You are on page 1of 12

EFFECT OF STORAGE DURATION IN REFRIGERATOR TEMPERATURE ON pH

VALUE, VISCOSITY, TOTAL LACTIC ACID AND PROFILES PROTEIN DISSOLVED


OF GOAT MILK KEFIR
Rup Mal1, Lilik Eka Radiati 2, and Purwadi2
1
Student at Department of Animal Food Technology, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang
2
Lecturer at Department of Animal Food Technology, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

ABSTRACT
The purpose of this research to find out effect of storage duration in refrigerator temperature on
pH value, viscosity, total lactic acid and profiles protein dissolved of goat milk kefir for 7, 14,
21, 28 days The research results are getting from the average pH values ranged from 3.36 to 3.72
while the viscosity values increased up to 277.50 Cp and total lactic acid ranged from 0.31% to
0.35%, at the profile protein gets 5 protein bands with the molecular weight of each protein band
was 260 kDa, 84 kDa, 50 kDa, 35 kDa and 25 kDa. Conclusion of this research was that longer
storage refrigerator has trend lower pH value, higher viscosity value and an increase in lactic
acid, but it made no difference to the quality of the profiles protein dissolved of goat milk kefir.
Storage for 28 days at a refrigerator temperature goat milk kefir is still feasible for consumption
by consumers.

Key words: kefir, goat milk, refrigerator temperature, physical characteristics, profile protein.

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN PADA SUHU REFRIGERATOR


TERHADAP NILAI pH, VISKOSITAS, TOTAL ASAM LAKTAT DAN PROFIL
PROTEIN TERLARUT KEFIR SUSU KAMBING
Rup Mal1, Lilik Eka Radiati 2, and Purwadi2
1
Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang
2
Dosen Jurusan Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan pada suhu
refrigerator terhadap nilai pH, viskositas, total asam laktat dan profil protein terlarut kefir susu
kambing selama 7, 14, 21, 28 hari. Hasil penelitian yang mendapatkan dari nilai pH rata-rata
berkisar 3,36-3,72 sedangkan nilai viskositas meningkat hingga 277,50 Cp dan jumlah asam
laktat berkisar antara 0,31% sampai 0,35%, pada profil protein mendapatkan 5 pita protein
dengan berat molekul masing-masing pita protein adalah 260 kDa, 84 kDa, 50 kDa, 35 kDa dan
25 kDa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa lama penyimpanan pada suhu refrigerator
ada kecenderungan nilai pH rendah, nilai viskositas lebih tinggi dan peningkatan asam laktat,
tetapi tidak ada perbedaan kualitas profil protein terlarut kefir susu kambing . Penyimpanan
selama 28 hari pada suhu refrigerator kefir susu kambing masih layak untuk dikonsumsi oleh
konsumen.
Kata kunci: kefir, susu kambing, suhu refrigerator, sifat fisik, frofil protein.

1
PENDAHULUAN 1 %. Bakteri yang menyebabkan
terbentuknya alkohol adalah Sacharomyces
Kefir merupakan bahan pangan kefir dan Torula kefir. Kefir mempunyai
fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan kelebihan dibandingkan dengan susu segar
manusia. Menurut Farnworth (2005), bahan karena asam yang terbentuk dapat
pangan fungsional adalah salah satu bahan memperpanjang masa simpan, mencegah
pangan yang dikomsumsi sebagai bagian pertumbuhan mikroba pembusuk sehingga
dari makanan, dan diharapkan mempunyai
mencegah kerusakan susu, dan mencegah
manfaat secara psikologi dan atau pertumbuhan mikroba patogen sekaligus
mengurangi resiko penyakit kronik diluar meningkatkan keamanan produk kefir.
dasar fungsi-fungsi nutrisional. Konsumen Komposisi fisiko-kimia kefir tergantung
berharap dengan mengkonsumsi kefir ada pada jenis susu yang difermentasi sehingga
manfaat tertentu bagi tubuh. Sebagai salah komponen bioaktif yang terbentuk secara
satu bahan pangan fungsional dan kuantitas juga berbeda.
merupakan bagian dari bahan pangan Penyimpanan kefir susu kambing
probiotik, kefir mengandung komponen-
dalam refrigerator atau pada suhu 4 oC dapat
komponen bioaktif yang bermanfaat bagi
mengakibatkan fermentasi lebih lanjut
kesehatan manusia. Bioaktif yang ada dalam
karena pertumbuhan kefir grain yang terikut
kefir adalah metabolit - metabolit yang
dalam proses penyaringan. Aktivitas enzim
terbentuk selama fermentasi yang berperan
protein yang dilanjutkan adalah kefir grain
sebagai antimikroba dan antioksidan, atau
dimungkinkan menghidrolisis protein susu
produk-produk sebagai akibat pemecahan
kambing lebih lanjut sehingga
dari matriks bahan pangan seperti proren
dimungkinkan dapat mempengaruh nilai pH,
menjadi protein yang lebih sederhana dan
viskositas, total asam laktat, dan profil
peptida.
protein terlarut dari kefir susu kambing.
Susu kambing dapat diolah menjadi
Sifat fisiko - kimia kefir susu
berbagai produk olahan susu seperti susu
kambing merupakan salah satu variabel
fermentasi, yoghurt, keju, susu bubuk,
yang mengindikasikan suatu kualitas produk
dodol, es krim, dan kefir. Kefir dibuat dari
olahan. Lama penyimpanan kefir susu
susu yang difermentasi dengan
kambing pada suhu refrigerator akan terjadi
menggunakan starter kultur tertentu yang
fermentasi lebih lanjut oleh bakteri asam
disebut dengan bibit kefir (kefir grain).
laktat sehingga sifat fisiko - kimia kefir susu
Kefir memiliki rasa, warna, dan konsistensi
kambing juga mengalami perubahannya,
yang menyerupai yoghurt namun tekstur
oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
kefir lebih encer, gumpalan susunya lebih
lebih lanjut untuk mengenai pengaruh lama
lembut, dan memiliki aroma khas yeast
penyimpanan pada suhu refrigerator
(seperti tape) (Siswanto, 2007). Kefir
terhadap nilai pH, viskositas, total asam
adalah produk fermentasi susu yang
laktat dan profil protein terlarut kefir susu
mengandung probiotik yang sangat berguna kambing.
bagi kesehatan tubuh. Kefir merupakan susu
fermentasi yang mengandung alkohol 0,5

2
MATERI DAN METODE laktat dan profil protein terlarut susu
kambing. Perlakuan yang dicobakan, yaitu:
Pengambilan data penelitian ini P1 = lama penyimpanan pada suhu
dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa dan refrigerator 7 hari
Pengolahan Hasil Ternak, Laboratorium P2 = lama penyimpanan pada suhu
Fisiko Kimia Hasil Tenak, Laboratorium refrigerator 14 hari
Epidemiologi Fakultas Perternakan Fakultas P3 = lama penyimpanan pada suhu
Perternakan Universitas Brawijaya Malang
refrigerator 21 hari
untuk analisis profil protein terlarut kefir P4 = lama penyimpanan pada suhu
susu kambing, dan Laboratorium Pengujian refrigerator 28 hari.
Mutu dan Keamanan Pangan Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Variabel Penelitian
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Variabel yang dilihat adalah pH,
Malang pada bulan Mei 2013 sampai dengan Viskositas, total asam laktat dan profil
bulan Juni 2013. protein terlarut susu kambing. Analisis kefir
susu kambing meliputi :
Materi 1. Pengujian pH. Prosedur pengujian
Materi yang digunakan dalam mengikuti prosedur Van den Berg
penelitian ini adalah kefir yang dibuat dari (1987).
susu kambing yang diperoleh dari industri 2. Pengujian Viskositas. Prosedur
rumah tangga di Malang. Starter kefir yang pengujian mengikuti prosedur
digunakan merupakan campuran antara Beshkova (2002).
bakteri asam laktat dan khamir. Peralatan 3. Pengujian total keasaman. Prosedur
yang digunakan dalam penelitian ini: 1 unit pengujian mengikuti prosedur
elektroforesis merek Bio Rad Mini Protean Hadiwiyoto (1994).
3, antara lainnya erlenmeyer, 4. Pengujian protein. Prosedur
volumetri/titrimeti, viskometer (Elcometer pengujian mengikuti prosedur
2300), pipet ukur, pipet tetes, beaker glass, (Anonim, 2011).
pH meter (Hanna), spindle, gelas ukur,
kertas label, sarung tangan, aluminium foil, Analisis Data
refrigerator (Hitachi) dan kertas tissu. Setelah data rata-rata diperoleh,
maka dilanjutkan dengan metode analisis
Metode deskriptif yang menjelaskan uji susu kefir
Metode penelitian yang digunakan kambing dengan perlakuan berbeda.
adalah percobaan faktorial dengan analisis
deskriptif yang dengan 4 perlakuan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
Duplo serta faktor yaitu lama penyimpanan Hasil peneliian ini menunjukkan
pada suhu refrigerator 7, 14, 21, dan 28 hari, bahwa ada kecenderungan perbedaan
untuk mengetahui pengaruh lama diantara lama penyimpanan pada suhu
penyimpanan pada suhu refrigerator refrigerator terhadap nilai pH, viskositas,
terhadap kualitas kefir susu kambing total asam laktat tetapi tidak menunjukkan
ditinjau dari segi pH,Viskositas, total asam profil protein yang berbeda namun ada

3
kecenderungan ketebalan pita protein fosfoketolasi. Tamime Skriver, Nelson dan
berbeda. Willaert (2006), selama proses fermentasi
pertumbuhan bakteri asam laktat
Nilai pH menguntungkan bagi perkembangan khamir
Hasil analisis nilai pH secara dan bakteri asam asetat. Lund dan Eklund
deskriptif menunjukkan bahwa ada (2000), melaporkan bahwa bakteri asam
kecenderungan perbedaan diantara lama laktat memfermentasi laktosa menjadi asam
penyimpanan pada suhu refrigerator
laktat, sehingga menurunkan pH substrat
terhadap nilai pH. yang menguntungkan bagi pertumbuhan
Tabel 1. Rata-rata nilai nilai pH lama bakteri asam laktat. Sebagaimana dikatakan
penyimpanan pada suhu refrigerator. bahwa pH pertumbuhan bakteri asam laktat
Perlakuan Rata-rata SD adalah 4,82 - 4,39 dan bakteri asam asetat
P1 3,72 0,049 tumbuh pada pH 4,36 - 4,28. Sedangkan
P2 3,66 0,007 khamir merupakan mikroba yang toleran
P3 3,44 0,021 terhadap kondisi pH substrat dan mampu
P4 3,36 0,049 metabolisme asam laktat seperti yang
dilaporkan oleh Ballows (1991) serta Lund
Perlakuan memberikan ada dan Eklund (2000).
perbedaan diantara lama penyimpanan
terhadap nilai pH. Penurun pH tersebut Viskositas
karena adanya aktivitas bakteri asam laktat Hasil analisis viskositas secara
dan khamir yang berasal dari kefir grain. deskriptif menunjukkan bahwa ada
Kefir grain merubah karbohidrat susu kecenderungan perbedaan diantara lama
terutama laktosa menjadi asam laktat dan penyimpanan pada suhu refrigerator
dengan semakin lamanya penyimpanan terhadap nilai viskositas.
maka asam laktat yang berbentuk juga
semakin banyak, sehingga menyebabkan pH Tabel 2. Rata-rata nilai viskositas (Cp) lama
kefir semakin turun. Menurut Gaikwad and penyimpanan pada suhu refrigerator.
Ghosh (2009), bakteri asam laktat Perlakuan Rata-rata SD
memfermentasi laktosa menjadi glukosa dan P1 106,00 2,828
galaktosa, selanjutnya glukosa diubah P2 231,00 1,414
P3 252,50 10,607
menjadi asam laktat. Berdasarkan pada
P4 277,50 3,536
produk yang dihasilkan dari proses
fermentasi, bakteri asam laktat dibedakan Perlakuan memberikan ada
menjadi dua, yaitu homofermentatif yang perbedaan diantara lama penyimpanan
menghasilkan asam laktat sebagai satu- terhadap nilai viskositas, karena kefir grain
satunya produk melalui jalur fermentasi mengandung bakteri asam laktat dan khamir
EMP (Embden Meyerhof Parnas) dan yang dapat meningkatkan viskositas produk.
heterofermentatif yang selain menghasilkan Bakteri asam laktat S.thermophilus
asam laktat, juga menghasilkan etanol, asam menghasilkan texturising agents eksoselular
asetat dan CO2 melalui jalur fermentasi

4
exopolysaccharide dan berinteraksi dengan domba, dan susu kambing masing-masing
protein susu dapat meningkat viskositas. sebesar 11.151.13 %, 21.201.27 %, dan
Kefir grain mengandung bakteri 13.022.92 %. Usmiati dan Sadono (2004),
asam laktat dan khamir yang dapat menyatakan bahwa kefir dengan bahan baku
meningkat viskositas produk yang skim cair mempunyai viskositas sekitar
menghasilkan exopolysaccharide. Menurut 117,50 - 421,25 Cp, dan tingkat kekentalan
Ruas-Madiedo, Tuinier, Kanning dan Zoon kefir disebabkan oleh perbedaan suhu, lama
(2002), exopolysaccharide diproduksi oleh inkubasi, total padatan bahan baku yang
berbagai macam bakteri asam laktat yaitu mempengaruhi ketersediaan kasein dan
Lactobacilius, Streptococcus, Lactococcus, laktosa susu. Hasil penelitian Liu dan Lin
dan Leuconostoc. Farnwoth (2005), (2000), menunjukan bahwa kefir dengan
melaporkan bahwa exopolysaccharide bahan baku susu sapi mempunyai viskositas
menyebabkan karakterisrik organoleptik dan lebih tinggi dibandingkan dengan viskositas
stabilitas produk, dimana polisakarida ini kefir berbahan baku susu kedelai. Komposisi
mengandung D-glikosa dan D-galaktosa susu berpengaruh penting pada tekstur
dalam rasio 1:1. Bakteri asam laktat yoghurt (Cais-Sokolinska, Dankow, dan
S.thermophilus menghasilkan texturising Pikul., 2008), sedangkan kadar total solid
agents eksoselular exopolysaccharide dan dalam suspensi susu berpengaruh secara
berinteraksi dengan protein susu dapat linier terhadap koagulum yoghurt (Kristo,
meningkatkan viskositas yang pada 2003). Total bahan padatan yang tinggi
aktivitasnya di akhir asidifikasi belum mempunyai nutrisi yang tinggi pula,
berhenti total, begitu juga dengan sehingga pembentukan gel pada yoghurt
L.bulgaricus yang tidak hanya menghasilkan lebih awal dibandingkan dengan susu
asam laktat, namun juga sebagai texturising dengan kadar total bahan padatan yang lebih
agents walau hanya sebagian kecil. Fadela, rendah disertai dengan pertumbuhan sel
Abderrahim dan Ahmed (2009), kultur yang mikroba dan keasaman yang juga meningkat
dominan dalam menghasilkan (Xu, Emmanouelidou, Raphaelides dan
exopolysaccharide (EPS- kefiran) adalah Antoniou., 2008). Dari hasil penelitian Bille,
strain of Lactococcus lactis subsp cremoris Vovor, Goresep dan Keya (2000),
dan juga yang berpengaruh besar terhadap membuktikan bahwa total bahan padatan
viskositas kefir (Beshkova, 2003). yoghurt susu kambing lebih tinggi
Fadela, et al. (2009), menyatakan dibandingkan dengan total solid yoghurt
bahwa viskositas juga dipengaruhi oleh susu sapi, segingga viskositas yoghurt susu
kualitas susu, dimana kualitas susu kambing lebih tinggi dibandingkan dengan
dipengaruhi oleh psikologi ternak seperti yoghurt susu sapi.
pakan, bangsa ternak dan lingkungan. Hasil Viskositas pada kefir tidak terlepas
penelitian Oner, Karahan dan Cakmakci dari terjadi agregasi kasein susu sewaktu
(2009), menunjukan bahwa jenis susu, mengalami pemanasan. Hasil penelitian
berpengaruh nyata terhadap nilai kimia Trachoo (2002), menunjukan bahwa
kefir, dimana total soild kefir susu sapi, susu pemanasan susu berpengaruh terhadap

5
viskositas yang disebabkan oleh adanya Menurut Magalhaes, Pereira,
ikatan antara kasein dan -laktoglobulin Campos, Dragone dan Schwan (2011),
melalui ikatan disulfida, begitu juga menyatakan bahwa bakteri asam laktat dapat
laktalbumin akan bereaksi dengan - dibedakan menjadi dua kelompok yaitu yang
laktoglobulin. bersifat homofermentatif dan
heterofermentatif, dimana kelompok
Total Asam Laktat homofermentatif memfermentasi glukosa
Hasil analisis total asam laktat
menghasilkan asam laktat sebagai satu-
secara deskriptif menunjukkan bahwa ada
kecenderungan perbedaan diantara lama satunya produk, dan bakteri yang tergolong
penyimpanan pada suhu refrigerator homofermentatif misalnya Streptococcus,
terhadap nilai total asam laktat. Pediococcus dan beberapa Lactobacillus.
Produk utama fermentasi pada kefir adalah
Tabel 3. Rata-rata nilai total asam laktat (%) asam laktat, asetaldehid, diacetyl, acetoin,
pada penyimpanan suhu refrigerator.
etanol, karbon dioksida dan asam lemak
Perlakuan Rata-rata SD bebas, misalnya asetat, propionat, butirat,
P1 0,31 0,010 dan heksanoat (Guzel-seydim, Seydim,
P2 0,32 0,006
Grenee, Bodine, 2000, Alonso dan Fraga
P3 0,33 0,011
2001, Beshkova, 2003). Asetaldehid
P4 0,35 0,019
merupakan hasil dekomposisi kasein yang
Perlakuan memberikan ada dapat menyebabkan rasa pahit pada kefir
perbedaan diantara lama penyimpanan (Cais-Sokolinska et al. 2008). Koroleva
terhadap nilai total asam laktat, karena (1988), menjelaskan proses fermentasi pada
semakin lama penyimpanan menyebabkan susu. Susu setelah diinokulasi dengan kefir
penurunan pH. Dengan pH yang rendah grain, selanjutnya diinkubasi selama 24 jam,
merupakan lingkungan yang baik untuk selama waktu tersebut asam laktat sebagai
pertumbuhan lactobacilli (bakteri asam hasil aktivitas dari streptococci tumbuh
laktat) sehingga jumlah bakteri asam laktat cepat, kemudian terjadi penurun pH,
meningkat. Keasaman yang diekspresikan sehingga lactobacilli dapat tumbuh. Hal ini
sebagai kadar asam laktat pada kefir susu menyebabkan jumlah streptococci menurun.
kambing tergantung pada kadar laktosa yang Adanya khamir dalam kefir grain secara
fermentasi oleh bakteri asam laktat. Proses bersama-sama dengan bakteri asam laktat
fermentasi pada susu setelah diinokulasi akan fermentasi susu pada suhu 21 - 23 oC,
dengan kefir grain terjadi selama 24 jam, kemudian mendorong terbentuknya aroma
dan selama waktu tersebut asam laktat yang diproduksi streptococci
sebagai hasil aktivitas dari streptococci heterofermentative. Selama proses
tumbuh cepat kemudian menurunkan pH, fermentasi pertumbuhan bakteri asam laktat
sehingga lactobacilli dapat tumbuh. Kondisi menguntungkan bagi perkembangan khamir
tersebut berakibat jumlah dari streptococci dan bakteri asam asetat.
menurun, karena kondisi substrat yang Bakteri asam laktat mampu bersaing
kurang mendukung kehidupan streptococci. dengan bakteri lain dalam proses fermentasi,

6
karena memiliki ketahanan terhadap pH grain secara bersama sama dengan bakteri
yang tinggi sampai rendah dan bakteri ini asam laktat memfermentasi susu pada suhu
21 23 C, yang selama proses fermentasi
o
juga dinyatakan sebagai bakteri asidurik
atau asidofilik, karena memerlukan pH yang tersebut pertumbuhan bakteri asam laktat
relatif rendah supaya tumbuh dengan baik menguntungkan bagi perkembangan khamir
(Ballows et al., 1991). Bakteri asam laktat dan bakteri asam asetat (Koroleva, 1988).
termasuk mesofilik yang terdiri dari
beberapa spesies bakteri asam laktat yang Profil Protein
masing-masing memiliki peranan khusus Hasil elektroforesis whey kefir susu
dalam pembentukan rasa, tekstur dan aroma kambing antar perlakuan (P1, P2, P3 dan
yang selanjutnya dilaporkan bahwa mikroba P4) menunjukkan terdapat 5 pita protein
ini dibagi dalam dua kelompok yaitu dengan berat molekul masing-masing pita
acidifier dan penghasil aroma (Paucean protein adalah 260 kDa, 84 kDa, 50 kDa, 35
Rotar, Jimborean, Mudura dan Socaciu., kDa dan 25 kDa. Hasil elektroforesis ini
2009). menunjukkan bahwa komponen-komponen
Khamir berperan penting dalam protein yang terdapat dalam whey lama
produk susu fermentasi, dimana dapat penyimpanan 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28
memberikan nutrisi pertumbuhan penting tidak berpengaruh nyata terhadap protein
seperti asam amino dan vitamin, mengubah kefir susu kambing. Rata- rata berat molekul
pH, memproduksi etanol dan menghasilkan kefir susu kambing dalam penelitian dengan
CO2 (Viljoen, 2001). Khamir pada berbagai perlakuan terdapat pada gambar 1.
umumnya toleran terhadap asam dan dapat
tumbuh pada pH 4,0 - 4,5, dan selain itu
rentang suhu pertumbuhan khamir sangat
luas yaitu dari 0 oC - 50 oC, dengan suhu
optimum 20 oC - 30 oC, disamping itu khamir
Candida kefir dan Kluyveromyces
marxianus termasuk jenis khamir yang dapat
memfermentasi laktosa (Farnwoth, 2005).
Khamir menggunakan jalur EMP (Embden Gambar 1. Hasil elektroforesis protein
Meyerhof Parnas) untuk metabolisme
Keterangan:
glukosa pada pH netral atau sedikit asam di
M : Marker
lingkungan anaerob dengan menghasilkan kD : berat Molekul (kilo Dalton)
etanol dan CO2 (Tamime et al, 2006 dan 7 : lama penyimpanan 7 hari
Wilaert, 2006). 14 : lama penyimpanan 14 hari
Lebih dari 96 % fermentasi alkohol 21 : lama penyimpanan 21 hari
28 : lama penyimpanan 28 hari
menggunakan khamir Saccharomyces
cerevisiae, dimana asam piruvat yang Berat molekul protein dapat
dihasilkan selama glikolisis diubah menjadi ditentukan dengan metode SDS PAGE
asetaldehid dan etanol. Khamir dalam kefir (Sodium Dodecyl Sulphate-Polyacrylamide

7
Gel Electophoresis). Elektroforesis Susu mengandung protein whey
merupakan teknik pemisahan yang yang yang berperan dalam daya ikat air, gelling,
memisahkan analit berdasarkan dan aktivitas permukaan (Euston dan Hirst,
kemampuannya bergerak dalam medium 2000), dimana protein whey juga
konduksi yang biasanya berupa larutan bufe mengandung peptida-peptida bioaktif
dan akan memberikan respons setelah (Philanto-Leppala, Koskinen, Piilola,
ditambahkan medan listrik (Harvey, 2000). Tupasela dan Orhonen., 2000). Selama
Jika suatu zat bermuatan diberi potensial, fermentasi terjadi hidrolisis protein menjadi
maka zat tersebut akan berpindah sepanjang asam amino dan peptida oleh beberapa
medium yang kontinyu ke arah katode atau bakteri dalam kefir grain yang bersifat
anode sesuai dengan muatan yang proteolitik, terutama dari kelompok
dibawanya. Hasil tersebut belum sesuai Lactobacillus (Kabadjova-Hristova,
dengan menurut Wood dan Hodge (1999), Bakalova, Gocheva dan Moncheva., 2006).
menyatakan bahwa lama penyimpanan akan Bioaktif peptida dalam susu dan produk-
berpengaruh terhadap kadar protein kefir produk susu mempunyai sifat multifungsi,
susu kambing. Peningkatan jumlah protein salah satu adalah biopeptida -laktoglobulin
pada kefir susu kambing, karena ada yang merupakan prekusor -laktorpin.
tambahan sel-sel bakteri dan khamir yang Kadar -laktoglobulin pada susu relatif
merupakan sumber protein. tinggi yaitu lebih dari separuh dari kadar
Hasil penelitian yang dilakukan oleh protein whey susu, dan efektif sebagai
Belkaaloul et al. (2010), dengan emulgator dan immunomodulator (Beaulieu
menggunakan metode analisis SDS PAGE et al., 2006), antithipertensi, antitrombotik,
terhadap susu fermentasi menemukan bahwa opioid, antimikroba, immodulan, dan
selama fermentasi akan terjadi hidrolisis antikolesterol (Hernandez-Ledesma, Amigo,
protein oleh oleh aktivitas enzim proteolitik Recio, Bartolome., 2007).
yang memecah protein menjadi fraksi-fraksi Standar kefir yang ditetapkan oleh
protein yang lebih kecil. Hasil penelitian FAO/WHO (2001), yaitu kadar protein
menggunakan metode Kjeldahl kadar dalam kefir susu kambing minimal 2,8 %
protein akan lebih tinggi dibandingkan dengan demikian kefir susu kambing dalam
dengan metode- metode lain, dan hal ini penelitian ini memenuhi standar yang telah
diduga karena yang terukur bukan saja ditentukan. Kahala et al. (1993), melakukan
nitrogen dari protein susu saja. Amamcharla penelitian dengan membandingkan tingkat
dan Metzger (2010), mengemukakan bahwa proteolitik kefir dan yoghurt, hasilnya
dalam analisis protein ini, nitrogen total, menunjukan bahwa kefir mempunyai laju
protein nitrogen, dan nonprotein nitrogen proteolitik yang lebih tinggi dibandingkan
sebagai dasar perhitungan dalam metode dengan yoghurt. Khamir yang ada dalam
Kjeldal. Buffler (2008), melaporkan bahwa kefir mampu mendegradasi kasein menjadi
susu mengandung protein murni sekitar 94 komponen-komponen protein lebih
% ( 3,1 g/100 g), dan 6 % NPN (0,2 g/100 g) sederhana berupa peptida dan asam-asam
dari total protein yang ada. amino bebas. Selama fermentasi bakteri

8
asam laktat seperti Bifidobacterium longum rendah diperlukan SDS PAGE yang lebih
menurut Pavlovic, Hardi, Slacanac, Halt dan pekat atau menggunakan ultrafiltrasi supaya
Kocevski (2006), akan tumbuh lebih baik mengindentifikasi protein hasil hidrolisis.
dengan adanya asam-asam amino yang
berasal dari laktoglobulin dan laktalbumin, DAFTAR PUSTAKA
mineral, dan asam-asam lemak rantai Amamcharla, J. K., and L. E.
pendek. Metzger.,2010. Evaluation Of A
Pada penelitian ini dimungkinkan RapidProtein Analyzer for
penyimpanan sampai 28 hari tidak Determination
menunjukkan profil protein yang berbeda Anonim., 2011. Manual Prosedur Analisis
namun ada kecenderungan ketebalan pita Elektroforesisi SDS PAGE.
protein berbeda. Dugaan diantara intensitas Intruksi Kerja Analisis Fapet. UB.
pita protein yang lebih rendah pada
penyimpanan ke 28 hari dimungkinkan akan Ballows, A. H. G. Truper, M. Dworkin, W.
di oligoprotein atau rantai peptida yang lebih Harder and K.H. Schleifer. 1991.
The Prokaryotes. 2nd Edition,
pendek dan tidak terdeteksi pada spesifikasi
Ahandbook on The Biology of
SDS PAGE (15 %). Untuk mendeteksi Bacteria, New York.
pfofil peptida yang mempunyai BM (berat
molekul) yang lebih rendah diperlukan Beaulieu, J., C. Dupont and P. Lemieux.,
konsentrasi SDS PAGE yang lebih tekan. 2006. Whey Protein adn Peptides:
Beneficial Effects on Immune
Kesimpulan Health. Therapy, 3: 69-78.
Berdasarkan pembahasan di atas,
Belkaaloul, K., A. Chekroun., A.
maka dapat disimpulkan bahwa Semakin
Abdessalam., A.D. Saidi., and O.
lama penyimpanan kefir susu kambing pada Kheroua., 2010. Growth,
suhu refrigerator maka pH akan semakin Acidification and proteolysis
rendah, karena bakteri asam laktat yang ada Performance of Two Co-Cultures
semakin banyak, sehingga viskositas (Lactobacillus Plantarum
semakin tinggi (kekentalan meningkat) dan Bifidobacterium Longum and
peningkatan total asam laktat, tetapi tidak Streptococcus Thermophilus
Bifidobacterium Longum). Afr. J.
memberikan perbedaan terhadap kualitas
Biotech., 9 (10): 1463-1469.
profil protein kefir susu kambing.
Beshkova, D. M., E. D. Simova., 2002. Pure
Saran cultures for making kefir. Food
Bedasarkan hasil penelitian ini, Microbiology 19:537-544.
disarankan perlu adanya penelitian lebih
lanjut dengan waktu 3 bulan atau 4 bulan
untuk melihat kualitas fisik kimia pada kefir Bille, P. G., M. N. Vovor., J. Goresep., E. L.
susu kambing masih layak atau tidak untuk And Keya., 2000. Evaluating The
dikonsumsi oleh konsumen. Profil protein Feasibiliti of AddingValue To
dengan BM (berat molekul) yang lebih Goats Milk By Producing Yoghurt

9
Using Low Cost Technology Guzel-Seydim Z. B., A. C. Seydim., A. K.
Method for Rural Namibia. J. Food Grenee., A. B. Bodine., 2000.
Teach. Afr., 5 (4):133-144. Determination of Organic Acids
and Volatile Flavor Substances in
Buffler, M., 2008. A Compilation Of Kefir During Fermentation. J. Food
Various Methods For Protein Comp. Anal., 13:35-43.
Determination in Milk, Base On
The Classic Determination By Hadiwiyoto, S., 1994. Teori dan Prosedur
Kjeldahl. Bestabuchi. 49:1-4 Pengujian Mutu Susu dan Hasil
Olahannya. Liberty. Yogyakarta.
Cais-Sokolinska, D. Dankow, R. And J.
Pikul., 2008. Physicochemical and Harvey, D., 2000. Modern Analytical
Sensory Characteristics of Sheep Chemistry. Frist Ed. Mcgraw Hill.
Kefir During Storage. Acta Sci. New York.
Pol., Technol. Aliment., 7(2): 63-
73. Hernandez-Ledesma., B. Amigo., L. Recio.,
I and B. Bartolome., 2007. Ace-
Euston, S. R., and R. L. Hirt., 2000. The inhibitory and Radical Scavenging
Emulsiying Properties of
Commercial Milk Protein Products Activity of Peptides Derived from
in Simple OilinWater Emulsion and -lactoglobulin Interaction with
in A Model Food System. J. Food Ascorbic Acid. J. Agric. Food
Sci., 65:934-940. Chem., 55:3392-3397.

Fadela, C., C. Abderrahim and B. Ahmed., Kabadjova-Hristova, P., S. Bakalova., B.


2009. PhysicoChenmical and Gocheva., and P. Moncheva., 2006.
Rheological Properties of Yoghurt Evidence for Proteolytic Activiti of
Manafactured With Ewes Milk and
Lactobacilli Isolated from Kefir
Skim Milk. Afr. J. Biotech., 8
(9):1938-1942. Grain. Biotechnol. And Biotech
nol., 1:89-94.
FAO/WHO., 2001. CODEX Standard for
Fermented Milks, Kahala, M., E. Pahkala., and A. Pihlanto-
http://www,codexalimentarius,net. Leppala., 1993. Peptides and
Diakses tanggal 15-06-2009. Fermented Finnish Milk Products.
Agri. Sci.,2:379-386.
Farnwoth, E. R., 2005. Kefir A complex
Probiotic. Food Science and Koroleva, N. S., 1988. Technology of Kefir
Technology. Bulletin: Fucntional and Kumys. Idf. Bull. 227: 96-100.
Foods, 2(1):1-17.

Gaikwad, D. S., and J. S. Ghosh., 2009.


Pharmacodynamic Effect of Kristo, E., C. G. Biliaderis, and N.
Growth of Saccharomy Ces Tzanetakis 2003. Medelling of The
Cerevisiae During Lactic
Acidification Process and
Fermentation of Milk. Asian J.
Agri. Sci., 1 (1): 1518. Rheological Properties of Milk

10
Fermented With A Yoghurt Stater Philanto-Leppala, A., P. Koskinen., K.
Culture Using Response Surface Piilola., T. Tupasela., and H.
Methodology. Food Chem., Orhonen., 2000. Angiotensin
83(3):437-446. Iconverting Enzyme Inhibitory
Properties of Whey Protein Digests:
Liu, J. R., and C. W. Lin., 2000. Production Concentration and Characterisation
of Kefir From Soymilk With Or of Active Peptides. J. Dairy Res.,
Without Added Glucose, Lactose, 67:53-64.
or Sucrose. J. Food Sci., 65(4):
716-719. Ruas-Madiedo, P., R. Tuinier., M. Kanning
and P. Zoon., 2002. Role of
Lun, B. M., and T. Eklund., 2000. The Exopolysaccharides Produce by
Microbiological Safety and Quality Lactococcus lacits subsp. Cremoris
of Food: Control of pH and Use of on the Viscosity of Fermented
Organic Acids. Ed. Lund, B.M., Milk. J.Int., Dairy. 12:689-695.
Baird Parker, T.C. and Gould,
G.W. Aspen Publishers Inc., Siswanto, E., 2007. Pembuatan Minuman
Maryland. Kefir Dari Susu Kacang Merah
dengan Menggunakan Kultur
Magalhaes, K. T., G. V. M. Pereira., C. R. Starter Lactobacillus bulgaricus dan
Campos., G. Dragone., and R. F. Saccharomyces cereviceae:
Schwan., 2011. Brazilian Kefir. Kajian Pengaruh Konsentrasi Starter
Structure, Microbal Communities
dan Lama Inkubasi.Skripsi.
and Chemical Composition. Fakultas Teknologi Pertanian, Untag.
Brazilian J. Microbiol, 42: 693-702. Semarang.
Paucean, A., MA, Rotar., M. Jimborean., E. Tamime, A., Y. Skriver and L. E. Nelson.,
Mudura and C. Socaciu, 2009. A
2006. Stater Culture. In: Fermented
Study on Sensory Characteristics of Milk. Tamime, A. Blackwell
A Kefir Type Produced Using Publishing Company. Oxford.
Stater Cultures and Brewers Yeast.
J. Agroalim. Proo. and Tech., Trachoo, N., 2002. Yoghurt: The Fermented
15(2), 267-272. Milk. J. Sci. Techno., 24 (4):727-
737.
Pavlovic, H., J. Hardi., V. Slacanac., M.
Halt and D. Kocevski., 2006.
Inhibitory Effect of Goat and Cow
Milk Fermented By Van den Berg, J. T. C., 1987. Higiene Susu
Bifidobacterium Longum on dan Teknologi Produk Susu.
Serratia Marcescens and Diterjemahkan oleh Purnomo,
H.,Padaga, M.C dan Sawatri, M.E.
Campylbacter Jejuni. Czech J. Food
Sci., 41:2-31. Program Studi Teknologi Hasil

11
Ternak. Fakultas Peternkan.
Universitas Brawijaya, Malang.

Viljoen, B. C., 2001. The ineraction


Between Yeast and Bacteria in Dairy
Environments. International J. Food
Microb., 69: 37- 44.

Willaert, R., 2006. Biochemistry and


Fermentation of Beer. In: Food
Biochemistry and Food Processing,
Hui, Y.H.Ed. Blackwell Publishing
Asia, Victoria.

Wood, B. J. B., and M. H. Hodge., 1999.


Yeast-Lactic Acid Bacteria
Interactions and their Contribution of
Fermented Foodstufs in
Microbiology of Fermented foods.
Ed. By Wood, B.J.B., Elsevier
Applied Science publishers,
Amsterdam.

Xu, Z. M., D. G. Emmanouelidou., S. N.


Raphaelides., and K. D. Antoniou.,
2008. Effects of Heating
Temperature an Fat Content on The
Structure Development of Set
Yoghurt. J. Food Eng., 85 (4):590-
597.

12

You might also like