Professional Documents
Culture Documents
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/292971944
CITATIONS READS
0 148
1 author:
Herry Poernomo
Badan Tenaga Nuklir Nasional
31 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
research grants from the budget of the National Innovation System Research Incentive 2015 (RT-
2015-0427) of the Ministry of Research Technology and Higher Education, Indonesia View project
Center for Science and Technology Accelerator, National Nuclear Energy Agency View project
All content following this page was uploaded by Herry Poernomo on 04 February 2016.
i
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
KETUA:
Dra. Heni Susiati, M.Si. (BATAN)
Wakil Ketua:
Dr. Ir. Hendro Tjahjono (BATAN)
SEKRETARIS:
Ir. Erlan Dewita, M.Eng. (BATAN)
Drs. Ign. Djoko Irianto, M.Eng. (BATAN)
ANGGOTA:
Prof. Dr. Eng. Ismail Yusuf, M.T. (UNTAN)
Prof. Dr. June Mellawati, M.Si. (BATAN)
Prof. Drs. Surian Pinem, M.Si. (BATAN)
Ir. Iman Kuntoro, APU. (BATAN)
Dr. Eko Budi Lelono (LEMIGAS)
Dr. Hill Gendoet Hartono (STTNAS)
Dr. R. Muhammad Subekti (BATAN)
Dr. Jupiter Sitorus Pane (BATAN)
Ir. Djati Hoesen Salimy, M.Eng. (BATAN)
Ir. D.T. Sony Tjahyani, M.Eng. (BATAN)
Ir. Edwaren Liun (BATAN)
Drs. Sahala M. Lumbanraja (BATAN)
Hasanudin, S.Si., M.Si. (UNTAN)
Tim Prosiding:
Wiku Lulus Widodo, M.Eng., Arief Tris Yuliyanto, MT.,
Ir. Suwoto, Dedy Haryanto, A.Md.
ii
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang paling utama, kami panjatkan puji syukur ke hadirat Alloh SWT,
atas petunjuk dan karunia-Nya, sehingga Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi
Nuklir (SENTEN) 2014 dengan tema Pemanfaatan Energi Nuklir untuk Mendukung
Pengolahan Sumber Daya Alam di Kalimantan dapat diselesaikan degan baik. Di samping
makalah undangan, prosiding ini dilengkapi dengan makalah teknis yang dibagi dalam 6
kelompok: (A) Manajemen, Ekonomi Pendanaan dan Kebijakan, (B) Pengembangan Tapak
dan Infrastruktur, (C) Lingkungan dan Pengelolaan Limbah, (D) Teknologi Material dan
Bahan Bakar Nuklir, (E) Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir dan (F) Komputasi dan
Instrumentasi Nuklir.
Prosiding ini merupakan dokumentasi karya ilmiah para pemakalah seminar yang
telah dipresentasikan pada acara Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir (SENTEN-2014),
diselenggarakan pada hari Kamis, 19 Juni 2014 di Universitas Tanjungpura yang dibuka
secara resmi oleh Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Prof. Dr. Djarot Sulistio
Wisnubroto. Seminar tersebut terselenggara atas kerjasama antara Pusat Pengkajian Sistem
Energi Nuklir (PKSEN) dan Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN)
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dengan Universitas Tanjungpura (UNTAN)
Pontianak dan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat.
Prosiding ini berisi 3 (tiga) makalah undangan yang disampaikan oleh 3 pembicara
utama yang berasal dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kementerian RISTEK),
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) serta dari Universitas Tanjungpura.
Di samping itu, prosiding ini berisi 102 makalah teknis yang disampaikan dalam sidang
paralel dan poster. Karya tulis ilmiah tersebut berasal dari berbagai institusi meliputi
BATAN, UNTAN, Bappeda Kalimantan Barat, Universitas Gadjah Mada (UGM),
Kementerian RISTEK, Universitas Hasanudin (UNHAS) Makassar, Univeritas
Muhammadyah Pontianak (UMP) dan Akademi Teknologi Kulit (ATK) Yogyakarta.
Prosiding ini diterbitkan setelah pelaksanaan seminar dan telah melalui proses penilaian
dan editing oleh dewan editor/ penilai karya tulis ilmiah serta dilengkapi dengan diskusi
dan tanya jawab pada saat seminar berlangsung.
Diharapkan penerbitan prosiding ini dapat memberi manfaat dan dijadikan sebagai
acuan dalam penelitian dan pengembangan, khususnya yang terkait dengan teknologi
energi nuklir. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan prosiding ini dan mohon maaf atas ketidaksempurnaannya.
DEWAN EDITOR
iii
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
Alhamdulillah
Yang saya muliakan Bapak Menteri RISTEK dan Pejabat penting di lingkungan RISTEK.
Yang terhormat Bapak Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat,
Para Dosen, hadirin dan hadirat yang saya hormati yang bisa menghadiri acara seminar
pagi ini.
Alhamdulillah atas ijin Tuhan SWT, pagi ini di sela-sela kesibukan, kita dapat berkumpul
untuk melakukan sesuatu yang terbaik untuk bangsa dan negara.
Atas nama pimpinan UNTAN, kami ucapkan selamat datang kepada Menristek dan
rombongan di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Hari ini saya mengingat kembali di tahun
awal reformasi, dimana waktu itu di Pemerintah Provinsi Kalbar telah terbentuk lembaga
yang dinamakan Badan Litbang, dan pada waktu itu bersama BATAN dan kampus,
bersama-sama mengharu-birukan energi nuklir. Di situ pertama kali saya bisa masuk
kekawasan yang sebelumnya benar-benar diproteksi oleh negara. Kawasan dimana
gelembung nuklir sudah terukur potensinya di Kabupaten Melawi, Sungai Kalan. Tahun
2014 kita terus melanjutkan kegiatan yang sama dan tentu dengan perubahan-perubahan
yang cukup penting.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Menristek dan jajarannya atas kepercayaannya
untuk menggandeng kampus Universitas Tanjungpura dalam rangka memanfaatkan atau
meningkatkan nilai tambah dari sumber energi nuklir ini.
Saya tidak akan membicarakan secara detil energi nuklir ini karena sudah banyak pakarnya.
Tetapi pada intinya, energi nulkir ini sementara waktu masih belum berkembang di Provinsi
Kalimantan Barat (Kalbar).
Kalbar bisa menjadi daerah raksasa di muka bumi dengan sumber energi nuklir. Dengan
demikian tentu kita mengharapkan nilai strategis energi ini di Provinsi Kalbar untuk
menjadi daerah dengan sumber energi nuklir. Siapa tahu di kemudian hari bisa mengekspor
energi dengan menjual keluar negeri, tidak seperti sekarang ini. Untuk daerah perbatasan
dengan Malaysia, daerah tersebut sudah mengimpor energi. Untuk daerah perbatasan
sudah mengimpor energi listrik dari Malaysia. Hal ini harus diperhatikan untuk
menghindari lunturnya rasa kebangsaan.
Kita berharap di kemudian hari Provinsi Kalbar akan mensuplai energi keluar negeri. Energi
nuklir tentu tidak saja untuk energi listrik, tetapi juga dapat dimanfaatkan di bidang yang
lainnya.
Kami mengucapkan kembali rasa terima kasih kembali kepada Menristek dan jajarannya
yang telah melibatkan dokter-dokter kami untuk bersama-sama terlibat dalam riset-riset
pemanfaatan nuklir untuk kesehatan. Disampaikan ke Kementerian RISTEK, kedokteran
UNTAN yang fokus dalam pendidikan kedokteran, keperawatan, farmasi, dll., terlibat
dalam pemanfaatan sumberdaya alam untuk terapi berbagai penyakit. Kami menamakan
iv
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
kajian Etno Farmakologi Tropikal, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
Kalbar. Mudah-mudahan pengembangan energi nuklir dapat ditingkatkan sehingga betul-
betul ketergantungan pada energi konvensional bisa dikurangi, dan Provinsi Kalimantan
Barat dapat bersaing dalam menghasilkan produk-produk dengan hasil yang murah. Juga
pengembangan trans Borneo dengan energi nuklir. Kalbar untuk menjadi sentral produksi
nuklir.
Saat ini penggunaan energi cukup kurang, mudah-mudahan nanti bisa dimanfaatkan
dengan proses produksi listrik yang murah. Di Perancis sudah banyak memanfaatkan energi
listrik dari energi nuklir. Animo respon dari masyarakat luar biasa dengan banyaknya
poster yang mendukung acara seminar ini.
Demikian sambutan saya, mohon maaf apabila banyak kekurangan. Terima kasih.
ttd
v
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
Mengawali sambutan ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatNya, sehingga pagi hari ini kita dikumpulkan
dalam keadaan sehat walafiat.
Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada Bapak/ Ibu/ para
undangan yang berbahagia khususnya untuk Bapak Menteri Riset dan Teknologi Republik
Indonesia, dan Bapak Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Republik
Indonesia di Bumi Khatulistiwa, serta Rektor Universitas Tanjungpura selaku tuan rumah
pada acara Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir yang diselenggarakan oleh Badan
Tenaga Nuklir Nasional.
vi
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
kebutuhan energi listrik sebesar 200 megawatt, dan kebutuhan reguler sebesar 846
megawatt.
Selain itu, beberapa isu strategis ketenagalistrikan di Kalimantan Barat, antara lain:
terbatasnya infrastruktur energi; terbatasnya minat investor dalam bisnis energi baru
terbarukan; pemanfaatan energi fosil yang berlebihan akan menimbulkan dampak
kerusakan lingkungan; potensi energi alternatif cukup besar, namun belum dimanfaatkan
dan dikembangkan secara optimal; dan peran minyak bumi dalam penyediaan energi masih
dominan sedangkan cadangannya relatif terbatas.
vii
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
g. Kalbar memiliki cadangan uranium sebesar 24.112 ton dan telah dikaji oleh BATAN,
tetapi belum dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, karena belum
adanya komitmen dari Pemerintah Pusat;
h. Isu global warming (pemanasan global) menyebabkan pemanfaatan potensi gambut
sebesar 2.702 juta ton di Kalbar belum dapat direalisasikan.
ttd
Drs. CORNELIS, MH
viii
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
Pertama kali Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir (SENTEN) diadakan di Pontianak.
Kota Pontianak dipilih sebagai lokasi pertama kali untuk penyelenggaraan Seminar
Nasional Teknologi Energi Nuklir, karena kita saat ini punya tokoh nuklir yang merupakan
putra daerah yang menjabat Menristek berasal dari Provinsi Kalimantan Barat. Pada waktu
acara pasca kecelakaan Fukushima, waktu itu Menristek sebelumnya juga pro nuklir sedang
ada acara debat dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di program Televisi.
Biasanya diasumsikan KLH alergi nuklir dan Ristek pro-nuklir. Tapi pada saat ini dua-
duanya pro nuklir. Selama dua periode, Menristek konsisten dengan program nuklir.
Juga ada Memorandum of Understanding (MOU) antara BATAN dengan pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat untuk kerjasama kegiatan studi non tapak dan telah diikuti Feasibility
Study tapak untuk program PLTN di Kalbar yang suatu saat diperlukan, sehingga program
PLTN direalisasikan.
Seminar dipilih Pontianak juga karena Pontianak merupakan kota istimewa dimana BATAN
mempunyai laboratorium eksplorasi di Kalan, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat untuk
penelitian potensi sumber daya alam tambang radioaktif. Laboratorium eksplorasi juga
merupakan suatu tempat yang terbuka bagi semua masyarakat untuk melakukan studi atau
penelitian. Laboratorium ini merupakan salah satu aset bangsa yang harus kita jaga dengan
baik, sehingga dapat bermanfaat hingga di masa mendatang.
Sesuai dengan namanya, pada seminar ini akan dibawakan kurang lebih 102 makalah yang
berasal dari BATAN, Universitas, Instansi di luar BATAN, dan juga dari institusi di Provinsi
Kalbar sendiri.
BATAN sendiri mempunyai 3 program prioritas terkait program energi nuklir. Dengan
litbang energi nuklir, BATAN sebagai badan litbang, belajar dari masa lalu bagaimana
Indonesia dapat menyiapkan dengan baik program energi nuklir, walupun belum punya
PLTN. Program energi nuklir belum diaplikasikan di Indonesia, padahal Indonesia yang
berpenduduk besar, yaitu sekitar 240 juta penduduk dan masih memiliki elektrifikasi
ix
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
kurang dari 80 %. Program PLTN dimungkinkan muncul dari demand given, dimana demand
given juga dapat muncul dari kebutuhan akan listrik untuk industri, seperti untuk keperluan
listrik dengan adanya industri seperti industri bauksit ataupun industri lainnya, yang salah
satunya energi listrik berasal dari PLTN.
BATAN juga menyiapkan dokumen dalam persiapan program energi nuklir di Indonesia.
Program rencana pembangunan PLTN memerlukan waktu kurang lebih 8 tahun sehingga
untuk mendukung program ini telah disusun Indonesian Nuclear Energy Outlooksebagai
hasil kolaborasi dari berbagai institusi seperti LIPI, BPPT, Universitas Tanjungpura dan
Pemerintah Daerah Kalbar serta berbagai organisasi untuk berbagai parameter. Dokumen
ini menjadi masukan ke BPPT dalam menerbitkan akan kebutuhan listrik tiap tahun dan
menyiapkan kebutuhan akan energi. Dokumen ini dapat merupakan acuan untuk presiden
dalam mempertimbangkan energi nuklir di masa mendatang menghadapi kebutuhan energi
yang semakin meningkat. Dan juga menyikapi UU No. 4 tahun 2009 dalam penyiapan nilai
tambang dalam bidang mineral. Program PLTN adalah program nasional bukan hanya
program BATAN saja.
Semoga kita mampu menjaga program energi nuklir walaupun program energi nuklir
merupakan pilihan terakhir. Namun demikian program energi nuklir tetap harus
diperlukan. Kalimantan Barat sebagai daerah yang stabil, yang mempunyai potensi besar
untuk pengembangan energi nuklir, tidak hanya PLTN.
Untuk persiapan program nuklir juga telah dilaksanakan program energi nuklir yang
berkelanjutan dengan mempersiapkan SDM yang berkualitas.
Akhirnya, pada kesempatan yang baik ini, Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014
diresmikan untuk dilaksanakan di Universitas Tanjungpura Pontianak Provinsi Kalbar.
Terimakasih.
ttd
x
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
xi
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
xii
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
xiii
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
WAKTU ACARA
07.30 08.30 Pendaftaran dan Presensi Peserta
08.30 09.15 Pembukaan
08.30 08.45 Sambutan Rektor UNTAN (Prof. Dr. H. Thamrin Usman, DEA)
08.45 09.00 Sambutan Gubernur Kalbar/ Sekda (Drs. M Zeet Hamdi Asofi, MTM)
09.00 09.15 Sambutan dan pembukaan seminar oleh Ka. BATAN (Prof. Dr. Djarot
Sulistio Wisnubroto)
09.15 09.45 Keynote Speaker-1: Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, MS.
(Menristek RI)
Penyerahan cendera mata dari Ka BATAN kepada Menristek, Gubernur,
Rektor UNTAN dan foto bersama.
09.45 09.50 Doa
09.50 10.30 Sesi poster dan Rehat Kopi
10.30 12.30 Sidang Pleno: RuangPertemuanRektorat UNTAN Pontianak
Moderator: Dr. Geni Rina Sunaryo Sekretaris: Dr. Pande Made Udiyani
11.30 12.00 Keynote Speaker-2: Dr. Ir. R. Sukhyar (Dirjen Mineral dan Batubara,
KESDM) / di wakili Eko Gunarto, Dipl.Mech E, M.T. (Kasubdit. Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara).
KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
12.00 12.30 Keynote Speaker-3: Prof. Dr. H. Thamrin Usman, DEA (Rektor UNTAN)
PEMANFAATAN TEKNOLOGI ENERGI NUKLIR UNTUK
PEMBANGUNAN DI KALIMANTAN BARAT
12.30 13.00 Diskusi Panel
13.00 14.00 ISHOMA (Istirahat, Sholat dan Makan Siang)
xiv
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
DAFTAR ISI
Halaman
Judul i
Daftar Isi xv
MAKALAH UNDANGAN
U-1. KONDISI DAN DASAR KEBIJAKAN ENERGI 1
Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, MS. (Menristek RI)
U-2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN 17
BATUBARA
Eko Gunarto, Dipl.Mech E, M.T. (Ditjen Minerba KESDM)
U-3. PEMANFAATAN TEKNOLOGI ENERGI NUKLIR UNTUK 29
PEMBANGUNAN DI KALIMANTAN BARAT
Prof. Dr. H. Thamrin Usman, DEA (Rektor UNTAN)
MAKALAH TEKNIS
KELOMPOK-A: Manajemen, Ekonomi Pendanaan dan Kebijakan
1. Menuju Penyelarasan Kebijakan Riset Iptek, Industri Dan Energi Nasional 39
Agus R. Hoetman dan Sigit A. Santa
2. Penerimaan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Iptek Nuklir Di Indonesia 51
Tahun 2013
Dedy Miharja, Mudjiono
3. Mengejar Ketertinggalan Kalbar Dengan PLTN 61
Windhu Putra
4. Public Information & Education Melalui Pendekatan Komunikasi 71
Musyawarah Untuk Mendukung Rencana Pembangunan PLTN Di
Kalimantan Barat
Netty Herawati, Aliyah Nuraini Hanum
xv
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
xvi
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
xvii
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
36. Analisis Laju Dosis Gamma Rata-rata Pada Daerah Kerja Bangunan Reaktor 371
Daya PWR 1000 MWe
Anis Rohanda
37. Konsep Pengelolaan Limbah Tenorm Pada Proses Pembuatan Zirkonium 379
Oksiklorid Dari Pasir Zirkon
Herry Poernomo, Endro Kismolo, Elisabeth Supriyatni
38. Pemodelan Dan Simulasi Lepasan Radionuklida Pada Perangkat Percobaan 391
Boil-Off Dengan SCDAP/RELAP
Jupiter Sitorus Pane
39. SIMULASI Kuat Kerma Udara Dan Konstanta Laju Dosis Pada Ir-192 Tipe 401
H01 Menggunakan Metode Monte Carlo
Anik Purwaningsih
40. Analisis Prakiraan Dosis Kolektif Masyarakat Disekitar Reaktor Kartini 409
Pada Kondisi Kecelakaan
Zaenal Abidin, Ade Khairul Akmal, Elisabeth Supriyatni
41. Termolisis Air Untuk Produksi Hidrogen Barbasis Temperatuur Pasokan 419
Kalor RGTT200K
Nurul Huda, Yogi Wibisono Budhi, Sumijanto
42. Pengaruh Ketinggian Lepasan Radionuklida Dan Stabilitas Cuaca Terhadap 427
Aktivitas Dispersi dan Deposisi Permukaa
Pande Made Udiyani
43. Konsep Teknologi Pra-vulkanisasi Lateks Karet Alam Secara Iradiasi 435
Menggunakan Sinar Ultraviolet-A
Cahya Widiyati, Herry Poernomo
44. Desain Sistem Adsorpsi Kriogenik Gas Pengotor N2 Dan O2 Pada Sistem 447
Pendingin RGTT 200K
Rahayu Kusumastuti, Sriyono
45. Kontribusi Umbi-umbian Sebagai Sumber Energi Dalam Peta Kerawanan 455
Pangan Di Jagoibabang, Perbatasan Kabupaten Bengkayang Dengan
Serawak
Yohana S.K. Dewi
46. Pengembangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di 465
Pusat Teknologi Dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN)
Yulendya TB Rajagukguk
xviii
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
49. Optimasi Proses Pelindian untuk Pemisahan Silikat pada Pengolahan 489
Mineral Zirkonium
Moch. Setyadji, Sajima
50. Hubungan Waktu dengan Tebal Lapisan Bufer Pembuatan Partikel Terlapis 499
untuk Bahan Bakar RST
Sukarsono, Damunir, Ariyani Kusuma Dewi, Kristanti N., Triyono, Darmanto
51. Optimasi Pencucian dalam Pembuatan Zirconium Basic Sulphate (ZBS) 509
Sajima, Tunjung Indrati Y, Tri Handini
52. Desain Pelat Elemen Bakar U-7Mo/Al Densitas Uranium 7,0 gU/cm3 dan 517
Sarana Uji Iradiasi di RSG-GAS
Supardjo, Agoeng Kadarjono
53. Pengaruh Lingkungan Korosif Terhadap Korosi pada Tangki Baja 527
Penampung Bahan Bakar
Johannes Leonard
54. Oksidasi Suhu Tinggi Paduan Zr-2,5Nb untuk Material Kelongsong Bahan 535
Bakar Nuklir
B. Bandriyana, Abu Khalid Rivai, Sumaryo, Rohmad Salam, Djoko Hadi Prajitno
55. Sintesis Yttria Stabilized Zirconia dengan Metode Pemaduan Mekanik 543
untuk Bahan Sensor Oksigen Reaktor Nuklir
Abu Khalid Rivai, Galih Putra Drantou Munggara, Dian Fitriyani
56. Pengaruh Densitas Uranium di Dalam Bahan Bakar Dispersi U-7%Mo/Al 551
Terhadap Morfologi dan Tebal Kelongsong
Agoeng Kadarjono, Supardjo
57. Optimasi Suhu dan Waktu Pelindian Ilmenit Memakai H2SO4 559
MV Purwani dan Suyanti
58. Analisis Kekuatan Mekanik Kopling Fleksibel pada Mesin Milling Debber 571
US 140
Dedy Haryanto, Sagino, Riswan Djambiar
59. Pengaruh Kerapatan Bahan Bakar U9Mo-Al Terhadap Karakteristik Batang 579
Kendali pada Desain Teras Reaktor Tipe MTR
Lily Suparlina
60. Analisis Interaksi Fluida dengan Tube Susunan Segitiga Steam Generator 587
PLTN Jenis PWR
Abdul Hafid
61. Studi Difusi Efektif Pembuatan Zirconium Hydroxide (ZOH) dari Zirconium 595
Basic Sulfate (ZBS)
Tunjung Indrati Y, Tri Handini, Ratmi Herlani
xix
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
63. Pemodelan Automatic Depressurization System (ADS) pada Reaktor Daya 615
AP1000 Untuk Simulasi Kecelakaan
Andi Sofrany Ekariansyah
64. Analisis Keandalan Indikator Posisi Perangkat Elemen Kendali Sistem 625
Proteksi Reaktor
Ahmad Abtokhi, Djen Djen Djainal, Sudarno
65. Respon Panas Transien Dinding Bejana Pressurizer pada Saat Proses 633
Penyemprotan
Roziq Himawan
66. Rancangan Eksperimental untuk Analisis Tugas dan Karakteristik Operator 641
Pada Ruang Kendali Reaktor
Sigit Santoso
67. Pengaruh Laju Alir Massa Pendingin, Tekanan dan Daya Terhadap 651
Temperatur Grafit di Teras RGTT200K
Sudarmono
68. Evaluasi Kualitatif Keandalan Reactor Power Cutback System Reaktor PWR 663
Deswandri
69. Analisis Termohidrolika Sub Kanal AP1000 pada Kondisi Tunak Daya 673
Nominal dan Daya Lebih
Muh. Darwis Isnaini dan Muh. Subekti
70. Optimasi Kinerja Ihx untuk Sistem Kogenerasi RGTT200K 683
Ign. Djoko Irianto, Sri Sudadiyo, Sukmanto Dibyo
71. Analisis Tinggi Teras Kritis pada Desain RGTT200K 693
Hery Adrial
72. Evaluasi Peringkat Gabungan Indikator Budaya dan Iklim Keselamatan 703
dengan Pendekatan MCDM
Johnny Situmorang
73. Pra Studi Kelayakan Pemanfaatan PLTN Berbasis Thorium 713
Sunardi
74. Aplikasi Energi Nuklir pada Produksi Hidrogen Proses Termokimia Siklus 723
Cu-Cl
Djati H. Salimy
75. Studi Penukar Panas Antara (IHX) PLTN PWR Kopling Desalinasi MED 733
Siti Alimah
76. Analisis Dampak Kecelakaan Air Ingress Terhadap Integritas Grafit Material 743
Struktur Teras RGTT200K
Sumijanto
77. Studi Efek Moderator Pebble dalam Perhitungan Koefisien Reaktivitas 751
Temperatur Teras RGTT200K
Zuhair, Iman Kuntoro
78. Analisis Distribusi Partikel Debu Karbon Menggunakan Chemcad 6.1 pada 761
Sistem Pemurnian Helium RGTT200K
Sriyono, Rahayu Kusumastuti
xx
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
79. Kajian Kecepatan Pendingin Elemen Bakar Pelat untuk Desain Reaktor Riset 773
Fluks Tinggi
Muh. Subekti dan Muh. Darwis Isnaini
80. Analisis Geometri Sudu Aksial Kompresor Helium pada RGTT200K 781
Sri Sudadiyo
81. Analisis Kecelakaan Insersi Reaktivitas pada Reaktor PWR-1000 791
Sri Kuntjoro
82. Pembangunan PLTN yang Berwawasan Lingkungan dengan Teknologi 803
Penggerak Mesin Turbin Uap
Sutrisno
xxi
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
94. Perancangan Fault Diagnosis dengan Jaringan Syaraf Tiruan untuk Reaktor 911
Daya PWR
Sudarno
95. Karakterisasi Laju Alir Pendingin Reaktor Riset Menggunakan Fasilitas 919
Eksperimen Kanal
Kiswanta, Muh. Subekti, Sumijanto
96. Studi Kelayakan Pendahuluan Pengembangan Piranti Lunak Ketidakpastian 927
Input pada PATRAN
Nursinta Adi Wahanani, Entin Hartini
97. Implementasi GUI-VSOP untuk Mendukung Analisis Keselamatan Teras 933
Dari Aspek Neutronik
Khairina Natsir, Nursinta Adi Wahanani
98. Pemrograman Sistem Akuisisi Data Pengukuran pada Fasilitas Eksperimen 943
Untai Uji BETA Dengan LABVIEW
Bambang Heru dan Ainur Rosidi
99. Karakterisasi Pressure Tranducer pada Fasilitas Eksperimen Untai Uji BETA 951
Sumantri Hatmoko, Bambang Heru
100. Investigasi Karakteristik Motor Stepper untuk Aplikasi Simulasi CRDM di 961
Reaktor Nuklir
Syaiful Bakhri
101. Perbandingan Metode On-Line Condition Monitoring pada Rotating Machine 971
Reaktor PWR
Restu Maerani
102. Simulasi Coil Penggerak CRDM pada PWR 979
Tulis Jojok Suryono, Syaiful Bakhri
xxii
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
ABSTRAK
KONSEP PENGELOLAAN LIMBAH TENORM PADA PEMBUATAN ZIRKONIUM
OKSIKLORID DARI PASIR ZIRKON. Telah dilakukan konsep pengelolaan limbah
technologically enhanced natural occuring radiaoactive materials (TENORM) pada proses pembuatan
zirkonium oksiklorid dari pasir zirkon. Tujuan penelitian adalah melakukan kajian pengelolaan
limbah TENORM yang bisa digunakan sebagai data masukan pada rancangan dasar pabrik
pengolahan pasir zirkon menjadi zirkonium oksiklorid berbasis tes metalurgi. Penelitian dilakukan
dengan mengukur volume air limbah dan radioaktivitas gross dalam air limbah yang ditimbulkan
pada setiap tahapan tes metalurgi pada sintesis zirkonium oksiklorid (ZOC) dari pasir zirkon.
Pengukuran TENORM menggunakan alat cacah merk Technical Atomic. Hasil kajian
menunjukkan bahwa pada tes metalurgi sintesis ZOC dari pasir zirkon 500 gram dengan
radioaktivitas gross sekitar2,55 Bq/g dihasilkan ZOC sebesar 235 gram dengan radioaktivitas
gross sekitar0,27 Bq/g, ditimbulkan 43,5 liter air limbah dengan radioaktivitas gross sekitar
0,012 Bq/g, dan 420 gram gel silikat dengan radioaktivitas gross sekitar 1,15 Bq/g. Menurut
Peraturan Kepala Bapeten Nomor 9 Tahun 2009 dalam pasal 5 ayat (3) dan (4), pasal 7 ayat (1) butir
b.1, penghasil TENORM tidak perlu melakukan tindakan remedial jika konsentrasi aktivitas tiap
radionuklida anggota deret uranium dan thorium < 1 Bq/g. Namun demikian karena dengan volume
air limbah yang besar juga mengandung bahan kimia berbahaya, maka perlu pengolahan air limbah
menggunakan konsep instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk diambil kembali kandungan
NaOH dan air murni dari air limbah.
Kata kunci: pengelolaan, air limbah, TENORM, zirkonium oksiklorid, pasir zirkon
ABSTRACT
TENORM WASTE MANAGEMENT CONCEPT ON THE MAKING OF ZIRCONIUM
OXYCHLORIDE FROM ZIRCON SAND. Technologically enhanced natural occuring
radiaoactive materials (TENORM) waste management concept on the making of zirconium
oxychloride has been done. The purpose of the research is to study TENORM waste management
which can be used as input data to the basic design of zircon sand processing plant become zirconium
oxychloride based of metallurgical test work. The study was conducted by measuring the volume of
waste water and gross radioactivity in the wastewater generated at each stage metallurgical test on
zirconium oxychloride synthesis of zircon sand. Measurement of TENORM using alpha counter
equipment brand Technical Atomic. The results of the study showed that the metallurgical test ZOC
synthesis of zircon sand with 500 grams of gross radioactivity approximately 2.55 Bq/g produced
ZOC is 235 grams of gross radioactivity approximately 0.27 Bq/g, 43.5 liters of waste water
generated by approximately gross radioactivity of 0.012 Bq/g, and 420 grams of silicate gel with
gross radioactivity around 1.15 Bq/g. According to the Chief Rule of Nuclear Energy Regulatory
Agency No. 9 of 2009 in Article 5 paragraph (3) and (4), Article 7 paragraph (1) item b.1, producer
TENORM no remedial action is required if the activity of each radionuclide concentrations of
uranium and thorium series members < 1 Bq/g. However, due to the large volume of waste water also
contains harmful chemicals, it is necessary waste water treatment with the concept of the wastewater
treatment installation (WWTI) to take back the content of NaOH and clear water from waste water.
Keywords: management, waste water, TENORM, zirconium oxychloride, zircon sand
379
Konsep Pengolahan Limbah Tenorm Pada ... ISSN: 2355-7524
Herry Poernomo, dkk.
1. PENDAHULUAN
Sifat nuklir zirkonium (Zr) adalah mempunyai tampang lintang serapan neutron
termal yang rendah 1,8 x 10-29 m2 (0,185 barn). Sifat non nuklir Zr antara lain tahan korosi,
kekuatan dan keuletan pada suhu tinggi pada suhu operasi yang memadai dan ketahanan
yang tinggi terhadap distorsi termal, mampu difabrikasi dengan baik. Berdasarkan sifat
nuklir dan non nuklir tersebut menjadikan Zr banyak digunakan sebagai bahan struktur,
kelongsong, dan pelapis ZrC TRISO pada kernel bahan bakar high temperature reactor (HTR).
Mineral zirkonium umumnya mengandung naturally occuring radioactive materials
(NORM), yaitu bahan radioaktif yang terkandung di dalam mineral alam. NORM tersebut
antara lain seperti 238U dan anak luruhnya, 232Th dan anak luruhnya, serta 40K. Jika mineral
zirkon dilakukan proses pengolahan menjadi produk zirkon, maka terjadi distribusi dan
perubahan kadar NORM di beberapa produk zirkon dan limbah yang ditimbulkan.
Distribusi dan perubahan kadar NORM tersebut biasanya disebut dengan technologically
enhanced naturally occuring radioactive materials (TENORM).
Zirkonium baik sebagai pasir zirkon maupun zirconium chemicals mengandung unsur
radioaktif 238U beserta anak luruhnya dan 232Th beserta anak luruhnya. Substansi Peraturan
Kepala (Perka) Bapeten No. 9 Tahun 2009 tentang Intervensi terhadap Paparan yang Berasal
dari TENORM dalam pasal 5 ayat (3) dan (4) adalah intervensi terhadap paparan yang
berasal dari TENORM perlu dilaksanakan oleh penghasil TENORM melalui tindakan
remedial jika melampaui tingkat intervensi sebagaimana dalam pasal 7 sebagai berikut[1]:
(1) Tingkat intervensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (3) Perka) Bapeten No. 9
Tahun 2009 dapat dinyatakan dalam:
a. jumlah atau kuantitas TENORM paling sedikit 2 (dua) ton; dan
b. tingkat kontaminasi sama dengan atau lebih kecil dari 1 Bq/cm2 (satu becquerel
persentimeter persegi) dan/atau konsentrasi aktivitas sebesar:
1. 1 Bq/gr (satu Becquerel pergram) untuk tiap radionuklida anggota deret
uranium dan thorium; atau
2. 10 Bq/gr (sepuluh Becquerel pergram) untuk kalium.
(2) Radionuklida sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 1 paling kurang
meliputi: Pb-210, Ra-226, Ra-228, Th-228, Th-230, Th-234; dan/atau Po-210.
Jumlah sumber daya hipotetik deposit mineral zirkon yang terukur di sekitar daerah
aliran sungai (DAS) Kalimantan Tengah pada tahun 2008 sekitar 6,556 juta ton dengan
kandungan zirkonium silikat (ZrSiO4) sekitar 2,615 juta ton[2]. Dengan jumlah sumberdaya
hipotetik pasir zirkon sebesar 2,615 juta ton dan jika kapasitas ekonomis pengolahan setiap
pabrik sebesar 10.000 ton pasir zirkon/tahun, maka sumber daya hipotetik pasir zirkon 2,615
juta ton dapat memasok 8 buah pabrik pengolahan pasir zirkon selama 30 tahun.
Sumberdaya hipotetik ini adalah sumberdaya yang sifatnya minimal. Masih banyak
wilayah-wilayah di Kalimantan Tengah yang juga diketahui ada endapan zirkonnya tetapi
masih belum masuk dalam perhitungan ini. Bahkan menurut Sudarto (2008), cadangan
deposit zircon ore di provinsi Kalimantan Tengah diprediksi sekitar 5.410.484.720 ton[3].
Sumber daya hipotetik ZrSiO4 terukur tersebut cukup digunakan sebagai bahan baku
pada rencana pendirian pabrik pengolahan pasir zirkon menjadi beberapa produk
zirkonium selama lebih dari 30 tahun sebagaimana umur pabrik kimia pada umumnya.
Hasil analisis dengan menggunakan XRF di Laboratorium Pusat Survei Geologi
Bandung terhadap contoh pasir zirkon dari daerah Tumbangtiti Kalimantan Barat (Kalbar)
mengandung kadar U3O8 = 0,0447% dan ThO2 = 0,1140%. Untuk contoh pasir zirkon dari
daerah Landak Kalbar mengandung kadar U3O8 = 0,0844% dan ThO2 = 0,0940%. Kemudian
untuk contoh pasir zirkon dari daerah Katingan Kalimantan Tengah (Kalteng) yang
dianalisis di Australia mengandung kadar U3O8 = 267,5 ppm dan ThO2 = 138,5 ppm[4].
380
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
Berdasarkan data kadar (U3O8 dan ThO2) dari daerah Katingan Kalteng tersebut, maka
dapat diprediksi bahwa di daerah Kalimantan Tengah kemungkinan kadar (U3O8 dan ThO2)
sekitar 406 ppm atau 0,0406% berat atau sekitar 1.061 ton dari sumber daya hipotetik ZrSiO4
yang terukur sekitar 2,615 juta ton.
Apabila diasumsikan umur peralatan pabrik pengolahan konsentrat pasir zirkon
menjadi beberapa produk zirkonium dapat mencapai 30 tahun dalam melakukan
pengolahan ekonomis 10.000 ton pasir zirkon/tahun yang mengandung TENORM, maka
terdapat (U3O8 dan ThO2) sekitar 4 ton/tahun sebagai bahan sumber yang akan terbuang
percuma ke lingkungan bersama dengan limbah. Karena jumlah bahan nuklir (238U dan
232Th) melebihi 2 (dua) ton sebagaimana tercantum di dalam Peraturan Kepala BAPETEN
Nomor 09 tahun 2009 bab II pasal 7 ayat (1) a., maka pihak otoritas pabrik zirkonium wajib
melakukan tindakan remedial terhadap TENORM yang ditimbulkan.
Mineral zirkon (ZrSiO4) dapat diperoleh sebagai tailing padat dari proses
penambangan emas rakyat tanpa izin yang banyak terdapat di daerah Kalimantan Tengah
dan Barat. Disamping itu mineral zirkon juga berasal dari tailing padat dari proses
penambangan bijih timah di daerah Bangka-Belitung. Mineral zirkon mengandung bahan
radioaktif 232Th dan 238U dengan kadar yang tidak sama antara satu daerah dengan daerah
lain sebagaimana contoh yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Setiap dihasilkan produk zirkon dan ditimbulkan limbah dari pengolahan pasir
zirkon, maka harus dapat diukur, dipantau, dan dikendalikan. Terkait dengan hal tersebut
dan untuk menjaga keselamatan lingkungan, maka yang harus diketahui adalah setiap
tahapan proses mulai dari proses peleburan pasir zirkon sampai dengan proses pengeringan
zirkonil klorida (ZrOCl2.8H2O) akan terjadi distribusi TENORM seperti 238U, 232Th, dan 40K.
Dengan demikian diperlukan sistem proteksi radiasi TENORM sebagai bagian dari
keselamatan kerja terhadap para pekerja dan lingkungan di sekitarnya. Nilai batas dosis
(NBD) berdasarkan ICRP (International Commission on Radiological Protection) No. 60 tahun
1990 untuk pekerja radiasi adalah 20 mSv/tahun, dan untuk lingkungan (masyarakat) 1
mSv/tahun.
Bahaya radiasi utama terjadi karena terkena partikel radioaktif alpha dengan
terhisapnya debu pasir zirkon dalam pernafasan. Tindakan pengontrolan debu yang
memadai harus dilakukan untuk memastikan bahwa tingkat pajanan (exposure) terhadap
debu dapat ditekan seminimal mungkin. Sebagai panduan, karyawan yang secara terus-
menerus pernafasannya terkena debu pada kadar di atas 1,5 mg/m3 bisa mengalami pajanan
di atas 1 mSv. Pajanan terus-menerus (2000 jam setiap tahun) dalam jarak 2 meter dari pasir
zirkon menghasilkan dosis di atas 1 mSv[6].
381
Konsep Pengolahan Limbah Tenorm Pada ... ISSN: 2355-7524
Herry Poernomo, dkk.
2. TEORI
Percobaan pengolahan pasir zirkon di Vietnam yang dilakukan oleh TUYEN dkk.
(2007) [31] dapat menurunkan kandungan TENORM cukup signifikan dengan melalui tahap
pengendapan zirkonium basis sulfat (ZBS). Dengan demikian dapat diperoleh zirkonil
klorida atau zirkonium oksiklorid atau ZrOCl2.8H2O (ZOC) dengan kemurnian tinggi[7].
Untuk mengolah pasir zirkon menjadi ZOC yang terpisah dari beberapa pengotor
seperti Si, U, Th, Ti, Fe, Al, Na, Mg, Ca. dapat dilakukan melalui beberapa tahapan proses
seperti Gambar 1 [7].
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan ZrOCl2.8H2O (ZOC) dari Pasir Zirkon
Zirkonil klorida (ZrOCl2) bebas silikat atau ZOC-1 yang terjadi dari proses pelindihan
natrium zirkonat dengan HCl diendapkan dengan H2SO4 atau (NH4)2SO4 menjadi
Zr5O8(SO4)2.15H2O yang biasa disebut zirkonium basis sulfat (ZBS) stabil yang tidak dapat
larut dalam air. Pada proses pelindian air, beberapa pengotor yang larut dalam air lindi
antara lain: Na2SiO3, sisa NaOH, Na2AlO2, Na6Th(CO3)5. Pada proses pencucian ZBS dengan
air, maka pengotor-pengotor seperti Fe+3, Th+4, U+6, Ti+4, sisa HCl akan larut dalam air
menjadi air limbah. Kemudian pada proses pencucian Zr(OH)4 dengan air, maka pengotor-
pengotor seperti sisa NH4OH dan SO42- akan larut dalam air menjadi air limbah[7].
Gambar 1 menunjukkan, bahwa air limbah mengandung bahan berbahaya seperti
(NaOH, HCl, NH4OH, SO42-), Na2SiO3, Na2AlO2, Na6Th(CO3)5, beberapa senyawa lain yang
terbentuk dari reaksi dengan beberapa pengotor (Fe+3, Ti+4, Na+, Mg+2, Ca+2, SO42-), dan
TENORM yang terlarut pada proses pelindian air, pelindian HCl, dan beberapa proses
pencucian. Jika air limbah tersebut tidak ditangani dengan metode yang benar, maka dapat
mencemari lingkungan di sekitarnya. Untuk itu, maka tujuan penelitian ini adalah
membuat konsep teknologi pengelolaan limbah pada proses pembuatan zirkonil klorida
dari pasir zirkon skala pabrik berbasis data teknis tes metalurgi pembuatan zirkonil klorida
dari pasir zirkon skala laboratorium.
382
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
3. METODOLOGI
3.1. Bahan:
Bahan yang digunakan meliputi bahan baku yaitu pasir zirkon (ZrSiO2) dari daerah
Landak-Kalimantan Barat; bahan pendukung yang terdiri dari: NaOH padat, HCl teknis,
(NH4)2SO4, NH4OH 10%, NH4OH pekat, HCl 6N, air bebas mineral (ABM).
3.2. Peralatan:
Peralatan yang digunakan antara lain: furnace, tangki berpengaduk, centrifuge,
evaporator vakum, labu leher tiga, unit filtrasi vakum, hot plate, oven, peralatan gelas,
immersion heater, waterbath, theristor, XRF, XRD, alat cacah merk Technical Atomic, alat
cacah .merk Ortec.
3.3. Metode:
Tes metalurgi sintesis zirkonil klorida (ZrOCl2.8H2O) dari pasir zirkon dengan
metode yang sebagian diadopsi dari metode yang dilakukan oleh TUYEN dkk. (2007)
seperti diagram alir proses pada Gambar 1. Tes metalurgi dilakukan secara proses batch
pada skala laboratorium di Pusat Sains Teknologi Akselerator (PSTA)-Batan Yogyakarta.
Dari sebagian hasil adopsi tersebut kemudian dibuat metode tes metalurgi pembuatan
zirkonil klorida secara proses batch skala laboratorium yang dikerjakan berdasarkan
diagram alir seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Alir Tes Metalurgi Pembuatan ZrOCl2.8H2O (ZOC-2) dari ZrSiO4
Mineral zirkon yang digunakan berasal dari tailing pendulangan emas rakyat di
daerah Mandor, Landak, Kalimantan Barat yang telah dibenefisiasi in situ menggunakan
spiral chute. Mineral zirkon dan pasir pasir zirkon hasil benefisiasi dengan shaking table dan
magnetic separator di Puslitbang Tekmira Bandung masing-masing dianalisis komposisi
383
Konsep Pengolahan Limbah Tenorm Pada ... ISSN: 2355-7524
Herry Poernomo, dkk.
Tabel 2. Komposisi Kimia Mineral Zirkon dan Pasir Zirkon dari Daerah Mandor,
Landak, Kalimantan Barat
Mineral zirkon hasil benefisiasi Pasir zirkon hasil benefisiasi dengan
dengan Spiral Chute Shaking Table dan Magnetic Separator
Senyawa Kadar, % Senyawa Kadar, %
ZrO2 38,46 ZrO2 60,00
HfO2 0,85 HfO2 0,855
TiO2 20,00 TiO2 1,60
SiO2 22,23 SiO2 28,81
Fe2O3 10,11 Fe2O3 1,38
Al2O3 0,912 Al2O3 0,453
Na2O 0,703 Na2O 1,12
MgO 0,186 MgO 0,0751
CaO 0,090 CaO 0,0489
MnO 1,00 MnO 0,0116
Cr2O3 1,04 Cr2O3 0,0215
S 2,23 S 1,34
La2O3 0,292 La2O3 0,0163
Y2O3 0,161 Y2O3 0,230
ThO2 0,11 ThO2 0,0940
U3O8 0,0464 U3O8 0,0844
Beberapa tahapan proses pada Gambar 2 menimbulkan air limbah yang terbentuk
dari sisa bahan pendukung seperti NaOH, HCl, (NH4)2SO4, NH4OH yang telah digunakan
pada tes metalurgi dan hasil reaksi antara bahan pendukung dengan beberapa pengotor
yang terkandung di dalam pasir zirkon seperti: SiO2, TiO2, Fe2O3, Al2O3, Na2O, MgO, CaO,
dan TENORM (U3O8 dan ThO2).
Jika proses peleburan 1 mol konsentrat pasir zirkon diameter partikel 6 m dengan 4
mol atau 6 mol NaOH pada suhu 650 oC dan 850 oC, kemungkinan reaksi yang terjadi [8]:
650 oC
ZrSiO4 + 4NaOH Na2ZrO3 + Na2SiO3 + 2H2O .............................(1)
650 C
o
Air limbah yang berasal dari proses settling-1 dan filtrasi 1 mengandung sisa NaOH
yang tidak bereaksi pada proses peleburan dan mengandung NaOH dari kemungkinan
reaksi yang terjadi antara air dengan Na2ZrO3, Na2SiO3, dan beberapa pengotor yang
terkandung di dalam pasir zirkon sebagai berikut:
384
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
Dengan demikian NaOH yang terbentuk dari reaksi (5), (6), (9) dan sisa NaOH yang
tidak bereaksi akan menyebabkan air limbah sebagai hasil settilng-1 dan filtrasi 1
mengandung NaOH dalam jumlah yang kemungkinan cukup besar. Kebutuhan optimum
NaOH untuk proses peleburan pasir zirkon sekitar 1,2 1,3 kali berat pasir zirkon. Untuk
menghemat pemakaian bahan pendukung NaOH, maka aliran air limbah dari proses
settling-1 dan filtrasi-1 perlu ditampung tersendiri dalam suatu kolam yang terpisah dari air
limbah dari unit proses lainnya. Selanjutnya air limbah dalam kolam tersebut dapat
dilakukan proses pengambilan kembali sisa NaOH (reused) untuk dapat digunakan sebagai
bahan pelebur pada proses disosiasi pasir zirkon menjadi natrium zirkonat dan natrium
silikat.
Untuk mengetahui keberhasilan proses sintesis ZOC-2 dengan metode seperti
ditunjukkan pada Gambar 3, maka komposisi kimia dalam ZOC-2 yang diperoleh dari
analisis dengan menggunakan XRF di Laboratorium Pusat Survei Geologi Bandung perlu
dikomparasi dengan ZOC produk ATI seperti ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Komparasi Komposisi Kimia ZOC Hasil Sintesis di PSTA dan Produk ATI
Komposisi kimia ZrOCl2.8H2O, %
Senyawa
ZOC-2 PSTA ZOC ATI [9]
Zr(Hf)O2 38,39 Min. 35
TiO2 0,0033 Maks. 0,002
Fe2O3 0,0014 Maks. 0,005
Na2O 0,0002 Maks. 0,04
SiO2 0,0021 Maks. 0,01
Al2O3 0,0442 Maks. 0,02
MgO 0,0003
CaO 0,0111 Maks. 0,01
ThO2 0,5530 ppm
U3O8 0,7056 ppm
Jika dilihat hasil komparasi komposisi kimia zirkonil klorida dari Tabel 3, maka
zirkonil klorida hasil sintesis di PSTA-Batan mendekati komposisi kimia ZOC produk ATI.
Kemudian jika dilihat dari kadar Zr(Hf)O2 di dalam ZOC, maka hasil sintesis ZOC-2 di
PSTA-Batan lebih baik daripada ZOC produk ATI.
Selanjutnya jika dikomparasi kadar TENORM (ThO2 dan U3O8) di dalam ZOC-2 pada
Tabel 3 dan kadar TENORM di dalam pasir zirkon pada Tabel 2, menunjukkan bahwa
dengan melalui proses pengendapan ZBS ternyata penurunan kadar TENORM sangat
signifikan yaitu dari kadar TENORM dalam pasir zirkon sebesar 1784 ppm menjadi 1,2586
ppm dalam ZOC-2.
Penurunan kadar TENORM pada proses pengendapan ZBS dapat dijelaskan sebagai
berikut: Thorium mengendap sebagai Th(SO4)4 pada pH sekitar 2,8 5,2 dan Ti(SO4)4 pada
pH 3,55 4 dan feri/fero sulfat mengendap pada pH 8. Sedangkan ZBS mengendap pada
pH sekitar 1,9 2,0. Dengan demikian beberapa pengotor seperti Th(SO4)4, Th(SO4)4,
385
Konsep Pengolahan Limbah Tenorm Pada ... ISSN: 2355-7524
Herry Poernomo, dkk.
feri/fero sulfat yang menempel pada endapan ZBS akan larut oleh air pada saat proses
pencucian dan filtrasi-4.
Untuk mengetahui keberhasilan hasil sintesis ZOC-2 dapat dilakukan dengan
mengkomparasi pola difraksi ZOC-2 dan ZOC produk E-Merck menggunakan XRD di Pusat
Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Batan Bandung. Hasil komparasi pola difraksi ZOC
produk E-Merck dan ZOC-2 hasil sintesis di PSTA-Batan ditunjukkan pada Gambar 3.
Jika dilihat pola difraksi ZOC-2 dengan ZOC produk E-Merck pada Gambar 3, maka
hasil sintesis ZOC-2 mendekati ZOC produk E-Merck.
4.2. Konsep Teknologi Pengelolaan Limbah
Hasil pengukuran jumlah limbah yang ditimbulkan oleh sintesis ZOC-2 dari tes
metalurgi sintesis pasir zirkon secara proses kimia batch skala laboratorium seperti pada
Gambar 2 terdiri dari air limbah dan limbah padat yang ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Bahan Baku, Bahan Pendukung, Produk, dan Limbah pada Tes Metalurgi
No. Komponen Masuk , g Keluar
A Bahan Baku
Pasir zirkon 500 g
B Bahan pendukung
NaOH padat 700 g
HCl teknis 2.000 ml
(NH4)2SO4 50,22 g
NH4OH 10% 1.200 ml
NH4OH pekat 268 ml
HCl 6 N 1.300 ml
Air 49.500 ml
C Produk
ZrOCl2.8H2O (ZOC-2) 235 g
D Limbah
Air limbah dari settling-1 & filtrasi-1, settling-2 & filtrasi-2 25.000 ml
Air limbah dari pencucian dan filtrasi-4 ZBS 7.500 ml
Air limbah dari pencucian dan filtrasi-5 ZrO(OH)2 11.000 ml
Total air limbah 43.500 ml
Limbah gel silikat dari settling-3 & filtrasi-3 420 g
Limbah koloid (pasir tak terlebur) dari sentrifugasi 7g
Total limbah padat/semi padat 427 g
386
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
Tabel 4 menunjukkan, bahwa air limbah dari tes metalurgi pengolahan 500 gram pasir
zirkon menjadi ZOC-2 ditimbulkan air limbah sebanyak 43.500 ml atau 43,5 liter. Sedangkan
kelayakan ekonomis pabrik pengolahan zirkonium yaitu apabila mengolah pasir zirkon
sebanyak minimum 10.000 ton/tahun. Berdasarkan air limbah data Tabel 4 yang
menunjukkan bahwa setiap dilakukan pengolahan pasir zirkon 500 gram ditimbulkan 43,5
liter air limbah. Dengan demikian jika pabrik mengolah 10.000 ton/tahun pasir zirkon
menjadi 2.350 ton ZOC-2 akan ditimbulkan air limbah sebanyak 870 juta liter/tahun.
Air limbah yang ditimbulkan dari proses settling-1 dan filtrasi-1, settling-2 dan filtrasi-
2, pencucian dan filtrasi-4 ZBS, pencucian dan filtrasi-5 ZrO(OH)2 pada tes metalurgi
pengolahan pasir zirkon menjadi ZOC-2 seperti pada Gambar 2 masing-masing dianalisis
radioaktivitasnya menggunakan alat cacah , dan Ortec di PSTA-Batan. Hasil analisis
air limbah tersebut ditunjukkan pada Tabel 5.
Berdasarkan data jumlah volum air limbah dan volum air limbah yang dihasilkan dari
masing-masing proses settling-1 dan filtrasi-1, settling-2 dan filtrasi-2, pencucian dan filtrasi-
4 ZBS, pencucian dan filtrasi-5 ZrO(OH)2 pada Tabel 4 dan data radioaktivitasnya, jika
masing-masing air limbah tersebut ditampung dalam satu kolam penampung maka
diprediksi radioaktivitas rerata dapat dihitung sebagai berikut:
dengan, Ar, A1, A2, A3 dengan satuan Bq/ml masing-masing adalah radioaktivitas rerata
dalam air limbah total, radioaktivitas dalam air limbah dari (settling-1 & filtrasi-1, settling-2
& filtrasi-2), radioaktivitas dalam air limbah dari pencucian dan filtrasi-4 ZBS,
radioaktivitas dalam air limbah dari pencucian dan filtrasi-5 ZrO(OH)2; V1, V2, V3 dengan
satuan ml adalah volum air limbah masing-masing dari (settling-1 & filtrasi-1, settling-2 &
filtrasi-2), dari pencucian dan filtrasi-4 ZBS, dari pencucian dan filtrasi-5 ZrO(OH)2; dan VT
dengan satuan ml adalah volum total air limbah.
Dengan memasukkan data V1, V2, V3, VT dari Tabel 4 dan data A1, A2, A3 dari Tabel 5,
maka dengan menggunakan persamaan (11) diperoleh radioaktivitas rerata dalam air
limbah total,AT = 0,012 Bq/ml yang mengandung 238U dan 232Th.
387
Konsep Pengolahan Limbah Tenorm Pada ... ISSN: 2355-7524
Herry Poernomo, dkk.
Dengan kandungan radioaktivitas dalam air limbah total, AT = 0,012 Bq/g dan jika
dilihat dari Pasal 7 Perka Bapeten No. 9 Tahun 2009, maka penghasil TENORM tidak perlu
melakukan remedial karena radioaktivitas dalam air limbah < 1 Bq/g.
Berdasarkan Lampiran III Tabel 2 Baku Tingkat Radioaktivitas di Air pada Peraturan
Kepala Bapeten Nomor 7 Tahun 2013 tentang Nilai Batas Radioaktivitas Lingkungan yang
menyebutkan bahwa untuk nuklida 232Th dan 238U, maka baku tingkat radioaktivitas di
badan air adalah 7,3 x 102 Bq/m3 = 0,00073 Bq/ml untuk nuklida 232Th dan 2,0 x 104 Bq/m3 =
0,02 Bq/ml untuk nuklida 238U [10].
Berdasarkan Pasal 7 Perka Bapeten No. 9 Tahun 2009 dan Lampiran III Tabel 2 Baku
Tingkat Radioaktivitas di Air pada Peraturan Kepala Bapeten Nomor 7 Tahun 2013, maka
dimungkinkan penghasil TENORM dapat mendispersi air limbah dengan tingkat aktivitas
0,012 Bq/g ke badan sungai. Jika akan dibangun pabrik pengolahan pasir zirkon 10.000
ton/tahun menjadi 4.700 ton ZOC-2, maka jumlah air limbah yang ditimbulkan sekitar 870
juta liter/tahun. Air limbah ini selain mengandung TENORM juga mengandung bahan
kimia seperti (NaOH, HCl, NH4OH, SO42-), Na2SiO3, Na2AlO2, Na6Th(CO3)5, beberapa
senyawa lain yang terbentuk dari reaksi dengan beberapa pengotor (Fe+3, Ti+4, Na+, Mg+2,
Ca+2, SO42-) yang terlarut pada proses pelindian air, pelindian HCl, dan beberapa proses
pencucian. Kebutuhan air pelindi, air pencuci ZBS, dan air pencuci ZrO(OH)2 ternyata
cukup banyak, maka bisa direkomendasikan agar dapat dilakukan pengolahan air limbah
menggunakan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk mengambil kembali air bersih
dalam air limbah sebagai air proses dan mengambil kembali kandungan NaOH.
Konsep teknologi IPAL untuk dapat mengambil kembali kandungan NaOH dan air
bersih dalam air limbah ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Diagram Alir Konsep IPAL pada Pembuatan ZOC-2 dari Pasir Zirkon
388
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
5. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan TENORM dalam air
limbah yang ditimbulkan dari proses pembuatan zirkonil klorida dari pasir zirkon sebesar
0,012 Bq/ml yang lebih rendah dari batas minimal 1 Bq/g untuk intervensi terhadap paparan
yang berasal dari TENORM sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Peraturan Kepala
Bapeten Nomor 9 Tahun 2009. Dengan demikian penimbul limbah yang mengandung
TENORM tidak diwajibkan meremediasi lingkungan dan tidak dilakukan intervensi
pemantauan TENORM oleh Bapeten. Namun demikian karena air limbah mengandung
bahan kimia berbahaya non radioaktif yang volumenya cukup besar, maka perlu
pengolahan air limbah menggunakan konsep IPAL. Sedangkan untuk limbah gel silikat dari
proses settling-3 dan filtrasi-3 pada tes metalurgi sintesis zirkonil klorida dari pasir zirkon
yang mengandung TENORM dengan radioaktivitas sebesar 1,15 Bq/g akan diteliti lebih
lanjut untuk dapat diambil kandungan silikanya sebagai produk samping.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. (_______), Peraturan Kepala (Perka) Bapeten Nomor 9 Tahun 2009 tentang Intervensi
terhadap Paparan yang Berasal dari TENORM.
[2]. HERMAN, D.Z., Kemungkinan Sebaran Zirkon pada Endapan Placer di Pulau
Kalimantan, Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2 No. 2 Juni 2007: 87-96.
[3]. SUDARTO, KALLISTA, D., HERMAWAN, D., 2008, Kajian Teknis Aspek
Pengawasan Bahan Nuklir dalam Pasir Zirkon, Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008.
[4]. HERMAWAN, D., DEWANTO, P., dan SUDARTO, Kajian Bahan Sumber (U dan Th)
pada Eksplorasi, Penambangan, Pemrosesan Pasir Zirkon di Kalteng, Prosiding
Seminar Keselamatan Nuklir 2011, BAPETEN, Jakarta, hal. 292 302.
[5]. FATHIVAND, A.A., AMIDI, J., HAFEZI, S., Natural Radioactivity Concentration in
Raw Materials Used for Manufacturing Refractory Products, Iran. J. Radiat. Res., 2007;
4 (4): 201-204.
[6]. ILUKA, Material Safety Data Sheet Zircon Sand Product, Desember 2008,
http://www.iluka.com/uploads/documents/Datasheets/Iluka%20Zircon%20MSDS%20
December%2008%20Aust.pdf.
[7]. TUYEN, N.V., QUANG, V.T., HUONG, T.G., and ANH, V.H., Preparation of High
Quality Ziconium Oxychloride from Zircon of Vietnam, The Annual Report for 2007,
VAEC, VAEC-AR 07 3, pp. 286 291.
[8]. KWELA, Z.N., (2006), Alkali-Fusion Processes for the Recovery of Zirconia and
Zirconium Chemical from Zircon Sand, Zirconia Extraction Processes, Chapter 5,
University of Pretoria.
[9]. http://www.atimetals.com/products/Pages/zirconium-oxychloride.aspx
[10]. (_______), Peraturan Kepala (Perka) Bapeten Nomor 7 Tahun 2013 tentang Nilai Batas
Radioaktivitas Lingkungan.
DISKUSI/TANYA JAWAB:
390
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
989
Daftar Indeks Pemakalah ISSN: 2355-7524
Rr. Arum Puni Rijanti 117, 253 Surip Widodo 849, 869
Sagino 571, 905 Susyadi 869
Sahala M. Lumbanraja 117, 253 Sutrisno 803
Sahat Sinaga 227 Suwardi 481
Sajima 489, 509 Suwoto 887
Sigit A. Santa 39, 273 Suyanti 559
Sigit Santoso 641 Syaiful Bakhri 813, 961, 979
Siti Alimah 733 Thamrin Usman 29
Sri Kuntjoro 791 Tri Handini 509, 595
Sri Sudadiyo 683 Triyono 499
Sri Sudadiyo 781 Tukiran S. 859
Sriyana 233, 261 Tulis Jojok Suryono 979
Sriyono 447, 761 Tunjung Indrati Y. 509, 595
Sudarmono 651, 887 Wiku Lulus Widodo 87, 143
Sudarno 625, 911 Windhu Putra 61
Suharji 331 Yanuar Ady Setiawan 813
Sukarsono 499 Yogi Wibisono Budhi 419
Sukmanto Dibyo 683, 869 Yohana S.K. Dewi 455
Sumantri Hatmoko 951 Yohanes Dwi Anggoro 173, 183, 261
Sumaryo 535 Yulendya TB Rajagukguk 465
Sumijanto 419, 743, 919 Yuliastuti 213, 303
Sunardi 713 Yusuf Ismail 81
Supardjo 551, 517 Zaenal Abidin 409
Suparman 87, 97 Zuhair 751, 887
990
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
991
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
992
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
993
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 ISSN: 2355-7524
Pontianak, 19 Juni 2014
994