You are on page 1of 12

Khutbah Jumat: 6 Adab Menghadiri Shalat

Jumat
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc September 17, 2016 Shalat Leave a comment 2,876 Views

Ada 5 adab penting ketika menghadiri shalat Jumat yang baiknya kita perhatikan.

Khutbah Pertama

Jamaah shalat Jumat yang semoga selalu diberkahi oleh Allah

Di hari Jumat yang berbahagia ini, marilah kita bersyukur pada Allah atas berbagai macam
nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita sekalian. Allah masih memberikan kita
nikmat sehat, umur panjang, lebih dari itu Allah masih memberikan kita nikmat iman dan
Islam. Mudah-mudahan kita bisa terus bersyukur, bentuk syukur tersebut adalah dengan
meningkatkan ketakwaan kita pada Allah Taala.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar
kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, juga kepada para sahabat dan istri-istri beliau
yang tercinta serta pada setiap pengikut beliau yang mengikuti beliau dengan baik hingga
akhir zaman.

Kita ketahui bahwa shalat Jumat dan shalat yang wajib bagi setiap muslim. Siapa saja yang
beriman diseru untuk menghadiri shalat Jumat dan meninggalkan segala aktivitas duniawi
seperti jual beli.

Allah Taala berfirman,





Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. (QS. Al-Jumuah:
9)

Namun dalam menghadiri shalat Jumat tersebut mesti diperhatikan adab-adab penting
berikut ini sehingga ibadah Jumat yang dilakukan tidak sia-sia dan berpahala besar.

Jamaah shalat Jumat yang semoga selalu dirahmati oleh Allah

Adab pertama: Diharapkan datang lebih awal ke masjid


untuk menghadiri shalat Jumat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,





Siapa yang berangkat Jumat di awal waktu, maka ia seperti berqurban dengan unta. Siapa
yang berangkat Jumat di waktu kedua, maka ia seperti berqurban dengan sapi. Siapa yang
berangkat Jumat di waktu ketiga, maka ia seperti berqurban dengan kambing gibas yang
bertanduk. Siapa yang berangkat Jumat di waktu keempat, maka ia seperti berqurban dengan
ayam. Siapa yang berangkat Jumat di waktu kelima, maka ia seperti berqurban dengan
telur. (HR. Bukhari, no. 881; Muslim, no. 850)

Adab kedua: Berangkat dari rumah dalam keadaan


berwudhu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,



Barangsiapa yang berwudhu, lalu memperbagus wudhunya kemudian ia mendatangi (shalat)
Jumat, kemudian (di saat khutbah) ia betul-betul mendengarkan dan diam, maka dosanya
antara Jumat saat ini dan Jumat sebelumnya ditambah tiga hari akan diampuni. Dan
barangsiapa yang bermain-main dengan tongkat, maka ia benar-benar melakukan hal yang
batil (lagi tercela) (HR. Muslim, no. 857)

Jamaah shalat Jumat yang semoga selalu dirahmati oleh Allah

Adab ketiga: Mandi jumat dan bersih-bersih diri dari rumah.

Dalam hadits disebutkan,




Barangsiapa berwudhu di hari Jumat, maka itu baik. Namun barangsiapa mandi ketika itu,
maka itu lebih afdhol. (HR. An-Nasai, no. 1380; Tirmidzi, no. 497; Ibnu Majah, no. 1091).

Adab keempat: Dilarang berbicara dan ngobrol saat


mendengar khutbah Jumat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
.




Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari Jumat, Diamlah, khotib sedang
berkhutbah! Sungguh engkau telah berkata sia-sia.(HR. Bukhari no. 934 dan Muslim no.
851).

Namun pembicaraan satu arah masih dibolehkan seperti misalnya khatib mengingatkan
jamaah yang ribut, atau khatib mengingatkan jamaah yang belum shalat tahiyatul masjid.
Bisa pula karena jamaah meminta sesuatu pada khatib saat khutbah.

Dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata,





Ada seorang Arab badui mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan saat itu
beliau sedang berkhutbah Jumat. Ia berkata, Wahai Rasulullah, hewan ternak pada binasa
(HR. Bukhari, no. 1029).

Jamaah shalat Jumat yang semoga selalu dirahmati oleh Allah

Adab kelima: Melaksanakan shalat tahiyatul masjid sebelum


duduk.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, ia berkata,


Sulaik Al Ghothofani datang pada hari Jumat dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
sedang berkhutbah. Ia masuk dan langsung duduk. Beliau pun berkata pada Sulaik,





Wahai Sulaik, berdirilah dan kerjakan shalat dua rakaat (tahiyyatul masjid), persingkat
shalatmu (agar bisa mendengar khutbah, pen). Lantas beliau bersabda, Jika salah seorang di
antara kalian menghadiri shalat Jumat dan imam berkhutbah, tetaplah kerjakan shalat sunnah
dua rakaat dan persingkatlah. (HR. Bukhari, no. 930; Muslim, no. 875)

Jamaah shalat Jumat yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah.

Demikian khutbah pertama ini.

Khutbah Kedua

Maasyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah, jamaah shalat Jumat yang semoga


senantiasa mendapatkan berkah dari Allah,

Ada empat ketika menghadiri shalat Jumat yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu
hendaklah bersegera mungkin untuk menghadiri shalat Jumat, berangkat dari rumah dalam
keadaan berwudhu, berangkat dari rumah dalam keadaan mandi dan bersih-bersih diri,
dilarang berbicara atau ngobrol saat mendengar khutbah, tetap mengerjakan shalat tahiyatul
masjid dan tidak langsung duduk saat masuk.

Adab yang berikutnya

Adab keenam: Dilarang memeluk lutut saat mendengar


khutbah Jumat
Dari Sahl bin Muadz dari bapaknya (Muadz bin Anas Al-Juhaniy), ia berkata,

- -

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang dari duduk dengan memeluk lutut pada
saat imam sedang berkhutbah. (HR. Tirmidzi, no. 514; Abu Daud, no. 1110. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Imam Nawawi rahimahullah dalam Riyadhus Shalihin membawakan hadits di atas dengan
menyatakan dalam judul bab,




Dimakruhkan memeluk lutut pada hari Jumat saat khatib berkhutbah karena dapat
menyebabkan tertidur sehingga terluput dari mendengarkan khutbah dan khawatir pula
seperti itu dapat membatalkan wudhu.

Di akhir khutbah ini

Jangan lupa untuk memperbanyak shalawat di hari Jumat ini. Siapa yang bershalawat sekali,
maka Allah akan membalas shalawatnya sepuluh kali. Arti shalawat dari Allah adalah
ampunan dari Allah.






.
.

Marilah kita memanjatkan doa pada Allah, moga setiap doa kita diperkenankan di hari Jumat
yang penuh berkah ini.


.
.

Naskah Khutbah Jumat di Masjid Jami Al-Adha Pesantren Darush Sholihin, Jumat Wage,
14 Dzulhijjah 1437 H (16 September 2016)

Sumber : https://rumaysho.com/143Keutamaan Menyantuni Anak Yatim


Posted on 25 Maret, 2008 by syabaabussunnah

MUQODIMAH
Segala puji bagi Alloh Taala Yang Mengaruniakan rezeki tanpa batas, Yang Maha Pemurah lagi Maha Pemberi.
Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam, kerabat,
sahabat, dan pengikutnya yang setia hingga hari kiamat.
Saudaraku Muslim ! Alangkah banyaknya duka dan derita yang mengisi kehidupan ini. Ia memang tidak belas
kasihan kepada siapapun. Dan tidak ada seorang pun yang bisa meneguk air yang benar-benar jernih dari gelas
kehidupan ini.
Dalam kehidupan ini, manusia beralih dari keadaan-keadaan bahagia kepada keadaan-keadaan menderita.
Tidak ada bedanya, yang masih kecil maupun yang sudah dewasa. Penjara-penjara kehidupan dan beban-
beban beratnya berbeda-beda tingkatan. Ada yang kecil dan berlangsung beberapa saat saja, ada pula yang
besar, dan berlangsung dalam masa yang panjang.
Saudaraku Muslim ! Ini adalah gambaran dari sebagian derita kehidupan itu, yang dialami oleh sebagian orang
diantara kita, yang kepahitannya mereka rasakan dalam masa yang panjang !
Kepahitan yang dirasakan oleh orang-orang papa dan lemah itu, yang lebih dulu merasakan pahitnya kehidupan
sebelum manisnya.
Tahukah anda, siapa orang-orang papa itu ?
Mereka adalah anak-anak yatim! Mereka adalah anak-anak, yang kehilangan sosok yang mencarikan nafkah
bagi mereka sebelum mengerti apa itu nafkah, apa itu pekerjaan. Bahkan mereka adalah anak-anak yang
kehilangan sosok yang membimbing mereka, sebelum mengenal apa-apa. Merekalah anak yatim ! Anak yang
dikejutkan oleh kematian ayahnya, sebelum merasakan manisnya kasih sayang ayah, sebelum mereka
merasakan perlindungan tangan yang perkasa itu !
Saudaraku ! Anda sudah tahu, siapakah anak yatim itu ?! Wahai anda yang memiliki hati yang penyayang !
Tahukah Anda, apa kewajiban kita terhadapnya ?
MENYANTUNI ANAK YATIM ADALAH AKHLAK MULIA
Saudaraku Muslim ! Islam telah mendorong pemeluknya agar memiliki akhlak mulia. Salah satu akhlak mulia itu
adalah menyantuni anak yatim.
Sesungguhnya, anak yatim adalah manusia yang paling membutuhkan pertolongan dan kasih sayang. Karena ia
adalah anak yang kehilangan ayahnya pada saat ia sangat membutuhkannya. Ia membutuhkan pertolongan dan
kasih sayang kita, karena ia tidak mungkin mendapatkan kasih sayang ayahnya yang telah tiada.
Jika anda melihat seseorang yang penyayang kepada anak-anak yatim dan menyantuni mereka, maka
ketahuilah bahwa ia adalah seorang yang berbudi dan berakhlak mulia.
Suatu ketika Saib bin Abdulloh rodhiyallohu anhu datang kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam, maka Nabi
sholallohu alaihi wa sallam bersabda kepadanya :

.


Wahai Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyahan,
laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah tamu, muliakanlah anak yatim, dan berbuat baiklah
kepada tetangga. [HR.Ahmad dan Abu Dawud, Shohih Abu Dawud, Al-Albani : 4836]

Dalam sebuah atsar disebutkan riwayat dari Daud alaihissalam, yang berkata :

Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang penyayang. [HR. Bukhori]

Saudaraku muslim ! Kasih sayang dan berbuat baik kepada anak yatim, sebagaimana yang telah saya katakan
kepada anda, adalah sebagian dari akhlak dan moralitas orang-orang yang mulia. Itu tidak bisa dilakukan kecuali
oleh seorang lelaki yang mulia, yang menghimpun banyak budi pekerti mulia, yang mencintai kebajikan.
Abdullah bin Umar rodhiyallohu anhu tidak pernah memakan makanan kecuali dimeja makannya ada seorang
anak yatim yang makan bersamanya.
Jadilah orang seperti itu, saudaraku ! Seorang yang penyantun, lemah lembut, dan berupaya berbuat kebaikan
kepada anak yatim, mengusap air mata mereka dengan tangan dan harta anda serta memasukkan perasaan
gembira ke dalam hati mereka.
Ketahuilah, bahwa jika anda mendapat taufiq untuk melaksanakan itu, maka anda benar-benar manusia yang
beruntung. Yang berhak mendapat gelar Seorang yang Berbudi.
KEPADA ANDA YANG INGIN MENEMANI NABI DI SURGA
Saudaraku muslim ! Masuk surga adalah kesuksesan paling tinggi yang diraih oleh orang-orang yang beriman.
Bagaimana pula dengan menemani Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam didalamnya? Itu adalah derajat yang
akan diraih oleh orang-orang yang menyantuni anak yatim.
Rosululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda :

Aku dan orang-orang yang mengasuh/menyantuni anak yatim di Surga seperti ini, Kemudian beliau
memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya. [HR. Bukhori].

Imam Ibnu Bathol rohimahulloh berkata : Orang yang mendengar hadis ini wajib melaksanakannya, agar ia bisa
menjadi sahabat Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam di surga. Di akhirat, tidak ada kedudukan yang lebih utama
dari itu.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rohimahulloh berkata : Isyarat ini cukup untuk menegaskan kedekatan kedudukan pemberi
santunan kepada anak yatim dan kedudukan Nabi, karena tidak ada jari yang memisahkan jari telunjuk dengan
jari tengah.
Saudaraku muslim ! Tahukah anda, apa hasil yang akan diperoleh dengan menyantuni dan mengasihi anak
yatim, apa sikap anda, saudaraku, terhadap kebaikan ini ?
Jika anda termasuk orang-orang yang mampu, apakah anda pernah berpikir untuk menyantuni seorang anak
yatim, sehingga anda bisa menjadi sahabat nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam di surga. Untuk menyantuni anak
yatim anda tidak harus memiliki kekayaan yang melimpah. Melainkan, siapa yang memungut seorang anak
yatim, memberinya makanan dengan makanan yang sehari-hari yang dimakannya, memberinya minum dengan
minuman yang bisa diminumnya, maka ia akan memperoleh kedudukan tersebut.
Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda :


Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam
makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga. [HR. Abu Yala dan Thobroni,
Shohih At Targhib, Al-Albaniy : 2543].

Wahai anda yang ingin memperoleh apa yang bermanfaat bagi dirinya, jika anda mendapat kesempatan untuk
menyantuni anak yatim, jangan sekali-kali anda siasiakan. Jika anda tidak menyukai hal itu dan menyia-
nyiakannya, maka pikirkanlah pahala bagi orang yang menyantuni anak yatim. Tidakkah anda ingin menjadi
sahabat Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam di sorga ?!.

MULIAKANLAH ANAK YATIM, NISCAYA HATIMU MENJADI LUNAK DAN KEBUTUHANMU TERPENUHI
Saudaraku muslim ! Jika anda mengeluhkan hati anda yang keras, maka menyantuni anak yatim merupakan
sarana yang bisa menjadikan hati lunak. Ia adalah obat yang diwasiatkan oleh Nabi Shallallaahu alaihi wa
Sallam yang telah diutus dengan membawa petunjuk dengan kebenaran Shallallaahu alaihi wa Sallam.
Diriwayatkan oleh Abu Darda rodhiyallohu anhu yang berkata :
,
, : ,

, , ,

Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam mengeluhkan kekerasan
hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ?
Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi
lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi. [HR Thobroni, Targhib, Al Albaniy : 254]

Saudaraku Muslim ! Sesungguhnya, mengasihi anak yatim merupakan sarana untuk melunakkan hati dan
mengupayakan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan.
Sebab, orang yang mengasihi anak yatim telah memposisikan diri seperti ayahnya. Seorang ayah, secara
naluriyah memiliki karakter sayang dan mengasihi anak-anaknya. Adapun orang yang mengasihi anak yatim
memiki satu sifat lain, yaitu mengasihi anak yang bukan anak kandungnya.
Barang siapa keadaannya seperti itu maka dihatinya terhimpun sarana-sarana yang bisa melembutkan hatinya,
sekalipun sebelumya merupakan hati yang keras.
Tidak diragukan lagi ini merupakan obat yang mujarab. Anda tidak akan pernah mendapati orang yang
menyantuni anak yatim, kecuali pasti memiliki hati yang pengasih.
Kebalikan dari ini, anda tidak akan menjumpai seorangpun yang tidak mengasihi anak yatim, kecuali ia memiliki
hati yang keras dan berakhlak buruk.
Manfaat lain dari tindakan mengasihi anak yatim yang telah dikabarkan oleh nabi Shallallaahu alaihi wa
Sallam kepada seorang yang bertanya kepada beliau adalah : bahwa meyantuni anak yatim merupakan sarana
terpenuhimya kebutuhan dan terwujudnya apa yang dicari
Sesungguhnya, orang yang berbuat kebaikan kepada anak orang lain adalah orang yang telah memasukkan
rasa gembira dihati mereka. Tidak diragukan lagi, Alloh pasti tidak akan menyia-nyiakannya, karena Alloh Taala
Maha Pengasih dan Mencintai semua orang yang pengasih.
Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda :


Orang-orang yang pengasih, akan dikasihi oleh Ar Rohman (Yang Maha Pengasih) Tabaaroka wa taala.
Kasihilah siapa yang ada dibumi niscaya engkau dikasihi oleh yang di langit. [HR. Abu dawud, Tirmidzi
dan lain-lain. As silsilatu shohihah : 925].

Saudaraku muslim! Kasihilah anak yatim, niscaya Alloh akan memperbaiki urusan dunia dan akhiratmu.

BAGAIMANA CARA BERBUAT BAIK KEPADA ANAK YATIM


Saudaraku muslim ! Berbuat baik kepada anak yatim, bisa dengan beberapa cara :
1. Memberinya makan dan pakaian, serta menanggung kebutuhan-kebutuhan pokoknya. Di atas telah
disampaikan kepada anda keutamaannya.
2. Mengusap kepalanya serta menunjukkan kasih sayang kepadanya. Tindakan ini akan mempunyai
pengaruh besar terhadap kejiwaan anak yatim. Ibnu Umar rodhiyallohu anhu jika melihat anak yatim,
beliau mengusap kepalanya dan memberinya sesuatu.

3. Membiayai sekolahnya, sebagaimana seseoang ingin menyekolahkan anaknya.

4. Mendidiknya dengan ikhlas, sebagaimana keikhlasanya dalam mendidik anak kandungnya sendiri.

5. Jika ia melakukan perbuatan yang mengharuskan di beri hukuman maka bersikap lemah-lembut dalam
mendidiknya.

6. Bertakwa kepada Alloh dalam mengelola harta anak yatim, jika anak yatim itu mempunyai harta
kekayaan. Jangan sampai hartanya di habiskan karena menginginkan agar anak yatim itu kelak tidak
meminta hartanya kembali. Sebaliknya, hartanya harus di jaga, sehinga ketika ia telah dewasa, harta
tersebut dikembalikan kepadanya.

7. Mengembangkan harta anak yatim dan bersikap ikhlas di dalamnya, sehingga hartanya tidak habis oleh
zakat.

Saudaraku Muslim ! Inilah beberapa gambaran tentang cara berbuat baik kepada anak yatim. Berbuat baik
kepada anak yatim tidak hanya diperintahkan kepada orang-orang tertentu, akan tetapi setiap muslim
diperintahkan untuk itu sebagaimana ia diperintahkan untuk melaksanakan semua amal yang baik dan sholih.
Jika Alloh taala mengetahui ketulusan niat seorang hamba, niscaya Dia akan membantunya dalam
melaksanakan perbuatan baik. Maka, hendaklah engkau berkeinginan kuat untuk melasanakan amal-amal
shalih, walaupun baru sekedar berniat di hati sampai suatu saat Alloh memberikan kesempatan anda untuk
melakukan amal solih.
Sungguh, tidak ada orang yang lebih lemah daripada orag yang tidak mampu menyelinapkan niat di hatinya
untuk melasanakan amal-amal sholih.
KEPADA SETIAP MUSLIM
Saudaraku Muslim ! Berbuatlah baik kepada anak yatim, selain merupakan akhlak yang mulia yang diserukan
oleh Islam, ia juga hanya dilaksanakan oleh orang-orang yang berhati penyayang dan berjiwa bersih.
Masyarakat muslim, adalah masyarakat yang diikat oleh ajaran-ajaran mulia yang diserukan oleh Islam.
Ia adalah masyarakat yang telah digambarkan oleh Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam dalam penggambaran
beliau yang indah, ketika beliau bersabda :

Engkau melihat orang-orang beriman itu dalam hal kasih sayang dan saling mencintai di antara mereka,
adalah seperti satu tubuh, jika ada satu organ yang mengeluh (sakit), maka seluruh tubuh akan
merasakan sakit dengan tidak tidur dan panas. [HR. Bukhori dan Muslim, redaksi ini terdapat dalam riwayat
Bukhori.]

Penggambaran ini memberitahukan kepada anda, bagaimana seyogyanya keadaan dalam masyarakat muslim
ini.
Anak yatim adalah bagian dari masyarakat muslim itu. Ia berhak terhadap apa yang menjadikan hak anggota
masyarakat muslim lainnya, dan berkewajiban sebagaimana kewajiban masyarakat anggota muslim lainnya.
Seluruh kaum muslimin wajib berbuat baik kepada anak yatim, menyantuninya, dan menggantikan kasih sayang
ayahnya, serta memberikan kepadanya apa yang biasa mereka berikan kepada anak-anak dan istri mereka.

Saudaraku Muslim ! Tidaklah sulit bagi anda untuk memungut seorang anak yatim, memberi makanan seperti
yang biasa anda makan sehari-hari, memberi pakaian seperti pakaian yang biasa anda pakai, dan
menjadikannya sebagai salah seorang anak anda.
Hendaklah, perbuatan baik anda ini didasarkan niat tulus untuk mencari ridho Alloh Taala. Dengan harapan,
anda bisa menjadi salah seorang dari mereka yang digambarkan oleh Alloh Taala dalam firmannya :
Dan merka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang ditawan.
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhoan Allah,kami
tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut
akan (adzab) Tuhan kami pada suatu hari yang (dihari) orang-orang bermuka masam penuh kesakitan.
Maka Alloh memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepda mereka kejernihan
(wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka
(dengan) surga dan (pakaian) sutra. [Al-Insan : 8-12]

Semoga Alloh memberikan taufiq kepadaku, kepada anda, saudaraku muslim, untuk melakukan amal-amal
sholih. Semoga Alloh menolongku, juga anda semua untuk tetap melaksanakan amal-amal sholih itu sampai tiba
kematian.
Segala puji bagi Allah Subhaanahu wa Taaala Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi kita,
Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam, juga kepada segenap kerabat dan sahabat serta pengikutnya yang
setia hingga hari kiamat.
sumber : www.assunnah.mine.nu
[Dinukil oleh Abu Mitfah Al-Pacitany dari buku Al-I

Khutbah Jum'at "Menyantuni Anak Yatim"


07.21 Richan Penyalur Hoby No comments
Maasyiral muslimin rahimakumullah.

Kesempatan yang berbahagia ini marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan mengerjakan segala
perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Disamping itu marilah kita bersyukur kepada-Nya atas
limpahan rahmat, nimat, taufiq dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita sekalian
sehingga kita bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk serta bisa menghadiri pangila-Nya
yang berupa shalat jumat sebagaimana yang akan kita laksanakan siang hari ini. Mudah-mudahan
apa yang telah atau akan kita laksanakan diterima dan diridhai oleh Allah.. aamiin..

Hadirin jamaah jumat yang berbahagia..

Dalam kesempatan kali ini saya akan menyampaikan tentang bagaimana meyantuni anak yatim. Kita
diperintahkan supaya memberikan hartanya anak-anak yatim yang sudah dewasa agar mandiri
dengan bekal harta tersebut dan tidak boleh menukar hartanya dengan yang lebih buruk.
Sebagaimana Firman Allah yang artinya sebagai berikut

Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang telah dewasa) harta mereka, dan janganlah kalian
menukar yang baik dengan yang jelek dan janganlah kalian makan harta mereka (bersama harta
kalian). Sesungguhnya (menukar dan memakan harta) itu adalah dosa besar. (An-Nisa:2)

Ayat tersebut memberikan pengertian kepada kita bahwa kita diperintahkan supaya memberikan
harta anak-anak yatim yang sudah dewasa apa adanya tidak boleh menukar yang baik dengan yang
buruk dan tidak boleh memakan harta mereka bersama harta kita. Karena perbuatan tersebut
merupakan dosa besar.

Hadirin jamaah jumat yang berbahagia..

Orang yang suka menyantuni dan memelihara anak-anak yatim kelak akan bersama-sama dengan
Rasulullah s.a.w. didalam surga bagaikan dekatnya jari telunjuk dan ibu jari. Sebagaimana dinyatakan
dalam sabda beliau yang artinya :

aku dan orang yang menaggung (memelihara) anak-anak yatim (dengan baik) ada disyurga seperti
ini, seraya beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dengan jari tengah dan beliau rentangkan
kedua jarinya.

Hadirin jamaah jumat yang berbahagia..

Demikian khutbah yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan apa yang telah saya sampaikan
diiringi dengan hidayah dan ridha Allah serta bisa bermanfaat bagi kisa sekalian.
-khutbah-jumat-5-adab-menghadiri-shalat-jumat.html

You might also like