Professional Documents
Culture Documents
Artikel Sri Wahyuni A (4011076)
Artikel Sri Wahyuni A (4011076)
ARTIKEL JURNAL
Oleh
SRI WAHYUNI
NIM 4011076
Oleh
ABSTRACT
The title of this thesis is "Effect of Problem Solving Methods for Problem Solving Ability
in Mathematics Learning Class X SMAN 4 Lubuklinggau academic year 2015/2016". The
problem in this study is whether there Effect of Problem Solving Methods for Problem
Solving Ability on learning mathematics class X SMA Negeri 4 Lubuklinggau academic
year 2015/2016. This type of research is True Experimental Design. The population around
the class X SMA Negeri 4 Lubuklinggau academic year 2015/2016, totaling 267 students.
The samples are first class as a class experiment X.1 and X.2 class as the control class.
Dilakukann data collection techniques with techniques that shaped test description. Data
were analyzed using t-test. Based on the results of t-test analysis at significance level =
0.05, obtained t 2.2> 1.671 ttable can be concluded that there is significant influence
learning methods Problem solving to problem-solving ability in mathematics class X SMA
Negeri 4 Lubuklinggau Academic Year 2015/2016. The average score of students
problem-solving capabilities experiments grade of 28.00 and 24.00 for the control classes.
PENDAHULUAN
Menurut National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) (dalam Sroyer,
2013:25), tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan kemampuan:
komunikasi matematis, penalaran matematis, problem solving matematis, koneksi
matematis, dan representasi matematis. Lebih lanjut menurut NCTM, salah satu
keterampilan matematika yang perlu dikuasai siswa adalah kemampuan problem solving
matematis. Standar problem solving, National Council of Teachers of Mathematics
(NCTM) menetapkan bahwa program pembelajaran dari pra-taman kanak-kanak sampai
kelas 12 harus memungkinkan siswa untuk: membangun pengetahuan matematika baru
melalui problem solving; memecahkan masalah yang muncul di dalam matematika dan di
dalam konteks-konteks yang lain; menerapkan dan menyesuaikan bermacam-macam
strategi yang sesuai untuk memecahkan masalah; dan memonitor dan merefleksikan proses
dari problem solving matematis.
LANDASAN TEORI
Metode Problem Solving
Menurut Hamiyah & Jauhar (2014:126) metode problem solving merupakan
metode yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas
pendapat yang di sampaikan oleh siswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang
siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya. Metode Pemecahan masalah adalah
penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa
menghadapai berbagai masalah, baik masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk di
pecahkan mandiri atau bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan
penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Syarifudin (2010:150)
menyatakan bahwa metode pemecahan masalah adalah penyajian bahan ajar oleh guru
dengan merangsang anak berpikir secara sistematis dengan menghadapkan siswa kepada
beberapa masalah yang harus dipecahkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Metode Problem Solving
adalah suatu metode yang mendorong siswa untuk menyelesaikan atau memecahkan
persoalan-persoalan yang melibatkan proses, perbuatan, cara mengatasi atau memecahkan
masalah.
HIPOTESIS PENELITIAN
Arikunto (2010:110) menyatakan bahwa hipotesis merupakan suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Berdasarkan rumusan masalah dan uraian di atas maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah Ada pengaruh yang signifikan metode Problem Solving terhadap
kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran matematika siswa kelas X SMA
Negeri 4 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah True Experimental
Design, yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi
prasyarat (Arikunto, 2010:125). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Problem
Solving dan metode Konvensional. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran matematika siswa kelas X SMA
Negeri 4 Lubuklinggau. Desain Eksperimen yang digunakan berbentuk pre-test dan post-
test design. Adapun pola penelitian pre-test dan post-test menurut Arikunto (2010:126)
polanya dapat digambarkan sebagai berikut:
E 01 X 02
R
K 03 04
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 4
Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah populasi
siswa 267 siswa. Dalam penelitian ini sampel yang diambil dengan menggunakan teknik
sampel random. Dari delapan kelas, dua kelas yang terpilih adalah X.1 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X.2 sebagai kelas kontrol.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan teknik
tes. Dalam penelitian ini tes dilakukan dua kali yaitu sebelum (pre-test) dan sesudah
(post-test). Tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk uraian soal sebanyak empat
soal.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan langkah-
langkah sebagai berikut: (1) menetukan rata-rata skor dan simpangan baku, (2) uji
normalitas data, dan (3) uji homogenitas.
Karena data berdistribusi normal dan homogen, maka Uji hipotesisnya
menggunakan uji-t dengan rumus :
1 2 1 1 12 + 2 1 22
= dengan: =
1
+
1 1 + 2 2
1 2
Kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika thitung< ttabel. Tolak Ho jika thitung ttabel.
(Sudjana, 2005:239).
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya.
Jadi secara deskriptif dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh kemampuan pemecahan
masalah setelah diterapkan metode konvensional pada kelas kontrol dan metode Problem
Solving pada kelas eksperimen.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa peningkatan rat-rata kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa kelas eksperimen adalah sebesar 15,9 % dan peningkatan rata-
rata kemampuan pemecahan masalah matematika kelas kontrol adalah sebesar 12,2%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol.
Grafik 1
Rata-Rata Skor Kemampuan Pemecahan Hasil Pre-test ke Post-test
30 28,00
24,00
25
20
15 12,09 11,68 Eksperimen
10 Kontrol
5
0
Pre-test Post-test
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
metode problem solving terhadap kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran
matetatika siswa kelas X SMA Negeri 4 Lubuklinggau. Pada pertemuan pertama, Sebelum
memulai pembelajaran peneliti terlebih dahulu melakukan perkenalan kepada siswa setelah
itu menginformasikan langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran problem solving
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai lalu membagi siswa kedalam
beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa dan pembagian kelompoknya berdasarkan
kemampuan kognitif siswa yaitu siswa yang berkemampuan tinggi dipasangkan dengan
siswa yang berkemampuan rendah dan siswa yang berkemampuan sedang dipasangkan
dengan siswa yang berkemampuan sedang. Hal ini dilakukan agar hasil belajar siswa dapat
tercapai secara maksimal. Kemudian guru juga memberikan penjelasan bahwa dua kali
untuk pertemuan berikutnya tetap pada kelompok yang sudah ditentukan.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan materi sistem persamaan
linear dua variabel dengan indikator yang harus dicapai adalah mengidentifikasi dan
merancang model matematika dari sistem persamaan linear dua variabel dalam
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel. Pada langkah memahami masalah siswa harus membaca
baik-baik permasalahan yang guru berikan sehingga dapat memahami maksud dan tujuan
soal, langkah perencanaan ini berarti siswa berfikir dan memilih rencana penyelesaian
masalah yang tepat dan sesuai prosedur dalam menyelesaikan masalah tahap kedua ini
siswa akan sering bertanya tentang rencana dan prosedur penyelesaian karena siswa
biasannya menjawab soal sistem persamaan linear dengan cara yang langsung tanpa harus
mealaui 4 tahap, langkah pelaksanaan rencana yaitu pengaplikasian rencana yang telah
ditetapkan dilangkah kedua, langkah keempat yaitu evaluasi atau pembuktiaan jawaban
yang telah diperoleh dalam tahap ini siswa belum melaksanakan bagaian evaluasi.
Hambatan yang muncul pada pertemuan pertama yaitu : 1) siswa lambat dalam
menyelesaikan soal kemampuan pemecahan masalah, 2) siswa belum mampu merancang
rencana seutuhnya, 3) siswa perlu beradaptasi dengan kelompoknya. Pada pertemuan
pertama ada 4 kelompok yang dapat melakukan rencana pemecahan masalah pada tahap
dua.
Pada saat pelaksanaan penelitian dengan pembelajaran metode problem solving
peneliti menemukan beberapa hambatan. Hambatan yang muncul pada pertemuan pertama
yaitu : 1) siswa lambat dalam menyelesaikan soal kemampuan pemecahan masalah, 2)
siswa belum mampu merancang rencana seutuhnya, 3) siswa perlu beradaptasi dengan
kelompoknya. Pada pertemuan pertama ada 4 kelompok yang dapat melakukan rencana
pemecahan masalah pada tahap dua
Pada pertemuan kedua siswa sudah mulai memahami masalah beberapa kelompok
sudah mampu memahami masalah dengan baik yaitu dengan mencari tau data apa saja
diketahui dan data apa aja yang belum diketahui dengan memperhatikan kalimat
pertannyaannya karena di kalimat pertanyaan itulah dapat melihat pemisalan x dan y yang
akan diambil. Tahap kedua perencanaan, siswa bersama kelompoknya berfikir dan
bediskusi bersama untuk menyusun rumusan pemahaman yang telah mereka peroleh dari
pemahan masalah pada tahap satu, mereka mulai membuat model matematikanya dengan
kosultasi dengan guru karena penerapan metode ini jarang mereka jumpai makanya siswa
lebih aktif bertanya. Pada langkah ketiga biasannya siswa agak kesusahan menggunakn
metode substitusi yaitu pada tahap mengubah peubah x ke fungsi y dan sebaliknya. Pada
pertemuan kedua beberapa siswa bersama kelompoknya masing-masing sudah mulai
melakukan langkah pemecahan pada tahap tiga tetapi siswa belum melakukan evaluasi,
ada lima kelompok yang sudah malakukan pemecahan masalah pada tahap tiga dan dua
kelompok yang sudah melaksanakan tahapan pemecahan masalah pada tahanp empat.
Pada pertemuan ketiga dengan materi sitem persamaan linear dan dengan indikator
menetukan penyelesaian model matematika yang berkaitan dengan sistem persamaan
linear dua variabel dan menafsirkan hasil pnyelesaian yang berhubungan dengan sistem
persamaan linear dua variabel yang dibatasi pada metode eliminasi dan substitusi. Proses
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa mengalami peningkatan dari pada pertemuan
pertama dan kedua karena sudah banyak siswa yang dapat melaksanakan tahapan tersebut
dengan baik beberapa kelompok sudah melakukan tahapan ke empat yaitu evaluasi atau
pemeriksaan kembali jawaban mereka. Ada 5 kelompok sudah mandiri dalam menjalankan
pemecahan masalah dengan baik yaitu sudah mampu melaksanakan pada tahap empat, dan
2 kelompok masih membutuhkan arahan dari guru untuk melakukan pemeriksaaan
kembali, selain itu dipertemuan ketiga siswa sudah bisa bekerja sama antara satu dengan
yang lain, siswa juga sudah bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Selama penelitian
dikelas X.I SMA Negeri 4 Lubuklinggau terdapat hambatan atau kesulitan yang ditemukan
antara lain dari segi metode pembelajaran yang jarang digunakan sehingga membutuhkan
waktu untuk siswa memahami perintah guru dalam prosedur pemecahan masalah, ketika
pembagian kelompok siswa butuh menyesuaikan dengan kelompoknya ada juga beberapa
siswa yang pasif di dalam keompoknya. Siswa cenderng lambat menyelesaikan sustu
permasalahan karena belum terbiasa dengan posedur pemecahan masalah. Sringkali
kekurangan waktu dalam menyelesaiakn suatu permasalahan yang diberikan oleh guru.
Mengatasi hambatan ini, guru akan mengontrol perkelompok, memeberi arahan dan
mengingatkan kembali tahap-tahap pemecahan suatu masalah yang harus dilalui oleh
siswa. Hal ini dilakukan agar tahap-tahap dalam proses pembelajaran ini dapat berjalan
tertib dan dapat berhasil
Tabel 5
Rekapitulasi Hasil Problem Solving
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan pemberian Metode Pembelajaran Problem Solving terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Ayuni,Reri. 2012 Pengaruh Metode Problem solving terhadap Hasil Belajar Matematika
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Srategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Pratiwi, Riezky Indah. 2013. Kajian Literatur tentang Heuristik dalam Pemecahan Masalah
Matematika. . Prosiding Program Studi Pendidikan Matematika SPs UPI.