dan magnesium (Robinson, 1995). Pengujian senyawa terpenoid
menunjukkan buah murbei mengandung steroid dengan terbentuknya warna
merah, sedangkan daun mengandung triterpenoid dengan terbentuknya warna
hijau. Perbedaan warna yang terbentuk antara triterpenoid dan steroid disebabkan
karena perbedaan gugus pada atom ke empat dari keduanya (Marliana dan Salih,
2011). Hasil uji polifenol pada daun murbei terbentuk warna hijau kehitaman dan
pada buah merah kehitaman.

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Murbei (Morus alba L.)


Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun dan buah murbei
dilihat berdasarkan perubahan warna yang terjadi pada DPPH setelah ditambah
senyawa antioksidan dari ekstrak etanol daun dan buah murbei. Perubahan warna
menyebabkan penurunan absorbansi karena adanya reaksi reduksi oleh senyawa
antioksidan dari daun dan buah murbei.
Berdasarkan hasil perhitungan peredaman radikal DPPH oleh ekstrak
etanol daun dan buah murbei yang didapatkan berdasar analisis regresi linier
sederhana didapatkan nilai IC50 untuk ekstrak daun dan buah murbei berturut-turut
adalah 77,8565 g/ml dan 283,3591 g/ml. Persamaan regresi linier didapatkan
dari grafik yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi sampel dengan daya
peredaman radikal (%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa daun murbei memiliki
aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan buah murbei. Persamaan
regresi linier pada daun dan buah murbei ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2.
Tanaman herbal diketahui merupakan sumber penting antioksidan alami
(Rice-Evans, 2007). Beberapa penelitian menunjukkan komponen antioksidan
yang paling banyak dari tanaman herbal adalah fenol (Brown et al., 1998; Krings
dan Berger, 2001). Sirait (2007) menyatakan bahwa gugus hidroksil dari fenol
mampu menangkap radikal bebas (Gambar 3). Fenol mampu meredam sifat
radikal senyawa oksigen reaktif seperti superoksida, radikal peroksida, radikal
hidroksil, dan peroksinitrit. Aktivitas antioksidan yang lebih tinggi akan
dihasilkan pada senyawa fenol yang mempunyai jumlah gugus hidroksil yang
lebih banyak pada inti flavonoidnya (Es-Safi et al., 2007).
peredaman
80
60

(%)
y = -0,2132x + 66,599

Daya
40

radikal
R = 0,4385
20
0
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi ekstrak etanol daun murbei (g/ml)

Gambar 1. Hubungan antara Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Murbei dengan Daya
Peredaman Radikal Bebas (%)
peredaman

94
92 y = 0,1295x + 86,695
(%)

R = 0,6223
90
Daya
radikal

88
86
84
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi ekstrak etanol buah murbei (g/ml)

Gambar 2. Hubungan antara Konsentrasi Ekstrak Etanol Buah Murbei dengan Daya
Peredaman Radikal Bebas (%)

Fenol Fenol Reaktif Fenol Terstabilkan


Gambar 3. Mekanisme Peredaman Radikal Bebas oleh Fenol (Sumber: Cholisoh dalam
Marliana, 2012)

Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi antara kadar total fenol dan
flavonoid dengan aktivitas antioksidan daun dan buah murbei (Tabel 2). Hasil
yang sama ditunjukkan dalam penelitian Konyahoglu et al. (2005); Radojkovic et
al. (2012); Sheikh et al. (2014); dan Akond et al. (2011). Kadar total fenol dan
flavonoid ekstrak semakin tinggi, maka kemampuan meredam radikal bebas juga
semakin tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan semakin kecilnya nilai IC50. Nilai IC50
menunjukkan kemampuan senyawa antioksidan meredam senyawa radikal
sebanyak 50% (Pokorny et al., 2001). Ekstrak etanol daun murbei memiliki nilai
IC50 sebesar 77,8565 g/mL, yang menunjukkan ekstrak etanol daun murbei
sebanyak 77,8565 g/mL mampu meredam radikal sebanyak 50%, sedangkan
buah sebesar 283,3591 g/mL.

Tabel 2. Korelasi Antara Total Fenol, Total Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Daun dan
Buah Murbei
Ekstrak Total Fenol (%) Total Flavonoid (%) IC50 (g/mL)
Daun 8,601 3,363 77,8565
Buah 8,047 3,061 283,3591

Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder dengan inti flavan dan


karbon C6-C8-C6 (Tsuchiya, 2010). Flavonoid memiliki banyak aktivitas
biologis, diantaranya sebagai antiinflamasi, antibakteri, antialergi (Cushnie dan
Lamb, 2005; Cook dan Samman, 1996). Flavonoid memiliki efek antioksidan dan
mampu meredam radikal bebas. Aktivitas antioksidan senyawa flavonoid
dikaitkan dengan kemampuan flavonoid dalam mendonasikan atom hidrogen
(Patil dan Jadhav, 2013).
Alkaloid terutama indol memiliki kemampuan untuk menghentikan reaksi
rantai radikal bebas. Senyawa radikal turunan amina memiliki tahap terminasi
lama, sehingga dapat menghentikan reaksi rantai radikal (Shukla et al., 1997).

Kadar Total Fenol dan Flavonoid Ekstrak Etanol Murbei

Hasil uji kandungan total fenol pada daun dan buah murbei menunjukkan
ekstrak etanol daun dan buah murbei berturut-turut mengandung fenol sebesar
8,601 % dan 8,047%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
murbei memiliki kandungan total fenol yang lebih tinggi dibandingkan buah
murbei. Hasil ini sesuai dengan penelitian Radojkovic et al. (2012) bahwa daun
murbei memiliki kadar total fenol lebih besar dibandingkan buah. Tingginya kadar
fenol pada ekstrak etanol daun murbei menyebabkan ekstrak etanol daun murbei
memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan ekstrak etanol buah
murbei. Hasil uji kandungan flavonoid menunjukkan daun dan buah murbei
berturut-turut mengandung flavonoid sebesar 3,363% dan 3,061%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa daun murbei memiliki kandungan fenol dan flavonoid yang
lebih tinggi dibandingkan buah murbei. Kadar flavonoid yang lebih tinggi pada
ekstrak etanol daun murbei menyebabkan ekstrak etanol daun murbei memiliki
aktivitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan ekstrak etanol buah murbei.

KESIMPULAN
Simpulan dari penelitian ini adalah (1) Senyawa aktif yang terkandung
dalam ekstrak etanol daun murbei adalah alkaloid, flavonoid, fenol, dan
triterpenoid, sedangkan buah murbei adalah alkaloid, flavonoid, fenol, dan steroid,
(2) Ekstrak etanol daun murbei memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50
sebesar 77,8565g/mL, sedangkan buah murbei sebesar 283,3591 g/mL, (3)
Daun dan buah murbei memiliki kadar total fenol yaitu 8,061% dan 8,047%, serta
kadar total flavonoid 3,363% dan 3,061%.

DAFTAR RUJUKAN
Akond, A.S.M.G.M., Khandaker, L., Berthold, J., Gates, L., Peters, K., Delong,
H., & Hossain, K. 2011. Anthocyanin, Total Polyphenols and
Anthioxidant of Common Bean. American Journal of Food Technology,
6(5): 385-394.
Amarowicz, R., Naczk, M., & Shahidi, F. 2000. Antioxidant Activity of Various
Fractions of Non-Tannin Phenolics of Canola hulls. Journal of
Agricultural and Food Chemistry, 48: 27552759.
Amer, O.S.O., Dkhil, M.A., & Al-Quraishy, S. 2013. Antischistosomal and
Hepatoprotective Activity of Morus alba Leaves Extract. Pakistan Journal
of Zoology, 45(2): 387-393.
Asano N, Yamashita T, Yasuda K, Ikeda K, & Kizu H. 2001. Polyhydroxylated
Alkaloids Isolated from Mulberry Trees (Morus alba L.) and Silkworms
(Bombyx mori L.). Journal of Agriculture and Food Chemistry, 49: 4208-
4213.
Bimakr, M., Rahman, R.A., Taip, F.S., Ganjloo, A.,Salleh, L.M., Selamat, J.,
Hamid, A., & Zaidul, I.S.M. 2010. Comparison of Different Extraction
Methods for the Extraction of Major Bioactive Flavonoid Compounds
from Spearmint (Mentha spicata L.) Leaves. Food and Bioproducts
Processing, 89: 1-6.
Botterweck, A. A. M., Verhagen, H., Goldbohm, R.A., Kleinjans, J., & Van Den
Brandt, P. A. 2000. Intake of Butylated Hydroxyanisole and Butylated
Hydroxytolene and Stomach Cancer Risk. Food and Chemical
Toxicology,
38: 599-605.
Brown, J.E. & Rice-Evans, C.A. 1998. Luteolin Rich Artichoke Extract
Protects Low Density Lipoprotein from Oxidation In Vitro. Free Radical
Research, 29: 247-255.
Cadenas, E & Packer, L. 2002. Handbook of Antioxidants. Switzerland: Marcel
Dekker Inc.
Cook, N.C. & Samman, S. 1996. Flavonoids: Chemistry, Metabolism,
Cardioprotective Effects, and Dietary Sources. Nutritional Biochemistry,
7:66-76.
Cushnie, T.P.T. & Lamb, A.J. 2005. Antimicrobial Activity of Flavonoids.
International Journal Of Antimicrobial Agents, 26: 343-356.
Doi K, Kojima T, Makino M, Kimura Y & Fujimoto Y. 2001. Studies on the
Constituents of the Leaves of Morus alba L. Chemical and
Pharmaceutical Bulletin, 49: 151-53.
Es-safi, N.E., Ghidouche, S., & Ducrot, P.H. 2007. Flavonoids, Hemisynthesis,
Reactivity, Characerization, and Free Radical Scavenging Activity.
Molecule, 12(9): 2228-2258.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Hayati, E.K., Fasyah, A.G., & Saadah, L. 2010. Fraksinasi dan Identifikasi
Senyawa Tanin pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.).
Jurnal Kimia, 4(2): 193-200.
Kim, S.B., Chang, B.Y., Jo, Y.H., Lee, S.H., & Han, S.B. 2013. Macrophage
Activating Activity of Pyrrole Alkaloids from Morus alba Fruits. Journal
of Ethnopharmacology, 145: 393396.
Konyahoglu, S., Saglam, H., & Kivcak, B. 2005. a-Tocopherol, Flavonoid, and
Phenol Contents and Antioxidant Activity ofFicus carica Leaves.
Pharmaceutical Biology, 43(8): 683686.
Krings, U. & Berger, R.G. 2001. Antioxidant Activity of Roasted Foods. Food
Chemistry, 72: 223-229.
Kristanti, A.N., Aminah, N., Tanjung, M., & Kurniadi, B. 2008. Buku Ajar
Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press.
Lee, S.H., Choi, S.Y., Kim, H., Hwang, J.S., Lee, B.G., Gao, J.J., & Kim, S.Y.
2002. Mulberroside F Isolated from the Leaves of Morus alba Inhibits
Melanin Biosynthesis. Biological and Pharmaceutical Bulletin, 25(8):
1045-1048.
Mallaleng, H.R., Purwaningtyas, U., Hermawati, R., Solichah, N., & Syah, F.Z.N.
2011. Tanaman Obat untuk Penyakit Sindrom Metabolisme (Metabolic
Syndrome Disease). Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM
Press).
Marliana, E & Salih, C. 2011. Uji Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Kasar Etanol, Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, dan Metanol dari Buah Labu
Air (Lageraria Siceraria). Jurnal Kimia Mulawarman, 8(2): 63-69.
Marliana, E. 2012. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Andong
(Cordyline fruticosa L) A. Cheval. Mulawarman Scientifie, 11(1).
Marliana, S.D., Suryanti, V., & Suyono. 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium
edule Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi, 3(1): 26-31.
Patil, A.B. & Jadhav, A.F. 2013. International Journal of Pharmaceutical and
Biological Sciences Research and Development. International Standard
Serial Number, 1(2): 7-20.
Pietta, P. G. 2000. Reviews: Flavonoids as Antioxidants. Journal of Natural
Products, 63 (7): 1035-1042.
Pokorny, J., Yanishlieva, N., & Gordon, M. 2001. Antioxidants in Food, Practical
Applications. Inggris: Cambridge Woodhead publishing limited.
Radojkovic, M.M., Zekovic, Z.P., Vidovic, S.S., Kocar, D.D., & Maskovic, P.Z.
2012. Free Radical Scavenging Activity and Total Phenolic and Flavonoid
Contents of Mulberry (Morus spp. L., Moraceae) Extracts. Hemijska
Industrija Impact Factor, 66(4): 542-552.
Rice-Evans C.A.,Miller N.J., & Paganga, G. 1997. Antioxidant Properties of
Phenolic Compounds. Trends in Plant Science, 2:152-159.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.
Sangi, M.S., Momuat, L.I., & Kumaunang, M. 2012. Uji Toksisitas dan Skrining
Fitokimia Tepung Gabah Pelepah Aren (Arenga pinnata). Jurnal Ilmiah
Sains, 12(2): 127-134.
Sheikh, M.A., Vyas, D., Ganaie, M.A., Dehariya, K., & Singh, V. 2014. HPLC
Determination of Phenolics and Free Radical Scavenging Activity of
10
10

Ethanolic Extracts of Two Polypore Mushrooms. International Journal of


Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 6(2): 679-684.
Shukla, V.K.S., Wanasundara, P.K.J.P.D., & Shahidi, F. 1997. Anthioxidant from
Oilseeds. In: F. Shuhadi. Natural Anthioxidant: Chemistry, Health Effects,
and Applications. Illionis: AOCS Press.
Sirait, M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung: ITB Press.
Tiwari, P. Kumar, B., Kaur, M., Kaur, M., Kaur, G., & Kaur, H. 2011.
Phytochemical screening and Extraction: A Review. Internationale
Pharmaceutica Sciencia, 1(1): 98-106.
Tsuchiya, H. 2010. Structure Dependent Membrane Interaction of Flavonoids
Associated with Their Bioactivity. Food Chemistry, 120: 1089-1096.
Wang, Y., Xiang, L., Wang, C., Tang, C., & He, X. 2013. Antidiabetic and
Antioxidant Effects and Phytochemicals of Mulberry Fruit (Morus alba L.)
Polyphenol Enhanced Extract, (online), (http://journals.plos.org/plosene/),
diakses tanggal 2 Mei 2015.
Zafar, M.S., Muhammad, F., Javed, I., Akhtar, M., Khaliq, T., Aslam, B.,
Waheed, A., Yasmin, R., & Zafar, H. 2013. White Mulberry (Morus alba):
A Brief Phytochemical and Pharmacological Evaluations Account.
International Journal of Agriculture and Biology, 15(3): 612620.

You might also like