Professional Documents
Culture Documents
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Program Pendidikan Profesi
Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sultan Agung Semarang
Disusun Oleh :
Taufan Iqbal WL 01.209.6032
Citta Arunika R 01.210.6112
Hana Tyas Mustikawati 01.210.6171
Muhammad Ulil Albab 01.210.6228
Syarifa Tris Hidayanti 01.210.6282
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Genuk Kota Semarang.
Semarang, Juni 2015
Disahkan Oleh:
Pembimbing Kepala Puskesmas Genuk
Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Dosen Penguji
Ilmu Kesehatan Masyarakat
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Kasus Tingginya Angka Kejadian Tuberkulosis Paru Baru di Wilayah
Puskesmas Genuk Periode Januari Mei 2015
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan
kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini memuat data hasil
kunjungan TB Periode Januari-Mei 2015 di Puskesmas Genuk.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. dr. Reni Ervina, selaku Kepala Puskesmas Genuk.
2. dr. Syiska Maolana selaku pembimbing Kepanitraan IKM di Puskesmas Genuk
yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh
Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk,
Semarang.
3. dr. Rahmi selaku pembimbing Kepanitraan IKM di Puskesmas Genuk yang
telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh
Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk,
Semarang.
4. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Genuk atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.
Kami menyadari sepenunhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami sangat
berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus Laporan Kasus
Tingginya Angka Kejadian Tuberkulosis Paru Baru di Wilayah Puskesmas
Genuk Periode Januari Mei 2015 dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Juni 2015
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
4
kasus atau 189 per 100.000 penduduk, angka prevalensi semua tipe TB Paru
690.000 atau 289 per 100.000 penduduk dan angka kematian TB Paru 64.000
atau 27 per 100.000 penduduk atau 175 orang per hari (Kompas, 2011).
5
BTA(-) sebanyak 5 kasus, dan TB pada anak sebanyak 13 kasus.Dari
sejumlah 28kasus TB dengan BTA(+) terdapat 4 kasus diantaranya
merupakan kasus kambuh. Target pencapaian penemuan kasus TB BTA(+)
di Puskesmas Genuk adalah sebesar 30 kasus pada tahun 2014. Pada tahun
2015bulan januari juni tercatat penderita TB dengan BTA(+) sebanyak 5
kasus, BTA(-) sebanyak 5 kasus, dan TB pada anak sebanyak 7 kasus
Sehingga didapatkan angka case detection rate(CDR) di Puskesmas Genuk
pada tahun 2014 adalah sebesar 90%. Dimana CDR Nasional 100%
sebanyak 30 kasus BTA(+). CDR Provinsi Jawa Tengah kasus TB BTA+
sebesar 75% sedangkan CDR Kota Semarang kasus TB BTA(+) sebesar
65%. Masih tingginya angaka TB di daerah Genuk ini dapat disebabkan
oleh berbagai faktor baik lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan,
maupun permasalahan kependudukan.
Dari uraian di atas, penulis bermaksud ingin mengetahui faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit tuberkulosis di Puskesmas
Genuk dengan pendekatan H.L. Blum.
1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum :
Mengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
penemuan penyakit Tuberkulosispada Tn. K berdasarkan pendekatan
H.L. Blum.
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai
keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Hal ini berbeda dengan program
kesehatan yang lain, terutama program pengobatan yang dapat langsung
memberikan hasil (immediate impact) terhadap penurunan kesakitan. Menurut
H.L. Blum di Amerika Serikat, sebagai salah satu negara yang sudah maju.
Menurut penelitian (Putri, 2012) Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan yang
bermakna terhadap perubahan pengetahuan (P=0,000)penderita TB Paru tentang
pencegahan penularan TB Paru.
9
terhadap apa yang dilakukannya. Hal ini berkaitan dengan motivasi dari
individu atau kelompok untuk melakukan sesuatu tindakan , (Green dan
Marshall, 2005).
10
(reinforcement) adalah perawat pasien, dan anggota keluarganya, (Green dan
Marshall 2005). Reinforcing dapat positif atau negatif, tergantung dari sikap
dan perilaku orang di dalam lingkungannya (Green dan Marshall, 2005).
2. Perilaku Kesehatan
Struktur perilaku
a. Komponen kognitif
komponen kognitif merupakan bentuk dari kepercayaan yang di miliki
individu.Contoh : kepercayaan seseorang dalam menangani TBC
b. Komponen Afektip
Komponen ini menyangkut aspek emosional. Contoh: tingkat emosi
seseorang dalam menyikapi terjadinya TBC
c. Komponen Piskomotor
Aspek kecendrungan berperilaku sesuai dengan sikap yang di miliki
seseorang. Contoh : melihat orang dalam mencegah TBC
Faktor yang mempengaruhi Perilaku
1. Internal
Factor dari diri sendiri yang menyikapi tentang penanggulangan TBC.
Contoh : kita yang menanggapi tentang perilaku terhadap TBC
2. Eksternal
Lingkungan sekitar manusia akan mendorong seseorang dalam berperilaku.
Contoh: jangan meludah di sembarangan tempat dan pada saat bersin harus
11
tutup mulut
Klasifikasi Perilaku Kesehatan
1. Perilaku hidup sehat
Perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang dalam
mempertahankan agar penyakit TBC tidak menular ke orang lain.
Contoh : orang yang terkena TBC agar jangan meludah di sembarangan
tempat dan pada saat bersin harus tutup mulut
2. Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyaki TBC
Contoh : orang yang terkena TBC, dia berpikir bagai mana agar mendapatkan
kesehatan dan bagai mana agar dia tidak terkena penyakit TBC.
(Notoatmodjo. S, 2003).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Prisca,2012) terdapat hubungan
yang signifikan antara perilaku dengan angka kejadian TBC OR = 2,2, p =
0,004.
3. Lingkungan Perumahan
4. Ventilasi
12
sangkut pautnya dengan kondisi khemis. Sirkulasi udara berkaitan dengan
masalah ventilasi. Untuk itu luas ventilasi alamiah yang permanen
seharusnya dirancang 10% dari luas lantai (Depkes RI, 1999).
13
Penelitian Daryatno tahun 2000 di Semarang mendapatkan bahwa
kepadatan hunian ada kaitan dengan kejadian tersangka TB paru. Penelitian
yang dilakukan Sugiharto tahun 2004 juga menemukan bahwa ada hubungan
kepadatan hunian ruang tidur dengan kejadian TB paru dengan nilai OR =
3,161, 0 = 0,001.
7. Pencahayaan Ruangan
14
ruangan yang gelap dapat hidup berminggu-minggu atau berbulan-bulan (Default
dalam Crofton, 2002).
a. Pencahayaan alamiah
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari
kedalam ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain darirumah
yang terbuka, selain untuk penerangan, sinar ini jugamengurangi
kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau seranggalainnya dan
membunuh kuman penyebab penyakit tertentu (Azwar,1996). Suatu cara
sederhana menilai baik tidaknya peneranganalam yang terdapat dalam
sebuah rumah adalah: baik, bila jelasmembaca dengan huruf kecil, cukup;
bila samar-samar bilamembaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar
yang terbaca, buruk; bila sukar membaca huruf besar.
b. Pencahayaan buatan
Penerangan dengan menggunakan sumber cahaya buatan,
sepertilampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. (Azwar, 1996).
15
LINGKUNGAN
Ventilasi rumah : dirancang 10 % dari luas lantai.
Luas kamar : minimal 8 m2 untuk 2 orang dan tidak digunakan lebih dari 2 orang
Kelembaban udara : memenuhi syarat kesehatan dalam
rumah adalah 4060 % dan kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat kesehatan
adalah< 40 % atau >60 %
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
PELAYANAN
GENETIKA KESEHATAN
Penyakit TB Paru
bukan merupakan Penyuluhan terhadap
penyakit keturunan Penderita penderita TB maupun
melainkan penyakit keluarganya mengenai
infeksi yang TBC penyakit TB
disebabkan oleh PMO harus diberikan
bakteri pengetahuan mengenai
Mikobakterium pengobatan TB
tuberkulosa. Ketersediaan obat TB
dipuskesmas terdekat.
PERILAKU
Tidak meludah disembarangan tempat dan pada saat bersin harus menutup mulut
Minum obat secara teratur
Menjaga kebersihan diri, kamar dan rumah .
16
BAB III
STATUS PRESENT
17
JUMLAH 15083.02 235 41 8.759 43.737
RTP Puskesmas, 2014
3.3.1 Anamnesis
Identitas Pasien
Nama : Tn. K
JenisKelamin : Laki-laki
Umur : 57 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Penjual makanan
Alamat : Terboyo Kulon Rt 02/ Rw. 11
Tanggal mulai pengobatan : 18 April 2015
Keluhan utama pasien : Batuk berdahak kurang lebih 1 bulan
Riwayat penyakit sekarang
Pada kunjungan pertama tanggal 10 April 2015 Pasien datang ke
Puskesmas Genuk mengeluh batuk kurang lebih sejak 1 bulanan yang lalu,
keluhan batuk keluar dahak terus menerus tetapi tidak sampai
mengeluarkan darah. Pasien mengeluh sering merasa kepanasan dan
mengeluarkan keringat dingin pada malam hari. Pasien juga mengeluh
nafsu makan berkurang sehingga badan menjadi lebih kurus dari
sebelumnya dan sering merasa lelah. Pasien mengeluh, tenggorokan terasa
sangat gatal, rasa sesak di dada dan dada terasa sakit, terutama saat batuk.
Pasien mengaku sebelumnya bertemu dengan pedangan di pasar yang
mengalami batuk lama, pasien sering pergi kepasar untuk berbelanja
kebutuhan berjualan dan ketika pasien mulai mengeluh batuk, pasien
18
disarankan untuk memeriksakan batuknya ke BKIM. Setelah datang ke
puskesmas pasien disuruh untuk ke BKIM untuk melakukan pemeriksaan
lanjutan
Pada kunjungan ke kedua tanggal 12 April 2015 pasien masih
dengan keluhan yang sama. Datang ke BKIM untuk melakukan tes dahak
dan foto rontgen paru.
19
b. Nadi
Frekuensi : 88x/menit
Irama : Reguler
Isi & Tegangan : Cukup
Ekualitas : Ekual
c. Laju Pernapasan : 20x/menit
d. Suhu : 36,8 oC (per aksilla)
e. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
3.3.2.3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Mesocephale
b. Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
c. Kulit : Tidak sianosis, Ikterus (-), Petechie (-),
kelembaban cukup,turgor cukup
d. Mata : Oedema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),
pupil isokor (3 mm/3mm) bulat-di tengah,
mata cekung (-/-)
e. Hidung : Epistaksis (-/-),Nafas cuping hidung (-/-),
Discharge (+/+)
f. Telinga : Aurikula dalam batas normal, discharge (-/-)
g. Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (-), Bibir sianosis
(-), Lidah kotor (-), Tremor (-), lesi (-).
h. Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (+)
i. Tenggorok : Uvula di tengah,
mukosa faring hiperemis (-),Tonsil T1-T1 tenang.
20
Dinamis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra
Palpasi : Sterm Fremitus dextra sama dengan sinistra
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, ST Wheezing (-), Ronkhi (-)
COR
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Perkusi :
Batas atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Pinggang : SIC III linea parasternal sinistra
Batas kanan bawah : SIC V linea sternalis dextra
Batas kiri bawah : SIC V 2cm medial linea
midclavicula sinistra
Kesan : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Palpasi : Iktus tak teraba, Thrill (-)
Auskultasi :
Frekuensi : 80 x/menit
Irama : Reguler
Bunyi Jantung : BJ I-II reguler
Bising : (-)
k. Abdomen :
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (-)
Perkusi : Tympani
Palpasi : Supel (+), Nyeri Tekan (-),
Defence Muscular (-),
hepar dan lien tidak teraba besar.
l. Genitalia : Laki-laki
m. Anggota Gerak : Atas Bawah
Capillary refill : < 2 < 2
Akraldingin : -/- -/-
21
R. Fisiologis : +/+ +/+
R. Patologis : -/- -/-
3.3.2.4. Pemeriksaan Tambahan
a. Pemeriksaan Dahak SPS (13 April 2015)
hasil : Sewaktu I + (positif 1)
Pagi + (positif 1)
Sewaktu + (positif 1)
b. Foto Thorax :
Infiltrat di lobus atas, tengah dan bawah paru dextra dan
infiltrat di lobus atas dan bawah paru sinistra.
Kesan : TB Paru fase Aktif
3.3.2.5. Diagnosis
Tuberkulosis Paru Aktif Kategori 1.
3.3.2.6. Terapi yang diberikan selama sakit
Tahap intensif (4RHZE) Mulai 18 April 2015
tiap hari selama 56 hari 3 tab 4KDT (RHZE) 150/75/400/275
22
6 An. N 8 tahun SD Cucu Tidak ada riwayat batuk
pertama lama
23
ruangan memiliki jendela. Hanya terdapat 3 jendela
berukuran 50 cm x 80 cm di kamar tidur dan kamar
mandi. Terdapat 2 pintu keluar di ruang tamu dan dapur.
Namun, jendela dan pintu yang ada di rumah jarang
dibuka terutama pada pagi dan sore hari.
Kamar yang dihuni penderita berukuran 3 m x 2 m, dalam
1 kamar dihuni oleh 1 orang. Di dalam kamar tidak bisa
digunakan untuk membaca karena gelap dan jendela
jarang dibuka dan tidak mengarah keluar rumah . Lantai
masih berupa plester semen.
Lantai atas masih dalam proses pembangunan.
Dapur terletak didepan rumah (tempat berjualan), terdapat
2 pintu, kondisi cahaya terang tetapi penataan peralatan
dapur berserakan.
Di dalam ruang tamu terdapat 1 kasur yang digunakan
sebagai tempat tidur penderita sehari-hari dan beberapa
kursi tamu. Tidak terdapat ventilasi daam ruang tamu
hanya terdapat 1 pintu.
4) Penggunaan bahan inhalasi
Di rumah pasien masih sering menggunakan obat nyamuk
bakar
5) Kondisi lingkungan
Lingkungan rumah termasuk hunian padat penduduk.
Rumah satu dengan rumah yang lainnya saling
berdekatan.
Hanya ada jalan gang seukuran dua sepeda motor.
24
sedang batuk dan bersin pasien juga tidak menutup hidung dan
mulutnya
Pasien memiliki kebiasaan meludah di sembarang tempat baik didalam
rumah maupin diluar rumah.
Di dalam rumah baarang-barang berserakan, kamar banyak tumpukan
buku-buku, baju kotor tidak diletakkan di tempat yang terpisah hal ini
dapat menyebabkan kuman TB tumbuh dan berkembang di situ.
Pekerjaan rumah tangga tidak bisa dilakukan oleh istri penderita
karena mengalami kelumpuhan akibat stroke.
25
DIAGRAM KELUARGA TN. K
Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal 1 rumah
26
BAB IV
ANALISA/PEMBAHASAN
27
droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam, orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup
ke dalam pernapasan, kebiasaan lain yang dilakukan pasien adalah menggantung
baju disembarang tempat (di dalam dan di luar kamar), di dalam kamar banyak
tumpukan buku-buku, baju kotor tidak diletakkan di tempat yang terpisah hal ini
dapat menyebabkan kuman TB tumbuh dan berkembang di situ.
Dari faktor pelayanan kesehatan kami tidak menemukan adanya masalah
yang berpengaruh terhadap kejadian TB pada pasien ini..
Dari faktor genetika/kependudukan tidak didapatkan adanya masalah,
karena TB bukan merupakan penyakit yang diturunkan secara genetic.
28
3.3 HL BLUM
Diagram HL. Blum
LINGKUNGAN
a. Pencahayaan dan sirkulasi yang kurang, dimana ventilasi kurang darri 10 % luas lantai.
b. Rumab berdebu,karena sedang mengalami renovasi atap dan dinding
c. Riwayat kontak dengan pasien TB BTA positif di lingkungan kerja.
PERILAKU
a. Tidak menutup hidung dan mulut saat batuk maupun bersin dan tidak pula menutup
hidung dan mulut saat orang laian batuk maupun bersin.
b. Meludah sembarangan.
c. Meletakkan baju dan tumpukan buku di dalam kamar.
29
Daftar Penyebab Masalah
NO 1 2 3 4 5 6 TH
1 - + + - - 2
2 + + + + 4
3 + - - 1
4 - + 1
5 - 0
6 0
TH 0 `1 0 0 3 3
TV 2 4 1 1 0 0
Total 2 5 1 1 3 3
30
Table 4.2 Kriteria Seriousness
NO 1 2 3 4 5 6 TH
1 - - - - - 0
2 + + - - 2
3 - - - 0
4 - + 1
5 + 0
6 0
TH 0 1 1 2 4 3
TV 0 2 0 `1 0 0
Total 0 3 1 3 1 3
NO 1 2 3 4 5 6 TH
1 + - - + + 3
2 - - + + 2
3 + - - 1
4 + - 1
5 - 0
6 0
TH 0 0 2 2 1 3
TV 3 2 1 `1 0 0
Total 3 2 3 3 1 3
1 2 0 3 5 1V
2 5 3 2 10 1
31
3 1 1 3 5 VI
4 1 3 3 7 111
5 3 1 1 5 V
6 3 3 3 9 I1
1. Rumab berdebu
2. Meletakkan baju dan tumpukan buku di dalam kamar
3. Tidak menutup hidung dan mulut saat batuk maupun bersin dan tidak
pula menutup hidung dan mulut saat orang laian batuk maupun bersin.
4. Pencahayaan dan sirkulasi yang kurang
5. Meludah sembarangan.
6. Riwayat kontak dengan pasien TB BTA positif.
32
BAB V
SARAN
33
5.2.2 Evaluasi dan Kendala
5.2.2.1 Kamar dirapihkan, namun kasur, bantal dan guling belum
dijemur.
5.2.2.2 Rumah dibersihkan setiap hari 1x sehari (sore).
5.2.2.3 Anak pasien dapat membantu pasien dalam kesembuhannya
dengan mengawasi minum obat pasien.
5.2.2.4 Pasien tidak menggunakan masker karena jika menggunakannya
merasa tidak nyaman/ sulit bernafas oleh karena itu petugas
harus mengingatkan pasien/ anggota keluarga yang lain untuk
menggunakan masker
5.2.2.5 Menurut pasien, pasien sudah jarang batuk dan jarang
menghasilkan dahak. Namun, jika berada dirumah, pasien
membuang dahak sudah pada tempatnya yaitu ditempat sampah
tertutup.
5.3.2 Evaluasi
5.3.2.1 Setelah dilakukan penyuluhan sederhana pada keluarga pasien,
keluarga pasien tersebut menjadi lebih mengerti tentang TB,
baik definisi, penyebab, cara penularan, serta pengobatannya
serta tentang PHBS. Hal ini terlihat saat Tanya jawab keluarga
34
pasien dapat menjawab mayoritas pertanyaan yang diajukan
dengan benar.
5.3.2.2 Dari hasil evaluasi, sudah tampak perubahan perilaku dan
lingkungan kearah yang lebih baik.
35
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 kesimpulan
Dari kegiatan yang telah dilakukan selama kunjungan Perkesmas
pada pasien Tn.K dengan usia 57 tahun mengeluh batuk kurang lebih sejak
1 bulanan yang lalu, keluhan batuk keluar dahak terus menerus tetapi tidak
sampai mengeluarkan darah. Pasien mengeluh sering merasa kepanasan
dan mengeluarkan keringat dingin pada malam hari. Pasien juga mengeluh
nafsu makan berkurang sehingga badan menjadi lebih kurus dari
sebelumnya dan sering merasa lelah. Pasien mengeluh, tenggorokan terasa
sangat gatal, rasa sesak di dada dan dada terasa sakit, terutama saat batuk.
Pasien mengaku sebelumnya bertemu dengan pedagang di pasar yang
mengalami batuk lama, pasien sering pergi kepasar untuk berbelanja
kebutuhan berjualan dan ketika pasien mulai mengeluh batuk, pasien
disarankan untuk memeriksakan batuknya ke BKIM. Setelah datang ke
puskesmas pasien disuruh untuk ke BKIM untuk melakukan pemeriksaan
lanjutan. Hasil dari pemeriksaan sputum (+ kuman TB) dan hasil rontgen
didapatkan TB paru fase aktif. Pasien juga sudah mendapatkan terapi
untuk TB. Maka dapat diambil kesimpulan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi penyakit Tuberkulosis adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan
a) Pencahayaan dan sirkulasi yang kurang
b) Lantai rumah dalam keadaan kotor dan berdebu
karena sedang dalam proses renovasi
c) Membersihkan rumah <2 kali/ hari
2. Perilaku
a) Meletakkan perabot rumah tangga didalam kamar
tidur
b) Tidak menjemur kasur, bantal dan guling
c) Menggantung baju didalam kamar tidur
36
d) Tidak menggunakan masker
e) Berinteraksi dengan orang di pasar yang
kemungkinan kontak dengan penderita TB
f) Buang dahak sembarang tempat
3. Pelayanan Kesehatan
Tidak ada masalah mengenai Pelayanan kesehatan
4. Genetika/ Kependudukan
Tidak ada keterkaitan penyakit Tuberculosis dengan genetika karena
penyebab penyakit adalah bakteri Mycobacterium Tuberculosa.
37
BAB VII
PENUTUP
38
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2010, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas),
Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2008, Profil Kesehatan Jawa Tengah,
Semarang.
Notoatmodjo, S., 2007, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni, Jakarta: PT.
Rineka
39
Lampiran 1. Foto Keadaan Rumah
Sebelum intervensi
sesudah intervensi
40
Gambar 2: Intervensi Kepemilikan Tempat sampah
41
Gambar 3. Keadaan lantai
42
Gambar 5. Kamar Pasien
43
Lampiran 2. Lembar informed consent
INFORMED CONSENT
1. Nama :.
2. Umur:..
3. selaku :
Responden
( )
44
Lampiran 3. Lembar Kuesioner Pretest
KUESIONER PRE-TEST
Identitas Responden
Nama Responden :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
a.Tahu
b.Ragu-ragu
c.Tidak tahu.
c. Guna-guna.
45
a. Batuk berdahak lebih dari 3 (tiga) minggu ,bercampur darah, sesak napas, rasa
nyeri dada, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan turun, berkeringat
malam walaupun tanpa kegiatan dan demam lebih dari sebulan.
a. Udara.
b. Pakaian.
c. Makanan/minuman.
c. Tidur beramai-ramai.
8. Menurut saudara/saudari cara terbaik untuk menghidari penularan terhadap orang lain
adalah
46
c.Tidak menutup mulut/hidung saat batuk/bersin dan meludah disembarang
tempat.
c. Tidak tahu.
a. Kedap air, terbuat dari bahan yang cukup keras, rata dan mudah dibersihkan.
11. Menurut saudara/saudari apakah luas ruangan tidur 8 m cukup untuk berapa orang :
a. 2 orang dewasa
b. 3 orang dewasa
c. 4 orang dewasa
a. Tempat keluar masuknya udara segar sehingga ruangan tidak pengap dan
segar.
c. Sebagai hiasan.
47
c. Hanya di ruang kamar dan depan saja.
a. Harus bersih tidak dicemari oleh asap dari pembakaran sampah atau pabrik,
dari knalpot kenderaan dan debu.
15. Menurut saudara/saudari manfaat sinar matahari pagi terhadap ruangan rumah adalah
:
b. Untuk penerangan.
c. Remang-remang
48
a. Pengobatan Tuberkulosis akan semakin baik dengan gizi yang baik.
c. Dibiarkan saja.
Responden
( )
49
Lampiran 4. Lembar kuesioner Posttest
KUESIONER POST-TEST
Identitas Responden
Nama Responden :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
a.Tahu
b.Ragu-ragu
c.Tidak tahu.
c. Guna-guna.
50
a. Batuk berdahak lebih dari 3 (tiga) minggu ,bercampur darah, sesak napas, rasa
nyeri dada, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan turun, berkeringat
malam walaupun tanpa kegiatan dan demam lebih dari sebulan.
a. Udara.
b. Pakaian.
c. Makanan/minuman.
c. Tidur beramai-ramai.
8. Menurut saudara/saudari cara terbaik untuk menghidari penularan terhadap orang lain
adalah
51
c.Tidak menutup mulut/hidung saat batuk/bersin dan meludah disembarang
tempat.
c. Tidak tahu.
a. Kedap air, terbuat dari bahan yang cukup keras, rata dan mudah dibersihkan.
11. Menurut saudara/saudari apakah luas ruangan tidur 8 m cukup untuk berapa orang :
a. 2 orang dewasa
b. 3 orang dewasa
c. 4 orang dewasa
a. Tempat keluar masuknya udara segar sehingga ruangan tidak pengap dan
segar.
c. Sebagai hiasan.
52
c. Hanya di ruang kamar dan depan saja.
a. Harus bersih tidak dicemari oleh asap dari pembakaran sampah atau pabrik,
dari knalpot kenderaan dan debu.
15. Menurut saudara/saudari manfaat sinar matahari pagi terhadap ruangan rumah adalah
:
b. Untuk penerangan.
c. Remang-remang
53
a. Pengobatan Tuberkulosis akan semakin baik dengan gizi yang baik.
c. Dibiarkan saja.
Responden
( )
54